(a) Keterampilan berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skill), dan yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill); (b) Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan mengingat (remembering), keterampilan memahami (understanding), hingga keterampilan mengaplikasikan (applying); (c) Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan memahami (understanding), kemudian keterampilan menganalisis (analyzing), keterampilan mengevaluasi (evaluating), hingga keterampilan menciptakan/mengintegrasikan (creating/integrating); (d) Untuk menguasai keterampilan dalam memahami dan menganalisis, kita perlu memahami konsep penalaran logis, yakni penalaran yang sesuai dengan logika; (e) Untuk menguasai keterampilan mengevaluasi, kita perlu memahami konsep berpikir kritis; (f) Untuk menguasai keterampilan menciptakan dan mengintegrasikan, kita perlu memahami konsep berpikir kreatif; (g) Bentuk dari keterampilan dalam memahami adalah mampu memahami suatu argumen; (h) Bentuk dari keterampilan dalam menganalisis adalah mampu memeriksa validitas argumen; (i) Bentuk dari terampil dalam mengevaluasi adalah mampu melakukan penyelidikan terhadap kualitas suatu argumen (sesuai dengan standar intelektual universal); (j) Bentuk dari terampil dalam menciptakan/mengintegrasikan adalah mampu menciptakan dan/atau mengintegrasikan suatu argumen baru; (k) Dalam keterampilan memahami, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (k.1) mampu memahami suatu argumen, dan kedua (k.2) mampu memetakan runtutan berpikir dari suatu argumen yang terdapat pada suatu informasi secara teratur dan tertib; (l) Dalam keterampilan menganalisis, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (l.1) kemampuan menguraikan konsekuensi atau implikasi dari suatu argumen, dan kedua (l.2) kemampuan menilai validitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi; (m) Dalam keterampilan mengevaluasi, kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan menyelidiki kualitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi, di mana kemampuan ini terdiri dari tiga keterampilan turunan, pertama (m.1) kemampuan menyelidiki keakuratan dari bukti-bukti yang dijadikan sebagai dasar dan alasan dalam penarikan kesimpulan pada sebuah argumen, kedua (m.2) kemampuan menyelidiki asumsi-asumsi dasar, lingkup, dan batasan-batasan dari suatu argumen, dan ketiga (m.3) kemampuan menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang juga harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.
Implementasi Systems Thinking dalam Dunia PenelitianHafizhurrahman
Ìý
Tujuan Penyusunan Paparan: Paparan ini akan membahas terkait: apa itu berpikir sistemik (systems thinking; systemic thinking); mengapa dalam berpikir, kita harus menggunakan sudut pandang sistem; dan bagaimana cara berpikir secara sistemik (menggunakan sudut pandang sistem). Metode dalam Menjawab Tujuan Paparan: Dalam rangka menjawab tiga tujuan tersebut, paparan ini disusun dengan mengacu pada literatur-literatur yang membahas tentang berpikir sistemik. Kesimpulan: pertama: berpikir sistemik (systems thinking; systemic thinking) dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dalam menyelidiki variabel apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu output dan gimana hubungan antarvariabel tersebut dapat menghasilkan output tadi. Definisi berpikir sistemik tadi tidak terlepas dari definisi sistem yang dalam paparan ini didefinisikan sebagai konsep (kumpulan gagasan) yang mendeskripsikan bagaimana keterkaitan antarobjek dalam mencapai suatu tujuan; kedua: alasan mengapa kita harus berpikir dalam sudut pandang sistem adalah karena dengan sudut pandang sistem, kita dapat mengetahui variabel-variabel apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu output dan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut dalam menghasilkan output tadi, yang dengan begitu, maka pemahaman kita terhadap suatu objek yang sedang kita tinjau/periksa menjadi lebih lengkap dan akurat (most likely to be correct); ketiga, terkait bagaimana cara berpikir sistemik, pertama-tama kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu variabel apa saja yang mungkin menyebabkan terjadinya suatu output, kemudian kita harus menyelidiki bagaimana hubungan antarvariabel yang telah kita identifikasi tadi, setelah itu kita susun penjelasan (terkait apa saja variabel yang menyebabkan terjadinya suatu output dan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut dalam menghasilkan output tadi), lalu dari penjelasan yang telah kita susun tersebut kita verifikasi kebenarannya (apakah penjelasan kita tadi sesuai dengan kenyataan atau tidak).
Kata Kunci: Berpikir Sistemik (Systems Thinking / Systemic Thinking), Hubungan Antarvariabel dalam Menghasilkan Suatu Output, Menyeluruh
Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.
Apa sih Berpikir Kritis Itu? Kenapa Kita Harus Kritis dalam Berpikir? Dan Gim...Hafizhurrahman
Ìý
Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.
Critical Thinking and How to Overcome ProblemsHafizhurrahman
Ìý
Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.
Kekeliruan dalam Bernalar (Fallacies in Reasoning)Hafizhurrahman
Ìý
This presentation sequentially examines the definition of logic, the definition of logical fallacy, and the classification of logical fallacies. Logic could be defined as the rule of thinking. In line with the definition of logic, logical fallacy could be defined as a statement that is not in accordance with logic. Logical fallacies could be classified into 2 categories, they are fallacies of relevance and fallacies of insufficient evidence. Fallacies of relevance could be categorized into 11 groups, they are ad hominem; circumstantial ad hominem; ad hominem tu quoque; two wrongs make a right; appeal to fear; appeal to pity; appeal to belief of majority; straw man; red herring; equivocation; and circular reasoning. Fallacies of insufficient evidence could be categorized into 9 groups, they are inappropriate appeal to authority; appeal to ignorance; false alternatives; loaded question; questionable cause; hasty generalization; slippery slope; weak analogy; inconsistency.
