1. Hindari selusin perilaku buruk
(Avoiding The Dirty Dozen)
Sharing Session
Presented by M Ramdan SGP | AMC KJT
2. 2
Dasar Hukum
1. International Air Transport Associaton (IATA), IATA
Airport Handling Manual 810 Annex A.
2. International Civil Aviation Organisation Annex 19.
The ICAO Safety Management Manual. Doc 9859-
AN/460
3. Civil Avition Safety Regulation (CASR) part 121
amandemen ke 8 tentang Certification and
requirement.
4. Undang- undang Nomor 1 tahun 2009 tentang
Penerbangan;
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62 Tahun
2017 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 19 (Civil Aviation Safety Regulation Part 19)
tentang Sistem Manajemen Keselamatan (Safety
Management System)
6. KP 22 Tahun 2015 tentang Standar Kompetensi
Personil Bandara;
3. 3
Human Factor
Definisi
Human Factor adalah suatu multi-disiplin ilmu
yang mencoba mengoptimalkan interaksi
antara manusia, perangkat/mesin,
prosedur yang saling menunjang dalam suatu
sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Cakupan
Human Factor konsentrasi
pada kemampuan dan
keterbatasan manusia
dalam penggunaan suatu
sistem
Hubungan
Human Factor mulai dikenal pada sekitar
tahun 1970, dimana pada saat itu banyak
kecelakaan yang disebabkan oleh
interaksi antar manusia dan perangkat
yang dioperasikannya dan prosedur
pengoperasiannya dan belum adanya
regulasi yang menunjang semua
aktifitas penerbangan
1 2 3
5. 5
Human Factors VS Human Error
faktor manusia berkaitan dengan
informasi tentang perilaku manusia,
kapabilitas, dan keterbatasan serta
karakteristik mengenai desain
peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan
lingkungan untuk menghasilkan
keselamatan, kenyamanan, dan
efektivitas dalam penggunaannya.
kegagalan dalam menyelesaikan suatu
tugas atau melakukan perbuatan
melawan hukum yang dapat
mengakibatkan cedera, kerusakan
peralatan atau harta benda, serta
menghambat proses kerja.
6. 6
Why Human Factors
Mengapa? Karena manusia
itu punya keterbatasan /
limitasi yang terkadang tidak
disadarinya. Belajar Human
Factor sangat penting, untuk
mencegah potensi "WE KILL
PEOPLE". Iya, fatalitas di
dunia penerbangan itu
sangat tinggi sekali. Oleh
karena itu, faktor
keselamatan harus
diutamakan dan terus
diawasi dalam
pelaksanaannya.
Guiding
Principles
7. 7
Human Factor dalam dunia penerbangan menjadi aspek yang penting untuk
dipelajari di tengah teknologi yang berkembang dengan sangat pesat dan semakin
canggih. Bila sebelum era tahun 2000-an penyebab kecelakaan pesawat terbang
didominasi oleh Mesin/Teknologi, maka di era setelah tahun 2000, faktor
manusia menjadi faktor penyebab kecelakaan pesawat yang terbesar.
Why Human Factors
Sebelum 2000
Mesin / Teknologi
Setelah 2000
Faktor Manusia
Play
Video
8. 8
Why Human Factors
Berdasarkan statistik faktor human error ini
merupakan faktor penyumbang terbesar
dalam kecelakaan bahkan 2/3 dari
rangkaian penyebab kecelakaan pesawat
2 : 3
Penyebab kecelakaan pesawat biasanya
diakibatkan oleh 3 faktor utama, yaitu
faktor teknis, faktor cuaca, dan faktor
kesalahan manusia (human error).
