Kelompok sosial dan hubungan antar kelompok dibahas dalam tiga bagian utama: konsep kelompok sosial, jenis-jenis kelompok sosial, dan pola hubungan antar kelompok. Kelompok sosial didefinisikan sebagai kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama tentang keanggotaannya. Jenis-jenis kelompok sosial dibedakan menurut beberapa teori, seperti paguyuban, patembayan, primer, sek
4. A. HAKIKAT KELOMPOK SOSIAL
Pengertian Kelompok Sosial
Dalam bahasa Inggris disebut dengan social group.
Yaitu himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama
disebabkan oleh adanya hubungan antar mereka yang
menyangkut hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan adanya kesadaran untuk saling
menolong. Sekumpulan orang tersebut mempunyai
kesadaran bersama akan keanggotaannya.
5.  Syarat dan Ciri Kelompok Sosial
Suatu kelompok manusia akan disebut sebagai kelompok sosial jika
memenuhi persyaratan tertentu. Menurut Soerjono Soekanto, syaratnya
sebagai berikut:
• Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan
sebagian dari kelompok yang bersangkutan
• Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya dalam kelompok tersebut
• Ada suatu faktor yang dimiliki bersama antara antara anggota agar
bertambah erat. Faktor tersebut dapat berupa nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama,
bahkan faktor mempunyai musuh bersama dapat pula menjadi faktor
pengikat atau pemersatu dalam kelompok sosial
• Berstruktur dan berproses.
• Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
6. B. TIPE TIPE KELOMPOK SOSIAL
 Klasifikasi Ferdinand Tonnies
Asal mula buah pikiran Charles Horton Coorley tentang kelompok Primer sebagaimana
diuraikan terlebih dahulu dapat dikembalikan pada buah pikiran yang jauh
sebelumnya telah dikemukakan Ferdinand Tonnies, di antara lain :
Paguyuban (Gameinschaft)
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat
oleh hubungan batin yang murni , alamiah, serta bersifat kekal
Ciri-ciri kelompok Paguyuban (Gameinschaft) :
• Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
• Hubungan antar anggota bersifat informal
• Ada faktor ikatan darah, lokalitas, dan ideologi
Contoh : Keluarga/kerabat, Arisan.
7. Patembayan (Gesselschaft)
Merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka
waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam
pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis
sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin.
Ciri-ciri kelompok patembayan (Gesselschaft) :
• hubungan antaranggota bersifat formal
• memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
• memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
• lebih didasarkan pada kenyataan sosial
Contoh: ikatan antara pedagang, organiasi dalam suatu pabrik
atau industri.
8.  KLASIFIKASI CHARLES H. COOLEY DAN ELLESWORTH FARRIS
Teori ini dibagi atas kelompok Primer dan Sekunder, satu kategori namun dari dua
tokoh berbeda. Namun dalam teori ini, Cooley ingin menunjukkan suatu kelas yang
terdiri dari kelompok-kelompok kongkrit.
Kelompok Primer
Di dalam kelompok Primer ini cenderung bersifat santai dan tak begitu formal seperti
yang lain
Karakteristik dari pengertian kelompok sosial Primer menurut Cooley antara lain :
• Saling mengenal antar anggota kelompok, mengenal secara pribadi, sifat , dan
karakteristik, serta saling mengenal kepribadiannya.
• Hubungan sosial bersifat informal.
• Jumlahnya sedikit dan kemungkinan mengenal satu sama lain secara dekat ( face-
to-face relation )
Contoh :
- Hubungan saudara kandung, bukan hubungan formal dengan pejabat.
- Hubungan persahabatan.
9. Kelompok Sekunder
Jika Cooley mengambil peran dalam kelompok Primer, maka kelompok
Sekunder dijelaskan oleh Ellesworth Farris. Kelompok Sekunder
merupakan kelompok besar yang terdiri atas banyak orang dan tak
memerlukan pengenalan secara pribadi.
Ciri-cirinya
• Hubungan sosialnya bersifat formal, impersonal
( netral ), segmental ( terpisah ).
• Didasarkan pada nilai guna/manfaat ( utilitarian ).
• Kualitas pribadi tidak begitu diperhitungkan.
Contoh : Contoh sederhananya adalah Koperasi dan organisasi formal
10.  Klasifikasi W.G Summer
a. In Group ( Dalam kelompok sendiri )
In Group yang berada dalam kelompok sendiri adalah kelompok sosial tempat
individu mengidentifikasi dirinya.