Keywords—Logic, logical fallacies, fallacies of relevance, fallacies of insufficient evidence.
Logika dan Penalaran Logis (Logic and Logical Reasoning)Hafizhurrahman
Ìý
Tujuan disusunnya paparan ini adalah untuk menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan logika itu? (2) Kenapa kita harus logis dalam bernalar? dan (3) Gimana caranya bernalar sesuai dengan logika. Tiga pertanyaan tersebut akan dijawab dengan berpedoman pada literatur-literatur yang memaparkan tentang logika. Setelah menelusuri literatur-literatur terkait logika untuk menjawab ketiga pertanyaan tadi, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Sebelum masuk ke pembahasan apa itu logika, kita harus memahami terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir dan bernalar, karena logika berkaitan dengan kegiatan bernalar; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang telah dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun suatu argumen dan memeriksanya; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat memiliki nilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi tentang prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka status validitasnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Alasan kenapa kita harus logis dalam bernalar salah satunya karena dengan bernalar sesuai dengan logika kita dapat memperoleh kesimpulan yang pasti benar di mana kepastian ini dapat mendekatkan diri kita pada jawaban yang lebih akurat dan benar; (l) Bernalar logis artinya melakukan penalaran sesuai dengan logika, oleh karena itu, jika kita ingin mampu bernalar logis, maka kita perlu memahami logika dan bernalar dengannya.
Berpikir dan Bernalar Kritis (Critical Thinking and Reasoning)Hafizhurrahman
Ìý
Secara runtut step-by-step paparan ini akan menguraikan penjelasan mengenai (1) Apa sih yang dimaksud dengan berpikir kritis itu? (2) Kenapa kita harus kritis dalam berpikir? dan (3) Gimana caranya berpikir secara kritis. Acuan yang dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam penyusunan paparan ini adalah literatur-literatur yang membahas tentang logika dan berpikir kritis. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan terhadap literatur-literatur tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Agar kita dapat memahami secara akurat mengenai apa yang dimaksud dengan berpikir kritis, kita harus memahami secara runtut terlebih dahulu mengenai apa itu berpikir, apa itu penalaran, apa itu logika, apa itu standar intelektual universal, dan bagaimana hubungan antara keempatnya dengan berpikir kritis; (b) Berpikir dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas otak yang kita sadari sedang terjadi; (c) Penalaran adalah proses dalam menentukan suatu kesimpulan dari informasi-informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan kesimpulan tersebut, dengan kata lain, penalaran adalah proses dalam membangun argumen; (d) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis-premisnya; (e) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan; (f) Kesimpulan adalah pernyataan yang sedang dipertahankan; (g) Premis adalah pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan dapat dipertahankan; (h) Logika adalah studi mengenai prinsip-prinsip dan metode-metode dalam menentukan mana penalaran yang valid dan mana penalaran yang tidak valid; (i) Penalaran yang logis adalah penalaran yang sesuai dengan logika; (j) Penalaran yang tidak dapat ditentukan apakah ia logis atau tidak logis, maka statusnya adalah belum dapat ditentukan; (k) Standar intelektual universal adalah kumpulan parameter yang merupakan ukuran dalam menilai kualitas penalaran seseorang; (l) Beberapa yang termasuk standar intelektual universal diantaranya: kejelasan, ketepatan, keakuratan, keterkaitan, kekonsistenan, kesesuaian dengan logika, kelengkapan, dan ketidakberpihakan; (m) Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai penalaran dalam mengidentifikasi, memeriksa validitas, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi sesuai dengan standar-standar intelektual universal; (n) Salah satu alasan kenapa kita harus kritis dalam berpikir adalah karena dengan berpikir kritis kita dapat menguji jawaban atas pertanyaan kita sehingga kita memperoleh jawaban yang lebih akurat dan mendekati kebenaran; (o) Berpikir kritis dapat dilakukan dengan bernalar sesuai dengan logika dan standar-standar intelektual universal.
