Teks tersebut membahas tentang filum Chordata pada kingdom Animalia. Secara ringkas, Chordata memiliki ciri-ciri seperti memiliki notokorda, celah faring, dan tali saraf dorsal. Chordata terbagi menjadi beberapa subfilum seperti Hemichordata. Hemichordata memiliki bentuk tubuh silinder dan memiliki sistem organ seperti proboscis, insang, sistem pencernaan, dan sistem saraf.
1 of 26
More Related Content
Thv makalah kelompok 1 urophoda kelas b
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi, sesuai dengan namanya yaitu pengetahuan hidup yang yang berarti ilmu yang
mengkaji dan mempelajari tentang kehidupan. Dengan kata lain suatu studi tentnag mahkluk
hidup dan berbagai teori yang mengungkap dan menjelaskan tentang dunia kehidupan.Segala
sesuatu yang berhubungan dengan tentang alam kehidupan ini penuh dengan keajaiban dan
misteri. Di dalamnya banyak hal yang sangat menarik untuk dipelajari. Sehingga tidaklah mudah
untuk mendefinisikan istilah hidup secara tepat. Akan tetapi, melalui pengamatan dan kegiatan
dapat mencatat beberapa ciri mahkluk hidup yang membuatnya berbeda dengan benda tak hidup.
Salah satu perbedaan dasar antara tumbuhan dan hewan adalah cara mereka memperoleh
makanan.Dan pada umumnya, setiap para ilmuan menjadi keingintahuan yang besar terhadap
segala bentuk kehidupan di dunia ini baik manusia, tumbuhan dan hewan. Seperti halnya para
ilmuan melakukan penelitian, pengamatan terhadap mahkluk hidup dengan cara berbeda-beda.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayatinya baik flora maupun
fauna. Fauna yang merupakan kingdom Animalia memiliki manfaat yang sangat besar bagi
kehidupan manusia. Jika manusia dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk mengembangkan
keanekaragaman fauna, maka akan banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.
Namun, sebagian besar manusia tidak memahami benar mengenai kingdom animalia itu
sendiri. Kebanyakan Masyarakat Indonesia tidak mengetahui benar klasifikasi Kingdom
Animalia serta jenis-jenisnya. Untuk itu, penulis membuat paper yang menjelaskan salah satu
filum dari kingdom animalia, yaitu Chordata. Diharapkan hal ini dapat mendorong masyarakat
lainnya untuk mengenal filum- filum yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri Chordata?
2. Bagaimana asal usul Chordata?
3. Bagaimana klasifikasi dari Chordata?
4. Apa saja peranan dari Chordata?
2. 2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui ciri-ciri Chordata
2. Mengetahui asal usul Chordata
3. Mengetahui klasifikasi dari Chordata
4. Mengetahui peranan dari Chordata
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ciri-ciri dari Chordata
Chordata adalah salah satu filum dari kingdom animalia. Chordata berasal dari bahasa
Yunani. Chordata berarti tali. Jadi, Chordata berarti hewan yang mempunyai chorda di bagian
punggung atau Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang memiliki penyokong
tubuh dalam. Atau juga bisa, Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu
tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka (Zaif, 2009).
Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung
tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus
pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain
sebagainya. Chordata melakukan reproduksi seksual dengan membentuk sel kelamin jantan dan
sel kelamin betina. Fertilisasi dapat berlangsung secara internal atau eksternal (Zaif, 2009).
Phylum chordata adalah bagian dari kingdom animalia yang dicirikan memiliki notochorda
sebagai sumbu tubuh. Notochorda adalah sebuah struktur batang yang berfungsi untuk
menyangga tubuh ketika telah terbentuk secara sempurna dan membantu pergerakan. Notochorda
bersifat elastis dan memanjang secara paralel. Letak dari notochorda ini diantara saluran
pencernaan dan sistem saraf pusat.Habitat dari Chordatayaitu mereka hidup di berbagai habitat
seperti di darat maupun di perairan, termasuk laut, danau, dan sungai(Storer, 1957).
Sifat yang ada pada hewan-hewan yang dimasukkan ke dalam phylum ialah (Zaif, 2009):
1. Adanya chorda dorsalis, pada keadaan embrio, larva atau seumur hidup, chorda dorsalis
terjadi dari entoderm primer.
2. Pada dinding pharynx ada sulci pada keadaan embrio, atau lubang-lubang pada keadaan
larva atau seumur hidup. Lubang-lubang ini ialah celah-celah insang.
3. Di dalam pusat susunan saraf ada rongga, seumur hidup atau hanya pada keadaan larva.
Rongga ini disebut neuroceia.
