Festival Karya Pusaka Agraria Indonesia melibatkan peluncuran buku-buku terkait penguasaan tanah dan pengelolaan hutan. Kegiatan ini bertujuan mensosialisasikan sejarah gerakan reforma agraria dan memberikan apresiasi terhadap kontribusi buku-buku tersebut bagi konferensi dan isu terkait. Sembilan buku dengan berbagai topik seperti hutan adat, reforma agraria, hukum masyarakat adat, dan pengelolaan hut
1 of 2
Download to read offline
More Related Content
Tenure conference lembar fakta peluncuran buku
1. Lembar Fakta
Festival Karya Pusaka Agraria Indonesia
Sebagai rangkaian kegiatan Konferensi Tenurial 2017, sejumlah buku yang berhubungan dengan
penguasaan tanah dan pengelolaan hutan diluncurkan pada Kamis, 26 Oktober 2017. Kegiatan ini
bertajuk Festival Karya Pusaka Agraria Indonesia dengan menampilkan hasil pikiran para praktisi yang
telah mempengaruhi perjalanan reformasi dan kebijakan penguasaan tanah dan pengelolaan hutan.
Festival Karya Pusaka Agraria ini melibatkan lembaga-lembaga pemerintah, penerbitan, Perguruan
Tinggi, Lembaga Penelitian dan kelompok masyarakat sipil, yang selama ini memproduksi dan
menggunakan karya-karya pusaka agraria dalam kerja-kerjanya, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Pusat Studi Agraria (PSA), dan lainnnya.
Sebagai pembukaan, akan dilakukan pidato apresiasi untuk mengungkap mengenai kelebihan dari
masing-masing buku, dan apa kontribusinya terhadap konferensi ini dan isu Reforma Agraria dan
Perhutanan Sosial. Festival Karya Pusaka Agraria juga penting sebagai sosialisasi pijakan sejarah
gerakan reforma agraria yang saat ini terjadi
Buku-buku yang diluncurkan di Konferensi Tenurial 2017 adalah:
1. Hutan Adat Wujud Rakyat Berdaulat
Buku ini hadir dilatarbelakangi euphoria kebangkitan kembali Masyarakat Hukum Adat (MHA)
yang menuntut pengakuan eksistensi komunitas adat, wilayah adat dan hutan adat agar klaim
komunitas adat terhadap wilayah adat dan hutan adatnya tidak bertepuk sebelah tangan.
Direktorat Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat memandang perlu untuk menyusun
sebuah buku yang berisi berbagai aspek tentang hutan adat, MHA, prosedur/tata cara
pengusulan hutan adat serta tak ketinggalan membahas tentang aspek kearifan lokal sebagai
bagian dari MHA.
2. Land Reform & Gerakan Agraria Indonesia
Ditulis oleh Noer Fauzi Rachman, buku ini menggambarkan perjalanan land reform pasca
kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga era reformasi. Buku ini juga menunjukkan secara
etnograf, bagaimana para pejabat dan kaum intelektual membangkitkan kembali land reform
menjadi suatu program nasional untuk mewujudkan cita-cita keadilan sosial.
3. Masyarakat Hukum Adat Sebagai Subjek Hukum: Kecakapan Hukum Masyarakat Hukum
Adat dalam Lapangan Hukum Privat dan Publik
Rikardo Simarmata dan Bernadinus Steni, dua aktivis masyarakat sipil, menulis mengenai sisi
hukum yang melibatkan Masyarakat Hukum Adat. MHA sebagai subjek hukum, masih relevan
untuk dibahas di tengah hiruk pikuk penetapan dan pengakuan masyarakat adat yang saat ini
berlangsung di berbagai daerah. MHA diyakini sebagai entitas yang terus berkembang dan
bertransformasi dari waktu ke waktu. Sumberdayayang melimpahyang dimilikimasyarakatadat
merupakan aset yang sewaktu-waktu akan menjadi obyek transaksi dengan pihak lain.
4. Belajar dari Masa Depan Hutan Kita: Seni Memimpin Perubahan untuk Perhutanan Sosial
2. Sebagai sebuah karya di masa akhir jabatannya, dalam buku ini Hadi Daryanto menguraikan
seni dan inovasi memimpin selama karirnya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Ia juga menjabarkan mengenai 81 akar permasalahan perhutanan sosial, serta perubahan
paradigm dalam pengelolaan sumber daya hutan.
5. Mereka yang Dikalahkan: Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
Ditulis oleh M. Nazir Salim, pengajar Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta. Dalam
buku ini, ia menceritakan tentang warga Pulau Padang yang melakukan perlawanan gigih
terhadap tindakan korporasi yang akan merambah tanah mereka. Perlawanan para petani
tersebutberhasilsehinggakonsesidikurangidankebijakandirevisi.Sejauhcatatan sejarah, baru
di Pulau Padang RAPP mendapat perlawanan yang cukup keras dan menyentakkan.
6. Kajian Sosial Politik dan Degradasi Lingkungan Keberadaan Kuasa Pertambangan di
Sekitar Hutan Pendidikan dan Penelitian Universitas Mulawarman Bukit Soeharto
Kebijakan pemerintah telah lebih banyak berdampak negatif terhadap eksistensi dan
keberlanjutan (sustainability) dari sumberdaya hutan tropis di Tahura BukitSoeharto. Buku yang
ditulis olehChandradewana Boerdanditerbitkan oleh PusatPenelitian Hutan Tropis,Universitas
Mulawarman, Samarinda, mengulas mengenai kerusakan dan carut marut pengelolaan areal
konservasi Taman Hutan Raya Bukit Soeharto.
7. Pusaka Agraria Indonesia, Sebuah Kerja Pendahuluan
Buku ini adalah bagian produksi pengetahuan Konferensi Tenurial 2017 yang melibatkan
akademisi, pengajar, aktivis, dan lembaga penelitian seperti LIPI dan Pusat Studi Agraria IPB.
Buku ini berisi tentang 90 pustaka agraria yang penting dan berpengaruh terhadap perjalanan
agraria di Indonesia. Buku ini disiapkan khusus untuk Konferensi Tenurial 2017 guna menjadi
kerja pendahuluan para pihak kembali menekuni dan menghidupkan literasi tentang agraria.
8. Penegakan Hukum Lingkungan Melalui Pertanggungjawaban Perdata
Buku ini membedah upaya penegakan hukum melalui jalur perdata. Di dalamnya dibahas tidak
hanya berbagai hak gugat di Indonesia, tetapi juga dasar pertanggungjawaban yang dapat
digunakan. Buku yang ditulis oleh Dr. Andri G. Wibisana, S.H., LL.M dan diterbitkan Badan
PenerbitFHUI ini juga menjelaskan hampir semua putusan pengadilan terkait kebakaran hutan
dan lahan.
---selesai---