1. A.Pengenalan teknik dasar fotografi
A.1.Istilah-istilah dalam fotografi
1.Aperture
Pengaturan seberapa cahaya masuk melalui lensa sampai mengenai sensor (dulunya
kita memakai film). Diatur dengan angka F. Makin besar angkanya makin sedikit
cahaya yang masuk. Sebaliknya makin kecil angka, makin besar cahaya masuk.
Misal F2.8pada angka ini cahaya yang masuk akan cukup banyak., tapi pada angka
F16, cahaya yang masuk sedikit.
2.Shutter speed
2. Pengaturan seberapa lama cahaya masuk mengenai sensor. Diatur dengan dengan
satuan detik. Misal 1/200 detik. Makin tinggi kecepatannya, makin sedikit cahaya
yang masuk.
3.ISO
Pengaturan kepekaan sensor terhadap cahaya. Makin besar angka ISO, makin peka
sensor terhadap cahaya. Rata-rata kamera memulai angka ISOnya dari 100. Artinya
jika angka di set di angka itu, sensor mempunyai kepekaan minimum. Sampai pada
angka ISO1600 yang lumayan peka. Dan makin canggih kamera digital, makin tinggi
kepekaan ISO 32000. (Tapi hati-hatimakin tinggi angkanya makin ada
kemungkinan adanya noise atau bintik-bintik warna di gambar.
4.Exposure
3. Mengenal lebih jauh tentang exposure dalam fotografi dan teknik kamera
Exposure adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya
yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto.
Untuk membantu fotografer mendapat setting paling tepat untuk Exposure,
digunakan lightmeter.
Lightmeter, yang biasanya sudah ada di dalam kamera, akan mengukur intensitas
cahaya yang masuk ke dalam kamera. Sehingga didapat Exposure normal.
Hal-hal yang mempengaruhi Exposure
Exposure dipengaruhi oleh tujuh hal, yaitu:
1. Jenis dan intensitas sumber cahaya
2. Respon benda terhadap cahaya
3. Jarak kamera dengan benda
4. Shutter speed.
5. Bukaan.
6. Ukuran ISO/ASA film yang digunakan.
7. Penggunaan filter tertentu.
Pengaruh tingkat Exposure
Tingkat Exposure akan mempengaruhi tingkat keterangan foto secara keseluruhan.
Selain itu, respon tiap benda di dalam satu karya fotografi akan berbeda, sehingga
dengan pengolahan yang tepat fotografer bisa mengatur emphasis yang dihasilkan.
Exposure tidak normal
Ada dua jenis Exposure tidak normal yang sering ditemui di dalam karya fotografi,
yaitu over eksposure dan under exposure.
Overexposure adalah keadaan foto yang dipajang lebih lama dari yang
diinstruksikanlightmeter atau subjek yang ditangkap lebih terang dari sebenarnya.
Sementaraunder exposure adalah keadaan sebaliknya.
Tidak ada ukuran benar atau salah untuk penentuan Exposure. Seluruhnya
tergantung tingkat emphasis dan hasil foto yang diinginkan fotografer.
4. 5.Metering
Meter di kamera di design agar bisa mengukur kekuatan cahaya di sekitar objek,
dan memberikan informasi kombinasi setingan shutter speed dan aperture agar
didapatkanexposure yang paling tepat.
Meter di kamera membaca semua data tonal scence objek, seperti seberapa gelap
dan seberapa terang, dan secara rata-rata akan disajikan dalam sebuah saran
exposure setting berupa garis dengan grafik yang berubah-ubah saat kamera
diarahkan ke tempat terang atau gelap. Meter kamera mencoba menemukan nilai
rata-rata, dengan pendekatan ke nilai 18% tone abu-abu. Dan memang terbukti,
untuk kebanyakan situasi, meter kamera cukup bisa diandalkan.
