際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INDONESIA
                  BAGI PENUTUR ASING (BIPA)

             (Liliana Muliastuti,M.Pd, Dosen Universitas Negeri Jakarta)



A. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI UNTUK SISWA BIPA


         Pengajaran BIPA memiliki karakteristik yang berbeda dengan
pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asli. Salah satu pembedanya
adalah dari segi pembelajarnya. Pembelajar BIPA adalah pembelajar
yang telah memiliki bahasa pertama dan memiliki latar belakang budaya
yang berbeda.
         Tujuan pelajar BIPA juga sangat beragam. Ada pelajar yang
bertujuan hanya untuk belajar percakapan praktis saja karena akan
berwisata di Indonesia, ada pula pelajar yang bertujuan untuk studi atau
bekerja        di Indonesia. Usia pelajar BIPA dengan latar belakang
pendidikan dan profesi yang beragam pun                          harus menjadi perhatian
dalam pengajaran BIPA. Perbedaanperbedaan tersebut tentunya akan
berdampak kepada materi metode, teknik, dan media yang digunakan.
         Tempat kegiatan pembelajaran                        juga sangat mempengaruhi
keberhasilan pengajaran. Jika pembelajaran dilakukan di Indonesia maka
siswa asing dapat langsung mempraktikkan di luar kelas hal-hal yang
telah dipelajarinya di dalam kelas. Pengajar juga dapat menggunakan
metode langsung dengan membawa siswa asing ke tempat-tempat
penting untuk pembelajaran (pasar, rumah sakit, apotek, dll). Hal ini
tidak mungkin dilakukan di negara asing tempat siswa.
         Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi pertimbangan para
pengajar ketika memilih materi. Dengan demikian,                            ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pengembangan materi BIPA:




Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                                Page   1
a) Tujuan siswa BIPA belajar bahasa Indonesia,
b) Gradasi kesulitan materi,
c) Variasi materi,
d) Konteks materi, dan
e) Integrasi materi (materi berbahasa, kebahasaan, dan budaya).
           Materi untuk siswa yang belajar bahasa Indonesia dengan tujuan
hanya berwisata tentu akan berbeda dengan materi untuk siswa yang
bertujuan untuk studi, bekerja, atau menjadi peneliti di Indonesia.
         Tingkat kesulitan materi untuk siswa BIPA tingkat dasar akan
berbeda dengan materi untuk tingkat menengah dan mahir. Materi yang
terlalu sulit atau terlalu mudah akan berimbas kepada motivasi siswa
BIPA. Dengan demikian, materi yang disusun harus memperhatikan
gradasi kesulitan. Materi harus disusun mulai dari mudah ke sulit dan
konkret ke abstrak.
         Prinsip ketiga adalah variatif. Materi yang tidak bervariasi akan
menimbulkan kejenuhan. Variasi dilakukan baik pada pemilihan jenis
keterampilan          dan      pilihan      tema.       Contoh        dalam       pembelajaran
keterampilan berbicara, pengajar tidak hanya melatih siswa berdialog.
Jenis berbicara lain harus diberikan secara bertahap. Tema pembicaraan
juga bervariasi sesuai kebutuhan siswa.
         Materi yang dikembangkan harus dikaitkan dengan konteks agar
bermakna. Oleh karena itu, dalam pengembangan materi harus ada tema
yang mengikat keseluruhan materi. Tema-tema pun harus disesuaikan
dengan kompetensi siswa. Tema harus mulai dari konkret ke abstrak.
Pemberian konteks memudahkan pengajar untuk mengintegrasikan
berbagai materi. Berikut ini adalah alternatif tema-tema yang dapat
diberikan untuk tingkat dasar, menengah, dan mahir.




    Tingkat Dasar              Tingkat Menengah                    Tingkat Mahir

Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                                Page   2
Perkenalan                    Kesehatan                      Gaya Hidup
Keluarga                      Sistem Pendidikan              Kesenian Indonesia
                              di Indonesia
Kegiatan Sehari-hari                                         Sains dan Teknologi
Kegemaran                     Kegiatan Ekonomi               Geografi
Transportasi                  Imigrasi                       Perekonomian
Profesi                       Bencana Alam                   Politik
                                                             Hukum



