Erosi dan pelapukan merupakan fenomena alam yang terjadi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Erosi disebabkan oleh air sungai Grindulu yang mengakibatkan pendangkalan Teluk Pacitan dan longsor di sepanjang sungai. Pelapukan batuan dapat terjadi akibat perubahan suhu, campuran zat kimia, atau tumbuhnya organisme di permukaan batuan.
2. EROSI
1. PENGERTIAN EROSI
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah,
batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es,
karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah
pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang
membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan
kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil
secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui
angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan
masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan
kehilangan air secara serentak.
3. 2. JENIS-JENIS EROSI
a. Erosi Akibat Gaya Berat
Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap
kemiringannya merupakan proses erosi yang disebabkan
oleh gaya berat massa. Ketika massa bergerak dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah maka
terjadilah apa yang disebut dengan pembuangan massa.
Dalam proses terjadinya erosi, pembuangan massa
memiliki peranan penting karena arus air dapat
memindahkan material ke tempat-tempat yang jauh lebih
rendah. Proses pembungan massa terjadi terus menerus
baik secara perlahan maupun secara tiba-tiba sehingga
dapat menimbulkan bencana tanah longsor.
5. b. Erosi Akibat Angin
Hembusan angin kencang yang terus menerus
di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel
halusBukit pasir di Namibia, Afrika batuan di
daerah tersebut sehingga membentuk suatu formasi,
misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.
Efek lain dari angin adalah jika partikel keras
yang terbawa dan bertumbukan dengan benda
padat lainnya sehingga menimbulkan erosi yang
disebut dengan abrasi.
6. c. Erosi Akibat Air
Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian
rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan
maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang.
Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang
parah karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah
yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gndul.
Air merupakan faktor utama penyebab erosi
seperti aliran sungai yang deras. Makin cepat air yang
mengalir makin cepat benda yang dapat terkikis.
Arus dan gelombang laut termasuk pasang surut
laut merupakan faktor penyebab terjadinya erosi di
pinggiran laut atau pantai. Karena tenaga arus dan
gelombang merupakan kekuatan yang dapat
memindahkan batuan atau sedimen pantai.
8. d. Erosi Akibat Es
Erosi ini terjadi akibat perpindahan partikel-partikel
batuan karena aliran es yang terjadi di
pinggiran sungai. Sebenarnya es yang bergerak
lebih besar tenaganya dibandingkan dengan air.
Misalnya glacier yang terjadi di daerah dingin
dimana air masuk ke pori-pori batuan dan
kemudian air membeku menjadi es pada malam
hari sehingga batuan menjadi retak dan pecah,
karena sifat es yang mengembang dalam pori-pori.
9. 3. CARA MENGHITUNG LAJU EROSI
Rumus : A = RKLSCP (ket : A = erosi [ton/Ha/thn]
R = indeks erosivitas hujan
K = indeks erodibilitas tanah [jumlah
tanah yang terserosi setiap tahun
perindeks, dapat dilihat melalui
tabel]
L = panjang lereng
S = lereng
P = pencegahan erosi
C = 1 [petak baku yaitu petak tanpa
tanaman]
10. - Faktor lereng (L) = [X/22]m
>>> NB: m = nilai faktor kemiringan lereng.
