1. STANDAR KOMPETENSI
1.Memahami wacana lisan berbentuk
laporan
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menganalisis laporan
INDIKATOR
Mampu menuliskan pokok-pokok laporan yang
diperdengarkan dengan kalimat singkat
Mampu menganalisis pola urutan waktu
atau ruang dalam laporan yang diperdengarkan
2. Laporan adalah suatu keterangan mengenai
suatu peristiwa atau perihal yang ditulis
berdasarkan berbagai data, fakta, dan
keterangan yang melingkupi peristiwa atau
perihal tersebut
3. * Menganalisis laporan berarti melakukan
suatu kajian atau penelitian terhadap
suatu laporan
* Hal yang dianalisis dalam laporan dapat
meliputi
a.isi peristiwa,
b.kronologi waktu,
c.kelengkapan data,
d.kebahasaan, dan
e.bentuk laporan
4. 1. Menyimak laporan dengan saksama, sehingga
dapat menangkap informasi yang disampaikan
secara utuh dan lengkap serta terperinci.
2. Melakukan pengecekan terhadap setiap hal
yang dilaporkan secara detail dan cermat.
3. Tidak mencampuradukkan antara fakta (yang
bersifat objektif) dan opini atau pendapat
(yang cenderung bersifat subjektif).
4. Melakukan kajian terhadap kebenaran atau
ketepatan hasil laporan tersebut.
5. langkah – langkah menganalisis laporan
adalah :
1. Memahami isi laporan dari bentuk, isi,
maupun kebahasaan.
2. Menguraikan secara detail atau rinci
pokok-pokok isi laporan.
3. Memberikan suatu pandangan atau
pendapat terhadap laporan berdasarkan
suatu teori atau definisi (referensi).
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menulis Laporan :
1. Mengungkapkan keterangan secara lengkap.
2. Objektif, apa adanya.
3. Tidak memasukkan unsur pendapat pribadi.
4. Menggunakan bahasa komunikatif, lugas, dan
santun.
5. Disajikan secara sistematis berdasarkan
urutan peristiwa.
7. Contoh Menganalisis Laporan
Bacalah Laporan di bawah ini
Heru Wicaksono, Diplomat RI Tokoh Penting Pembebasan
Sandera Korsel
Krisis sandera 23 warga Korea Selatan oleh kelompok pejuang
Taliban di Afganistan selama 1,5 bulan menjadi berita utama di media
seluruh dunia. Menjelang krisis berakhir, muncul nama Diplomat
Indonesia Heru Wicaksono dalam penyelesaian krisis tersebut. Upaya
penyelesaian melibatkan tiga pihak, yakni pemerintah Korsel,
kelompok pejuang Taliban, dan pemerintah Afganistan. Namun, upaya
penyelesaian tersebut belum juga berhasil.
Pejuang Taliban menuntut agar Korsel segera menarik seluruh
pasukannya dari Afganistan. Tuntutan pejuang Taliban tersebut sulit
dipenuhi oleh dua pihak lainnya. Sampai empat kali ketiga pihak
berunding, tapi belum juga membuahkan kesepakatan.
8. Bermula dari hal tersebut, Erman Hidayat kemudian
menugaskan Heru Wicaksono bergabung dalam kelompok perunding.
Heru Wicaksono ialah Wakil Dubes RI di Afganistan. Dalam tugasnya,
Heru Wicaksono didampingi oleh penerjemah seorang warga
Afganistan yang bekerja di Kedubes RI.
Heru menuturkan bahwa kehadirannya dalam perundingan
difasilitasi oleh IRC (Palang Merah Internasional). Pada awalnya, Heru
khawatir kehadiran Indonesia ditolak oleh pejuang Taliban. Namun,
rasa khawatir itu lenyap saat tim Indonesia bertemu pim- pinan
pejuang Taliban. Pertemuan itu terjadi pada Kamis, 30 Agustus.
"Ternyata mereka sangat respek ketika mengetahui bahwa yang
menjadi mediator perundingan adalah Negara netral. Tidak seperti
yang dibayangkan orang bahwa kaum Taliban itu barbar, proses
perundingan yang diatur Kamis kemarin berlangsung sangat kondusif,"
ungkap Heru.
Dari situlah Indonesia mulai terlibat. Pemerintah Korsel,
meminta kepada Presiden SBY, agar Indonesia terlibat dalam
perundingan pembebasan sandera. Permintaan ini disampaikan
Presiden Roh Moon Hyun saat berkunjung ke Seoul, 25 Juli 2007.
9. Permintaan itu segera direspons Presiden SBY. Presiden SBY
memerintahkan Menlu Hasan Wirayudha untuk mendekati kelompok
pejuang Taliban. Oleh Menlu, perintah Presiden SBY diteruskan ke Dubes
Indonesia di Kabul, Erman Hidayat. Menlu Hasan Wirayudha meminta
Erman Hidayat agar menghubungi pemerintah Afganistan untuk
memastikan bahwa keterlibatan Indonesia sepenuhnya didukung oleh
kelompok pejuang Taliban.