Ciri-ciri Chordata:
a. Memiliki notokorda pada masa embrionik, yaitu sumbu penyongkong tubuh primer
b. Memiliki celah faring atau celah insang pada beberapa tahap selama masa
perkembangannya
c. Memiliki tali saraf dorsal
4. d. Memiliki ekoryang memanjang ke arah posterior terhadap anus, paling tidak pada masa
4
embrionik, tetapi pada subfilum vertebrata mereduksi
e. Mempunyai chorda dorsalis.
f. Bentuk tubuh simetri bilateral.
g. Mempunyai coelom. Mesoderm merupakan dinding coelom berasal dari entoderm primer,
sehingga Chordata termasuk enterodermata.
h. Penyusun tulang berlakang dapat terdiri dari kartilago maupun tulang keras
i. Sistem pencernaannya lengkap
2.2 Asal-Usul Chordata
Dapat dibedakan dalam 3 teori, yaitu:
1. Teori Anelid
Baik anelida maupun Chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen. Organ-organ
ekskresi bersegmen, selom tumbuh baik, ada korda saraf di pembuluh-pembuluh darah
longitudinal. Apabila pada anelida kita menempatkan korda sarafnya di sebelah dorsal saluran
pencernaan, maka tipe aliran darahnya akan sama dengan yang terdapat pada chordata. Namun,
mulut anelida itu lalu ada di sebelah dorsal, tidak seperti pada chordata yang mulutnya di sebelah
ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsoventral akan berubah. Lebih-lebih lagi, annelida
itu tidak mempunyai struktur yang serupa dengan notokorda atau celah-celah insang (Zaif, 2009).
2. Teori Araknid
Persamaanya adalah pada eurypterid (artropoda zaman Paleozoik) dan ostracoderm (chordata
pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal, namun demikian, kordata tidak
mempunyai apendiks-apendiks seperti pada artopoda, dan korda sarafnya terletak sebelah dorsal.
Sedangkan pada artopoda, korda sarafnya ada di sebelah ventral (Zaif, 2009).
3. Teori Ekinodermika
Larva tornaria dari cacing lidah Soccoglossus sp. (anak filum Hemichordata) tdan larva
bipinnaria dari echinodermata, semuanya ransparan, bersilia eksternal, dengn ruang selom, dan
mempunyai porus dorsal. Dahulu memang terjadi kekeliruan, yaitu larva cacing lidah itu
diidentifikasi sebagai Asterius sp. Sebuah hipotesis pernah dikemukakahn, bahwa larva
echinodermatalarva hemichordatalarva tunikataamfioksusostracoderm. Jika hipotesis
itu benar, maka tidak ada lagi kemungkinan akan ditemukan fosil chordata purba (Zaif, 2009).
5. 5
2.3Klasifikasi Chordata
1. SUB PHYLUM HEMICHORDATA
Kedudukan Hemichordata dalam phylum Chordata sulit untuk dibedakan, karena dalam
sub phylum ini terdapat beberapa jenis binatang yang mempunyai bentuk seperti cacing. Oleh
karena ini dan lain faktor, hemichordates diperlakukan sebagai famili dari echinodermata dan
chordata (Rifta, 2011).
a. Anatomi
Anatomi hemichordata ialah lunak dan berbentuk silinder seperti cacing. Dataran badan
dilapisi epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai cilia. Pada badan dapat
dibedakan:
a. Proboscis, yang berbentuk seperti conus
b. Collare, yang berbentuk sebagai leher baju dan menglilingi colum dan basis proboscis.
c. Truncus, yang panjang agak pipih.
Di dalam epidermis terdapat banyak sel-sel kelenjar dengan getah yang pekat dimana
dapat melekat butir-butir pasir, sehingga dapat terbentuk suatu pipa.Pada dataran dorsal bagian
cranial truncus terdapat dua baris celah-celah sempit, ialah celah-celah branchial. Tiap baris
terdapat di dalam suatu sulcus longitudinal.Celah-celah yang terletak tercranial ditutupi oleh
lanjutan caudal collare yang disebut operculum.Di daerah celah-celah branchial dan disebelah
caudalnya, terdapat disebelah kanan dan sebelah kiri suatu crista genitalis, di dalam mana
terdapat gonades.Caudal dari crista genitalis terdapat prominentiae, di dalam mana terdapat ceca
hepatis.Truncus secara tidak teratur terbagi atas segment-segment, tetapi segmentasi ini hanya
terbatas pada dataran luar badan(Radiopoetro, 1996: 396).
Mulut terdapat ventral pada basis proboscis di dalam collare. Rongga mulut melanjutkan
diri ke dalam esophagus. Pada esophagus dapat dibedakan pars branchialis di sebelah dorsal dan
pars digestiva di sebelah ventral. Pada dinding pars branchialis terdapat lubang-lubang insang.
Lubang insang ini bemuara ke dalam kandung insang. Kandung insang bermuara keluar melalui
celah insang. Lubang, kandung dan celah insang berbentuk sebagai huruf U. Kandung-kandung
insang disokong oleh suatu skeleton yang bersifat chitinoid. Ia terdiri atas satu batang
longitudinal di sebelah dorsal dengan cabang-cabang ke arah ventral. Cabang-cabang ini ada dua
macam, satu macam ialah bercabang dua pada ujung ventral, lain macam tidak bercabang. Dua
6. macam itu letaknya berseling-seling. Cabang yang bercabang terdapat di dalam septum antara
dua kandung insang, cabang yang tidak bercabang terdapat di dalam septum yang disebut lidah
yang memisahkan kedua kaki dari bentuk huruf U(Radiopoetro, 1996: 396).
Pada kebanyakan species cabang-cabang tersebut dihubungkan juga oleh batang-batang
longitudinal yang disebut synapticulae. Setelah esophagus, tractus digestivus ialah lurus.
