際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
!1
Online Campaign on Marketing Public Relations
Fikom,
Moestopo,
2019
Yudhie Setiawan, M.Si
+
Sumber: Majalah Mix edisi Januari 2018
Positive BuzzWord
on Online Media
!3
Public Relations di Era On-line
+
Pemasaran
=
Goes to Digital Campaign
+
Campaign Media
!5
Di sisi lain, jumlah
pemakai ponsel
Indonesia pun
meledak.
78% di antaranya dapat
mengakses internet
Welcome to the Era of the Social Customer
21st Century Edition
The Social Customer
The reference
This is a SOCIAL transformation that
impacts all institutions  business among
them.
The Social Customer
Two Criteria of Social Customer
Uses social technologies
with regular frequency
People who are equipped
with the tools to talk about
a brand to other
cunsumers (their
"follower" or "friends",
usually) in an uncensored
environment.
!11
Mengapa Mobile Digital? *Ericsson Riset 2014
 Agar dapat terhubung terus (stay in contact)
 Menguatkan kegiatan bisnis (business enabler)
 Simbol modernitas kehidupan seseorang (symbol of
modernity)
 Kemampuannya menembus batas-batas sosial (social
boundaries)
!12
Perkembangan teknologi komunikasi online ternyata cukup untuk
mengubah peta bisnis Indonesia. Partisipasi sebanyak itu dalam dunia
digital menimbulkan gairah besar dalam jejaring sosial dengan dampak;
 membentuk kekuatan promosi baru (buzzword via
viral word communication),
 Menimbulkan kekuatan baru dalam
kewirausahaan,
 menumbuhkan cara baru berusaha (online store),
 termasuk melahirkan publik figur baru.
!13
l
Selamat Datang di
Era Prosumer!
!14
Prosumer?
 Era prosumer, yaitu ketika seseorang dapat menjadi
producer sekaligus menjadi consumer informasi dalam
waktu yang nyaris bersamaan.
 Hanya dengan bermodalkan mailing-list, blog, forum
online, online social media ataupun status Facebook,
siapapun bisa menjadi sumber informasi bagi pihak pihak
lain, yang kemudian dilengkapi dan diteruskan oleh pihak
lain sebagai sebuah efek domino yang berkelanjutan.
!15
Prosumer di Indonesia, muncul karena gejala-gejala
ekonomi yang ditandai oleh empat pilar besar, yakni:
 Pendapatan perkapita yang menyentuh US$3.000 (spending power) -
mulai tahun 2011.
 Jumlah ponsel yang mendekati populasi, dan 78% di antaranya
mempunyai kapasitas mengakses jejaring sosial (social network
capacity).
 Munculnya Gen C yang cepat berubah karena terhubung satu
dengan yang lainnya.
!16
Keempat pilar tersebut berpengaruh pada
perilaku konsumen (consumer behavior) dan
perilaku bisnis (business behavior)  bagian dari
stakeholder penting bagi praktisi PR
Salah satu fakta yang
menjadikan posisi PR di masa
depan makin strategis bagi
Organisasi (Perusahaan)
!17
So, lets get strategic on Online MPR Campaign
!18
must to know!
 Strategi Digital yang efektif memang tidak bisa
disamaratakan untuk semua bidang, baik itu untuk brand,
gerakan sosial, maupun kampanye untuk sebuah produk
startup.
 Setiap industri pasti memiliki environment dan insight
(cara pandang) yang berbeda.
!19
1
Diawali dari sebuah insight yang kuat. Insight yang powerful bisa
didapat dari riset yang benar.
Sebelum memulai riset, seorang PR Strategist (orang yang
bertanggung jawab dalam menyusun strategi) harus benar-benar
bisa menggali insight dari brand & produk itu sendiri, target
audience, dan market.
Berawal dari Konsep yang jelas
!20
2
 Strategi Digital yang sukses ternyata tidak harus menggunakan
semua channel untuk melakukan promosi. Belum tentu setiap
channel itu pas dengan Target Audience. Apakah website ternyata
menjadi channel utama, dan Social Media / mobile yang menjadi
channel pendukung, atau bisa sebaliknya.