Dalam perundingan tersebut, dikemukakan bahwa pejuang Taliban
sebenarnya tidak ingin menyandera kedua puluh tiga warga Korsel
tersebut. Mereka hanya ingin pemerintah Korsel menarik 200 pasukan
noncombatnya dari Afganistan.
Menurut Heru, dalam perundingan antara Korsel dengan Taliban
tersebut, pejuang Taliban hanya meminta Korsel menarik pasukannya dari
wilayah Afganistan. Akhirnya juru runding Korsel berjanji menarik 200
pasukannya dari wilayah Afganistan. Setelah permintaannya dipenuhi, juru
runding pejuang Taliban langsung menyatakan setuju melepaskan para
sandera.
Prestasi diplomat Indonesia dalam perundingan tersebut langsung
mendapatkan apresiasi Presiden Roh Moon Hyun. Melalui telepon seluler,
Moon mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY.
(Sumber: Jawa Pos, 2 September 2007,
denganpengubahan seperlunya)
10. Setelah menyimak dengan cermat dan memahami isi laporan tersebut,
kalian dapat menuliskan pokok-pokok isi laporan sebagaimana contoh
berikut
1. Krisis sandera 23 warga Korea Selatan oleh kelompok pejuang Taliban di
Afganistan melibatkan Indonesia.
2. Upaya penyelesaian yang melibatkan tiga pihak, yakni pemerintah Korsel,
kelompok pejuang Taliban, dan pemerintah Afganistan, belum juga berhasil.
3. Pemerintah Korsel, melalui Presiden Roh Moon Hyun meminta kepada Presiden
SBY agar Indonesia terlibat dalam perundingan pembebasan sandera.
4. Permintaan itu segera direspons Presiden SBY dengan memerintahkan Menlu
Hasan Wirayudha untuk mendekati kelompok pejuang Taliban.
5. Heru Wicaksono yang menjabat sebagai Wakil Dubes RI di Afganistan bergabung
dalam kelompok perunding yang difasilitasi oleh IRC (Palang Merah Internasional).
6. Dalam perundingan tersebut, dikemukakan bahwa pejuang Taliban hanya ingin
pemerintah Korsel menarik 200 pasukan noncombat-nya dari Afganistan.
7. Pejuang Taliban langsung menyatakan setuju melepaskan para sandera setelah juru
runding Korsel berjanji menarik 200 pasukannya dari wilayah Afganistan.
8. Prestasi diplomat Indonesia dalam perundingan tersebut langsung mendapatkan
apresiasi Presiden Roh Moon Hyun. Melalui telepon seluler, Moon mengucapkan
terima kasih kepada Presiden SBY.
11. Contoh hasil analisis terhadap laporan
tersebut adalah berikut
1. Laporan peristiwa keterlibatan Indonesia yang diwakili
oleh Wakil Dubes RI, Heru Wicaksono, untuk
Afganistan, dalam peristiwa penyanderaan oleh pejuang
Taliban.
2. Dari segi bentuk penyampaian, laporan tersebut
disampaikan dalam bentuk narasi dengan model
penyampaian bahasa yang tidak resmi atau nonilmiah.
3. Kronologi waktu kejadian yang berkenaan dengan
peristiwa disampaikan secara urut, tapi kurang
mendetail.
4. Data dan penjelasan pendukung belum disampaikan
secara lengkap dan terperinci.
13. LATIHAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Mengapa Bali menjadi tujuan wisata favorit?
2. Sebutkan tempat-tempat yang menakjubkan di
Bali!
3. Berapa kali Rosy Ainun Nadhifah, siswi SMPN 24,
berkunjung ke Bali?
14. Kerjakanlah perintah soal berikut dengan
saksama di buku tugasmu!
1. Apakah tema pokok yang disampaikan dalam
laporan di atas?
2. Tuliskanlah pokok-pokok penting dalam laporan di
atas!
3. Bagaimanakah kelengkapan isi laporan tersebut?
4. Tunjukkan kelebihan dan kekurangan isi laporan di
atas dengan menyertakan data!
5. Bandingkan hasil analisismu mengenai laporan
tersebut dengan hasil analisis temanmu!
TUGAS TERSTRUKTUR
15. Setelah menyimak laporan tadi!
1. Bagaimanakah kelengkapan isi laporan tersebut?
2. Tunjukkan kelebihan dan kekurangan isi laporan
di atas dengan menyertakan data!
3. Bandingkan hasil analisismu mengenai laporan
tersebut dengan hasil analisis temanmu!
UJI KOMPETENSI