ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Modal Saham
dr. Nasirwan
Disusun Oleh :
Panji Kuncoro Wibowo 11-11-0169
Agus Setiawan 11-11-0187
Citra Habibi 11-11- 0164
Soraya Assya 11-11-0048
Hendra Batara 13-11-0004
Fuaddi Ariga 11-11-0211
A. Pengertian
Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan
usaha yang dari segi hukum di pisahkan dari pemiliknya.
Karena terpisah dari dari pemiliknya maka kewajiban pemilik
terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang
di setornya. Selain itu bentuk perseroan memungkinkan untuk
mendapatkan modal dari banyak orang, setiap orang yang
menyetor menjadi pemilik dari perseroan tadi. Karena
pemiliknya terdiri dari jumlah yang cukup banyak, maka
pengelolaan perseroan akan diserahkan kepada pihak – pihak
lain yang diangkat menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan kata
lain yang menjalankan PT adalah orang – orang yang diangkat
oleh pemilik.
Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari
pemilik. Sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti
pemilikan yang berbentuk saham yang di serahkan kepada
pihak – pihak yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan
kumpilan pihak – pihak yang mempunyai saham sehingga
Saham yang merupakan bukti kepemilikan mempunyai
beberapa hak sebagai berikut :
1. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan ar ah
dan tujuan perusahaan, yaitu melalui hak suara
dalam RUPS.
2. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam
bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan.
3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan
perusahaan agar proporsi kepemilikan saham masing-
masing pemegang saham dapat tidak berubah.
4. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan
dalam hal perusahaan likuidasi.
Nilai nominal saham adalah nilai yang tercantum dalam
tiap-tiap lembar saham, yaitu nilai yang ditetapkan untuk
masing-masing lembar.
B. Jenis Saham
Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka
saham- saham itu disebut saham biasa (common stock). Apabila
saham yang dikeluarkan itu 2 macam, yang satu adalah
saham biasa dan yang lain adalah saham prioritas (preferred
stock).
1. Saham Biasa
Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan
dalam urutan yang paling akhir dalam hal perusahaan
dilikuidasi, sehingga resikonya adalah yang paling besar.
Saham dengan Nilai Nominal, yaitu saham yang nilai setiap
lembar -nya ditetapkan dalam anggaran dasar dan akte
pendirian perusahaan.
Saham Tanpa Nilai Nominal, adalah saham yang tidak
dinyatakan secara tertulis nilai setiap lembarnay, baik pada sertifikat
saham itu sendiri maupun dalam anggaran dasar dan akte
pendirian perusahaan.
2. Saham Prioritas
Saham prioritas merupakan saham yang mempunyai beberapa
kelebihan, biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan
Saham prioritas kumulatif: adalah saham prioritas yang
devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang
saham. Jika dalam suatu tahun deviden tidak dapat dibayar,
maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum
dibayar harus dilunasi lebih dulu, sebelum menbagi deviden
kepada pemegang saham biasa.
Saham prioritas tidak kumulatif: deviden tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada
tahun-tahun berikutnya. Jika akan membayar deviden untuk
saham biasa, kewajibannya hanya membayar deviden saham
prioritas untuk tahun tsb.
Saham prioritas berpartisipasi penuh: jika saham
prioritas berhak atas deviden dengan jumlah yang sama besar
dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat deviden
sebesar persentase deviden saham prioritas.
Saham prioritas berpartisipasi sebagian: saham prioritas
akan mendapat deviden sampai jumlah tertentu (dinyatakan
dalam %) yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat
deviden dengan tarif yang sama dengan saham prioritas.
C. Penjualan Saham
PENJUALAN MELALUI PROSEDUR PESANAN
Saham yang dijual melalui prosedur pesanan baru akan diserah-kan
kepada pemesannya (pembelinya) setelah seluruh harga saham yang
dipesan dibayar lunas. Saham yang dipesan akan dicatat ke dalam
jurnal dengan mendebet rekening ‘ Piutang Pesanan Saham’ dan
mengkredit rekening ‘ Modal Saham Yang Dipesan’.
