際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Biologi, sesuai dengan namanya yaitu pengetahuan hidup yang yang berarti ilmu yang 
mengkaji dan mempelajari tentang kehidupan. Dengan kata lain suatu studi tentnag mahkluk 
hidup dan berbagai teori yang mengungkap dan menjelaskan tentang dunia kehidupan.Segala 
sesuatu yang berhubungan dengan tentang alam kehidupan ini penuh dengan keajaiban dan 
misteri. Di dalamnya banyak hal yang sangat menarik untuk dipelajari. Sehingga tidaklah mudah 
untuk mendefinisikan istilah hidup secara tepat. Akan tetapi, melalui pengamatan dan kegiatan 
dapat mencatat beberapa ciri mahkluk hidup yang membuatnya berbeda dengan benda tak hidup. 
Salah satu perbedaan dasar antara tumbuhan dan hewan adalah cara mereka memperoleh 
makanan.Dan pada umumnya, setiap para ilmuan menjadi keingintahuan yang besar terhadap 
segala bentuk kehidupan di dunia ini baik manusia, tumbuhan dan hewan. Seperti halnya para 
ilmuan melakukan penelitian, pengamatan terhadap mahkluk hidup dengan cara berbeda-beda. 
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayatinya baik flora maupun 
fauna. Fauna yang merupakan kingdom Animalia memiliki manfaat yang sangat besar bagi 
kehidupan manusia. Jika manusia dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk mengembangkan 
keanekaragaman fauna, maka akan banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. 
Namun, sebagian besar manusia tidak memahami benar mengenai kingdom animalia itu 
sendiri. Kebanyakan Masyarakat Indonesia tidak mengetahui benar klasifikasi Kingdom 
Animalia serta jenis-jenisnya. Untuk itu, penulis membuat paper yang menjelaskan salah satu 
filum dari kingdom animalia, yaitu Chordata. Diharapkan hal ini dapat mendorong masyarakat 
lainnya untuk mengenal filum- filum yang lain. 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Bagaimana ciri-ciri Chordata? 
2. Bagaimana asal usul Chordata? 
3. Bagaimana klasifikasi dari Chordata? 
4. Apa saja peranan dari Chordata?
2 
1.3 Tujuan 
1. Mengetahui ciri-ciri Chordata 
2. Mengetahui asal usul Chordata 
3. Mengetahui klasifikasi dari Chordata 
4. Mengetahui peranan dari Chordata
3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Ciri-ciri dari Chordata 
Chordata adalah salah satu filum dari kingdom animalia. Chordata berasal dari bahasa 
Yunani. Chordata berarti tali. Jadi, Chordata berarti hewan yang mempunyai chorda di bagian 
punggung atau Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang memiliki penyokong 
tubuh dalam. Atau juga bisa, Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu 
tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka (Zaif, 2009). 
Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung 
tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus 
pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain 
sebagainya. Chordata melakukan reproduksi seksual dengan membentuk sel kelamin jantan dan 
sel kelamin betina. Fertilisasi dapat berlangsung secara internal atau eksternal (Zaif, 2009). 
Phylum chordata adalah bagian dari kingdom animalia yang dicirikan memiliki notochorda 
sebagai sumbu tubuh. Notochorda adalah sebuah struktur batang yang berfungsi untuk 
menyangga tubuh ketika telah terbentuk secara sempurna dan membantu pergerakan. Notochorda 
bersifat elastis dan memanjang secara paralel. Letak dari notochorda ini diantara saluran 
pencernaan dan sistem saraf pusat.Habitat dari Chordatayaitu mereka hidup di berbagai habitat 
seperti di darat maupun di perairan, termasuk laut, danau, dan sungai(Storer, 1957). 
Sifat yang ada pada hewan-hewan yang dimasukkan ke dalam phylum ialah (Zaif, 2009): 
1. Adanya chorda dorsalis, pada keadaan embrio, larva atau seumur hidup, chorda dorsalis 
terjadi dari entoderm primer. 
2. Pada dinding pharynx ada sulci pada keadaan embrio, atau lubang-lubang pada keadaan 
larva atau seumur hidup. Lubang-lubang ini ialah celah-celah insang. 
3. Di dalam pusat susunan saraf ada rongga, seumur hidup atau hanya pada keadaan larva. 
Rongga ini disebut neuroceia. 
Ciri-ciri Chordata: 
a. Memiliki notokorda pada masa embrionik, yaitu sumbu penyongkong tubuh primer 
b. Memiliki celah faring atau celah insang pada beberapa tahap selama masa 
perkembangannya 
c. Memiliki tali saraf dorsal
d. Memiliki ekoryang memanjang ke arah posterior terhadap anus, paling tidak pada masa 
4 
embrionik, tetapi pada subfilum vertebrata mereduksi 
e. Mempunyai chorda dorsalis. 
f. Bentuk tubuh simetri bilateral. 
g. Mempunyai coelom. Mesoderm merupakan dinding coelom berasal dari entoderm primer, 
sehingga Chordata termasuk enterodermata. 
h. Penyusun tulang berlakang dapat terdiri dari kartilago maupun tulang keras 
i. Sistem pencernaannya lengkap 
2.2 Asal-Usul Chordata 
Dapat dibedakan dalam 3 teori, yaitu: 
1. Teori Anelid 
Baik anelida maupun Chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen. Organ-organ 
ekskresi bersegmen, selom tumbuh baik, ada korda saraf di pembuluh-pembuluh darah 
longitudinal. Apabila pada anelida kita menempatkan korda sarafnya di sebelah dorsal saluran 
pencernaan, maka tipe aliran darahnya akan sama dengan yang terdapat pada chordata. Namun, 
mulut anelida itu lalu ada di sebelah dorsal, tidak seperti pada chordata yang mulutnya di sebelah 
ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsoventral akan berubah. Lebih-lebih lagi, annelida 
itu tidak mempunyai struktur yang serupa dengan notokorda atau celah-celah insang (Zaif, 2009). 
2. Teori Araknid 
Persamaanya adalah pada eurypterid (artropoda zaman Paleozoik) dan ostracoderm (chordata 
pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal, namun demikian, kordata tidak 
mempunyai apendiks-apendiks seperti pada artopoda, dan korda sarafnya terletak sebelah dorsal. 
Sedangkan pada artopoda, korda sarafnya ada di sebelah ventral (Zaif, 2009). 
3. Teori Ekinodermika 
Larva tornaria dari cacing lidah Soccoglossus sp. (anak filum Hemichordata) tdan larva 
bipinnaria dari echinodermata, semuanya ransparan, bersilia eksternal, dengn ruang selom, dan 
mempunyai porus dorsal. Dahulu memang terjadi kekeliruan, yaitu larva cacing lidah itu 
diidentifikasi sebagai Asterius sp. Sebuah hipotesis pernah dikemukakahn, bahwa larva 
echinodermatalarva hemichordatalarva tunikataamfioksusostracoderm. Jika hipotesis 
itu benar, maka tidak ada lagi kemungkinan akan ditemukan fosil chordata purba (Zaif, 2009).
5 
2.3Klasifikasi Chordata 
1. SUB PHYLUM HEMICHORDATA 
Kedudukan Hemichordata dalam phylum Chordata sulit untuk dibedakan, karena dalam 
sub phylum ini terdapat beberapa jenis binatang yang mempunyai bentuk seperti cacing. Oleh 
karena ini dan lain faktor, hemichordates diperlakukan sebagai famili dari echinodermata dan 
chordata (Rifta, 2011). 
a. Anatomi 
Anatomi hemichordata ialah lunak dan berbentuk silinder seperti cacing. Dataran badan 
dilapisi epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai cilia. Pada badan dapat 
dibedakan: 
a. Proboscis, yang berbentuk seperti conus 
b. Collare, yang berbentuk sebagai leher baju dan menglilingi colum dan basis proboscis. 
c. Truncus, yang panjang agak pipih. 
Di dalam epidermis terdapat banyak sel-sel kelenjar dengan getah yang pekat dimana 
dapat melekat butir-butir pasir, sehingga dapat terbentuk suatu pipa.Pada dataran dorsal bagian 
cranial truncus terdapat dua baris celah-celah sempit, ialah celah-celah branchial. Tiap baris 
terdapat di dalam suatu sulcus longitudinal.Celah-celah yang terletak tercranial ditutupi oleh 
lanjutan caudal collare yang disebut operculum.Di daerah celah-celah branchial dan disebelah 
caudalnya, terdapat disebelah kanan dan sebelah kiri suatu crista genitalis, di dalam mana 
terdapat gonades.Caudal dari crista genitalis terdapat prominentiae, di dalam mana terdapat ceca 
hepatis.Truncus secara tidak teratur terbagi atas segment-segment, tetapi segmentasi ini hanya 
terbatas pada dataran luar badan(Radiopoetro, 1996: 396). 
Mulut terdapat ventral pada basis proboscis di dalam collare. Rongga mulut melanjutkan 
diri ke dalam esophagus. Pada esophagus dapat dibedakan pars branchialis di sebelah dorsal dan 
pars digestiva di sebelah ventral. Pada dinding pars branchialis terdapat lubang-lubang insang. 
Lubang insang ini bemuara ke dalam kandung insang. Kandung insang bermuara keluar melalui 
celah insang. Lubang, kandung dan celah insang berbentuk sebagai huruf U. Kandung-kandung 
insang disokong oleh suatu skeleton yang bersifat chitinoid. Ia terdiri atas satu batang 
longitudinal di sebelah dorsal dengan cabang-cabang ke arah ventral. Cabang-cabang ini ada dua 
macam, satu macam ialah bercabang dua pada ujung ventral, lain macam tidak bercabang. Dua
macam itu letaknya berseling-seling. Cabang yang bercabang terdapat di dalam septum antara 
dua kandung insang, cabang yang tidak bercabang terdapat di dalam septum yang disebut lidah 
yang memisahkan kedua kaki dari bentuk huruf U(Radiopoetro, 1996: 396). 
Pada kebanyakan species cabang-cabang tersebut dihubungkan juga oleh batang-batang 
longitudinal yang disebut synapticulae. Setelah esophagus, tractus digestivus ialah lurus. 
Dipertengahan panjang truncus ia mempercabangkan beberapa pasang ceca hepatis.Tractus 
digestivus berakhir pada anus yang terletak terminal. Pada dinding sebelah ventral, bagian caudal 
tractus digestivus, dilinea mediana terdapat suatu lipatan ephitelium, ialah pygochordata.Pada 
permulaan esophagus, dinding dorsalnya menonjol ke dorsal kemudian ke cranial ke dalam basis 
proboscis, setelah memberi cabang pendek ke ventral. Tonjolan ini disebut diverticulum 
esophageum. Diverticulum ini dipandang chorda dorsalis oleh karena merupakan tonjolan dari 
entoderm dan dindingnya terdiri atas sel-sel, masing-masing dengan vacuolum yang besar. 
