Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas model blended learning sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam meningkatkan kualifikasi akademiknya
2. Blended learning merupakan kombinasi pembelajaran tatap muka dan online untuk meningkatkan akses, fleksibilitas, dan efisiensi biaya
3. Program sarjana kependidikan bagi guru dalam jabatan perlu menggunakan pendekatan mandiri dengan mengintegrasikan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pentingnya peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan melalui berbagai program pelatihan dan kegiatan lainnya agar mampu mengikuti perkembangan iptek dan menyelenggarakan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan tutor di UPBJJ-UT pada tahun 2010. Pelatihan ini bertujuan melatih tutor dalam membimbing mahasiswa belajar jarak jauh dengan baik melalui layanan tutorial. Pelatihan mencakup penjelasan mengenai sistem belajar jarak jauh, komponen-komponen pembelajarannya, dan peran serta kriteria seorang tutor dalam membantu mahasiswa belajar secara mandiri.
Artikel: Tahap Pengaplikasian Teknologi Maklumat dan Komunikasi (TMK) Dalam P...Samsul Hamdan
油
Kajian ini bertujuan mengenalpasti tahap pengaplikasian Teknologi Maklumat dan Komunikasi (TMK) dalam pengajaran di Sekolah Kebangsaan Telok Gong. Ia juga mengenalpasti perbezaan pengaplikasian berdasarkan jantina, pengalaman mengajar, dan bilangan kursus TMK yang dihadiri guru. Populasi kajian terdiri daripada 77 orang guru sekolah tersebut. Data dikumpul melalui soal selidik dan dian
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas pengembangan multimedia interaktif untuk mata pelajaran TIK pada kelas XII di MAN Gresik 1. (2) Hasil pengujian multimedia oleh ahli dan siswa menunjukkan presentase validitas di atas 90%. (3) Hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan multimedia tersebut.
Modul ini membahas model-model pembelajaran berbasis komputer khususnya model pembelajaran tutorial. Modul ini menjelaskan pengertian tutorial, konsep, fungsi, dan tujuan pembelajaran tutorial serta teknik-tekniknya seperti tutorial individu dan kelompok.
Dokumen tersebut membahas latar belakang dan tujuan dari kegiatan magang untuk mahasiswa calon guru. Magang bertujuan untuk memberikan pengalaman praktik mengajar di sekolah dan mengembangkan kompetensi kependidikan mahasiswa sebelum menjadi guru. Magang dilaksanakan secara berjenjang untuk melatih keterampilan mengajar dan pengamatan proses pembelajaran di kelas.
Dokumen ini memberikan panduan mengenai Strategi Mampatan, Pecutan dan Pengayaan (M2P) dalam pelaksanaan kurikulum untuk memastikan murid dapat menguasai kandungan kurikulum yang dihasratkan dalam tempoh yang ditetapkan dengan menyesuaikan aktiviti pembelajaran mengikut kebolehan murid. Ia menjelaskan konsep, tafsiran dan pelaksanaan strategi M2P termasuk langkah-langkah prosesnya.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, dan mutu guru. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penerapan manajemen pendidikan yang baik.
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomhimabioummy
油
Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mencampurkan pembelajaran tatap muka secara konvensional dengan pembelajaran daring menggunakan teknologi. Blended learning memanfaatkan keunggulan teknologi informasi untuk memperkaya pembelajaran siswa dengan sumber belajar yang lebih luas tanpa meninggalkan bimbingan langsung guru. Strategi flipped classroom juga dapat diterapkan dalam blended learning dengan memberikan instruksi awal melal
1. Masalah efisiensi pendidikan melibatkan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara hemat dan tepat sasaran.
2. Beberapa masalah efisiensi termasuk penggunaan tenaga pendidikan, prasarana, dan sarana serta penyelenggaraan pendidikan.
3. Ketidakefisienan dalam penggunaan prasarana dan sarana pendidikan dapat disebabkan oleh perencanaan yang kurang matang atau perubahan k
Laporan ini membahas peningkatan hasil belajar IPS melalui metode diskusi kelompok model Numbered Heads Together di SDN 1 Suralaga. Metode ini dilaksanakan selama empat siklus pelajaran dan diikuti observasi serta evaluasi hasil belajar siswa. Laporan ini juga menjelaskan jadwal dan pelaksanaan kegiatan praktik mengajar selama program PPL di sekolah.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan di Malaysia telah memberikan manfaat positif dalam proses pengajaran dan pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan pencapaian siswa. Implementasi program pembelajaran berbantuan komputer telah terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan siswa, terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Dokumen ini membahas tentang permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dalam konsep dasar instalasi listrik di SMK Swasta Trisakti Lubuk Pakam yang disebabkan oleh kurangnya fasilitas laboratorium dan pembelajaran yang kurang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis multimedia sebagai pengganti praktik di laboratorium.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas tentang latihan mengajar bagi pelajar program Ijazah Sarjana Muda Perguruan di IPG Kampus Temenggong Ibrahim, khususnya opsyen Reka Bentuk dan Teknologi.
2) Terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh guru pelatih dalam melaksanakan latihan mengajar seperti kurangnya waktu bimbingan dari
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas pengembangan multimedia interaktif untuk mata pelajaran TIK pada kelas XII di MAN Gresik 1. (2) Hasil pengujian multimedia oleh ahli dan siswa menunjukkan presentase validitas di atas 90%. (3) Hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan multimedia tersebut.
Modul ini membahas model-model pembelajaran berbasis komputer khususnya model pembelajaran tutorial. Modul ini menjelaskan pengertian tutorial, konsep, fungsi, dan tujuan pembelajaran tutorial serta teknik-tekniknya seperti tutorial individu dan kelompok.
Dokumen tersebut membahas latar belakang dan tujuan dari kegiatan magang untuk mahasiswa calon guru. Magang bertujuan untuk memberikan pengalaman praktik mengajar di sekolah dan mengembangkan kompetensi kependidikan mahasiswa sebelum menjadi guru. Magang dilaksanakan secara berjenjang untuk melatih keterampilan mengajar dan pengamatan proses pembelajaran di kelas.
Dokumen ini memberikan panduan mengenai Strategi Mampatan, Pecutan dan Pengayaan (M2P) dalam pelaksanaan kurikulum untuk memastikan murid dapat menguasai kandungan kurikulum yang dihasratkan dalam tempoh yang ditetapkan dengan menyesuaikan aktiviti pembelajaran mengikut kebolehan murid. Ia menjelaskan konsep, tafsiran dan pelaksanaan strategi M2P termasuk langkah-langkah prosesnya.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, dan mutu guru. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penerapan manajemen pendidikan yang baik.
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomhimabioummy
油
Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mencampurkan pembelajaran tatap muka secara konvensional dengan pembelajaran daring menggunakan teknologi. Blended learning memanfaatkan keunggulan teknologi informasi untuk memperkaya pembelajaran siswa dengan sumber belajar yang lebih luas tanpa meninggalkan bimbingan langsung guru. Strategi flipped classroom juga dapat diterapkan dalam blended learning dengan memberikan instruksi awal melal
1. Masalah efisiensi pendidikan melibatkan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara hemat dan tepat sasaran.
2. Beberapa masalah efisiensi termasuk penggunaan tenaga pendidikan, prasarana, dan sarana serta penyelenggaraan pendidikan.
3. Ketidakefisienan dalam penggunaan prasarana dan sarana pendidikan dapat disebabkan oleh perencanaan yang kurang matang atau perubahan k
Laporan ini membahas peningkatan hasil belajar IPS melalui metode diskusi kelompok model Numbered Heads Together di SDN 1 Suralaga. Metode ini dilaksanakan selama empat siklus pelajaran dan diikuti observasi serta evaluasi hasil belajar siswa. Laporan ini juga menjelaskan jadwal dan pelaksanaan kegiatan praktik mengajar selama program PPL di sekolah.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan di Malaysia telah memberikan manfaat positif dalam proses pengajaran dan pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan pencapaian siswa. Implementasi program pembelajaran berbantuan komputer telah terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan siswa, terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Dokumen ini membahas tentang permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dalam konsep dasar instalasi listrik di SMK Swasta Trisakti Lubuk Pakam yang disebabkan oleh kurangnya fasilitas laboratorium dan pembelajaran yang kurang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis multimedia sebagai pengganti praktik di laboratorium.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas tentang latihan mengajar bagi pelajar program Ijazah Sarjana Muda Perguruan di IPG Kampus Temenggong Ibrahim, khususnya opsyen Reka Bentuk dan Teknologi.
2) Terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh guru pelatih dalam melaksanakan latihan mengajar seperti kurangnya waktu bimbingan dari
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis blended learning sebagai knowledge sharing.
2. Blended learning merupakan kombinasi pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online menggunakan berbagai teknologi.
