2. CIRI METODE HP. PROSES
Produknya standart
Produknya dari bulan ke bulan adalah sama
Kegiatan produksi dimulai dengan
diterbitkannya perintah produksi yang
berisi tentang rencana produksi produk
standar dalam jangka waktu tertentu
Contoh : Perusahaan semen
3. METODE HP. PROSES >< PESANAN
No Perbedaan HP Pesanan HP Proses
1. Pengumpulan
biaya
produksi
Berdasarkan
Pesanan
Per departemen
produksi per periode
akuntansi
2. Perhitungan
HP.Produksi
per satuan
Total biaya yang
dikeluarkan utk
pesanan ttt
dibagi jumlah
pesanan ybs &
dilakukan saat
pesanan selesai
diproduksi
Total biaya yang
dikeluarkan selama
periode tertentu
dibagi jumlah produk
yang dihasilkan
selama periode ybs &
dilakukan setiap akhir
periode akuntansi
(biasanya akhir bulan)
4. METODE HP. PROSES >< PESANAN
No Perbedaan HP Pesanan HP Proses
3. Penggolongan
biaya produksi
Dipisahkan menjadi
BPL(B.Prod.Lgsg) dan
BPTL(B.Prod.Tdk Lgsg)
BPL dibebankan pada
produk berdasar biaya
yang sesungguhnya
terjadi, sedangkan BPTL
ditentukan bdsk tarif
yang ditentukan dimuka
Sering tidak diperlukan
pembedaan BPL & BPTL
(terutama jika hanya
memproduksi satu
macam produk).
Biasanya BFOH
dibebankan pada produk
berdasarkan pada biaya
yang sesungguhnya
terjadi
4. Unsur biaya
yang
dikelompokkan
dalam B.FOH
BFOH tdr dari : BB
Penolong,BTKTL,
B.Produksi lain selain
BB.Penolong dan BTKTL.
BFOH dibebankan pada
produk berdasarkan tarif
yang ditentukan dimuka
BFOH tdr dari B.Produksi
selain BBB BB.Penolong
dan BTK (L&TL). BFOH
dibebankan pada produk
berdasrkan pada biaya
yang sesungguhnya
terjadi
5. MANFAAT INFORMASI
HP. PRODUKSI
Menentukan harga jual produk
Memantau realisasi biaya
Menghitung laba atau rugi periodik
Menghitung HP.Persediaan Produk Jadi dan
Produk dalam Proses yang akan disajikan
dalam neraca
6. Menentukan Harga Jual Produk
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Rp XX
Taksiran biaya nonproduksi untuk jangka waktu tertentu XX +
Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu Rp XX
Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu XX :
Taksiran harga pokok produk per satuan Rp XX
Laba per unit yang diinginkan XX +
Taksiran harga jual per unit yang dibebankan kepada pembeli Rp XX
Taksiran Biaya BB Rp XX
Taksiran Biaya TKL XX
Taksiran Biaya FOH XX +
Taksiran biaya produksi Rp XX
7. Memantau realisasi biaya
Manajemen memerlukan informasi biaya produksi
yang sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan
rencana produksi ketika rencana untuk jangka waktu
tertentu tersebut telah diputuskan
Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan
informasi tersebut (apakah total biaya produksi
sesuai dengan yang telah diperhitungkan (sesuai
rencana) atau tidak
Metode yang dilakukan adalah HP.Proses
8. Rumus :
Biaya Produksi Sesungguhnya Bulan .
Biaya BB Sesungguhnya Rp XX
Biaya TK Sesungguhnya XX
Biaya FOH Sesungguhnya XX +
Total biaya produksi sesungguhnya bulan . Rp XX
9. Menghitung Laba Atau Rugi Periodik
Informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan
digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan
produksi perusahaan dalam periode tertentu
menghasilkan laba atau justru rugi
Laba atau rugi digunakan untuk mengetahui
kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi
dan menghasilkan Laba atau rugi
Metode HP.Proses digunakan oleh manajemen untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan pada periode tertentu
guna menghasilkan informasi Laba atau rugi pada tiap
periode.