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS), Perancangan Kerangka Kerja Logis (L...Hafizhurrahman
Ìý
(a) Keterampilan berpikir dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, pertama adalah keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skill), dan yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill); (b) Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan mengingat (remembering), keterampilan memahami (understanding), hingga keterampilan mengaplikasikan (applying); (c) Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat didefinisikan sebagai keterampilan berpikir yang tersusun secara runtut dari keterampilan memahami (understanding), kemudian keterampilan menganalisis (analyzing), keterampilan mengevaluasi (evaluating), hingga keterampilan menciptakan/mengintegrasikan (creating/integrating); (d) Untuk menguasai keterampilan dalam memahami dan menganalisis, kita perlu memahami konsep penalaran logis, yakni penalaran yang sesuai dengan logika; (e) Untuk menguasai keterampilan mengevaluasi, kita perlu memahami konsep berpikir kritis; (f) Untuk menguasai keterampilan menciptakan dan mengintegrasikan, kita perlu memahami konsep berpikir kreatif; (g) Bentuk dari keterampilan dalam memahami adalah mampu memahami suatu argumen; (h) Bentuk dari keterampilan dalam menganalisis adalah mampu memeriksa validitas argumen; (i) Bentuk dari terampil dalam mengevaluasi adalah mampu melakukan penyelidikan terhadap kualitas suatu argumen (sesuai dengan standar intelektual universal); (j) Bentuk dari terampil dalam menciptakan/mengintegrasikan adalah mampu menciptakan dan/atau mengintegrasikan suatu argumen baru; (k) Dalam keterampilan memahami, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (k.1) mampu memahami suatu argumen, dan kedua (k.2) mampu memetakan runtutan berpikir dari suatu argumen yang terdapat pada suatu informasi secara teratur dan tertib; (l) Dalam keterampilan menganalisis, terdapat dua keterampilan turunan, pertama (l.1) kemampuan menguraikan konsekuensi atau implikasi dari suatu argumen, dan kedua (l.2) kemampuan menilai validitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi; (m) Dalam keterampilan mengevaluasi, kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan menyelidiki kualitas suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi, di mana kemampuan ini terdiri dari tiga keterampilan turunan, pertama (m.1) kemampuan menyelidiki keakuratan dari bukti-bukti yang dijadikan sebagai dasar dan alasan dalam penarikan kesimpulan pada sebuah argumen, kedua (m.2) kemampuan menyelidiki asumsi-asumsi dasar, lingkup, dan batasan-batasan dari suatu argumen, dan ketiga (m.3) kemampuan menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang juga harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.
Modul 2 kb 3 kerangka konseptual dan hipotesis penelitianUwes Chaeruman
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka konseptual dan hipotesis penelitian dalam metode riset keperawatan. Kerangka konseptual digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel penelitian dan hubungan antar variabel, sedangkan hipotesis dirumuskan berdasarkan kerangka konseptual dan tujuan penelitian untuk membuktikan hubungan antar variabel.
Dokumen tersebut membahasikan konsep pemikiran kritis dan logik serta sikap yang baik bagi seorang pemikir kritis. Ia menjelaskan definisi pemikiran kritis, tujuannya, ciri-ciri aktiviti mentalnya, sikap positif seorang pemikir kritis, dan kepentingan berfikir secara kritis.
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitianpjj_kemenkes
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka konseptual dan hipotesis penelitian dalam metode riset keperawatan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian kerangka konseptual, variabel-variabel penelitian, dan cara penulisan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Capaian Pembelajaran
1. Mampu mengetahui dan memahami tentang penyusunan tahapan dan kerangka penelitian
2. Mampu membuat tahapan dan kerangka penelitian
Dokumen tersebut merupakan rencana pembelajaran semester (RPS) mata kuliah Kecerdasan Buatan yang mencakup tujuan pembelajaran, materi pelajaran pertemuan, metode pembelajaran, dan kriteria penilaian.
Modul ini membahas tentang metodologi penelitian di bidang teknik informatika. Terdapat penjelasan tentang definisi penelitian, perbedaan antara metodologi dan metode, metode ilmiah, metodologi pengembangan sistem informasi, klasifikasi penelitian berdasarkan tujuan dan metode. Modul ini juga membahas kontrak kuliah dan materi perkuliahan tentang metodologi penelitian teknik informatika.
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]Aminullah Assagaf
Ìý
Metode penelitian bisnis terdiri dari 6 bab yang mencakup pendahuluan, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian, hasil dan analisis, serta simpulan dan saran. Tinjauan pustaka membahas teori, penelitian terdahulu, dan konsep yang relevan. Kerangka konseptual menjelaskan alur pikir, kerangka kerja, dan hipotesis (jika ada). Metode penelitian menjelaskan desain, variabel,
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]AminullahAssagaf3
Ìý
Metode penelitian bisnis terdiri dari 6 bab yang mencakup pendahuluan, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian, hasil dan analisis, serta simpulan dan saran. Tinjauan pustaka meliputi teori, penelitian terdahulu, dan konsep yang relevan. Kerangka konseptual menjelaskan alur pikir, kerangka kerja, dan hipotesis (jika ada). Metode penelitian menjelaskan pendekatan, variabel
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan jurnal ilmiah yang mencakup literatur yang relevan, struktur penulisan jurnal meliputi latar belakang, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian, hasil dan analisis, serta simpulan dan saran. Dokumen ini juga menjelaskan cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan jurnal ilmiah yang mencakup literatur yang relevan, struktur penulisan jurnal meliputi latar belakang, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian, hasil dan analisis, serta simpulan dan saran. Dokumen ini juga menjelaskan cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan jurnal ilmiah yang mencakup literatur yang relevan, struktur penulisan jurnal meliputi latar belakang, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian, hasil dan analisis, serta simpulan dan saran. Dokumen ini juga menjelaskan cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
Teknik inferensi digunakan sistem pakar untuk menghasilkan informasi baru dari informasi yang diketahui. Proses inferensi dilakukan oleh mesin inferensi yang mengendalikan proses penalaran dengan aturan-aturan. Ada berbagai metode penalaran seperti deduktif, induktif, abduktif yang digunakan untuk mengambil kesimpulan.