Sebuah fakta apabila kita bekerja dengan mesin
(hardware), material, dan orang lain, pada suatu
titik pasti akan mengalami human error. wajar
dan alami jika manusia melakukan kesalahan
Tapi Bisa Diminimalisir
(Wiegman and Shappel, 2009)
9. 9
SHEL
Model
Concept
Software
(prosedur, peraturan, checklist, dll)
Environment
(kondisi ruang kerja, lingkungan kerja,
struktur manajemen, dll)
Hardware
(peralatan yang mendukung ketika bekerja)
Liveware
(rekan kerja, supervisor, manager,
mitra kerja, dll
S
E
H
L
Human Factor telah digunakan dalam
industry penerbangan untuk
menganalisis dan mengantisipasi
kejadian yang tidak diinginkan dalam
dunia penerbangan
Edwards (1972) dimodifikasi oleh Hawkins (1984)
(Hawkins & Orlady, 1993)
10. 10
Put safety first
and minimize the 12
common causes of
mistakes in the
aviation workplace
Quotes
11. 11
Avoid The Dirty Dozen
12 Common Causes of
Human Factors Error
Banyaknya accident dan incident pada tahun
1980 1990 di Canada, membuat para pakar
mengidentifikasi selusin penyebab human
factor yang menurunkan kemampuan
seseorang bekerja dengan efektif.
12 macam penyebab human factor ini disebut
The Dirty Dozen dan diadopsi oleh dunia
penerbangan untuk dapat meminimalisir human
factor (AMT Handbook). Penting bagi kita untuk
mengenali symptom / gejala, dan lebih penting
lagi untuk dapat menghindari perilaku yang
menyebabkan human error ini.
13. 13
Lack Of Communication
Keahlian berkomunikasi dalam tugas
sebagai petugas lapangan AOS
(AMC,TIS&Info) merupakan hal yang sangat
penting untuk menghindari adanya
misunderstanding. Berkomunikasi dengan
pelanggan, ground staff maupun dengan
sesama rekan AOS haruslah jelas.
Informasi mengenai pekerjaan ketika
berganti shift seharusnya tidak
menyebabkan kebingungan. Pekerjaan
seharusnya tidak dapat dilanjutkan tanpa
komunikasi oral dan tertulis antara petugas
yang memulai pekerjaan dan diteruskan oleh
petugas lain karena berganti shift.
1. Gunakan logbook atau worksheet untuk
menulis apa yang sudah dikerjakan.
2. Pastikan untuk berdiskusi tentang apa
yang sudah selesai dan apa yang belum
kita lakukan ketika berganti shift.
3. Manusia mengingat hal pertama dan
akhir dari pembicaraan dan lebih banyak
melupakan di bagian tengah
pembicaraan, maka kita perlu
mengulangi hal-hal penting di akhir
pembicaraan
4. Jangan pernah berasumsi bahwa
pekerjaan telah selesai sepenuhnya.
Minimalisir kurangnya komunikasi dengan
hal berikut :
15. 15
Complacency
Sebagai seorang petugas yang telah
berpengalaman berpuluh-puluh tahun dan
menguasai lapangan serta mengerjakan hal
yang sama berkali-kali tanpa menemui
kesulitan ataupun masalah, tentunya akan
memunculkan rasa kepercayaan diri.
Sayangnya terkadang tanpa disadari rasa
percaya diri ini menjadi berlebihan dari
takaran yang seharusnya, sehingga karena
merasa dirinya ahli, ia menjadi tidak
awas ketika bekerja. Salah satu tanda
complacency / kepuasan diri adalah ketika
kita bekerja tanpa mendokumentasikan
pekerjaannya, atau apa yang harusnya
dikerjakan tidak berjalan baik.
1. Selalu beranggapan bahwa terdapat
kesalahan ketika bekerja.
2. Lakukan check dan recheck dalam
bekerja. Make it double check! Or triple
check!.
3. Dokumentasikan apa yang terjadi.
Hindari Complacency dengan hal ini :
16. 16
#FUNFACT
Sebanyak 70% dari incident
maupun accident pesawat
disebabkan oleh human factor
33% 26% 13% 12% 10% 10% 9%
Pilot
Crew
Member
Design
Fault
Mainten
ance
Approach
Guidance
Captain
ignored
crew
input
ATC
Errors
70%
18. 18
Distraction
Sebuah gangguan ketika bekerja dapat
mengacaukan prosedur. 15% terjadinya
incident dan accident berkaitan karena
adanya distraksi ketika bekerja.