         Prinsip terakhir yang wajib diperhatikan adalah integrasi materi.
Belajar berbahasa tidak sama dengan belajar tentang bahasa. Belajar
berbahasa merujuk kepada belajar empat keterampilan berbahasa:
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam belajar empat
keterampilan tersebut, tentunya dibutuhkan pengetahuan tentang
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik bahasa yang sedang
dipelajari. Yang tidak kalah pentingnya adalah budaya masyarakat
pengguna bahasa tersebut, dalam hal ini kebudayaan Indonesia. Dengan
demikian, pengajar BIPA harus dapat mengintegrasikan tiga hal tersebut
dalam pengembangan materi. Ketidaktahuan siswa asing tentang budaya
Indonesia dapat menimbulkan salah paham. Ketidaktahuan siswa tentang
tata bahasa Indonesia akan menimbulkan pula kekacauan berbahasa.
         Di samping itu, materi pengajaran yang baik menurut Breen and
Candlin adalah materi yang bermanfaat bagi pembelajar. Ciri-ciri materi
yang baik mengandung hal-hal berikut.
a) Sesuai tujuan (instruksional, kurikuler, dst.),
b) Ada tugas yang dikerjakan siswa ,
c) Memperhatikan minat siswa,
d) Memperhatikan pengembangan kegiatan komunikasi,
e) Memperhatikan cara belajar dan konsep siswa tentang bahasa,
f) Mengandung keleluasaan menentukan pilihan,
g) Jelas apa yang telah dan akan dipelajari ,

Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                                Page   3
h) Memperhatikan cara penyajian,
       i) Menggunakan sumber-sumber belajar lain di dalam kelas,
       j) Menggambarkan situasi belajar-mengajar di dalam kelas , dan
       k) Mengandung evaluasi terhadap prosedur dan isi pelajaran.


       B. PENGEMBANGAN MATERI BIPA


                Berbagai buku BIPA yang telah ada di pasaran dapat menjadi
       rujukan       kita     untuk       melihat       bagaimana               materi-materi         BIPA
       dikembangkan.            Sebenarnya,          buku       terbaik       adalah       buku       yang
       dikembangkan oleh pengajarnya sendiri. Mengapa demikian? Karena
       pengajarlah yang paling tahu apa kebutuhan siswanya. Tidak ada buku
       yang telah tersedia di pasaran yang sempurna dan tepat untuk semua
       siswa maupun pengajar. Pengajar harus dapat memilih dan memilah
       sesuai kebutuhan. Para pengajar BIPA dapat mengembangkan                                    materi
       sendiri dengan minimal memperhatikan prinsip-prinsip tadi. Berikut ini
       adalah contoh pengembangan materi secara terintegrasi antara empat
       keterampilan berbahasa ditambah budaya Indonesia.
                Langkah pertama             yang harus dilakukan dalam pengembangan
       materi BIPA adalah: mengidentifikasi kebutuhan siswa BIPA yang akan
       belajar lalu memetakan materi sesuai kebutuhan siswa tersebut. Berikut
       ini adalah contoh peta materi hasil analisis untuk tingkat dasar dengan
       dua tema. Berdasarkan peta materi tersebut pengajar dapat melangkah
       pada tahap menyusun materi BIPA tingkat dasar.




                                                                                                             Serba-
Tema         Membaca           Menulis         Menyimak             Berbicara          Tata Bahasa           Serbi
                                                                                                             Indonesia


       Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
       Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                                Page   4
Perkenalan    Paragraf         Identitas diri   Dialog             Mengenalkan         Kata ganti orang         Basa-Basi
              identitas diri                    perkenalan         diri sendiri dan    pertama : aku,
                                                                   orang lain          saya.
                                                                                       Kata ganti orang
                                                                                       kedua : kamu,
                                                                                       anda.
                                                                                       Kata ganti orang
                                                                                       ketiga : ia, dia,
                                                                                       mereka.
                                                                                       Kata tanya :
                                                                                       siapa, apa, dan
                                                                                       apakah.

Profesi       Paragraf dari    Profesi diri     Wawancara          Menceritakan        Penulisan angka.         Penjual
              profil tokoh     dan tugasnya     dengan siswa       profesi diri.       Kata Tanya :             Jamu
                                                asing tentang                          Berapa, kapan.           Gendong
                                                sebuah profesi
                                                unik yang hanya
                                                ada di
                                                Indonesia.


          Dari pemetaan di atas, dapat dikembangkan materi seperti di bawah ini!


                                            TEMA: PERKENALAN
          Setelah mempelajari pelajaran ini, Anda diharapkan dapat:

             Membaca paragraf identitas diri.

             Menulis identitas diri.