PEMBATALAN PESANAN SAHAM
Pesanan saham bisa batal apabila pemesan tidak bisa melunasi harga
saham yang sudah dipesan. Apabila hal ini terjadi, maka terdapat
beberapa alternatif penyelesaiannya :
1. Pembayaran yang telah diterima dari pemesan dikembalikan
semuanya
2. Diberikan sertifikat saham kepada pemesan ekuivalen dengan
jumlah
pembayaran yang telah dilakukan.
3. Pembayaran yang telah diterima dari pemesan dikembalikan
setelah di-
kurangi dengan rugi penjualan kembali saham yang batal dipesan.
PENJUALAN SAHAM SECARA LUMPSUM
Yaitu penjualan saham dengan harga tergabung untuk dua atau
lebih golongan saham. Harga jual dari tiap paket saham
tersebut harus dialokasikan ke masing-masing jenis saham ybs.
Ada dua alternatif metode pengalokasian harga jual tersebut :
1. Metode Harga Pasar Relatif
 Harga jual dialokasikan secara proporsional berdasar harga
pasar dari saham yang tergabung.
2. Metode Incremental
 Harga pasar dari salah satu jenis saham yang tergabung,
dipakai sebagai dasar dan dianggap sebagai harga jual untuk
saham ybs. Sedangkan selisihnya dianggap sebagai harga jual
saham yang lainnya.
PENJUALAN SAHAM SECARA TUNAI
Apabila saham dijual secara tunai, maka perusahaan akan
membuat catatan ketika dilakukan penjualan, dengan mendebit kas
& mengkredit modal saham. Apabila timbul perbedaan antara
keduanya, maka akan diakui sebagai selisih kurang atau lebih
dari modal tercatat (paid in capital in excess)
SAHAM TREASURY
Saham Treasury adalah saham perusahaan sendiri yang
dibeli dari pasar modal. Tujuan pembelian saham sendiri
tersebut adalah untuk dijual kembali dimasa yang akan
datang.
Akuntansi saham treasury meliputi perolehan saham
treasury dan
penjualan kembali saham treasury. Untuk melakukan
pencatatan transaksi tersebut ada dua metode yang
dapat digunakan, yaitu:
1. Metode Harga Pokok
Pada metode harga pokok, perusahaan mengakui harga
perolehan saham treasury sebesar harga pokoknya.
2. Metode Nilai Nominal
Pada metode nilai nominal, perusahaan mengakui nilai
saham treasury sebesar nilai saham ketika saham
dikeluarkan.
PENJUALAN MELALUI PROSEDUR PESANAN
Perusahaan menerima pesanan saham sebanyak 250 lembar dengan nilai
nominal
Rp 10.000,- per lembar dan harga jual Rp 12.500,- per lembar.
Dari pesanan tersebut, pemesan telah menyetorkan uang muka sebesar
30%, dan sisanya akan dilunasi satu bulan kemudian.
Maka Jurnal yang dibuat sehubungan dengan transaksi tersebut :
1. Mencatat pesanan sebanyak 250 lembar saham.
Piutang Pesanan Saham Rp 3.125.000,- -
Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,-
Agio Saham Rp 625.000,-
2. Mencatat penerimaan pembayaran uang muka
Kas Rp 937.500,- -
Piutang Pesanan Saham Rp 937.500,-
3. Mencatat pelunasan atas pesanan saham sebesar 70 % dari harga
saham
Kas Rp 2.187.500,- -
Piutang Pesanan Saham Rp 2.187.500,-
4. Mencatat Penyerahan Sertifikat saham yang telah dibayar lunas oleh
pembeli
Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,-
PEMBATALAN PESANAN SAHAM
Perusahaan menerima pesanan saham sebanyak 250 lembar dengan
nilai nominal Rp 10.000,- per lembar dan harga jual Rp 12.500,- per
lembar.