Berpikir Terarah, Runtut, Sistematis, Terintegrasi, Teratur, dan Tertib dalam...Hafizhurrahman
Ìý
Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying).
Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui.
Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method).
Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
More Related Content
Similar to Higher Order Thinking Skills and Logical Framework Design (20)
Modul 2 kb 3 kerangka konseptual dan hipotesis penelitianUwes Chaeruman
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka konseptual dan hipotesis penelitian dalam metode riset keperawatan. Kerangka konseptual digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel penelitian dan hubungan antar variabel, sedangkan hipotesis dirumuskan berdasarkan kerangka konseptual dan tujuan penelitian untuk membuktikan hubungan antar variabel.
Dokumen tersebut membahasikan konsep pemikiran kritis dan logik serta sikap yang baik bagi seorang pemikir kritis. Ia menjelaskan definisi pemikiran kritis, tujuannya, ciri-ciri aktiviti mentalnya, sikap positif seorang pemikir kritis, dan kepentingan berfikir secara kritis.
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitianpjj_kemenkes
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka konseptual dan hipotesis penelitian dalam metode riset keperawatan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian kerangka konseptual, variabel-variabel penelitian, dan cara penulisan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Capaian Pembelajaran
1. Mampu mengetahui dan memahami tentang penyusunan tahapan dan kerangka penelitian
2. Mampu membuat tahapan dan kerangka penelitian
Dokumen tersebut merupakan rencana pembelajaran semester (RPS) mata kuliah Kecerdasan Buatan yang mencakup tujuan pembelajaran, materi pelajaran pertemuan, metode pembelajaran, dan kriteria penilaian.
Modul ini membahas tentang metodologi penelitian di bidang teknik informatika. Terdapat penjelasan tentang definisi penelitian, perbedaan antara metodologi dan metode, metode ilmiah, metodologi pengembangan sistem informasi, klasifikasi penelitian berdasarkan tujuan dan metode. Modul ini juga membahas kontrak kuliah dan materi perkuliahan tentang metodologi penelitian teknik informatika.
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]Aminullah Assagaf
Ìý
Metode penelitian bisnis terdiri dari 6 bab yang mencakup pendahuluan, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian, hasil dan analisis, serta simpulan dan saran. Tinjauan pustaka membahas teori, penelitian terdahulu, dan konsep yang relevan. Kerangka konseptual menjelaskan alur pikir, kerangka kerja, dan hipotesis (jika ada). Metode penelitian menjelaskan desain, variabel,
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]AminullahAssagaf3
Ìý
Metode penelitian bisnis terdiri dari 6 bab yang mencakup pendahuluan, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian, hasil dan analisis, serta simpulan dan saran. Tinjauan pustaka meliputi teori, penelitian terdahulu, dan konsep yang relevan. Kerangka konseptual menjelaskan alur pikir, kerangka kerja, dan hipotesis (jika ada). Metode penelitian menjelaskan pendekatan, variabel
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan jurnal ilmiah yang mencakup literatur yang relevan, struktur penulisan jurnal meliputi latar belakang, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian, hasil dan analisis, serta simpulan dan saran. Dokumen ini juga menjelaskan cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan jurnal ilmiah yang mencakup literatur yang relevan, struktur penulisan jurnal meliputi latar belakang, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian, hasil dan analisis, serta simpulan dan saran. Dokumen ini juga menjelaskan cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan jurnal ilmiah yang mencakup literatur yang relevan, struktur penulisan jurnal meliputi latar belakang, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian, hasil dan analisis, serta simpulan dan saran. Dokumen ini juga menjelaskan cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
Teknik inferensi digunakan sistem pakar untuk menghasilkan informasi baru dari informasi yang diketahui. Proses inferensi dilakukan oleh mesin inferensi yang mengendalikan proses penalaran dengan aturan-aturan. Ada berbagai metode penalaran seperti deduktif, induktif, abduktif yang digunakan untuk mengambil kesimpulan.
Berpikir Terarah, Runtut, Sistematis, Terintegrasi, Teratur, dan Tertib dalam...Hafizhurrahman
Ìý
Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan pengetahuan baru (the act of finding/discovering/exploring new knowledge), mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui (the act of developing/expanding/advancing the known/existing knowledge), dan/atau memverifikasi atau memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang ada (the act of verifying or falsifying the truth of the known/existing knowledge). *Kata pengetahuan dalam paparan ini didefinisikan sebagai segala hal yang kita ketahui*. Kata penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut research, di dalam bahasa Indonesia juga disebut dengan kata riset. Kata kunci terkait definisi penelitian ada tiga, yaitu penemuan (eksploratif), pengembangan (developmental), dan pemverifikasian/pemfalsifikasian (verifikatif/falsifikatif). Terdapat tiga kata kerja yang menjadi kunci terkait definisi penelitian, yaitu menemukan (finding/discovering/exploring), mengembangkan (developing/expanding/advancing), dan memverifikasi/memfalsifikasi (verifying or falsifying).
Alasan mengapa kita perlu atau harus meneliti (melakukan penelitian) setidaknya ada tiga, yaitu untuk menemukan pengetahuan baru, untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diketahui, dan untuk memverifikasi/memfalsifikasi kebenaran dari pengetahuan yang telah diketahui.