3. Knowledge sharing penting untuk meningkatkan interaksi dan komunikasi antara dosen dan mahasiswa.
Dokumen tersebut membahas tentang menciptakan iklim sekolah yang kondusif dalam rangka implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Beberapa faktor dominan iklim sekolah yang perlu diperhatikan antara lain pembangunan pendidikan nasional, peserta didik sebagai subjek dan objek pendidikan, serta keberhasilan pendidikan yang dipengaruhi oleh fasilitas belajar. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai strategi untuk menc
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Muhamad Yusup
油
Desain pembelajaran harus menjelaskan tujuan pembelajaran yang dicapai melalui pengetahuan, metode, strategi, dan desain media pembelajaran yang ingin dipahami siswa. Keutaman desain pendidikan pembelajaran berfokus pada perilaku atau kinerja siswa sebagai jenis keluaran yang dapat diamati dan menunjukkan bahwa siswa telah melakukan aktivitas belajar.
BAB 1-7 membahas tentang strategi pembelajaran sekolah terpadu dan pengaruhnya terhadap konsep, mekanisme dan proses pembelajaran sekolah swasta dan negeri. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain tentang pengertian sekolah terpadu, strategi pembelajaran, tujuan pembelajaran, pembelajaran terpadu, metode pembelajaran, orientasi pembelajaran, dan pengembangan kurikulum.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB) Banyuwangi meliputi relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektivitas, efisiensi, dan pendidikan sepanjang hayat.
Bab ini membahas rencana tindakan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika melalui optimalisasi peran kepala sekolah dalam supervisi akademik. Kepala sekolah perlu memberdayakan guru dalam persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran agar kualitas pembelajaran dapat terpelihara dan ditinjaukan. Dengan meningkatkan kualitas pembelajaran diharapkan hasil belaj
Pengembangan model pembelajaran tematik integratifImam Makruf
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas perubahan kurikulum 2013 dan implikasinya terhadap pendidikan, khususnya pada pembentukan kompetensi lulusan program studi Pendidikan Bahasa Arab.
2. Dokumen tersebut menganalisis kesiapan program studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Surakarta menyongsong kurikulum 2013, terutama melalui mata kuliah keguruan.
3. Dokumen tersebut
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan pada SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh. Ringkasannya adalah: (1) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi MBS dalam peningkatan mutu pendidikan di SMPN 19 Banda Aceh; (2) hasilnya menunjukkan bahwa perencanaan program berdasarkan visi dan misi sekolah namun belum terdapat target has
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Revolusi industri 4.0 memerlukan pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang lebih fokus pada literasi data, teknologi, dan manusia. Dosen dituntut untuk merancang pembelajaran daring yang efektif dengan memanfaatkan sumber belajar digital dan metode kolaboratif untuk menilai ketercapaian mahasiswa secara holistik.
In House Training (IHT) ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru SDN Panaragan 1 dalam menerapkan model-model pembelajaran, meliputi model pembelajaran kooperatif, langsung, dan berbasis masalah. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua siklus dan melibatkan 25 guru sebagai peserta.
Revitalisasi Pengembangan Kurikulum
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahas tentang revitalisasi pengembangan kurikulum di sekolah, termasuk peran guru yang penting dalam merevitalisasi kurikulum agar tujuan pembelajaran tercapai dan mutu pendidikan meningkat. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan dan unsur-unsur penting dalam implementasi kurikulum di sekolah.
Sim 14. listiyono, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, informasi dalam pelaksan...Listi yono
油
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat dan implementasi sistem e-learning. E-learning memudahkan interaksi antara peserta didik dengan bahan pelajaran, dosen, dan peserta didik lain. E-learning juga memberikan fleksibilitas waktu dan tempat belajar serta memudahkan penyimpanan dan pemutakhiran materi pelajaran. Di Universitas Mercubuana, e-learning telah diimplementasikan sejak 2008 untuk meningkatkan mutu pembelajaran."
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
油
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5khairizal2005
油
Blanded learning di indonesia
1. BLENDED LEARNING
SEBUAH ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN
MAHASISWA PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN
BAGI GURU DALAM JABATAN
Oleh Sukarno
Program PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
_________________________________________________________________________
Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 8). Kompetensi guru sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (pasal 10).
Selanjutnya ditegaskan pula bahwa: guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan
sertifikat pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik paling
lama sepuluh tahun sejak berlakunya undang-undang ini (pasal 82 ayat 2). Konsekuensi
logis dari pemberlakuan undang-undang tersebut, pemerintah dan Penyelenggara
Pengadaan Tenaga Kependidikan (PPTK) atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) diharapkan dapat memfasilitasi pelaksanaan program percepatan peningkatan
kualifikasi akademik guru dengan akses yang lebih luas, berkualitas dan tidak mengganggu
tugas serta tanggung jawabnya di sekolah.
