際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
BOROSNYA WAKTU DAN UANG
BAGI MAHASISWA BARU
UNLAM BANJARBARU
MUHAMMAD HASAN (J1F111236)
JURUSAN ILMU KOMPUTER, FAKULTAS MIPA, UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Jalan Jendral A. Yani Km. 35,8 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
imou4wd@gmail.com

Abstrak
Pemborosan waktu dan uang sering terjadi
di setiap orang karena itu sudah menjadi
kehidapan yang harus kita lalui. Disini
permasalahannya bagi mahasiswa yang
baru beradaptasi di dunia luar yaitu kuliah.
Yang mana disini mereka harus mengatur
pola hidupnya secara mandiri tanpa
bantuan orang tua lagi. Karena waktu
SMA/SMP/SD pasti kita selalu melakukan
sesuatu dengan bantuan orang tua.
Sehingga disini mereka harus bias
memanajemenkan waktu dan uangnya agar
kehidupannya terjamin tidak terkatungkatung. Pola hidup harus diatur karena
dengan ini masa depan akan terlihat
apakah kita akan baik/buruk. Jadi kita
harus bias menyikapi tindakan kita dan
mengontrol pola hidup menjadi nyaman
bagi kita sendiri tanpa membuang-buang
waktu dan uang dengan sia-sia,
manfaatkan waktu dan uang yang kita
peroleh sesuai yang kita butuhkan saja.
Kata Kunci : waktu, uang, mahasiswa,
orang tua, kesadaran, dan tingkah laku.
I.

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menguraikan
mengenai identifikasi, masalah, rumusan
masalah dan dugaan sementara (hipotesa)
untuk menjelaskan permasalahan yang
diangkat.
1.1 Identifikasi Masalah
Setiap
mahasiswa
baru
selalu
mempermasalahkan yang mengenai waktu
dan uang. Berkaca pada waktu mereka
sekolah, mereka terkontrol mengenai

waktu dan uang karena mungkin ada orang
tua ataupun jadwal disekolah teratur tidak
seperti perkuliahan. Dan masalah uang dan
waktu sekolah tidaklah dipermasalahkan
karena kebutuhannya masih belum
beragam dan mungkin juga mereka masih
tinggal di rumah bersama orang tuanya.
Saat kuliah mereka mau tidak mau harus
bisa memanajemen dirinya sendiri karena
mereka jauh dari orang tu. Apabila tidak
bisa mengatur hidupnya sendiri maka akan
terjadi yang namanya pemborosan itu.
Pada saat kuliah factor yang sangat
mempengaruhi adalah pergaulan, karena
dengan tanpa dampingan orang tua mereka
akan semaunya melakukan apa yang
mereka inginkan. Sehingga yang namanya
boros waktu dan uang itu akan seiringnya
berjalan berbarengan. Disini juga akan
muncul yang namanya rasa gengsi pda
mereka karena mereka sudah menganggap
dirinya lebih baik daripada yang lain.
Sehingga mereka merasa bisa memutuskan
apa yang mereka akan lakukan. Dan rasa
malas juga bersamaan datang dengan
sendirinya karena mereka juga yang
menimbulkannya.
Buktinya waktu bagi mahasiswa baru
selalu terjadi pemborosan lebih banyak
bermain bersama teman, bermain game
ataupun melakukan hal yang tidak
bermnfaat
lainnya.
Mereka
selalu
melewatkan jadwal kuliah maupun jadwal
mengerjakan tugas sehingga tugas tidak
terselesaikan pada waktunya. Dan tiap kali
menggunakan uang mereka tanpa pikir
panjang
mereka
keluarkan
sesuai
keinginan hasratnya tanpa memikirkan apa
yang akan dibutuhkan keesokan harinya.
Sehingga mereka pada saat keesokannya
mereka tidak tau lagi apa yang harus
dilakukan. Maka timbullah yang namanya
stress dan galau kata orang saat ini.