Bagaimana cara melakukan penelitian? [1] Pertama, kita harus mulai dari masalah. Apa itu masalah? Masalah (gap) adalah ketidaksesuaian/ketimpangan antara kondisi saat ini (currect state) terhadap kondisi ideal (ideal state). Kondisi saat ini atau currect state disebut juga dengan istilah current condition, existing state, existing condition, kondisi sekarang, dan das sein. Kondisi ideal atau ideal state disebut juga dengan istilah ideal condition, desired condition, steady state, steady condition, kondisi yang diinginkan, kondisi yang diharapkan, dan das sollen. Ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu From-Ideal-to-Currect State Approach dan From-Currect-to-Ideal State Approach. From-Ideal-to-Currect State Approach artinya kita menentukan kondisi idealnya terlebih dahulu, baru kemudian melihat kondisi saat ini. From-Currect-to-Ideal State Approach artinya kita menentukan kondisi saat ini terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kondisi idealnya seperti apa; [2] Kedua, setelah kita menentukan masalah, maka selanjutnya kita menentukan Tujuan (Objective). Tujuan penelitian (research objective) ditentukan dengan mengacu pada masalah (gap) yang telah diidentifikasi. Tujuan diadakan/dilakukan/diselenggarakannya suatu penelitian adalah untuk menjawab/menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi tersebut; [3] Setelah tujuan penelitian kita terdefinisi dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian (research method).
Apa itu metode penelitian? Metode penelitian adalah langkah-langkah yang terarah, runtut, sistematis, terintegrasi, teratur, dan tertib yang dilakukan dalam rangka untuk menjawab tujuan penelitian.
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Higher Order Thinking Skills and Logical Framework Design
1. Higher Order Thinking Skills &
Logical Framework Design
PANDITA 2021, Fakultas Teknologi Industri ITB, 18 September 2021
Muhammad Hafizhurrahman
mhafizhurrahman@gmail.com
2. Tujuan Webinar Alur Susunan Pemaparan Webinar
Peta Berpikir dan Alur Susunan Pemaparan Webinar
Peserta webinar memahami apa yang
dimaksud dengan Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking
Skills).
Peserta webinar memahami apa yang
dimaksud dengan Kerangka Kerja Logis
(Logical Framework) dan mampu
merancangnya.
Peserta webinar memahami hubungan
antara Higher Order Thinking Skills (HOTS)
dan Logical Framework (LogFrame).
01
02
03
2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
3. Gimana sih Caranya Berpikir Logis?
4. Gimana sih Caranya Berpikir Kritis?
5. Gimana sih Caranya Berpikir Kreatif?
6. Perancangan Kerangka Kerja Logis (LogFrame)
7. Hubungan antara HOTS dan LogFrame
1. Model-Model Kerangka Berpikir
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
3. Belajar
Logika
Belajar
Bebas
Utamakan Literatur-Literatur tentang Logika dan Critical Thinking
Berpikir Logis
(Logical Thinking)
Mampu berpikir logis, yakni
mampu berpikir sesuai dengan
logika
Input Output
Proses
Belajar
Critical
Thinking
Mulai
Literatur tentang
Logika
Mempelajari
literatur tentang
Logika
Mampu
menalar
sesuai dengan
logika
Tidak
Mampu menentukan
apakah suatu arguman itu
sesuai logika atau tidak
Ya
Mempelajari literatur
tentang Critical Thinking
Mampu menalar
secara kritis sesuai
dengan universal
intellectual
standards
Literatur tentang
Critical Thinking
Mampu menentukan apakah
suatu arguman itu sesuai logika
atau tidak dan mengevaluasinya
secara kritis sesuai dengan
universal intellectual standards
Tidak
Ya
Literatur selain
tentang Logika
dan Critical
Thinking
Mempelajari literatur-
literatur selain tentang
Logika dan Critical
Thinking
Berpikir Kritis
(Critical Thinking)
Mampu berpikir kritis, yakni
mampu berpikir sesuai dengan
universal intellectual standard.
Sebuah Saran dalam Memilih Literatur
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
4. Model-Model Kerangka Berpikir
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
3 Model Kerangka Berpikir dalam Mengategorikan dan Menguraikan Berbagai Hal
Model Diagram Venn Model Mind Mapping Model Matriks
 Mengategorikan
 Menguraikan
 Mengategorikan
 Menguraikan
 Mengategorikan
Bagian 1
5. Model-Model Kerangka Berpikir
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Bagian 2
Model Diagram Venn Model Matriks
Model Mind Mapping Model Relasi
Model-Model Kerangka Berpikir dalam Mengategorikan dan Menguraikan Data-Data
serta Memetakan Hubungan yang Relevan terhadap Data-Data yang Telah Terkategori Tersebut
 Mengategorikan
 Menguraikan
 Mengategorikan
 Menguraikan
 Mengategorikan
 Menghubungkan
 Mengategorikan
6. Model-Model Kerangka Berpikir
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Bagian 3
7. Model-Model Kerangka Berpikir
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Bagian 4
Kerangka Berpikir pada Cross-Functional Flowchart (Swim Lane Diagram)
Model Flowchart Model Matriks
 Meruntut
Model Cross-Functional Flowchart
 Menyistematisasi
 Mengategorikan
 Menguraikan
 Mengategorikan
 Menguraikan
 Meruntut
 Menyistematisasi
8. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Bagian 1
9. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Bagian 2
10. Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 1
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Logika adalah aturan dalam menentukan suatu kesimpulan dari
premis-premis yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan
kesimpulan tersebut.
