1. Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI)
Mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR
Karanganyar, 8 Mei 2014
2. Apa latarbelakang perlunya KADARZI ?
Apa itu KADARZI ?
Mengapa sasarannya keluarga?
Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI
Mengapa perlu memantau berat badan secara teratur ?
Mengapa perlu makan beraneka ragam ?
Mengapa keluarga perlu selalu mengkonsumsi garam beryodium ?
Mengapa ibu harus memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6
bulan ?
Mengapa perlu suplementasi zat gizi ?
Bagaimana menilai keluarga sudah Sadar Gizi ?
Bagaimana menuju Kadarzi ?
3. Akankah ada Andre yang lain?
Andre seorang anak laki-laki berusia 12 bulan terpaksa dibawa ke
puskesmas, karena menderita gizi buruk dengan komplikasi penyakit
diare. Dalam kesehariannya Andre diasuh oleh neneknya, karena
kesibukan kedua orang tuanya. Mulai usia 3 bulan, Andresudah tidak
diberi ASI lagi dan hanya diberi susu botol. Andre tidak pernah dibawa ke posyandu yang
ada di daerahnya, sehingga pertumbuhannya tidak terpantau. Tanpa disadari hari demi
hari berat badannya mengalami penurunan dan kurus sekali. Kondisi Andre menjadi
sangat lemah dan sakit-sakitan. Apakah kejadian yang menimpa Andre harus dialami
oleh anak-anak lain? (Suara Kita, 13 Agustus 2004)
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau Keluarganya Sadar Gizi
Tetapi siapa yang bertanggung jawab menyadarkan keluarga Andre ?
4. Apa latarbelakang perlunya KADARZI ?
Kasus Andre merupakan salah satu contoh kasus yang masih dialami oleh sebagian balita kita. Pada
tahun 2002, terdapat 27,3% balita menderita gizi kurang, 8% diantaranya gizi buruk. Disamping gizi
kurang, sebanyak 50% balita mengalami kekurangan vitamin A, dan mempunyai risiko terjadinya
kebutaan, gangguan pertumbuhan dan penurunan daya tahan tubuh. Masalah gizi lain adalah
anemia gizi yang ditemukan pada sekitar 48,1% balita. Beberapa penelitian menyimpulkan 54%
kematian bayi dan balita dilatarbelakangi faktor gizi.
Memasuki usia sekolah lebih dari sepertiga (36%) anak tergolong pendek, sebagai indikasi
kekurangan gizi menahun. Pada tahun 2003, 11% anak sekolah menderita GAKY. Disamping itu
diperkirakan 10 juta anak menderita anemia gizi besi.
Secara keseluruhan gangguan gizi pada anak usia sekolah mempengaruhi prestasi belajar, yang
sangat merugikan generasi mendatang.
Pada usia remaja dan usia produktif, anema gizi merupakan masalah yang paling sering ditemui.
Sepertiga remaja putri dan WUS serta sekitar 50% ibu hamil menderita anemia gizi. Selain itu
kurang energi kronis (KEK) juga ditemui pada sekitar 30 juta kelompok usia produktif. Kurang gizi
pada kelompok ini sangat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh dan produktivitas. Masa
kehamilan sering disebut periode kritis terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan
gizi pada masa ini akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin dan akan berdampak
pada periode berikutnya.
5. Dimasa mendatang proporsi usia lanjut akan semakin bertambah, seiring dengan
meningkatnya umur harapan hidup. Tanpa disadari sekitar 5 juta lansia menderita
gangguan anemia gizi.
Disamping masalah gizi kurang, prevalensi gizi lebih meningkat dengan tajam, terutama di
perkotaan. Gizi lebih terkait dengan perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi. Gizi lebih
merupakan salah satu risiko timbulnya penyakit degeneratif.
Mencermati perkembangan masalah gizi dan pengalaman didalam pelaksanaan program
perbaikan gizi, diperlukan pergeseran orientasi program perbaikan gizi, mengacu pada
paradigma sehat.
Upaya perbaikan gizi mempertimbangkan beberapa hal penting sebagai berikut;
- Arah perbaikan gizi lebih mengedepankan perubahan perilaku keluarga, untuk
mencegah dan menanggulangi gizi kurang dan gizi lebih.
- Sasaran perbaikan gizi diperluas mencakup seluruh kelompok siklus hidup, meliputi; bayi,
balita, usia sekolah, remaja dan usia produktif serta usia lanjut.
- Pendekatan yang lebih mengutamakan pemberdayaan keluarga, pemberdayaan
masyarakat, peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan didukung kerjasama lintas
sektor.
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), merupakan gambaran keluarga yang berperilaku gizi
seimbang, mampu mengenali dan memecahkan masalah gizi anggota keluarganya.