             Menyimak dalog perkenalan.

             Mengenalkan diri sendiri dan orang lain.

             Menggunakan:

              Kata ganti orang pertama : aku, saya.

              Kata ganti orang kedua : kamu, anda.

              Kata ganti orang ketiga : ia,dia, mereka.

              Kata tanya : siapa, apa, dan apakah.

             Memahami basa-basi masyarakat Indonesia.




          I.MEMBACA PARAGRAF


          Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
          Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                                Page   5
Nama saya Sri Melati. Teman-teman panggil saya Melati. Umur

saya 22 tahun. Saya belajar di Universitas Negeri Jakarta Jurusan

Pendidikan Bahasa Indonesia semester 10. Saya tinggal di Jalan Merdeka

nomor 9, Jakarta Utara. Saya guru bahasa Indonesia. Hobi saya membaca

buku, belanja dan jalan-jalan.



   Kata-kata baru:

teman             :
belajar           :
tinggal           :
belanja           :
jalan-jalan       :
suka              :
kerja             :
negeri            :
jurusan           :
utara             :

:   Jawab pertanyaan di bawah ini dengan benar!

    1. Siapa nama lengkap Melati?

    2.     Apakah Melati seorang guru?

    3.     Apakah Melati tinggal di Jakarta?

    4.     Apa hobi Melati?



II.MENULIS IDENTITAS DIRI

         Di Indonesia, setiap penduduk berumur tujuh belas tahun

diharuskan memiliki kartu tanda pengenal yang disebut                                KTP (kartu

tanda penduduk). Cermatilah contoh kartu tanda penduduk di bawah ini.

                             KARTU TANDA PENDUDUK


Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                                Page   6
Nama                    :
Tempat tanggal lahir :
Jenis kelamin         :
Golongan darah       :
Alamat                 :
Agama                 :
Pekerjaan             :
Status diri           :


Apakah Anda sudah memahami makna semua kata tercetak tebal di atas?

Jika belum, carilah makna kata-kata tersebut dalam kamus!

Selanjutnya, isilah data pribadi di bawah ini sesuai dengan data diri

Anda!



                                          Data Pribadi

Nama                   :
Tempat tanggal lahir :
Jenis kelamin        :
Golongan darah       :
Alamat               :
Agama                :
Pekerjaan           :
Status diri         :



III. MENYIMAK DIALOG PERKENALAN

Simaklah dialog Perkenalan Antara Joko dan Jasmin berikut! (audio)

Setelah menyimak dialog perkenalan tersebut jawablah pertanyaan di

bawah ini!

1. Siapa yang bicara dengan Jasmin?

2. Apa tujuan Jasmin datang ke Indonesia?

3. Apa pekerjaan Joko?

Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                                Page   7
4. Apakah mereka bertemu siang hari?



IV. BERBICARA

1. Pada suatu pesta Anda bertemu dengan orang yang belum Anda

    kenal. Buatlah dialog untuk memperkenalkan diri Anda kepada orang

    tersebut.

2. Hari ini teman Anda berkunjung ke rumah Anda. Bagaimana Anda

    memperkenalkannya kepada orang tua Anda?



V. TATA BAHASA

   Kata tanya SIAPA, APA, APAKAH

1. SIAPA untuk menanyakan orang. Contoh:

      - Siapa nama kamu?                   Nama saya Fatim

      - Siapa pengajar kamu?                         Pengajar saya Rani.

    Kata siapa juga dapat digabung dengan kata-kata berikut ini:

      Dengan siapa Anda datang?                  Saya datang dengan Ali.

      Kepada siapa kamu melapor? Kepada Resa.

      Dari siapa kue ini?                        Dari Dini.

      Oleh siapa kursi ini diangkat? Oleh Anggi.

2. APA untuk menanyakan benda. Contoh:

         - Apa isi lemari ini?                   Pakaian ibu.

         - Kamu mau makan apa?                   Nasi goreng.

    APAKAH dengan jawaban bentuk YA dan BUKAN.                                Contoh:

         - Apakah kamu dari Jepang?                    Ya, saya dari Jepang.

                                                        Tidak, saya bukan dari Jepang.

         - Apakah ayahmu pengajar?                    Ya, ayah saya pengajar.

Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                                Page   8
Tidak,    ayah            saya       bukan
                                                       pengajar.

         - Apakah adikmu bernama Amir?                     Ya, adik saya bernama Amir.

