[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien dengan keluhan nyeri perut ditambah gejala lain seperti mual dan lemas. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium didiagnosis menderita appendisitis akut. Pasien mendapat tatalaksana berupa antibiotik, analgesik, cairan infus dan direkomendasikan operasi appendektomi.
Kolon adalah bagian dari sistem pencernaan yang memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan terdiri dari beberapa bagian yaitu kolon asenden, kolon transversum, kolon desdenden dan kolon sigmoid. Kolon berperan dalam menyimpan dan mengeluarkan sisa makanan, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta memelihara ekologi flora usus. Beberapa penyakit yang dapat menyerang kolon diantaranya obstruksi, volvulus, end
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan teoritis mengenai appendiks dan appendisitis. Secara ringkas, appendiks adalah organ kecil melekat pada sekum yang dapat mengalami peradangan yang disebut appendisitis. Appendisitis disebabkan oleh berbagai faktor seperti obstruksi lumen akibat hiperplasia jaringan limfoid atau benda asing, dan merupakan penyebab abdomen akut paling umum. Gejala khasnya adalah nyeri di kuadran
1. Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. 2. Penyebabnya adalah obstruksi lumen usus buntu yang menyebabkan infeksi, umumnya akibat infeksi bakteri. 3. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan pendukung seperti laboratorium dan radiologi.
Appendisitis akut adalah peradangan pada usus buntu yang ditandai dengan nyeri di perut kanan bawah yang berpindah dari epigastrik dan diperparah dengan defens muskuler, demam, dan leukositosis. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan skor seperti skor Alvarado atau MANTRELS. Pengobatan utama adalah laparotomi eksplorasi dan apendektomi.
Dokumen tersebut membahas tentang appendisitis yang merupakan peradangan pada usus buntu yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyumbatan lumen. Gejala umumnya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik dan operasi untuk mengangkat usus buntu (apendektomi).
1. Apendiks adalah organ tabung pendek yang berpangkal pada sekum dan berperan dalam sistem imun. Apendisitis akut disebabkan oleh radang bakteria yang ditimbulkan oleh obstruksi dan infeksi.
2. Gejala klinis apendisitis akut antara lain nyeri perut yang berpindah ke kanan bawah dan tanda-tanda peradangan pada daerah tersebut. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi dapat membantu diagnosis.
3. Pengob
Invaginasi atau intususepsi adalah kondisi dimana bagian usus masuk ke bagian lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi. Gejala klinis utama adalah nyeri perut, massa di abdomen, dan feses berdarah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, foto abdomen, USG, dan CT Scan. Pengobatan meliputi reduksi non-operatif maupun operatif dengan insisi, diseksi, dan menutup luka. Komplikasi berupa dehidrasi,
Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis. Appe...septidwikania1
Ìý
Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis.
Appendicitis merupakan kasus bedah akut abdomen yang paling sering ditemukan.
Semua kasus appendicitis memerlukan tindakan pengangkatan dari Appendix yang terinflamasi, baik dengan laparotomy maupun dengan laparoscopy.
Apabila tidak dilakukan tindakan pengobatan, maka angka kematian akan tinggi, terutama disebabkan karena peritonitis dan syok.
Appendisitis akut merupakan peradangan pada appendix yang umumnya disebabkan oleh obstruksi lumen appendix. Gejala klinisnya berupa nyeri perut yang berpindah ke kuadran kanan bawah dan demam ringan. Pemeriksaan fisik akan menemukan nyeri tekan dan lepas di titik McBurney serta defens muskular. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan lab dan radiologi seperti USG atau CT scan. Pengobatan utamanya adalah appendektomi yang d
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis dan penatalaksanaan pasien dengan keluhan akut abdomen.
2. Ada beberapa penyebab akut abdomen seperti trauma, infeksi, dan gangguan organ dalam perut.
3. Pemeriksaan fisik, laboratorium, dan imaging seperti USG dan CT scan diperlukan untuk mendiagnosis penyebabnya.
4. Penatalaksanaan bervariasi mulai dari konservatif hingga
Kolik abdomen adalah nyeri hebat yang timbul-hilang pada perut yang disebabkan oleh kontraksi otot, sumbatan, atau peradangan organ dalam perut seperti usus, rektum, kantong empedu, ginjal, atau saluran kemih. Gejalanya bervariasi mulai dari kram perut, distensi, muntah, hingga nyeri yang parah dan berkelanjutan. Pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan tambahan seperti sinar X dan
Kasus ini membahas tentang anak laki-laki berusia 10 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan bawah selama 4 hari disertai mual dan demam. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium didiagnosis menderita appendicitis perforasi dan direncanakan operasi apendektomi.