Sehingga yang namanya borosnya
waktu dan uang akan tidak bisa lepas dari
mereka
kalau
mereka
tidak
menanggapinya dengan serius. Dan
apabila mereka tidak menyadarinya maka
itu akan terus berlanjut hingga mereka
merasakan dampak negatif dengan cara
hidup itu. Dan bisa-bisa kuliah mereka
akan terbengkalai karena perilakunya itu
yang sering melalaikan waktu kuliah
dengan mementingkan bermain bersama
teman maupun game. Dan bisa juga
mereka akan terbelit hutang kepada temantemannya karena sudah terbiasa hidup
boros maka mereka akan nerusaha terus
untuk memuaskan hasratnya dalam
menuntaskan keinginannya tanpa pikir
panjang.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana
cara
menanggulangi
pemborosan waktu dan uang bagi
mahasiswa baru ?
1.3 Dugaan Sementara (Hipotesa)
Kemungkinan besar masalah ini
terjadi akibat timbulnya rasa malas dan
merasa bebas karena dulu masih diawasi
orang tua sekarang tidak karena jauh dari
mereka. Serta rasa ingin tahu dan cobacoba yang sangat besar. Sehingga apabila
melihat sesuatu barang atau apapun itu
tanpa pikir panjang langsung mewujudkan
keinginannya itu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada saat sekolah dulu mereka
terjadwal sekolahnya baik itu dirumah
dengan orang tuanya maupun disekolah
yang jadwal pelajarannya sudah teratus
dari awal sampai akhir. Dan pada waktu
sekolah keuangan mereka masih diatur
langsung dari orang tuanya sehingga
mereka apabila mau melakukan sesuatu
harus diketahui orang tua sehingga orang
tua bisa memilah mana yan baik dan buruk
bagi anaknya. Tetapi sekarang ssudah
berbeda mereka sudah besar dan kuliah

yang jaraknya jauh dari orang tuanya,
sehingga mereka merasa bahwa dirinya
sudah dewasa tanpa mengetahui apakah
dirinya sudah cukup bekal untuk
mengarungi hidupnya sendiri tanpa orang
tuanya.
Disini mereka akan memutuskan
tindakannya sendiri tanpa meminta
bantuan orang lain termasuk orang tuanya
karena mereka menganggap tindakan itu
pasti bisa mereka selesaikan sendiri.
Tetapi kebanyakan mahasiswa ini tidak tau
tindakan itu akan berakibat baik/buruk
bagi dirinya sendiri. Yang sering mereka
lakukan yaitu perilaku borosnya waktu dan
uang bagi dirinya. Mereka hanya
mementingkan apa yang menurut mereka
nyaman bagi dirinya sendiri. Sehingga
mereka melpakan tujuan mereka kesini
yaitu menuntut ilmu dengan sungguhungguh untuk meraih pendidikan yang
tinggi. Tetapi sekarang malah mereka siasiakan hanya untuk bermain-main bersama
teman, pacaran, game, belanja yang tidak
semestinya, menghambur-hamburkan uang
dari orang tuanya dan banyak lagi. Mereka
kebanyakan tanpa pikir panjang mereka
tunaikan hasrat keinginannya semata tanpa
memikirkan itu baik/buruk bagi dirinya
kelak.
Di
dalam
gaya
hidup
juga
berhubungan dengan waktu dan uang,
demikian juga dengan leisure class yang
menghabiskan waktu mereka dengan
mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Jadi, bisa dikatakan bahwa kelompok yang
dimasukkan dalam leisure class ini
menjadikan gaya hidup merupakan bagian
dari diri mereka. Bertujuan untuk
meningkatkan status sosial, entah itu
mereka dengan sadar atau tidak sadar dan
berlomba-lomba dalam memanfaatkan
barang yang dinilai bernilai tinggi di masa
sekarang ini (Okiriswandani,2013).
Teori dari Baudrillard menjelaskan
bahwa konsumsi diradikalkan menjadi
konsumsi tanda. Menurutnya masyarakat
konsumen tidak lagi terikat oleh suatu
moralitas dan kebiasaan yang selama ini
dipegangnya. Mereka kini hidup dalam
suatu kebudayaan baru, suatu kebudayaan
yang melihat eksistensi diri mereka dari
segi banyaknya tanda yang dikonsumsi
dan
ditawarkan
saat
ini
(Okiriswandani,2013).