Ventral dari diverticulum esophageum, sebelumnya diverticulum tersebut memberi cabang ke 
ventral, terdapat skeleton proboscis yang bersifat chitinoid. Ujung caudal skeleton tersebut 
bercabang dua. Di antara kedua cabang itu terdapat pangkal dari diverticulum 
esophageum(Radiopoetro, 1996: 396). 
Sistem cardiovasculer terdiri atas sinus dorsalis, 
truncus longitudinalis dorsalis, truncus longitudinalis 
ventralis, glomerolus, dan plexus. Sinus dorsalis terletak di 
dalam bagian cranial collare dan di dalam collum proboscis, 
dorsal dari diverticulum esophageum. Dari bagian caudal 
sinus dorsalis pergi suatu pembuluh yang bercabang dua ke 
proboscis. Dari bagian cranial sinus dorsalis, pergi sejumlah 
pembuluh-pembuluh yang kemudian membentuk glomerulus 
di sebelah cranial sinus dorsalis. Dari glomerulus pergi 
sepasang pembuluh yang setelah membentuk plexus, di 
sebelah ventral bersatu dan membentuk plexus ventralis medianus. Plexus ini ke caudal 
melanjutkan diri ke dalam truncus longitudinalis ventralis. Truncus longitudinal ventralis berjalan 
disebelah ventral dari tractus digestivus.Disebelah dorsal dari tractus digestivus berjalan truncus 
longitudinalis dorsalis yang berakhir cranial di dalam sinus dorsalis. Di dalam truncus ini darah 
mengalir ke cranial. Dinding sinus dorsalis tidak bersifat kontraktil. Di sebelah dorsalnya, 
6
menempel kepalanya, terdapat saccus cardiacus. Dinding vetral saccus cardiacus terdiri atas 
jaringan otot, sehingga bila ia berkontraksi, mendesak sinus dorsalis, dan mengalirkan darah 
(Radiopoetro, 1996: 396). 
Systema nervosum terdiri atas satu fasciculus 
dorsalis dan satu fasciculus ventralis. Mereka berjalan 
sepanjang badan di linea mediana di dalam bagian dalam 
epidermis, masing-masing di sebelah dorsal dan di sebelah 
ventral. Mereka terdiri atas serabut-serabut saraf dengan di 
sana sini ada sel-sel saraf yang besar.Bagian fasciculus 
dorsalis yang terletak di dalam collare ialah terlepas dari 
epidermis dan mengandung lebih banyak sel-sel saraf. 
Pada beberapa species, di dalamnya ada rongga yang disebut neurocela.Di dalam ujung caudal 
collare dan di dalam collum proboscis, fasciculus dorsalis dan fasciculus ventralis dihubungkan 
satu dengan yang lain(Radiopoetro, 1996: 397). 
Tidak mempunyai alat-alat indera. Tetapi beberapa sel epidermis pada beberapa tempat 
pada proboscis dan pada tepi cranial collare rupanya bersifat sel-sel sensoris. Dinding badan 
terdiri atas jaringan otot. Di dalam proboscis terdapat satu celom yang bermuara keluar melalui 
satu lubang, ialah porus proboseis. Di dalam collare terdapat dua celom yang dipisah satu dari 
yang lain oleh suatu sekat median ialah mesenterium dorsale dan menseterium entrale. Juga 
celom ini bermuara keluar masing-masing melalui porus collare. Celom di dalam proboscis dan 
di dalam collare dilalui oleh fasciculi jaringan pengikat. Cellom itu dapat diisi dengan air laut 
melalui pori (Radiopoetro, 1996: 394-397). 
Di dalam truncus terdapat dua celomata, yang dipisah satu dari yang lain oleh 
mesenterium yang terdiri atas dua lembaran. Di antara dua lembaran itu di tengah-tengah terdapat 
tractus digestivus. Mesenterium yang ada di sebelah dorsal tractus digestivus disebut 
mesenterium dorsal, yang ada di sebelah ventral, disebut mesenterium ventral(Radiopoetro, 1996: 
397). 
7
8 
b. Fisiologi 
Cellom proboscis dan cellom collare diduga dapat diisi 
dengan air laut sehingga mengembang dan mengeras. Oleh 
karenanya dan dengan bantuan gerakan otot tuncus, hewan 
dapat masuk ke dalam lumpur. Mulut tetap terbuka, 
sehingga air dan lumpur yang mengandung sisa-sisa organis 
masuk ke dalam mulut. Air kemudian keluar melalui lubang-lubang, 
kandung-kandung, celah-celah insang, sisa-sisa 
organis merupakan makanan dan tanah, dikeluarkan melalui 
anus. Glomerulus yang terdapat cranial dari sinus dorsalis 
diduga berfungsi sebagai alat exkresi (Radiopoetro, 1996: 397). 
http://www.biyanigirlscollege.com 
c. Embryo 
Pada Balanoglossus terdapat amphigoni 
dan gonochorisme. Ovaria dan testes berbentuk 
sebagai kandung-kandung yang tersusun dalam 
dua baris. Mereka terdapat di dalam cristae 
genitales. Mereka bermuara keluar dengan baris 
pori yang terdapat pada tepi crista genetalis. 
Fertilisasi berlangsung external. Perkembangan 
dapat berlangsung atau dengan metamorphosis.
Pada perkembangan langsung seperti halnya pada Saccoglossus, terjadi pembelahan secara 
holoblastis dan equal, sehingga terjadi bentuk blastula. Bentuk blastula berubah menjadi bentuk 
grastula dengan cara invaginasi. Gastroporus kemudian menutup dan entoderm memisah dari 
ectoderm. Embrio memanjang dan suatu salcus memanjang melingkar terjadi. Mulut sebagai 
invaginasi di dalam sulcus. Anus terjadi pada tempat gastroporus (Radiopoetro, 1996: 398). 
Sebelum mulut terjadi, entoderm menonjol ke 
kanan dan kiri. Kemudian kedua tonjolan melepaskan 
diri dan rongga di dalamnya menjadi celom proboscis, 
cellom collare, dan cellom truncus. Satu sulcus 
melingkar terjadi lagi, sehingga tubuh embrio terbagi 
tiga ialah bakal proboscis, bakal collared an bakal 
truncus. Pada bakal truncus terjadi sepasang aperture, 
ialah sepasang pertama dari celah insang. Kemudian 
disebelah caudal mereka terjadi celah-celah yang 
lain.Pada perkembangan dengan metamorphosis seperti halnya pada Balanoglosus, embrio 
menjadi larva yang disebut tornaria. Tornaria menyerupai echinopedium. Ia mempunyai baris-baris 
cilia. Kadang-kadang ada tonjolan-tonjolan atau lanjutan-lanjutan (Radiopoetro, 1996: 399). 
Sub Phylum Hemichordata dibagi menjadi dua klas dan dua ordo yaitu (Radiopoetro, 1996: 399): 
9 
a. Class : Enteropneuta, contoh Balanoglossus sp. 
http://www.biyanigirlscollege.com
Class : Peterobranchia, mempunyai ciri-ciri yaitu: 
- Tractus digestivus berbentuk huruf U, dimana anus terletak dekat mulut 
- Ada sepasang celah insang atau tidak ada sama sekali 
- Pada tepi cranial collare berpangkal lengan- lengan yang mengandung lanjutan celom. 
10 
http://www.google.com/imgres 
b. Ordo : Cephalodiscoides, contoh Cephalodiscus sp. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut 
(Radiopoetro, 1996: 399): 
- Proboscis berbentuk sebagai perisai atau discus 
- Pada collare berpangkal 8-16 lengan diaman berpangkal tentakel-tentakel 
- Ada sepasang celah insang 
- Ada satu fasciculus nervosus dengan satu ganglion dorsal di bawah epidermis di 
dalam collare 
- Ada gonochorisme atau hermaphroditisme; ada monogoni dengan terjadinya gemmae 
pada suatu tangkai pada ujung caudal 
- Tidak membuat koloni dimana hewan-hewan berhubungan satu dengan yang lain, 
tetapi mereka dapat berkumpul dan membuat selubung gelatin yang berbentuk pipa 
yang bercabang-cabang.
11 
http://muzeum.geology 
Ordo : Rhabdopleuridea, (Radiopoetro, 1996: 400). 
- Pada collare berpangkal sepasang lengan; pada tiap lengan berpangkal dua baris 
tentakel; lengan disokong oleh suatu skelet dari bahan yang menyerupai kartilago 
- Tidak ada celah insang; pada tempatnya ada sepasang sulcus dengan cilia 
- Membuat koloni; hewan-hewan berhubungan satu dengan yang lain dengan stolon 
- Ada hermaphroditisme dan monogoni 
- Hewan-hewan sekoloni membuat bersamaan selubung yang bersifat membrane 
contoh : Rhabdopleura, sp (Radiopoetro, 1996: 400). 
http://muzeum.geology 
Storer dan Usinger (1957: 467) dalam buku Radiopoetro 1996, memasukkan ordo 
Graptolithida kedalam subphylum Hemichordata dan disebutnya classis Graptozoa. 
Pemasukkan ini berdasar atas adanya selubung chitin dan adanya suatu stolon, sehingga 
dikatakan menyerupaiRhabdopleura. Tetapi sifat-sifat yang khas dari Enteropneusta dan 
Pterobranchia ialah adanya diverticulum eshopageum dan terbaginya tubuh dalam 
proboscis, collare, dan truncus. Oleh karena mempunyai diverticulum esophageum yang
dipandang chorda dorsalis, mereka dimasukkan kedalam subphylum Hemichordata. Sifat-sifat 
12 
ini tidak ada atau tidak diketahui ada pada Graptolithida (Radiopoetro, 1996: 400). 
 Klasifikasi Subphylum Hemichordata: 
 Balanoglossus 
Kingdom : Animalia 
Subkingdom : Bilateria 
Infrakingdom : Deuterostomia 
Superphylum : Deuterostomia 
Phylum : Hemichordata 
Class : Enteropneusta 
Family : Ptychoderidae 
Genus :Balanoglossus 
Species : Balanoglossus clavigerus (http://www.itis.gov/). 