Dari pesanan tersebut, pemesan telah menyetorkan uang muka sebesar
30 %, dan sisanya akan dilunasi satu bulan kemudian.
Pada saat jatuh tempo pelunasan pesanan saham, ternyata pemesan
tidak dapat melunasinya.
Saham yang batal dipesan dapat dijual dengan harga @ Rp 12.250,-
Berdasarkan keempat alternatif di atas, maka jurnal yang dibuat adalah
sebagai berikut :
1. Seluruh pembayaran dikembalikan semuanya.
a. Mencatat pesanan yang dibatalkan
Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,- -
Agio Saham Rp 625.000,- -
Piutang Pesanan Saham Rp 2.187.500,-
Kas Rp 937.500,-
b. Mencatat penjualan kembali saham yang batal dipesan
Kas Rp 3.062.500,- -
Modal Saham Rp 2.500.000,-
Agio Saham Rp 562.500,-
2. Diserahkan saham ekuivalen dengan harga yang sudah dibayar (30
% dari seluruh harga saham)
a. Mencatat pembatalan pesanan dan penyerahan sertifikat saham
Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,-
Agio Saham Rp 437.500,-
Piutang Pesanan Saham - Rp 2.187.500,-
Modal Saham Rp 750.000,-
b. Mencatat penjualan kembali saham yang batal dipesan (70 % dari
seluruh saham)
Kas Rp 2.143.750,-
Modal Saham Rp 1.750.000,-
Agio Saham Rp 393.750,-
3. Pembayaran yang telah dilakukan pemesan dianggap hilang /
hangus
a. Mencatat pembatalan pesanan saham
Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,-
Agio Saham Rp 625.000,-
Piutang Pesanan Saham - Rp 2.187.500,-
Modal dari Pembatalan Pesanan Saham Rp
937.500,-
b. Mencatat Penjualan kembali saham
Kas Rp 2.143.750,-
4. Uang yang sudah dibayarkan dikembalikan setelah dikurangi
kerugian akibat pembatalan pesanan dan biaya yang timbul dari
penjualan kembali saham yang batal dipesan.
Misal : biaya penjualan saham yang batal dipesan Rp 7.500,-
a. Mencatat pembatalan pesanan saham
Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,-
Agio Saham Rp 625.000,-
Piutang Pesanan Saham Rp
2.187.500,-
Hutang kepada pemesan saham Rp
937.500,-
b. Mencatat Penjualan kembali saham
Kas Rp 3.062.500,-
Hutang kepada pemesan Saham Rp 62.500,-
Modal Saham Rp 2.500.000,-
Agio Saham Rp 625.000,-
c. Mencatat biaya penjualan kembali saham
Hutang kepada Pemesan Saham Rp 7.500,-
Kas Rp 7.500,-
PENJUALAN SAHAM SECARA LUMPSUM
1 unit saham terdiri dari : 1 lembar saham prioritas @ Rp. 10.000,-
1 lembar saham biasa @ Rp. 1.000,-
Harga jual per unit Rp 10.500,-
Pada saat penjualan diketahui harga pasar saham biasa = Rp
1.250,-
Pembagian hasil penjualan 1 unit saham dilakukan sbb:
Harga 1 unit saham Rp 10.500,-
Harga pasar saham biasa Rp 1.250,-
Rp 9.250,-
Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar masing-masing
jenis saham dapat diketahui bahwa dari penjualan di atas, saham
biasa mendapat agio sebesar Rp 250,- dan saham prioritas
mendapat disagio Rp 750,- Penjualan satu unit saham dengan harga
seperti diatas dicatat dengan jurnal sbb:
Kas Rp 10.500,-
Disagio saham prioritas Rp 750,-
Modal saham prioritas Rp 10.000,-
Modal saham biasa Rp 1.000,-
Agio saham biasa Rp 250,-
PENJUALAN SAHAM SECARA TUNAI
Pada tanggal 1 Januari 19X0, PT. Maju Jaya menjual saham
sebesar 200.000 lembar dengan harga jual per lembar Rp
3.000,-. Jika jenis saham yang dijual adalah:
1. Saham biasa dengan nilai nominal Rp. 2.000,-