Masyarakat konsumen akan melihat
identitas diri ataupun kebebasan mereka
sebagai kebebasan mewujudkan keinginan
pada barang-barang industri. Konsumsi
dipandang sebagai usaha masyarakat untuk
merebut makna-makna sosial atau posisi
sosial. Relasi bukan lagi terjadi antara
manusia, tetapi antara manusia dengan
benda-benda konsumsi. Oleh Baudrillard,
moralitas hedonis yang mengedepankan
individualisme ini dihubungkan dengan
masyarakat konsumen, yang pasif dan
mendasarkan identitasnya pada tanda yang
berada di belakang barang komoditi yang
dikonsumsinya. Hal ini tentunya menjadi
mungkin karena dalam kapitalisme global
kegiatan produksi sudah bergeser dari
penciptaan
barang
konsumsi,
ke
penciptaan tanda (Okiriswandani,2013).
Hidup boros terjadi dikarenakan kita
tidak mempunyai perencanaan yang baik.
Hal ini membuat kita menggunakan
sumber daya secara tidak terencana seperti
yang saya ilustrasikan di atas. Di setiap
lapisan perencanaan sangat diperlukan.
Dari tingkat individu, rumah tangga
sampai
dengan
tingkat
tertinggi.
Sayangnya, perencanaan ini sering kali
diabaikan khususnya di tingkat rumah
tangga. Padahal kita semua tahu bahwa
perencanaan yang baik berarti 50% sukses.
Yang 50% nya adalah pelaksanaan dari
perencanaan tersebut. Selain itu, bisa saja
perencanaannya dibuat sedemikian rupa
sehingga terjadi pemborosan yang
disengaja. Banyak perencanaan di berbagai
level itu dibuat sedemikian rupa sehingga
diperoleh anggaran yang melebihi
kebutuhan tapi masih dianggap rasional.
Nah, ini juga sumber pemborosan. Belum
lagi sistem pertanggungjawaban keuangan
yang sekarang ini dianut, dimana sistem
ini mendorong ke perbuatan manipulasi
dan akhirnya korupsi (Santoso,2013)
Perbuatan boros adalah gaya hidup
gemar
berlebih-lebihan
dalam
menggunakan harta, uang maupun sumber
daya yang ada demi kesenangan saja.
Dengan terbiasa berbuat boros seseorang

bisa menjadi buta terhadap orang-orang
membutuhkan
di
sekitarnya,sulit
membedakan antara yang halal dan yang
haram,mana boleh mana tidak boleh
dilakukan, dan lain sebagainya. Alloh
SWT menyuruh kita untuk hidup
sederhana dan hemat, karena jika semua
orang menjadi boros maka suatu bangsa
bisa rusak/hancur (Organisasi,2013).
Di dalam Leisure class yang diartikan
oleh Veblen sebagai kelas pemboros yang
mengeluarkan
banyak
uang
demi
menghabiskan waktu luang. Dengan
menghabiskan uang dan waktu luang maka
akan memunculkan suatu konsumsi yang
berlebihan (high consumption). Veblen
memang menambahkan kalau konsumsi
berlebihan ini diartikan sebagai pemakaian
uang atau sumber daya yang lain dengan
tujuan meningkatkan status sosial. Tetapi
yang perlu diperjelas lagi bahwa
sekelompok
mahasiswa
penikmat
starbucks ini tidak merasa kalau dengan ke
starbucks itu status sosialnya menjadi lebih
tinggi. Dilihat dari status sosial
sekelompok
mahasiswa
penikmat
starbucks yang bermacam-macam ada
yang biasa saja sampai yang tinggi tetapi
yang bisa dilihat kalau ke starbucks itu
tidak juga menaikkan status sosial tetapi
memuaskan
keinginannya
untuk
menikmati minuman/snack di starbucks.
Sehingga tidak memperhatikan status
sosial yang nantinya bisa dihasilkan tetapi
lebih kepada kepuasan pada rasa yang
enak dan suasana tempat yang nyaman
(Okiriswandani,2013).