Premis 1
Alasan yang dijadikan sebagai dasar mengapa suatu
kesimpulan dapat diterima/dipertahankan
Logika
Premis 2 Premis 3 Premis ke-n Kesimpulan
Penalaran adalah proses dalam
menentukan suatu kesimpulan
dari premis-premis yang tersedia
Penalaran dan
kesimpulan yang logis
adalah yang sesuai
dengan logika.
Argument is a claim
defended with reason(s).
11. Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 2
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Argumen Deduktif adalah argumen
yang kesimpulannya tidak melenceng
(keluar) dari premisnya.
Silogisme Hipotetik
Silogisme Kategoris
Argument by Elimination
Argument based on
Mathematics
Argument from Definition
Argumen Induktif adalah argumen
yang kesimpulannya mengikuti
kemungkinan dari premisnya.
Inductive Generalization
Predictive Argument
Argument from Authority
Causal Argument
Statistical Argument
Argument from Analogy
Argument is a claim
defended with reason(s).
12. Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 3
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Argumen Deduktif adalah argumen
yang kesimpulannya tidak melenceng
(keluar) dari premisnya.
Silogisme Hipotetik
Silogisme Kategoris
Argument by Elimination
Argument based on
Mathematics
Argument from Definition
Argumen Induktif adalah argumen
yang kesimpulannya mengikuti
kemungkinan dari premisnya.
Inductive Generalization
Predictive Argument
Argument from Authority
Causal Argument
Statistical Argument
Argument from Analogy
Valid
Invalid
Kuat
Lemah
13. Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 4
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Argumen adalah kumpulan
pernyataan yang terdiri dari
kesimpulan dan alasan yang
menjadi dasar kenapa suatu
kesimpulan tersebut dapat
diterima/dipertahankan.
Argumen Deduktif adalah argumen
yang kesimpulannya tidak melenceng
(keluar) dari premisnya.
Argumen Induktif adalah argumen
yang kesimpulannya mengikuti
kemungkinan dari premisnya.
Apakah penentuan
kesimpulannya melenceng
(keluar) dari premisnya?
Apakah penentuan
kesimpulannya mengikuti
kemungkinan dari
premisnya?
Argumen Deduktif yang Valid
Argumen deduktif yang valid adalah
argumen deduktif yang penentuan
kesimpulannya tidak melenceng
(keluar) dari premisnya.
Argumen Deduktif yang Tidak Valid
Argumen deduktif yang tidak valid
adalah argumen deduktif yang
penentuan kesimpulannya
melenceng (keluar) dari premisnya.
Argumen Induktif yang Kuat
Argumen induktif yang kuat adalah
argumen deduktif yang penentuan
kesimpulannya mengikuti
kemungkinan dari premisnya.
Argumen Induktif yang Lemah
Argumen induktif yang lemah adalah
argumen deduktif yang penentuan
kesimpulannya tidak mengikuti
kemungkinan dari premisnya.
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Argument is a claim
defended with reason(s).
14. Silogisme Hipotetik: Diagram Venn dari Pernyataan "Jika P, Maka Q"
Q merupakan Bagian dari P
1
P adalah Q
4
P merupakan Bagian dari Q
2
P adalah Bukan Q
5
Sebagian P adalah Q
3
Q
P
Q
Q
P
P
P = Q P Q
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 5
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
15. Q
P
Jika P, Maka Q P → Q
Jika Tidak P, Maka Tidak Q ~P → ~Q
Jika Q, Maka P Q → P
Jika Tidak Q, Maka Tidak P ~Q → ~P
A
B
P
C
Q
Silogisme Hipotetik: Diagram Venn dari Pernyataan "Jika P, Maka Q" dan Pernyataan yang Ekivalen dan Tidak Ekivalen Dengannya
Diagram Venn
Jika P terjadi, maka Q pasti terjadi.
P adalah sebab terjadinya Q.
Jika Q terjadi, bukan berarti hal
tersebut disebabkan oleh adanya P.
Bisa saja terjadinya Q
disebabkan oleh A, B, atau C.
Jika tidak ada P,
Q tetap mungkin terjadi.
Bisa saja A, B, atau C
menyebabkan terjadinya Q.
Jika Q tidak terjadi,
maka dapat dipastikan bahwa P
juga tidak terjadi.
A
B
P
C
Q
A
B
C
Q
A
B
C
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 6
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
16. Q
P
Jika P, Maka Q P → Q
Jika Tidak P, Maka Tidak Q ~P → ~Q
Jika Q, Maka P Q → P
Jika Tidak Q, Maka Tidak P ~Q → ~P
Silogisme Hipotetik: Diagram Venn dari Pernyataan "Jika P, Maka Q" dan Pernyataan yang Ekivalen dan Tidak Ekivalen Dengannya
Diagram Venn
Q
P
Q
P
Q
P
Q
P
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 7
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
17. Silogisme Kategoris
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 8
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
18. Silogisme Kategoris
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 9
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
19. Silogisme Kategoris
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 10
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
20. Silogisme Kategoris
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 11
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
21. Silogisme Kategoris
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 12
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
22. Silogisme Kategoris
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 13
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
23. Silogisme Kategoris
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 14
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
24. Bassham, G., Irwin, W., Nardone, H., Wallace, J.M. (2010). Critical Thinking: A Student's Introduction. 4th edition. New York: The McGraw-Hill Companies.