 Cephalodiscus 
Kingdom : Animalia 
Subkingdom : Bilateria 
Infrakingdom : Deuterostomia 
Phylum : Hemichordata 
Class : Graptolithoidea 
Order : Cephalodiscida 
Family : Cephalodiscidae 
Genus : Cephalodiscus 
Species : Cephalodiscus hodgsoni (http://www.itis.gov/). 
 Rhabdopleura 
Kingdom : Animalia 
Subkingdom : Bilateria 
Infrakingdom : Deuterostomia 
Phylum : Hemichordata 
Class : Graptolithoidea 
Order : Rhabdopleurida 
Family : Rhabdopleuridae
13 
Genus : Rhabdopleura 
Species : Rhabdopleura normani 
(http://www.itis.gov/) 
2. SUB PHYLUM UROCHORDATA 
Terdapat di laut dari daerah tropis sampai kutub pada pantai sampai kedalaman 4.803 
m. Beberapa hidup bebas, dan beberapa melekat atau sesil, setelah masa larva yang hidup 
bebas. Nothocord hewan-hewan ini terdapat pada ekor pada masa larva saja. Bentuk 
hewan ini bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Beberapa hidup secara 
soliter bererapa hidup secara koloni (Lorensia, 2010). 
a. Anatomi 
Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai 
silinder atau bulat memanjang. Pada satu ujung ia melekat pada sesuatu. Tubuhnya 
ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat oleh cel-cel 
mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari ectoderm, 
jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan melingkar.Pada ujung 
yang bebas terdapat satu lubang yng disebut lubang oral. Pada satu sisi dekat ujung bebas 
terdapat lubang lain adalah lubang atrul. Pada tepi lubang tersebut pallium berhubungan 
dengan tunica. Di keliling lubang-lubang tersebut di dalam pallium ada otot spinecter 
yang kuat (Radiopoetro, 1996: 404). 
Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran tenrakel-tentakel 
kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel indra yang berfungsi sebagai 
chemoreeseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus branchialis dan bermuara ke dalam 
ventriculus yang melebar. Ventriculus melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum 
bermuara melalui anus ke dalam atrium dekat lubang atrist. Pada Ascidia ada 
hermaproditisme protogyni. Ovarium dan testis berlekatan, dikelilingi oleh intestinum. 
Oviduct dan ductus deferens berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke dalam atrium 
dekat anus (Radiopoetro, 1996: 406).
14 
http://www.slideshare.net/jackiecarl/23-chordates (Radiopoetro, 1996: 406) 
Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai silinder 
atau bulat memanjang. Tubuhnya ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia 
dibuat oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari 
ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan melingkar. Pada 
ujung yang bebas terdapat satu lubang yang disebut lubang oral. Pada satu sisi dekat ujung bebas 
terdapat lubang lain adalah lubang atrial. Di keliling lubang-lubang tersebut di dalam pallium ada 
otot spinecter yang kuat. Di dalam atrium terdapat suatu kandungan ialah saccus branchialis. 
Rongga di dalam saccus tersebut ialah pharynx. Lubang masuk ke dalam pharynx ialah lubang 
oral. 
Di dalam dinding saccus branchialis terdapat lubang-lubang ialah stigmata (lubang 
insang). Melalui stigmata ini pharynx berhubungan dengan atrium. Pada tepi stigmata terdapat 
banyak ciliata yang kuat. Gerakan cilia tersebut menyebabkan terjadinya aliran air dari pharynx 
ke dalam atrium. Pada suatu tempat yang dipandang ventral, saccus branchialis melekat kepada 
pallium dari lubang mulut sampai dasar saccus. 
Sepanjang tempat perlekatan ini pada dataran saccus terdapat satu pasang penebalan yang 
disebut endostyle, dimana terdapat cel-cel bercilia, cel-cel kelenjar dan cel-cel sensoris. Gerakan 
cilia menyebabkan aliran air kearah oral, cel-cel kelenjar menghasilkan getah yang pekat. Lamina 
dorsalis mempunyai sebaris tonjolan-tonjolan. Pada lamina dorsalis terdapat cel-cel bercilia. 
Gerak cilia tersebut menyebabkan aliran air kearah lubang esophagus.
Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran tenrakel-tentakel 
kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel indra yang berfungsi sebagai 
chemoreseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus branchialis dan bermuara ke dalam 
ventriculus yang melebar. Ventriculus melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum 
bermuara melalui anus ke dalam atrium dekat lubang atrist. Pada Ascidia ada hermaproditisme 
protogyni. Ovarium dan testis berlekatan, dikelilingi oleh intestinum. Oviduct dan ductus 
deferens berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke dalam atrium dekat anus. 
Cor ialah suatu kandungan yang bersifat otot. Ia terletak dekat ventrikulus di dalam 
pericardium. Tidak ada pembuluh-pembuluh darah sebenarnya. Darah mengalir melalui saluran, 
spatial atau lacunae ini disebut hemocela. Pada tiap ujung corberpangkal suatu pembuluh yang 
besar. Pembuluh yang pergi ke ventral, ialah pembuluh branchiochardial, berjalan ventral dari 
pharynx di luar endostyle dan berabang-cabang. Cabang berjalan didalam batang-batang diantara 
baris-baris stigmata. Cabang-cabang itu bercabang lagi. 
Pembuluh yang pergi ke dorsal, ialah pembuluh chardiovisceral bercabang-cabang ke 
dinding tractus digestivus dan alat-alat lain. Pembuluh-pembuluh yang ada pada tractus 
digestivus dan alat-alat lain bermuara ke dalam pembuluh viscerobranchial yang pergi ke dalam 
dorsal pharynx, tetapi berjalan diluar lamina dorsalis. Cabang-cabangnya berhubungan dengan 
cabang-cabang pembuluh branchiocardial yang berjalan di dalam batang-batang antara stigmata. 
Disebelah ventral ganglion terdapat suatu bangunan yang disebut glandula neuralis. Dari alat itu 
berjalan suatu saluran yang bermuara ke dalam pharynx. Sebelumnya bermuara pipa itu melebar 
sebagai corong dan disebut infundibulum. Tepi muara infundibulum melipat, sehingga terbentuk 
suatu tonjolan ialah tuberculum dorsal. 
Sistem saraf mampu memperlambat atau menghentikan makan karena kontrol dari silia 
pemukulan faring. Selain sistem saraf, tunicates mampu membalikkan arah aliran darah. 
Tunicates tertentu menghasilkan mekanisme pertahanan diri yang mampu melindungi 
mereka dari predator seperti kepiting dan ikan. Beberapa spesies mengandung konsentrasi tinggi 
senyawa beracun seperti asam sulfat dan senyawa vanadium dalam sel tunik mereka. Tunicates 
lain yang dihiasi dengan proyeksi berduri yang membantu menangkis siput besar (Clarku, 2006). 
Subphylum Urochordata dibagi dalam classes dan ordines sebagai berikut (Radiopoetro, 
15 
1996: 404):
16 
Fisiologi 
Makanan berupa plankton-plankton kecil masuk ke dalam pharynx. Plankton ini terjerat 
oleh getah yang pekat yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal dari endostyle, dan dialirkan 
oleh gerakan silia pada endostyle, cristae epicaryngeales dan lamina dorsalis ke lubang 
esophagus, lalu mengalir melalui stigmata di mana terjadi pertukaran gas antara darah dan air. 
Kontraksi cor ialah secara peristaltik dengan arah yang berganti-ganti, sehingga aliran darah juga 
berganti-ganti. Kelompok sel-sel besar dengan gelembung-gelembung besar yang mengandung 
asam urat diduga berfungsi sebagai alat exskresi. Juga diduga bahwa grandula neurelaris 
berhubungan dengan exkresi. Pada tentakel di dalam lubang mulut diduga ada sel-sel yang 
berfungsi sebagai chemoreceptor. Juga diduga bahwa tuberculum dorsale merupakan suatu alat 
indera. Pada keadaan protogyni, ovarium berfungsi dulu, kemudian testis. Oleh karenanya dapat 
terjadi autofertilisasi. 
Subphylum Urochordata dibagi dalam classes dan ordines sebagai berikut (Radiopoetro, 
1996: 404): 
1. Clasis : Larvacea 
- Bentuk seperti larva 
- Ada ekor dan chorda dorsalis 
- Ganlion mempunyai lanjutan ke caudal dengan penebalan ganglioner 
- Hanya ada satu stigmata 
- Tidak ada atrium 
- Tunica dibentuk oleh ectoderm 
- Hermaproditisme protandri 
Contoh : Appendicularia spec.
17 
http://dubrovniknet.hr/novost.php?id=7957#.UwH_ofvVXMw 
Klasifikasi : 
 Kingdom : Animalia 
 Subkingdom : Bilateria 
 Infrakingdom : Deuterostomia 
 Phylum : Chordata 
 Subphylum : Urochordata 
 Class : Appendicularia 
 Order : Copelata 
 Family : Fritillaridae 
 Genus : Fritillaria 
 Spesies : Fritillaria ragusina 
Sumber : http://www.itis.gov 
2. Classis : Ascidiacea (Sea squirt, semprotan air) 
- Ada berbagai bentuk 
- Tiap hewan mempunyai tunica sendiri atau beberapa hewan mempunyai bersama tunica 
- Biasanya melekat terjadi sesuatu setelah metamorfosis retrogressif. 
- Banyak stigmata 
- Atrium bermuara di sebelah dorsal. 
- Tunica tetap 
- Tidak ada stolon, atau ada stolon tapi sederhana
http://www.wallawalla.edu/academics/departments/biology/rosario/inverts/Chordata_%28 
Urochordata%29/Class_Ascidiacea/Stolidobranchia/Styela_montereyensis.html 
Klasifikasi 
18 
 Kingdom : Animalia 
 Subkingdom : Bilateria 
 Infrakingdom : Deuterostomia 
 Phylum : Chordata 
 Subphylum : Urochordata 
 Class : Ascidiacea 
 Order : Pleurogona 
 Family : Styelidae (Sluiter, 1895) 
 Genus : Styela (Fleming, 18220 
 Species : Styela montereyensis (Dall, 1872) 
Sumber : http://www.itis.gov 
Ordo : Enterogona 
- Pada tubuh kadang-kadang dapat dibedakan dua bagian ialah thorax dan abdomen 
- Glandula neuralis biasanya terletak ventral dari ganglion. 
- Larva dengan 2 alat indera di dalam kandung alat indera. 
Contoh : Ascidia intestinalis.
19 
Sumber www.ascidians.com 
Ordo : Pleurogona 
- Pada tubuh tidak dapat dibedakan dua bagian 
- Glandula neuralis biasanya terletak dorsal atau lateral dari ganglion 
- Gonades terdapat ddi dalam pallium disebelah lateral. 