Gangguan ini beragam bentuknya, contoh
yang sederhana adalah penggunaan
Handphone yang dapat menyebabkan
terganggunya konsentrasi. Masalah
pribadi seperti kesulitan dalam ekonomi
maupun keluarga juga mempengaruhi
pikiran kita ketika bekerja.
Kita perlu mengenali kapan konsentrasi
dalam bekerja terganggu.
1. Ketika kita bekerja, tinggalkan hal-hal di
luar kepentingan pekerjaan dan fokus
pada pekerjaan saat itu.
2. Gunakan checklist yang detail.
3. Jangan pernah menggunakan telepon,
tinggalkan telepon di loker dalam
kondisi silent.
Hindari Distraction dengan hal ini :
19. 19
1 Handphone / Smartphone
Survey
2 Internet
3 Gossip / Ghibah
4 Social Media
5 Email
6 Teman kerja mampir ke meja kita
7 Rapat dadakan
8 Istirahat merokok
9 Teman kerja berisik
10 Ngobrol dengan rekan kerja
Sebuah survey menyatakan bahwa lebih
dari setengah karyawan menggunakan HP
Ketika bekerja untuk hal di luar pekerjaan.
21. 21
Lack of Knowlegde
Peraturan tentunya akan bertambah atau
berubah mengikuti trend tentang
keselamatan penerbangan. Pengetahuan
tentang SOP harus selalu up to date dan
selalu dilakukan sosialisasi dan penyegaran. 1. Lakukan pekerjaan sesuai sertifikasi.
2. Jika tidak paham, tanya kepada
supervisor.
3. Mintalah training atau refreshing
course secara berkala kepada atasan
untuk dapat dijadwalkan .
Jangan menebaknebak sesuatu yang tidak
kita ketahui, tetapi lakukan hal ini :
23. 23
Lack of Team Work
Kerja sama tim mempengaruhi
performansi kita ketika bekerja. Bentuk
kerja sama tim antara lain adalah berbagi
infomasi antar petugas, melakukan
koordinasi ketika berganti shift, dan
ciptakan lingkungan yang menyenangkan
ketika bekerja dapat meningkatkan performa
kita.
1. Pastikan tidak ada tembok /
penghalang ketika berkomunikasi satu
sama lain.
2. Diskusi mengenai pekerjaan.
3. Selalu berkomunikasi dengan rekan
demi kepentingan Safety.
Cara untuk membangun team work di
tempat kerja :
26. 26
Fatigue
Kelelahan merupakan faktor yang
berkontribusi terhadap accident. Kelelahan
dapat berbentuk kelelahan mental
maupun fisik.
Seseorang dikatakan mengalami kelelahan
ketika Mengalami penurunan kognitif,
mengambil keputusan dalam jangka waktu
lama dan salah, waktu reaksi yang lamban,
tidak dapat melakukan koordinasi dengan
baik, kecepatan dan kekuatan yang
menurun, serta tidak dapat
menyeimbangkan diri.
Salah satu penyebab kelelahan adalah
kurangnya istirahat, stress, dan over work.
1. Periksa diri dan orang lain dari mimik
wajah yang menyiratkan kelelahan.
2. Hindari tugas yang sulit ketika circadian
rhythm yaitu pada pukul 1-3 am.
3. Istirahat 8 jam direkomendasikan untuk
menghindari fatigue.
4. Olah raga secara teratur.
5. Perhatikan asupan gizi.
Berikut adalah saran untuk mengatasi
kelelahan :
28. 28
Norms
Norms adalah kependekan dari normal,
atau cara-cara normal yang biasa
dilakukan. Biasanya hal ini tidak tertulis
dalam SOP namun diikuti oleh banyak orang
dan ditoleransi oleh atasan. Norms yang
bersifat negatif dapat menyebabkan
standard keselamatan menurun dan
menyebabkan kecelakaan. Norms biasanya
tercetus sebagai sebuah ide untuk
mengatasi sebuah masalah dengan cara
cepat. Ketika hal ini terbentuk, maka akan
diikuti oleh rekan-rekan kerja lain
Untuk mengubah paradigma ini, carilah
informasi, ubah cara kerja dengan yang
lebih praktis tanpa mengurangi kualitas kerja
31. 31
Lack of Awareness
Lack of awareness adalah kegagalan untuk
mengenali konsekuensi dari sebuah
keputusan. Setelah melakukan pekerjaan
yang sama berulang kali, sangat mudah bagi
petugas untuk menjadi kurang konsentrasi
sehingga tidak waspada terhadap apa yang
terjadi dalam pekerjaan mereka.