                                                           Tidak, Adik saya bukan Amir

    APAKAH dengan jawaban bentuk YA dan TIDAK.                               Contoh:

         - Apakah kamu sedang sakit?                     Ya, saya sedang sakit.

                                                         Tidak, saya tidak sakit.

         - Apakah mobil ini mahal?                      Ya, mobil ini mahal.

                                                         Tidak, mobil ini tidak mahal.

         - Apakah dia suka minum teh?                     Ya, dia suka minum teh.

                                                          Tidak, dia tidak suka minum
                                                          teh.

Jawaban bukan untuk nomina. Contoh:

 1. Dia bukan mahasiswa.

 2. Mereka bukan pengajar.

Jawaban tidak untuk verba dan adjektiva. Contoh:

 1) Dia tidak makan.

 2) Kamu tidak tinggi.

 PRONOMINA

                                          Tunggal           Jamak
          Persona 1                Saya, aku, -ku   Kita, kami
          Persona 2                Kamu, -mu, Anda, Kamu semua,                               Anda

                          engkau, kau              sekalian, kalian
         Persona 3        Dia, ia, beliau, -nya    Mereka
 Istilah Kekerabatan : Bapak, Ibu, Nenek, Kakek, Bibi, Paman, Keponakan,

 Cucu.




Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                                Page   9
Berilah kata tanya SIAPA, APA dan APAKAH pada kalimat di bawah

ini!

1. .................. nama teman Anda?                              Aminah.

2. Dengan .......................... kakak pulang?                  Dengan ibu.

3. Dengan .......................... barang itu datang?                      Dengan kapal.

4. ............... ayahmu ada di kantor?                            Ya, ada di kantor.

5. Kepada ................... kamu menulis surat?                            Kepada teman.

6. Buku .................. yang Anda baca?                                   Buku cerita.

7. .................... yang mereka cari?                                    Uang Rp 10. 000.

8. ..................... ayah kamu tentara?                         Tidak, dia pengajar.

9. Kamu pergi ke Indonesia dengan .................?                Dengan ayah saya.

10. ............... kalian mau belajar bahasa Indonesia? Ya, saya mau belajar


SERBA-SERBI INDONESIA
      Orang Indonesia dikenal dengan keramahannya. Setiap turis yang
datang atau berlibur ke Indonesia mereka akan mengatakan kalau orang
Indonesia baik, ramah, dan murah senyum. Kebiasaan masyarakat
Indonesia adalah selalu basa-basi kepada teman atau orang yang belum
dikenal. Hal itu, dilakukan untuk menambah keakraban atau kekerabatan.
      Basa-basi yang biasa dikatakan oleh orang Indonesia adalah Mau ke
mana?. Basa-basi itu dilakukan hanya untuk sekadar tahu dan orang
yang menjawabnya pun tidak harus menjawab dengan pasti, bisa dijawab
hanya dengan senyum saja. Selain itu, basa-basi yang biasa dikatakan
Jangan lupa bawa oleh-oleh ya..?. Orang yang berkata itu hanya basa-
basi kepada orang yang akan pergi jauh. Orang yang bertanya itu, tidak
terlalu mengharapkan diberikan oleh-oleh.
      Mungkin untuk orang asing hal itu adalah hal yang tidak sopan, bisa
saja hal itu dianggap sebagai orang yang selalu ingin tahu kegiatan orang
lain. Namun, bagi orang Indonesia itulah tanda keakraban. Jika ada
seseorang yang tidak basa-basi seperti itu maka orang itu akan dianggap
sombong. Jadi, bagi orang asing yang tinggal di Indonesia jangan kaget
kalau Anda selalu ditanya oleh orang Indonesia. Anda boleh hanya
menjawab dengan senyuman.

Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                              Page   10
Bagian Serba-serbi Indonesia bukanlah materi yang dipelajari
sebagaimana materi lainnya. Materi Serba-serbi Indonesia menjadi
materi tambahan sebagai perkenalan budaya atau hal-hal unik yang ada
di Indonesia. Wacana atau gambar dapat disajikan dalam bagian tersebut
untuk memperkenalkan Indonesia. Untuk hal ini, pengajar BIPA yang
bertugas menjelaskannya. Dengan demikian, siswa BIPA menjadi lebih
tahu tentang Indonesia bukan hanya belajar bahasa saja.