Tipe-tipe metering
Ada 3 tipe metering:
5. 1. Matrix atau evaluative metering
Tipe metering ini membagi scene ke dalam beberapa (atau banyak) segmen yang
masing-masing oleh kamera akan dianalisa brightness-nya dan kemudian
dibandingkan dengan sebuah database yang sudah diprogram sebelumnya
database ini berisi ribuan type photographic scences. Dan hebatnya, semua itu bisa
dilakukan oleh kamera dalam waktu singkat, bahkan instant. Matrix/Evaluate
metering modes, cukup bisa diandalkan, pengukurannya cukup akurat dan sangat
berguna khususnya saat di situasi anda menggunakan mode auto-exposure, atau di
saat situasi cahaya sering berubah-ubah.
2. Spot Metering
Spot meter membaca brightness dari sebuah titik di tengah-tengah frame. Dengan
mode ini, memungkinkan anda untuk medapatkan informasi exposure yang tepat
dari sebuah area yang kecil. Spot metering sangat tepat untuk anda yang sudah
terbiasa dengan pilihan mode manual saat memotret, dan punya waktu untuk
presisi pengukuran yang sangat akurat.
3. Incident Metering
Yang dimaksudkan dengan incident metering adalah sebuah alat tambahan yang
fungsinya khusus mengukur cahaya di objek. handheld meter ini dapat memberikan
6. pengukuran cahaya yang jauh lebih akurat daripada apa yang kebanyakan kamera
bisa sajikan. Alat semacam ini juga bisa mengukur meter dari sinar-sinar ambient
dari scene. Dan alat itu akan menginformasikan setting seperti apa yang perlu anda
lakukan di kamera.
A.2.Teknik pengambilan foto
1.Dof (depht of field)/ruang tajam
Depth of field atau sering disingkat menjadi DOF merupakan salah satu teknik
fotgrafi yang paling dasar. Setiap foto memiliki kedalaman ( depth ) yang terbagi
atas foreground ( depan ) dan background ( belakang ). Fokus pada lensa kamera
dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of
Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup
pada foto
Hal-hal yang mempengaruhi ruang tajam:
-Jarak pemotretan (jauh=luas, dekat=sempit)
-Bukaan diafragma (kecil=luas, besar=sempit)
-Jarak fokus lensa /focal length (tele=sempit, wide=luas, normal=bisa diatur)
DOF sempit
7. DOF luas
2.Hight speed/freez
Setelah memahami DOF yang berkaitan dengan aperture, kali ini akan dijelaskan tentang
freeze, dimana sangat berkaitan erat dengan shutter speed. Foto freeze bertujuan untuk
mengabadikan suatu moment dengan gerakan cepat sehingga dapat tertangkap oleh
kamera sebagai gambar diam, seperti foto tetesan air, ledakan, atau foto ketika orang
sedang melompat dan lain sebagainya. Yang paling utama dalam mendapatkan foto
freeze adalah mengatur shutter speed secepat mungkin ( misal 1/500 detik, 1/1000
detik, hingga 1/8000 detik ). Karena tuntutan shutter speed yang cepat, maka tentunya
cahaya yang dibutuhkan sangat banyak, maka dari itu biasanya foto freeze amatir lebih
banyak dilakukan di ruang terbuka pada siang hari dimana cahaya matahari bersinar
terang. Bukan tidak mungkin untuk memperoleh foto freeze pada malam hari atau
cahaya yang minim, namun peralatan pendukung mutlak diperlukan seperti flash atau
bahkan lampu studio dengan kecepatan singkronisasi yang tinggi pula
8. 3.Slow speed/show action
Bertentangan dengan foto freeze, foto movement bertujuan memperlihatkan pergerakan
objek dengan shutter speed yang rendah, sehingga pergerakan objek dapat tampak pada
hasil foto. Shutter speed yang digunakan cenderung rendah agar pergerakan objek dapat
terekam ( misal 1/5 detik, 1 detik, dst ), namun yang patut diperhatikan adalah kamera
harus tetap dalam posisi statis agar background daripada objek tetap fokus walaupun
shutter speed lambat
4.Paning
Mirip dengan metode foto movement, namun dalam foto panning gerakan objek lebih
ditampilkan melalui background yang bergerak. Prinsip dasar foto panning sama dengan
foto movement, hanya saja pada saat pemotretan, kamera ikut bergerak mengimbangi
gerakan objek, sehingga objek tetap fokus namun background yang dihasilkan bergerak.