10. Rumus :
Rp XX
Hasil Penjualan (harga jual per satuan X volume produk yang dijual)
Persediaan produk jadi awal Rp XX
Persediaan produk dalam proses awal Rp XX
Biaya Produksi :
Biaya BB Sesungguhnya Rp XX
Biaya TKL Sesungguhnya XX
Biaya FOH Sesungguhnya XX +
Total biaya produksi XX +
XX
Persediaan produk dalam proses akhir XX -
Harga pokok produksi XX +
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual XX
Persediaan produk jadi akhir XX -
Harga pokok produk yang dijual XX -
Laba kotor Rp XX
11. Menghitung HP.Prsd .Produk Jadi dan Produk dlm
Proses yang akan disajikan dalam neraca
Lap.Keuangan sbg pertanggungjawaban manajemen
(salah satunya adalah neraca)
Dlm neraca harus ada informasi HP.Prsd.Prdk.Jadi dan
HP.Produk yang ada pada tanggal neraca masih dalam
proses, shg perlu catatan biaya produksi tiap periode
Catatan biaya produksi tiap periode berguna bagi
manajemen untuk menentukan biaya produksi yang
melekat pada produk jadi yang belum laku dijual
(HP.Prsd.Prdk Jadi) dan produk yang masih dalam proses
pengerjaan (HP.Prsd.Prdk.Dlm Proses) pada tanggal neraca
12. Metode HP.Proses Tanpa Memperhitungkan
Persediaan Produk dalam Proses Awal
Perusahaan yang produknya diolah melalui satu
departemen
Perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari
satu departemen
Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses
terhadap perhitungan HP.Produksi per satuan, dengan
asumsi :
1. Produk hilang pada awal proses
2. Produk hilang pada akhir proses
13. Metode HP.Proses
Produk melalui satu departemen
(TIDAK ADA BDP AWAL)
Contoh :
Berikut ini adalah jumlah biaya yang
dikeluarkan selama bulan Februari 200X oleh
PT. Tiara Permata yang mengolah produknya
secara massa melalui satu departemen
produksi
14. Data Biaya Produksi
Biaya BB Rp 5,000,000
Biaya B.Penolong 7,500,000
Biaya TKL 11,250,000
Biaya FOH 16,125,000 +
Total biaya produksi Rp 39,875,000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :
Produk jadi 2000 kg
500 kg
Produk dalam proses pada akhir bulan,dengan tingkat penyelesaian sbb:
Biaya BB: 100%, Biaya B.Penolong 100%, Biaya TK 50 %
Biaya FOH 30 %
15. Data Untuk Perhitungan HP.Produksi Per Satuan
Masuk ke dalam proses : 2,500 kg
Produk jadi : 2,000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg
Bagaimana menghitung
HP.produk jadi yg ditransfer
ke gudang dan HP.Prsd.Produk
dlm Proses yg pada akhir
periode Belum selesai
16. Perhitungan HP Per Satuan
Unit
Ekuivalensi
Total
Biaya
Biaya Produksi
Per Satuan
(2) (3)
(4) = (2) : (3)
Rp 5,000,000 2,500 Rp 2,000
7,500,000 2,500 3,000
11,250,000 2,250 5,000
16,125,000 2,150 7,500
Rp 39,875,000 Rp 17,500
* Unit Ekuivalensi : produk jadi + (produk dalam proses x % penyelesaian)
17. PERHITUNGAN HP.PRODUK JADI DAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES
Harga pokok produk jadi : 17,500
2,000 X Rp 35,000,000
Harga pokok persediaan dalam proses :
Biaya bahan baku 100 % 500 X Rp 2,000 = Rp
Biaya bahan penolong 100 % 500 X Rp 3,000 =
Biaya tenaga kerja 50 % 500 X Rp 5,000 =
Biaya FOH 30 % 500 X Rp 7,500 =
4,875,000
1,000,000
1,500,000
1,250,000
1,125,000
Jumlah biaya produksi bulan Februari 2006 Rp 39,875,000
18. Laporan Biaya Produksi
2,500
2,000
500
PT. TIARA PERMATA
Laporan Biaya Produksi Bulan Februari 2006
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah produk yang dihasilkan 2,500
Biaya yang dibebankan dalam bulan Februari 2006
Total Per kg
Biaya BB Rp 5,000,000 Rp 2,000
Biaya B.Penolong 7,500,000 3,000
Biaya TK 11,250,000 5,000
Biaya FOH 16,125,000 7,500
Jumlah Rp 39,875,000 Rp 17,500
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
2000 kg @ Rp 17500 Rp 35,000,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Biaya BB Rp 1,000,000
Biaya B.Penolong 1,500,000
Biaya TK 1,250,000
Biaya FOH 1,125,000
4,875,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan bulan Februari 2006 Rp 39,875,000
19. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Brg.Dlm.Proses-BBB Rp 5,000,000
Persediaan BB Rp 5,000,000
2. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong:
