ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Elektropneumatik – Bab 4 1/22 
Bab4 
Katup kontrol direksional digerakkan listrik 
4.1 Fungsi 
Suatu sistem kontrol elektro pneumatik bekerja dengan dua bentuk energi: 
• Energi listrik di dalam bagian kontrol sinyal 
• Udara mampat di datam bagian tenaga. 
Katup kontrol direksional yang digerakkan oleh listrik membentuk interface 
diantara kedua bagian suatu kontrol elektro pneumatik. Mereka dihubungkan/ 
dihidupkan/ diswitch oleh sinyal output dari bagian kontrol sinyal dan membuka 
serta menutup hubungan didalam bagian tenaga. Tugas paling penting katup 
kontrol direksional yang digerakkan oleh listrik ini mencakup: 
• Mematikan atau menghidupkan (saklar) pasokan udara 
• Memajukan dan memundurkan gerak silinder 
Aktuasi/penggerak silinder kerja tunggal 
Gambar 4.1 menunjukkan suatu katup yang digerakkan oleh listrik yang 
mengkontrol gerakan dari suatu silinder yang bekerja sendirian. la memiliki tiga 
part/gerbang dan dua buah posisi pertukaran hubungan (saklar). 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 2/22 
• Bila tidak ada pengarahan arus ke koil solenoid katup kontrot direksional 
tersebut diberi masukan udara. Batang piston dimundurkan. 
• Bila arus dikerahkan ke koil solenoid, katup kontrol direksional tersebut 
membuat hubungan menswitch dua kamar tersebut mengalami tekanan. 
Batang piston maju. 
• Katup arus terganggu, katup tersebut menukar kembali hubungan/ 
menswitch kembali. Kamar silinder dimasuki udara dan batang piston 
mundur kembali. 
Aktuasi silinder kerja ganda 
Gerakan silinder bertindak ganda/ double-acting di dalam Gambar 4.1b 
digerakkan oleh suatu katup kontrol direksional dengan lima gerbang/part dan 
dua posisi hubungan saklar. 
• Bila tidak ada arus dikerahkan ke koil solenoid, kamar silinder kiri 
dimasuki udara, kamar kanan tertekan. Batang piston mundur kembali. 
• Bila dikerahkan arus ke koil selenoida, katup kontrol direksional, 
melakukan hubungan (saklar). Kamar kiri bertekanan, kamar kanan 
dimasuki udara. Batang piston maju. 
• Bila arus terganggu, katup menukar hubungan kembali dan batang piston 
tersebut mundur kembali. 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 3/22 
4.2 Konstruksi dan pola operasi 
Katup kontrol direksional yang digerakkan oleh listrik dihubungkan (saklar) 
dengan bantuan solenoid. Mereka dapat dibagi menjadi dua kelompok: 
• Katup yang dikembalikan oleh pegas tetap tinggal pada posisi yang 
diaktuasi selama arus mengalir melalui solenoid. 
• Katup solenoid ganda tetap pada posisi ketika terakhir dihubungkan/ 
diswitch walaupun tidak ada arus mengalir melalui solenoid. 
Posisi awal 
Didalam posisi awal, semua solenoid dari katup kontrol direksional yang 
digerakkan dengan listrik di energisasi dan solenoid tersebut tidak 
bekerja. Katup solenoid ganda tidak mempunyai posisi awal yang jelas, 
karena ia tidak mempunyai pegas pengembali. 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 4/22 
Designasi/penamaan port/gerbang 
Katup kontrol diteksional juga dibedakan oleh jumlah gerbang dan jumlah 
posisi saklar Designasi/penamaan katup tersebut berasal dari jumlah 
gerbang dan posisi, umpamanya: 
• Katup dorong kembali - pegas 3/2 jalan 
• Katup solenoid ganda 5/2 jalan. 
Bagian berikut ini menjelaskan konstruksi & pola kerja katup jenis utama. 
Katup terkontroI langsung 3/2 jalan 
Gambar 4.2 menunjukkan dua irisan melintang katup 3/2 jalan terkontrol 
langsung yang digerakkan dengan listrik. 
• Pada posisi awal port/gerbang 2 yang bekerja tersebut dihubungkan 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 5/22 
dengan gerbang 3 pembuangan/exhaust port oleh slot/celah di dalam 
armatur (lihat detail) (Gambar 4.2a). 