Sementara itu jumlah guru dari berbagai satuan pendidikan (TK, SD, SMP, SMA,
SMK, dan SLB) yang harus ditingkatkan kualifikasi akademiknya mencapai 1.456.491
orang atau 63% dari jumlah guru yang ada di Indonesia, di luar guru yang di bawah
pengelolaan Departemen Agama (RA, MI, MTs, MA, dan MAK). Pada satuan pendidikan
TK, jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasinya sebanyak 155.661 atau 89% dari
jumlah guru TK yang ada. Pada satuan pendidikan SD, jumlah guru yang harus
ditingkatkan kualifikasinya sebanyak 1.041.793 atau 83%, pada satuan pendidikan SMP
jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasinya sebanyak 185.603 atau 38%; pada
satuan pendidikan SMA jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasinya sebanyak
34.547 atau 15% dan pada satuan pendidikan SMK, jumlah guru yang harus ditingkatkan
kualifikasinya sebanyak 33.297 atau 21% serta pada satuan pendidikan SLB, jumlah guru
2. yang harus ditingkatkan kualifikasinya sebanyak 5.590 atau 55% dari jumlah guru SLB
yang ada (Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas Tahun 2007).
Upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru pada semua satuan
pendidikan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor
58 Tahun 2008 yang secara khusus mengatur penyelenggaraan program Sarjana (S-1)
Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Program ini diharapkan dapat mewujudkan sistem
penyelenggaraan pendidikan guru yang efisien, efektif, dan akuntabel serta menawarkan
akses layanan pendidikan yang lebih luas tanpa mengabaikan kualitas.
Sehubungan dengan hal tersebut, bebera Perguruan Tinggi yang mendapatkan ijin
dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) nomor: 015/P/2009,
mengembangkan rambu-rambu penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi
Guru dalam Jabatan sebagai acuan bagi pengelola maupun Dosen pengampu mata kuliah
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Salah satu alternatif untuk mengoptimalkan
proses pembelajaran program di atas sesuai dengan karakteristik mahasiswa yang
disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini,
penulis tertarik untuk menyusun artikel ini dengan judul Blended Learning: Sebuah
alternatif Model Pembelajaran Mahasiswa Program Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru
dalam Jabatan.
Konsep Blended Learning
Istilah blanded learning telah menjadi sangat mengikuti mode saat ini, terutama di
pendidikan tinggi. Secara umum, blanded learning memiliki tiga makna antara lain: 1)
perpaduan/integrasi pembelajaran tradisional dengan pendekatan berbasis web on-line; 2)
kombinasi media dan peralatan (misalnya buku teks) yang digunakan dalam lingkungan e-
learning, dan 3) kombinasi dari sejumlah pendekatan belajar-mengajar terlepas dari
teknologi yang digunakan. Model blended learning merupakan gabungan dua lingkungan
belajar. Di satu sisi, ada pembelajaran tatap muka di lingkungan tradisional, di sisi lain ada
lingkungan pembelajaran terdistribusi yang mulai tumbuh dan berkembang dengan cara-
cara eksponensial sebagai teknologi baru yang kemungkinan diperluas untuk distribusi
komunikasi dan interaksi. Dalam uraian ini, blanded learning dianggap sebagai integrasi
pembelajaran tatap muka dan metode pembelajaran dengan pendekatan on-line.
3. Blended learning merupakan model pembelajaran campuran antara teknologi
online dengan pembelajaran tatap muka dengan biaya yang rendah, tetapi cara efektif untuk
mengirimkan pengetahuan dalam dunia global. Sebagaimana pendapat lain dikatakan
bahwa: A blended learning approach combines face to face classroom methods with
computer-mediated activities to form an integrated instructional approach. In the past,
digital materials have served in a supplementary role, helping to support face to face
instruction (http://weblearning.psu.edu/blended-learning-initiative/what_is_blended
learning). Selain itu Blended learning is defined as a mix of traditional face-to-face
instruction and e-learning (Koohang, 2009). New South Wales Department of Education
and Training (2002) provides a simple definition: Blended learning is learning which
combines online and face-to-face approaches.