Brg.Dlm.Proses-BB.Penolong Rp 7,500,000
Persediaan B.Penolong Rp 7,500,000
3. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Brg.Dlm.Proses-BTK Rp 11,250,000
Gaji & Upah Rp 11,250,000
4. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik :
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Rp 16,125,000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 16,125,000
20. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk Jadi yang ditransfer ke gudang:
Persediaan produk jadi Rp 35,000,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Rp 4,000,000 *
Brg.Dlm.Proses-BB.Penolong 6,000,000 *
Brg.Dlm.Proses-BTK 10,000,000 *
Brg.Dlm.Proses-B.FOH 15,000,000 *
* Produk jadi X Biaya per satuan
6. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah pada akhir bulan Februari 2006:
Persediaan produk dalam proses Rp 4,875,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Rp 1,000,000
Brg.Dlm.Proses-BB.Penolong 1,500,000
Brg.Dlm.Proses-BTK 1,250,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH 1,125,000
21. Metode HP.Proses Produk
melalui lebih dari satu departemen
(TIDAK ADA BDP AWAL)
Untuk Departemen I, perhitungan biaya produksinya sama
dengan untuk satu departemen
Untuk departemen berikutnya perhitungannya bersifat
kumulatif
HP.Produk departemen setelah departemen I meliputi :Biaya
produksi yang dibawa dari departemen I dan Biaya produksi
departemen setelah departemen I (Dep.ybs)
Contoh :
Berikut ini adalah jumlah biaya yang
dikeluarkan selama bulan Februari 200X oleh
PT. Tiara Permata yang mengolah produknya
melalui dua departemen (A & B)
22. Data biaya produksi departemen A & B
Departemen A Departemen B
Dimasukkan dalam proses 35,000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30,000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Gudang 24,000 kg
Produk dalam proses akhir bulan 6,000 kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Februari 200X :
B.Bahan Baku Rp 70,000 Rp 0
B.Tenaga Kerja 155,000 270,000
B.FOH 248,000 405,000
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir:
B.Bahan Baku 100 % -
B.Konversi 20 % 50 %
23. Perhitungan HP.Per Satuan departemen A
Unsur Unit
Total
Biaya
Biaya Produksi Ekuivalensi
(1) (3)
Biaya Produksi
Per Satuan
(2) (4) = (2) : (3)
Bahan Baku Rp 70,000 35,000 Rp 2
B Tenaga Kerja 155,000 31,000 5
FOH 248,000 31,000 8
Total Rp 473,000 Rp 15
24. Perhitungan Hp.Produk Selesai
Yang Ditransfer Ke Departemen B
Dan Persediaan Produk Dalam Proses
HP.produk selesai yg ditransfer ke Dep.B:
30,000 X 15 Rp 450,000
Harga pokok persediaan dalam proses akhir:
Biaya bahan baku 100 % 5,000 X Rp 2 = Rp 10,000
Biaya tenaga kerja 20 % 5,000 X Rp 5 = 5,000
Biaya FOH 20 % 5,000 X Rp 8 = 8,000
23,000
Jumlah biaya produksi bulan Februari 200X Rp 473,000
25. Laporan Biaya Produksi Departemen A
35,000 kg
30,000 kg
5,000 kg
PT. TIARA PERMATA
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Februari 200X
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah produk yang dihasilkan 35,000 kg
Biaya yang dibebankan Dep A dalam bulan Februari 200X
Total Per kg
Biaya BB Rp 70,000 Rp 2
Biaya TK 155,000 5
Biaya FOH 248,000 8
Jumlah Rp 473,000 Rp 15
Perhitungan Biaya
HP.produk jadi yg ditransfer ke Departemen B
30,000 kg @ Rp 15 Rp 450,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya BB Rp 10,000
Biaya TK 5,000
Biaya FOH 8,000
23,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. A bulan Februari 200X Rp 473,000
26. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen A
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 70,000
Persediaan BB Rp 70,000
2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A Rp 155,000
Gaji & Upah Rp 155,000
3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik :
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A Rp 248,000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 248,000
27. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen A
4. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk Jadi yang ditransfer ke Dep.B:
