--( Merindukan Sang Tulang Rusuk )--
Bintang gemintang menjadi pudar dan mundur, ke tepian ufuk barat, cahayanya yang bersinar dari sang penakluk, membuat mangkuk Kristal malam berkilau-kilau hingga pagi mengangkatnya tinggi-tinggi dan kemudian memecahkannya, sehingga anggurnya bertebaran mewarnai cakrawala dengan warna ungu, dari satu ujung ke ujung lainnya, begitulah hari bermula.
Huruf-huruf lembut meliuk menyusun sebuah puisi indah namun sarat akan gramatika cinta, terbumbui oleh kerinduan yang mendalam, tentang dikau seorang, tulang rusuk.
Aku tertegun dan sejenak merenung . dari bibirku hanya bisa melisankan sebuah kata. Dan siapakah diriku yang jauh namun dekat darimu ? Iya, akulah s
We’ve updated our privacy policy so that we are compliant with changing global privacy regulations and to provide you with insight into the limited ways in which we use your data.
You can read the details below. By accepting, you agree to the updated privacy policy.