Pendapat dari Veblen tentang
masyarakat yang mengejar status sosial
dengan sedikit untuk kebahagiaan mereka
sendiri. Beberapa merk dan toko dianggap
sebagai kelas tinggi daripada yang lain,
dan orang mungkin membeli ketika orang
lain tidak mampu melakukannya. Bisa
dilihat dari pernyataan Veblen ini bahwa
mengejar status sosial agar menjadi lebih
tinggi itu untuk kebahagiaannya sendiri
yang berusaha mengejar status sosial. Ini
memang dibenarkan dalam sekelompok
mahasiswa
penikmat
starbucks,
mendapatkan
kebahagiaan
berupa
kepuasan dengan apa yang sudah diberikan
starbucks tetapi tidak dalam mengejar
status sosial. Mengambil dari pernyataan
Veblen, sekelompok mahasiswa mengikuti
yang dilakukan leisure class ini juga tidak
berusaha membeli minuman/snack di
starbucks dibalik sebagian mahasiswa
lainnya tidak sanggup membeli karena
memang tertarik pada starbucks dengan
apa yang sudah diberikan oleh starbucks
tanpa melihat sebagian mahasiswa lainnya
yang
tidak
bisa
membeli
(Okiriswandani,2013).
Disini
saya
mengajukan
cara
menanggulanginya yaitu melalui dasar
pemikiran lean manufacturing yang
merupakan
hal
mendasar
untuk
mewujudkan sebuah value stream yang
ramping. Tujuannya untuk membangun
dan merancang sebuah manufaktur yang
mampu memproduksi beberapa produk
dengan menggunakan jumlah waktu yang
benar-benar dibutuhkan membuat produk.
Menunggu, waktu antrian, dan penundaan
lainnya dianggap pemborosan dan sangat
diminimumkan dalam lean manufacturing
(Arista,2011)
Maksudnya
adalah
kita
harus
menggunakan waktu dan uang semestinya
yang dibutuhkan dan menghiraukan apa
yang tidak kita butuhkan/ tidak penting
bagi kita. Apabila kebutuhan itu sesuai
dengan kita butuhkan maka itu diwujudkan
tetapi apabila tidak maka kita harus
menghiraukannya.
Jadi
kita
harus
memprioritaskan yang mana yang lebih
penting dan dibutuhkan bagi kita.
Lima prinsip lean yang sudah diterapkan
di pabrik Toyota, meliputi :
1. Identifikasikan apa yang memberikan
nilai dan apa yang tidak dilihat dari
sudut pandang pelanggan dan bukan
dari perspektif organisasi, fungsi, atau
departemen,
2. Identifikasikan langkah-langkah yang
diperlukan
untuk
merancang,memesan,
dan
memproduksi produk di sepanjang
aliran proses nilai tambah untuk
menandai alirannya pemborosan,
3. Buat kegiatan yang meberikan nilai
tambah mengalir tanpa gangguan,
berbalik atau menunggu,

4.

Beruapnyalah untuk sempurna dengan
secara
kontinyu
mengurani
pemborosan (Arista,2011).
Beberapa dampak buruk perilaku/gaya
hidup boros :
1. Uang yang dimiliki cepat habis karena
biaya hidup yang tinggi
2. Menjadi budak hobi (nafsu) yang bisa
menghalalkan uang haram
3. Malas membantu yang membutuhkan
& beramal shaleh
4. Selalu sibuk mencari harta untuk
memenuhi kebutuhan
5. Menimbulkan sifat kikir, iri, dengki,
suka pamer, dsb
6. Anggota keluarga terbiasa hidup
mewah tidak mau jadi orang
sederhana
7. Bisa stres atau gila jika hartanya habis
8. Bisa terlilit hutang besar yang sulit
dilunasi
9. Sumber daya alam yang ada menjadi
habis
10. Tidak punya tabungan untuk saat
krisis
Oleh sebab itu mari kita hindari sifat
boros dalam hidup kita agar kita bisa hidup
bahagia tanpa harta yang banyak bersama
seluruh anggota keluarga kita. Ada
peribahasa hemat pangkal kaya, sehingga
dengan menjadi orang yang bergaya hidup
sederhana walaupun kaya raya maka
hartanya akan berkah dan terus
bertambahdari
waktu
ke
waktu
(Organisasi,2013).
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini melalui riset deskriptif
yang
bertujuan
mengetahui
cara
penanggulangan pemborosan waktu dan
uang. Penelitian ini juga
merupakan
survey research yang artinya penelitian ini
dilakukan melalui kuesioner ataupun
wawancara. Disini saya akan melakukan
research sampling dimana akan tahu
bagaimana hasil-hasil yang saya peroleh
melalui survey. Disini saya akan
melakukan teknik baik secara random
maupun non random.
Disini saya akan memilih sampel
dengan cara :
1. Mengidentifikasi
penyebab
permasalahannya.