Persediaan produk jadi Rp 450,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 60,000 *
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A 150,000 *
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A 240,000 *
* Produk jadi X Biaya per satuan
5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah Dep. A pada akhir bulan Februari 2006:
Persediaan produk dalam proses Rp 23,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 10,000
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A 5,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A 8,000
28. Perhitungan HP.Per Satuan departemen B
Unsur Unit
Total Biaya Produksi
Biaya Per Satuan
Biaya Produksi Ekuivalensi
(1) (3)
(2) (4) = (2) : (3)
B Tenaga Kerja 270,000 27,000 10
FOH 405,000 27,000 15
Total Rp 675,000 Rp 25
29. Perhitungan Hp.Produk Jadi
Dan Produk Dalam Proses Departemen B
HP.produk selesai yg ditransfer ke Dep.B:
HP.dari Departemen A 24,000 X 15 Rp 360,000
Biaya yg ditambahkan oleh Departemen B:
24,000 X 25 600,000
Total HP.Produk jadi yang ditransfer ke gudang
24,000 X 40 Rp 960,000
HP.dari Departemen A 6,000 X 15 Rp 90,000
Biaya yg ditambahkan oleh Departemen B:
Biaya TK 50 % 6,000 X Rp 10 = Rp 30,000
Biaya FOH 50 % 6,000 X Rp 15 = 45,000
Rp 75,000
Rp 165,000
Rp 1,125,000
Harga pokok persediaan dalam proses akhir:
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan Februari 200X
30. Laporan Biaya Produksi Departemen B
30,000 kg
24,000 kg
6,000 kg
PT. TIARA PERMATA
Laporan Biaya Produksi Departemen B Bulan Februari 200X
Data Produksi
Diterima dari Departemen A
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah produk yang dihasilkan 30,000 kg
Biaya yang dibebankan Dep B dalam bulan Februari 200X
Total Per kg
Harga Pokok dari departemen A 30,000 kg Rp 450,000 Rp 15
Biaya yang ditambahkan Departemen B
Biaya TK 270,000 10
Biaya FOH 405,000 15
Jumlah Biaya yang ditambahkan Departemen B Rp 675,000 Rp 25
Total biaya kumulatif Departemen B Rp 1,125,000 Rp 40
Perhitungan Biaya
HP.produk jadi yg ditransfer ke gudang :
24,000 kg @ Rp 40 Rp 960,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Harga Pokok dari departemen A 15 X 6,000 90,000
Biaya yang ditambahkan Departemen B
Biaya TK 30,000
Biaya FOH 45,000
165,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. B bulan Februari 200X Rp 1,125,000
31. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen B
1. Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari Departemen A:#
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.B Rp 450,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 60,000
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A 150,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A 240,000
# Lihat Jurnal Departemen A
2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.B Rp 270,000
Gaji & Upah Rp 270,000
3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik :
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.B Rp 405,000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 405,000
32. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen B
4. Jurnal untuk mencatat HP.Produk Jadi yang ditransfer oleh Dep.B ke gudang:
Persediaan produk jadi Rp 960,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.B Rp 360,000 *
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.B 240,000 **
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.B 360,000 ***
* Produk jadi X HP.Produksi per kg dari Departemen A
** Produk jadi X BTK yang ditambahkan oleh Departemen B
*** Produk jadi X BFOH yang ditambahkan oleh Departemen B
5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah Dep. B pada akhir bulan Februari 200X:
Persediaan produk dalam proses-Dep. B Rp 165,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.B Rp 90,000
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.B 30,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.B 45,000
33. Prosedur Perhitungan Harga Pokok
Proses (Ada persediaan BDP awal)
1. Mengumpulkan data produksi untuk periode
tertentu.
