ºÝºÝߣshows by User: muhammadhafizhurrahman / http://www.slideshare.net/images/logo.gif ºÝºÝߣshows by User: muhammadhafizhurrahman / Mon, 02 Sep 2024 12:01:22 GMT ºÝºÝߣShare feed for ºÝºÝߣshows by User: muhammadhafizhurrahman Tujuan-Tujuan Pendidikan (Objectives of Education) /slideshow/tujuan-tujuan-pendidikan-objectives-of-education/271497112 tujuan-tujuanpendidikan-240902120122-9600517d
The value of an education in a liberal arts college is not the learning of many facts but the training of the mind to think something that cannot be learned from textbooks. Philipp Frank. (1947). Einstein: His Life and Times. Canada: Ryerson Press. Halaman 185.]]>

The value of an education in a liberal arts college is not the learning of many facts but the training of the mind to think something that cannot be learned from textbooks. Philipp Frank. (1947). Einstein: His Life and Times. Canada: Ryerson Press. Halaman 185.]]>
Mon, 02 Sep 2024 12:01:22 GMT /slideshow/tujuan-tujuan-pendidikan-objectives-of-education/271497112 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Tujuan-Tujuan Pendidikan (Objectives of Education) muhammadhafizhurrahman The value of an education in a liberal arts college is not the learning of many facts but the training of the mind to think something that cannot be learned from textbooks. Philipp Frank. (1947). Einstein: His Life and Times. Canada: Ryerson Press. Halaman 185. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tujuan-tujuanpendidikan-240902120122-9600517d-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> The value of an education in a liberal arts college is not the learning of many facts but the training of the mind to think something that cannot be learned from textbooks. Philipp Frank. (1947). Einstein: His Life and Times. Canada: Ryerson Press. Halaman 185.
Tujuan-Tujuan Pendidikan (Objectives of Education) from Hafizhurrahman
]]>
19 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tujuan-tujuanpendidikan-240902120122-9600517d-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Teknik Penyusunan Laporan dan Makalah Penelitian Saintifik /slideshow/teknik-penyusunan-laporan-dan-makalah-penelitian-saintifik/271496988 teknikpenyusunanlaporandanmakalahpenelitiansaintifik-240902115704-74da7f95
Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.]]>

Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.]]>
Mon, 02 Sep 2024 11:57:03 GMT /slideshow/teknik-penyusunan-laporan-dan-makalah-penelitian-saintifik/271496988 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Teknik Penyusunan Laporan dan Makalah Penelitian Saintifik muhammadhafizhurrahman Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/teknikpenyusunanlaporandanmakalahpenelitiansaintifik-240902115704-74da7f95-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.
Teknik Penyusunan Laporan dan Makalah Penelitian Saintifik from Hafizhurrahman
]]>
11 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/teknikpenyusunanlaporandanmakalahpenelitiansaintifik-240902115704-74da7f95-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Berpikir dan Bernalar Kritis (Critical Thinking and Reasoning) /slideshow/berpikir-dan-bernalar-kritis-critical-thinking-and-reasoning/271496801 berpikirkritiscriticalthinking-240902115035-2cce8584
Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.]]>

Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.]]>
Mon, 02 Sep 2024 11:50:35 GMT /slideshow/berpikir-dan-bernalar-kritis-critical-thinking-and-reasoning/271496801 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Berpikir dan Bernalar Kritis (Critical Thinking and Reasoning) muhammadhafizhurrahman Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/berpikirkritiscriticalthinking-240902115035-2cce8584-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.
Berpikir dan Bernalar Kritis (Critical Thinking and Reasoning) from Hafizhurrahman
]]>
42 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/berpikirkritiscriticalthinking-240902115035-2cce8584-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Kekeliruan dalam Bernalar (Fallacies in Reasoning) /slideshow/kekeliruan-dalam-bernalar-fallacies-in-reasoning/271496519 kekeliruandalambernalarfallaciesinreasoning-240902113856-241184c3
This presentation sequentially examines the definition of logic, the definition of logical fallacy, and the classification of logical fallacies. Logic could be defined as the rule of thinking. In line with the definition of logic, logical fallacy could be defined as a statement that is not in accordance with logic. Logical fallacies could be classified into 2 categories, they are fallacies of relevance and fallacies of insufficient evidence. Fallacies of relevance could be categorized into 11 groups, they are ad hominem; circumstantial ad hominem; ad hominem tu quoque; two wrongs make a right; appeal to fear; appeal to pity; appeal to belief of majority; straw man; red herring; equivocation; and circular reasoning. Fallacies of insufficient evidence could be categorized into 9 groups, they are inappropriate appeal to authority; appeal to ignorance; false alternatives; loaded question; questionable cause; hasty generalization; slippery slope; weak analogy; inconsistency. Keywords—Logic, logical fallacies, fallacies of relevance, fallacies of insufficient evidence.]]>

This presentation sequentially examines the definition of logic, the definition of logical fallacy, and the classification of logical fallacies. Logic could be defined as the rule of thinking. In line with the definition of logic, logical fallacy could be defined as a statement that is not in accordance with logic. Logical fallacies could be classified into 2 categories, they are fallacies of relevance and fallacies of insufficient evidence. Fallacies of relevance could be categorized into 11 groups, they are ad hominem; circumstantial ad hominem; ad hominem tu quoque; two wrongs make a right; appeal to fear; appeal to pity; appeal to belief of majority; straw man; red herring; equivocation; and circular reasoning. Fallacies of insufficient evidence could be categorized into 9 groups, they are inappropriate appeal to authority; appeal to ignorance; false alternatives; loaded question; questionable cause; hasty generalization; slippery slope; weak analogy; inconsistency. Keywords—Logic, logical fallacies, fallacies of relevance, fallacies of insufficient evidence.]]>
Mon, 02 Sep 2024 11:38:56 GMT /slideshow/kekeliruan-dalam-bernalar-fallacies-in-reasoning/271496519 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Kekeliruan dalam Bernalar (Fallacies in Reasoning) muhammadhafizhurrahman This presentation sequentially examines the definition of logic, the definition of logical fallacy, and the classification of logical fallacies. Logic could be defined as the rule of thinking. In line with the definition of logic, logical fallacy could be defined as a statement that is not in accordance with logic. Logical fallacies could be classified into 2 categories, they are fallacies of relevance and fallacies of insufficient evidence. Fallacies of relevance could be categorized into 11 groups, they are ad hominem; circumstantial ad hominem; ad hominem tu quoque; two wrongs make a right; appeal to fear; appeal to pity; appeal to belief of majority; straw man; red herring; equivocation; and circular reasoning. Fallacies of insufficient evidence could be categorized into 9 groups, they are inappropriate appeal to authority; appeal to ignorance; false alternatives; loaded question; questionable cause; hasty generalization; slippery slope; weak analogy; inconsistency. Keywords—Logic, logical fallacies, fallacies of relevance, fallacies of insufficient evidence. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/kekeliruandalambernalarfallaciesinreasoning-240902113856-241184c3-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> This presentation sequentially examines the definition of logic, the definition of logical fallacy, and the classification of logical fallacies. Logic could be defined as the rule of thinking. In line with the definition of logic, logical fallacy could be defined as a statement that is not in accordance with logic. Logical fallacies could be classified into 2 categories, they are fallacies of relevance and fallacies of insufficient evidence. Fallacies of relevance could be categorized into 11 groups, they are ad hominem; circumstantial ad hominem; ad hominem tu quoque; two wrongs make a right; appeal to fear; appeal to pity; appeal to belief of majority; straw man; red herring; equivocation; and circular reasoning. Fallacies of insufficient evidence could be categorized into 9 groups, they are inappropriate appeal to authority; appeal to ignorance; false alternatives; loaded question; questionable cause; hasty generalization; slippery slope; weak analogy; inconsistency. Keywords—Logic, logical fallacies, fallacies of relevance, fallacies of insufficient evidence.
Kekeliruan dalam Bernalar (Fallacies in Reasoning) from Hafizhurrahman
]]>
11 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/kekeliruandalambernalarfallaciesinreasoning-240902113856-241184c3-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Logika dan Penalaran Logis (Logic and Logical Reasoning) /slideshow/logika-dan-penalaran-logis-logic-and-logical-reasoning/271496341 logikadanpenalaranlogis-240902113035-608bb8ba
Tujuan disusunnya paparan ini adalah untuk menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan logika itu? (2) Kenapa kita harus logis dalam bernalar? dan (3) Gimana caranya bernalar sesuai dengan logika. Tiga pertanyaan tersebut akan dijawab dengan berpedoman pada literatur-literatur yang memaparkan tentang logika. Setelah menelusuri literatur-literatur terkait logika untuk menjawab ketiga pertanyaan tadi, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Sebelum masuk ke pembahasan apa itu logika, kita harus memahami terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir dan bernalar, karena logika berkaitan dengan kegiatan bernalar; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang telah dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun suatu argumen dan memeriksanya; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat memiliki nilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi tentang prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka status validitasnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Alasan kenapa kita harus logis dalam bernalar salah satunya karena dengan bernalar sesuai dengan logika kita dapat memperoleh kesimpulan yang pasti benar di mana kepastian ini dapat mendekatkan diri kita pada jawaban yang lebih akurat dan benar; (l) Bernalar logis artinya melakukan penalaran sesuai dengan logika, oleh karena itu, jika kita ingin mampu bernalar logis, maka kita perlu memahami logika dan bernalar dengannya.]]>