2. Saham biasa dengan nilai nominal, tapi tercatat Rp
2.000,- per lembar
3. Saham biasa tanpa nilai nominal dan tidak tercatat
Maka jurnal pada saat penjualan adalah sbb:
1. Kas Rp 600.000.000,-
Modal saham (nominal
Rp 2.000,-) Rp
400.000.000,-
Kelebihan modal atas
penjualan saham Rp
200.000.000,-
2. Kas Rp 600.000.000,-
Modal saham (tercatat
Rp 2.000,-) Rp
400.000.000,-
Kelebihan setoran penjualan
saham dari nilai tercatat Rp
200.000.000,-
3. Kas Rp 600.000.000,-
Modal saham Rp
600.000.000,-
SAHAM TREASURY (METODE HARGA POKOK)
1) Dikeluarkan 1000 lembar saham biasa nominal Rp 1.000,- dengan
harga Rp 1.500,- per lembar:
Kas 1. 500.000,-
Modal saham biasa 1.000.000,-
Agio saham biasa 500.000,-
2) Dibeli kembali sebagai saham treasury 1000 lembar saham dengan
harga Rp 1.200,- per lembar
Saham treasury 1.200.000,-
Kas 1.200.000,-
3) Dijual kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp 1.200
per lembar
Kas 120.000,-
Saham treasury 120.000,-
4) Dijual kembali100 lembar saham treasury dengan harga Rp 1.400
per lembar
Kas 140.000,-
Saham treasury 120.000,-
Modal disetor dari saham treasury 20.000,-
5) Dijual kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp
1.100 per lembar
Kas 110.000,-
Modal disetor dari saham treasury 10.000,-
Saham treasury 120.000,-
6) Dijual kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp.
900 per lembar
Kas 90.000,-
Modal disetor dari saham treasury 10.000,- *
Laba ditahan 20.000,-
Saham treasury 120.000,-
*Saldo rekening modal disetor dari saham treasury sampai
dengan transaksi 5 adalah Rp 10.000,- (transaksi 4 : Rp
20.000 (K) dikurangi transaksi 5: Rp 10.000 (D)
SAHAM TREASURY (METODE NILAI NOMINAL)
1) Dikeluarkan 1000 lembar saham biasa nominal Rp 1.000,-
dengan harga Rp 1.200,- per lembar:
Kas 1.200.000,-
Modal saham biasa 1.000.000,-
Agio saham biasa 200.000,-
2) Dibeli kembali 100 lembar saham dengan harga Rp 1.500 per
lembar:
Saham treasury (100 lb x Rp 1.000) 100.000,-
Agio saham biasa (100 lb x Rp 200) 20.000,-
Laba ditahan 30.000,-
Kas 150.000,-
3) Dibeli kembali 100 lembar saham dengan harga Rp 800,- per
lembar:
Saham treasury (100 lb x Rp 1.000) 100.000,-
Agio saham biasa (100 lb x Rp 200) 20.000,-
Kas (100 lb x Rp 800) 80.000,-
4) Dibeli kembali 100 lembar saham dengan harga Rp 1.100,- per
lembar:
Saham treasury (100 lb x Rp 1.000) 100.000,-
Agio saham biasa ( 100 lb x Rp 200) 20.000,-
Kas ( 100lb x Rp 1.100) 110.000,-
Modal disetor dari saham treasury 10.000,-
5) Penjualan kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp
1.300 per lembar:
Kas 130.000,-
Saham treasury (100 lb x Rp 1.000) 100.000,-
Agio saham biasa 30.000,-
6) Penjualan kembali100 lembar saham treasury dengan harga Rp 800
per lembar:
Kas 80.000,-
Modal disetor dari saham treasury 20.000,-*
Saham treasury 100.000,-
*saldo rekening modal disetor dari saham treasury akan dikurangi
dengan penerbitan kembali treasury dibawah nilai nominal. Jika
saldonya telah habis, selebihnya didebitkan ke rekening Laba
Ditahan

More Related Content

Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)

  • 1. Modal Saham dr. Nasirwan Disusun Oleh : Panji Kuncoro Wibowo 11-11-0169 Agus Setiawan 11-11-0187 Citra Habibi 11-11- 0164 Soraya Assya 11-11-0048 Hendra Batara 13-11-0004 Fuaddi Ariga 11-11-0211