Invaginasi adalah kondisi dimana sebagian usus masuk ke dalam bagian lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi atau strangulasi. Gejalanya meliputi nyeri perut berulang, muntah, dan feses berdarah. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, laboratorium, dan radiologi. Pengobatan utamanya adalah reduksi secara medis atau operasi.
Appendicitis adalah peradangan pada appendiks yang ditandai dengan nyeri perut kanan bawah, mual, dan muntah. Pemeriksaan fisik akan menemukan benjolan dan nyeri pada daerah McBurney. Diagnosa didukung dengan peningkatan lekosit dan radiologi yang menunjukkan cairan atau fekolit. Asuhan preoperatif meliputi penilaian kondisi pasien, persiapan psikologis, dan pencegahan infeksi dengan kebersihan yang ba
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan teoritis mengenai appendiks dan appendisitis. Secara ringkas, appendiks adalah organ kecil melekat pada sekum yang dapat mengalami peradangan yang disebut appendisitis. Appendisitis disebabkan oleh berbagai faktor seperti obstruksi lumen akibat hiperplasia jaringan limfoid atau benda asing, dan merupakan penyebab abdomen akut paling umum. Gejala khasnya adalah nyeri di kuadran
1. Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. 2. Penyebabnya adalah obstruksi lumen usus buntu yang menyebabkan infeksi, umumnya akibat infeksi bakteri. 3. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan pendukung seperti laboratorium dan radiologi.
Appendisitis akut adalah peradangan pada usus buntu yang ditandai dengan nyeri di perut kanan bawah yang berpindah dari epigastrik dan diperparah dengan defens muskuler, demam, dan leukositosis. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan skor seperti skor Alvarado atau MANTRELS. Pengobatan utama adalah laparotomi eksplorasi dan apendektomi.
Dokumen tersebut membahas tentang appendisitis yang merupakan peradangan pada usus buntu yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyumbatan lumen. Gejala umumnya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik dan operasi untuk mengangkat usus buntu (apendektomi).
1. Apendiks adalah organ tabung pendek yang berpangkal pada sekum dan berperan dalam sistem imun. Apendisitis akut disebabkan oleh radang bakteria yang ditimbulkan oleh obstruksi dan infeksi.
2. Gejala klinis apendisitis akut antara lain nyeri perut yang berpindah ke kanan bawah dan tanda-tanda peradangan pada daerah tersebut. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi dapat membantu diagnosis.
3. Pengob
Invaginasi atau intususepsi adalah kondisi dimana bagian usus masuk ke bagian lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi. Gejala klinis utama adalah nyeri perut, massa di abdomen, dan feses berdarah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, foto abdomen, USG, dan CT Scan. Pengobatan meliputi reduksi non-operatif maupun operatif dengan insisi, diseksi, dan menutup luka. Komplikasi berupa dehidrasi,
Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis. Appe...septidwikania1
Ìý
Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis.
Appendicitis merupakan kasus bedah akut abdomen yang paling sering ditemukan.
Semua kasus appendicitis memerlukan tindakan pengangkatan dari Appendix yang terinflamasi, baik dengan laparotomy maupun dengan laparoscopy.
Apabila tidak dilakukan tindakan pengobatan, maka angka kematian akan tinggi, terutama disebabkan karena peritonitis dan syok.
Appendisitis akut merupakan peradangan pada appendix yang umumnya disebabkan oleh obstruksi lumen appendix. Gejala klinisnya berupa nyeri perut yang berpindah ke kuadran kanan bawah dan demam ringan. Pemeriksaan fisik akan menemukan nyeri tekan dan lepas di titik McBurney serta defens muskular. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan lab dan radiologi seperti USG atau CT scan. Pengobatan utamanya adalah appendektomi yang d
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis dan penatalaksanaan pasien dengan keluhan akut abdomen.
2. Ada beberapa penyebab akut abdomen seperti trauma, infeksi, dan gangguan organ dalam perut.
3. Pemeriksaan fisik, laboratorium, dan imaging seperti USG dan CT scan diperlukan untuk mendiagnosis penyebabnya.
4. Penatalaksanaan bervariasi mulai dari konservatif hingga
Kolik abdomen adalah nyeri hebat yang timbul-hilang pada perut yang disebabkan oleh kontraksi otot, sumbatan, atau peradangan organ dalam perut seperti usus, rektum, kantong empedu, ginjal, atau saluran kemih. Gejalanya bervariasi mulai dari kram perut, distensi, muntah, hingga nyeri yang parah dan berkelanjutan. Pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan tambahan seperti sinar X dan
Kasus ini membahas tentang anak laki-laki berusia 10 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan bawah selama 4 hari disertai mual dan demam. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium didiagnosis menderita appendicitis perforasi dan direncanakan operasi apendektomi.