Contoh : Botryllus intestinalis. 
3. Clasis : Thalliacea 
- Berbentuk seperti tong atau silinder 
- Tunica tetap 
- Di dalam pallium terdapat otot-otot melingkar 
- Tidak ada ekor dan chorda dorsalis 
- Hidup bebas 
Sumber : http://opencage.info/pics.e/large_17240.asp 
Klasifikasi : 
 Kingdom : Animalia 
 Subkingdom : Bilateria 
 Infrakingdom : Deuterostomia
20 
 Phylum : Chordata 
 Subphylum : Urochordata 
 Class : Thaliacea 
 Order : Pyrosomida 
 Family : Pyrosomatidae 
 Genus : Pyrosoma 
 Species :Pyrosoma atlanticum P辿ron 
Sumber : http://www.itis.gov 
Ordo : Doliolida 
- Berbentuk seperti tong 
- Ada delapan lingkaran otot di dalam pallium 
- Stigmata sedikit atau banyak 
- Ada metamorfosis 
- Ada metagenesis 
Contoh : Doliolum denticulatum 
Ordo : Salpida 
- Berbentuk silinder 
- Lingkaran otot di dalam pallium di sebelah ventral terputus 
- Satu stigma yang besar 
- Tidak ada larva 
- Ada metagenesis 
Contoh : Salpa. 
Ordo : Pyrosomida 
- Berbentuk tong 
- Stigmata sampai 50 buah 
- Tidak ada larva 
- Ada metagenesis 
- Membuat koloni yang berbentuk pipa 
Contoh : Pyrosoma giganteum. 
(Radiopoetro, 1996: 400).
21 
3. SUBPHYLUM CHEPALOCHORDATA 
Bentuk seperti ikan dan meliputi 30 species dan diantara yang terkenal adalah 
AMPHIOXUS dan LANCELET. Hewan ini biasanya menguburkan diri dalam pasir yang bersih 
di dasar tepi laut yang aman dengan mencuatkan bagian anteriornya. Di dalam air biasanya 
berenang lincah sekali. Sebutan Lancelet disebabkan ujung akhir tubuh runcing. Ciri Chordata 
pada chepalochordata jelas sekali bila dibandingkan dengan Sub Phylum Hemichordata dan 
Tunicata (Parker, 2008). 
a. Anatomi 
Badan panjangnya tidak melebihi 5,8 cm. Ia adalah runcing pada kedua ujung. Ujung 
cranial disebut rostum. Pada tepi dorsal terdapat suatu lipatan median longitudinal, ialah sirip 
dorsal yang melanjutkan diri ke caudal sebagai sirip caudal yang kemudian melanjtkan diri ke 
venral cranial sampai dimana penampang melintang badan menjadi segitiga, sebagai sirip ventral. 
Ada 2/3 bagian cranial badan tidak ada sirip ventral tetapi pada batas antara dataran lateral dan 
dataran ventral terdapat suatu lipatan yang disebut metapleura. Ada 100 celah-celah insang atau 
lebih. Mereka ialah memanjang ke arah entrodorsal atau agak miring. Septa interbranchiala yang 
memisahkan celah-celah insang satu dari yang lain, disebelah dalam dilapisi oleh sel-sel 
ephitelium pendek dan tidak bercilia yang berasal dari ectodermal (Radiopoetro, 1996: 411). 
Pembuluh-pembuluh darah Amphioxus ialah semua dari satu macam, tetapi oleh kaena 
ada homologinya pada pembuluh-pembuluh darah craniata, beberapa dari mereka disebut arteriae 
dan beberapa venae. Pada Amphioxus terdapat gonochorisme, tetap bentuk hewan jantan dan 
hewan betina ialah sama, sehingga tidak ada dimorphisme (Radiopoetro, 1996: 414). 
Gonades berbentuk sebagai kandung-kandung sejumlah 26 pasang yang tersusun antara 
dinding badan dan dinding lateral atrium, di daerah pharyngeal dan post-pharyngeal. Gonades
tidak mempunyai saluran keluar. Bila sel-sel kelamin masak, sel-sel tersebut menembus dinding 
lateral aerom dan datang di dalam atrium untuk kemudian keluar melalui actoporus (Radiopoetro, 
1996: 419). 
a. Atrium 
Atrium juga memanjang ke belakang pada sisi kanan sebagai suatu kantung kantung 
22 
tersembunyi yang mengarah ke atas hampir ke anus. 
b. Rongga Tubuh 
Rongga tubuh merupakan soelom yang berkembang dari dinding, berbatasan dengan epitel 
mesodermal somatik dan splanchnic, mengandung cairan rongga seperti limfa. Pada aerah 
faringeal dewasa mereduksi sampai 3 tipe ruang, soelom sub endostilar ventral tengah berada 
secara membujur di bawah endostil, 2 saluran longitudinal dorsal yang terletak di atas faring dan 
menutupi brown funnels/corong coklat, dan saluran soelom vertikal pada kordata tingkat tinggi 
tidak terdapat rongga pada faringnya 
c. Sistem Skeleton (Kerangka) 
Notokord berbentuk silindris, membentang dari ujung rostrum sampai ujung ekor. Notokord 
terbentuk oleh sel-sel besar, bersifat fibrosa dan bersifat gelatin yang menyebabkan notokord itu 
bersifat keras dan kaku 
d. Sistem Muskulus 
Kontraksi dari miotom-miotom yang bersifat segmental menyebabkan terjadinya gerakan 
tubuh meliuk- liuk, dan dengan cara inilah hewan ini berenang 
e. Sistem Digestivus (Pencernaan Makanan) 
Amphioxus memasukkan makanan ke dalam mulut dengan cara mengalirkan air dengan 
menggunakan gerakan silia yang terdapat pada faring
23 
f. Sistem Respirasi (Pernapasan) 
Pada Ampioxus pertukaran O2 dan CO2 dari aliran air ke dalam darah terjadi pada saat air 
melalui celah insang. Tetapi kenyataan itu diragukan mengingat darah Ampioxus tidak 
mengandung pigmen respirasi. Dan diperkirakan proses pertukaran gas ini terjadi pada seluruh 
permukaan tubuh, terutama pada dinding athrium. 
g. Sistem Sirkulasi (Peredaran Darah) 
Ampioxus tidak mempunyai jantung. Pada dasarnya arteri memiliki dinding otot dan aorta 
dorsalnya memiliki selubung endotellium. 
h. Sistem Ekskretorius (Pengeluaran) 
Organ ekskresi kira-kira ada 90 pasang nefridia yang bertipe tertutup yang tersusun secara 
segmental yang disebut protonefridia 
i. Sistem Reproduksi (Perkembangbiakan) 
Seksnya terpisah tetapi tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya, kecuali pada 
gonad.Terdapat 26 pasang testes atau ovary yang tersusun secara metamerik, yag terletak pada 
segmen 25 sampai 51 mulai dari bagian tengah faring sampai ke anus pada tiap sisinya. Tidak 
terdapat saluran genital 
j. Sistem Nervous (syaraf) 
Sistem nervus Ampioxus terdiri atas tabung neural (tali syaraf) yang terletak di atas norokord. 
Branchiostoma tidak mempunyai kepala yang terpisah, mempunyai otak, mata, alat pendengar, 
atau belum berahang, bersaraf, dan bersistem peredaran darah yang berpola seperti ikan, amfibi, 
reptil, burung dan mamalia. System pencernaan makanan seperti sistem pencernaan oleh 
vertebrata pada umumnya.Tetapi alat ingesti mirip Tunicata. Pada fase yang sama Branchiostoma
mempunyai mekanisme alat ekskresi seperti protobranchia lainnya, tidak seperti Echinodermata, 
tetapi anehnya seperti pada Cacing pipih, Molusca, dan Annelida. Branchiostoma menunjukkan 
perkembangan notochord, cekungan batang saraf, dan celah insang pada hewan dewasa maupun 
pada larvanya. Walaupun Branchiostoma tampak primitive, tetapi berdasar kenyataan berhasil 
mendiami seluruh pantai laut muka bumi. Salah satu spesies banyak dijual di pasar ikan di Cina. 
2.4 Peranan dari Chordata 
Anggota Chordata juga banyak memberikan manfaat bagi manusia, antara lain dapat 
24 
menjadi beberapa fungsi, seperti (Fidyah, 2012): 
 Amphioxus ditangkap orang dan dimakan di provinsi Fukien, Cina selatan 
 Amphioxus berperan penting dalam phylogeni 
 Merupakan plankton, hemichordata pada masa larva, ordo salpida
25 
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Dari penjelasan dan uraian tentang chordate diatas dapat disimpulkan bahwa: 
a. Chordata adalah salah satu filum dari kingdom animalia. Chordata berasal dari bahasa 
Yunani. Chordata berarti tali. Jadi, Chordata berarti hewan yang mempunyai chorda di 
bagian punggung atau Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang 
memiliki penyokong tubuh dalam. Habitat dari Chordata yaitu mereka hidup di berbagai 
habitat seperti di darat maupun di perairan, termasuk laut, danau, dan sungai. 
b. Asal-usul dari Chordata dapat dibedakan dalam 3 teori yaitu: teori Anelid, teori Araknid, 
dan teori Ekinodermika 
c. Klasifikasi Chordata dapat dibagi kedalam 4 sub phylum besar yaitu: sub phylum 
Hemichordata, Urochordata, Chepalochordata, dan Vertebrata. 
d. Peranan dari Chordata yang bermanfaat bagi manusia salah satunya yaitu: dapat 
digunakan dalam bahan makanan seperti: sapi, ayam, ikan; bahan sandang seperti: bulu 
domba yang dapat menghasilkan kain wol, sebagai bioindikator pencemaran, dll. 
3.2 Saran 
Saran yang dapat penulis berikan dalam paper Chordata yaitu setelah mempelajari 
Chordata diharapkan dapat mengaplikasikan manfaat yang diperoleh untuk meningkatkan 
kebutuhan hidup manusia sehingga dapat tercapai kemakmuran serta menjaga kelestarian dari 
anggota Chordata agar tidak cepat punah.
26 
DAFTAR PUSTAKA 
Biyani. 2013. Gambar Balanoglossus. http://www.biy anigirlscollege.com/blog/wp-content/ 
Uploads /2013/02/balanoglossus.png. (online). Diakses tanggal 7 Desember 2014. 
Fidyah, Armysta. 2012. Chordata. http://armyistafidyah.blogspot.com/2012/12/chordata.html. 
