Dokumen tersebut membahas tentang pengertian globalisasi dalam bidang sosial budaya, pengaruh positif dan negatifnya, serta cara menyikapi globalisasi. Globalisasi dapat membawa pengaruh buruk seperti masuknya budaya Barat yang menimbulkan cultur shock, namun juga memberi manfaat seperti meningkatkan pembelajaran nilai sosial. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan peningkatan kualitas keimanan dan moral masyarakat.
1 of 10
Downloaded 145 times
More Related Content
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
1. BAB. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Globalisasi di era reformasi ini, dirasa sangat kental. Ia masuk kesetiap bagian
dalam suatu Negara, misalnya ekonomi, pendidikan, IPTEK, sosial budaya dan
lain lain. Bahkan semua orang dapat merakan efek dan pengaruh yang dibawa
Globalisasi. Pengaruh positif tentu sangat baik dan bisa diterima. Namun selain
pengaruh positif, juga terdapat pengaruh negatif. Hal ini patut kita cerna dan
telaah lebih lanjut. Oleh karena itu, pada karya tulis kali in saya akan membahas
mengenai Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya.
II. Tujuan
Dengan menulis karya tulis ini, diharapkan kita dapat mengetahui apa saja
pengaruh positif dan negatif dari Globalisasi. Selain itu juga, diharapkan kita
dapat mengambil sikap untuk menghadapi Globalisasi yang sudah melekat erat
dan tidak dapat dihindarkan lagi.
III. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya?
2. Bagaimana pengaruh positif dan negatif Globalisasi bidang Sosial Budaya?
3. Bagaimana cara menyikapi Globalisasi?
2. BAB.PEMBAHASAN MATERI
I. Pengertian Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata globe yang berarti "dunia". Secara harfiah globalisasi bisa
diartikan proses mendunia. Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya merupakan proses
sosialisasi & pertukaran budaya antar bangsa yang melintasi batas Negara.
Ada sebagian yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam
ikatan yang semakin kuat untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru atau kita bisa
mengatikan kesatuan ko-eksistensi yang nantinya akan mengahpus batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya masyarakat. Penertian ini didukung oleh pihak yang mendukung
terjadinya sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya
II. Pengaruh Globalisasi Bidang Sosial Budaya
A. Pengaruh Negatif Globalisasi Bidang Sosial Budaya
Ada dua faktor pendukung munculnya globalisasi yaitu berkembang pesatnya teknologi
komunikasi dan adanya integrasi ekonomi. Namun meski hanya 2 faktor pendukung, dampak
globalisasi merambat pada segala sekor yang ada. Dan pengaruh Globalisasi bidang Sosial
Budaya yang paling dapat kita rasakan adalah Masuknya Budaya Barat.
Budaya Barat sangat bertentangan dengan Bangsa Asia khusunya Indonesia yang dianggap
Budaya Timur. Di era Globalisasi ini, dengan mudahnya Budaya Barat masuk melalui media
internet, tv, ataupun media cetak yang kemudian diserap oleh banyak kaum muda. Hal ini
saling berkesinambungan dengan pengaruh buruk lainnya dari globalisasi.
Bagi Bangsa Asia, Masuknya Budaya Barat dapat menyebabkan:
1. Cultur Shock
Biasanya ditandai dengan perubahan budaya maupun kebiasaan dalam masyarakat. Norma
masyarakat yang sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak perlahan-lahan
berubah menjadi longgar.Misalnya kebiasaan memberikan salam dan mencium tangan pada
orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda.
Pudarnya budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium
tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian besar disebabkan
oleh masuknya budaya Barat.
Memberi salam atau mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh Cipika-Cipiki yang
diperkenalkan budaya Barat. Padahal ini tidak sesuai dengan Bangsa Timur yang lebih
mengedepankan etika dalam bermasyarakat. Terlebih dalam Agama Islam Cipika-Cipiki
dianggap dosa bila dengan lawan jenis.
3. 2. Sikap Meniru
a. Meniru perilaku yang buruk
Banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh oleh kaum muda.
Misalnya perkelahian antarpelajar dan pelajar yag terintimidasi dalam sekolah.
b. Meniru Idola
(penggemar Lady Gaga)
Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh, pasti ingin sama persis menjadi seperti idolanya,
setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian. Kita ambil contoh, siapa yang tak kenal Lady
Gaga? Ia adalah salah satu dari banyak contoh penyanyi papan atas dari luar negri yang
banyak dikagumi. Tak sedikit kaum muda yang mengidolakannya dan mengikuti gaya serta
penampilannya. Cara berpakaian yang tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan gila serta
lirik lagunya yang satanic. Tapi semua itu seolah tak berarti, dan tetap diikuti.