Sampai sekarang, tidak ada konsensus tentang definisi tunggal untuk blended
learning. Selain itu, istilah "blended," "hybrid," dan "mixed-mode" yang digunakan secara
bergantian dalam literatur penelitian terbaru. Istilah yang lebih disukai di Penn State dalam
pembelajaran diatas adalah "blended. Pada dasarnya, penggunaan model blended learning
adalah cara baru untuk kedua mengajar dan belajar dalam lingkungan pendidikan tinggi.
Tiga alasan utama mengapa blanded learning dipilih antara lain: 1) Memperbaiki ilmu
keguruan; 2) Meningkatkan akses / fleksibilitas; dan 3) Meningkatkan efektivitas biaya.
Tiga alasan pemilihan model blanded learning di atas karena: 1) Berkontribusi
dalam pengembangan dan dukungan strategi interaktif tidak hanya dalam mengajar tatap
muka, tetapi juga dalam pendidikan jarak jauh. Mengembagkan kegiatan terkait dengan
hasil pembelajaran yaitu fokus pada interaksi peserta didik, bukan hanya penyebaran
konten. Selain itu, dapat menawarkan lebih banyak informasi yang tersedia bagi peserta
didik, umpan balik yang lebih baik dan lebih cepat dalam komunikasi yang lebih kaya
antara dosen/tutor dan mahasiswa; 2) Akses untuk belajar merupakan salah satu faktor
kunci yang mempengaruhi pertumbuhan pembelajaran lingkungan. Peserta didik dapat
mengakses materi setiap saat dan dimana saja. Selanjutnya, mereka dapat melanjutkan
sesuai dengan kemampuannya. Sebagai konsekuensinya, peserta didik harus memiliki
stumulasi dan motivasi yang tinggi 3) peningkatan efektivitas biaya terutama berlaku untuk
guru-guru yang berstatus PegawaiNegeri Sipil (PNS) atau Guru Tetap Yayasan (GTY) di
mana orang secara permanen sibuk dan hampir tidak pernah mampu untuk menghadiri
kelas-kelas penuh waktu tatap muka. Namun model blanded learning memungkinkan
4. mereka setelah menyelesaikan pekerjaan mereka, keluarga dan komitmen sosial lainnya
untuk mulai belajar.
Program model blended learning mencakup beberapa bentuk alat pembelajaran,
seperti real-time kolaborasi perangkat lunak, program berbasis web online, dan elektronik
yang mendukung sistem kinerja dalam tugas lingkungan belajar, dan pengetahuan
manajemen sistem. Model Blended learning berisi berbagai aktivitas kegiatan, termasuk
belajar tatap muka, e-learning, dan kegiatan belajar mandiri. Blended learning sebagai
model campuran pembelajaran yang dipimpin instruktur tradisional, pembelajaran online
secara synchronous , belajar mandiri dengan asynchronous, dan pelatihan terstruktur
berbasis tugas dari seorang dosen atau mentor. Tujuan blended learning adalah untuk
menggabungkan pengalaman belajar kelas tatap muka dengan pengalaman belajar secara
online. Secara keseluruhan, model blended learning mengacu dengan integrasi atau
campuran yang disebut e-learning, alat dan teknik pengiriman tugas dengan pengajaran
tatap muka tradisional yang digambarkan sebagai berikut:
Pendidikan Bagi Guru Dalam Jabatan
Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan merupakan suatu
program penyelenggaraan pendidikan yang secara khusus diperuntukkan bagi guru tetap
dalam jabatan (in-service training). Program ini dilaksanakan oleh penyelenggara
pengadaan tenaga kependidikan yang dalam proses perkuliahannya menggunakan
pendekatan dual mode melalui pengintegrasian sistem pembelajaran konvensional (tatap
muka di kampus) dan sistem pembelajaran mandiri.
Untuk meningkatkan kualifikasi akademik bagi guru dalam jabatan perlu
dikembangkan pendekatan pendidikan yang memiliki karakteristik yang lebih bersifat
5. mandiri (independent). Guru sebagai mahasiswa tidak selalu berada bersama-sama pada
satu tempat dan waktu tertentu. Program pendidikan dapat menggunakan bahan belajar
yang memungkinkan dapat dipelajari sendiri oleh guru sesuai dengan kesempatan dan
kemampuan yang dimilikinya. Penerapan konsep self-instruction atau pembelajaran mandiri
dalam kegiatan pendidikan profesional merupakan suatu kekuatan yang sudah diakui
keunggulannya. Pembelajaran mandiri merupakan suatu istilah yang inklusif yang
digunakan untuk menggambarkan situasi pembelajaran dalam suatu kegiatan pendidikan di
mana para peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan belajar secara mandiri.