Setiap pekerjaan yang dilakukan harus
diperlakukan seperti pekerjaan yang baru
pernah kita lakukan, sehingga kewaspadaan
tetap terjaga.
1. Cek dan lihat apakah kita melakukan
kesalahan yang sama berkali-kali.
2. Selalu minta supervisor untuk
mengecek pekerjaan kita.
3. Bahkan jika kita merasa bahwa kita
mampu, tetap minta seseorang untuk
mengecek pekerjaan kita.
Berikut adalah cara bagaimana
mengatasinya :
33. 33
Stress
Kondisi ini bisa terjadi saat petugas harus
menyelesaikan beberapa item pekerjaan
dalam waktu terbatas. Tekanan ini
menyebabkan gugup dan memicu kesalahan
yang merugikan diri sendiri dan perusahaan.
Jika mengalami stress, istirahatlah sejenak
dan ajak rekan berdiskusi. Jangan lupa
minta bantuan teman memeriksa
pekerjaan yang sudah dilakukan.
1. Berlibur untuk menghindari burn out
dalam bekerja
2. Diskusi dengan rekan dan atasan untuk
mengawasi pekerjaan kita
3. Mulailah bergaya hidup sehat dengan
makan makanan bergizi, olah raga, dan
istirahat yang cukup untuk mengurangi
level stress
Berikut adalah hal yang dapat dilakukan
ketika kita merasa stress :
36. 36
Pressure
Kondisi ini muncul ketika mendapat tugas
yang rumit atau beban kerja tinggi,
padahal kemampuan terbatas. Pada saat
yang sama supervisor menuntut tugas
selesai tepat waktu.
1. Untuk menghindari tekanan,
komunikasikan keluhan anda kepada
mitra kerja dan minta bantuannya.
2. Jika dirasa tekanan tidak dapat
ditoleransi dan tidak realistis,
dokumentasikan agar menjadi
perhatian manajemen.
Berikut adalah cara bagaimana
mengatasinya :
38. 38
Lack of Resources
Kekurangan sumber daya merupakan suatu
halangan untuk dapat bekerja dengan baik.
Sumber daya ini dapat berupa Sumber Daya
Manusia (kekurangan staff) maupun
sumber daya material lainnya misalnya
kelistrikan atau rusaknya peralatan.
1. Dokumentasikan kekurangan sumber
daya.
2. Jangan pernah mengganti peralatan
yang rusak dengan peralatan yang tidak
sesuai persyaratan.
Berikut adalah hal yang dapat dilakukan:
40. 40
Lack of Assertiveness
Assertiveness merupakan kemampuan untuk
dapat mengekspresikan perasaan, opini,
dan apa yang kita butuhkan secara
positif, dengan etika yang baik dan tidak
membingungkan apalagi membuat
percakapan menjadi agresif.
Membicarakan lebih dari satu masalah
akan membingungkan orang yang
mendengarnya dan sulit untuk menemukan
solusi yang tepat. Cobalah untuk
membicarakan satu permasalahan dan
membuat solusinya diteruskan masalah
yang lain. Penting juga untuk mencari fakta
di balik argument yang dapat memberikan
informasi yang kuat.
1. Mintalah feedback terhadap yang
dibicarakan.
2. Biarkan orang lain bicara mengenai apa
yang mereka pikirkan.
3. Terimalah kritik yang membangun
dengan lapang hati.
Kurang dapat asertif dalam berbicara dapat
menyebabkan fatal accident. Hal ini dapat
dicegah dengan cara:
41. 41
Yang tidak kalah
penting adalah
melakukan check and
recheck dengan teliti
pada setiap pekerjaan
yang dilakukan untuk
memperkecil
kemungkinan
terjadinya kesalahan.