Dipertengahan panjang truncus ia mempercabangkan beberapa pasang ceca hepatis.Tractus
digestivus berakhir pada anus yang terletak terminal. Pada dinding sebelah ventral, bagian caudal
tractus digestivus, dilinea mediana terdapat suatu lipatan ephitelium, ialah pygochordata.Pada
permulaan esophagus, dinding dorsalnya menonjol ke dorsal kemudian ke cranial ke dalam basis
proboscis, setelah memberi cabang pendek ke ventral. Tonjolan ini disebut diverticulum
esophageum. Diverticulum ini dipandang chorda dorsalis oleh karena merupakan tonjolan dari
entoderm dan dindingnya terdiri atas sel-sel, masing-masing dengan vacuolum yang besar.
Ventral dari diverticulum esophageum, sebelumnya diverticulum tersebut memberi cabang ke
ventral, terdapat skeleton proboscis yang bersifat chitinoid. Ujung caudal skeleton tersebut
bercabang dua. Di antara kedua cabang itu terdapat pangkal dari diverticulum
esophageum(Radiopoetro, 1996: 396).
Sistem cardiovasculer terdiri atas sinus dorsalis,
truncus longitudinalis dorsalis, truncus longitudinalis
ventralis, glomerolus, dan plexus. Sinus dorsalis terletak di
dalam bagian cranial collare dan di dalam collum proboscis,
dorsal dari diverticulum esophageum. Dari bagian caudal
sinus dorsalis pergi suatu pembuluh yang bercabang dua ke
proboscis. Dari bagian cranial sinus dorsalis, pergi sejumlah
pembuluh-pembuluh yang kemudian membentuk glomerulus
di sebelah cranial sinus dorsalis. Dari glomerulus pergi
sepasang pembuluh yang setelah membentuk plexus, di
sebelah ventral bersatu dan membentuk plexus ventralis medianus. Plexus ini ke caudal
melanjutkan diri ke dalam truncus longitudinalis ventralis. Truncus longitudinal ventralis berjalan
disebelah ventral dari tractus digestivus.Disebelah dorsal dari tractus digestivus berjalan truncus
longitudinalis dorsalis yang berakhir cranial di dalam sinus dorsalis. Di dalam truncus ini darah
mengalir ke cranial. Dinding sinus dorsalis tidak bersifat kontraktil. Di sebelah dorsalnya,
6
7. menempel kepalanya, terdapat saccus cardiacus. Dinding vetral saccus cardiacus terdiri atas
jaringan otot, sehingga bila ia berkontraksi, mendesak sinus dorsalis, dan mengalirkan darah
(Radiopoetro, 1996: 396).
Systema nervosum terdiri atas satu fasciculus
dorsalis dan satu fasciculus ventralis. Mereka berjalan
sepanjang badan di linea mediana di dalam bagian dalam
epidermis, masing-masing di sebelah dorsal dan di sebelah
ventral. Mereka terdiri atas serabut-serabut saraf dengan di
sana sini ada sel-sel saraf yang besar.Bagian fasciculus
dorsalis yang terletak di dalam collare ialah terlepas dari
epidermis dan mengandung lebih banyak sel-sel saraf.
Pada beberapa species, di dalamnya ada rongga yang disebut neurocela.Di dalam ujung caudal
collare dan di dalam collum proboscis, fasciculus dorsalis dan fasciculus ventralis dihubungkan
satu dengan yang lain(Radiopoetro, 1996: 397).
Tidak mempunyai alat-alat indera. Tetapi beberapa sel epidermis pada beberapa tempat
pada proboscis dan pada tepi cranial collare rupanya bersifat sel-sel sensoris. Dinding badan
terdiri atas jaringan otot. Di dalam proboscis terdapat satu celom yang bermuara keluar melalui
satu lubang, ialah porus proboseis. Di dalam collare terdapat dua celom yang dipisah satu dari
yang lain oleh suatu sekat median ialah mesenterium dorsale dan menseterium entrale. Juga
celom ini bermuara keluar masing-masing melalui porus collare. Celom di dalam proboscis dan
di dalam collare dilalui oleh fasciculi jaringan pengikat. Cellom itu dapat diisi dengan air laut
melalui pori (Radiopoetro, 1996: 394-397).
Di dalam truncus terdapat dua celomata, yang dipisah satu dari yang lain oleh
mesenterium yang terdiri atas dua lembaran. Di antara dua lembaran itu di tengah-tengah terdapat
tractus digestivus. Mesenterium yang ada di sebelah dorsal tractus digestivus disebut
mesenterium dorsal, yang ada di sebelah ventral, disebut mesenterium ventral(Radiopoetro, 1996:
397).
7
8. 8
b. Fisiologi
Cellom proboscis dan cellom collare diduga dapat diisi
dengan air laut sehingga mengembang dan mengeras. Oleh
karenanya dan dengan bantuan gerakan otot tuncus, hewan
dapat masuk ke dalam lumpur. Mulut tetap terbuka,
sehingga air dan lumpur yang mengandung sisa-sisa organis
masuk ke dalam mulut. Air kemudian keluar melalui lubang-lubang,
kandung-kandung, celah-celah insang, sisa-sisa
organis merupakan makanan dan tanah, dikeluarkan melalui
anus. Glomerulus yang terdapat cranial dari sinus dorsalis
diduga berfungsi sebagai alat exkresi (Radiopoetro, 1996: 397).
http://www.biyanigirlscollege.com
c. Embryo
Pada Balanoglossus terdapat amphigoni
dan gonochorisme. Ovaria dan testes berbentuk
sebagai kandung-kandung yang tersusun dalam
dua baris. Mereka terdapat di dalam cristae
genitales. Mereka bermuara keluar dengan baris
pori yang terdapat pada tepi crista genetalis.