Dalam program-program pendidikan yang menerapkan pendekatan pembelajaran mandiri,
para peserta didik biasanya bekerja tanpa pengawasan secara langsung, dapat menentukan
percepatan belajarnya sendiri, serta diberi kesempatan untuk memilih aktivitas dan sumber
belajar.
Sejalan dengan perkembangan yang terjadi saat ini, Lembaga pendidikan tinggi yang
menyelenggarakan program pendidikan tatap muka dan jarak jauh sekaligus dengan
memanfaatkan berbagai teknologi baru untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa yang
beragam seperti ini disebut pendidikan tinggi dengan menerapkan model blended learning.
Hal utama yang menyebabkan diterapkannya pendidikan jarak jauh adalah
pentingnya belajar sepanjang hayat, perkembangan ekonomi yang berbasis pengetahuan
global, kompetisi yang tergantung pada perbaikan dan perubahan terus-menerus serta tidak
terbatas oleh ruang dan waktu. Keadaan ini menuntut lembaga pendidikan tinggi untuk
merespon terhadap tuntutan tersebut dengan menyediakan program-program, kualifikasi,
dan cara penyampaian baru. Bates (2000) mengemukakan bahwa sistem pendidikan tinggi
perlu merespons tuntutan yang berkenaan dengan asesmen kemampuan awal berupa
pengakuan hasil belajar sebelumnya (recognition of prior learning), penyampaian
pembelajaran secara luwes, tuntutan meningkatkan atau memperbaharui profesionalisme,
sertifikasi non-kredit dan resertifikasi serta pengukuran hasil belajar.
Faktor lain yang mendorong tumbuhnya pendidikan tinggi model blended learning
adalah perkembangan teknologi informasi yang telah berpengaruh terhadap seluruh aspek
kehidupan. Teknologi informasi juga memiliki potensi untuk memperbaiki efektivitas
pembelajaran. Akses terhadap sumber belajar melalui internet memberikan kesempatan
kepada mahasiswa yang semula di luar jangkauan untuk memperoleh informasi lebih luas.
6. Teknologi yang dimanfaatkan secara bijaksana dapat memfasilitasi penguasaan
pengetahuan tingkat tinggi sesuai dengan karakteristik masyarakat berbasis pengetahuan.
Hal ini menunjukkan tekanan ideologis dan ekonomis pada sistem pendidikan untuk
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.
Pendidikan tinggi yang menawarkan berbagai program pendidikan jarak jauh dapat
disebabkan oleh keinginan program yang ada untuk berubah menjadi program pendidikan
jarak jauh atau karena kebutuhan masyarakat. Dengan pendekatan dual mode atau model
blended learning ini, pendidikan tinggi dapat meningkatkan akses masyarakat, dalam hal ini
guru, untuk mengikuti percepatan peningkatan kualifikasi akademik ke jenjang Sarjana (S-
1).
Croft (Tau, 2006) mengidentifikasi empat kondisi yang menjamin keberhasilan
implementasi pendidikan jarak jauh yang menerapkan model blended learning, yaitu:
adanya unit administratif dengan beberapa tingkat otoritas, memiliki kerja sama dengan unit
yang lain, memiliki staf yang terlatih, dan dana yang memadai. Sehubungan dengan itu,
diperlukan pandangan dan pendekatan sistem yang akan mencakup keempat kondisi
tersebut. Pelaksanaan pendidikan tinggi dengan model blended learning menuntut
pemahaman sistem (sistem universitas) dan penataan hubungan subsistem termasuk peran
masing-masing dalam menginformasikan rancangan sistem pendidikan jarak jauh yang
sesuai dengan konteks.
Dari uraian tersebut tampak bahwa karakteristik umum jenis pendidikan tinggi
dengan model blended learning adalah mahasiswa yang mengikuti pendidikan jarak jauh
tidak hanya melakukan belajar mandiri tetapi juga ada pertemuan tatap muka terstruktur di
kampus. Pertemuan tersebut wajib diikuti oleh mahasiswa. Selain itu, bahan belajar yang
digunakan dan soal ujian dikembangkan oleh staf pengajar pada lembaga pendidikan itu
sendiri. Hak dan kewajiban mahasiswa pendidikan jarak jauh sama dengan hak dan kewa-
jiban mahasiswa pendidikan biasa. Mata kuliah yang harus diambil dan ujian yang harus
diikuti, serta ijazah atau sertifikat yang diperoleh mahasiswa pendidikan jarak jauh sama
dengan yang diperoleh mahasiswa pendidikan biasa.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa pendidikan tinggi dengan model blended
learning memiliki beberapa keunggulan. Pertama, kombinasi antara bahan belajar yang
dikembangkan dalam bentuk bahan belajar tercetak dengan kegiatan tatap muka lebih
7. memungkinkan mahasiswa untuk memperoleh bahan belajar yang up to date. Kedua,
dengan adanya pertemuan tatap muka yang terjadwal, dosen dapat mengontrol atau
mengawasi penguasaan mahasiswa terhadap materi yang bersifat aplikasi dan keterampilan.