(online). Diakses tanggal 7 Februari 2014. 
http://dubrovniknet.hr/novost.php?id=7957#.UwH_ofvVXMw 
http://opencage.info/pics.e/large_17240.asp 
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=206881 
http://muzeum.geology./index/general_zoology/phylum_hemichordata.php. 
http://www.google.com/imgres/uploads/2013/02/balanoglossus.png 
http://www.slideshare.net/jackiecarl/23-chordates 
Lorensia, Farisa. 2010. Urochordata.http://www.ucmp.berkeley.edu/chordata/urochordata.html. 
(online). Diakses tanggal 8 Februari 2014. 
Parker, Tisk. 2008. Chepalocordata. http://www.ucmp.berkeley.edu/chordata/ chepalochordata. 
html. (online). Diakses tanggal 8 Februari 2014. 
Radiopoetro. 1996. Zoology. Jakarta: Erlangga. 
Rifta, Amy. 2011. Hemichordata. http://www.ucmp.berkeley.edu/chordata/hemichordata.html. 
(online). Diakses tanggal 7 Februari 2014. 
Storer. 1957. General Zoolog.New York: Mc.Grow-Hill. 
Zaif. 2009. Filum Chordata. http://wordpress.com/phylum-chordata. (online). Diakses pada 
tanggal 8 Februari 2014.

More Related Content

Thv makalah kelompok 1 urophoda kelas b

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biologi, sesuai dengan namanya yaitu pengetahuan hidup yang yang berarti ilmu yang mengkaji dan mempelajari tentang kehidupan. Dengan kata lain suatu studi tentnag mahkluk hidup dan berbagai teori yang mengungkap dan menjelaskan tentang dunia kehidupan.Segala sesuatu yang berhubungan dengan tentang alam kehidupan ini penuh dengan keajaiban dan misteri. Di dalamnya banyak hal yang sangat menarik untuk dipelajari. Sehingga tidaklah mudah untuk mendefinisikan istilah hidup secara tepat. Akan tetapi, melalui pengamatan dan kegiatan dapat mencatat beberapa ciri mahkluk hidup yang membuatnya berbeda dengan benda tak hidup. Salah satu perbedaan dasar antara tumbuhan dan hewan adalah cara mereka memperoleh makanan.Dan pada umumnya, setiap para ilmuan menjadi keingintahuan yang besar terhadap segala bentuk kehidupan di dunia ini baik manusia, tumbuhan dan hewan. Seperti halnya para ilmuan melakukan penelitian, pengamatan terhadap mahkluk hidup dengan cara berbeda-beda. Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayatinya baik flora maupun fauna. Fauna yang merupakan kingdom Animalia memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Jika manusia dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk mengembangkan keanekaragaman fauna, maka akan banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Namun, sebagian besar manusia tidak memahami benar mengenai kingdom animalia itu sendiri. Kebanyakan Masyarakat Indonesia tidak mengetahui benar klasifikasi Kingdom Animalia serta jenis-jenisnya. Untuk itu, penulis membuat paper yang menjelaskan salah satu filum dari kingdom animalia, yaitu Chordata. Diharapkan hal ini dapat mendorong masyarakat lainnya untuk mengenal filum- filum yang lain. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana ciri-ciri Chordata? 2. Bagaimana asal usul Chordata? 3. Bagaimana klasifikasi dari Chordata? 4. Apa saja peranan dari Chordata?
  • 2. 2 1.3 Tujuan 1. Mengetahui ciri-ciri Chordata 2. Mengetahui asal usul Chordata 3. Mengetahui klasifikasi dari Chordata 4. Mengetahui peranan dari Chordata
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ciri-ciri dari Chordata Chordata adalah salah satu filum dari kingdom animalia. Chordata berasal dari bahasa Yunani. Chordata berarti tali. Jadi, Chordata berarti hewan yang mempunyai chorda di bagian punggung atau Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang memiliki penyokong tubuh dalam. Atau juga bisa, Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka (Zaif, 2009). Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya. Chordata melakukan reproduksi seksual dengan membentuk sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Fertilisasi dapat berlangsung secara internal atau eksternal (Zaif, 2009). Phylum chordata adalah bagian dari kingdom animalia yang dicirikan memiliki notochorda sebagai sumbu tubuh. Notochorda adalah sebuah struktur batang yang berfungsi untuk menyangga tubuh ketika telah terbentuk secara sempurna dan membantu pergerakan. Notochorda bersifat elastis dan memanjang secara paralel. Letak dari notochorda ini diantara saluran pencernaan dan sistem saraf pusat.Habitat dari Chordatayaitu mereka hidup di berbagai habitat seperti di darat maupun di perairan, termasuk laut, danau, dan sungai(Storer, 1957). Sifat yang ada pada hewan-hewan yang dimasukkan ke dalam phylum ialah (Zaif, 2009): 1. Adanya chorda dorsalis, pada keadaan embrio, larva atau seumur hidup, chorda dorsalis terjadi dari entoderm primer. 2. Pada dinding pharynx ada sulci pada keadaan embrio, atau lubang-lubang pada keadaan larva atau seumur hidup. Lubang-lubang ini ialah celah-celah insang. 3. Di dalam pusat susunan saraf ada rongga, seumur hidup atau hanya pada keadaan larva. Rongga ini disebut neuroceia. Ciri-ciri Chordata: a. Memiliki notokorda pada masa embrionik, yaitu sumbu penyongkong tubuh primer b. Memiliki celah faring atau celah insang pada beberapa tahap selama masa perkembangannya c. Memiliki tali saraf dorsal
  • 4. d. Memiliki ekoryang memanjang ke arah posterior terhadap anus, paling tidak pada masa 4 embrionik, tetapi pada subfilum vertebrata mereduksi e. Mempunyai chorda dorsalis. f. Bentuk tubuh simetri bilateral. g. Mempunyai coelom. Mesoderm merupakan dinding coelom berasal dari entoderm primer, sehingga Chordata termasuk enterodermata. h. Penyusun tulang berlakang dapat terdiri dari kartilago maupun tulang keras i. Sistem pencernaannya lengkap 2.2 Asal-Usul Chordata Dapat dibedakan dalam 3 teori, yaitu: 1. Teori Anelid Baik anelida maupun Chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen. Organ-organ ekskresi bersegmen, selom tumbuh baik, ada korda saraf di pembuluh-pembuluh darah longitudinal. Apabila pada anelida kita menempatkan korda sarafnya di sebelah dorsal saluran pencernaan, maka tipe aliran darahnya akan sama dengan yang terdapat pada chordata. Namun, mulut anelida itu lalu ada di sebelah dorsal, tidak seperti pada chordata yang mulutnya di sebelah ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsoventral akan berubah. Lebih-lebih lagi, annelida itu tidak mempunyai struktur yang serupa dengan notokorda atau celah-celah insang (Zaif, 2009). 2. Teori Araknid Persamaanya adalah pada eurypterid (artropoda zaman Paleozoik) dan ostracoderm (chordata pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal, namun demikian, kordata tidak mempunyai apendiks-apendiks seperti pada artopoda, dan korda sarafnya terletak sebelah dorsal. Sedangkan pada artopoda, korda sarafnya ada di sebelah ventral (Zaif, 2009). 3. Teori Ekinodermika Larva tornaria dari cacing lidah Soccoglossus sp. (anak filum Hemichordata) tdan larva bipinnaria dari echinodermata, semuanya ransparan, bersilia eksternal, dengn ruang selom, dan mempunyai porus dorsal. Dahulu memang terjadi kekeliruan, yaitu larva cacing lidah itu diidentifikasi sebagai Asterius sp. Sebuah hipotesis pernah dikemukakahn, bahwa larva echinodermatalarva hemichordatalarva tunikataamfioksusostracoderm. Jika hipotesis itu benar, maka tidak ada lagi kemungkinan akan ditemukan fosil chordata purba (Zaif, 2009).
