9. This is a SOCIAL transformation that
impacts all institutions business among
them.
The Social Customer
10. Two Criteria of Social Customer
Uses social technologies
with regular frequency
People who are equipped
with the tools to talk about
a brand to other
cunsumers (their
"follower" or "friends",
usually) in an uncensored
environment.
11. !11
Mengapa Mobile Digital? *Ericsson Riset 2014
Agar dapat terhubung terus (stay in contact)
Menguatkan kegiatan bisnis (business enabler)
Simbol modernitas kehidupan seseorang (symbol of
modernity)
Kemampuannya menembus batas-batas sosial (social
boundaries)
12. !12
Perkembangan teknologi komunikasi online ternyata cukup untuk
mengubah peta bisnis Indonesia. Partisipasi sebanyak itu dalam dunia
digital menimbulkan gairah besar dalam jejaring sosial dengan dampak;
membentuk kekuatan promosi baru (buzzword via
viral word communication),
Menimbulkan kekuatan baru dalam
kewirausahaan,
menumbuhkan cara baru berusaha (online store),
termasuk melahirkan publik figur baru.
14. !14
Prosumer?
Era prosumer, yaitu ketika seseorang dapat menjadi
producer sekaligus menjadi consumer informasi dalam
waktu yang nyaris bersamaan.
Hanya dengan bermodalkan mailing-list, blog, forum
online, online social media ataupun status Facebook,
siapapun bisa menjadi sumber informasi bagi pihak pihak
lain, yang kemudian dilengkapi dan diteruskan oleh pihak
lain sebagai sebuah efek domino yang berkelanjutan.
15. !15
Prosumer di Indonesia, muncul karena gejala-gejala
ekonomi yang ditandai oleh empat pilar besar, yakni:
Pendapatan perkapita yang menyentuh US$3.000 (spending power) -
mulai tahun 2011.
Jumlah ponsel yang mendekati populasi, dan 78% di antaranya
mempunyai kapasitas mengakses jejaring sosial (social network
capacity).
Munculnya Gen C yang cepat berubah karena terhubung satu
dengan yang lainnya.
16. !16
Keempat pilar tersebut berpengaruh pada
perilaku konsumen (consumer behavior) dan
perilaku bisnis (business behavior) bagian dari
stakeholder penting bagi praktisi PR
Salah satu fakta yang
menjadikan posisi PR di masa
depan makin strategis bagi
Organisasi (Perusahaan)
18. !18
must to know!
Strategi Digital yang efektif memang tidak bisa
disamaratakan untuk semua bidang, baik itu untuk brand,
gerakan sosial, maupun kampanye untuk sebuah produk
startup.
Setiap industri pasti memiliki environment dan insight
(cara pandang) yang berbeda.
19. !19
1
Diawali dari sebuah insight yang kuat. Insight yang powerful bisa
didapat dari riset yang benar.
Sebelum memulai riset, seorang PR Strategist (orang yang
bertanggung jawab dalam menyusun strategi) harus benar-benar
bisa menggali insight dari brand & produk itu sendiri, target
audience, dan market.
Berawal dari Konsep yang jelas
20. !20
2
Strategi Digital yang sukses ternyata tidak harus menggunakan
semua channel untuk melakukan promosi. Belum tentu setiap
channel itu pas dengan Target Audience. Apakah website ternyata
menjadi channel utama, dan Social Media / mobile yang menjadi
channel pendukung, atau bisa sebaliknya.
Ketika memilih Social Media (SM) pun sebaiknya dipikirkan SM
mana yang sesuai dengan komunikan. Ya kita tahu bahwa Indonesia
menjadi pengguna Facebook kedua tertinggi di dunia, dan menjadi
Negara paling cerewet di Twitter, tapi apakah benar itu channel yang
pas untuk produk kita? Belum tentu.
Menentukan Channel Utama dan
Supporting Channel yang Tepat
21. !21
3
Banyak strategi digital yang gagal kena di hati audience karena
hal yang sederhana: Konsistensi. Banyak brand yang melakukan
A, B, C Campaign, tapi dalam setiap campaign tidak ada
konsistensi dari sisi message dan tone. Disamping itu,
inkonsistensi terlihat jelas antara Digital dan ATL (Above-The-
Line)/BTL.
Buatlah fase campaign yang terintegrasi antara online dan offline.
Pilih jenis campaignnya, apakah digital driven yang berarti ATL/
BTL sebagai support, atau sebaliknya.
Fase Campaign yang terarah, Mempunyai
Benang Merah dan sesuai Marketing Plan
22. !22
4
Konten yang bisa meluluhkan, menginspirasi, dan mempengaruhi
konsumen adalah suatu keharusan. Konten tersebut bisa masuk
ke dalam alam bawah sadar sehingga membuat mereka
membicarakan, membeli, bahkan mencintai sebuah brand &
produk. Konten yang seperti ini harus konten yang original.
Konten yang original bukan berarti konten tersebut benar-benar
asli dan tidak bisa ditemui dimanapun, tetapi konten yang
mengambil angle lain yang sesuai dengan Target Audience.
Orisinalitas Konten
23. !23
5
Kita akan tahu bahwa strategi digital yang dibuat apakah
berhasil dan efektif berdasarkan hasil yang kita dapat.
Tapi hasil yang seperti apa? Bagaimana untuk
mengetahui hasilnya (Output dan Outcome)? Pertanyaan
seperti ini bisa kita jawab ketika kita mempunyai sebuah
kerangka pengukuran / Measurement Framework
Measurement Framework