Ketiga, kegiatan perkuliahan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara efektif dan efisien.
Keuntungan Blended Learning Model
Salah satu keuntungan yang paling spesifik dari model blended learning adalah
kesempatan untuk segera membangun rasa kebersamaan di antara mahasiswa (Garrison &
Kanuka, 2004). Dalam kelas model blended learning, mahasiswa umumnya bertemu dalam
pembelajaran tatap muka, dan kemudian memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan
cara dialog terbuka, untuk mengalami perdebatan kritis, dan pada dasarnya berpartisipasi
dalam berbagai bentuk komunikasi dalam lingkungan "aman". Peluang ini dapat
memfasilitasi refleksi yang lebih besar pada isi materi kuliah dan memperluas pengalaman
belajar mahasiswa.
Model Blended learning juga dapat memberikan manfaat yang berbeda di ruang
kelas tradisional. Teori Pedagogi baru-baru ini menyarankan bahwa kuliah yang hanya
mengirimkan informasi dari pada berfokus pada belajar tidak efektif bagi mahasiswa dalam
hal penggunaan retensi jangka panjang (Salmon, 2000). Dengan kata lain, mahasiswa harus
mempelajari materi dalam cara baru dan interaksi dalam memenuhi kepentingan individu,
sehingga keterampilan ini dapat mentransfer ke dunia nyata (Derntl & Motschnig-Pitril,
2005). Hal ini mungkin benar dalam bidang teknologi pembelajaran, di mana pengertian
transfer ke dunia nyata, kolaborasi, dan usaha tim (bekerja dalam kelompok) yang
diperkuat. Selain itu, untuk dapat merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi proses
dan sumber daya untuk belajar teknologi, seperti praktisi di lapangan melakukan setiap hari,
mahasiswa harus mampu belajar untuk menggunakan teknologi sebagai alat dalam dirinya
sendiri. Akibatnya, Model Blended learning tidak hanya merupakan sarana belajar materi
pembelajaran, tetapi juga cara menempatkan isi pembelajaran dalam praktek.
Model blended learning juga menyediakan kesempatan bagi siswa untuk tidak
hanya membangun suatu hubungan satu sama lain tetapi juga hubungan dengan instruktur.
Memiliki lebih banyak sumber daya yang tersedia dan koneksi ke orang-orang yang berada
dalam bidang yang sama. Selain itu, untuk siswa yang sudah terbiasa mengalami instruksi
hanya tatap muka, model blended learning menyediakan ruang bagi pengembangan
8. otonomi, self-efficacy, dan keterampilan organisasi. Namun, juga memberikan konsistensi
dalam belajar. Dalam pendekatan ini mahasiswa memiliki pengalaman metode baru dan
cara belajar yang juga dimasukkan kedalam praktek, akrab belajar tradisional di lingkungan
tatap muka. Ketika tidak ada komponen tatap muka, seperti dalam program pembelajaran
jarak jauh, mahasiswa dapat melaporkan, kecuali instruktur membuat program pendidikan
jarak jauh interaktif, mahasiswa juga dapat melaporkan melepas dengan kelas, teman
sekelas mereka, atau instruktur (Dickey, 2004, Ibrahim, Rwegasira, & Taher, 2007).
Hasilnya mungkin tingkat kehadiran rendah, kurangnya akuntabilitas, dan putus sekolah.
teknologi baru telah membantu untuk mengatasi perhatian isolasi dalam pendidikan jarak
jauh. Teknologi seperti video conferencing, video streaming, web-log (blog) sekarang
sering fitur-fitur umum kontemporer kelas pendidikan jarak jauh (Dickey, 2004, Howell,
Williams, & Lindsay, 2003).
Namun, model blended learning bukanlah tanpa hambatan dan kritik. Banyak
pendidik mungkin tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk secara efektif
mengajar di lingkungan blended learning. Hal ini menambah energi dan waktu yang
intensif. Tambahan pra-perencanaan dan program diperlukan untuk menjaga aliran
konsisten instruksi selama pembelajaran. Handout, kontrak kuliah, tugas, dll. semua perlu
harus terstruktur di muka. Sebagai hasilnya, beberapa pendidik mungkin kurang waktu atau
keahlian (didaktik atau sebaliknya) dalam menggunakan platform model blended learning
sebagai alat bantu mengajar dan belajar.