  • 2. A. Pengertian Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum di pisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari dari pemiliknya maka kewajiban pemilik terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang di setornya. Selain itu bentuk perseroan memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang, setiap orang yang menyetor menjadi pemilik dari perseroan tadi. Karena pemiliknya terdiri dari jumlah yang cukup banyak, maka pengelolaan perseroan akan diserahkan kepada pihak – pihak lain yang diangkat menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan kata lain yang menjalankan PT adalah orang – orang yang diangkat oleh pemilik. Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang di serahkan kepada pihak – pihak yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan kumpilan pihak – pihak yang mempunyai saham sehingga
  • 3. Saham yang merupakan bukti kepemilikan mempunyai beberapa hak sebagai berikut : 1. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan ar ah dan tujuan perusahaan, yaitu melalui hak suara dalam RUPS. 2. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan. 3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi kepemilikan saham masing- masing pemegang saham dapat tidak berubah. 4. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan likuidasi. Nilai nominal saham adalah nilai yang tercantum dalam tiap-tiap lembar saham, yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing-masing lembar.
  • 4. B. Jenis Saham Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka saham- saham itu disebut saham biasa (common stock). Apabila saham yang dikeluarkan itu 2 macam, yang satu adalah saham biasa dan yang lain adalah saham prioritas (preferred stock). 1. Saham Biasa Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga resikonya adalah yang paling besar. Saham dengan Nilai Nominal, yaitu saham yang nilai setiap lembar -nya ditetapkan dalam anggaran dasar dan akte pendirian perusahaan. Saham Tanpa Nilai Nominal, adalah saham yang tidak dinyatakan secara tertulis nilai setiap lembarnay, baik pada sertifikat saham itu sendiri maupun dalam anggaran dasar dan akte pendirian perusahaan. 2. Saham Prioritas Saham prioritas merupakan saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan
  • 5. Saham prioritas kumulatif: adalah saham prioritas yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam suatu tahun deviden tidak dapat dibayar, maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu, sebelum menbagi deviden kepada pemegang saham biasa. Saham prioritas tidak kumulatif: deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. Jika akan membayar deviden untuk saham biasa, kewajibannya hanya membayar deviden saham prioritas untuk tahun tsb. Saham prioritas berpartisipasi penuh: jika saham prioritas berhak atas deviden dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat deviden sebesar persentase deviden saham prioritas. Saham prioritas berpartisipasi sebagian: saham prioritas akan mendapat deviden sampai jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat deviden dengan tarif yang sama dengan saham prioritas.