  • 5. 5 2.3Klasifikasi Chordata 1. SUB PHYLUM HEMICHORDATA Kedudukan Hemichordata dalam phylum Chordata sulit untuk dibedakan, karena dalam sub phylum ini terdapat beberapa jenis binatang yang mempunyai bentuk seperti cacing. Oleh karena ini dan lain faktor, hemichordates diperlakukan sebagai famili dari echinodermata dan chordata (Rifta, 2011). a. Anatomi Anatomi hemichordata ialah lunak dan berbentuk silinder seperti cacing. Dataran badan dilapisi epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai cilia. Pada badan dapat dibedakan: a. Proboscis, yang berbentuk seperti conus b. Collare, yang berbentuk sebagai leher baju dan menglilingi colum dan basis proboscis. c. Truncus, yang panjang agak pipih. Di dalam epidermis terdapat banyak sel-sel kelenjar dengan getah yang pekat dimana dapat melekat butir-butir pasir, sehingga dapat terbentuk suatu pipa.Pada dataran dorsal bagian cranial truncus terdapat dua baris celah-celah sempit, ialah celah-celah branchial. Tiap baris terdapat di dalam suatu sulcus longitudinal.Celah-celah yang terletak tercranial ditutupi oleh lanjutan caudal collare yang disebut operculum.Di daerah celah-celah branchial dan disebelah caudalnya, terdapat disebelah kanan dan sebelah kiri suatu crista genitalis, di dalam mana terdapat gonades.Caudal dari crista genitalis terdapat prominentiae, di dalam mana terdapat ceca hepatis.Truncus secara tidak teratur terbagi atas segment-segment, tetapi segmentasi ini hanya terbatas pada dataran luar badan(Radiopoetro, 1996: 396). Mulut terdapat ventral pada basis proboscis di dalam collare. Rongga mulut melanjutkan diri ke dalam esophagus. Pada esophagus dapat dibedakan pars branchialis di sebelah dorsal dan pars digestiva di sebelah ventral. Pada dinding pars branchialis terdapat lubang-lubang insang. Lubang insang ini bemuara ke dalam kandung insang. Kandung insang bermuara keluar melalui celah insang. Lubang, kandung dan celah insang berbentuk sebagai huruf U. Kandung-kandung insang disokong oleh suatu skeleton yang bersifat chitinoid. Ia terdiri atas satu batang longitudinal di sebelah dorsal dengan cabang-cabang ke arah ventral. Cabang-cabang ini ada dua macam, satu macam ialah bercabang dua pada ujung ventral, lain macam tidak bercabang. Dua
  • 6. macam itu letaknya berseling-seling. Cabang yang bercabang terdapat di dalam septum antara dua kandung insang, cabang yang tidak bercabang terdapat di dalam septum yang disebut lidah yang memisahkan kedua kaki dari bentuk huruf U(Radiopoetro, 1996: 396). Pada kebanyakan species cabang-cabang tersebut dihubungkan juga oleh batang-batang longitudinal yang disebut synapticulae. Setelah esophagus, tractus digestivus ialah lurus. Dipertengahan panjang truncus ia mempercabangkan beberapa pasang ceca hepatis.Tractus digestivus berakhir pada anus yang terletak terminal. Pada dinding sebelah ventral, bagian caudal tractus digestivus, dilinea mediana terdapat suatu lipatan ephitelium, ialah pygochordata.Pada permulaan esophagus, dinding dorsalnya menonjol ke dorsal kemudian ke cranial ke dalam basis proboscis, setelah memberi cabang pendek ke ventral. Tonjolan ini disebut diverticulum esophageum. Diverticulum ini dipandang chorda dorsalis oleh karena merupakan tonjolan dari entoderm dan dindingnya terdiri atas sel-sel, masing-masing dengan vacuolum yang besar. Ventral dari diverticulum esophageum, sebelumnya diverticulum tersebut memberi cabang ke ventral, terdapat skeleton proboscis yang bersifat chitinoid. Ujung caudal skeleton tersebut bercabang dua. Di antara kedua cabang itu terdapat pangkal dari diverticulum esophageum(Radiopoetro, 1996: 396). Sistem cardiovasculer terdiri atas sinus dorsalis, truncus longitudinalis dorsalis, truncus longitudinalis ventralis, glomerolus, dan plexus. Sinus dorsalis terletak di dalam bagian cranial collare dan di dalam collum proboscis, dorsal dari diverticulum esophageum. Dari bagian caudal sinus dorsalis pergi suatu pembuluh yang bercabang dua ke proboscis. Dari bagian cranial sinus dorsalis, pergi sejumlah pembuluh-pembuluh yang kemudian membentuk glomerulus di sebelah cranial sinus dorsalis. Dari glomerulus pergi sepasang pembuluh yang setelah membentuk plexus, di sebelah ventral bersatu dan membentuk plexus ventralis medianus. Plexus ini ke caudal melanjutkan diri ke dalam truncus longitudinalis ventralis. Truncus longitudinal ventralis berjalan disebelah ventral dari tractus digestivus.Disebelah dorsal dari tractus digestivus berjalan truncus longitudinalis dorsalis yang berakhir cranial di dalam sinus dorsalis. Di dalam truncus ini darah mengalir ke cranial. Dinding sinus dorsalis tidak bersifat kontraktil. Di sebelah dorsalnya, 6
  • 7. menempel kepalanya, terdapat saccus cardiacus. Dinding vetral saccus cardiacus terdiri atas jaringan otot, sehingga bila ia berkontraksi, mendesak sinus dorsalis, dan mengalirkan darah (Radiopoetro, 1996: 396). Systema nervosum terdiri atas satu fasciculus dorsalis dan satu fasciculus ventralis. Mereka berjalan sepanjang badan di linea mediana di dalam bagian dalam epidermis, masing-masing di sebelah dorsal dan di sebelah ventral. Mereka terdiri atas serabut-serabut saraf dengan di sana sini ada sel-sel saraf yang besar.Bagian fasciculus dorsalis yang terletak di dalam collare ialah terlepas dari epidermis dan mengandung lebih banyak sel-sel saraf. Pada beberapa species, di dalamnya ada rongga yang disebut neurocela.Di dalam ujung caudal collare dan di dalam collum proboscis, fasciculus dorsalis dan fasciculus ventralis dihubungkan satu dengan yang lain(Radiopoetro, 1996: 397). Tidak mempunyai alat-alat indera. Tetapi beberapa sel epidermis pada beberapa tempat pada proboscis dan pada tepi cranial collare rupanya bersifat sel-sel sensoris. Dinding badan terdiri atas jaringan otot. Di dalam proboscis terdapat satu celom yang bermuara keluar melalui satu lubang, ialah porus proboseis. Di dalam collare terdapat dua celom yang dipisah satu dari yang lain oleh suatu sekat median ialah mesenterium dorsale dan menseterium entrale. Juga celom ini bermuara keluar masing-masing melalui porus collare. Celom di dalam proboscis dan di dalam collare dilalui oleh fasciculi jaringan pengikat. Cellom itu dapat diisi dengan air laut melalui pori (Radiopoetro, 1996: 394-397). Di dalam truncus terdapat dua celomata, yang dipisah satu dari yang lain oleh mesenterium yang terdiri atas dua lembaran. Di antara dua lembaran itu di tengah-tengah terdapat tractus digestivus. Mesenterium yang ada di sebelah dorsal tractus digestivus disebut mesenterium dorsal, yang ada di sebelah ventral, disebut mesenterium ventral(Radiopoetro, 1996: 397). 7
  • 8. 8 b. Fisiologi Cellom proboscis dan cellom collare diduga dapat diisi dengan air laut sehingga mengembang dan mengeras. Oleh karenanya dan dengan bantuan gerakan otot tuncus, hewan dapat masuk ke dalam lumpur. Mulut tetap terbuka, sehingga air dan lumpur yang mengandung sisa-sisa organis masuk ke dalam mulut. Air kemudian keluar melalui lubang-lubang, kandung-kandung, celah-celah insang, sisa-sisa organis merupakan makanan dan tanah, dikeluarkan melalui anus. Glomerulus yang terdapat cranial dari sinus dorsalis diduga berfungsi sebagai alat exkresi (Radiopoetro, 1996: 397). http://www.biyanigirlscollege.com c. Embryo Pada Balanoglossus terdapat amphigoni dan gonochorisme. Ovaria dan testes berbentuk sebagai kandung-kandung yang tersusun dalam dua baris. Mereka terdapat di dalam cristae genitales. Mereka bermuara keluar dengan baris pori yang terdapat pada tepi crista genetalis. Fertilisasi berlangsung external. Perkembangan dapat berlangsung atau dengan metamorphosis.
  • 9. Pada perkembangan langsung seperti halnya pada Saccoglossus, terjadi pembelahan secara holoblastis dan equal, sehingga terjadi bentuk blastula. Bentuk blastula berubah menjadi bentuk grastula dengan cara invaginasi. Gastroporus kemudian menutup dan entoderm memisah dari ectoderm. Embrio memanjang dan suatu salcus memanjang melingkar terjadi. Mulut sebagai invaginasi di dalam sulcus. Anus terjadi pada tempat gastroporus (Radiopoetro, 1996: 398). Sebelum mulut terjadi, entoderm menonjol ke kanan dan kiri. Kemudian kedua tonjolan melepaskan diri dan rongga di dalamnya menjadi celom proboscis, cellom collare, dan cellom truncus. Satu sulcus melingkar terjadi lagi, sehingga tubuh embrio terbagi tiga ialah bakal proboscis, bakal collared an bakal truncus. Pada bakal truncus terjadi sepasang aperture, ialah sepasang pertama dari celah insang. Kemudian disebelah caudal mereka terjadi celah-celah yang lain.Pada perkembangan dengan metamorphosis seperti halnya pada Balanoglosus, embrio menjadi larva yang disebut tornaria. Tornaria menyerupai echinopedium. Ia mempunyai baris-baris cilia. Kadang-kadang ada tonjolan-tonjolan atau lanjutan-lanjutan (Radiopoetro, 1996: 399). Sub Phylum Hemichordata dibagi menjadi dua klas dan dua ordo yaitu (Radiopoetro, 1996: 399): 9 a. Class : Enteropneuta, contoh Balanoglossus sp. http://www.biyanigirlscollege.com
  • 10. Class : Peterobranchia, mempunyai ciri-ciri yaitu: - Tractus digestivus berbentuk huruf U, dimana anus terletak dekat mulut - Ada sepasang celah insang atau tidak ada sama sekali - Pada tepi cranial collare berpangkal lengan- lengan yang mengandung lanjutan celom. 10 http://www.google.com/imgres b. Ordo : Cephalodiscoides, contoh Cephalodiscus sp. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Radiopoetro, 1996: 399): - Proboscis berbentuk sebagai perisai atau discus - Pada collare berpangkal 8-16 lengan diaman berpangkal tentakel-tentakel - Ada sepasang celah insang - Ada satu fasciculus nervosus dengan satu ganglion dorsal di bawah epidermis di dalam collare - Ada gonochorisme atau hermaphroditisme; ada monogoni dengan terjadinya gemmae pada suatu tangkai pada ujung caudal - Tidak membuat koloni dimana hewan-hewan berhubungan satu dengan yang lain, tetapi mereka dapat berkumpul dan membuat selubung gelatin yang berbentuk pipa yang bercabang-cabang.
