SUN.Com adalah komunitas yang bergerak melawan korupsi melalui seni dan budaya. Komunitas ini menyuarakan pentingnya penanaman nilai-nilai anti korupsi pada masyarakat melalui berbagai kegiatan seperti lomba puisi, pentas seni, dan diskusi.
1 of 11
More Related Content
Sekilas tentang sun com
1. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
Korupsi sudah menjadi budaya. Betapa sering kita mendengar ujaran tersebut. Korupsi terjadi dimana-mana, di pasar-pasar, sekolah, kantor-kantor, bahkan di institusi keagamaan sekalipun. Korupsi pun sudah tidak kenal lagi sama jenis kelamin, tak ada tua muda, segala profesi terkontaminasi bahkan nurani dan harga diri, mati. Luluh lantak bangsa ini digerogoti dari pucuk sampai ke akar-akarnya. Seolah bangsa ini tidak ada lagi hal baik yang bisa dibanggakan. Para pemimpin sibuk berebut kekuasaan, rakyat jelata berantam untuk sesuap nasi, sekolah mahal, rumah sakit mahal, pengangguran semakin banyak, kriminalitas menjadi- jadi.
Lantas apakah kita akan membiarkan ini semua terjadi di depan mata kita, tanpa melakukan apapun?, Tidak!. Sekali lagi tidak!, masih ada harapan. Selagi Merah Putih masih berkibar, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melawannya, Melawan Budaya Korupsi dengan Budaya pula. Mau tidak mau, gerakan sosial berbasis kebudayaan harus dimasifkan. Elemen masyarakat harus bahu membahu, memikirkan dan melakukan perubahan. Jika tidak sekarang, kapan lagi?. Negeri ini adalah negeri yang kaya akan tradisi, kesenian, dan adat istiadat, yang berisi, dan penuh local wisdom.
Selain itu, bangsa ini mempunyai banyak sekali manusia-manusia kreatif yang bisa diajak bekerjasama, membangun gerakan anti korupsi, sambil mambangkik batang tarandam. Upaya pemberantasan korupsi tidak akan berhasil jika hanya memangkas yang terlihat saja. Melainkan haruslah dengan gerakan sosial yang luas, masif, dan mendalam serta mengarah kepada perubahan sosial. Gerakan ini haruslah menjadi momentum kebangkitan masyarakat melawan korupsi, untuk bersama-sama mengoreksi diri dan kondisi untuk menghadirkan kehidupan yang hakiki. Tujuan yang dibangun tidak saja sekedar perubahan sikap dan perilaku manusianya, lebih daripada itu, untuk menciptakan tatanan dunia baru, negeri yang bebas dari korupsi.
Menurut Ayu Sutarto (Sastrawan), bahwa menata bangsa bukan hanya bisa dilakukan melalui orang yang memiliki kemampuan memimpin seperti para negarawan, politisi, penegak hukum, atau aparat pemerintah, tetapi juga bisa dilakukan melalui bukan orang (sistem, ideologi) seperti dasar negara, hukum, perundang-undangan, kearifan lokal, dan berbagai bentuk produk pemikiran serta karya budaya, termasuk susastra. Apakah penataan bangsa melalui susastra bukan sesuatu yang mengada-ada, tidak mungkin, atau dicari-cari?; pertanyaaan cerdas ini bisa kita cari jawabnya. Susastra, sebagai salah satu produk kebudayaan, peradaban, dan keberadaban tentunya bukan sesuatu yang hadir sendirian. Susastra hadir bersama zaman dan manusia yang berusaha memaknai perjalanan zaman terkait.
Semangat untuk menampilkan susastra sebagai salah satu sarana untuk menata orang, komunitas, atau bangsa senyatanya sudah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu, sebelum manusia menciptakan, dan mengenal aksara. Mereka memanfaatkan tradisi lisan yang mengusung pesan-pesan mulia sebagai rujukan untuk menata kehidupan bermasyarakat. Setelah manusia mengenal tradisi tulis, pikiran dan fatwa pujangga yang dekat dengan pusat kekuasaan dan masyarakat seringkali menjadi rujukan yang terkait dengan bagaimana sebuah
2. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
kekuasaan, pemerintahan atau masyarakat dikelola agar tumbuh dan berkembang menjadi entitas atau kekuatan yang menata, tertata, dan bermanfaat.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain- lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Dan sebagian elemen kebudayaan tersebut sangat berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari-tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia, setiap daerah - masyarakatnya memiliki nilai-nilai dan estetika sendiri. Nilai dan estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif dan mampu menggerakkan perubahan.