  • 6. C. Penjualan Saham PENJUALAN MELALUI PROSEDUR PESANAN Saham yang dijual melalui prosedur pesanan baru akan diserah-kan kepada pemesannya (pembelinya) setelah seluruh harga saham yang dipesan dibayar lunas. Saham yang dipesan akan dicatat ke dalam jurnal dengan mendebet rekening ‘ Piutang Pesanan Saham’ dan mengkredit rekening ‘ Modal Saham Yang Dipesan’. PEMBATALAN PESANAN SAHAM Pesanan saham bisa batal apabila pemesan tidak bisa melunasi harga saham yang sudah dipesan. Apabila hal ini terjadi, maka terdapat beberapa alternatif penyelesaiannya : 1. Pembayaran yang telah diterima dari pemesan dikembalikan semuanya 2. Diberikan sertifikat saham kepada pemesan ekuivalen dengan jumlah pembayaran yang telah dilakukan. 3. Pembayaran yang telah diterima dari pemesan dikembalikan setelah di- kurangi dengan rugi penjualan kembali saham yang batal dipesan.
  • 7. PENJUALAN SAHAM SECARA LUMPSUM Yaitu penjualan saham dengan harga tergabung untuk dua atau lebih golongan saham. Harga jual dari tiap paket saham tersebut harus dialokasikan ke masing-masing jenis saham ybs. Ada dua alternatif metode pengalokasian harga jual tersebut : 1. Metode Harga Pasar Relatif  Harga jual dialokasikan secara proporsional berdasar harga pasar dari saham yang tergabung. 2. Metode Incremental  Harga pasar dari salah satu jenis saham yang tergabung, dipakai sebagai dasar dan dianggap sebagai harga jual untuk saham ybs. Sedangkan selisihnya dianggap sebagai harga jual saham yang lainnya. PENJUALAN SAHAM SECARA TUNAI Apabila saham dijual secara tunai, maka perusahaan akan membuat catatan ketika dilakukan penjualan, dengan mendebit kas & mengkredit modal saham. Apabila timbul perbedaan antara keduanya, maka akan diakui sebagai selisih kurang atau lebih dari modal tercatat (paid in capital in excess)
  • 8. SAHAM TREASURY Saham Treasury adalah saham perusahaan sendiri yang dibeli dari pasar modal. Tujuan pembelian saham sendiri tersebut adalah untuk dijual kembali dimasa yang akan datang. Akuntansi saham treasury meliputi perolehan saham treasury dan penjualan kembali saham treasury. Untuk melakukan pencatatan transaksi tersebut ada dua metode yang dapat digunakan, yaitu: 1. Metode Harga Pokok Pada metode harga pokok, perusahaan mengakui harga perolehan saham treasury sebesar harga pokoknya. 2. Metode Nilai Nominal Pada metode nilai nominal, perusahaan mengakui nilai saham treasury sebesar nilai saham ketika saham dikeluarkan.
  • 9. PENJUALAN MELALUI PROSEDUR PESANAN Perusahaan menerima pesanan saham sebanyak 250 lembar dengan nilai nominal Rp 10.000,- per lembar dan harga jual Rp 12.500,- per lembar. Dari pesanan tersebut, pemesan telah menyetorkan uang muka sebesar 30%, dan sisanya akan dilunasi satu bulan kemudian. Maka Jurnal yang dibuat sehubungan dengan transaksi tersebut : 1. Mencatat pesanan sebanyak 250 lembar saham. Piutang Pesanan Saham Rp 3.125.000,- - Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,- Agio Saham Rp 625.000,- 2. Mencatat penerimaan pembayaran uang muka Kas Rp 937.500,- - Piutang Pesanan Saham Rp 937.500,- 3. Mencatat pelunasan atas pesanan saham sebesar 70 % dari harga saham Kas Rp 2.187.500,- - Piutang Pesanan Saham Rp 2.187.500,- 4. Mencatat Penyerahan Sertifikat saham yang telah dibayar lunas oleh pembeli Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,-