Produk selesai dihitung dg formula sbb:
Persediaan BDP awal xxx
Produk masuk proses periode ini xxx
Total unit yang diproses xxx
Persediaan BDP akhir (xxx)
Produk selesai xxx
34. Contoh:
PT Aquana memproduksi air mineral dengan
merk Fresh. Perusahaan ini memiliki BDP per
1 Januari 2008 sebanyak 10.000 liter dan
dalam bulan Januari 2008 perusahaan
memproses 50.000 liter. Pada akhir bulan
Januari 2008 perusahaan memiliki BDP akhir
sebanyak 20.000 liter.
Diminta: berapa liter produk selesai selama
bulan Januari 2008?
35. Jawab:
Produk selesai dihitung dg formula sbb:
Persediaan BDP awal 10.000 l
Produk masuk proses periode ini 50.000 l
Total unit yang diproses 60.000 l
Persediaan BDP akhir (20.000 l)
Produk selesai 40.000 l
36. 2. Menghitung unit setara (equivalent units).
3. Mengumpulkan BBB, BTKL dan BOP selama
periode tertentu.
4. Menghitung HP per unit untuk setiap unsur
biaya produksi.
5. Menghitung HP produk selesai yang
dipindahkan ke gudang atau departemen
berikutnya dan harga pokok produk yang
belum selesai pada akhir periode (persediaan
BDP akhir).
37. Perlakuan Persediaan BDP awal
Persediaan BDP awal adalah persediaan yang
berasal dari produk yang diproses pada
periode lalu dan belum selesai sampai akhir
periode.
Perlakuan dengan metode rata-rata (average
cost method) dan metode masuk pertama
keluar pertama (MPKP/FIFO).
38. Metode HP rata-rata
1. Produk selesai dan BDP akhir tidak dibedakan
apakah berasal dari BDP awal atau produk
masuk proses periode ini.
2. Total biaya untuk setiap elemen biaya
produksi dihitung dengan menambahkan
masing-masing elemen biaya BDP awal (biaya
yang terjadi periode lalu) dengan biaya
produksi yang terjadi periode ini.
39. Metode MPKP / FIFO
1. Persediaan BDP awal diasumsikan diproses
lebih dahulu dan setelah selesai baru
dilakukan pemrosesan terhadap produk
masuk proses periode ini.
2. Biaya produksi (harga pokok) BDP awal
dipisahkan dari biaya produksi yang terjadi
periode ini.
40. Laporan Harga Pokok Produksi
Digunakan untuk menghitung harga pokok
produksi.
Terdiri dari 3 bagian:
- Data produksi
- Biaya dibebankan
- Elemen biaya produksi
41. Formula data produksi:
Produk Masuk Proses + BDP awal = Produk Selesai + BDP Akhir
Elemen biaya produksi dg metode HP rata-rata:
HP BDP Awal Biaya Produksi
Periode ini
Total Biaya Produksi
BBB xxx xxx xxx
BTKL xxx xxx xxx
BOP xxx xxx xxx
TOTAL xxx xxx xxx
42. Elemen biaya produksi dg metode FIFO:
Total Biaya Produksi
HP BDP Awal xxx
Biaya periode ini:
BBB xxx
BTKL xxx
BOP xxx
TOTAL xxx
43. Unit setara (equivalent units)
adalah perkiraan unit selesai dengan
menggunakan biaya yang telah terjadi.
Persentase penyelesaian
adalah persentase penyerapan biaya produksi
oleh persediaan BDP
Misal persediaan BDP akhir 20.000 liter dengan
tingkat penyelesaian BB, BTK dan BOP 40%.
Unit equivalen?
44. Perhitungan unit equivalen dengan
menggunakan metode HP rata-rata:
Unit equivalen = produk selesai + (persd. BDP
akhir x persentase penyelesaian)
45. Contoh:
PT A quana memp. persediaan BDP awal
10.000 liter (BB 100%, BTK 50% dan BOP 40%),
produk masuk proses 50.000 liter, produk
selesai 40.000 liter dan persediaan BDP akhir
20.000 liter (BB 100%, BTK 60% dan BOP 30%).
Berapa unit equivalen untuk masing-masing
elemen biaya produksi dengan metode harga
pokok rata-rata?