Fertilisasi berlangsung external. Perkembangan
dapat berlangsung atau dengan metamorphosis.
9. Pada perkembangan langsung seperti halnya pada Saccoglossus, terjadi pembelahan secara
holoblastis dan equal, sehingga terjadi bentuk blastula. Bentuk blastula berubah menjadi bentuk
grastula dengan cara invaginasi. Gastroporus kemudian menutup dan entoderm memisah dari
ectoderm. Embrio memanjang dan suatu salcus memanjang melingkar terjadi. Mulut sebagai
invaginasi di dalam sulcus. Anus terjadi pada tempat gastroporus (Radiopoetro, 1996: 398).
Sebelum mulut terjadi, entoderm menonjol ke
kanan dan kiri. Kemudian kedua tonjolan melepaskan
diri dan rongga di dalamnya menjadi celom proboscis,
cellom collare, dan cellom truncus. Satu sulcus
melingkar terjadi lagi, sehingga tubuh embrio terbagi
tiga ialah bakal proboscis, bakal collared an bakal
truncus. Pada bakal truncus terjadi sepasang aperture,
ialah sepasang pertama dari celah insang. Kemudian
disebelah caudal mereka terjadi celah-celah yang
lain.Pada perkembangan dengan metamorphosis seperti halnya pada Balanoglosus, embrio
menjadi larva yang disebut tornaria. Tornaria menyerupai echinopedium. Ia mempunyai baris-baris
cilia. Kadang-kadang ada tonjolan-tonjolan atau lanjutan-lanjutan (Radiopoetro, 1996: 399).
Sub Phylum Hemichordata dibagi menjadi dua klas dan dua ordo yaitu (Radiopoetro, 1996: 399):
9
a. Class : Enteropneuta, contoh Balanoglossus sp.
http://www.biyanigirlscollege.com
10. Class : Peterobranchia, mempunyai ciri-ciri yaitu:
- Tractus digestivus berbentuk huruf U, dimana anus terletak dekat mulut
- Ada sepasang celah insang atau tidak ada sama sekali
- Pada tepi cranial collare berpangkal lengan- lengan yang mengandung lanjutan celom.
10
http://www.google.com/imgres
b. Ordo : Cephalodiscoides, contoh Cephalodiscus sp. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Radiopoetro, 1996: 399):
- Proboscis berbentuk sebagai perisai atau discus
- Pada collare berpangkal 8-16 lengan diaman berpangkal tentakel-tentakel
- Ada sepasang celah insang
- Ada satu fasciculus nervosus dengan satu ganglion dorsal di bawah epidermis di
dalam collare
- Ada gonochorisme atau hermaphroditisme; ada monogoni dengan terjadinya gemmae
pada suatu tangkai pada ujung caudal
- Tidak membuat koloni dimana hewan-hewan berhubungan satu dengan yang lain,
tetapi mereka dapat berkumpul dan membuat selubung gelatin yang berbentuk pipa
yang bercabang-cabang.
11. 11
http://muzeum.geology
Ordo : Rhabdopleuridea, (Radiopoetro, 1996: 400).
- Pada collare berpangkal sepasang lengan; pada tiap lengan berpangkal dua baris
tentakel; lengan disokong oleh suatu skelet dari bahan yang menyerupai kartilago
- Tidak ada celah insang; pada tempatnya ada sepasang sulcus dengan cilia
- Membuat koloni; hewan-hewan berhubungan satu dengan yang lain dengan stolon
- Ada hermaphroditisme dan monogoni
- Hewan-hewan sekoloni membuat bersamaan selubung yang bersifat membrane
contoh : Rhabdopleura, sp (Radiopoetro, 1996: 400).
http://muzeum.geology
Storer dan Usinger (1957: 467) dalam buku Radiopoetro 1996, memasukkan ordo
Graptolithida kedalam subphylum Hemichordata dan disebutnya classis Graptozoa.
Pemasukkan ini berdasar atas adanya selubung chitin dan adanya suatu stolon, sehingga
dikatakan menyerupaiRhabdopleura. Tetapi sifat-sifat yang khas dari Enteropneusta dan
Pterobranchia ialah adanya diverticulum eshopageum dan terbaginya tubuh dalam
proboscis, collare, dan truncus. Oleh karena mempunyai diverticulum esophageum yang
12. dipandang chorda dorsalis, mereka dimasukkan kedalam subphylum Hemichordata. Sifat-sifat
12
ini tidak ada atau tidak diketahui ada pada Graptolithida (Radiopoetro, 1996: 400).
Klasifikasi Subphylum Hemichordata:
Balanoglossus
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Deuterostomia
Superphylum : Deuterostomia
Phylum : Hemichordata
Class : Enteropneusta
Family : Ptychoderidae
Genus :Balanoglossus
Species : Balanoglossus clavigerus (http://www.itis.gov/).
Cephalodiscus
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Deuterostomia
Phylum : Hemichordata
Class : Graptolithoidea
Order : Cephalodiscida
Family : Cephalodiscidae
Genus : Cephalodiscus
Species : Cephalodiscus hodgsoni (http://www.itis.gov/).