3. Style (cara berpakaian) Bangsa Barat
Barat yang identik dengan liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena trend
pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun
perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendek sudah
mejadi hal yang lumrah.
4. Cultur lag (kesenjangan budaya)
Cultur lag ditandai dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar aturan atau hukum. Hal
yang tidak biasa dalam masyarakat kini telah menjadi lazim untuk dilakukan. Hal ini akibat
kebebasan yang diajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa disertai tanggung
jawab.
5. Sekularisme/Sekulerisme
Merupakan Ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari
agama atau kepercayaan. Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya di
anggap sebagai sekular. Hal ini di karenakan kebebasan beragama yang hampir penuh tanpa
sangsi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan umum bahwa agama tidak menentukan
4. keputusan politis. Tentu saja, pandangan moral yang muncul dari tradisi kegamaan tetap
penting di dalam sebagian dari negara-negara ini.
Meningkatnya pengaruh sekularisme menyebabkan menurunnya pengaruh agama di dalam
Negara. Orang-orang akan mulai beralih kepada ilmu pengetahuan dan rasionalisme dan
menjaduh dari agama dan takhyul.
Selain Masuknya Budaya Barat yang menjadi akar dari semua dampak negatif Globalisasi
bidang sosial budaya, ada unsur lain yang ikut berperan dalam hal ini yaitu Kemajuan
IPTEK. Kemajuan IPTEK adalah dampak positif dari globalisasi dalam bidang Teknologi,
namun ini sedikit banyak membawa dampak negatif bidang Sosial Budaya yang diantaranya
melahirkan gaya hidup yang:
a. Mewah
Suatu gaya hidup yang mengedepankan merk dari barang-barang yang dikonsumsinya.
Segala sesuatunya haruslah mewah denga harga yang menakjubkan.
b. Individualistis
Dulu sosialisasi hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah, menyapa tetangga ataupun
mengobrol. Namun dizaman modern ini, hanya dengan duduk dialam rumah dengan internet,
bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang berada sangat jauh. Inilah akar dari
individualistis yang tercipta karena tidak bersosialisasi secara langsung. Hal ini akan sangat
fatal karena menciptakan seseorang dengan sikap yang tidak memperdulikan orang lain selain
dirinya.
c. Pragmatisme
Pragmatisme adalah sikap yang menilai sesuatu dari untung ruginya bagi diri sendiri.
Padahal menolong tanpa pamrih adalah pelajaran dasar dalam bermasyarakat. Tapi semakin
majunya jaman, menyebabkan lunturnya nilai-nilai gotong royong dan tolong-menolong.
Individu lebih mengarahkan pada kegiatan yang menguntungkan saja.
d. Matrealisme
Suatu paham yang menilai segala sesuatunya dengan materi dan selalu berusaha memperkaya
diri dengan materi berlebih. Gaya hidup seperti ini sepatutnya dihindari karena tidak semua
barang dapat dinilai secara materi.
e. Hedonisme
Hedonisme menjiwai para pengusaha lokal yang hidup di beberapa negara miskin. Mereka
meraih keuntungan yang banyak dengan cara menggali sumber daya alam tanpa batas.
Tangan-tangan merekalah yang telah menggunduli hutan, mengotori sungai, mencemari
ekosistem laut, dan penebar racun di udara. Para pengusaha lokal tersebut memperkaya diri
mereka demi sebuah kesenangan hidup. Padahal secara tidak langsung, mereka telah
5. menghancurkan keseimbangan alam dan menghilangkan mata pencaharian bagi orang-orang
yang bergantung pada alam.
f. Permisif
Suatu paham yang membiarkan sesuatu hal yang dianggap tabu untuk diperlihatkan. Contoh
dari pemahaman ini adalah Bangsa Barat yang mengajarkan untuk bertelanjang dada untuk
pria bahkan sebagian wanita Barat yang ekstrem ikut bertelanjang dada. Sikap permisif
tersebut berangsur-angsur mulai tumbuh dikalangan kaum pria. Tapi untuk kaum wanita
kebanyakan tentunya tidak melakukan hal demikian. Terlebih aturan beberapa negara
terutama bangsa Timur yang sangat membatasi.