C.PENUTUP
         Pengembangan materi BIPA dapat dilakukan pengajar BIPA dengan
memperhatikan tujuan pelajar, gradasi kesulitan materi, variasi materi,
konteks materi, dan integrasi materi. Materi budaya atau hal-hal unik
tentang Indonesia harus menjadi perhatian dalam pengembangan materi
agar siswa asing tidak mengalami keterkejutan budaya. Di samping itu,
pengenalan budaya Indonesia dapat menjadi misi pengajar BIPA untuk
memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional.


DAFTAR PUSTAKA


Hamid, Fuad Abdul. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa.
     Jakarta: Dirjen Dikti.

Larsen-Freeman & Long, Michael (1991). An Introduction to Second
      Language Acquisition Research. Longman, New York.


Logan, L.H. 1972. Creative Communication. Toronto: MacGraw-
      Hill Ryerson Ltd.

Riasa, Nyoman dan Denise Finney. 2001. Prosiding KIPBIPA IV.
Jakarta: Pusat Bahasa.

Reutzel. D. Ray (1996). Developing Literacy : A Whole-Child View.
      Scholastic Inc.


Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                              Page   11
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia                                              Page   12

More Related Content

Pengembangan materi ajar bipa

  • 1. PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) (Liliana Muliastuti,M.Pd, Dosen Universitas Negeri Jakarta) A. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI UNTUK SISWA BIPA Pengajaran BIPA memiliki karakteristik yang berbeda dengan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asli. Salah satu pembedanya adalah dari segi pembelajarnya. Pembelajar BIPA adalah pembelajar yang telah memiliki bahasa pertama dan memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Tujuan pelajar BIPA juga sangat beragam. Ada pelajar yang bertujuan hanya untuk belajar percakapan praktis saja karena akan berwisata di Indonesia, ada pula pelajar yang bertujuan untuk studi atau bekerja di Indonesia. Usia pelajar BIPA dengan latar belakang pendidikan dan profesi yang beragam pun harus menjadi perhatian dalam pengajaran BIPA. Perbedaanperbedaan tersebut tentunya akan berdampak kepada materi metode, teknik, dan media yang digunakan. Tempat kegiatan pembelajaran juga sangat mempengaruhi keberhasilan pengajaran. Jika pembelajaran dilakukan di Indonesia maka siswa asing dapat langsung mempraktikkan di luar kelas hal-hal yang telah dipelajarinya di dalam kelas. Pengajar juga dapat menggunakan metode langsung dengan membawa siswa asing ke tempat-tempat penting untuk pembelajaran (pasar, rumah sakit, apotek, dll). Hal ini tidak mungkin dilakukan di negara asing tempat siswa. Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi pertimbangan para pengajar ketika memilih materi. Dengan demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan materi BIPA: Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 1
  • 2. a) Tujuan siswa BIPA belajar bahasa Indonesia, b) Gradasi kesulitan materi, c) Variasi materi, d) Konteks materi, dan e) Integrasi materi (materi berbahasa, kebahasaan, dan budaya). Materi untuk siswa yang belajar bahasa Indonesia dengan tujuan hanya berwisata tentu akan berbeda dengan materi untuk siswa yang bertujuan untuk studi, bekerja, atau menjadi peneliti di Indonesia. Tingkat kesulitan materi untuk siswa BIPA tingkat dasar akan berbeda dengan materi untuk tingkat menengah dan mahir. Materi yang terlalu sulit atau terlalu mudah akan berimbas kepada motivasi siswa BIPA. Dengan demikian, materi yang disusun harus memperhatikan gradasi kesulitan. Materi harus disusun mulai dari mudah ke sulit dan konkret ke abstrak. Prinsip ketiga adalah variatif. Materi yang tidak bervariasi akan menimbulkan kejenuhan. Variasi dilakukan baik pada pemilihan jenis keterampilan dan pilihan tema. Contoh dalam pembelajaran keterampilan berbicara, pengajar tidak hanya melatih siswa berdialog. Jenis berbicara lain harus diberikan secara bertahap. Tema pembicaraan juga bervariasi sesuai kebutuhan siswa. Materi yang dikembangkan harus dikaitkan dengan konteks agar bermakna. Oleh karena itu, dalam pengembangan materi harus ada tema yang mengikat keseluruhan materi. Tema-tema pun harus disesuaikan dengan kompetensi siswa. Tema harus mulai dari konkret ke abstrak. Pemberian konteks memudahkan pengajar untuk mengintegrasikan berbagai materi. Berikut ini adalah alternatif tema-tema yang dapat diberikan untuk tingkat dasar, menengah, dan mahir. Tingkat Dasar Tingkat Menengah Tingkat Mahir Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 2