• Bila solenoid itu dienergisasi, medan magnet memaksa armatur naik 
melawan tekanan pegas (Gambar 4.26). Dudukan perapat/sealingterbuka 
dna jalurnya bebas untukaliran dari gerbang tekanan 1 ke gerbang kerja 
2. Dudukan perapat atas tertutup, menutup jalur diantara gerbang/port 1 
dan gerbang port 3. 
• Bila koil solenoid dienergisasi, armatur tersebut dimundurkan kembali ke 
posisi awal oleh pegas dorong kembali (Gambar 4.2). Jalur antara 
gerbang/port 2 dan gerbang/port 3 terbuka dan jalur antara gerbang/port 
1 dan gerbang/port dialiri udara melalui armatir pada port 3. 
Manual override/Pengabaian pedoman 
Overide manual A memungkinkan dibukanya jalur diantara port 1 dan port 
2 walaupun bila solenoid tidak diberi energi. Bilamana sekrup diputar, 
cam/bubungan eksentrik menggerakkan armatur. Memutar kembali 
sekrup tersebut mengembalikan armatur ke posisi asalnya. 
Gambar4.2: Katup solenoid 3/ 2jalan dengan manual override/ pengabaian 
pedoman (biasanya tertutup) 
Gambar 4.3 menunjukkan suatu katup 3/2 jalan yang digerakkan tistrik. 
Gambar 4.3a menunjukkan katup pada posisi awal, Gambar 4.3b digerakkan. 
Dibandingkan terhadap posisi awal katup tertutup tersebut (Gambar 4.2) 
gerbang/port tekanan dan pembuangan dipertukarkan. 
Katup kontrol direksional di kontrol penuntun/ pilot 
Di dalam katup kontrol direksional terkontrol oleh pilot, piston katup tersebut 
digerakkan secara tidak langsung. 
• Armatur solenoid membuka dan menutup pipa saluran udara dari 
gerbang/port 1. 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 6/22 
• Bila armatur terbuka, udara mampat dari gerbang 1 menggerakkan piston 
katup. 
Gambar 4.4 menjelaskan pola kerja kontrol pilot/penuntun. 
• Bila koil di dienergisasi, armatur ditekan terhadap dudukan 
perapat/sealing bawah oleh pegas. Kamar bagian atas dari piston dialiri 
udara (Gambar 4.4a). 
• Bila koil dienergisasi, solenoid menarik turun armatur. Kamar pada bagian 
atas dari piston menderita tekanan (Gambar 4.4b). 
Gambar4.4: Katup kontrol direksional di kontrol penuntun/ pilot 
Gambar 4.5menunjukkan dua buah irisan melintang suatu katup 3/2 jalan 
terkontrol penuntun yang digerakkan listrik. 
• Dalam posisi awalnya, permukaan piston hanya tunduk kepada tekanan 
atmosfer, sehingga pegas pengembali mendorong piston ke atas (gambar 
4.5a). gerbang/port 2 dan 3 terhubungkan. 
• Bila koil solenoid dienergisasi, kamar dibawah piston katup terhubung ke 
gerbang tekanan 1, (Gambar 4.5b). Kekuatan pada permukaan atas 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 7/22 
piston katup meningkat, menekan turun piston tersebut. Hubungan antara 
gerbang/port 2 dan 3 tertutup, hubungan antara port/ gerbang a dan 2 
terbuka. Katup tetap pada posisi ini selama koil solenoid tersebut diber 
energi. 
• Bila katup solenoid didenergisasi, katup kembali bertukar hubungan 
(saklar) ke posisi semula. 
Suatu tekanan pasokan minimum (tekanan kontrol) diperlukan untuk 
menggerakkan katup terkontrol pilot tersebut terhadap tekanan pegas. Tekanan 
ini diberikan pada spesifikasi katup dan terletak - tergantung daripada jenis - 
dalam jajaran 2 sampai 3 bar. 
Gambar 4.5. Katup solenoid 3/ 2-jalan yang terkontrol oleh penuntun/pilot. 