 Ketika memilih Social Media (SM) pun sebaiknya dipikirkan SM
mana yang sesuai dengan komunikan. Ya kita tahu bahwa Indonesia
menjadi pengguna Facebook kedua tertinggi di dunia, dan menjadi
Negara paling cerewet di Twitter, tapi apakah benar itu channel yang
pas untuk produk kita? Belum tentu.
Menentukan Channel Utama dan
Supporting Channel yang Tepat
!21
3
 Banyak strategi digital yang gagal kena di hati audience karena
hal yang sederhana: Konsistensi. Banyak brand yang melakukan
A, B, C Campaign, tapi dalam setiap campaign tidak ada
konsistensi dari sisi message dan tone. Disamping itu,
inkonsistensi terlihat jelas antara Digital dan ATL (Above-The-
Line)/BTL.
 Buatlah fase campaign yang terintegrasi antara online dan offline.
Pilih jenis campaignnya, apakah digital driven yang berarti ATL/
BTL sebagai support, atau sebaliknya.
Fase Campaign yang terarah, Mempunyai
Benang Merah dan sesuai Marketing Plan
!22
4
 Konten yang bisa meluluhkan, menginspirasi, dan mempengaruhi
konsumen adalah suatu keharusan. Konten tersebut bisa masuk
ke dalam alam bawah sadar sehingga membuat mereka
membicarakan, membeli, bahkan mencintai sebuah brand &
produk. Konten yang seperti ini harus konten yang original.
 Konten yang original bukan berarti konten tersebut benar-benar
asli dan tidak bisa ditemui dimanapun, tetapi konten yang
mengambil angle lain yang sesuai dengan Target Audience.
Orisinalitas Konten
!23
5
 Kita akan tahu bahwa strategi digital yang dibuat apakah
berhasil dan efektif berdasarkan hasil yang kita dapat.
Tapi hasil yang seperti apa? Bagaimana untuk
mengetahui hasilnya (Output dan Outcome)? Pertanyaan
seperti ini bisa kita jawab ketika kita mempunyai sebuah
kerangka pengukuran / Measurement Framework
Measurement Framework
!24
!25
Some Examples
KLM Club China
Pertamina goes to 140 characters
+
#AdaAqua Campaign
!29
Terima kasih......
www.slideshare.net/judhie

More Related Content

Kampanye PR

  • 1. !1 Online Campaign on Marketing Public Relations Fikom, Moestopo, 2019 Yudhie Setiawan, M.Si
  • 2. + Sumber: Majalah Mix edisi Januari 2018 Positive BuzzWord on Online Media
  • 3. !3 Public Relations di Era On-line + Pemasaran = Goes to Digital Campaign
  • 5. !5 Di sisi lain, jumlah pemakai ponsel Indonesia pun meledak. 78% di antaranya dapat mengakses internet
  • 6. Welcome to the Era of the Social Customer 21st Century Edition
  • 9. This is a SOCIAL transformation that impacts all institutions business among them. The Social Customer
  • 10. Two Criteria of Social Customer Uses social technologies with regular frequency People who are equipped with the tools to talk about a brand to other cunsumers (their "follower" or "friends", usually) in an uncensored environment.
  • 11. !11 Mengapa Mobile Digital? *Ericsson Riset 2014 Agar dapat terhubung terus (stay in contact) Menguatkan kegiatan bisnis (business enabler) Simbol modernitas kehidupan seseorang (symbol of modernity) Kemampuannya menembus batas-batas sosial (social boundaries)
  • 12. !12 Perkembangan teknologi komunikasi online ternyata cukup untuk mengubah peta bisnis Indonesia. Partisipasi sebanyak itu dalam dunia digital menimbulkan gairah besar dalam jejaring sosial dengan dampak; membentuk kekuatan promosi baru (buzzword via viral word communication), Menimbulkan kekuatan baru dalam kewirausahaan, menumbuhkan cara baru berusaha (online store), termasuk melahirkan publik figur baru.
  • 14. !14 Prosumer? Era prosumer, yaitu ketika seseorang dapat menjadi producer sekaligus menjadi consumer informasi dalam waktu yang nyaris bersamaan. Hanya dengan bermodalkan mailing-list, blog, forum online, online social media ataupun status Facebook, siapapun bisa menjadi sumber informasi bagi pihak pihak lain, yang kemudian dilengkapi dan diteruskan oleh pihak lain sebagai sebuah efek domino yang berkelanjutan.