Pandangan Bambang Widjojanto (Komisioner KPK, ada 3 (tiga) hal lainnya yang dapat dijadikan alasan bahwa berkesenian itu tidak sekedar “membaca, tampil, dan menghibur”, tetapi juga penting dan dijadikan sebagai “tonggak” bagi proses pemberantasaan korupsi, sebagai berikut; pertama: Keterlibatan masyarakat di dalam pemberantasan korupsi dijustifikasi secara hukum dan dinyatakan secara tegas di dalam perundangan. Pada Pasal 1 angka 3 UU No. 30 Tahun 2002 tentang KPK mengemukakan bahwa “serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak korupsi melalui upaya …. dengan peran serta masyarakat ….”. Dengan demikian keterlibatan para penyair Indonesia bersama KPK dan masyarakat lainnya melakukan upaya pemberantasan korupsi sesuai dengan bidang dan kompetensinya masing-masing memiliki dasar legitimasi; Kedua:, Para penyair, seniman baik tradisi, maupun seniman kontemporer dengan kompetensi yang dimilikinya sangat mungkin memberikan sumbangsih yang sangat penting untuk mengkomplementasi dan sekaligus “menggelorakan” upaya pemberantasan korupsi. Hal ini menjadi penting karena, pemberantasan korupsi tidak akan mungkin digunakan pendekatan yang bersifat represif semata. Segala upaya juga harus dipadu-padankan dengan kebijakan pencegahan serta diberikan sentuhan estetik dan humanistik sehingga menjadi gerakan yang tidak hanya spiritualistik tetapi juga kian masif dan bahkan bersifat determinasi. Ketiga:, Ada begitu banyak “ruang dan medium” yang tidak difahami dan dikuasai KPK tetapi dapat dilakukan oleh para penyair, seniman, dan budayawan. Mereka dengan kekuatan pena, kata, gerak dan rupa, pada kalimatisasinya dapat melakukan sentuhan, hentakan dan “tikaman” atas kesadaran personal dan sosial masyarakat agar kekuasaan tidak ngapusi, tidak korupsi, tidak ngurusi dirinya sendiri saja. Bukan tidak mungkin sebuah gerakan sosial pemberantasan korupsi yang bersifat struktural dilakukan dan terjadi melalui ketajaman pena dan kekuatan kata-kata yang menginsiprasi kesadaran sosial masyarakat. Dan inilah semua yang menggelitik kami.
Dengan latar belakang antara lain pandangan beliau-beliau tersebut, semakin membangkit semangat kami, sehingga, dalam sebuah obrolan santai sambil minum kopi di Taman Ismail Marzuki (TIM) terbersitlah gagasan untuk membentuk sebuah komunitas, dan lahirlah Suara Untuk Negeri Community (SUN.com) pada hari Rabu, 16 Januari 2013.
3. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
Tujuan/pesan yang ingin disampaikan oleh SUN.com, meliputi : Pengenalan nilai-nilai budaya bangsa Penanaman nilai-nilai kejujuran, keikhlasan Pemahaman nilai-nilai cinta tanah air, rela berkorban Penyemangat daya juang dan bela negara Menyebarluaskan sikap dan perilaku anti korupsi
Target/sasaran :
Adapun yang menjadi sasaran dan kelompok pengaruhnya adalah : Anak-anak usia sekolah dini (PAUD, TK, SD) Remaja (Pelajar dan Mahasiswa) Masyarakat Profesi Masyarakat Hobi Individu dan Keluarga Organisasi Masyarakat PNS dan Penyelenggara Negara
Strategi Penyampaian: Melakukan kerjasama berkelanjutan dengan para pihak Melakukan pendekatan partisipatif pada kantong-kantong Komunitas Berkolaborasi dan Intervensi ide, gagasan, serta saling hadir Social event, dan Art event melalui kalender kegiatan Gerakan Sosial secara masif
Media yang Digunakan:
Saat ini, paling tidak semangat dan intensitas kegiatan beberapa komunitas masih terjaga dengan baik, di antaranya : Taman Ismail Marzuki, Jakarta Sanggar Matahari dan Komunitas Sastra Kalimalang Komunitas Penyair Melawan Korupsi di seluruh daerah di Indonesia Ruang-ruang publik yang mudah diakses dan dekat dengan masyarakat Tempat-tempat kegiatan atau ruang terbuka media lainnya yang tidak terbatas, termasuk media baru seperti social media, media massa, cetak dan elektronik, dll.