  • 10. PEMBATALAN PESANAN SAHAM Perusahaan menerima pesanan saham sebanyak 250 lembar dengan nilai nominal Rp 10.000,- per lembar dan harga jual Rp 12.500,- per lembar. Dari pesanan tersebut, pemesan telah menyetorkan uang muka sebesar 30 %, dan sisanya akan dilunasi satu bulan kemudian. Pada saat jatuh tempo pelunasan pesanan saham, ternyata pemesan tidak dapat melunasinya. Saham yang batal dipesan dapat dijual dengan harga @ Rp 12.250,- Berdasarkan keempat alternatif di atas, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut : 1. Seluruh pembayaran dikembalikan semuanya. a. Mencatat pesanan yang dibatalkan Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,- - Agio Saham Rp 625.000,- - Piutang Pesanan Saham Rp 2.187.500,- Kas Rp 937.500,- b. Mencatat penjualan kembali saham yang batal dipesan Kas Rp 3.062.500,- - Modal Saham Rp 2.500.000,- Agio Saham Rp 562.500,-
  • 11. 2. Diserahkan saham ekuivalen dengan harga yang sudah dibayar (30 % dari seluruh harga saham) a. Mencatat pembatalan pesanan dan penyerahan sertifikat saham Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,- Agio Saham Rp 437.500,- Piutang Pesanan Saham - Rp 2.187.500,- Modal Saham Rp 750.000,- b. Mencatat penjualan kembali saham yang batal dipesan (70 % dari seluruh saham) Kas Rp 2.143.750,- Modal Saham Rp 1.750.000,- Agio Saham Rp 393.750,- 3. Pembayaran yang telah dilakukan pemesan dianggap hilang / hangus a. Mencatat pembatalan pesanan saham Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,- Agio Saham Rp 625.000,- Piutang Pesanan Saham - Rp 2.187.500,- Modal dari Pembatalan Pesanan Saham Rp 937.500,- b. Mencatat Penjualan kembali saham Kas Rp 2.143.750,-
  • 12. 4. Uang yang sudah dibayarkan dikembalikan setelah dikurangi kerugian akibat pembatalan pesanan dan biaya yang timbul dari penjualan kembali saham yang batal dipesan. Misal : biaya penjualan saham yang batal dipesan Rp 7.500,- a. Mencatat pembatalan pesanan saham Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,- Agio Saham Rp 625.000,- Piutang Pesanan Saham Rp 2.187.500,- Hutang kepada pemesan saham Rp 937.500,- b. Mencatat Penjualan kembali saham Kas Rp 3.062.500,- Hutang kepada pemesan Saham Rp 62.500,- Modal Saham Rp 2.500.000,- Agio Saham Rp 625.000,- c. Mencatat biaya penjualan kembali saham Hutang kepada Pemesan Saham Rp 7.500,- Kas Rp 7.500,-
  • 13. PENJUALAN SAHAM SECARA LUMPSUM 1 unit saham terdiri dari : 1 lembar saham prioritas @ Rp. 10.000,- 1 lembar saham biasa @ Rp. 1.000,- Harga jual per unit Rp 10.500,- Pada saat penjualan diketahui harga pasar saham biasa = Rp 1.250,- Pembagian hasil penjualan 1 unit saham dilakukan sbb: Harga 1 unit saham Rp 10.500,- Harga pasar saham biasa Rp 1.250,- Rp 9.250,- Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar masing-masing jenis saham dapat diketahui bahwa dari penjualan di atas, saham biasa mendapat agio sebesar Rp 250,- dan saham prioritas mendapat disagio Rp 750,- Penjualan satu unit saham dengan harga seperti diatas dicatat dengan jurnal sbb: Kas Rp 10.500,- Disagio saham prioritas Rp 750,- Modal saham prioritas Rp 10.000,- Modal saham biasa Rp 1.000,- Agio saham biasa Rp 250,-