Invaginasi adalah kondisi dimana sebagian usus masuk ke dalam bagian lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi atau strangulasi. Gejalanya meliputi nyeri perut berulang, muntah, dan feses berdarah. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, laboratorium, dan radiologi. Pengobatan utamanya adalah reduksi secara medis atau operasi.
Appendicitis adalah peradangan pada appendiks yang ditandai dengan nyeri perut kanan bawah, mual, dan muntah. Pemeriksaan fisik akan menemukan benjolan dan nyeri pada daerah McBurney. Diagnosa didukung dengan peningkatan lekosit dan radiologi yang menunjukkan cairan atau fekolit. Asuhan preoperatif meliputi penilaian kondisi pasien, persiapan psikologis, dan pencegahan infeksi dengan kebersihan yang ba
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
Ìý
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
21. 9/6/2023 10/6/2023 11/6/2023 12/6/2023
S Nyeri luka operasi +, flatus -
, BAB -, dema -
Nyeri luka operasi +, flatus -, BAB -,
demam -
Nyeri terkadang, mual -, muntah -,
flatus +, BAB -
Nyeri luka operasi +, BAB -, Flatus
+
O
GCS : E4M6V5
TD : 136/98
R : 20
S : 36
N 118
Sat 97
GCS : E4M6V5
TD : 127/79
N 115
R 20
S 36,2
Spo2 96
Abdomen : NT +, BU –
Intake 1600, output 1000
Balance : 600
GCS : E4M6V5
TD : 140/80
N 103
R 20
S 36,3
Spo2 96
Abdomen : NT +, BU +, Intake 1650
output 1350
RT : nyeri -, sphichter ani +, feses +,
Lendir -, darah -
GCS : E4M6V5
TD : 140/80
N 103
R 20
S 36,3
Spo2 96
Abdomen : NT +, BU +
A Post op LE ec Peritonitis
ec appendicitis perforasi +
CAD OMI
Post op LE ec Peritonitis ec
appendicitis perforasi + CAD OMI
Post op LE ec Peritonitis ec appendicitis
perforasi + CAD OMI
Stroke iskemik, hiperglikemia
dengan DM tipe 2, HHD, CAD
P
Lactulac 1x2 cth
Pumpisel 1x1
Ondansentron 2x8
Ceftriaxone 2x1
Valsartan 1x160
Dazolin 3x500
Amlodipin 1x5 mg
Bedrest, Puasa, koreksi Kcl 2 siklus
Infus RL:D10 2:2 2000cc/24 jam
Feeding test air 2 sdm/jam
Terpasang NGT, terpasang drain
Pumpisel 1x1
Anbacim 1x2 gr
Ondansentron 2x8
Valsartan 1x80
Dazolin 3x500
Amlodipin 1x5 mg
Furamin 3x1
Dexketoprofen 2x1
Puasa
Feeding test air 2 sdm/jam
Koreksi Kcl 2 siklus
Terpasang NGT, Terpasang drain
Pumpisel 1x1
Anbacim 1x2 gr
Ondansentron 2x8
Dazolin 3x500
Amlodipin 1x5 mg
Furamin 3x1
Dexketoprofen 2x1
Digoxin 1x0,25
Puasa
Aff hecting
GV sehari 2 kali, kassa lembab Nacl
Test feeding
Terpasang drain, terpasang NGT
Infus B fluid : asering : Kaen 3b
Mobilisasi suruh banyak duduk
24. Anatomi
PROMONTORIK ujung appendiks menunjuk ke arah
promontorium sacri
RETROCOLIC/
RETROCAECAL
appendiks berada di belakang kolon ascenden
dan biasanya retroperitoneal.