  • 3. Perkenalan Kesehatan Gaya Hidup Keluarga Sistem Pendidikan Kesenian Indonesia di Indonesia Kegiatan Sehari-hari Sains dan Teknologi Kegemaran Kegiatan Ekonomi Geografi Transportasi Imigrasi Perekonomian Profesi Bencana Alam Politik Hukum Prinsip terakhir yang wajib diperhatikan adalah integrasi materi. Belajar berbahasa tidak sama dengan belajar tentang bahasa. Belajar berbahasa merujuk kepada belajar empat keterampilan berbahasa: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam belajar empat keterampilan tersebut, tentunya dibutuhkan pengetahuan tentang fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik bahasa yang sedang dipelajari. Yang tidak kalah pentingnya adalah budaya masyarakat pengguna bahasa tersebut, dalam hal ini kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, pengajar BIPA harus dapat mengintegrasikan tiga hal tersebut dalam pengembangan materi. Ketidaktahuan siswa asing tentang budaya Indonesia dapat menimbulkan salah paham. Ketidaktahuan siswa tentang tata bahasa Indonesia akan menimbulkan pula kekacauan berbahasa. Di samping itu, materi pengajaran yang baik menurut Breen and Candlin adalah materi yang bermanfaat bagi pembelajar. Ciri-ciri materi yang baik mengandung hal-hal berikut. a) Sesuai tujuan (instruksional, kurikuler, dst.), b) Ada tugas yang dikerjakan siswa , c) Memperhatikan minat siswa, d) Memperhatikan pengembangan kegiatan komunikasi, e) Memperhatikan cara belajar dan konsep siswa tentang bahasa, f) Mengandung keleluasaan menentukan pilihan, g) Jelas apa yang telah dan akan dipelajari , Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 3
  • 4. h) Memperhatikan cara penyajian, i) Menggunakan sumber-sumber belajar lain di dalam kelas, j) Menggambarkan situasi belajar-mengajar di dalam kelas , dan k) Mengandung evaluasi terhadap prosedur dan isi pelajaran. B. PENGEMBANGAN MATERI BIPA Berbagai buku BIPA yang telah ada di pasaran dapat menjadi rujukan kita untuk melihat bagaimana materi-materi BIPA dikembangkan. Sebenarnya, buku terbaik adalah buku yang dikembangkan oleh pengajarnya sendiri. Mengapa demikian? Karena pengajarlah yang paling tahu apa kebutuhan siswanya. Tidak ada buku yang telah tersedia di pasaran yang sempurna dan tepat untuk semua siswa maupun pengajar. Pengajar harus dapat memilih dan memilah sesuai kebutuhan. Para pengajar BIPA dapat mengembangkan materi sendiri dengan minimal memperhatikan prinsip-prinsip tadi. Berikut ini adalah contoh pengembangan materi secara terintegrasi antara empat keterampilan berbahasa ditambah budaya Indonesia. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengembangan materi BIPA adalah: mengidentifikasi kebutuhan siswa BIPA yang akan belajar lalu memetakan materi sesuai kebutuhan siswa tersebut. Berikut ini adalah contoh peta materi hasil analisis untuk tingkat dasar dengan dua tema. Berdasarkan peta materi tersebut pengajar dapat melangkah pada tahap menyusun materi BIPA tingkat dasar. Serba- Tema Membaca Menulis Menyimak Berbicara Tata Bahasa Serbi Indonesia Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 4