Rhabdopleura
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Deuterostomia
Phylum : Hemichordata
Class : Graptolithoidea
Order : Rhabdopleurida
Family : Rhabdopleuridae
13. 13
Genus : Rhabdopleura
Species : Rhabdopleura normani
(http://www.itis.gov/)
2. SUB PHYLUM UROCHORDATA
Terdapat di laut dari daerah tropis sampai kutub pada pantai sampai kedalaman 4.803
m. Beberapa hidup bebas, dan beberapa melekat atau sesil, setelah masa larva yang hidup
bebas. Nothocord hewan-hewan ini terdapat pada ekor pada masa larva saja. Bentuk
hewan ini bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Beberapa hidup secara
soliter bererapa hidup secara koloni (Lorensia, 2010).
a. Anatomi
Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai
silinder atau bulat memanjang. Pada satu ujung ia melekat pada sesuatu. Tubuhnya
ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat oleh cel-cel
mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari ectoderm,
jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan melingkar.Pada ujung
yang bebas terdapat satu lubang yng disebut lubang oral. Pada satu sisi dekat ujung bebas
terdapat lubang lain adalah lubang atrul. Pada tepi lubang tersebut pallium berhubungan
dengan tunica. Di keliling lubang-lubang tersebut di dalam pallium ada otot spinecter
yang kuat (Radiopoetro, 1996: 404).
Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran tenrakel-tentakel
kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel indra yang berfungsi sebagai
chemoreeseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus branchialis dan bermuara ke dalam
ventriculus yang melebar. Ventriculus melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum
bermuara melalui anus ke dalam atrium dekat lubang atrist. Pada Ascidia ada
hermaproditisme protogyni. Ovarium dan testis berlekatan, dikelilingi oleh intestinum.
Oviduct dan ductus deferens berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke dalam atrium
dekat anus (Radiopoetro, 1996: 406).
14. 14
http://www.slideshare.net/jackiecarl/23-chordates (Radiopoetro, 1996: 406)
Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai silinder
atau bulat memanjang. Tubuhnya ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia
dibuat oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari
ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan melingkar. Pada
ujung yang bebas terdapat satu lubang yang disebut lubang oral. Pada satu sisi dekat ujung bebas
terdapat lubang lain adalah lubang atrial. Di keliling lubang-lubang tersebut di dalam pallium ada
otot spinecter yang kuat. Di dalam atrium terdapat suatu kandungan ialah saccus branchialis.
Rongga di dalam saccus tersebut ialah pharynx. Lubang masuk ke dalam pharynx ialah lubang
oral.
Di dalam dinding saccus branchialis terdapat lubang-lubang ialah stigmata (lubang
insang). Melalui stigmata ini pharynx berhubungan dengan atrium. Pada tepi stigmata terdapat
banyak ciliata yang kuat. Gerakan cilia tersebut menyebabkan terjadinya aliran air dari pharynx
ke dalam atrium. Pada suatu tempat yang dipandang ventral, saccus branchialis melekat kepada
pallium dari lubang mulut sampai dasar saccus.
Sepanjang tempat perlekatan ini pada dataran saccus terdapat satu pasang penebalan yang
disebut endostyle, dimana terdapat cel-cel bercilia, cel-cel kelenjar dan cel-cel sensoris. Gerakan
cilia menyebabkan aliran air kearah oral, cel-cel kelenjar menghasilkan getah yang pekat. Lamina
dorsalis mempunyai sebaris tonjolan-tonjolan. Pada lamina dorsalis terdapat cel-cel bercilia.
Gerak cilia tersebut menyebabkan aliran air kearah lubang esophagus.
15. Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran tenrakel-tentakel
kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel indra yang berfungsi sebagai
chemoreseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus branchialis dan bermuara ke dalam
ventriculus yang melebar. Ventriculus melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum
bermuara melalui anus ke dalam atrium dekat lubang atrist. Pada Ascidia ada hermaproditisme
protogyni. Ovarium dan testis berlekatan, dikelilingi oleh intestinum. Oviduct dan ductus
deferens berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke dalam atrium dekat anus.
Cor ialah suatu kandungan yang bersifat otot. Ia terletak dekat ventrikulus di dalam
pericardium. Tidak ada pembuluh-pembuluh darah sebenarnya. Darah mengalir melalui saluran,
spatial atau lacunae ini disebut hemocela. Pada tiap ujung corberpangkal suatu pembuluh yang
besar. Pembuluh yang pergi ke ventral, ialah pembuluh branchiochardial, berjalan ventral dari
pharynx di luar endostyle dan berabang-cabang. Cabang berjalan didalam batang-batang diantara
baris-baris stigmata. Cabang-cabang itu bercabang lagi.
Pembuluh yang pergi ke dorsal, ialah pembuluh chardiovisceral bercabang-cabang ke
dinding tractus digestivus dan alat-alat lain. Pembuluh-pembuluh yang ada pada tractus
digestivus dan alat-alat lain bermuara ke dalam pembuluh viscerobranchial yang pergi ke dalam
dorsal pharynx, tetapi berjalan diluar lamina dorsalis. Cabang-cabangnya berhubungan dengan
cabang-cabang pembuluh branchiocardial yang berjalan di dalam batang-batang antara stigmata.
