際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PENDIDIKAN SOSIAL

 Kelompok 14 :
 Nisrina Agustama (1110016100069)
 Hilaliyah Hilda N. (1110016100070)
 Ristha Ingrid Mandela (1110016100071)
Pendahuluan
 Pendidikan merupakan sebagian dari
 fenomena interaksi kehidupan sosial
 manusia. Pendidikan didefinisikan
 sebagai suatu interaksi atau tindakan
 sosial yang pelaksanaannya
 dimungkinkan melalui suatu jaringan
 atau hubungan-hubungan kemanusiaan.
 Menurut K.J. Veeger pada hakekatnya
 kehidupan sosial itu terdiri dari jumlah
 aksi dan reaksi yang tak terbilang
 banyaknya, baik antara perorangan
 maupun antara kelompok.
Ayat-ayat yang berhubungan
tentang Pendidikan Sosial
 Q.S Al - Araf ayat 199
 Q.S Al - Araf ayat 157
 Q.S Al - Furqaan ayat 63 - 68
 Q.S Al - Furqaan ayat 72 - 77
Q.S Al-Araf ayat 199


Artinya : Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang
  ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
Tafsir Al-Araf ayat 199
 Sifat pemaaf
  Allah SWT. menyuruh Rasul-Nya agar beliau memaafkan
  perbuatan, tingkah laku dan akhlak manusia dan janganlah
  beliau meminta dari manusia apa yang sangat sukar bagi
  mereka sehingga lari dari agama.
 Menyuruh manusia berbuat makruf.
  Makruf adalah kebiasaan yang baik dan tidak bertentangan
  dengan ajaran agama Islam.
 Menjauhkan diri dari orang-orang yang jahil.
  Allah memerintahkan kepada Umat-Nya agar menghindarkan
  diri dari orang-orang jahil, tidak melayani mereka dan tidak
  membalas kekerasan mereka dengan kekerasan pula.
Q.S Al-Araf ayat 157


Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang
  (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
  mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang
  mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
  segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
  membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
  pada mereka.
Tafsir Al-Araf ayat 157
   Nabi yang ummi (buta huruf)
    Dalam ayat ini diterangkan bahwa salah satu sifat Muhammad saw. ialah
    tidak pandai menulis dan membaca. Hal ini membuktikan bahwa risalah
    yang dibawa oleh Muhammad saw. itu benar-benar berasal dari Allah
    SWT.
   Kedatangannya jelas diisyaratkan di dalam kitab Taurat dan Injil.
    Kedatangan Muhammad sebagai nabi dan rasul penutup telah diisyaratkan
    di dalam kitab Taurat dan Injil, bahkan Allah swt menegaskan dalam
    firman-Nya yang artinya:
    Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab
    (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-
    anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka
    menyembunyikan kebenaran padahal mereka mengetahui. (Q.S Al
    Baqarah: 146)
   Nabi itu menyuruh berbuat makruf dan melarang berbuat mungkar
Q.S Al-Furqaan ayat 63-68
Artinya :
63. dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
   berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
   mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
64. dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan
   mereka[1072].
65. dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari
   Kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal".
66. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.
67. dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan,
   dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
   demikian.
68. dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
   membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan)
   yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu,
   niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
Tafsir Al-Furqaan ayat 63-68
Pada ayat 63:
 Mengandung pesan pendidikan untuk manusia agar ia bersikap
  toleran, tidak sombong,tidak semena-mena dan menghindari sikap
  tercela lainnya agar terwujudnya suatu hubungan sosial yang baik
  dalam masyarakat.
 Menurut Mujahid dalam tafsirnya, makna
  Orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, ia
  berkata, maksudnya orang yang berwibawa dan tenang.
 Menurut Ibnu Abu Khatim dalam tafsirnya, bahwa maknanya
  adalah, mereka berjalan di atasnya (muka bumi) dengan
  ketaatan, menjaga kehormatan,dan rendah diri.
 Menurut Abdurrazak dalam tafsirnya bahwa maknanya
  adalah, mereka berjalan di atasnya dengan toleran.
Pada ayat 64-66
 orang-orang yang melewati malam dengan mengerjakan shalat
  kepada Allah dan bolak-balik di antara sujud dan berdiri dalam shalat
 Sesungguhnya adzabnya itu adalah kebinasaan yang kekal
  maksudnya adalah, sesungguhnya adzab jahanam adalah hukuman
  yang pasti abadi, tidak lepas dari orang yang di adzab dengannya
  dari orang-orang kafir dan membinasakannya
Pada Ayat 67:
 Menurut Al Qurthubi dalam tafsirnya bahwa lafadz         maksudnya
  adalah tidak mengeluarkan hak Allah. Membelanjakan dalam
  kemaksiataan juga termasuk berlebih-lebihan.
 Menurut Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya bahwa makna lafadz
  maksudnya adalah melampaui batas dalam pengeluaran
  belanja, sedangkan        Mengabaikan yang mengabaikan yang
  semestinya.
 Menurut Abu Thalib Al Qadhi dalam Ilal At-Tirmizi berpendapat
  bahwa         maknanya adalah , Anda makan harta orang lain tanpa
  alasan yang benar.
 Menyerukan kepada manusia agar bersikap bijak dan adil dalam
  membelanjakan hartanya,dengan demikian maka akan mewujudkan
  masyarakat yang makmur, serta baik sosial ekonominya.
Pada ayat 68:
 Menghindari perbuatan-perbuatan yang buruk, seperti menyekutukan
  Allah, membunuh, berzina, dll. Karena dapat berakibat pada
  buruknya kidah dan aspek sosial.
Q.S Al-Furqaan ayat 72-77
Artinya : 72. dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila
   mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
   tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.
73. dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan
   mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta.
74. dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami
   isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
   Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
75. mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga)
   karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan
   selamat di dalamnya,
76. mereka kekal di dalamnya. syurga itu Sebaik-baik tempat menetap dan tempat
   kediaman.
77. Katakanlah (kepada orang-orang musyrik): "Tuhanku tidak mengindahkan
   kamu, melainkan kalau ada ibadatmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-
   Nya), Padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya? karena itu kelak (azab) pasti
   (menimpamu).
Tafsir Al-Furqaan ayat 72-77
   Dalam ayat ini membahas beberapa aspek
    sosial diantaranya bagaimana harusnya kita
    bersikap dalam masyarakat, seperti rendah
    diri, memperlakukan orang lain dengan baik,
    berdoa agar memiliki keluarga yang baik,
    sehingga terwujudnya keluarga yang
    harmonis yang merupakan cikal bakal
    masyarakat yang sejahtera. Pesan
    pendidikan ayat-ayat tersebut adalah
    mewujudkan perbaikan aspek-aspek sosial.