46. Jawab:
Unit equivalen = produk selesai + (persd. BDP
akhir x persentase penyelesaian)
BB = 40.000 l + (20.000 l x 100%) = 60.000 l
TKL= 40.000 l + (20.000 l x 60%) = 52.000 l
BOP= 40.000 l + (20.000 l x 30%) = 46.000 l
47. Perhitungan unit equivalen dengan
menggunakan metode FIFO:
Unit equivalen = Persediaan BDP awal x %-tase
penyelesaian yang diperlukan + produk selesai
dari proses periode ini + persediaan BDP Akhir
x %-tase penyelesaian
48. Dengan contoh yang sama hitung unit
ekuivalen dengan metode FIFO
Unit equivalen = Persediaan BDP awal x %-tase
penyelesaian yang diperlukan + produk selesai dari
proses periode ini + persediaan BDP Akhir x %-tase
penyelesaian
BB = (10.000 x 100%) + 40.000 + (20.000 x 100%) =
70.000
TKL = (10.000 x 50%) + 40.000 + (20.000 x
60%) = 57.000
. BOP = (10.000 x 40%) + 40.000 + (20.000 x 30%) =
50.000
49. Harga Pokok Produk per unit
Biaya per unit untuk setiap elemen produksi
= Total biaya utk setiap elemen biaya prod.
Unit equivalen
50. Misal dari contoh sebelumnya (PT Aquana),
diketahui biaya produksinya sbb:
Biaya periode
lalu
(HP BDP
awal)
Berapakah HP produk per unit dengan menggunakan metode HP rata-rata
dan MPKP/FIFO?
Biaya periode
ini
TOTAL
BBB 3.000.000 15.000.000 18.000.000
BTK 1.200.000 4.000.000 5.200.000
BOP 3.200.000 6.000.000 9.200.000
Total 7.400.000 25.000.000 32.400.000
51. Jawab: Metode Rata-rata
Biaya yg dibebankan ke Dep:
Persediaan awal: Total By UE By/unit
BB 3 jt
TKL 1,2 jt
BOP 3,2 jt
7,4 jt
Biaya periode berjln
BB 15 jt 60.000 300
TKL 4 jt 52.000 100
BOP 6 jt 46.000 200
25 jt
Total biaya 32,4 jt 600
52. Jawab: Metode FIFO
Biaya yg dibebankan ke Dep:
Persediaan awal: Total By UE By/unit
BB 3 jt
TKL 1,2 jt
BOP 3,2 jt
7,4 jt
Biaya periode berjln
BB 15 jt 70.000 214.29
TKL 4 jt 57.000 70.18
BOP 6 jt 50.000 120
25 jt
Total biaya 32,4 jt 404.47
53. Masih dengan contoh PT Aquana, hitung Biaya
yang diperhitungkan (dengan metode HP rata-rata
dan MPKP) dan buat Laporan HP Produksi
dengan 2 metode tersebut.
54. Pengaruh Produk Hilang Dalam Proses Terhadap
Perhitungan HP.Produk Per Satuan
Tidak semua produk yang diolah dapat
menjadi produk yang baik dan memenuhi
standart yang ditetapkan, ada kemungkinan
terjadinya produk yang hilang
Berdasarkan saat terjadinya kehilangan :
* Hilang di awal proses
* Hilang di akhir proses
55. Produk Hilang di awal proses
PT. TIARA PERMATA
DATA PRODUKSI DAN BIAYA DEPARTEMEN A DAN DEPARTEMEN B
Departemen A Departemen B
Dimasukkan dalam proses 1,000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Gudang
Produk dalam proses akhir bulan 400 kg
Penyelesaian sbb :
B.Bahan Baku& Penolong 100 % biaya konversi 40 % 200 kg -
B.Bahan Penolong 60 % biaya konversi 50 % -
100 kg
Produk hilang pada awal proses 100 kg 200 kg
56. Produk Hilang di awal proses
BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A DAN DEPARTEMEN B
Departemen A Departemen B
B.Bahan Baku Rp 22,500 Rp -
B.Bahan Penolong 26,100 16,100
B.Tenaga Kerja 35,100 22,500
B.FOH 46,800 24,750
Jumlah Biaya Produksi Rp 130,500 Rp 63,350