2. Mengidentifikasi
berapa
lama
permasalahannya yang terjaadi.
3. Mengetahui apakah sudah menyadari
permasalahan pada dirinya itu.
4. Mengetahui
apakah
pernah
menanggulangi
permasalahannya
sehingga apa yang terjadi setelah
penanggulangan itu.
5. Menentukan cara penanggulangan
secara tipe pribadinya masing-masing.
6. Mengidentifikasi
reaksi
setelah
penanggulangan itu terjadi dengan
waktu yang singkat.

More Related Content

Contoh laporan 1 metpen

  • 1. BOROSNYA WAKTU DAN UANG BAGI MAHASISWA BARU UNLAM BANJARBARU MUHAMMAD HASAN (J1F111236) JURUSAN ILMU KOMPUTER, FAKULTAS MIPA, UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Jalan Jendral A. Yani Km. 35,8 Banjarbaru, Kalimantan Selatan imou4wd@gmail.com Abstrak Pemborosan waktu dan uang sering terjadi di setiap orang karena itu sudah menjadi kehidapan yang harus kita lalui. Disini permasalahannya bagi mahasiswa yang baru beradaptasi di dunia luar yaitu kuliah. Yang mana disini mereka harus mengatur pola hidupnya secara mandiri tanpa bantuan orang tua lagi. Karena waktu SMA/SMP/SD pasti kita selalu melakukan sesuatu dengan bantuan orang tua. Sehingga disini mereka harus bias memanajemenkan waktu dan uangnya agar kehidupannya terjamin tidak terkatungkatung. Pola hidup harus diatur karena dengan ini masa depan akan terlihat apakah kita akan baik/buruk. Jadi kita harus bias menyikapi tindakan kita dan mengontrol pola hidup menjadi nyaman bagi kita sendiri tanpa membuang-buang waktu dan uang dengan sia-sia, manfaatkan waktu dan uang yang kita peroleh sesuai yang kita butuhkan saja. Kata Kunci : waktu, uang, mahasiswa, orang tua, kesadaran, dan tingkah laku. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan menguraikan mengenai identifikasi, masalah, rumusan masalah dan dugaan sementara (hipotesa) untuk menjelaskan permasalahan yang diangkat. 1.1 Identifikasi Masalah Setiap mahasiswa baru selalu mempermasalahkan yang mengenai waktu dan uang. Berkaca pada waktu mereka sekolah, mereka terkontrol mengenai waktu dan uang karena mungkin ada orang tua ataupun jadwal disekolah teratur tidak seperti perkuliahan. Dan masalah uang dan waktu sekolah tidaklah dipermasalahkan karena kebutuhannya masih belum beragam dan mungkin juga mereka masih tinggal di rumah bersama orang tuanya. Saat kuliah mereka mau tidak mau harus bisa memanajemen dirinya sendiri karena mereka jauh dari orang tu. Apabila tidak bisa mengatur hidupnya sendiri maka akan terjadi yang namanya pemborosan itu. Pada saat kuliah factor yang sangat mempengaruhi adalah pergaulan, karena dengan tanpa dampingan orang tua mereka akan semaunya melakukan apa yang mereka inginkan. Sehingga yang namanya boros waktu dan uang itu akan seiringnya berjalan berbarengan. Disini juga akan muncul yang namanya rasa gengsi pda mereka karena mereka sudah menganggap dirinya lebih baik daripada yang lain. Sehingga mereka merasa bisa memutuskan apa yang mereka akan lakukan. Dan rasa malas juga bersamaan datang dengan sendirinya karena mereka juga yang menimbulkannya. Buktinya waktu bagi mahasiswa baru selalu terjadi pemborosan lebih banyak bermain bersama teman, bermain game ataupun melakukan hal yang tidak bermnfaat lainnya. Mereka selalu melewatkan jadwal kuliah maupun jadwal mengerjakan tugas sehingga tugas tidak terselesaikan pada waktunya. Dan tiap kali menggunakan uang mereka tanpa pikir panjang mereka keluarkan sesuai keinginan hasratnya tanpa memikirkan apa yang akan dibutuhkan keesokan harinya.