More Related Content

Tafsir kontekstual

  • 1. PENDIDIKAN SOSIAL Kelompok 14 : Nisrina Agustama (1110016100069) Hilaliyah Hilda N. (1110016100070) Ristha Ingrid Mandela (1110016100071)
  • 2. Pendahuluan Pendidikan merupakan sebagian dari fenomena interaksi kehidupan sosial manusia. Pendidikan didefinisikan sebagai suatu interaksi atau tindakan sosial yang pelaksanaannya dimungkinkan melalui suatu jaringan atau hubungan-hubungan kemanusiaan. Menurut K.J. Veeger pada hakekatnya kehidupan sosial itu terdiri dari jumlah aksi dan reaksi yang tak terbilang banyaknya, baik antara perorangan maupun antara kelompok.
  • 3. Ayat-ayat yang berhubungan tentang Pendidikan Sosial Q.S Al - Araf ayat 199 Q.S Al - Araf ayat 157 Q.S Al - Furqaan ayat 63 - 68 Q.S Al - Furqaan ayat 72 - 77
  • 4. Q.S Al-Araf ayat 199 Artinya : Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
  • 5. Tafsir Al-Araf ayat 199 Sifat pemaaf Allah SWT. menyuruh Rasul-Nya agar beliau memaafkan perbuatan, tingkah laku dan akhlak manusia dan janganlah beliau meminta dari manusia apa yang sangat sukar bagi mereka sehingga lari dari agama. Menyuruh manusia berbuat makruf. Makruf adalah kebiasaan yang baik dan tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Menjauhkan diri dari orang-orang yang jahil. Allah memerintahkan kepada Umat-Nya agar menghindarkan diri dari orang-orang jahil, tidak melayani mereka dan tidak membalas kekerasan mereka dengan kekerasan pula.
  • 6. Q.S Al-Araf ayat 157 Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.
  • 7. Tafsir Al-Araf ayat 157 Nabi yang ummi (buta huruf) Dalam ayat ini diterangkan bahwa salah satu sifat Muhammad saw. ialah tidak pandai menulis dan membaca. Hal ini membuktikan bahwa risalah yang dibawa oleh Muhammad saw. itu benar-benar berasal dari Allah SWT. Kedatangannya jelas diisyaratkan di dalam kitab Taurat dan Injil. Kedatangan Muhammad sebagai nabi dan rasul penutup telah diisyaratkan di dalam kitab Taurat dan Injil, bahkan Allah swt menegaskan dalam firman-Nya yang artinya: Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak- anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran padahal mereka mengetahui. (Q.S Al Baqarah: 146) Nabi itu menyuruh berbuat makruf dan melarang berbuat mungkar
  • 8. Q.S Al-Furqaan ayat 63-68 Artinya : 63. dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. 64. dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka[1072]. 65. dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari Kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal". 66. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. 67. dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. 68. dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
  • 9. Tafsir Al-Furqaan ayat 63-68 Pada ayat 63: Mengandung pesan pendidikan untuk manusia agar ia bersikap toleran, tidak sombong,tidak semena-mena dan menghindari sikap tercela lainnya agar terwujudnya suatu hubungan sosial yang baik dalam masyarakat. Menurut Mujahid dalam tafsirnya, makna Orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, ia berkata, maksudnya orang yang berwibawa dan tenang. Menurut Ibnu Abu Khatim dalam tafsirnya, bahwa maknanya adalah, mereka berjalan di atasnya (muka bumi) dengan ketaatan, menjaga kehormatan,dan rendah diri. Menurut Abdurrazak dalam tafsirnya bahwa maknanya adalah, mereka berjalan di atasnya dengan toleran. Pada ayat 64-66 orang-orang yang melewati malam dengan mengerjakan shalat kepada Allah dan bolak-balik di antara sujud dan berdiri dalam shalat
  • 10. Sesungguhnya adzabnya itu adalah kebinasaan yang kekal maksudnya adalah, sesungguhnya adzab jahanam adalah hukuman yang pasti abadi, tidak lepas dari orang yang di adzab dengannya dari orang-orang kafir dan membinasakannya Pada Ayat 67: Menurut Al Qurthubi dalam tafsirnya bahwa lafadz maksudnya adalah tidak mengeluarkan hak Allah. Membelanjakan dalam kemaksiataan juga termasuk berlebih-lebihan. Menurut Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya bahwa makna lafadz maksudnya adalah melampaui batas dalam pengeluaran belanja, sedangkan Mengabaikan yang mengabaikan yang semestinya. Menurut Abu Thalib Al Qadhi dalam Ilal At-Tirmizi berpendapat bahwa maknanya adalah , Anda makan harta orang lain tanpa alasan yang benar. Menyerukan kepada manusia agar bersikap bijak dan adil dalam membelanjakan hartanya,dengan demikian maka akan mewujudkan masyarakat yang makmur, serta baik sosial ekonominya. Pada ayat 68: Menghindari perbuatan-perbuatan yang buruk, seperti menyekutukan Allah, membunuh, berzina, dll. Karena dapat berakibat pada buruknya kidah dan aspek sosial.
  • 11. Q.S Al-Furqaan ayat 72-77 Artinya : 72. dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. 73. dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta. 74. dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. 75. mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya, 76. mereka kekal di dalamnya. syurga itu Sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. 77. Katakanlah (kepada orang-orang musyrik): "Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada- Nya), Padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya? karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu).
  • 12. Tafsir Al-Furqaan ayat 72-77 Dalam ayat ini membahas beberapa aspek sosial diantaranya bagaimana harusnya kita bersikap dalam masyarakat, seperti rendah diri, memperlakukan orang lain dengan baik, berdoa agar memiliki keluarga yang baik, sehingga terwujudnya keluarga yang harmonis yang merupakan cikal bakal masyarakat yang sejahtera. Pesan pendidikan ayat-ayat tersebut adalah mewujudkan perbaikan aspek-aspek sosial.