Tujuan disusunnya paparan ini adalah untuk menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan logika itu? (2) Kenapa kita harus logis dalam bernalar? dan (3) Gimana caranya bernalar sesuai dengan logika. Tiga pertanyaan tersebut akan dijawab dengan berpedoman pada literatur-literatur yang memaparkan tentang logika. Setelah menelusuri literatur-literatur terkait logika untuk menjawab ketiga pertanyaan tadi, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Sebelum masuk ke pembahasan apa itu logika, kita harus memahami terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir dan bernalar, karena logika berkaitan dengan kegiatan bernalar; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang telah dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun suatu argumen dan memeriksanya; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat memiliki nilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi tentang prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka status validitasnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Alasan kenapa kita harus logis dalam bernalar salah satunya karena dengan bernalar sesuai dengan logika kita dapat memperoleh kesimpulan yang pasti benar di mana kepastian ini dapat mendekatkan diri kita pada jawaban yang lebih akurat dan benar; (l) Bernalar logis artinya melakukan penalaran sesuai dengan logika, oleh karena itu, jika kita ingin mampu bernalar logis, maka kita perlu memahami logika dan bernalar dengannya.]]>
Mon, 02 Sep 2024 11:30:34 GMT /slideshow/logika-dan-penalaran-logis-logic-and-logical-reasoning/271496341 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Logika dan Penalaran Logis (Logic and Logical Reasoning) muhammadhafizhurrahman Tujuan disusunnya paparan ini adalah untuk menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan logika itu? (2) Kenapa kita harus logis dalam bernalar? dan (3) Gimana caranya bernalar sesuai dengan logika. Tiga pertanyaan tersebut akan dijawab dengan berpedoman pada literatur-literatur yang memaparkan tentang logika. Setelah menelusuri literatur-literatur terkait logika untuk menjawab ketiga pertanyaan tadi, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Sebelum masuk ke pembahasan apa itu logika, kita harus memahami terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir dan bernalar, karena logika berkaitan dengan kegiatan bernalar; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang telah dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun suatu argumen dan memeriksanya; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat memiliki nilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi tentang prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka status validitasnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Alasan kenapa kita harus logis dalam bernalar salah satunya karena dengan bernalar sesuai dengan logika kita dapat memperoleh kesimpulan yang pasti benar di mana kepastian ini dapat mendekatkan diri kita pada jawaban yang lebih akurat dan benar; (l) Bernalar logis artinya melakukan penalaran sesuai dengan logika, oleh karena itu, jika kita ingin mampu bernalar logis, maka kita perlu memahami logika dan bernalar dengannya. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/logikadanpenalaranlogis-240902113035-608bb8ba-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Tujuan disusunnya paparan ini adalah untuk menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan logika itu? (2) Kenapa kita harus logis dalam bernalar? dan (3) Gimana caranya bernalar sesuai dengan logika. Tiga pertanyaan tersebut akan dijawab dengan berpedoman pada literatur-literatur yang memaparkan tentang logika. Setelah menelusuri literatur-literatur terkait logika untuk menjawab ketiga pertanyaan tadi, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Sebelum masuk ke pembahasan apa itu logika, kita harus memahami terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir dan bernalar, karena logika berkaitan dengan kegiatan bernalar; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang telah dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun suatu argumen dan memeriksanya; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat memiliki nilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi tentang prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka status validitasnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Alasan kenapa kita harus logis dalam bernalar salah satunya karena dengan bernalar sesuai dengan logika kita dapat memperoleh kesimpulan yang pasti benar di mana kepastian ini dapat mendekatkan diri kita pada jawaban yang lebih akurat dan benar; (l) Bernalar logis artinya melakukan penalaran sesuai dengan logika, oleh karena itu, jika kita ingin mampu bernalar logis, maka kita perlu memahami logika dan bernalar dengannya.
Logika dan Penalaran Logis (Logic and Logical Reasoning) from Hafizhurrahman
]]>
20 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/logikadanpenalaranlogis-240902113035-608bb8ba-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Apa sih Berpikir Kritis Itu? Kenapa Kita Harus Kritis dalam Berpikir? Dan Gimana Caranya? /slideshow/apa-sih-berpikir-kritis-itu-kenapa-kita-harus-kritis-dalam-berpikir-dan-gimana-caranya-ed06/271496128 apasihberpikirkritisitukenapakitaharuskritisdalamberpikirdangimanacaranya-240902112244-2da7f6f4
Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.]]>

Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.]]>
Mon, 02 Sep 2024 11:22:44 GMT /slideshow/apa-sih-berpikir-kritis-itu-kenapa-kita-harus-kritis-dalam-berpikir-dan-gimana-caranya-ed06/271496128 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Apa sih Berpikir Kritis Itu? Kenapa Kita Harus Kritis dalam Berpikir? Dan Gimana Caranya? muhammadhafizhurrahman Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/apasihberpikirkritisitukenapakitaharuskritisdalamberpikirdangimanacaranya-240902112244-2da7f6f4-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.
Apa sih Berpikir Kritis Itu? Kenapa Kita Harus Kritis dalam Berpikir? Dan Gimana Caranya? from Hafizhurrahman
]]>
19 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/apasihberpikirkritisitukenapakitaharuskritisdalamberpikirdangimanacaranya-240902112244-2da7f6f4-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS), Perancangan Kerangka Kerja Logis (LogFrame), dan Penyusunan Makalah dan Laporan Ilmiah untuk Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) /slideshow/kemampuan-berpikir-tingkat-tinggi-hots-perancangan-kerangka-kerja-logis-logframe-dan-penyusunan-makalah-dan-laporan-ilmiah-untuk-pekan-kreativitas-mahasiswa-pkm/271468548 hotslogicalframeworkandscientificwriting-240901122734-d5b7f02f
(a) Keterampilan berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skill), dan yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill); (b) Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan mengingat (remembering), keterampilan memahami (understanding), hingga keterampilan mengaplikasikan (applying); (c) Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan memahami (understanding), kemudian keterampilan menganalisis (analyzing), keterampilan mengevaluasi (evaluating), hingga keterampilan menciptakan/mengintegrasikan (creating/integrating); (d) Untuk menguasai keterampilan dalam memahami dan menganalisis, kita perlu memahami konsep penalaran logis, yakni penalaran yang sesuai dengan logika; (e) Untuk menguasai keterampilan mengevaluasi, kita perlu memahami konsep berpikir kritis; (f) Untuk menguasai keterampilan menciptakan dan mengintegrasikan, kita perlu memahami konsep berpikir kreatif; (g) Bentuk dari keterampilan dalam memahami adalah mampu memahami suatu argumen; (h) Bentuk dari keterampilan dalam menganalisis adalah mampu memeriksa validitas argumen; (i) Bentuk dari terampil dalam mengevaluasi adalah mampu melakukan penyelidikan terhadap kualitas suatu argumen (sesuai dengan standar intelektual universal); (j) Bentuk dari terampil dalam menciptakan/mengintegrasikan adalah mampu menciptakan dan/atau mengintegrasikan suatu argumen baru; (k) Dalam keterampilan memahami, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (k.1) mampu memahami suatu argumen, dan kedua (k.2) mampu memetakan runtutan berpikir dari suatu argumen yang terdapat pada suatu informasi secara teratur dan tertib; (l) Dalam keterampilan menganalisis, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (l.1) kemampuan menguraikan konsekuensi atau implikasi dari suatu argumen, dan kedua (l.2) kemampuan menilai validitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi; (m) Dalam keterampilan mengevaluasi, kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan menyelidiki kualitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi, di mana kemampuan ini terdiri dari tiga keterampilan turunan, pertama (m.1) kemampuan menyelidiki keakuratan dari bukti-bukti yang dijadikan sebagai dasar dan alasan dalam penarikan kesimpulan pada sebuah argumen, kedua (m.2) kemampuan menyelidiki asumsi-asumsi dasar, lingkup, dan batasan-batasan dari suatu argumen, dan ketiga (m.3) kemampuan menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang juga harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.]]>

(a) Keterampilan berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skill), dan yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill); (b) Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan mengingat (remembering), keterampilan memahami (understanding), hingga keterampilan mengaplikasikan (applying); (c) Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan memahami (understanding), kemudian keterampilan menganalisis (analyzing), keterampilan mengevaluasi (evaluating), hingga keterampilan menciptakan/mengintegrasikan (creating/integrating); (d) Untuk menguasai keterampilan dalam memahami dan menganalisis, kita perlu memahami konsep penalaran logis, yakni penalaran yang sesuai dengan logika; (e) Untuk menguasai keterampilan mengevaluasi, kita perlu memahami konsep berpikir kritis; (f) Untuk menguasai keterampilan menciptakan dan mengintegrasikan, kita perlu memahami konsep berpikir kreatif; (g) Bentuk dari keterampilan dalam memahami adalah mampu memahami suatu argumen; (h) Bentuk dari keterampilan dalam menganalisis adalah mampu memeriksa validitas argumen; (i) Bentuk dari terampil dalam mengevaluasi adalah mampu melakukan penyelidikan terhadap kualitas suatu argumen (sesuai dengan standar intelektual universal); (j) Bentuk dari terampil dalam menciptakan/mengintegrasikan adalah mampu menciptakan dan/atau mengintegrasikan suatu argumen baru; (k) Dalam keterampilan memahami, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (k.1) mampu memahami suatu argumen, dan kedua (k.2) mampu memetakan runtutan berpikir dari suatu argumen yang terdapat pada suatu informasi secara teratur dan tertib; (l) Dalam keterampilan menganalisis, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (l.1) kemampuan menguraikan konsekuensi atau implikasi dari suatu argumen, dan kedua (l.2) kemampuan menilai validitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi; (m) Dalam keterampilan mengevaluasi, kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan menyelidiki kualitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi, di mana kemampuan ini terdiri dari tiga keterampilan turunan, pertama (m.1) kemampuan menyelidiki keakuratan dari bukti-bukti yang dijadikan sebagai dasar dan alasan dalam penarikan kesimpulan pada sebuah argumen, kedua (m.2) kemampuan menyelidiki asumsi-asumsi dasar, lingkup, dan batasan-batasan dari suatu argumen, dan ketiga (m.3) kemampuan menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang juga harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.]]>
Sun, 01 Sep 2024 12:27:34 GMT /slideshow/kemampuan-berpikir-tingkat-tinggi-hots-perancangan-kerangka-kerja-logis-logframe-dan-penyusunan-makalah-dan-laporan-ilmiah-untuk-pekan-kreativitas-mahasiswa-pkm/271468548 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS), Perancangan Kerangka Kerja Logis (LogFrame), dan Penyusunan Makalah dan Laporan Ilmiah untuk Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) muhammadhafizhurrahman (a) Keterampilan berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skill), dan yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill); (b) Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan mengingat (remembering), keterampilan memahami (understanding), hingga keterampilan mengaplikasikan (applying); (c) Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan memahami (understanding), kemudian keterampilan menganalisis (analyzing), keterampilan mengevaluasi (evaluating), hingga keterampilan menciptakan/mengintegrasikan (creating/integrating); (d) Untuk menguasai keterampilan dalam memahami dan menganalisis, kita perlu memahami konsep penalaran logis, yakni penalaran yang sesuai dengan logika; (e) Untuk menguasai keterampilan mengevaluasi, kita perlu memahami konsep berpikir kritis; (f) Untuk menguasai keterampilan menciptakan dan mengintegrasikan, kita perlu memahami konsep berpikir kreatif; (g) Bentuk dari keterampilan dalam memahami adalah mampu memahami suatu argumen; (h) Bentuk dari keterampilan dalam menganalisis adalah mampu memeriksa validitas argumen; (i) Bentuk dari terampil dalam mengevaluasi adalah mampu melakukan penyelidikan terhadap kualitas suatu argumen (sesuai dengan standar intelektual universal); (j) Bentuk dari terampil dalam menciptakan/mengintegrasikan adalah mampu menciptakan dan/atau mengintegrasikan suatu argumen baru; (k) Dalam keterampilan memahami, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (k.1) mampu memahami suatu argumen, dan kedua (k.2) mampu memetakan runtutan berpikir dari suatu argumen yang terdapat pada suatu informasi secara teratur dan tertib; (l) Dalam keterampilan menganalisis, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (l.1) kemampuan menguraikan konsekuensi atau implikasi dari suatu argumen, dan kedua (l.2) kemampuan menilai validitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi; (m) Dalam keterampilan mengevaluasi, kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan menyelidiki kualitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi, di mana kemampuan ini terdiri dari tiga keterampilan turunan, pertama (m.1) kemampuan menyelidiki keakuratan dari bukti-bukti yang dijadikan sebagai dasar dan alasan dalam penarikan kesimpulan pada sebuah argumen, kedua (m.2) kemampuan menyelidiki asumsi-asumsi dasar, lingkup, dan batasan-batasan dari suatu argumen, dan ketiga (m.3) kemampuan menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang juga harus dipertimbangkan dalam suatu argumen. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/hotslogicalframeworkandscientificwriting-240901122734-d5b7f02f-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> (a) Keterampilan berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skill), dan yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill); (b) Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan mengingat (remembering), keterampilan memahami (understanding), hingga keterampilan mengaplikasikan (applying); (c) Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan memahami (understanding), kemudian keterampilan menganalisis (analyzing), keterampilan mengevaluasi (evaluating), hingga keterampilan menciptakan/mengintegrasikan (creating/integrating); (d) Untuk menguasai keterampilan dalam memahami dan menganalisis, kita perlu memahami konsep penalaran logis, yakni penalaran yang sesuai dengan logika; (e) Untuk menguasai keterampilan mengevaluasi, kita perlu memahami konsep berpikir kritis; (f) Untuk menguasai keterampilan menciptakan dan mengintegrasikan, kita perlu memahami konsep berpikir kreatif; (g) Bentuk dari keterampilan dalam memahami adalah mampu memahami suatu argumen; (h) Bentuk dari keterampilan dalam menganalisis adalah mampu memeriksa validitas argumen; (i) Bentuk dari terampil dalam mengevaluasi adalah mampu melakukan penyelidikan terhadap kualitas suatu argumen (sesuai dengan standar intelektual universal); (j) Bentuk dari terampil dalam menciptakan/mengintegrasikan adalah mampu menciptakan dan/atau mengintegrasikan suatu argumen baru; (k) Dalam keterampilan memahami, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (k.1) mampu memahami suatu argumen, dan kedua (k.2) mampu memetakan runtutan berpikir dari suatu argumen yang terdapat pada suatu informasi secara teratur dan tertib; (l) Dalam keterampilan menganalisis, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (l.1) kemampuan menguraikan konsekuensi atau implikasi dari suatu argumen, dan kedua (l.2) kemampuan menilai validitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi; (m) Dalam keterampilan mengevaluasi, kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan menyelidiki kualitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi, di mana kemampuan ini terdiri dari tiga keterampilan turunan, pertama (m.1) kemampuan menyelidiki keakuratan dari bukti-bukti yang dijadikan sebagai dasar dan alasan dalam penarikan kesimpulan pada sebuah argumen, kedua (m.2) kemampuan menyelidiki asumsi-asumsi dasar, lingkup, dan batasan-batasan dari suatu argumen, dan ketiga (m.3) kemampuan menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang juga harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS), Perancangan Kerangka Kerja Logis (LogFrame), dan Penyusunan Makalah dan Laporan Ilmiah untuk Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) from Hafizhurrahman
]]>
8 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/hotslogicalframeworkandscientificwriting-240901122734-d5b7f02f-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Usulan untuk Program School of Thinking /slideshow/usulan-untuk-program-school-of-thinking-pptx/271468247 usulanuntukprogramschoolofthinking-240901120538-ecd53003
Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.]]>

Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.]]>
Sun, 01 Sep 2024 12:05:38 GMT /slideshow/usulan-untuk-program-school-of-thinking-pptx/271468247 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Usulan untuk Program School of Thinking muhammadhafizhurrahman Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/usulanuntukprogramschoolofthinking-240901120538-ecd53003-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.
Usulan untuk Program School of Thinking from Hafizhurrahman
]]>
12 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/usulanuntukprogramschoolofthinking-240901120538-ecd53003-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Implementasi Systems Thinking dalam Dunia Penelitian /slideshow/implementasi-systems-thinking-dalam-dunia-penelitian/271467700 implementasisystemsthinkingdalamduniapenelitian-240901112849-027bd0fc
Tujuan Penyusunan Paparan: Paparan ini akan membahas terkait: apa itu berpikir sistemik (systems thinking; systemic thinking); mengapa dalam berpikir, kita harus menggunakan sudut pandang sistem; dan bagaimana cara berpikir secara sistemik (menggunakan sudut pandang sistem). Metode dalam Menjawab Tujuan Paparan: Dalam rangka menjawab tiga tujuan tersebut, paparan ini disusun dengan mengacu pada literatur-literatur yang membahas tentang berpikir sistemik. Kesimpulan: pertama: berpikir sistemik (systems thinking; systemic thinking) dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dalam menyelidiki variabel apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu output dan gimana hubungan antarvariabel tersebut dapat menghasilkan output tadi. Definisi berpikir sistemik tadi tidak terlepas dari definisi sistem yang dalam paparan ini didefinisikan sebagai konsep (kumpulan gagasan) yang mendeskripsikan bagaimana keterkaitan antarobjek dalam mencapai suatu tujuan; kedua: alasan mengapa kita harus berpikir dalam sudut pandang sistem adalah karena dengan sudut pandang sistem, kita dapat mengetahui variabel-variabel apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu output dan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut dalam menghasilkan output tadi, yang dengan begitu, maka pemahaman kita terhadap suatu objek yang sedang kita tinjau/periksa menjadi lebih lengkap dan akurat (most likely to be correct); ketiga, terkait bagaimana cara berpikir sistemik, pertama-tama kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu variabel apa saja yang mungkin menyebabkan terjadinya suatu output, kemudian kita harus menyelidiki bagaimana hubungan antarvariabel yang telah kita identifikasi tadi, setelah itu kita susun penjelasan (terkait apa saja variabel yang menyebabkan terjadinya suatu output dan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut dalam menghasilkan output tadi), lalu dari penjelasan yang telah kita susun tersebut kita verifikasi kebenarannya (apakah penjelasan kita tadi sesuai dengan kenyataan atau tidak). Kata Kunci: Berpikir Sistemik (Systems Thinking / Systemic Thinking), Hubungan Antarvariabel dalam Menghasilkan Suatu Output, Menyeluruh]]>

