Waktu kecil aku dipanggil 'bayo denggan' oleh orang-orang terdekat. Saat itu aku tidak ambil pikir panggilan itu. Selain itu mereka bilang aku ini seorang pendiam. Terutama ibu, "na parsip" katanya mengenangku.
Sebenarnya aku merasa tidak terlalu tepat disebut pendiam. Walaupun memang dalam banyak kesempatan aku lebih memilih diam ketimbang berbasa-basi untuk orang yang baru ku kenal. Terhadap keluarga yang sudah kenal lama pun, aku memang terkesan 'diam' karena jarang ketemu.
Dengan plus minus sebagai pendiam, aku melewati waktu SMP di sebuah sekolah 'unggulan' masyarakat TAPSEL. Di sekolah ini beragam perasaan tak luput dari kehidupanku. Mungkin ini sebagai langkah awal untuk mengenal
We’ve updated our privacy policy so that we are compliant with changing global privacy regulations and to provide you with insight into the limited ways in which we use your data.
You can read the details below. By accepting, you agree to the updated privacy policy.