PREILEAL &
POSTILEAL
Appendiks berada di depan ileum
Appendiks berada di belakang ileum
PARACAECAL appendiks terletak horizontal di belakang
caecum
PELVIC
DESCENDEN
appendiks menggantung ke arah pelvis minor
SUBCAECAL appendiks terletak dibawah caecum
26. Epidemiologi
• Di Amerika Serikat terdapat sekitar 250.000 kasus apendisitis per
tahun dan terutama terjadi pada anak usia 6-10 tahun
• Di Indonesia, insidensi apendisitis menempati urutan tertinggi di
antara kasus kegawatan abdomen lainnya (Depkes 2013)
• Penderita yang dirawat di RS pada tahun 2013 sebanyak 3.236 orang
dan pada tahun 2014 sebanyak 4.351 orang (Depkes 2013)
• Puncak usia: decade ke 2 dan ke 3 atau umur 20-30 tahun
• (laki-laki : perempuan = 3:2) Persentase wanita dan pria hampir sama
27. Etiologi
• Fekalit
• Edema & hipertrofi jaringan limfoid di submucosa apendiks
• Benda asing
PERANAN OBSTRUKSI
• Eschericia coli
• Bacteriodes fragilis
BAKTERI
• Entamoeba Hystolitica
EROSI MUKOSAAPENDIKS
KARENA PARASIT
34. page
3. PSOAS SIGN
(Psoas sign terjadi karena adanya
rangsangan muskulus psoas oleh
peradangan yang terjadi pada
apendiks, indikasi iritasi retrocaecal
dan retroperitoneal dari phlegmon
atau abscess)
35. page
4. OBTURATOR
SIGN
(Rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan
lutut difleksikan kemudian dirotasikan
kearah dalam dan luar (endorotasi
articulatio coxae) secara pasif,
menunjukkan peradangan apendiks
terletak pada daerah hipogastrium)
41. Laboratorium
• Pemeriksaan darah : akan didapatkan leukositosis pada kebanyakan kasus appendicitis
akut terutama pada kasus dengan komplikasi, C-reaktif protein meningkat. Pada
appendicular infiltrat, LED akan meningkat.
• Pemeriksaan urin : untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam urin.
Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding seperti
infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang hampir sama
dengan appendisitis.
42. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
a. Darah:
• Leukositosis (Jumlah leukosit 10.000 – 18.000 ditemukan pada 90%
penderita),
• Peningkatan persentase jumlah neutrofil (shift to the left), C-reaktif protein
meningkat,
• Pada appendicular infiltrat, LED akan meningkat, C-Reactive Protein (CRP ≥ 8
mcg/mL)
b. Urinalisis:
• Untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam urin. Untuk
menyingkirkan menyingkirkan diagnosis banding seperti infeksi saluran
kemih atau batu ginjal
43. Radiologi
a. Ultrasonografi (USG):
• Pada pemeriksaan USG ditemukan bagian memanjang pada tempat yang
terjadi inflamasi pada appendiks. Apendisitis akut ditandai dengan:
1.Adanya perbedaan densitas pada lapisan apendiks vermiformis/ hilangnya
lapisan normal (target sign)
2.Penebalan dinding apendiks vermiformis
3.Hilangnya kompresibilitas dari apendiks vermiformis
4.Peningkatan ekogenitas lemak sekitar
5.Adanya penimbunan cairan .
b. CT-Scan:
• Pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian yang menyilang dengan fekalith
dan perluasan dari appendiks yang mengalami inflamasi serta adanya
pelebaran sekum.
45. CT SCAN
.
CT-Scan:
Pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian yang
menyilang dengan fekalith dan perluasan dari
appendiks yang mengalami inflamasi serta adanya
pelebaran sekum.
Gold Standard karena sensitivitasnya 94-98%
49. Terapi
1. Rehidrasi diberikan karena terdapat indikasi kemungkinan
pasien akan kekurangan cairan karena pada anamnesis
didapatkan bahwa pasien merasa mual dan muntah.
2. Pemberian antibiotik broad spectrum
Antibiotik profilaksis harus diberikan sebelum operasi
dimulai. Biasanya digunakan antibiotik kombinasi, seperti
cefotaximee dan clindamycin, atau cefepime dan
metronidazole.
50. 3. Pemberian analgetik.
• Asam mefenamat.
• Mekanisme kerja: menghambart sintesa
prostaglandin dengan menghambat kerja enzim
4. Perujukan ke dokter bedah disertai dengan surat rujuk.
Jenis operasi yang dilakukan yaitu:
a. Open Apendektomi
b. Laparoskopi
• ( Pemberian antibiotik dan antinyeri diindikasikan bila sudah
dilakukan pemeriksaan penunjang sehingga diagnosis kerja
sudah tegak dan disertakan pada surat rujuk.)
57. Pencegahan
Dengan modifikasi gaya hidup pasien
berupa:
• Banyak makan makanan berserat
• Menghindari makanan yang pedas
• Menghindari makanan yang
mengandung biji-bijian
• Menjaga hygiene yang baik
59. Peritonitis
• Peritonitis merupakan inflamasi pada peritonium yang terdiri atas membran serosa yang melapisi
rongga abdomen dan organ viseral di dalamnya dan merupakan suatu kegawatdaruratan yang dapat
disertai dengan sepsis.
• Peritonitis dapat diklasifikasikan menurut penyebab yang mendasarinya (primer, sekunder, atau tersier),
dan luasnya (lokalisata atau generalisata).