  • 11. 11 http://muzeum.geology Ordo : Rhabdopleuridea, (Radiopoetro, 1996: 400). - Pada collare berpangkal sepasang lengan; pada tiap lengan berpangkal dua baris tentakel; lengan disokong oleh suatu skelet dari bahan yang menyerupai kartilago - Tidak ada celah insang; pada tempatnya ada sepasang sulcus dengan cilia - Membuat koloni; hewan-hewan berhubungan satu dengan yang lain dengan stolon - Ada hermaphroditisme dan monogoni - Hewan-hewan sekoloni membuat bersamaan selubung yang bersifat membrane contoh : Rhabdopleura, sp (Radiopoetro, 1996: 400). http://muzeum.geology Storer dan Usinger (1957: 467) dalam buku Radiopoetro 1996, memasukkan ordo Graptolithida kedalam subphylum Hemichordata dan disebutnya classis Graptozoa. Pemasukkan ini berdasar atas adanya selubung chitin dan adanya suatu stolon, sehingga dikatakan menyerupaiRhabdopleura. Tetapi sifat-sifat yang khas dari Enteropneusta dan Pterobranchia ialah adanya diverticulum eshopageum dan terbaginya tubuh dalam proboscis, collare, dan truncus. Oleh karena mempunyai diverticulum esophageum yang
  • 12. dipandang chorda dorsalis, mereka dimasukkan kedalam subphylum Hemichordata. Sifat-sifat 12 ini tidak ada atau tidak diketahui ada pada Graptolithida (Radiopoetro, 1996: 400). Klasifikasi Subphylum Hemichordata: Balanoglossus Kingdom : Animalia Subkingdom : Bilateria Infrakingdom : Deuterostomia Superphylum : Deuterostomia Phylum : Hemichordata Class : Enteropneusta Family : Ptychoderidae Genus :Balanoglossus Species : Balanoglossus clavigerus (http://www.itis.gov/). Cephalodiscus Kingdom : Animalia Subkingdom : Bilateria Infrakingdom : Deuterostomia Phylum : Hemichordata Class : Graptolithoidea Order : Cephalodiscida Family : Cephalodiscidae Genus : Cephalodiscus Species : Cephalodiscus hodgsoni (http://www.itis.gov/). Rhabdopleura Kingdom : Animalia Subkingdom : Bilateria Infrakingdom : Deuterostomia Phylum : Hemichordata Class : Graptolithoidea Order : Rhabdopleurida Family : Rhabdopleuridae
  • 13. 13 Genus : Rhabdopleura Species : Rhabdopleura normani (http://www.itis.gov/) 2. SUB PHYLUM UROCHORDATA Terdapat di laut dari daerah tropis sampai kutub pada pantai sampai kedalaman 4.803 m. Beberapa hidup bebas, dan beberapa melekat atau sesil, setelah masa larva yang hidup bebas. Nothocord hewan-hewan ini terdapat pada ekor pada masa larva saja. Bentuk hewan ini bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Beberapa hidup secara soliter bererapa hidup secara koloni (Lorensia, 2010). a. Anatomi Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai silinder atau bulat memanjang. Pada satu ujung ia melekat pada sesuatu. Tubuhnya ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan melingkar.Pada ujung yang bebas terdapat satu lubang yng disebut lubang oral. Pada satu sisi dekat ujung bebas terdapat lubang lain adalah lubang atrul. Pada tepi lubang tersebut pallium berhubungan dengan tunica. Di keliling lubang-lubang tersebut di dalam pallium ada otot spinecter yang kuat (Radiopoetro, 1996: 404). Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran tenrakel-tentakel kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel indra yang berfungsi sebagai chemoreeseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus branchialis dan bermuara ke dalam ventriculus yang melebar. Ventriculus melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum bermuara melalui anus ke dalam atrium dekat lubang atrist. Pada Ascidia ada hermaproditisme protogyni. Ovarium dan testis berlekatan, dikelilingi oleh intestinum. Oviduct dan ductus deferens berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke dalam atrium dekat anus (Radiopoetro, 1996: 406).
  • 14. 14 http://www.slideshare.net/jackiecarl/23-chordates (Radiopoetro, 1996: 406) Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai silinder atau bulat memanjang. Tubuhnya ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan melingkar. Pada ujung yang bebas terdapat satu lubang yang disebut lubang oral. Pada satu sisi dekat ujung bebas terdapat lubang lain adalah lubang atrial. Di keliling lubang-lubang tersebut di dalam pallium ada otot spinecter yang kuat. Di dalam atrium terdapat suatu kandungan ialah saccus branchialis. Rongga di dalam saccus tersebut ialah pharynx. Lubang masuk ke dalam pharynx ialah lubang oral. Di dalam dinding saccus branchialis terdapat lubang-lubang ialah stigmata (lubang insang). Melalui stigmata ini pharynx berhubungan dengan atrium. Pada tepi stigmata terdapat banyak ciliata yang kuat. Gerakan cilia tersebut menyebabkan terjadinya aliran air dari pharynx ke dalam atrium. Pada suatu tempat yang dipandang ventral, saccus branchialis melekat kepada pallium dari lubang mulut sampai dasar saccus. Sepanjang tempat perlekatan ini pada dataran saccus terdapat satu pasang penebalan yang disebut endostyle, dimana terdapat cel-cel bercilia, cel-cel kelenjar dan cel-cel sensoris. Gerakan cilia menyebabkan aliran air kearah oral, cel-cel kelenjar menghasilkan getah yang pekat. Lamina dorsalis mempunyai sebaris tonjolan-tonjolan. Pada lamina dorsalis terdapat cel-cel bercilia. Gerak cilia tersebut menyebabkan aliran air kearah lubang esophagus.
  • 15. Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran tenrakel-tentakel kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel indra yang berfungsi sebagai chemoreseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus branchialis dan bermuara ke dalam ventriculus yang melebar. Ventriculus melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum bermuara melalui anus ke dalam atrium dekat lubang atrist. Pada Ascidia ada hermaproditisme protogyni. Ovarium dan testis berlekatan, dikelilingi oleh intestinum. Oviduct dan ductus deferens berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke dalam atrium dekat anus. Cor ialah suatu kandungan yang bersifat otot. Ia terletak dekat ventrikulus di dalam pericardium. Tidak ada pembuluh-pembuluh darah sebenarnya. Darah mengalir melalui saluran, spatial atau lacunae ini disebut hemocela. Pada tiap ujung corberpangkal suatu pembuluh yang besar. Pembuluh yang pergi ke ventral, ialah pembuluh branchiochardial, berjalan ventral dari pharynx di luar endostyle dan berabang-cabang. Cabang berjalan didalam batang-batang diantara baris-baris stigmata. Cabang-cabang itu bercabang lagi. Pembuluh yang pergi ke dorsal, ialah pembuluh chardiovisceral bercabang-cabang ke dinding tractus digestivus dan alat-alat lain. Pembuluh-pembuluh yang ada pada tractus digestivus dan alat-alat lain bermuara ke dalam pembuluh viscerobranchial yang pergi ke dalam dorsal pharynx, tetapi berjalan diluar lamina dorsalis. Cabang-cabangnya berhubungan dengan cabang-cabang pembuluh branchiocardial yang berjalan di dalam batang-batang antara stigmata. Disebelah ventral ganglion terdapat suatu bangunan yang disebut glandula neuralis. Dari alat itu berjalan suatu saluran yang bermuara ke dalam pharynx. Sebelumnya bermuara pipa itu melebar sebagai corong dan disebut infundibulum. Tepi muara infundibulum melipat, sehingga terbentuk suatu tonjolan ialah tuberculum dorsal. Sistem saraf mampu memperlambat atau menghentikan makan karena kontrol dari silia pemukulan faring. Selain sistem saraf, tunicates mampu membalikkan arah aliran darah. Tunicates tertentu menghasilkan mekanisme pertahanan diri yang mampu melindungi mereka dari predator seperti kepiting dan ikan. Beberapa spesies mengandung konsentrasi tinggi senyawa beracun seperti asam sulfat dan senyawa vanadium dalam sel tunik mereka. Tunicates lain yang dihiasi dengan proyeksi berduri yang membantu menangkis siput besar (Clarku, 2006). Subphylum Urochordata dibagi dalam classes dan ordines sebagai berikut (Radiopoetro, 15 1996: 404):
  • 16. 16 Fisiologi Makanan berupa plankton-plankton kecil masuk ke dalam pharynx. Plankton ini terjerat oleh getah yang pekat yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal dari endostyle, dan dialirkan oleh gerakan silia pada endostyle, cristae epicaryngeales dan lamina dorsalis ke lubang esophagus, lalu mengalir melalui stigmata di mana terjadi pertukaran gas antara darah dan air. Kontraksi cor ialah secara peristaltik dengan arah yang berganti-ganti, sehingga aliran darah juga berganti-ganti. Kelompok sel-sel besar dengan gelembung-gelembung besar yang mengandung asam urat diduga berfungsi sebagai alat exskresi. Juga diduga bahwa grandula neurelaris berhubungan dengan exkresi. Pada tentakel di dalam lubang mulut diduga ada sel-sel yang berfungsi sebagai chemoreceptor. Juga diduga bahwa tuberculum dorsale merupakan suatu alat indera. Pada keadaan protogyni, ovarium berfungsi dulu, kemudian testis. Oleh karenanya dapat terjadi autofertilisasi. Subphylum Urochordata dibagi dalam classes dan ordines sebagai berikut (Radiopoetro, 1996: 404): 1. Clasis : Larvacea - Bentuk seperti larva - Ada ekor dan chorda dorsalis - Ganlion mempunyai lanjutan ke caudal dengan penebalan ganglioner - Hanya ada satu stigmata - Tidak ada atrium - Tunica dibentuk oleh ectoderm - Hermaproditisme protandri Contoh : Appendicularia spec.
  • 17. 17 http://dubrovniknet.hr/novost.php?id=7957#.UwH_ofvVXMw Klasifikasi : Kingdom : Animalia Subkingdom : Bilateria Infrakingdom : Deuterostomia Phylum : Chordata Subphylum : Urochordata Class : Appendicularia Order : Copelata Family : Fritillaridae Genus : Fritillaria Spesies : Fritillaria ragusina Sumber : http://www.itis.gov 2. Classis : Ascidiacea (Sea squirt, semprotan air) - Ada berbagai bentuk - Tiap hewan mempunyai tunica sendiri atau beberapa hewan mempunyai bersama tunica - Biasanya melekat terjadi sesuatu setelah metamorfosis retrogressif. - Banyak stigmata - Atrium bermuara di sebelah dorsal. - Tunica tetap - Tidak ada stolon, atau ada stolon tapi sederhana
  • 18. http://www.wallawalla.edu/academics/departments/biology/rosario/inverts/Chordata_%28 Urochordata%29/Class_Ascidiacea/Stolidobranchia/Styela_montereyensis.html Klasifikasi 18 Kingdom : Animalia Subkingdom : Bilateria Infrakingdom : Deuterostomia Phylum : Chordata Subphylum : Urochordata Class : Ascidiacea Order : Pleurogona Family : Styelidae (Sluiter, 1895) Genus : Styela (Fleming, 18220 Species : Styela montereyensis (Dall, 1872) Sumber : http://www.itis.gov Ordo : Enterogona - Pada tubuh kadang-kadang dapat dibedakan dua bagian ialah thorax dan abdomen - Glandula neuralis biasanya terletak ventral dari ganglion. - Larva dengan 2 alat indera di dalam kandung alat indera. Contoh : Ascidia intestinalis.