  • 14. PENJUALAN SAHAM SECARA TUNAI Pada tanggal 1 Januari 19X0, PT. Maju Jaya menjual saham sebesar 200.000 lembar dengan harga jual per lembar Rp 3.000,-. Jika jenis saham yang dijual adalah: 1. Saham biasa dengan nilai nominal Rp. 2.000,- 2. Saham biasa dengan nilai nominal, tapi tercatat Rp 2.000,- per lembar 3. Saham biasa tanpa nilai nominal dan tidak tercatat Maka jurnal pada saat penjualan adalah sbb: 1. Kas Rp 600.000.000,- Modal saham (nominal Rp 2.000,-) Rp 400.000.000,- Kelebihan modal atas penjualan saham Rp 200.000.000,-
  • 15. 2. Kas Rp 600.000.000,- Modal saham (tercatat Rp 2.000,-) Rp 400.000.000,- Kelebihan setoran penjualan saham dari nilai tercatat Rp 200.000.000,- 3. Kas Rp 600.000.000,- Modal saham Rp 600.000.000,-
  • 16. SAHAM TREASURY (METODE HARGA POKOK) 1) Dikeluarkan 1000 lembar saham biasa nominal Rp 1.000,- dengan harga Rp 1.500,- per lembar: Kas 1. 500.000,- Modal saham biasa 1.000.000,- Agio saham biasa 500.000,- 2) Dibeli kembali sebagai saham treasury 1000 lembar saham dengan harga Rp 1.200,- per lembar Saham treasury 1.200.000,- Kas 1.200.000,- 3) Dijual kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp 1.200 per lembar Kas 120.000,- Saham treasury 120.000,- 4) Dijual kembali100 lembar saham treasury dengan harga Rp 1.400 per lembar Kas 140.000,- Saham treasury 120.000,- Modal disetor dari saham treasury 20.000,-
  • 17. 5) Dijual kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp 1.100 per lembar Kas 110.000,- Modal disetor dari saham treasury 10.000,- Saham treasury 120.000,- 6) Dijual kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp. 900 per lembar Kas 90.000,- Modal disetor dari saham treasury 10.000,- * Laba ditahan 20.000,- Saham treasury 120.000,- *Saldo rekening modal disetor dari saham treasury sampai dengan transaksi 5 adalah Rp 10.000,- (transaksi 4 : Rp 20.000 (K) dikurangi transaksi 5: Rp 10.000 (D)
  • 18. SAHAM TREASURY (METODE NILAI NOMINAL) 1) Dikeluarkan 1000 lembar saham biasa nominal Rp 1.000,- dengan harga Rp 1.200,- per lembar: Kas 1.200.000,- Modal saham biasa 1.000.000,- Agio saham biasa 200.000,- 2) Dibeli kembali 100 lembar saham dengan harga Rp 1.500 per lembar: Saham treasury (100 lb x Rp 1.000) 100.000,- Agio saham biasa (100 lb x Rp 200) 20.000,- Laba ditahan 30.000,- Kas 150.000,- 3) Dibeli kembali 100 lembar saham dengan harga Rp 800,- per lembar: Saham treasury (100 lb x Rp 1.000) 100.000,- Agio saham biasa (100 lb x Rp 200) 20.000,- Kas (100 lb x Rp 800) 80.000,-
  • 19. 4) Dibeli kembali 100 lembar saham dengan harga Rp 1.100,- per lembar: Saham treasury (100 lb x Rp 1.000) 100.000,- Agio saham biasa ( 100 lb x Rp 200) 20.000,- Kas ( 100lb x Rp 1.100) 110.000,- Modal disetor dari saham treasury 10.000,- 5) Penjualan kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp 1.300 per lembar: Kas 130.000,- Saham treasury (100 lb x Rp 1.000) 100.000,- Agio saham biasa 30.000,- 6) Penjualan kembali100 lembar saham treasury dengan harga Rp 800 per lembar: Kas 80.000,- Modal disetor dari saham treasury 20.000,-* Saham treasury 100.000,- *saldo rekening modal disetor dari saham treasury akan dikurangi dengan penerbitan kembali treasury dibawah nilai nominal. Jika saldonya telah habis, selebihnya didebitkan ke rekening Laba Ditahan