  • 15. !15 Prosumer di Indonesia, muncul karena gejala-gejala ekonomi yang ditandai oleh empat pilar besar, yakni: Pendapatan perkapita yang menyentuh US$3.000 (spending power) - mulai tahun 2011. Jumlah ponsel yang mendekati populasi, dan 78% di antaranya mempunyai kapasitas mengakses jejaring sosial (social network capacity). Munculnya Gen C yang cepat berubah karena terhubung satu dengan yang lainnya.
  • 16. !16 Keempat pilar tersebut berpengaruh pada perilaku konsumen (consumer behavior) dan perilaku bisnis (business behavior) bagian dari stakeholder penting bagi praktisi PR Salah satu fakta yang menjadikan posisi PR di masa depan makin strategis bagi Organisasi (Perusahaan)
  • 17. !17 So, lets get strategic on Online MPR Campaign
  • 18. !18 must to know! Strategi Digital yang efektif memang tidak bisa disamaratakan untuk semua bidang, baik itu untuk brand, gerakan sosial, maupun kampanye untuk sebuah produk startup. Setiap industri pasti memiliki environment dan insight (cara pandang) yang berbeda.
  • 19. !19 1 Diawali dari sebuah insight yang kuat. Insight yang powerful bisa didapat dari riset yang benar. Sebelum memulai riset, seorang PR Strategist (orang yang bertanggung jawab dalam menyusun strategi) harus benar-benar bisa menggali insight dari brand & produk itu sendiri, target audience, dan market. Berawal dari Konsep yang jelas
  • 20. !20 2 Strategi Digital yang sukses ternyata tidak harus menggunakan semua channel untuk melakukan promosi. Belum tentu setiap channel itu pas dengan Target Audience. Apakah website ternyata menjadi channel utama, dan Social Media / mobile yang menjadi channel pendukung, atau bisa sebaliknya. Ketika memilih Social Media (SM) pun sebaiknya dipikirkan SM mana yang sesuai dengan komunikan. Ya kita tahu bahwa Indonesia menjadi pengguna Facebook kedua tertinggi di dunia, dan menjadi Negara paling cerewet di Twitter, tapi apakah benar itu channel yang pas untuk produk kita? Belum tentu. Menentukan Channel Utama dan Supporting Channel yang Tepat
  • 21. !21 3 Banyak strategi digital yang gagal kena di hati audience karena hal yang sederhana: Konsistensi. Banyak brand yang melakukan A, B, C Campaign, tapi dalam setiap campaign tidak ada konsistensi dari sisi message dan tone. Disamping itu, inkonsistensi terlihat jelas antara Digital dan ATL (Above-The- Line)/BTL. Buatlah fase campaign yang terintegrasi antara online dan offline. Pilih jenis campaignnya, apakah digital driven yang berarti ATL/ BTL sebagai support, atau sebaliknya. Fase Campaign yang terarah, Mempunyai Benang Merah dan sesuai Marketing Plan
  • 22. !22 4 Konten yang bisa meluluhkan, menginspirasi, dan mempengaruhi konsumen adalah suatu keharusan. Konten tersebut bisa masuk ke dalam alam bawah sadar sehingga membuat mereka membicarakan, membeli, bahkan mencintai sebuah brand & produk. Konten yang seperti ini harus konten yang original. Konten yang original bukan berarti konten tersebut benar-benar asli dan tidak bisa ditemui dimanapun, tetapi konten yang mengambil angle lain yang sesuai dengan Target Audience. Orisinalitas Konten
  • 23. !23 5 Kita akan tahu bahwa strategi digital yang dibuat apakah berhasil dan efektif berdasarkan hasil yang kita dapat. Tapi hasil yang seperti apa? Bagaimana untuk mengetahui hasilnya (Output dan Outcome)? Pertanyaan seperti ini bisa kita jawab ketika kita mempunyai sebuah kerangka pengukuran / Measurement Framework Measurement Framework
  • 24. !24
  • 27. Pertamina goes to 140 characters