  • 19. 19 Sumber www.ascidians.com Ordo : Pleurogona - Pada tubuh tidak dapat dibedakan dua bagian - Glandula neuralis biasanya terletak dorsal atau lateral dari ganglion - Gonades terdapat ddi dalam pallium disebelah lateral. Contoh : Botryllus intestinalis. 3. Clasis : Thalliacea - Berbentuk seperti tong atau silinder - Tunica tetap - Di dalam pallium terdapat otot-otot melingkar - Tidak ada ekor dan chorda dorsalis - Hidup bebas Sumber : http://opencage.info/pics.e/large_17240.asp Klasifikasi : Kingdom : Animalia Subkingdom : Bilateria Infrakingdom : Deuterostomia
  • 20. 20 Phylum : Chordata Subphylum : Urochordata Class : Thaliacea Order : Pyrosomida Family : Pyrosomatidae Genus : Pyrosoma Species :Pyrosoma atlanticum P辿ron Sumber : http://www.itis.gov Ordo : Doliolida - Berbentuk seperti tong - Ada delapan lingkaran otot di dalam pallium - Stigmata sedikit atau banyak - Ada metamorfosis - Ada metagenesis Contoh : Doliolum denticulatum Ordo : Salpida - Berbentuk silinder - Lingkaran otot di dalam pallium di sebelah ventral terputus - Satu stigma yang besar - Tidak ada larva - Ada metagenesis Contoh : Salpa. Ordo : Pyrosomida - Berbentuk tong - Stigmata sampai 50 buah - Tidak ada larva - Ada metagenesis - Membuat koloni yang berbentuk pipa Contoh : Pyrosoma giganteum. (Radiopoetro, 1996: 400).
  • 21. 21 3. SUBPHYLUM CHEPALOCHORDATA Bentuk seperti ikan dan meliputi 30 species dan diantara yang terkenal adalah AMPHIOXUS dan LANCELET. Hewan ini biasanya menguburkan diri dalam pasir yang bersih di dasar tepi laut yang aman dengan mencuatkan bagian anteriornya. Di dalam air biasanya berenang lincah sekali. Sebutan Lancelet disebabkan ujung akhir tubuh runcing. Ciri Chordata pada chepalochordata jelas sekali bila dibandingkan dengan Sub Phylum Hemichordata dan Tunicata (Parker, 2008). a. Anatomi Badan panjangnya tidak melebihi 5,8 cm. Ia adalah runcing pada kedua ujung. Ujung cranial disebut rostum. Pada tepi dorsal terdapat suatu lipatan median longitudinal, ialah sirip dorsal yang melanjutkan diri ke caudal sebagai sirip caudal yang kemudian melanjtkan diri ke venral cranial sampai dimana penampang melintang badan menjadi segitiga, sebagai sirip ventral. Ada 2/3 bagian cranial badan tidak ada sirip ventral tetapi pada batas antara dataran lateral dan dataran ventral terdapat suatu lipatan yang disebut metapleura. Ada 100 celah-celah insang atau lebih. Mereka ialah memanjang ke arah entrodorsal atau agak miring. Septa interbranchiala yang memisahkan celah-celah insang satu dari yang lain, disebelah dalam dilapisi oleh sel-sel ephitelium pendek dan tidak bercilia yang berasal dari ectodermal (Radiopoetro, 1996: 411). Pembuluh-pembuluh darah Amphioxus ialah semua dari satu macam, tetapi oleh kaena ada homologinya pada pembuluh-pembuluh darah craniata, beberapa dari mereka disebut arteriae dan beberapa venae. Pada Amphioxus terdapat gonochorisme, tetap bentuk hewan jantan dan hewan betina ialah sama, sehingga tidak ada dimorphisme (Radiopoetro, 1996: 414). Gonades berbentuk sebagai kandung-kandung sejumlah 26 pasang yang tersusun antara dinding badan dan dinding lateral atrium, di daerah pharyngeal dan post-pharyngeal. Gonades
  • 22. tidak mempunyai saluran keluar. Bila sel-sel kelamin masak, sel-sel tersebut menembus dinding lateral aerom dan datang di dalam atrium untuk kemudian keluar melalui actoporus (Radiopoetro, 1996: 419). a. Atrium Atrium juga memanjang ke belakang pada sisi kanan sebagai suatu kantung kantung 22 tersembunyi yang mengarah ke atas hampir ke anus. b. Rongga Tubuh Rongga tubuh merupakan soelom yang berkembang dari dinding, berbatasan dengan epitel mesodermal somatik dan splanchnic, mengandung cairan rongga seperti limfa. Pada aerah faringeal dewasa mereduksi sampai 3 tipe ruang, soelom sub endostilar ventral tengah berada secara membujur di bawah endostil, 2 saluran longitudinal dorsal yang terletak di atas faring dan menutupi brown funnels/corong coklat, dan saluran soelom vertikal pada kordata tingkat tinggi tidak terdapat rongga pada faringnya c. Sistem Skeleton (Kerangka) Notokord berbentuk silindris, membentang dari ujung rostrum sampai ujung ekor. Notokord terbentuk oleh sel-sel besar, bersifat fibrosa dan bersifat gelatin yang menyebabkan notokord itu bersifat keras dan kaku d. Sistem Muskulus Kontraksi dari miotom-miotom yang bersifat segmental menyebabkan terjadinya gerakan tubuh meliuk- liuk, dan dengan cara inilah hewan ini berenang e. Sistem Digestivus (Pencernaan Makanan) Amphioxus memasukkan makanan ke dalam mulut dengan cara mengalirkan air dengan menggunakan gerakan silia yang terdapat pada faring
  • 23. 23 f. Sistem Respirasi (Pernapasan) Pada Ampioxus pertukaran O2 dan CO2 dari aliran air ke dalam darah terjadi pada saat air melalui celah insang. Tetapi kenyataan itu diragukan mengingat darah Ampioxus tidak mengandung pigmen respirasi. Dan diperkirakan proses pertukaran gas ini terjadi pada seluruh permukaan tubuh, terutama pada dinding athrium. g. Sistem Sirkulasi (Peredaran Darah) Ampioxus tidak mempunyai jantung. Pada dasarnya arteri memiliki dinding otot dan aorta dorsalnya memiliki selubung endotellium. h. Sistem Ekskretorius (Pengeluaran) Organ ekskresi kira-kira ada 90 pasang nefridia yang bertipe tertutup yang tersusun secara segmental yang disebut protonefridia i. Sistem Reproduksi (Perkembangbiakan) Seksnya terpisah tetapi tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya, kecuali pada gonad.Terdapat 26 pasang testes atau ovary yang tersusun secara metamerik, yag terletak pada segmen 25 sampai 51 mulai dari bagian tengah faring sampai ke anus pada tiap sisinya. Tidak terdapat saluran genital j. Sistem Nervous (syaraf) Sistem nervus Ampioxus terdiri atas tabung neural (tali syaraf) yang terletak di atas norokord. Branchiostoma tidak mempunyai kepala yang terpisah, mempunyai otak, mata, alat pendengar, atau belum berahang, bersaraf, dan bersistem peredaran darah yang berpola seperti ikan, amfibi, reptil, burung dan mamalia. System pencernaan makanan seperti sistem pencernaan oleh vertebrata pada umumnya.Tetapi alat ingesti mirip Tunicata. Pada fase yang sama Branchiostoma
  • 24. mempunyai mekanisme alat ekskresi seperti protobranchia lainnya, tidak seperti Echinodermata, tetapi anehnya seperti pada Cacing pipih, Molusca, dan Annelida. Branchiostoma menunjukkan perkembangan notochord, cekungan batang saraf, dan celah insang pada hewan dewasa maupun pada larvanya. Walaupun Branchiostoma tampak primitive, tetapi berdasar kenyataan berhasil mendiami seluruh pantai laut muka bumi. Salah satu spesies banyak dijual di pasar ikan di Cina. 2.4 Peranan dari Chordata Anggota Chordata juga banyak memberikan manfaat bagi manusia, antara lain dapat 24 menjadi beberapa fungsi, seperti (Fidyah, 2012): Amphioxus ditangkap orang dan dimakan di provinsi Fukien, Cina selatan Amphioxus berperan penting dalam phylogeni Merupakan plankton, hemichordata pada masa larva, ordo salpida
  • 25. 25 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari penjelasan dan uraian tentang chordate diatas dapat disimpulkan bahwa: a. Chordata adalah salah satu filum dari kingdom animalia. Chordata berasal dari bahasa Yunani. Chordata berarti tali. Jadi, Chordata berarti hewan yang mempunyai chorda di bagian punggung atau Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang memiliki penyokong tubuh dalam. Habitat dari Chordata yaitu mereka hidup di berbagai habitat seperti di darat maupun di perairan, termasuk laut, danau, dan sungai. b. Asal-usul dari Chordata dapat dibedakan dalam 3 teori yaitu: teori Anelid, teori Araknid, dan teori Ekinodermika c. Klasifikasi Chordata dapat dibagi kedalam 4 sub phylum besar yaitu: sub phylum Hemichordata, Urochordata, Chepalochordata, dan Vertebrata. d. Peranan dari Chordata yang bermanfaat bagi manusia salah satunya yaitu: dapat digunakan dalam bahan makanan seperti: sapi, ayam, ikan; bahan sandang seperti: bulu domba yang dapat menghasilkan kain wol, sebagai bioindikator pencemaran, dll. 3.2 Saran Saran yang dapat penulis berikan dalam paper Chordata yaitu setelah mempelajari Chordata diharapkan dapat mengaplikasikan manfaat yang diperoleh untuk meningkatkan kebutuhan hidup manusia sehingga dapat tercapai kemakmuran serta menjaga kelestarian dari anggota Chordata agar tidak cepat punah.
  • 26. 26 DAFTAR PUSTAKA Biyani. 2013. Gambar Balanoglossus. http://www.biy anigirlscollege.com/blog/wp-content/ Uploads /2013/02/balanoglossus.png. (online). Diakses tanggal 7 Desember 2014. Fidyah, Armysta. 2012. Chordata. http://armyistafidyah.blogspot.com/2012/12/chordata.html. (online). Diakses tanggal 7 Februari 2014. http://dubrovniknet.hr/novost.php?id=7957#.UwH_ofvVXMw http://opencage.info/pics.e/large_17240.asp http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=206881 http://muzeum.geology./index/general_zoology/phylum_hemichordata.php. http://www.google.com/imgres/uploads/2013/02/balanoglossus.png http://www.slideshare.net/jackiecarl/23-chordates Lorensia, Farisa. 2010. Urochordata.http://www.ucmp.berkeley.edu/chordata/urochordata.html. (online). Diakses tanggal 8 Februari 2014. Parker, Tisk. 2008. Chepalocordata. http://www.ucmp.berkeley.edu/chordata/ chepalochordata. html. (online). Diakses tanggal 8 Februari 2014. Radiopoetro. 1996. Zoology. Jakarta: Erlangga. Rifta, Amy. 2011. Hemichordata. http://www.ucmp.berkeley.edu/chordata/hemichordata.html. (online). Diakses tanggal 7 Februari 2014. Storer. 1957. General Zoolog.New York: Mc.Grow-Hill. Zaif. 2009. Filum Chordata. http://wordpress.com/phylum-chordata. (online). Diakses pada tanggal 8 Februari 2014.