Disebelah ventral ganglion terdapat suatu bangunan yang disebut glandula neuralis. Dari alat itu
berjalan suatu saluran yang bermuara ke dalam pharynx. Sebelumnya bermuara pipa itu melebar
sebagai corong dan disebut infundibulum. Tepi muara infundibulum melipat, sehingga terbentuk
suatu tonjolan ialah tuberculum dorsal.
Sistem saraf mampu memperlambat atau menghentikan makan karena kontrol dari silia
pemukulan faring. Selain sistem saraf, tunicates mampu membalikkan arah aliran darah.
Tunicates tertentu menghasilkan mekanisme pertahanan diri yang mampu melindungi
mereka dari predator seperti kepiting dan ikan. Beberapa spesies mengandung konsentrasi tinggi
senyawa beracun seperti asam sulfat dan senyawa vanadium dalam sel tunik mereka. Tunicates
lain yang dihiasi dengan proyeksi berduri yang membantu menangkis siput besar (Clarku, 2006).
Subphylum Urochordata dibagi dalam classes dan ordines sebagai berikut (Radiopoetro,
15
1996: 404):
16. 16
Fisiologi
Makanan berupa plankton-plankton kecil masuk ke dalam pharynx. Plankton ini terjerat
oleh getah yang pekat yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal dari endostyle, dan dialirkan
oleh gerakan silia pada endostyle, cristae epicaryngeales dan lamina dorsalis ke lubang
esophagus, lalu mengalir melalui stigmata di mana terjadi pertukaran gas antara darah dan air.
Kontraksi cor ialah secara peristaltik dengan arah yang berganti-ganti, sehingga aliran darah juga
berganti-ganti. Kelompok sel-sel besar dengan gelembung-gelembung besar yang mengandung
asam urat diduga berfungsi sebagai alat exskresi. Juga diduga bahwa grandula neurelaris
berhubungan dengan exkresi. Pada tentakel di dalam lubang mulut diduga ada sel-sel yang
berfungsi sebagai chemoreceptor. Juga diduga bahwa tuberculum dorsale merupakan suatu alat
indera. Pada keadaan protogyni, ovarium berfungsi dulu, kemudian testis. Oleh karenanya dapat
terjadi autofertilisasi.
Subphylum Urochordata dibagi dalam classes dan ordines sebagai berikut (Radiopoetro,
1996: 404):
1. Clasis : Larvacea
- Bentuk seperti larva
- Ada ekor dan chorda dorsalis
- Ganlion mempunyai lanjutan ke caudal dengan penebalan ganglioner
- Hanya ada satu stigmata
- Tidak ada atrium
- Tunica dibentuk oleh ectoderm
- Hermaproditisme protandri
Contoh : Appendicularia spec.
17. 17
http://dubrovniknet.hr/novost.php?id=7957#.UwH_ofvVXMw
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Deuterostomia
Phylum : Chordata
Subphylum : Urochordata
Class : Appendicularia
Order : Copelata
Family : Fritillaridae
Genus : Fritillaria
Spesies : Fritillaria ragusina
Sumber : http://www.itis.gov
2. Classis : Ascidiacea (Sea squirt, semprotan air)
- Ada berbagai bentuk
- Tiap hewan mempunyai tunica sendiri atau beberapa hewan mempunyai bersama tunica
- Biasanya melekat terjadi sesuatu setelah metamorfosis retrogressif.
- Banyak stigmata
- Atrium bermuara di sebelah dorsal.
- Tunica tetap
- Tidak ada stolon, atau ada stolon tapi sederhana
18. http://www.wallawalla.edu/academics/departments/biology/rosario/inverts/Chordata_%28
Urochordata%29/Class_Ascidiacea/Stolidobranchia/Styela_montereyensis.html
Klasifikasi
18
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Deuterostomia
Phylum : Chordata
Subphylum : Urochordata
Class : Ascidiacea
Order : Pleurogona
Family : Styelidae (Sluiter, 1895)
Genus : Styela (Fleming, 18220
Species : Styela montereyensis (Dall, 1872)
Sumber : http://www.itis.gov
Ordo : Enterogona
- Pada tubuh kadang-kadang dapat dibedakan dua bagian ialah thorax dan abdomen
- Glandula neuralis biasanya terletak ventral dari ganglion.
- Larva dengan 2 alat indera di dalam kandung alat indera.
Contoh : Ascidia intestinalis.
19. 19
Sumber www.ascidians.com
Ordo : Pleurogona
- Pada tubuh tidak dapat dibedakan dua bagian
- Glandula neuralis biasanya terletak dorsal atau lateral dari ganglion
- Gonades terdapat ddi dalam pallium disebelah lateral.
Contoh : Botryllus intestinalis.
3. Clasis : Thalliacea
- Berbentuk seperti tong atau silinder
- Tunica tetap
- Di dalam pallium terdapat otot-otot melingkar
- Tidak ada ekor dan chorda dorsalis
- Hidup bebas
Sumber : http://opencage.info/pics.e/large_17240.asp
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Deuterostomia
20. 20
Phylum : Chordata
Subphylum : Urochordata
Class : Thaliacea
Order : Pyrosomida
Family : Pyrosomatidae
Genus : Pyrosoma
Species :Pyrosoma atlanticum P辿ron
Sumber : http://www.itis.gov
Ordo : Doliolida
- Berbentuk seperti tong
- Ada delapan lingkaran otot di dalam pallium
- Stigmata sedikit atau banyak
- Ada metamorfosis
- Ada metagenesis
Contoh : Doliolum denticulatum
Ordo : Salpida
- Berbentuk silinder
- Lingkaran otot di dalam pallium di sebelah ventral terputus
- Satu stigma yang besar
- Tidak ada larva
- Ada metagenesis
Contoh : Salpa.