Contoh : Kelompok suku Jawa berasal dari orang yang tinggal di pulau Jawa
b. Out Group ( Di luar kelompok )
Lawan dari In Group, Out Group menjadi dasar sikap yang menggunakan
pandangan dan cara hidup dari satu pandangan sebagai hak ukur untuk
menilai kelompok lain.
Contoh : Suku Bugis yang masuk pulau Jawa, maka akan dianggap sebelah
mata oleh suku Jawa
11.  Klasifikasi Soerjono Soekanto
a. Formal Group
Formal Group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan
sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya.
Contoh : Militer, Sekolah, atau Perusahaan,
b. Informal Group
Informal Group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur
organisasi yang pasti, terbentuk karena pertemuan-pertemuan
berulang kali. Bersifat antara kita saja
Contoh: Contoh sederhananya adalah ketika FIKOM kelas B rutin
bermain UNO
12. C. HUBUNGAN ANTARKELOMPOKDAN MASYARAKAT
 Dimensi Hubungan Antar Kelompok
• 1. Dimensi Sejarah : mengarah pada proses tumbuh dan berkembangnya
hubungan sosial antar kelompok. Dapat dilihat bagaimana kontak pertama
terjadi dan selanjutnya berkembang.
• 2. Dimensi Sikap : mengkaji hubungan sosial antar kelompok dari dimensi sikap
maka harus dilihat dari sikap anggota kelompok terhadap kelompok lainnya. Hal
ini biasanya menyangkut masalah stereotip dan prasangka.
• 3. Dimensi Gerakan Sosial : melihat pada gerakan sosial yang sering dilancarkan
oleh suatu kelompok untuk membebaskan diri dari dominasi kelompok lainnya.
Gerakan sosial tentunya dipicu oleh rasa kekecewan dan penderitaan lahir dan
batin. Dengan demikian terlihat sebagai usaha untuk mengubah hubungan
sosial antar kelompok yang sudah ada atau mempertahankan tatanan yang
sudah ada. Tetapi, cenderung bersifat negatif dan agresif
13.  Pola Hubungan Antar Kelompok
• Sumber ; http://adidocsite.blogspot.co.id/2014/09/pola-
hubungan-antar-kelompok.html
Pola Hubungan Antar Kelompok
• Menurut Banton, beliau mengemukakan bahwa terdapat
berbagai kemungkinan pola hubungan antar kelompok ras.
Diantaranya adalah proses akulturasi, dominasi, paternalisme,
pluralisme, dan integrasi.
• 1. Akulturasi
Terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai
berbaur dan berpadu.
Contohnya : Hilangnya kebudayaan asli daerah akibat interaksi
paksa dengan pemerintah kolonial Belanda.
14. • 4. Dimensi Perilaku : Menyangkut perilaku anggota
suatu kelompok terhadap anggota kelompok yang lain.
Hal ini menyangkut pada perilaku diskriminasi dan
pemeliharaan jarak sosial.
• 5. Dimensi Institusi : Telah mendasari hubungan antar
kelompok yang meliputi institusi yang ada dalam
masyarakat seperti institusi sosial, politik, ekonomi, dll.
Institusi ini dapat memperkuat pengendalian sosial,
sikap, dan hubungan antar kelompok, salah satunya
dimensi sikap yang sering kali diperkuat oleh institusi
sosial yang ada dimasyarakat.
15. • 2. Dominasi
Terjadinya suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Dalam
kaitannya dengan dominasi, Kornblum menyatakan bahwa terdapat empat
macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan antar
kelompok, yaitu
a. Genosida/genosid
(Pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok
tertentu)
Contohnya: pembunuhan orang Yahudi oleh pemerintah Nazi Jerman
b. Pengusiran
Contohnya: pengusiran warga Palestina oleh pemerintah Israel dari tepi Barat
sungai Jordan.
16. c. Perbudakan
Contoh: sistem kerja rodi yang dilakukan pada penjajahan Jepang di
Indonesia.
d. Segregasi (Pengasingan)
Contoh : Pemisahan kelompok ras/etnis secara paksa antara kulit putih
dan kulit hitam di Afrika Selatan pada masa politik apartheid.
3. Paternalisme
Adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok
ras pribumi.
Contoh : orang asing yang datang dari luar indonesia datang ke
indonesia secara berkelompok
17. 4. Integrasi.
Adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat,
tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
Contoh :
- Saling menghormati antar sesama .
- Saling toleransi antar agama dalam masyarakat.
- Saling memahami Kebutuhan Sosial.
- Tidak mengutamakan egonya.
5. Pluralisme
Pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hak perdata
masyarakat.
contoh dari Pluralisme: ada keanekaragaman budaya, bahasa/dialog, tradisi, dll