  • 2. Sehingga mereka pada saat keesokannya mereka tidak tau lagi apa yang harus dilakukan. Maka timbullah yang namanya stress dan galau kata orang saat ini. Sehingga yang namanya borosnya waktu dan uang akan tidak bisa lepas dari mereka kalau mereka tidak menanggapinya dengan serius. Dan apabila mereka tidak menyadarinya maka itu akan terus berlanjut hingga mereka merasakan dampak negatif dengan cara hidup itu. Dan bisa-bisa kuliah mereka akan terbengkalai karena perilakunya itu yang sering melalaikan waktu kuliah dengan mementingkan bermain bersama teman maupun game. Dan bisa juga mereka akan terbelit hutang kepada temantemannya karena sudah terbiasa hidup boros maka mereka akan nerusaha terus untuk memuaskan hasratnya dalam menuntaskan keinginannya tanpa pikir panjang. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara menanggulangi pemborosan waktu dan uang bagi mahasiswa baru ? 1.3 Dugaan Sementara (Hipotesa) Kemungkinan besar masalah ini terjadi akibat timbulnya rasa malas dan merasa bebas karena dulu masih diawasi orang tua sekarang tidak karena jauh dari mereka. Serta rasa ingin tahu dan cobacoba yang sangat besar. Sehingga apabila melihat sesuatu barang atau apapun itu tanpa pikir panjang langsung mewujudkan keinginannya itu. II. TINJAUAN PUSTAKA Pada saat sekolah dulu mereka terjadwal sekolahnya baik itu dirumah dengan orang tuanya maupun disekolah yang jadwal pelajarannya sudah teratus dari awal sampai akhir. Dan pada waktu sekolah keuangan mereka masih diatur langsung dari orang tuanya sehingga mereka apabila mau melakukan sesuatu harus diketahui orang tua sehingga orang tua bisa memilah mana yan baik dan buruk bagi anaknya. Tetapi sekarang ssudah berbeda mereka sudah besar dan kuliah yang jaraknya jauh dari orang tuanya, sehingga mereka merasa bahwa dirinya sudah dewasa tanpa mengetahui apakah dirinya sudah cukup bekal untuk mengarungi hidupnya sendiri tanpa orang tuanya. Disini mereka akan memutuskan tindakannya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain termasuk orang tuanya karena mereka menganggap tindakan itu pasti bisa mereka selesaikan sendiri. Tetapi kebanyakan mahasiswa ini tidak tau tindakan itu akan berakibat baik/buruk bagi dirinya sendiri. Yang sering mereka lakukan yaitu perilaku borosnya waktu dan uang bagi dirinya. Mereka hanya mementingkan apa yang menurut mereka nyaman bagi dirinya sendiri. Sehingga mereka melpakan tujuan mereka kesini yaitu menuntut ilmu dengan sungguhungguh untuk meraih pendidikan yang tinggi. Tetapi sekarang malah mereka siasiakan hanya untuk bermain-main bersama teman, pacaran, game, belanja yang tidak semestinya, menghambur-hamburkan uang dari orang tuanya dan banyak lagi. Mereka kebanyakan tanpa pikir panjang mereka tunaikan hasrat keinginannya semata tanpa memikirkan itu baik/buruk bagi dirinya kelak. Di dalam gaya hidup juga berhubungan dengan waktu dan uang, demikian juga dengan leisure class yang menghabiskan waktu mereka dengan mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Jadi, bisa dikatakan bahwa kelompok yang dimasukkan dalam leisure class ini menjadikan gaya hidup merupakan bagian dari diri mereka. Bertujuan untuk meningkatkan status sosial, entah itu mereka dengan sadar atau tidak sadar dan berlomba-lomba dalam memanfaatkan barang yang dinilai bernilai tinggi di masa sekarang ini (Okiriswandani,2013). Teori dari Baudrillard menjelaskan bahwa konsumsi diradikalkan menjadi konsumsi tanda. Menurutnya masyarakat konsumen tidak lagi terikat oleh suatu moralitas dan kebiasaan yang selama ini dipegangnya. Mereka kini hidup dalam suatu kebudayaan baru, suatu kebudayaan yang melihat eksistensi diri mereka dari