P = 1 yakni karena tidak ada tindakan erosi, tetap bernilai 1
LS = 1 yakni karena tidak disebutkan , kecuraman 9%, dan panjang
lereng = 22 m
C = 1 yakni tanah tanpa tanaman (nilai baku)
- Contoh Soal:
Diketahui kelerengan 15%, R = 1200, K = 0.32, maka
S = 0.43 + 0.3 x 15 + 0.043 x 225 / 6.613
= 14.605 / 6.613 = 2.2
A = 1200 x 0.32 x 1.0 x 2.2 x 0.357 x 10 = 301.6 ton/ha/thn
Dengan demikian nilai C dan P dapat dimodifikasi (untuk menekan erosi
menjadi <30 ton/ha/thn)
CP ≤T/RKLS yakni CP ≤ 0.036
Contoh :
A = 1200 x 0.32 x 1.0 x 2.2 x 0.357 x 0.04
= 12.1 ton/ha/thn
= 1 mm/thn (yakni P diubah menjadi teras bangku)
11. ï‚› Fenomena Erosi yang terjadi di kabupaten Pacitan,
Jawa Timur
Peta Potensi Bahaya Erosi Perawanan Tanah Longsor
Di Wilayah Kepesisiran Teluk Pacitan Jawa Timur
12. ï‚› Erosi Di Sungai Gridulu, Pacitan, Jawa Timur
>>> Teluk Pacitan Alami Pendangkalan
>> Sumber:
http://antarajatim.com/lihat/berita/80728/teluk-pacitan-alami-
pendangkalan
 Posted: 19 Jan 2012 09:00:02
Pacitan - Teluk Pacitan, Kabupaten Pacitan
ditengarai mengalami pendangkalan cukup parah akibat
erosi di sepanjang aliran Sungai Grindulu, mulai dari
wilayah hulu hingga hilir.
Fenomena pendangkalan di sekitar Teluk Pacitan ini
pertama kali disinggung oleh Direktur Pesisir dan Kelautan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Soebandono
Diposaptono saat berkunjung ke Kabupaten Pacitan,
Minggu (15/1).
13. Ahli geologi di Kementrian Kelautan dan Perikanan
ini mengisyaratkan bahwa estimasi ketebalan
pendangkalan mencapai belasan sentimeter per
tahun.
Ia mengisyaratkan indikasi terjadinya pendangkalan
bisa dilihat dari penambahan area daratan di sekitar
teluk.
Indikasi sedimentasi juga terlihat dari kondisi (warna)
air Sungai Grindulu yang notabene merupakan
sungai utama yang membelah Kabupaten Pacitan.
Menurut keterangannya, warna air yang keruh
menunjukkan terjadinya erosi di sepanjang area hulu
hingga hilir yang kemudian menumpuk di muara
sungai.
14. Tingginya sedimentasi akibat erosi yang terbawa sepanjang
aliran Sungai Grindulu paling tidak terlihat di Pantai Pancer Door,
Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan.
Dari pengamatan di lapangan, saat ini aliran sungai ke laut
semakin menyempit karena menumpuknya pasir di mulut muara.
Terjadi tanah longsor yang
di akibatkan oleh erosi air
dari sungai Grindulu yang
mengakibatkan pengikisan
di bagian tepi sungai, ini
terjadi di Desa
Kedungbendo, Kecamatan
Arjosari, Pacitan, daerah ini
merupakan daerah yang
dialiri oleh Sungai Grindulu
yang juga merupakan
sungai pembelah
kab.Pacitan
15. PELAPUKAN
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi
batuan dan material tanah pada dan/atau dekat
permukaan bumi yang disebabkan karena proses
fisik, kimia dan biologi. Hasil dari pelapukan ini
merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan
tanah (soil).
Di alam pada umumnya ke tiga jenis
pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu bekerja
bersama-sama, namun salah satu di antaranya
mungkin lebih dominan dibandingkan dengan
lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang
peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak
berarti pelapukan jenis lain tidakpenting.
16. ï‚› Jenis-jenis Pelapukan
1. Pelapukan Fisika
pelapukan yang disebabkan oleh perubahan
suhu atau iklim.
contoh : perubahan suhu yang ekstrim di gurun
(siang > panas sekali, malam > dingin sekali)
maka akan dengan mudah proses pelapukan
terjadi.
17. 2. Pelapukan Kimia
pelapukan yang disebabkan oleh
tercampurnya batuan dengan zat - zat kimia.
contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik
yang mengandung bahan kimia
18. 3. Pelapukan Biologi
pelapukan yang disebabkan oleh makhluk
hidup.
contoh: tumbuhnya lumut di batuan