  • 5. Perkenalan Paragraf Identitas diri Dialog Mengenalkan Kata ganti orang Basa-Basi identitas diri perkenalan diri sendiri dan pertama : aku, orang lain saya. Kata ganti orang kedua : kamu, anda. Kata ganti orang ketiga : ia, dia, mereka. Kata tanya : siapa, apa, dan apakah. Profesi Paragraf dari Profesi diri Wawancara Menceritakan Penulisan angka. Penjual profil tokoh dan tugasnya dengan siswa profesi diri. Kata Tanya : Jamu asing tentang Berapa, kapan. Gendong sebuah profesi unik yang hanya ada di Indonesia. Dari pemetaan di atas, dapat dikembangkan materi seperti di bawah ini! TEMA: PERKENALAN Setelah mempelajari pelajaran ini, Anda diharapkan dapat: Membaca paragraf identitas diri. Menulis identitas diri. Menyimak dalog perkenalan. Mengenalkan diri sendiri dan orang lain. Menggunakan: Kata ganti orang pertama : aku, saya. Kata ganti orang kedua : kamu, anda. Kata ganti orang ketiga : ia,dia, mereka. Kata tanya : siapa, apa, dan apakah. Memahami basa-basi masyarakat Indonesia. I.MEMBACA PARAGRAF Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 5
  • 6. Nama saya Sri Melati. Teman-teman panggil saya Melati. Umur saya 22 tahun. Saya belajar di Universitas Negeri Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia semester 10. Saya tinggal di Jalan Merdeka nomor 9, Jakarta Utara. Saya guru bahasa Indonesia. Hobi saya membaca buku, belanja dan jalan-jalan. Kata-kata baru: teman : belajar : tinggal : belanja : jalan-jalan : suka : kerja : negeri : jurusan : utara : : Jawab pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Siapa nama lengkap Melati? 2. Apakah Melati seorang guru? 3. Apakah Melati tinggal di Jakarta? 4. Apa hobi Melati? II.MENULIS IDENTITAS DIRI Di Indonesia, setiap penduduk berumur tujuh belas tahun diharuskan memiliki kartu tanda pengenal yang disebut KTP (kartu tanda penduduk). Cermatilah contoh kartu tanda penduduk di bawah ini. KARTU TANDA PENDUDUK Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 6
  • 7. Nama : Tempat tanggal lahir : Jenis kelamin : Golongan darah : Alamat : Agama : Pekerjaan : Status diri : Apakah Anda sudah memahami makna semua kata tercetak tebal di atas? Jika belum, carilah makna kata-kata tersebut dalam kamus! Selanjutnya, isilah data pribadi di bawah ini sesuai dengan data diri Anda! Data Pribadi Nama : Tempat tanggal lahir : Jenis kelamin : Golongan darah : Alamat : Agama : Pekerjaan : Status diri : III. MENYIMAK DIALOG PERKENALAN Simaklah dialog Perkenalan Antara Joko dan Jasmin berikut! (audio) Setelah menyimak dialog perkenalan tersebut jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Siapa yang bicara dengan Jasmin? 2. Apa tujuan Jasmin datang ke Indonesia? 3. Apa pekerjaan Joko? Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 7
  • 8. 4. Apakah mereka bertemu siang hari? IV. BERBICARA 1. Pada suatu pesta Anda bertemu dengan orang yang belum Anda kenal. Buatlah dialog untuk memperkenalkan diri Anda kepada orang tersebut. 2. Hari ini teman Anda berkunjung ke rumah Anda. Bagaimana Anda memperkenalkannya kepada orang tua Anda? V. TATA BAHASA Kata tanya SIAPA, APA, APAKAH 1. SIAPA untuk menanyakan orang. Contoh: - Siapa nama kamu? Nama saya Fatim - Siapa pengajar kamu? Pengajar saya Rani. Kata siapa juga dapat digabung dengan kata-kata berikut ini: Dengan siapa Anda datang? Saya datang dengan Ali. Kepada siapa kamu melapor? Kepada Resa. Dari siapa kue ini? Dari Dini. Oleh siapa kursi ini diangkat? Oleh Anggi. 2. APA untuk menanyakan benda. Contoh: - Apa isi lemari ini? Pakaian ibu. - Kamu mau makan apa? Nasi goreng. APAKAH dengan jawaban bentuk YA dan BUKAN. Contoh: - Apakah kamu dari Jepang? Ya, saya dari Jepang. Tidak, saya bukan dari Jepang. - Apakah ayahmu pengajar? Ya, ayah saya pengajar. Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 8
  • 9. Tidak, ayah saya bukan pengajar. - Apakah adikmu bernama Amir? Ya, adik saya bernama Amir. Tidak, Adik saya bukan Amir APAKAH dengan jawaban bentuk YA dan TIDAK. Contoh: - Apakah kamu sedang sakit? Ya, saya sedang sakit. Tidak, saya tidak sakit. - Apakah mobil ini mahal? Ya, mobil ini mahal. Tidak, mobil ini tidak mahal. - Apakah dia suka minum teh? Ya, dia suka minum teh. Tidak, dia tidak suka minum teh. Jawaban bukan untuk nomina. Contoh: 1. Dia bukan mahasiswa. 2. Mereka bukan pengajar. Jawaban tidak untuk verba dan adjektiva. Contoh: 1) Dia tidak makan. 2) Kamu tidak tinggi. PRONOMINA Tunggal Jamak Persona 1 Saya, aku, -ku Kita, kami Persona 2 Kamu, -mu, Anda, Kamu semua, Anda engkau, kau sekalian, kalian Persona 3 Dia, ia, beliau, -nya Mereka Istilah Kekerabatan : Bapak, Ibu, Nenek, Kakek, Bibi, Paman, Keponakan, Cucu. Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 9