Ordo : Pyrosomida
- Berbentuk tong
- Stigmata sampai 50 buah
- Tidak ada larva
- Ada metagenesis
- Membuat koloni yang berbentuk pipa
Contoh : Pyrosoma giganteum.
(Radiopoetro, 1996: 400).
21. 21
3. SUBPHYLUM CHEPALOCHORDATA
Bentuk seperti ikan dan meliputi 30 species dan diantara yang terkenal adalah
AMPHIOXUS dan LANCELET. Hewan ini biasanya menguburkan diri dalam pasir yang bersih
di dasar tepi laut yang aman dengan mencuatkan bagian anteriornya. Di dalam air biasanya
berenang lincah sekali. Sebutan Lancelet disebabkan ujung akhir tubuh runcing. Ciri Chordata
pada chepalochordata jelas sekali bila dibandingkan dengan Sub Phylum Hemichordata dan
Tunicata (Parker, 2008).
a. Anatomi
Badan panjangnya tidak melebihi 5,8 cm. Ia adalah runcing pada kedua ujung. Ujung
cranial disebut rostum. Pada tepi dorsal terdapat suatu lipatan median longitudinal, ialah sirip
dorsal yang melanjutkan diri ke caudal sebagai sirip caudal yang kemudian melanjtkan diri ke
venral cranial sampai dimana penampang melintang badan menjadi segitiga, sebagai sirip ventral.
Ada 2/3 bagian cranial badan tidak ada sirip ventral tetapi pada batas antara dataran lateral dan
dataran ventral terdapat suatu lipatan yang disebut metapleura. Ada 100 celah-celah insang atau
lebih. Mereka ialah memanjang ke arah entrodorsal atau agak miring. Septa interbranchiala yang
memisahkan celah-celah insang satu dari yang lain, disebelah dalam dilapisi oleh sel-sel
ephitelium pendek dan tidak bercilia yang berasal dari ectodermal (Radiopoetro, 1996: 411).
Pembuluh-pembuluh darah Amphioxus ialah semua dari satu macam, tetapi oleh kaena
ada homologinya pada pembuluh-pembuluh darah craniata, beberapa dari mereka disebut arteriae
dan beberapa venae. Pada Amphioxus terdapat gonochorisme, tetap bentuk hewan jantan dan
hewan betina ialah sama, sehingga tidak ada dimorphisme (Radiopoetro, 1996: 414).
Gonades berbentuk sebagai kandung-kandung sejumlah 26 pasang yang tersusun antara
dinding badan dan dinding lateral atrium, di daerah pharyngeal dan post-pharyngeal. Gonades
22. tidak mempunyai saluran keluar. Bila sel-sel kelamin masak, sel-sel tersebut menembus dinding
lateral aerom dan datang di dalam atrium untuk kemudian keluar melalui actoporus (Radiopoetro,
1996: 419).
a. Atrium
Atrium juga memanjang ke belakang pada sisi kanan sebagai suatu kantung kantung
22
tersembunyi yang mengarah ke atas hampir ke anus.
b. Rongga Tubuh
Rongga tubuh merupakan soelom yang berkembang dari dinding, berbatasan dengan epitel
mesodermal somatik dan splanchnic, mengandung cairan rongga seperti limfa. Pada aerah
faringeal dewasa mereduksi sampai 3 tipe ruang, soelom sub endostilar ventral tengah berada
secara membujur di bawah endostil, 2 saluran longitudinal dorsal yang terletak di atas faring dan
menutupi brown funnels/corong coklat, dan saluran soelom vertikal pada kordata tingkat tinggi
tidak terdapat rongga pada faringnya
c. Sistem Skeleton (Kerangka)
Notokord berbentuk silindris, membentang dari ujung rostrum sampai ujung ekor. Notokord
terbentuk oleh sel-sel besar, bersifat fibrosa dan bersifat gelatin yang menyebabkan notokord itu
bersifat keras dan kaku
d. Sistem Muskulus
Kontraksi dari miotom-miotom yang bersifat segmental menyebabkan terjadinya gerakan
tubuh meliuk- liuk, dan dengan cara inilah hewan ini berenang
e. Sistem Digestivus (Pencernaan Makanan)
Amphioxus memasukkan makanan ke dalam mulut dengan cara mengalirkan air dengan
menggunakan gerakan silia yang terdapat pada faring
23. 23
f. Sistem Respirasi (Pernapasan)
Pada Ampioxus pertukaran O2 dan CO2 dari aliran air ke dalam darah terjadi pada saat air
melalui celah insang. Tetapi kenyataan itu diragukan mengingat darah Ampioxus tidak
mengandung pigmen respirasi. Dan diperkirakan proses pertukaran gas ini terjadi pada seluruh
permukaan tubuh, terutama pada dinding athrium.
g. Sistem Sirkulasi (Peredaran Darah)
Ampioxus tidak mempunyai jantung. Pada dasarnya arteri memiliki dinding otot dan aorta
dorsalnya memiliki selubung endotellium.
