Impiku sangat tidak sederhana, sangat naif, dan utopis.
Adalah untuk sempat menyumbangkan sebenih ide lagi tentang perdamaian untuk bumi, dan meneteskan sebagian peluh, darah, dan air mataku di atas jalannya.
Lalu, setelah Aku puas, sesegera mungkin pensiun dini dari pergulatan kota dan lingkaran setan hariannya, untuk tidur dan bangun setiap hari di tengah-tengah bertumpuk lembar kisah-kisah dan petunjuk-petunjuk di salahsatu sudut istana ter-tidak-terkenal di tanah merah pertiwi ini.
Dan lagi sebelum menyaksikan satu pun rambut putihiku rontok ke pangkuan, Aku sempat menikmati pernikahan putra-putriku dengan para raja dan ratu dari bumi yang lain, tetapi yang mirip diriku.
Pas
We鈥檝e updated our privacy policy so that we are compliant with changing global privacy regulations and to provide you with insight into the limited ways in which we use your data.
You can read the details below. By accepting, you agree to the updated privacy policy.