g. Konsumerisme
Konsumerisme merupakan paham atau aliran atau ideologi dimana seseorang atau kelompok
melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang barang hasil produksi
secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Dan inilah hal yang
paling sering terjadi seperti berbelanja pakaian terlalu banyak. Padahal pakaian tersebut tidak
semuanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
h. Sikap yang Serba Instant
Era Globalisasi membuat mudah segala sesuatunya. Ingin makan mie, cukup menyeduh mie
instant. Ingin makan bubur, cukup menyeduh bubur instant. Ingin makanan dalam waktu
singkat, cukup pesan fast food. Serba instant yang hanya memerlukan waktu beberapa menit
saja. Namun bukan berarti hal tersebut bagus. Sikap yang serba instant akan mengantarkan
pada sifat yang tidak sabaran. Terlebih semua makanan yang instant berdampak negatif pada
kesehatan tubuh.
i. Malas & Lalai
Seiring berkembangnya zaman, masyarakat beralih dari penggunaan Radio menjadi TV atau
bahkan Internet. Hiburan yang disajikan begitu mengasyikan dan seru hingga membuat kita
menjadi lalai dan malas.Bukan hanya berpengaruh pada kelalaian mengerjakan tugas namun
juga dapat menyebabkan lalai dalam beribadah bahkan cenderung malas.
6. B. Pengaruh Positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya
Banyak sekali pengaruh buruk akibat Globalisasi yang kita rasakan. Namun tentunya masih
ada pengaruh positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya yang dapat kita rasakan, atau
mungkin bagi sebagian banyak orang sudah mengalaminya.
1. Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang
baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
2. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa
kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
Setelah membahas bagaimana Globalisasi dapat memberikan dampak yang begitu dahsyat
bagi kita semua, ada satu hal pengaruh Globalisasi yang saya rasa dapat dikategorikan
sebagai dampak positif sekaligus dampak negatif, yaitu
Wanita Karier (Emansipasi Wanita)
(Memasak Didapur)
Dulu terdapat aturan bahwa anita tidak diperbolehkan masuk kedalam dunia kerja. Tugas
mereka hanyalah menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anggota keluarga. Inilah ketentuan
yang berlaku sebelum
(Bekerja dikantor/perusahaan)
Namun pada era Globalisasi ini, aturan tersebut sudah tidak berlaku lagi. Mengurus Rumah
Tangga bukanlah lagi tugas wajib dari seorang wanita yang sudah berkeluarga. Banyak
wanita yang masuk kedalam dunia kerja. Dan tidak jarang mereka kaum wanita sukses
menjadi wanita karier ataupun memimpin perusahaan.
7. Mengapa dapat dikategorikan positif maupun negatif? Karena wanita yang sudah berkeluarga
tentu memiliki tanggung jawab mengurusi rumah tangganya selagi suami berkerja. Namun
apabila wanita ikut berkarier, lalu siapakah yang akan mengurus rumah? Dan hal yang sangat
fatal adalah kurangnya kasih sayang ibu pada anaknya. Namun hal ini menjadi positif
manakala wanita membawa perubahan baru, ikut memperbaiki perekonomian.
Mungkin yang perlu disikapi adalah mengambil hal positifnya dan meminimalisir
kemungkinan buruknya.
III. Cara Menyikapi Globalisasi
Meskipun Globalisasi sebagian banyak merugikan kita, namun kita tidak bisa menghentikan
laju Globalisasi. Globalisasi adalah tantangan hidup yang harus dihadapi bukan dihindari.
Lebih kepada memanfaatkan Globalisasi sebaik mungkin, maka akan mengurangi dampak
negative Globalisasi atau bahkan mungkin damapk negatifnya dapat kita hilangkan.
Lalu bagaimanakah cara kita menghadapi Globalisasi yang sudah didepan mata? Jika tidak
cermat dalam menentukan langkah maka yang fatal terjadi adalah BUDAYA ASLI YANG
HILANG DITELAN BUMI
Berkaitan dengan dampaknya dibidang social budaya, maka sebagai generasi muda penerus
bangsa, kita harus mengambil sikap untuk menghadapi Globalisasi, diantaranya:
1. Meningkatkan Kualitas Nilai Keimanan Dan Moralitas Masyarakat
Meskipun Globalisasi datang dengan setumpuk pengaruh negative, namun dengan perisai
keimanan dan moral yang tinggi, maka pengaruh Globalisasi khususnya yang menimbulkan
sifat-sifat seperti matrealistis, hedonisme, permisif, dan lain-lain tidak akan bisa menguasai
diri kita. Maka keimanan dan moral kita dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara perlu dibenahi dan ditingkatkan lagi.