Kekeliruan-Kekeliruan dalam Bernalar sesuai dengan Logika (Logical Fallacy)
Kekeliruan karena Ketidakrelevanan
(Fallacy of Relevance)
Kekeliruan karena Ketidakcukupan Bukti
(Fallacy of Insufficient Evidence)
Ad Hominem Appeal to Belief of Majority
Circumstantial Ad Hominem Straw Man
Ad Hominem Tu Quoque Red Herring
Two Wrongs Make a Right Equivocation
Appeal to Fear Circular Reasoning
Appeal to Pity
Inappropriate Appeal to
Authority
Slippery Slope
Appeal to Ignorance Weak Analogy
False Alternatives Inconsistency
Loaded Question
Questionable Cause
Hasty Generalization
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 15
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
25. Kekeliruan-Kekeliruan dalam Bernalar sesuai dengan Logika (Logical Fallacy) karena Ketidakrelevanan (Fallacy of Relevance)
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 16
Bassham, G., Irwin, W., Nardone, H., Wallace, J.M. (2010). Critical Thinking: A Student's Introduction. 4th edition. New York: The McGraw-Hill Companies.
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
26. Kekeliruan-Kekeliruan dalam Bernalar sesuai dengan Logika (Logical Fallacy) karena Ketidakcukupan Bukti (Fallacy of Insufficient Evidence)
Bassham, G., Irwin, W., Nardone, H., Wallace, J.M. (2010). Critical Thinking: A Student's Introduction. 4th edition. New York: The McGraw-Hill Companies.
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Apa sih Logika Itu? Dan Gimana Cara Berpikir sesuai dengan Logika? Bagian 17
27. Apa sih Berpikir Kritis Itu? Dan Gimana Caranya Berpikir Kritis? Bagian 1
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Berpikir Kritis adalah cara berpikir dalam
mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengevaluasi suatu argumen yang
terdapat pada sebuah informasi.
Kata kunci dari Berpikir Kritis:
(1) Identifikasi Argumen
(2) Analisis Argumen
(3) Evaluasi Argumen
28. Apa sih Berpikir Kritis Itu? Dan Gimana Caranya Berpikir Kritis? Bagian 2
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Mampu
mengidentifikasi
suatu argumen
Mengetahui apakah
suatu informasi
mengandung
argumen atau tidak.
Informasi
Mengidentifikasi apakah
dari informasi yang
disampaikan terdapat
kesimpulan dan premis.
Diketahui bahwa
suatu informasi
mengandung argumen.
Diketahui bahwa
suatu informasi tidak
mengandung argumen.
Mengetahui apakah
suatu argumen
terklasifikasi sebagai
argumen deduktif atau
argumen induktif.
Argumen
Menguraikan
dan memetakan
bagaimana proses
penentuan kesimpulan
dari argumen tersebut.
Mendeteksi apakah penentuan
kesimpulan dari argumen tersebut
memiliki pola yang mengikuti
kemungkinan dari premisnya.
Mendeteksi apakah penentuan
kesimpulan dari argumen tersebut
memiliki pola penyimpulan yang tidak
melenceng (keluar) dari premisnya.
Diketahui bahwa suatu
argumen merupakan
argumen induktif.
Diketahui bahwa suatu
argumen merupakan
argumen deduktif.
Apakah dari
informasi yang
disampaikan terdapat
kesimpulan dan
premis?
Ya
Tidak
29. Apa sih Berpikir Kritis Itu? Dan Gimana Caranya Berpikir Kritis? Bagian 3
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Diketahui bahwa suatu
argumen deduktif
tergolong valid.
Diketahui bahwa suatu
argumen deduktif
tergolong tidak valid.
Memeriksa apakah
proses penentuan
kesimpulan dari
argumen tersebut tidak
melenceng (keluar) dari
premisnya.
Apakah
penentuan kesimpulan
dari argumen tersebut tidak
melenceng (keluar) dari
premisnya?
Argumen
deduktif
Mengetahui apakah
suatu argumen
deduktif tergolong
valid atau tidak.
Mampu
menganalisis
suatu argumen. Diketahui bahwa suatu
argumen induktif
tergolong kuat.
Diketahui bahwa suatu
argumen induktif
tergolong lemah.
Memeriksa apakah
proses penentuan
kesimpulan dari
argumen tersebut
mengikuti kemungkinan
dari premisnya.
Apakah
penentuan kesimpulan
dari argumen tersebut
mengikuti kemungkinan
dari premisnya?
Argumen
induktif
Mengetahui apakah
suatu argumen
induktif tergolong
kuat atau lemah.
Diketahui sejauh mana
keakuratan dari suatu
argumen.
Menyelidiki bagaimana
lingkup dan batasan dari
argumen tersebut.
Argumen
deduktif atau
argumen induktif
Mengetahui sejauh
mana keakuratan dari
suatu argumen (baik
yang termasuk argumen
deduktif maupun yang
termasuk argumen
induktif).
Mampu
mengevaluasi
suatu argumen
Menyelidiki hal apa saja yang
relevan dan signifikan untuk
dipertimbangkan dalam
argumen tersebut.