Perbandingan katup digerakkan langsung dan terkontrol oleh penuntun/pilot 
Semakin besar laju aliran suatu kontrol direksional, semakin besar aliran 
tersebut. 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 8/22 
Dalam kasus katup digerakkan langsung, aliran dari alat pemakain dilepaskan 
oleh armatur (lihat Gambar 4.2). Agar memastikan adanya bukaan yang cukup 
besar dan laju aliran yang cukup dibutuhkan, suatu armatur yang relatif besar. 
Selanjutnya ini membutuhkan suatu pegas pengembali yang besar yang 
menyebabkan dibutuhkannya oleh solenoid suatu penggunaan kekuatan yang 
besar untuk melawannya. Ini berakibat terhadap pemakaian kekuatan yang 
besar dan ukuran komponen yang relatif besar. 
Dalam katup yang terkontrol oleh penuntun/pilot, aliran kepada alat-alat 
pemakain diswitch oleh tingkat/pentas utama (Gambar 4.5). Piston katup diberi 
tekanan melalui pipa saluran udara. Aliran udara relatif kecil sudah mencukupi. 
Jadi armatur tersebut dapat kecil dibandingkan dengan kekuatan penggerak 
yang rendah. Solenoid juga dapat menjadi lebih kecil daripada untuk katup yang 
digerakkan langsung. Pemakaian tenaga dan pemborosan panas adalah lebih 
rendah. 
Keuntungan dalam hal pemakaian tenaga, ukuran solenoid dan pemborosan 
panas mengarah ke hampir penggunaan khusus terdiri dari katup kontrol 
direksional yang dikontrol penuntun dalam sistem kontrol elektro pneumatik. 
Katup 5/2-jalan terkontrol pilot/penuntun 
Gambar 4.6 menunjukkan kedua posisi saklar dari suatu katup 5/2 jalan 
terkontrol pilot/ penuntun. 
• Pada posisi awal, piston ada pada perhentian/stop kiri (Gambar 
4.6a). Gerbang/port 1 dan 2 dan gerbang 4 dan 5 terhubungkan. 
• Bila koil solenoid dienergisasi, kumparan katup/valve spool 
bergerak ke perhentian ke kanan (Gambar 4.6b). Dalam posisi ini, 
gerbang 1 dan 4 dan 2 dan 3 terhubungkan. 
• Bila solenoid dienergisasi, pegas pengembali/pegas balik 
mengembalikan kumparan katup ke posisi awal. 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 9/22 
• Udara penuntun/pilot dipasok melalui gerbang 84. 
Katup 5/2 jalan terkontrol pilot/ penuntun 
Gambar 4.7 menunjukkan dua irisan melintang katup solenoid ganda 5/2 
jalan terkontrol pilot. 
• Bila piston ada pada perhentian sebelah kiri, gerbang 1 dan 2 dan 
4 dan 5 terhubungkan (Gambar 4.7a). 
• Bila koil solenoid sebelah kiri dienergisasi, piston bergerak ke 
perhentian sebelah kanan dan gerbang 1 dan 4, dan 2 dan 3 
terhubungkan (Gambar 4.7b). 
• Bila katup tersebut harus dimundurkan kembali ke posisi semula 
itu tidak cukup untuk menenergisasi koil solenoid kiri. Sebaliknya, 
koil solenoid kanan, harus dienergisasi. 
Bila tidak ada koil solenoid dienergisasi, gesekan menahan piston 
di dalam pilihan posisi terakhir. Ini juga berlaku bila kedua buah 
koil solenoid tersebut dienergisasi berbarengan, sementara 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 10/22 
mereka berhadapan satu sama lain dengan kekuatan sama. 
Gambar 4.7: Katup solenoid ganda terkontrol penuntun/pilot 5/2 jalan 
Katup 5/3 jalan dengan posisi awal berpelepasan 
Gambar 4.8 menunjukkan ketiga posisi saklar dari suatu katup 5/3 jalan 
tekontrol pilot yang digerakkan oleh listrik 
• Dalam posisi awalnya, koil solenoid tersebut adalah dienergisasi 
dan kumparan piston ditahan pada posisi tengah - tengah oleh 
kedua buah pegas (Gambar 4.8a). Gerbang 2 dan 3 dan 4 dan 5 
terhubungkan. Gerbang/port 1 tertutup. 
• Bila koil solenoid kiri dienergisasi, piston tersebut bergerak ke 
perhentian kanannya (Gambar 4.8b). Gerbang 1 dan 4 dan 2 dan 
3 terhubungkan. 