2. Meningkatkan Jiwa Dan Semangat Persatuan, Kesatuan, Dan Nasionalisme
Lunturnya sikap gotong-royong, tolong-menolong yang telah diajarkan oleh nenek moyang
kita diakibatkan kurangnya rasa persatuan. Jiwa indivisualisme lebih kental pada setiap
individu. Rasa kesatuan dan Nasionalisme pun ikut pudar karena lebih memilih hal-hal yang
menguntungkan saja. Perlu adanya kesadaran diri untuk memupuk dan meningkatkan rasa
persatuan, kesatuan dan Nasionalisme
3. Melestarikan Kebudayaan Dan Adat Istiadat Daerah
Jika bukan kita sendiri sebagai generasi muda yang turut melestasikan warisan budaya
leluhur, lalu adakah orang lain? Kebiasaan yang ada dalam masyarakat pun mulai hilang
ketika Globalisasi dating. Globalisasi perlahan-lahan dapat mengikir budaya asli. Ini sangat
berbahaya. Sebagai generasi muda, kita harus melestarikan budaya dan adat istiadat daerah
bersam-sama
.
Setelah nilai globalisasi menyatu dengan nilai dasar budaya bangsa maka kita sebagai bangsa
yang berdaulat berkewajiban menumbuhkan rasa kebanggaan sebagai bangsa, yakni dengan
cara mendidik anak bangsa agar menjadi manusia Indonesia yang dilandasi oleh nilainilai
budaya bangsa dan memiliki kemampuan untuk ber kompetisi dalam dunia global. Sikap
8. positif lain yang perlu dikembangkan untuk bisa berperan di era globalisasi adalah sebagai
berikut:
a. Berkompetisi dalam kemajuan iptek;
b. Meningkatkan motif berprestasi;
c. Meningkatkan kualitas/mutu;
d. Selalu berorientasi ke masa depan.
Terlebih lagi kita memiliki Pancasila yang merupakan penyaring terhadap pengaruh
globalisasi. Kita sebagai warga negara Indonesia harus memiliki sikap dan usaha untuk
menghadapi pengaruh dari proses globalisasi, di antaranya sebagai berikut.
Selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sebagai penyaring terhadap pengaruh globalisasi yang bersifat negatif.
Selalu meningkatkan penghayatan dan pengamalan kita terhadap Pancasila untuk
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Selalu meningkatkan ilmu pengetahuan kita agar dapat menilai mana yang dianggap baik
dan benar terhadap pengaruh globa lisasi.
Selalu meningkatkan pendidikan dan keterampilan kita agar dapat menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain.
Selalu meningkatkan penguasaan kita terhadap teknologi modern di segala bidang sehingga
tidak tertinggal dan bergantung pada bangsa lain.
Selalu mempertahankan dan melestarikan budaya lokal tradisional agar tidak digantikan
oleh budaya bangsa asing.
Selalu meningkatkan kualitas produk hasil produksi dalam negeri sehingga dapat igunakan
dan selalu dicintai oleh masyarakat dalam negeri. Selain itu, produk hasil produksi dapat
bersaing dan dapat merebut pasar lokal serta internasional.
Selalu menumbuhkan sikap terbuka dan tanggap terhadap pembaruan sehingga mampu
menilai pengaruh yang dinilai baik bagi pembangunan. Jadi sifat-sifat positif manusia modern
sangat penting dikembang kan dalam era globalisasi.
9. BAB. KESIMPULAN
Banyak pola hidup negatif akibat Globalisasi seperti konsumerisme, pragmatism, hedonism,
matrealisme dan lain-lain. Semua sikap tersebut akan melunturnya semangat gotong royong,
solidaritas, kepedulian, & kesetiakawanan sosial serta nilai-nilai agama. Nilai-nilai
keagamaan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara pun akan pudar karena
dianggap tidak ada hubungannya.
Namun juga terdapat beberapa dampak positif yang dapat kita rasakan:
1. Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang
baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
2. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa
kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
Setelah mengungkapkan berbagai macam pengaruh Globalisasi, pengaruhnya yang merujuk
pada sisi negatif dapat menghancurkan suatu Negara. Pengaruhnya secara garis besar
mengenai sasaran yaitu:
1. Menyebabkan erosi budaya
2. Kehilangan jati diri dan identitas bangsa
3. Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
Sikap positif lain yang perlu dikembangkan untuk bisa berperan di era globalisasi adalah
sebagai berikut:
a. Berkompetisi dalam kemajuan iptek;
b. Meningkatkan motif berprestasi;
c. Meningkatkan kualitas/mutu;
d. Selalu berorientasi ke masa depan.