Ya
Tidak
Ya
Tidak
30. Apa sih Berpikir Kritis Itu? Dan Gimana Caranya Berpikir Kritis? Bagian 4
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
Jalanan basah
Hujan
Jika hujan,
maka jalanan
basah
31. Apa sih Berpikir Kritis Itu? Dan Gimana Caranya Berpikir Kritis? Bagian 5
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
32. Apa sih Berpikir Kritis Itu? Dan Gimana Caranya Berpikir Kritis? Bagian 6
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
33. Apa sih Berpikir Kritis Itu? Dan Gimana Caranya Berpikir Kritis? Bagian 7
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
34. Apa sih Berpikir Kreatif Itu? Dan Gimana Caranya Berpikir Kreatif?
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
35. Other nomenclatures:
• Current Condition
• Existing State
• Existing Condition
Kerangka Berpikir dalam Menentukan Masalah (Problem) melalui Gap Analysis
Kondisi Saat Ini
(Current State)
Kondisi Ideal
(Ideal State)
Ketimpangan
(Gap)
Masalah
(Problem)
Other nomenclatures:
• Ideal Condition
• Steady State
• Steady Condition
• Kondisi yang diinginkan
• Das sollen
• Kondisi sekarang
• Das sein
Perancangan Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) Bagian 1
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
36. 2 Pendekatan pada Kerangka Berpikir Gap Analysis dalam Menentukan Masalah
Kondisi Saat Ini
(Current State)
Kondisi Ideal
(Ideal State)
Ketimpangan
(gap)
Masalah
(Problem)
From-Ideal-to-Current State Approach From-Current-to-Ideal State Approach
1
2
Kondisi Saat Ini
(Current State)
Kondisi Ideal
(Ideal State)
Ketimpangan
(gap)
Masalah
(Problem)
2
1
Perancangan Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) Bagian 2
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
37. Contoh Penerapan Kerangka Berpikir Gap Analysis dengan Menggunakan Pendekatan From-Ideal-to-Current
Kita belum mengetahui
seberapa besar efektivitas
vaksin Sinovac dalam mencegah
efeksi virus COVID-19
Kita mengetahui seberapa besar
efektivitas vaksin Sinovac dalam
mencegah efeksi virus COVID-19
Belum diketahuinya mengenai
seberapa besar efektivitas vaksin
Sinovac dalam mencegah efeksi
virus COVID-19
Masalah
(Gap)
Kondisi Ideal
(Ideal State)
Kondisi Saat Ini
(Current State)
1
2
Ketimpangan
(gap)
Perancangan Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) Bagian 3
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
38. Contoh Penerapan Kerangka Berpikir Gap Analysis dengan Menggunakan Pendekatan From-Current-to-Ideal
Kita belum mengetahui
pengaruh dari variabel X
terhadap variabel Y
Kita mengetahui pengaruh dari
variabel X terhadap variabel Y
Belum diketahuinya mengenai
pengaruh dari variabel X
terhadap variabel Y
Masalah
(Gap)
Kondisi Ideal
(Ideal State)
Kondisi Saat Ini
(Current State)
2
1
Ketimpangan
(gap)
Perancangan Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) Bagian 4
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
39. Masalah
(Gap)
Kondisi Ideal
(Ideal State)
Kondisi Saat Ini
(Current State)
Kerangka Berpikir dalam Menentukan Tujuan (Objective) berdasarkan Hasil dari Gap Analysis
Tujuan
(Objective)
Kondisi Saat Ini
(Current State)
Kondisi Ideal
(Ideal State)
Masalah
(Problem)
Ketimpangan
(gap)
Menjawab/menyelesaikan
masalah
Tujuan
(Objective)
Perancangan Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) Bagian 5
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
40. Logical Framework
Purpose Input Process Output
Yes
No
Engineered by Hafizhurrahman (2021)
Purpose Input
Process
Output
achieved?
Output
41. Logical Framework in a Big Picture
Current State
Engineered by Hafizhurrahman (2021)
Gap Ideal State Purpose Input Process Output
Yes
No
Current State Gap Ideal State Purpose Input
Process
Output
achieved?
Output
42. Literatur-Literatur Rujukan
Structurally, systematically, and methodologically this slide presentation content is organized and engineered by Muhammad Hafizhurrahman (@MethodologistID). All icons are from Google.
01
1 Bassham, G., Irwin, W., Nardone, H., & Wallace, J.M. (2002). Critical Thinking: A Student's Introduction. 4th Edition. New
York: McGrawHill.
2 Bowell, T., Cowan, R., & Kemp, G. (2002). Critical Thinking: A Concise Guide. 5th Edition. New York: Routledge.
3 Cohen, M. (2015). Critical Thinking Skills for Dummies. New Jersey: John Wiley & Sons.
4 Groarke, L.A., & Tindale, C.W. 2004. Good Reasoning Matters!: A Constructive Approach to Critical Thinking. 3rd Edition.
Oxford University Press.
5 Max, B. 1947. Critical Thinking: An Introduction to Logic and Scientific Method. New Jersey: Prentice-Hall.
6 Browne, M.N., & Keeley, S.M. 2007. Asking the Right Questions: A Guide to Critical Thinking. 8th Edition. Englewood Cliffs,
N.J: Prentice-Hall.
02 03 04 05 06