  • 3. segi banyaknya tanda yang dikonsumsi dan ditawarkan saat ini (Okiriswandani,2013). Masyarakat konsumen akan melihat identitas diri ataupun kebebasan mereka sebagai kebebasan mewujudkan keinginan pada barang-barang industri. Konsumsi dipandang sebagai usaha masyarakat untuk merebut makna-makna sosial atau posisi sosial. Relasi bukan lagi terjadi antara manusia, tetapi antara manusia dengan benda-benda konsumsi. Oleh Baudrillard, moralitas hedonis yang mengedepankan individualisme ini dihubungkan dengan masyarakat konsumen, yang pasif dan mendasarkan identitasnya pada tanda yang berada di belakang barang komoditi yang dikonsumsinya. Hal ini tentunya menjadi mungkin karena dalam kapitalisme global kegiatan produksi sudah bergeser dari penciptaan barang konsumsi, ke penciptaan tanda (Okiriswandani,2013). Hidup boros terjadi dikarenakan kita tidak mempunyai perencanaan yang baik. Hal ini membuat kita menggunakan sumber daya secara tidak terencana seperti yang saya ilustrasikan di atas. Di setiap lapisan perencanaan sangat diperlukan. Dari tingkat individu, rumah tangga sampai dengan tingkat tertinggi. Sayangnya, perencanaan ini sering kali diabaikan khususnya di tingkat rumah tangga. Padahal kita semua tahu bahwa perencanaan yang baik berarti 50% sukses. Yang 50% nya adalah pelaksanaan dari perencanaan tersebut. Selain itu, bisa saja perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga terjadi pemborosan yang disengaja. Banyak perencanaan di berbagai level itu dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh anggaran yang melebihi kebutuhan tapi masih dianggap rasional. Nah, ini juga sumber pemborosan. Belum lagi sistem pertanggungjawaban keuangan yang sekarang ini dianut, dimana sistem ini mendorong ke perbuatan manipulasi dan akhirnya korupsi (Santoso,2013) Perbuatan boros adalah gaya hidup gemar berlebih-lebihan dalam menggunakan harta, uang maupun sumber daya yang ada demi kesenangan saja. Dengan terbiasa berbuat boros seseorang bisa menjadi buta terhadap orang-orang membutuhkan di sekitarnya,sulit membedakan antara yang halal dan yang haram,mana boleh mana tidak boleh dilakukan, dan lain sebagainya. Alloh SWT menyuruh kita untuk hidup sederhana dan hemat, karena jika semua orang menjadi boros maka suatu bangsa bisa rusak/hancur (Organisasi,2013). Di dalam Leisure class yang diartikan oleh Veblen sebagai kelas pemboros yang mengeluarkan banyak uang demi menghabiskan waktu luang. Dengan menghabiskan uang dan waktu luang maka akan memunculkan suatu konsumsi yang berlebihan (high consumption). Veblen memang menambahkan kalau konsumsi berlebihan ini diartikan sebagai pemakaian uang atau sumber daya yang lain dengan tujuan meningkatkan status sosial. Tetapi yang perlu diperjelas lagi bahwa sekelompok mahasiswa penikmat starbucks ini tidak merasa kalau dengan ke starbucks itu status sosialnya menjadi lebih tinggi. Dilihat dari status sosial sekelompok mahasiswa penikmat starbucks yang bermacam-macam ada yang biasa saja sampai yang tinggi tetapi yang bisa dilihat kalau ke starbucks itu tidak juga menaikkan status sosial tetapi memuaskan keinginannya untuk menikmati minuman/snack di starbucks. Sehingga tidak memperhatikan status sosial yang nantinya bisa dihasilkan tetapi lebih kepada kepuasan pada rasa yang enak dan suasana tempat yang nyaman (Okiriswandani,2013). Pendapat dari Veblen tentang masyarakat yang mengejar status sosial dengan sedikit untuk kebahagiaan mereka sendiri. Beberapa merk dan toko dianggap sebagai kelas tinggi daripada yang lain, dan orang mungkin membeli ketika orang lain tidak mampu melakukannya. Bisa dilihat dari pernyataan Veblen ini bahwa mengejar status sosial agar menjadi lebih tinggi itu untuk kebahagiaannya sendiri yang berusaha mengejar status sosial. Ini memang dibenarkan dalam sekelompok mahasiswa penikmat starbucks, mendapatkan kebahagiaan berupa kepuasan dengan apa yang sudah diberikan