Tujuan Penyusunan Paparan: Paparan ini akan membahas terkait: apa itu berpikir sistemik (systems thinking; systemic thinking); mengapa dalam berpikir, kita harus menggunakan sudut pandang sistem; dan bagaimana cara berpikir secara sistemik (menggunakan sudut pandang sistem). Metode dalam Menjawab Tujuan Paparan: Dalam rangka menjawab tiga tujuan tersebut, paparan ini disusun dengan mengacu pada literatur-literatur yang membahas tentang berpikir sistemik. Kesimpulan: pertama: berpikir sistemik (systems thinking; systemic thinking) dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dalam menyelidiki variabel apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu output dan gimana hubungan antarvariabel tersebut dapat menghasilkan output tadi. Definisi berpikir sistemik tadi tidak terlepas dari definisi sistem yang dalam paparan ini didefinisikan sebagai konsep (kumpulan gagasan) yang mendeskripsikan bagaimana keterkaitan antarobjek dalam mencapai suatu tujuan; kedua: alasan mengapa kita harus berpikir dalam sudut pandang sistem adalah karena dengan sudut pandang sistem, kita dapat mengetahui variabel-variabel apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu output dan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut dalam menghasilkan output tadi, yang dengan begitu, maka pemahaman kita terhadap suatu objek yang sedang kita tinjau/periksa menjadi lebih lengkap dan akurat (most likely to be correct); ketiga, terkait bagaimana cara berpikir sistemik, pertama-tama kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu variabel apa saja yang mungkin menyebabkan terjadinya suatu output, kemudian kita harus menyelidiki bagaimana hubungan antarvariabel yang telah kita identifikasi tadi, setelah itu kita susun penjelasan (terkait apa saja variabel yang menyebabkan terjadinya suatu output dan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut dalam menghasilkan output tadi), lalu dari penjelasan yang telah kita susun tersebut kita verifikasi kebenarannya (apakah penjelasan kita tadi sesuai dengan kenyataan atau tidak). Kata Kunci: Berpikir Sistemik (Systems Thinking / Systemic Thinking), Hubungan Antarvariabel dalam Menghasilkan Suatu Output, Menyeluruh]]>
Sun, 01 Sep 2024 11:28:48 GMT /slideshow/implementasi-systems-thinking-dalam-dunia-penelitian/271467700 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Implementasi Systems Thinking dalam Dunia Penelitian muhammadhafizhurrahman Tujuan Penyusunan Paparan: Paparan ini akan membahas terkait: apa itu berpikir sistemik (systems thinking; systemic thinking); mengapa dalam berpikir, kita harus menggunakan sudut pandang sistem; dan bagaimana cara berpikir secara sistemik (menggunakan sudut pandang sistem). Metode dalam Menjawab Tujuan Paparan: Dalam rangka menjawab tiga tujuan tersebut, paparan ini disusun dengan mengacu pada literatur-literatur yang membahas tentang berpikir sistemik. Kesimpulan: pertama: berpikir sistemik (systems thinking; systemic thinking) dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dalam menyelidiki variabel apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu output dan gimana hubungan antarvariabel tersebut dapat menghasilkan output tadi. Definisi berpikir sistemik tadi tidak terlepas dari definisi sistem yang dalam paparan ini didefinisikan sebagai konsep (kumpulan gagasan) yang mendeskripsikan bagaimana keterkaitan antarobjek dalam mencapai suatu tujuan; kedua: alasan mengapa kita harus berpikir dalam sudut pandang sistem adalah karena dengan sudut pandang sistem, kita dapat mengetahui variabel-variabel apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu output dan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut dalam menghasilkan output tadi, yang dengan begitu, maka pemahaman kita terhadap suatu objek yang sedang kita tinjau/periksa menjadi lebih lengkap dan akurat (most likely to be correct); ketiga, terkait bagaimana cara berpikir sistemik, pertama-tama kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu variabel apa saja yang mungkin menyebabkan terjadinya suatu output, kemudian kita harus menyelidiki bagaimana hubungan antarvariabel yang telah kita identifikasi tadi, setelah itu kita susun penjelasan (terkait apa saja variabel yang menyebabkan terjadinya suatu output dan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut dalam menghasilkan output tadi), lalu dari penjelasan yang telah kita susun tersebut kita verifikasi kebenarannya (apakah penjelasan kita tadi sesuai dengan kenyataan atau tidak). Kata Kunci: Berpikir Sistemik (Systems Thinking / Systemic Thinking), Hubungan Antarvariabel dalam Menghasilkan Suatu Output, Menyeluruh <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/implementasisystemsthinkingdalamduniapenelitian-240901112849-027bd0fc-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Tujuan Penyusunan Paparan: Paparan ini akan membahas terkait: apa itu berpikir sistemik (systems thinking; systemic thinking); mengapa dalam berpikir, kita harus menggunakan sudut pandang sistem; dan bagaimana cara berpikir secara sistemik (menggunakan sudut pandang sistem). Metode dalam Menjawab Tujuan Paparan: Dalam rangka menjawab tiga tujuan tersebut, paparan ini disusun dengan mengacu pada literatur-literatur yang membahas tentang berpikir sistemik. Kesimpulan: pertama: berpikir sistemik (systems thinking; systemic thinking) dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dalam menyelidiki variabel apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu output dan gimana hubungan antarvariabel tersebut dapat menghasilkan output tadi. Definisi berpikir sistemik tadi tidak terlepas dari definisi sistem yang dalam paparan ini didefinisikan sebagai konsep (kumpulan gagasan) yang mendeskripsikan bagaimana keterkaitan antarobjek dalam mencapai suatu tujuan; kedua: alasan mengapa kita harus berpikir dalam sudut pandang sistem adalah karena dengan sudut pandang sistem, kita dapat mengetahui variabel-variabel apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu output dan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut dalam menghasilkan output tadi, yang dengan begitu, maka pemahaman kita terhadap suatu objek yang sedang kita tinjau/periksa menjadi lebih lengkap dan akurat (most likely to be correct); ketiga, terkait bagaimana cara berpikir sistemik, pertama-tama kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu variabel apa saja yang mungkin menyebabkan terjadinya suatu output, kemudian kita harus menyelidiki bagaimana hubungan antarvariabel yang telah kita identifikasi tadi, setelah itu kita susun penjelasan (terkait apa saja variabel yang menyebabkan terjadinya suatu output dan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut dalam menghasilkan output tadi), lalu dari penjelasan yang telah kita susun tersebut kita verifikasi kebenarannya (apakah penjelasan kita tadi sesuai dengan kenyataan atau tidak). Kata Kunci: Berpikir Sistemik (Systems Thinking / Systemic Thinking), Hubungan Antarvariabel dalam Menghasilkan Suatu Output, Menyeluruh
Implementasi Systems Thinking dalam Dunia Penelitian from Hafizhurrahman
]]>
9 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/implementasisystemsthinkingdalamduniapenelitian-240901112849-027bd0fc-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Higher Order Thinking Skills and Logical Framework Design /slideshow/higher-order-thinking-skills-and-logical-framework-design/271467538 higherorderthinkingskillsandlogicalframeworkdesign-240901111738-3210f904
(a) Keterampilan berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skill), dan yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill); (b) Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan mengingat (remembering), keterampilan memahami (understanding), hingga keterampilan mengaplikasikan (applying); (c) Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan memahami (understanding), kemudian keterampilan menganalisis (analyzing), keterampilan mengevaluasi (evaluating), hingga keterampilan menciptakan/mengintegrasikan (creating/integrating); (d) Untuk menguasai keterampilan dalam memahami dan menganalisis, kita perlu memahami konsep penalaran logis, yakni penalaran yang sesuai dengan logika; (e) Untuk menguasai keterampilan mengevaluasi, kita perlu memahami konsep berpikir kritis; (f) Untuk menguasai keterampilan menciptakan dan mengintegrasikan, kita perlu memahami konsep berpikir kreatif; (g) Bentuk dari keterampilan dalam memahami adalah mampu memahami suatu argumen; (h) Bentuk dari keterampilan dalam menganalisis adalah mampu memeriksa validitas argumen; (i) Bentuk dari terampil dalam mengevaluasi adalah mampu melakukan penyelidikan terhadap kualitas suatu argumen (sesuai dengan standar intelektual universal); (j) Bentuk dari terampil dalam menciptakan/mengintegrasikan adalah mampu menciptakan dan/atau mengintegrasikan suatu argumen baru; (k) Dalam keterampilan memahami, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (k.1) mampu memahami suatu argumen, dan kedua (k.2) mampu memetakan runtutan berpikir dari suatu argumen yang terdapat pada suatu informasi secara teratur dan tertib; (l) Dalam keterampilan menganalisis, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (l.1) kemampuan menguraikan konsekuensi atau implikasi dari suatu argumen, dan kedua (l.2) kemampuan menilai validitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi; (m) Dalam keterampilan mengevaluasi, kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan menyelidiki kualitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi, di mana kemampuan ini terdiri dari tiga keterampilan turunan, pertama (m.1) kemampuan menyelidiki keakuratan dari bukti-bukti yang dijadikan sebagai dasar dan alasan dalam penarikan kesimpulan pada sebuah argumen, kedua (m.2) kemampuan menyelidiki asumsi-asumsi dasar, lingkup, dan batasan-batasan dari suatu argumen, dan ketiga (m.3) kemampuan menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang juga harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.]]>

