2. Redaksi ayat-ayat al- Quran , turun dan ditulis tidak
dapat dijangkau maksudnya secara pasti, kecuali
secara spesifik telah dijelaskan oleh pemilik redaksi
tersebut. Kondisi seperti ini berefek pada munculnya
keragaman penafsiran, tidak terkecuali dikalangan
para sahabat Nabi . Hal ini menunjukkan bahwa
padadasarnya Allah dan Rasulnya memberikan
tolerans keberagaman dalam penafsiran. Ini
mengindikasikan perlunya sikap dinamis,
kontekstual dalam usaha memahami kitab suci ini. Al
Quran diturunkan pada konteks bumi dan untuk
makhluk yang bernama manusia yang juga hidup di
bumi. Dalam konteks inilah penafsiran-penafsiran
alternatif perlu diupayakan.
3. 悋惠愕惘
悋悋惶愀悋忰
Menerangkan ayat-
ayat Al-Quran dari
berbagai aspek
Ilmu yang
membahas tentang
teknik atau cara
menafsirkan Al-
Quran, termasuk
segala sesuatu yang
berkaitan
dengannya.
悋愃
慍 惺 惘愕惠惺惠,
惘愕悋 悋惶
al-fasr berarti
menyingkap sesuatu
yang tertutup, sedang
at-tafsir berarti
menyingkapkan
maksud sesuatu
lafadz yang musykil
7. 悋惠愕惘
惡悋惘悖
Pasca th 150 H.
setelah berakhirnya
masa tabiin.
Peran rasio/ijtihad
Munculnya berbagai
corak tafsir sesuai
mazhab yang dianut.
悋惠愕惘
惡悋悖惓惘
tafsir bi al-
riwayah, tafsir
bi al-manqul
(Periode I
Perkembangan
Tafsir yang
berakhir sekitar
tahun 150 H)
-Tafsir al-quran
dengan al-quran
-Tafsir al-quran
dengan Sunnah
Nabawiyah
-Tafsir al-quran
dengan pendapat
sahabat
-Tafsir al-quran
dengan pendapat
Tabiin
9. Model-model Pendekatan Tafsir
Kontemporer
Pendekatan Objektif dan Pendekatan Subjektif
Pendekatan Langsung dan Tidak Langsung
Pendekatan Komprehensif dan Pendekatan Sektoral
Pendekatan Disipliner, Pendekatan Multi disipliner, dan
Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan Sosio-Historis
Pendekatan filosofis
Pendekatan Linguistik (riwayat dan Bahasa)
Pendekatan Tekstual dan Pendekatan Konstektual (M.
Alfatih Suryadilaga dkk Metodologi Ilmu Tafsir)
10. Abduh dan al-Manar
Model Muhammad Abduh:
Sosial Budaya (al-Adab al-Ijtimai)
bercorak sastra budaya dan kemasyarakatan, yaitu menitikberatkan
penjelasan petunjuk-petunjuk ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan
langsung dengan kehidupan masyarakat, dimana hampir dari setiap
ayat-ayat al-Quran yang ditafsirkan mengandung usaha-usaha untuk
menanggulangi penyakit-penyakit atau masalah-masalah mereka
berdasarkan ayat-ayat Al-Quran. Disamping itu, pendekatan ini
sangat memperhatikan segi-segi ketelitian redaksinya, dengan
penyusunan kandungan ayat-ayatnya dalam suatu redaksi yang
indah.
Tujuan utama turunnya Al-Quran memberikan petunjuk bagi
kehidupan manusia, kemudian ayat tersebut dikaitkan dengan
sunnatullah yang terjadi dalam alam, masyarakat dan kemajuan
peradaban manusia.
11. Model Pendekatan Tafsir Kontekstual
Rahman
Pendekatan Sosio-Historis:
- melihat kembali sejarah yang turunnya ayat. Ilmu asbabun nuzul
sangat penting dalam hal ini. memotret kondisi sosial yang terjadi
pada masa al-Quran diturunkan
- Teori Gerakan Ganda:
- membedakan antara legal spesifik dan ideal moral: pertama
memperhatikan konteks mikro dan makro ketika ayat diwahyukan.
Kedua, menerapkan nilai dan prinsip umum tersebut pada konteks
pembaca al-Quran kontemporer. Untuk menafsirkan ayat-ayat
hukum dan sosial
- Pendekatan Sintetis-Logis:
- Dipakai ketika menafsirkan ayat-ayat metafisis-teologis.
- pendekatan yang membahas suatu tema dengan cara melihat ayat-
ayat yang berhubungan dengan tema tersebut, seperti yang
dilakukan dalam Mayor themes of tema pokok al-Quran.
12. Bintu Syathi` (Pendekatan sastra dan
i`jaz bayani)
1.Basis metodenya adalah memperlakukan apa
yang ingin dipahami secara objektif.
Mengumpulkan semua surah dan ayat tentang
satu topik atau kalimat yang akan dipelajari (al-
Quran menjelaskan dirinya sendiri)
2. makna al-Quran ditelusuri melalui berbagai
bentuk kata untuk diketahui konteks spesifik dan
umumnya. Al-Quran dipahami sebagai satu
kesatuan dengan karakteristik gaya bahasanya.
3. memperhatikan kalimat-kalimat yang serupa
dari sisi indikator dan makna yang dikandungnya.
13. Model Pendekatan Semantik
Pendekatan Toshiko Izutsu, God and Man in The Koran.
Pendekatan Semantik yang dimaksud oleh Izutsu adalah kajian
analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan suatu
pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual
weltanschauung atau pandangan dunia masyarakat yang
menggunakan bahasa itu tidak hanya sebagai alat bicara, berfikir,
tetapi yang lebih penting adalah pengkosepan dunia yang
melingkupinya. Dalam hal ini semantik bermakna studi mengenai
hakikat dan struktur serta pandangan dunia suatu bangsa pada
suatu pereode sejarah tertentu yang dilakukan dengan cara analisis
metodologis dari konsep-konsep utama budaya yang dilahirkannya
sendiri dan terkeristal ke dalam kata-kata kunci bahasa itu (God and
Man in The Koran)
Semantik adalah fenomena makna dari suatu kata/istilah
14. Model Pendekatan Tafsir Resolusi
Konflik (Aunur Rofiq)
Pendekatan Tematik
Antara pendekatan matsur dan rayu
Antara Bahasa dan konteks historis
Untuk membumikan al-Quran dalam konteks
kekinian khususnya yang terkait dengan
manajemen interaksi umat beragama, perlu
menggali nilai dan semangat dari konteks
Piagam Madinah.
15. Tafsir interdisipliner (jama`i)
Pendekatan ini sangat relevan untuk konteks
sekarang yang semakin kompleks. Al-Quran
kaya dengan makna yang dapat didekati dari
berbagai perspektif.