Contoh foto panning
9. 5.Bulb
Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada
setting paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan
dan akan menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto
bulb adalah posisi kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk
menghasilkan foto bulb
10. B.Komposisi dalam fotografi
Komposisi merupakan suatu proses menyusun objek-objek di dalam foto untuk
membangun rasa dan kesan, sesuai pesan yang ingin di sampaikan. Foto yang memiliki
komposisi baik adalah foto yang objek-objek didalamnya diatur sesuai dengan fungsi
masing-masing objek dalam mengarahkan mata viewer untuk mengapresiasi karya
foto.
Elemen-elemen dalam komposisi
1. Garis
Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk
membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat
menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika
garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-
gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus,
melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting
garis-garis itu menjadi dinamis
2. Shape
Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik
perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape
adalah salah satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline yang
tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar
dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape
menonjol, anda harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan
11. sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras
kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini
dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan
warna.
Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah
pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat
meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.
3. Form
Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form
untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting
untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari
bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah
objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah
dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut.
12. 4. Tekstur
Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah
bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan
memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi
ke subyek anda.
Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat
ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa
yang kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai
daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju
adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya
menerpa sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang
sama dalam area tertentu.
Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan
sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan
tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik
ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas
gambar.
13. 5. Colour
Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk
memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda
secara radikal dengan background.
14. Berikut ini adalah beberapa teknik untuk mendapatkan komposisi yang baik.
Mengisi frame dengan objek foto
Mengisi suatu frame dengan suatu objek akan membantu menciptakan
suatu center of interest dan secara langsung mengurangi pengaruh kesan
detail dari baground .
Contoh: Kita bisa memenuhi suatu frame dengan mendekat atau
zoooming in ke objek agar objek terlihat lebih dominan.
Komposisi the Rule of Thirds
Salah satu cara mengkomposisikan objek-objek dalam sebuah foto adalah
dengan menggunakan aturan the Rule of Thirds . Aturan ini diperoleh
dengan membagi area foto mengunakan bidang empat persegi panjang
(Golden rectange) secara berimbang untuk mendapatkan proporsi yang
memiliki kesan menyenangkan (enak dipandang).
15. Mengatur background
Suatu background yang baik (tidak mengganggu) merupakan salah satu
elemen pengkomposisi yang membantu menciptakan perhatian bagi
objek foto.
Beberapa cara dalam mengatur background adalah dengan mengatur
posisi kamera atau objek foto untuk menghindari background yang tidak
bagus(mengganggu) atau menggunakan Aperture kecil sehingga
background terlihat blur.
Menjaga agar terlihat sederhana (Keep it simple)
Semakin sedikit objek dalam sebuah foto akan semakin kuat pesan yang
di sampaikan.Kesederhanaan akan membantu viewer lebih fokus dalam
mengapresiasi sebuah karya foto.
16. Patterns
Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen
visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama.
Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni
dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan
gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah
menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati.
Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun
pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar
cenderung kurang kesan kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang
berulangkali menjadi menonjol.
17. Format :Horizon atau vertikal
Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita
untuk melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau
vertikal/portrait. Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan
efek berbeda pada komposisi akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara
horizontal maupun vertikal dan tentukan keputusan kreatif untuk hasil
terbaik.
Leading
Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar
atau melintas gambar.
Umumnya garis-garis ini berbentuk :
Garis-garis yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak
terlihat secara langsung misalnya bayangan, refleksi.
18. Be different
Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain
pendekatan dari depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak
mendekat dari yang diduga seringkali menghasilkan efek yang menarik.
Framing
Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame
dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus
lebih panjang atau bergerak mendekati subyek. atau menjadikan objek
disekililingnya menjadi bingkai terhadap Point if Interest
19. Number of subject
Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam, kurang menarik
dari pandangan komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang ?berbeda?
diantara sekian banyak subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda
gerakan, bentuk dan warna.