(a) Keterampilan berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skill), dan yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill); (b) Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan mengingat (remembering), keterampilan memahami (understanding), hingga keterampilan mengaplikasikan (applying); (c) Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan memahami (understanding), kemudian keterampilan menganalisis (analyzing), keterampilan mengevaluasi (evaluating), hingga keterampilan menciptakan/mengintegrasikan (creating/integrating); (d) Untuk menguasai keterampilan dalam memahami dan menganalisis, kita perlu memahami konsep penalaran logis, yakni penalaran yang sesuai dengan logika; (e) Untuk menguasai keterampilan mengevaluasi, kita perlu memahami konsep berpikir kritis; (f) Untuk menguasai keterampilan menciptakan dan mengintegrasikan, kita perlu memahami konsep berpikir kreatif; (g) Bentuk dari keterampilan dalam memahami adalah mampu memahami suatu argumen; (h) Bentuk dari keterampilan dalam menganalisis adalah mampu memeriksa validitas argumen; (i) Bentuk dari terampil dalam mengevaluasi adalah mampu melakukan penyelidikan terhadap kualitas suatu argumen (sesuai dengan standar intelektual universal); (j) Bentuk dari terampil dalam menciptakan/mengintegrasikan adalah mampu menciptakan dan/atau mengintegrasikan suatu argumen baru; (k) Dalam keterampilan memahami, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (k.1) mampu memahami suatu argumen, dan kedua (k.2) mampu memetakan runtutan berpikir dari suatu argumen yang terdapat pada suatu informasi secara teratur dan tertib; (l) Dalam keterampilan menganalisis, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (l.1) kemampuan menguraikan konsekuensi atau implikasi dari suatu argumen, dan kedua (l.2) kemampuan menilai validitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi; (m) Dalam keterampilan mengevaluasi, kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan menyelidiki kualitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi, di mana kemampuan ini terdiri dari tiga keterampilan turunan, pertama (m.1) kemampuan menyelidiki keakuratan dari bukti-bukti yang dijadikan sebagai dasar dan alasan dalam penarikan kesimpulan pada sebuah argumen, kedua (m.2) kemampuan menyelidiki asumsi-asumsi dasar, lingkup, dan batasan-batasan dari suatu argumen, dan ketiga (m.3) kemampuan menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang juga harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.]]>
Sun, 01 Sep 2024 11:17:37 GMT /slideshow/higher-order-thinking-skills-and-logical-framework-design/271467538 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Higher Order Thinking Skills and Logical Framework Design muhammadhafizhurrahman (a) Keterampilan berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skill), dan yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill); (b) Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan mengingat (remembering), keterampilan memahami (understanding), hingga keterampilan mengaplikasikan (applying); (c) Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan memahami (understanding), kemudian keterampilan menganalisis (analyzing), keterampilan mengevaluasi (evaluating), hingga keterampilan menciptakan/mengintegrasikan (creating/integrating); (d) Untuk menguasai keterampilan dalam memahami dan menganalisis, kita perlu memahami konsep penalaran logis, yakni penalaran yang sesuai dengan logika; (e) Untuk menguasai keterampilan mengevaluasi, kita perlu memahami konsep berpikir kritis; (f) Untuk menguasai keterampilan menciptakan dan mengintegrasikan, kita perlu memahami konsep berpikir kreatif; (g) Bentuk dari keterampilan dalam memahami adalah mampu memahami suatu argumen; (h) Bentuk dari keterampilan dalam menganalisis adalah mampu memeriksa validitas argumen; (i) Bentuk dari terampil dalam mengevaluasi adalah mampu melakukan penyelidikan terhadap kualitas suatu argumen (sesuai dengan standar intelektual universal); (j) Bentuk dari terampil dalam menciptakan/mengintegrasikan adalah mampu menciptakan dan/atau mengintegrasikan suatu argumen baru; (k) Dalam keterampilan memahami, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (k.1) mampu memahami suatu argumen, dan kedua (k.2) mampu memetakan runtutan berpikir dari suatu argumen yang terdapat pada suatu informasi secara teratur dan tertib; (l) Dalam keterampilan menganalisis, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (l.1) kemampuan menguraikan konsekuensi atau implikasi dari suatu argumen, dan kedua (l.2) kemampuan menilai validitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi; (m) Dalam keterampilan mengevaluasi, kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan menyelidiki kualitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi, di mana kemampuan ini terdiri dari tiga keterampilan turunan, pertama (m.1) kemampuan menyelidiki keakuratan dari bukti-bukti yang dijadikan sebagai dasar dan alasan dalam penarikan kesimpulan pada sebuah argumen, kedua (m.2) kemampuan menyelidiki asumsi-asumsi dasar, lingkup, dan batasan-batasan dari suatu argumen, dan ketiga (m.3) kemampuan menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang juga harus dipertimbangkan dalam suatu argumen. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/higherorderthinkingskillsandlogicalframeworkdesign-240901111738-3210f904-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> (a) Keterampilan berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skill), dan yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill); (b) Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan mengingat (remembering), keterampilan memahami (understanding), hingga keterampilan mengaplikasikan (applying); (c) Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan memahami (understanding), kemudian keterampilan menganalisis (analyzing), keterampilan mengevaluasi (evaluating), hingga keterampilan menciptakan/mengintegrasikan (creating/integrating); (d) Untuk menguasai keterampilan dalam memahami dan menganalisis, kita perlu memahami konsep penalaran logis, yakni penalaran yang sesuai dengan logika; (e) Untuk menguasai keterampilan mengevaluasi, kita perlu memahami konsep berpikir kritis; (f) Untuk menguasai keterampilan menciptakan dan mengintegrasikan, kita perlu memahami konsep berpikir kreatif; (g) Bentuk dari keterampilan dalam memahami adalah mampu memahami suatu argumen; (h) Bentuk dari keterampilan dalam menganalisis adalah mampu memeriksa validitas argumen; (i) Bentuk dari terampil dalam mengevaluasi adalah mampu melakukan penyelidikan terhadap kualitas suatu argumen (sesuai dengan standar intelektual universal); (j) Bentuk dari terampil dalam menciptakan/mengintegrasikan adalah mampu menciptakan dan/atau mengintegrasikan suatu argumen baru; (k) Dalam keterampilan memahami, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (k.1) mampu memahami suatu argumen, dan kedua (k.2) mampu memetakan runtutan berpikir dari suatu argumen yang terdapat pada suatu informasi secara teratur dan tertib; (l) Dalam keterampilan menganalisis, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (l.1) kemampuan menguraikan konsekuensi atau implikasi dari suatu argumen, dan kedua (l.2) kemampuan menilai validitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi; (m) Dalam keterampilan mengevaluasi, kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan menyelidiki kualitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi, di mana kemampuan ini terdiri dari tiga keterampilan turunan, pertama (m.1) kemampuan menyelidiki keakuratan dari bukti-bukti yang dijadikan sebagai dasar dan alasan dalam penarikan kesimpulan pada sebuah argumen, kedua (m.2) kemampuan menyelidiki asumsi-asumsi dasar, lingkup, dan batasan-batasan dari suatu argumen, dan ketiga (m.3) kemampuan menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang juga harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.
Higher Order Thinking Skills and Logical Framework Design from Hafizhurrahman
]]>
8 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/higherorderthinkingskillsandlogicalframeworkdesign-240901111738-3210f904-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Critical Thinking and How to Overcome Problems /slideshow/critical-thinking-and-how-to-overcome-problems/271467422 criticalthinkingandhowtoovercomeproblems-240901110755-1c14a0a8
Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.]]>

Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.]]>
Sun, 01 Sep 2024 11:07:55 GMT /slideshow/critical-thinking-and-how-to-overcome-problems/271467422 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Critical Thinking and How to Overcome Problems muhammadhafizhurrahman Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/criticalthinkingandhowtoovercomeproblems-240901110755-1c14a0a8-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.
Critical Thinking and How to Overcome Problems from Hafizhurrahman
]]>
8 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/criticalthinkingandhowtoovercomeproblems-240901110755-1c14a0a8-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Metode Berpikir Terarah, Runtut, Sistematis, Terintegrasi, Teratur, dan Tertib dalam Merencanakan Penelitian dan Menyusun Karya Tulis Ilmiah /slideshow/metode-berpikir-terarah-runtut-sistematis-terintegrasi-teratur-dan-tertib-dalam-merencanakan-penelitian-dan-menyusun-karya-tulis-ilmiah/271467037 metodeberpikirterarahruntutsistematisterintegrasiteraturdantertibdalamperencanaanpenelitian-240901103119-f30fa515
Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.]]>

Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.]]>
Sun, 01 Sep 2024 10:31:19 GMT /slideshow/metode-berpikir-terarah-runtut-sistematis-terintegrasi-teratur-dan-tertib-dalam-merencanakan-penelitian-dan-menyusun-karya-tulis-ilmiah/271467037 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Metode Berpikir Terarah, Runtut, Sistematis, Terintegrasi, Teratur, dan Tertib dalam Merencanakan Penelitian dan Menyusun Karya Tulis Ilmiah muhammadhafizhurrahman Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/metodeberpikirterarahruntutsistematisterintegrasiteraturdantertibdalamperencanaanpenelitian-240901103119-f30fa515-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.
Metode Berpikir Terarah, Runtut, Sistematis, Terintegrasi, Teratur, dan Tertib dalam Merencanakan Penelitian dan Menyusun Karya Tulis Ilmiah from Hafizhurrahman
]]>
102 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/metodeberpikirterarahruntutsistematisterintegrasiteraturdantertibdalamperencanaanpenelitian-240901103119-f30fa515-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Berpikir Terarah, Runtut, Sistematis, Terintegrasi, Teratur, dan Tertib dalam Perencanaan Penelitian dan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah /slideshow/berpikir-terarah-runtut-sistematis-terintegrasi-teratur-dan-tertib-dalam-perencanaan-penelitian-dan-penyusunan-karya-tulis-ilmiah/271466721 berpikirterarahruntutsistematisterintegrasiteraturdantertibdalammenelitidanmenyusunkaryatulisilmiah-240901100624-5f656d3f
Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.]]>

Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.]]>
Sun, 01 Sep 2024 10:06:24 GMT /slideshow/berpikir-terarah-runtut-sistematis-terintegrasi-teratur-dan-tertib-dalam-perencanaan-penelitian-dan-penyusunan-karya-tulis-ilmiah/271466721 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Berpikir Terarah, Runtut, Sistematis, Terintegrasi, Teratur, dan Tertib dalam Perencanaan Penelitian dan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah muhammadhafizhurrahman Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/berpikirterarahruntutsistematisterintegrasiteraturdantertibdalammenelitidanmenyusunkaryatulisilmiah-240901100624-5f656d3f-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying). Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui. Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method). Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.
Berpikir Terarah, Runtut, Sistematis, Terintegrasi, Teratur, dan Tertib dalam Perencanaan Penelitian dan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah from Hafizhurrahman
]]>
22 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/berpikirterarahruntutsistematisterintegrasiteraturdantertibdalammenelitidanmenyusunkaryatulisilmiah-240901100624-5f656d3f-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Logical Framework dalam Dunia Kepenulisan.pptx /slideshow/logical-framework-dalam-dunia-kepenulisan-pptx/271466215 logicalframeworkdalamduniakepenulisan-240901092418-208e45b8
Logical framework is a logically coherential and consistent step-by-step processes to reach out the purposes. It mapped out all of the activities towards our purposes in a sequential and systematical steps. When we apply logical framework in project or programme planning, it would make the project or programme in a very clear state, because we can see the harmony of our activities towards our project purposes. Since all the activities are in line towards the purposes, we can monitor and evaluate if something do not work out.]]>

Logical framework is a logically coherential and consistent step-by-step processes to reach out the purposes. It mapped out all of the activities towards our purposes in a sequential and systematical steps. When we apply logical framework in project or programme planning, it would make the project or programme in a very clear state, because we can see the harmony of our activities towards our project purposes. Since all the activities are in line towards the purposes, we can monitor and evaluate if something do not work out.]]>
Sun, 01 Sep 2024 09:24:18 GMT /slideshow/logical-framework-dalam-dunia-kepenulisan-pptx/271466215 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Logical Framework dalam Dunia Kepenulisan.pptx muhammadhafizhurrahman Logical framework is a logically coherential and consistent step-by-step processes to reach out the purposes. It mapped out all of the activities towards our purposes in a sequential and systematical steps. When we apply logical framework in project or programme planning, it would make the project or programme in a very clear state, because we can see the harmony of our activities towards our project purposes. Since all the activities are in line towards the purposes, we can monitor and evaluate if something do not work out. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/logicalframeworkdalamduniakepenulisan-240901092418-208e45b8-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Logical framework is a logically coherential and consistent step-by-step processes to reach out the purposes. It mapped out all of the activities towards our purposes in a sequential and systematical steps. When we apply logical framework in project or programme planning, it would make the project or programme in a very clear state, because we can see the harmony of our activities towards our project purposes. Since all the activities are in line towards the purposes, we can monitor and evaluate if something do not work out.
Logical Framework dalam Dunia Kepenulisan.pptx from Hafizhurrahman
]]>
12 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/logicalframeworkdalamduniakepenulisan-240901092418-208e45b8-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Coal Mining di Pegunungan Meratus Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan #SaveMeratus /slideshow/kajian-penolakan-izin-operasi-produksi-pertambangan-batu-bara-pt-mantimin-coal-mining-di-pegunungan-meratus-hulu-sungai-tengah-kalimantan-selatan-save-meratus/142496410 kajianpenolakanizinoperasiproduksipertambanganbatubarapt-190427124621
Terdapat 8 alasan terkait penolakan izin operasi produksi pertambangan batu bara yang dikeluarkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada PT. Mantimin Coal Mining (MCM) di area Pegunungan Meratus, Desa Batu Tangga dan Desa Nateh, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu (1) 56% dari lokasi rencana pertambangan merupakan Kawasan Bentang Alam Karst yang harus dilindungi; (2) lokasi rencana pertambangan merupakan Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Resapan Air yang harus dipertahankan fungsinya; (3) rencana pertambangan bertentangan dengan upaya perlindungan dan pencegahan kepunahan spesies flora dan fauna terancam dan langka di Pegunungan Meratus; (4) Keluarnya izin operasi produksi pertambangan batu bara oleh Kementerian ESDM kepada PT. MCM tanpa adanya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL); (5) rencana pertambangan bertentangan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), serta Tujuan, Kebijakan, dan Strategi penataan ruang Kabupaten HST; (6) rencana pertambangan bertentangan dengan kesepakatan internasional tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals Agreement) yang berkaitan dengan Ekosistem Daratan; (7) rencana pertambangan bertentangan dengan semangat pemerintah dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat secara partisipatif dalam penyelenggaraan penghutanan dengan mengakui pengelolaan serta perlindungan hutan oleh masyarakat di Desa Nateh; dan (8) rencana pertambangan bertentangan dengan semangat pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan Energi Terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kabupaten HST.]]>