Tujuan akhir SUN.com, tidak hanya perubahan sikap dan perilaku individu di dalam masyarakat itu sendiri, melainkan juga memunculkan dan menciptakan tatanan sosial baru yang bebas korupsi.
Dalam kegiatan-kegiatannya (murni nirlaba) berbasis pada Seni dan Budaya untuk turut menata bangsa ini. SUN.com berharap mampu menjadi jembatan dan dapat berkolaborasi
4. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
dengan lembaga utama pemberantasan korupsi (KPK) dan jejaring yang dimilikinya, serta dengan komunitas yang sudah eksis, dan banyak lagi komunitas sejenis yang sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya di daerah masing-masing, serta mengajak berbagai kalangan untuk bekerjasama dalam mencapai satu tujuan akhir kami sebagai mana tersebut di atas.
Gerakan ini akan menjadi gerakan lembut yang diharapkan dapat menjadi virus mental untuk memperbaiki kondisi dan situasi, terutama fenomena politiko-kultural yang membelit bangsa. Jika, karya-karya seni dan elemen-elemen pendukungnya diterjemahkan dalam sebuah gerakan yang dilakukan melalui riset, pengamatan, pengalaman, dan juga melibatkan partisipasi dari para pengambil keputusan, maka hal ini sepertinya akan mudah.
Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan, periodik, masif dengan menjadikan beberapa agenda masuk dalam kalender event tahunan SUN.com.
SUN.com tampil kali pertama sebagai penyelenggara bekerjasama dengan komunitas Penyair Menolak Korupsi, yang bermarkas di Solo/Surakarta, pada acara baca puisi bertajuk Puisi Menolak Korupsi (PMK) di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada tanggal 27 September 2013.
Kemudian, kami menggelar Lomba Baca “Puisi Menolak Korupsi” yang diikuti peserta dari berbagai daerah se-Indonesia, dalam rangka Hari Anti Korupsi Sedunia sekaligus acara HUT KPK RI ke-10, tanggal 9 s/d 11 Desember 2103, di Istora Senayan, Jakarta.
Berlanjut, 16 Januari 2014, tampil di IPEBI (Ikatan PegawaiBank Indonesia), jalan Kebon Sirih, Jakarta, yang digagas oleh Bapak AGUS SANTOSO (Wakil Kepala PPATK RI), yang kemudian menjadi Pembina dan Penasihat SUN.com.
Dalam Penggarapan untuk sampai akhir tahun 2014:
1. Festival Anti Korupsi 2014, 9 September 2014 dan 21 s/d 24 November2014 (acara Workshop, di gedung KPK), (acara Festival di GRJS Bulungan, Jakarta Selatan), bekerjasama dengan KPK dan pendukung lainnya;
2. Festival dalam rangka Bulan Bahasa, 25-26 Oktober 2014, di Museum Bank Indonesia, bekerjasama dengan IPEBI, dan Bank Indonesia;
3. Pentas Teater di Yogyakarta, 9 Desember 2014, dalam rangka HUT KPK RI.
5. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
Susunan Pengurus
Pembina / Penasihat : Agus Santoso, SH,LL.M
Muchammad Nadjib
Ketua : Margesti
Wakil Ketua : Andre S Putra (Ane Matahari)
Sekretaris/Bendahara : Herry Runtuwene
Team Kreatif : Andi Bersama
Amien Kamiel
Affifudin Mahwardi
F Sachkan F S
6. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
Beberapa kegiatan lainnya yang bersifat spontan dalam menyuarakan anti korupsi.
A. Lomba Baca Puisi Menolak Korupsi 2013
7. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
B. SUN.COM di IPEBI
C. Puisi Menolak Korupsi (PMK) di KPK RI
8. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
D. Membangun Manusia Indonesia Sejati”. Dalam dialog kebangsaan
9. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
E. Pementasan Puisi, Sastri Bakri bersama dengan Penyair Malaysia dan singapura di Taman Ismail Marzuki.
10. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
F. Pementasan dalam rangka hari ulang tahun BNN di bundaran HI
11. Tentang SUN.Com
Komunitas Suara Untuk Negeri: Melawan Korupsi
G. Sarasehan dan Apresiasi budaya di bekasi