• Bila koil solenoid kanan dienergisasi, piston tersebut bergerak ke 
perhentian kirinya (Gambar 4.8c). Dalam posisi ini, gerbang 1 dan 
2 dan 4 dan 5 terhubungkan. 
• Masing-masing posisi ditahan selama koil yang cocok tersebut 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 11/22 
dienergisasi. Bila tidak ada koil dienergisasi, katup kembali ke 
posisi tengah-tengah yang semula. 
Gambar 4.8: Pilot yang diaktuasi katup solenoida ganda 5/3 jalan 
(posisi tengah luar) 
Pengaruh posisi tengah 
Katup kontrol arah dengan dua posisi (seperti katup 3/2 jalan atau 5/2 
jalan) memungkinkan maju atau mundurnya suatu silinder. Katup kontrol 
arah dengan tiga posisi (seperti katup 5/ 3jalan) mempunyai suatu posisi 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 12/22 
tengah dan menawarkan opsi tambahan bagi aktuasi silinder. Hal ini 
dapat diperagakan dengan menggunakan contoh dari tiga katup 5/3 jalan 
dengan berbagai posisi tengah. Kita akan melihat perilaku penggerak 
silinder ketika katup kontrol arah ada di posisi tengah. 
Gambar4.9: Pengaruh dari posisi tengah katup solenoida ganda 5/3jalan. 
• Apabila suatu katup 5/3 jalan dipindahkan dimana titik-titik kerja di 
sebelah luar, maka piston/torak dari penggerak silinder tidak akan 
mengeluarkan gaya apapun pada batang torak tersebut. Batang 
torak dapat digerakkan dengan bebas (Gambar 4.9a) 
• Apabila suatu katup 5/3 jalan digunakan di mana semua 
port/gerbang tertutup, maka piston/torak penggerak silinder akan 
tertahan pada posisinya. Hal ini juga akan berlaku apabila batang 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
Elektropneumatik – Bab 4 13/22 
piston/torak tidak ada pada tempat perhentian (Gambar 4.9b). 
• Apabila suatu katup 5/3 jalan digunakan dimana port kerja 
memperoleh tekanan, maka batang piston/torak akan maju 
dengan gaya yang berkurang (Gambar 4.9c). 
Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko

More Related Content

13031 12-973334639006

  • 1. Elektropneumatik – Bab 4 1/22 Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik 4.1 Fungsi Suatu sistem kontrol elektro pneumatik bekerja dengan dua bentuk energi: • Energi listrik di dalam bagian kontrol sinyal • Udara mampat di datam bagian tenaga. Katup kontrol direksional yang digerakkan oleh listrik membentuk interface diantara kedua bagian suatu kontrol elektro pneumatik. Mereka dihubungkan/ dihidupkan/ diswitch oleh sinyal output dari bagian kontrol sinyal dan membuka serta menutup hubungan didalam bagian tenaga. Tugas paling penting katup kontrol direksional yang digerakkan oleh listrik ini mencakup: • Mematikan atau menghidupkan (saklar) pasokan udara • Memajukan dan memundurkan gerak silinder Aktuasi/penggerak silinder kerja tunggal Gambar 4.1 menunjukkan suatu katup yang digerakkan oleh listrik yang mengkontrol gerakan dari suatu silinder yang bekerja sendirian. la memiliki tiga part/gerbang dan dua buah posisi pertukaran hubungan (saklar). Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 2. Elektropneumatik – Bab 4 2/22 • Bila tidak ada pengarahan arus ke koil solenoid katup kontrot direksional tersebut diberi masukan udara. Batang piston dimundurkan. • Bila arus dikerahkan ke koil solenoid, katup kontrol direksional tersebut membuat hubungan menswitch dua kamar tersebut mengalami tekanan. Batang piston maju. • Katup arus terganggu, katup tersebut menukar kembali hubungan/ menswitch kembali. Kamar silinder dimasuki udara dan batang piston mundur kembali. Aktuasi silinder kerja ganda Gerakan silinder bertindak ganda/ double-acting di dalam Gambar 4.1b digerakkan oleh suatu katup kontrol direksional dengan lima gerbang/part dan dua posisi hubungan saklar. • Bila tidak ada arus dikerahkan ke koil solenoid, kamar silinder kiri dimasuki udara, kamar kanan tertekan. Batang piston mundur kembali. • Bila dikerahkan arus ke koil selenoida, katup kontrol direksional, melakukan hubungan (saklar). Kamar kiri bertekanan, kamar kanan dimasuki udara. Batang piston maju. • Bila arus terganggu, katup menukar hubungan kembali dan batang piston tersebut mundur kembali. Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 3. Elektropneumatik – Bab 4 3/22 4.2 Konstruksi dan pola operasi Katup kontrol direksional yang digerakkan oleh listrik dihubungkan (saklar) dengan bantuan solenoid. Mereka dapat dibagi menjadi dua kelompok: • Katup yang dikembalikan oleh pegas tetap tinggal pada posisi yang diaktuasi selama arus mengalir melalui solenoid. • Katup solenoid ganda tetap pada posisi ketika terakhir dihubungkan/ diswitch walaupun tidak ada arus mengalir melalui solenoid. Posisi awal Didalam posisi awal, semua solenoid dari katup kontrol direksional yang digerakkan dengan listrik di energisasi dan solenoid tersebut tidak bekerja. Katup solenoid ganda tidak mempunyai posisi awal yang jelas, karena ia tidak mempunyai pegas pengembali. Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 4. Elektropneumatik – Bab 4 4/22 Designasi/penamaan port/gerbang Katup kontrol diteksional juga dibedakan oleh jumlah gerbang dan jumlah posisi saklar Designasi/penamaan katup tersebut berasal dari jumlah gerbang dan posisi, umpamanya: • Katup dorong kembali - pegas 3/2 jalan • Katup solenoid ganda 5/2 jalan. Bagian berikut ini menjelaskan konstruksi & pola kerja katup jenis utama. Katup terkontroI langsung 3/2 jalan Gambar 4.2 menunjukkan dua irisan melintang katup 3/2 jalan terkontrol langsung yang digerakkan dengan listrik. • Pada posisi awal port/gerbang 2 yang bekerja tersebut dihubungkan Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 5. Elektropneumatik – Bab 4 5/22 dengan gerbang 3 pembuangan/exhaust port oleh slot/celah di dalam armatur (lihat detail) (Gambar 4.2a). • Bila solenoid itu dienergisasi, medan magnet memaksa armatur naik melawan tekanan pegas (Gambar 4.26). Dudukan perapat/sealingterbuka dna jalurnya bebas untukaliran dari gerbang tekanan 1 ke gerbang kerja 2. Dudukan perapat atas tertutup, menutup jalur diantara gerbang/port 1 dan gerbang port 3. • Bila koil solenoid dienergisasi, armatur tersebut dimundurkan kembali ke posisi awal oleh pegas dorong kembali (Gambar 4.2). Jalur antara gerbang/port 2 dan gerbang/port 3 terbuka dan jalur antara gerbang/port 1 dan gerbang/port dialiri udara melalui armatir pada port 3. Manual override/Pengabaian pedoman Overide manual A memungkinkan dibukanya jalur diantara port 1 dan port 2 walaupun bila solenoid tidak diberi energi. Bilamana sekrup diputar, cam/bubungan eksentrik menggerakkan armatur. Memutar kembali sekrup tersebut mengembalikan armatur ke posisi asalnya. Gambar4.2: Katup solenoid 3/ 2jalan dengan manual override/ pengabaian pedoman (biasanya tertutup) Gambar 4.3 menunjukkan suatu katup 3/2 jalan yang digerakkan tistrik. Gambar 4.3a menunjukkan katup pada posisi awal, Gambar 4.3b digerakkan. Dibandingkan terhadap posisi awal katup tertutup tersebut (Gambar 4.2) gerbang/port tekanan dan pembuangan dipertukarkan. Katup kontrol direksional di kontrol penuntun/ pilot Di dalam katup kontrol direksional terkontrol oleh pilot, piston katup tersebut digerakkan secara tidak langsung. • Armatur solenoid membuka dan menutup pipa saluran udara dari gerbang/port 1. Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 6. Elektropneumatik – Bab 4 6/22 • Bila armatur terbuka, udara mampat dari gerbang 1 menggerakkan piston katup. Gambar 4.4 menjelaskan pola kerja kontrol pilot/penuntun. • Bila koil di dienergisasi, armatur ditekan terhadap dudukan perapat/sealing bawah oleh pegas. Kamar bagian atas dari piston dialiri udara (Gambar 4.4a). • Bila koil dienergisasi, solenoid menarik turun armatur. Kamar pada bagian atas dari piston menderita tekanan (Gambar 4.4b). Gambar4.4: Katup kontrol direksional di kontrol penuntun/ pilot Gambar 4.5menunjukkan dua buah irisan melintang suatu katup 3/2 jalan terkontrol penuntun yang digerakkan listrik. • Dalam posisi awalnya, permukaan piston hanya tunduk kepada tekanan atmosfer, sehingga pegas pengembali mendorong piston ke atas (gambar 4.5a). gerbang/port 2 dan 3 terhubungkan. • Bila koil solenoid dienergisasi, kamar dibawah piston katup terhubung ke gerbang tekanan 1, (Gambar 4.5b). Kekuatan pada permukaan atas Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 7. Elektropneumatik – Bab 4 7/22 piston katup meningkat, menekan turun piston tersebut. Hubungan antara gerbang/port 2 dan 3 tertutup, hubungan antara port/ gerbang a dan 2 terbuka. Katup tetap pada posisi ini selama koil solenoid tersebut diber energi. • Bila katup solenoid didenergisasi, katup kembali bertukar hubungan (saklar) ke posisi semula. Suatu tekanan pasokan minimum (tekanan kontrol) diperlukan untuk menggerakkan katup terkontrol pilot tersebut terhadap tekanan pegas. Tekanan ini diberikan pada spesifikasi katup dan terletak - tergantung daripada jenis - dalam jajaran 2 sampai 3 bar. Gambar 4.5. Katup solenoid 3/ 2-jalan yang terkontrol oleh penuntun/pilot. Perbandingan katup digerakkan langsung dan terkontrol oleh penuntun/pilot Semakin besar laju aliran suatu kontrol direksional, semakin besar aliran tersebut. Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 8. Elektropneumatik – Bab 4 8/22 Dalam kasus katup digerakkan langsung, aliran dari alat pemakain dilepaskan oleh armatur (lihat Gambar 4.2). Agar memastikan adanya bukaan yang cukup besar dan laju aliran yang cukup dibutuhkan, suatu armatur yang relatif besar. Selanjutnya ini membutuhkan suatu pegas pengembali yang besar yang menyebabkan dibutuhkannya oleh solenoid suatu penggunaan kekuatan yang besar untuk melawannya. Ini berakibat terhadap pemakaian kekuatan yang besar dan ukuran komponen yang relatif besar. Dalam katup yang terkontrol oleh penuntun/pilot, aliran kepada alat-alat pemakain diswitch oleh tingkat/pentas utama (Gambar 4.5). Piston katup diberi tekanan melalui pipa saluran udara. Aliran udara relatif kecil sudah mencukupi. Jadi armatur tersebut dapat kecil dibandingkan dengan kekuatan penggerak yang rendah. Solenoid juga dapat menjadi lebih kecil daripada untuk katup yang digerakkan langsung. Pemakaian tenaga dan pemborosan panas adalah lebih rendah. Keuntungan dalam hal pemakaian tenaga, ukuran solenoid dan pemborosan panas mengarah ke hampir penggunaan khusus terdiri dari katup kontrol direksional yang dikontrol penuntun dalam sistem kontrol elektro pneumatik. Katup 5/2-jalan terkontrol pilot/penuntun Gambar 4.6 menunjukkan kedua posisi saklar dari suatu katup 5/2 jalan terkontrol pilot/ penuntun. • Pada posisi awal, piston ada pada perhentian/stop kiri (Gambar 4.6a). Gerbang/port 1 dan 2 dan gerbang 4 dan 5 terhubungkan. • Bila koil solenoid dienergisasi, kumparan katup/valve spool bergerak ke perhentian ke kanan (Gambar 4.6b). Dalam posisi ini, gerbang 1 dan 4 dan 2 dan 3 terhubungkan. • Bila solenoid dienergisasi, pegas pengembali/pegas balik mengembalikan kumparan katup ke posisi awal. Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 9. Elektropneumatik – Bab 4 9/22 • Udara penuntun/pilot dipasok melalui gerbang 84. Katup 5/2 jalan terkontrol pilot/ penuntun Gambar 4.7 menunjukkan dua irisan melintang katup solenoid ganda 5/2 jalan terkontrol pilot. • Bila piston ada pada perhentian sebelah kiri, gerbang 1 dan 2 dan 4 dan 5 terhubungkan (Gambar 4.7a). • Bila koil solenoid sebelah kiri dienergisasi, piston bergerak ke perhentian sebelah kanan dan gerbang 1 dan 4, dan 2 dan 3 terhubungkan (Gambar 4.7b). • Bila katup tersebut harus dimundurkan kembali ke posisi semula itu tidak cukup untuk menenergisasi koil solenoid kiri. Sebaliknya, koil solenoid kanan, harus dienergisasi. Bila tidak ada koil solenoid dienergisasi, gesekan menahan piston di dalam pilihan posisi terakhir. Ini juga berlaku bila kedua buah koil solenoid tersebut dienergisasi berbarengan, sementara Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 10. Elektropneumatik – Bab 4 10/22 mereka berhadapan satu sama lain dengan kekuatan sama. Gambar 4.7: Katup solenoid ganda terkontrol penuntun/pilot 5/2 jalan Katup 5/3 jalan dengan posisi awal berpelepasan Gambar 4.8 menunjukkan ketiga posisi saklar dari suatu katup 5/3 jalan tekontrol pilot yang digerakkan oleh listrik • Dalam posisi awalnya, koil solenoid tersebut adalah dienergisasi dan kumparan piston ditahan pada posisi tengah - tengah oleh kedua buah pegas (Gambar 4.8a). Gerbang 2 dan 3 dan 4 dan 5 terhubungkan. Gerbang/port 1 tertutup. • Bila koil solenoid kiri dienergisasi, piston tersebut bergerak ke perhentian kanannya (Gambar 4.8b). Gerbang 1 dan 4 dan 2 dan 3 terhubungkan. • Bila koil solenoid kanan dienergisasi, piston tersebut bergerak ke perhentian kirinya (Gambar 4.8c). Dalam posisi ini, gerbang 1 dan 2 dan 4 dan 5 terhubungkan. • Masing-masing posisi ditahan selama koil yang cocok tersebut Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 11. Elektropneumatik – Bab 4 11/22 dienergisasi. Bila tidak ada koil dienergisasi, katup kembali ke posisi tengah-tengah yang semula. Gambar 4.8: Pilot yang diaktuasi katup solenoida ganda 5/3 jalan (posisi tengah luar) Pengaruh posisi tengah Katup kontrol arah dengan dua posisi (seperti katup 3/2 jalan atau 5/2 jalan) memungkinkan maju atau mundurnya suatu silinder. Katup kontrol arah dengan tiga posisi (seperti katup 5/ 3jalan) mempunyai suatu posisi Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 12. Elektropneumatik – Bab 4 12/22 tengah dan menawarkan opsi tambahan bagi aktuasi silinder. Hal ini dapat diperagakan dengan menggunakan contoh dari tiga katup 5/3 jalan dengan berbagai posisi tengah. Kita akan melihat perilaku penggerak silinder ketika katup kontrol arah ada di posisi tengah. Gambar4.9: Pengaruh dari posisi tengah katup solenoida ganda 5/3jalan. • Apabila suatu katup 5/3 jalan dipindahkan dimana titik-titik kerja di sebelah luar, maka piston/torak dari penggerak silinder tidak akan mengeluarkan gaya apapun pada batang torak tersebut. Batang torak dapat digerakkan dengan bebas (Gambar 4.9a) • Apabila suatu katup 5/3 jalan digunakan di mana semua port/gerbang tertutup, maka piston/torak penggerak silinder akan tertahan pada posisinya. Hal ini juga akan berlaku apabila batang Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko
  • 13. Elektropneumatik – Bab 4 13/22 piston/torak tidak ada pada tempat perhentian (Gambar 4.9b). • Apabila suatu katup 5/3 jalan digunakan dimana port kerja memperoleh tekanan, maka batang piston/torak akan maju dengan gaya yang berkurang (Gambar 4.9c). Pneumatik Hidrolik – Modul 12 Ariosuko