Terdapat 8 alasan terkait penolakan izin operasi produksi pertambangan batu bara yang dikeluarkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada PT. Mantimin Coal Mining (MCM) di area Pegunungan Meratus, Desa Batu Tangga dan Desa Nateh, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu (1) 56% dari lokasi rencana pertambangan merupakan Kawasan Bentang Alam Karst yang harus dilindungi; (2) lokasi rencana pertambangan merupakan Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Resapan Air yang harus dipertahankan fungsinya; (3) rencana pertambangan bertentangan dengan upaya perlindungan dan pencegahan kepunahan spesies flora dan fauna terancam dan langka di Pegunungan Meratus; (4) Keluarnya izin operasi produksi pertambangan batu bara oleh Kementerian ESDM kepada PT. MCM tanpa adanya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL); (5) rencana pertambangan bertentangan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), serta Tujuan, Kebijakan, dan Strategi penataan ruang Kabupaten HST; (6) rencana pertambangan bertentangan dengan kesepakatan internasional tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals Agreement) yang berkaitan dengan Ekosistem Daratan; (7) rencana pertambangan bertentangan dengan semangat pemerintah dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat secara partisipatif dalam penyelenggaraan penghutanan dengan mengakui pengelolaan serta perlindungan hutan oleh masyarakat di Desa Nateh; dan (8) rencana pertambangan bertentangan dengan semangat pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan Energi Terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kabupaten HST.]]>
Sat, 27 Apr 2019 12:46:21 GMT /slideshow/kajian-penolakan-izin-operasi-produksi-pertambangan-batu-bara-pt-mantimin-coal-mining-di-pegunungan-meratus-hulu-sungai-tengah-kalimantan-selatan-save-meratus/142496410 muhammadhafizhurrahman@slideshare.net(muhammadhafizhurrahman) Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Coal Mining di Pegunungan Meratus Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan #SaveMeratus muhammadhafizhurrahman Terdapat 8 alasan terkait penolakan izin operasi produksi pertambangan batu bara yang dikeluarkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada PT. Mantimin Coal Mining (MCM) di area Pegunungan Meratus, Desa Batu Tangga dan Desa Nateh, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu (1) 56% dari lokasi rencana pertambangan merupakan Kawasan Bentang Alam Karst yang harus dilindungi; (2) lokasi rencana pertambangan merupakan Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Resapan Air yang harus dipertahankan fungsinya; (3) rencana pertambangan bertentangan dengan upaya perlindungan dan pencegahan kepunahan spesies flora dan fauna terancam dan langka di Pegunungan Meratus; (4) Keluarnya izin operasi produksi pertambangan batu bara oleh Kementerian ESDM kepada PT. MCM tanpa adanya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL); (5) rencana pertambangan bertentangan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), serta Tujuan, Kebijakan, dan Strategi penataan ruang Kabupaten HST; (6) rencana pertambangan bertentangan dengan kesepakatan internasional tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals Agreement) yang berkaitan dengan Ekosistem Daratan; (7) rencana pertambangan bertentangan dengan semangat pemerintah dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat secara partisipatif dalam penyelenggaraan penghutanan dengan mengakui pengelolaan serta perlindungan hutan oleh masyarakat di Desa Nateh; dan (8) rencana pertambangan bertentangan dengan semangat pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan Energi Terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kabupaten HST. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/kajianpenolakanizinoperasiproduksipertambanganbatubarapt-190427124621-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Terdapat 8 alasan terkait penolakan izin operasi produksi pertambangan batu bara yang dikeluarkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada PT. Mantimin Coal Mining (MCM) di area Pegunungan Meratus, Desa Batu Tangga dan Desa Nateh, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu (1) 56% dari lokasi rencana pertambangan merupakan Kawasan Bentang Alam Karst yang harus dilindungi; (2) lokasi rencana pertambangan merupakan Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Resapan Air yang harus dipertahankan fungsinya; (3) rencana pertambangan bertentangan dengan upaya perlindungan dan pencegahan kepunahan spesies flora dan fauna terancam dan langka di Pegunungan Meratus; (4) Keluarnya izin operasi produksi pertambangan batu bara oleh Kementerian ESDM kepada PT. MCM tanpa adanya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL); (5) rencana pertambangan bertentangan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), serta Tujuan, Kebijakan, dan Strategi penataan ruang Kabupaten HST; (6) rencana pertambangan bertentangan dengan kesepakatan internasional tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals Agreement) yang berkaitan dengan Ekosistem Daratan; (7) rencana pertambangan bertentangan dengan semangat pemerintah dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat secara partisipatif dalam penyelenggaraan penghutanan dengan mengakui pengelolaan serta perlindungan hutan oleh masyarakat di Desa Nateh; dan (8) rencana pertambangan bertentangan dengan semangat pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan Energi Terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kabupaten HST.
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Coal Mining di Pegunungan Meratus Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan #SaveMeratus from Hafizhurrahman
]]>
131 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/kajianpenolakanizinoperasiproduksipertambanganbatubarapt-190427124621-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
https://cdn.slidesharecdn.com/profile-photo-muhammadhafizhurrahman-48x48.jpg?cb=1729215826 A self-directed reasoner and learner, borderless civil engineer, systematical and methodological framework designer for scientific and engineering research programmes, structurally well-organized planner, systematically well-structured categorizer and mind mapper, methodologically well-mapped flowchart maker, statistical analyst, and orderly well-arranged archivist. My scholarly interests include logical and critical reasoning, design of systematical and methodological framework for scientific and engineering research programmes, scientific writing techniques, and statistical analysis. Sequencing, categorizing, mapping, organizing, and systemizing concepts is what I do. It's my passion. medium.com/@methodologist https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tujuan-tujuanpendidikan-240902120122-9600517d-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/tujuan-tujuan-pendidikan-objectives-of-education/271497112 Tujuan-Tujuan Pendidik... https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/teknikpenyusunanlaporandanmakalahpenelitiansaintifik-240902115704-74da7f95-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/teknik-penyusunan-laporan-dan-makalah-penelitian-saintifik/271496988 Teknik Penyusunan Lapo... https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/berpikirkritiscriticalthinking-240902115035-2cce8584-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/berpikir-dan-bernalar-kritis-critical-thinking-and-reasoning/271496801 Berpikir dan Bernalar ...