Kesimpulan
Mahasiswa Program Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan berada
ditempat yang jauh dari kampus dan berstatus Pegawai Nesegeri Sipil (PNS) atau Guru
Tetap Yayasan (GTY) dan tidak diperkenankan meninggalkan tugas po kok mengajar
sehari-hari di sekolah mereka bertugas. Padahal dalam proses pembelajarannya
dipersyaratkan untuk mengikuti perkuliahan tatap muka baik di kampus maupun di
kelompok-kelompok studi di daerah masing-masing (Tutor Kunjung). Oleh karena itu
perkuliahan diawali dengan pertemuan tatap muka di kampus dengan memanfaatkan hari
libur sekolah selama kurang lebih 2-3 minggu atau 8 kali pertemuan dan perkuliahan dan
diakhiri dengan Uji Kompetensi.
Disamping itu tuntutan jam perkuliahan harus minimal 12 kali pertemuan. Sehingga
untuk melengkapi jumlah jam pertemuan diperlukan media lain sesuai dengan
9. perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yaitu dengan memanfaatkan jasa
internet berupa Tugas Online (TO) sebanyak 5 kali. Artinya perkuliahan tidak hanya
pertemuan tatap muka saja tapi juga dicampur dengan pendekatan berbasis web on-line
melalui Learning Manajemen System (LMS). Disamping itu mahasiswa juga diberikan
tugas mandiri yang berpedoman pada bahan ajar baik cetak, elektronik, maupun audio
visual yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah. Rangkaian proses pembelajaran
itu diakhiri dengan diadakan ujian akhir yang disebut Uji Kompetensi.
Kondisi mahasiswa seperti di atas diperlukan model pembelajaran yang bisa
mengakomodasi/mengatasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa dengan segala
keterbatasannya dan tuntutan peraturan pemerintah yang menuntut tingkat kualifkasi
sarjana (S-1) bagi guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Guru Tetap Yayasan (GTY)
dengan tidak meninggalakan tugas mengajar sehari-hari di lembaga masing-masing agar
pembelajaran dapat maksimal. Model pembelajaran yang memungkinan dapat dilakukan
adalah model pembelajaran campuran antara perkuliaan tatap muka dengan perkuliahan
termediasi internet (online) yang dikenal dengan pembelajaran model Blended Learning.
DAFTAR PUSTAKA
Antonella Poce, 2008, Evaluating innovation in higher education teaching and learning
to improve quality: an experience of blended learning at the Universita Roma
Tre, Department of Educational and Teaching Planning, Universita Roma Tre, Via
della Madonna dei Monti 40, 00184, Rome, Italy.
Allison Littlejohn, Chris Pegler, 2007, Preparing for Blended e-Learning,London and New
York: Routledge Taylor & Francis Group.
Attia Nurani, 2009, Penerapan Model Pembelajaran Blended E-Learning dalam
Proses Perkuliahan, (Studi tentang Pelaksanaan Perkuliahan Sistem PJJ pada
Program PJJ S1 PGSD UPI), Bandung.
B. J. Bonk and C. R. Graham, 2005, Handbook of Blended Learning: Global
Perspectives, Local Designs. San Francisco, CA: Pfeiffer Publishing, San Francisco,
CA, 2005).
B. R. Graham and et al, 2003, Benefits and Challenges of Blended Learning
Environments. M. Khosrow-Pour (Ed.), Encyclopedia of Information Science and
Technology I-V. (Idea Group Inc, Hershey, PA, 2003).
Creswell J.W., 1994, Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches, Sage
Publication, Thousen Oaks.
10. Harvey Singh, 2003, Building Effective Blended Learning Programs, November -
December 2003 Issue of Educational Technology, Volume 43, Number 6, Pages 51-
54.
Koohang, A, 2009, A learner-centered model for blended learning design. International
Journal of Innovation and Learning, 6(1), 7691.
M. Driscoll, 2002, Blended Learning: Lets Go beyond the Hype, E-learning, March 1.
William L. Comey B.A. 1982, Blended Learning and the Classroom Environment: A
Comparative Analysis of Students Perception of the Classroom Environment
across Community College Courses Taught in Traditional Face-to-face, Online
and Blended Methods, The University of Virginia, Disertation.