h. Sistem Ekskretorius (Pengeluaran)
Organ ekskresi kira-kira ada 90 pasang nefridia yang bertipe tertutup yang tersusun secara
segmental yang disebut protonefridia
i. Sistem Reproduksi (Perkembangbiakan)
Seksnya terpisah tetapi tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya, kecuali pada
gonad.Terdapat 26 pasang testes atau ovary yang tersusun secara metamerik, yag terletak pada
segmen 25 sampai 51 mulai dari bagian tengah faring sampai ke anus pada tiap sisinya. Tidak
terdapat saluran genital
j. Sistem Nervous (syaraf)
Sistem nervus Ampioxus terdiri atas tabung neural (tali syaraf) yang terletak di atas norokord.
Branchiostoma tidak mempunyai kepala yang terpisah, mempunyai otak, mata, alat pendengar,
atau belum berahang, bersaraf, dan bersistem peredaran darah yang berpola seperti ikan, amfibi,
reptil, burung dan mamalia. System pencernaan makanan seperti sistem pencernaan oleh
vertebrata pada umumnya.Tetapi alat ingesti mirip Tunicata. Pada fase yang sama Branchiostoma
24. mempunyai mekanisme alat ekskresi seperti protobranchia lainnya, tidak seperti Echinodermata,
tetapi anehnya seperti pada Cacing pipih, Molusca, dan Annelida. Branchiostoma menunjukkan
perkembangan notochord, cekungan batang saraf, dan celah insang pada hewan dewasa maupun
pada larvanya. Walaupun Branchiostoma tampak primitive, tetapi berdasar kenyataan berhasil
mendiami seluruh pantai laut muka bumi. Salah satu spesies banyak dijual di pasar ikan di Cina.
2.4 Peranan dari Chordata
Anggota Chordata juga banyak memberikan manfaat bagi manusia, antara lain dapat
24
menjadi beberapa fungsi, seperti (Fidyah, 2012):
Amphioxus ditangkap orang dan dimakan di provinsi Fukien, Cina selatan
Amphioxus berperan penting dalam phylogeni
Merupakan plankton, hemichordata pada masa larva, ordo salpida
25. 25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan dan uraian tentang chordate diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Chordata adalah salah satu filum dari kingdom animalia. Chordata berasal dari bahasa
Yunani. Chordata berarti tali. Jadi, Chordata berarti hewan yang mempunyai chorda di
bagian punggung atau Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang
memiliki penyokong tubuh dalam. Habitat dari Chordata yaitu mereka hidup di berbagai
habitat seperti di darat maupun di perairan, termasuk laut, danau, dan sungai.
b. Asal-usul dari Chordata dapat dibedakan dalam 3 teori yaitu: teori Anelid, teori Araknid,
dan teori Ekinodermika
c. Klasifikasi Chordata dapat dibagi kedalam 4 sub phylum besar yaitu: sub phylum
Hemichordata, Urochordata, Chepalochordata, dan Vertebrata.
d. Peranan dari Chordata yang bermanfaat bagi manusia salah satunya yaitu: dapat
digunakan dalam bahan makanan seperti: sapi, ayam, ikan; bahan sandang seperti: bulu
domba yang dapat menghasilkan kain wol, sebagai bioindikator pencemaran, dll.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan dalam paper Chordata yaitu setelah mempelajari
Chordata diharapkan dapat mengaplikasikan manfaat yang diperoleh untuk meningkatkan
kebutuhan hidup manusia sehingga dapat tercapai kemakmuran serta menjaga kelestarian dari
anggota Chordata agar tidak cepat punah.
26. 26
DAFTAR PUSTAKA
Biyani. 2013. Gambar Balanoglossus. http://www.biy anigirlscollege.com/blog/wp-content/
Uploads /2013/02/balanoglossus.png. (online). Diakses tanggal 7 Desember 2014.
Fidyah, Armysta. 2012. Chordata. http://armyistafidyah.blogspot.com/2012/12/chordata.html.
(online). Diakses tanggal 7 Februari 2014.
http://dubrovniknet.hr/novost.php?id=7957#.UwH_ofvVXMw
http://opencage.info/pics.e/large_17240.asp
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=206881
http://muzeum.geology./index/general_zoology/phylum_hemichordata.php.
http://www.google.com/imgres/uploads/2013/02/balanoglossus.png
http://www.slideshare.net/jackiecarl/23-chordates
Lorensia, Farisa. 2010. Urochordata.http://www.ucmp.berkeley.edu/chordata/urochordata.html.
(online). Diakses tanggal 8 Februari 2014.
Parker, Tisk. 2008. Chepalocordata. http://www.ucmp.berkeley.edu/chordata/ chepalochordata.
html. (online). Diakses tanggal 8 Februari 2014.
Radiopoetro. 1996. Zoology. Jakarta: Erlangga.
Rifta, Amy. 2011. Hemichordata. http://www.ucmp.berkeley.edu/chordata/hemichordata.html.
(online). Diakses tanggal 7 Februari 2014.
Storer. 1957. General Zoolog.New York: Mc.Grow-Hill.
Zaif. 2009. Filum Chordata. http://wordpress.com/phylum-chordata. (online). Diakses pada
tanggal 8 Februari 2014.