63. • Anamnesis:
– Keluhan nyeri seluruh perut (akut abdomen)
– Keluhan perubahan kesadaran
– Demam
– Anoreksia, vomitus, perut kembung, tidak bisa b.a.b., flatus.
• Pemeriksaan Fisik:
– Tanda vital : Kesadaran menurun, Tekanan darah(MAP) , takipneu, takikardi, subfebris/febris.
– Pemeriksaan abdomen:
• Inspeksi, pemeriksa mengamati adakah jaringan parut bekas operasi menunjukkan
kemungkinan adanya adhesi, perut membuncit dengan gambaran usus atau gerakan usus
yang disebabkan oleh gangguan pasase. Pada peritonitis biasanya akan ditemukan perut yang
membuncit dan tegang atau distended
• Palpasi
– Defans muskular (perut memapan)
– Nyeri tekan pada seluruh lapangan perut
GEJALA KLINIS
64. GEJALA KLINIS
• Perkusi
Nyeri ketok menunjukkan adanya iritasi pada peritoneum, adanya udara bebas
atau cairan bebas juga dapat ditentukan dengan perkusi melalui pemeriksaan
pekak hati dan shifting dulnesss.
Pada pasien dengan peritonitis, pekak hepar akan menghilang, akibat dari
perforasi usus yang berisi udara sehingga udara akan mengisi cavum peritoneum
sehingga pada perkusi hepar terjadi perubahan redup menjadi timpani dan perkusi
abdomen hipertimpani karena adanya udara bebas.
• Auskultasi
Auskultasi dilakukan untuk menilai apakah terjadi penurunan suara bising usus.
Pasien dengan peritonitis umum,bising usus akan melemah atau menghilang sama
sekali, hal ini disebabkan karena peritoneal yang lumpuh sehingga menyebabkan
usus ikut lumpuh/tidak bergerak`(ileus paralitik).
65. Blood Test
Samples of fluid from the abdomen
CT Scan
Chest X-rays
Peritoneal lavage.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran radiologis pada peritonitis yaitu
adanya kekaburan pada cavum abdomen,
preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan
adanya udara bebas subdiafragma atau intra
peritoneal
66. TATALAKSANA
• Operatif
untuk mengontrol sumber primer kontaminasi bakteri. Pada pasien
dengan akut peritonitis eksplorasi laparatomi perlu segera dilakukan.
• Terapi suportif:
oksigen, dekompresi saluran cerna dengan NGT, resusitasi cairan dan
elektrolit.
• Antibiotik
Editor's Notes
#25: Appendiks adalah suatu struktur kecil, berbentuk seperti tabung yang berkait menempel pada bagian awal dari sekum. Pangkalnya terletak pada posteromedial caecum.
Panjang antara 7-10 cm, diameter 0,7 cm. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal. Appendiks terletak di kuadran kanan bawah abdomen
Dari topografi anatomi, letak pangkal appendiks berada pada titik Mc Burney, yaitu titik pada garis antara umbilicus dan SIAS kanan yang berjarak 1/3 dari SIAS kanan
#29: Obstruksi : peningkatan tekanan intraluminal normal kapasitas 0.1 ml bila berlebih akan terjadi hipoksia terjadi hambatan aliran limfe ulserasi mukosa dan invasi bakteri,
Akut fokal : infeksi bakteri menyebabkan pembengkakan dan appendiks bertambah besar trombosis pembuluh darah, iskemik ( nyeri epigastrium)
Supuratif akut : obstruksi vena, edema bertambah , bakteri menembus dinding appendiks. Peradangan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri daerah kanan bawah
Perforasi : dinding apendiks infark diikuti gangren bila pecah terjadi perforasi.
Mekanisme tubuh : omentum dan usus bergerak ke appendiks membentuk massa local (infiltrate apendikularis 24- 48 jam.
Pada anak omentum lebih pendek dan appendiks lebih panjang dan dinding tipis daya tahan tubuh lemah .
#30: Nyeri ini merupakan gejala klasik appendisitis. Mula-mula nyeri dirasakan samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium atau sekitar umbilicus. Setelah beberapa jam nyeri berpindah dan menetap di abdomen kanan bawah (titik Mc Burney). Nyeri akan bersifat tajam dan lebih jelas letaknya sehingga berupa nyeri somatik setempat. Bila terjadi perangsangan peritonium biasanya penderita akan mengeluh nyeri di perut pada saat berjalan atau batuk.
Demam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum ada komplikasi biasanya tubuh belum panas. Suhu biasanya berkisar 37,5º-38,5º C