  • 4. starbucks tetapi tidak dalam mengejar status sosial. Mengambil dari pernyataan Veblen, sekelompok mahasiswa mengikuti yang dilakukan leisure class ini juga tidak berusaha membeli minuman/snack di starbucks dibalik sebagian mahasiswa lainnya tidak sanggup membeli karena memang tertarik pada starbucks dengan apa yang sudah diberikan oleh starbucks tanpa melihat sebagian mahasiswa lainnya yang tidak bisa membeli (Okiriswandani,2013). Disini saya mengajukan cara menanggulanginya yaitu melalui dasar pemikiran lean manufacturing yang merupakan hal mendasar untuk mewujudkan sebuah value stream yang ramping. Tujuannya untuk membangun dan merancang sebuah manufaktur yang mampu memproduksi beberapa produk dengan menggunakan jumlah waktu yang benar-benar dibutuhkan membuat produk. Menunggu, waktu antrian, dan penundaan lainnya dianggap pemborosan dan sangat diminimumkan dalam lean manufacturing (Arista,2011) Maksudnya adalah kita harus menggunakan waktu dan uang semestinya yang dibutuhkan dan menghiraukan apa yang tidak kita butuhkan/ tidak penting bagi kita. Apabila kebutuhan itu sesuai dengan kita butuhkan maka itu diwujudkan tetapi apabila tidak maka kita harus menghiraukannya. Jadi kita harus memprioritaskan yang mana yang lebih penting dan dibutuhkan bagi kita. Lima prinsip lean yang sudah diterapkan di pabrik Toyota, meliputi : 1. Identifikasikan apa yang memberikan nilai dan apa yang tidak dilihat dari sudut pandang pelanggan dan bukan dari perspektif organisasi, fungsi, atau departemen, 2. Identifikasikan langkah-langkah yang diperlukan untuk merancang,memesan, dan memproduksi produk di sepanjang aliran proses nilai tambah untuk menandai alirannya pemborosan, 3. Buat kegiatan yang meberikan nilai tambah mengalir tanpa gangguan, berbalik atau menunggu, 4. Beruapnyalah untuk sempurna dengan secara kontinyu mengurani pemborosan (Arista,2011). Beberapa dampak buruk perilaku/gaya hidup boros : 1. Uang yang dimiliki cepat habis karena biaya hidup yang tinggi 2. Menjadi budak hobi (nafsu) yang bisa menghalalkan uang haram 3. Malas membantu yang membutuhkan & beramal shaleh 4. Selalu sibuk mencari harta untuk memenuhi kebutuhan 5. Menimbulkan sifat kikir, iri, dengki, suka pamer, dsb 6. Anggota keluarga terbiasa hidup mewah tidak mau jadi orang sederhana 7. Bisa stres atau gila jika hartanya habis 8. Bisa terlilit hutang besar yang sulit dilunasi 9. Sumber daya alam yang ada menjadi habis 10. Tidak punya tabungan untuk saat krisis Oleh sebab itu mari kita hindari sifat boros dalam hidup kita agar kita bisa hidup bahagia tanpa harta yang banyak bersama seluruh anggota keluarga kita. Ada peribahasa hemat pangkal kaya, sehingga dengan menjadi orang yang bergaya hidup sederhana walaupun kaya raya maka hartanya akan berkah dan terus bertambahdari waktu ke waktu (Organisasi,2013). III. METODE PENELITIAN Penelitian ini melalui riset deskriptif yang bertujuan mengetahui cara penanggulangan pemborosan waktu dan uang. Penelitian ini juga merupakan survey research yang artinya penelitian ini dilakukan melalui kuesioner ataupun wawancara. Disini saya akan melakukan research sampling dimana akan tahu bagaimana hasil-hasil yang saya peroleh melalui survey. Disini saya akan melakukan teknik baik secara random maupun non random. Disini saya akan memilih sampel dengan cara :
  • 5. 1. Mengidentifikasi penyebab permasalahannya. 2. Mengidentifikasi berapa lama permasalahannya yang terjaadi. 3. Mengetahui apakah sudah menyadari permasalahan pada dirinya itu. 4. Mengetahui apakah pernah menanggulangi permasalahannya sehingga apa yang terjadi setelah penanggulangan itu. 5. Menentukan cara penanggulangan secara tipe pribadinya masing-masing. 6. Mengidentifikasi reaksi setelah penanggulangan itu terjadi dengan waktu yang singkat.