  • 10. Berilah kata tanya SIAPA, APA dan APAKAH pada kalimat di bawah ini! 1. .................. nama teman Anda? Aminah. 2. Dengan .......................... kakak pulang? Dengan ibu. 3. Dengan .......................... barang itu datang? Dengan kapal. 4. ............... ayahmu ada di kantor? Ya, ada di kantor. 5. Kepada ................... kamu menulis surat? Kepada teman. 6. Buku .................. yang Anda baca? Buku cerita. 7. .................... yang mereka cari? Uang Rp 10. 000. 8. ..................... ayah kamu tentara? Tidak, dia pengajar. 9. Kamu pergi ke Indonesia dengan .................? Dengan ayah saya. 10. ............... kalian mau belajar bahasa Indonesia? Ya, saya mau belajar SERBA-SERBI INDONESIA Orang Indonesia dikenal dengan keramahannya. Setiap turis yang datang atau berlibur ke Indonesia mereka akan mengatakan kalau orang Indonesia baik, ramah, dan murah senyum. Kebiasaan masyarakat Indonesia adalah selalu basa-basi kepada teman atau orang yang belum dikenal. Hal itu, dilakukan untuk menambah keakraban atau kekerabatan. Basa-basi yang biasa dikatakan oleh orang Indonesia adalah Mau ke mana?. Basa-basi itu dilakukan hanya untuk sekadar tahu dan orang yang menjawabnya pun tidak harus menjawab dengan pasti, bisa dijawab hanya dengan senyum saja. Selain itu, basa-basi yang biasa dikatakan Jangan lupa bawa oleh-oleh ya..?. Orang yang berkata itu hanya basa- basi kepada orang yang akan pergi jauh. Orang yang bertanya itu, tidak terlalu mengharapkan diberikan oleh-oleh. Mungkin untuk orang asing hal itu adalah hal yang tidak sopan, bisa saja hal itu dianggap sebagai orang yang selalu ingin tahu kegiatan orang lain. Namun, bagi orang Indonesia itulah tanda keakraban. Jika ada seseorang yang tidak basa-basi seperti itu maka orang itu akan dianggap sombong. Jadi, bagi orang asing yang tinggal di Indonesia jangan kaget kalau Anda selalu ditanya oleh orang Indonesia. Anda boleh hanya menjawab dengan senyuman. Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 10
  • 11. Bagian Serba-serbi Indonesia bukanlah materi yang dipelajari sebagaimana materi lainnya. Materi Serba-serbi Indonesia menjadi materi tambahan sebagai perkenalan budaya atau hal-hal unik yang ada di Indonesia. Wacana atau gambar dapat disajikan dalam bagian tersebut untuk memperkenalkan Indonesia. Untuk hal ini, pengajar BIPA yang bertugas menjelaskannya. Dengan demikian, siswa BIPA menjadi lebih tahu tentang Indonesia bukan hanya belajar bahasa saja. C.PENUTUP Pengembangan materi BIPA dapat dilakukan pengajar BIPA dengan memperhatikan tujuan pelajar, gradasi kesulitan materi, variasi materi, konteks materi, dan integrasi materi. Materi budaya atau hal-hal unik tentang Indonesia harus menjadi perhatian dalam pengembangan materi agar siswa asing tidak mengalami keterkejutan budaya. Di samping itu, pengenalan budaya Indonesia dapat menjadi misi pengajar BIPA untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional. DAFTAR PUSTAKA Hamid, Fuad Abdul. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikti. Larsen-Freeman & Long, Michael (1991). An Introduction to Second Language Acquisition Research. Longman, New York. Logan, L.H. 1972. Creative Communication. Toronto: MacGraw- Hill Ryerson Ltd. Riasa, Nyoman dan Denise Finney. 2001. Prosiding KIPBIPA IV. Jakarta: Pusat Bahasa. Reutzel. D. Ray (1996). Developing Literacy : A Whole-Child View. Scholastic Inc. Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 11
  • 12. Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 12