6. Apa itu KADARZI ?
KELUARGA SADAR GIZI adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang,
mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggotanya
PERILAKU GIZI SEIMBANG adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga
meliputi mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat
MAKANAN SEIMBANG adalah pilihan makanan keluarga yang mengandung
semua zat gizi yang diperlukan masing-masing anggota keluarga dalam jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari pencemaran
7. Mengapa sasarannya Keluarga ?
PENGAMBILAN KEPUTUSAN dalam bidang pangan, gizi dan
kesehatan dilaksanakan terutama di tingkat keluarga
SUMBER DAYA dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga
MASALAH GIZI yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya
dengan perilaku keluarga, tidak semata-mata disebabkan oleh
kemiskinan dan ketidaktersediaan pangan
KEBERSAMAAN antar keluarga dapat memobilisasi masyarakat
untuk memperbaiki keadaan gizi dan
kesehatan
8. Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI
1.Memantau berat badan secara teratur
2.Makan beraneka ragam
3.Hanya mengkonsumsi garam beryodium
4.Memberikan hanya ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan
5.Mendapatkan dan memberikan suplementasi gizi bagi anggota
keluarga yang membutuhkan
9. Mengapa perlu memantau berat badan secara teratur ?
Perubahan berat badan menggambarkan perubahan
konsumsi makanan atau gangguan kesehatan
Menimbang dapat dilakukan oleh keluarga dimana saja
Keluarga dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi
anggota keluarganya
Keluarga mampu mengatasi masalahnya baik oleh sendiri
atau dengan bantuan petugas
10. BAGAIMANA Memantau berat badan anak ?
1.Anak dapat ditimbang di rumah atau di posyandu atau di tempat
lain sekurangnya 2 bulan sekali
2.Berat badan anak dimasukkan ke dalam KMS
3.Bila grafik berat badan pada KMS Naik (sesuai garis
pertumbuhannya), berarti anak sehat, bila tidak naik berarti ada
penurunan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan dan
perlu ditindaklanjuti oleh keluarga atau meminta bantuan petugas
kesehatan
BAGAIMANA Memantau berat badan orang dewasa?
1. Ditimbang di rumah atau di tempat lain
2.Diukur Tinggi dan Berat Badan
3.Dihitung indeks Massa tubuh (IMT)
11. Cara Menghitung IMT
Berat Badan (Kg)
Tinggi IMT = BadanxTinggi Badan (m)
Arti IMT:
< 17.0 = Sangat kurus
17.0 - 18.4 = Kurus
18.5 - 25.0 = Normal
25.1 - 27.0 = Gemuk
> 27.0 = Obes
Pak Hadi umur 42 tahun, Tinggi Badan 168 cm, Berat Badan 76 Kg.
Sesuai rumus, IMT Pak Hadi dapat dihitung :
IMT = 76 Kg
1.68 x 1.68 m
Kesimpulan:
Pak Hadi gemuk, IMT 26,9 (antara 25.1-27.0)
= 26,9
Contoh :
12. Mengapa perlu makan beraneka ragam?
Tubuh manusia memerlukan semua zat gizi (energi, lemak, protein, vitamin dan
mineral) sesuai kebutuhan
Tidak ada satu jenis bahan makanan pun yang lengkap kandungan zat gizinya
Mengkonsumsi makanan beraneka ragam yang mengandung sumber energi,
lemak, protein, vitamin dan mineral untuk menjamin pemenuhan kebutuhan gizi
Apabila tersedia pilihlah makanan yang telah diperkaya dengan zat gizi tertentu
13. Mengapa keluarga perlu selalu mengkonsumsi
garam beryodium?
Zat yodium diperlukan tubuh setiap hari
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
menimbulkan penurunan kecerdasan, gangguan
pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok
Kandungan zat yodium dalam air dan tanah di
beberapa daerah belum mencukupi kebutuhan
Gunakan selalu garam yang berlabel garam beryodium
14. Mengapa ibu harus memberikan ASI saja
kepada bayi sampai usia 6 bulan ?
ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna,
bersih dan sehat
ASI dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk
tumbuh kembang dengan normal sampai berusia 6
bulan (ASI Eksklusif)
Praktis karena lebih mudah diberikan setiap saat
Meningkatkan kekebalan tubuh bayi
Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
15. Bagaimana menyusui secara eksklusif ?
Mulai memberikan ASI SEGERA setelah lahir
Jangan diberikan makanan lain sampai bayi berumur 6 bulan
Berikan ASI melalui payudara kiri dan kanan BERGANTIAN setiap
kali menyusui
Ibu menyusui perlu minum dan makan lebih banyak dengan MENU
SEIMBANG
16. Mengapa Perlu Suplementasi Zat Gizi ?
Kebutuhan zat gizi pada kelompok bayi, balita, ibu hamil dan ibu
menyusui meningkat dan seringkali tidak bisa dipenuhi dari makanan
sehari-hari, terutama vitamin A untuk balita, zat besi untuk ibu dan
yodium untuk penduduk di daerah endemis gondok
Suplementasi zat gizi (tablet, kapsul atau bentuk lain) diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut
Apabila kebutuhan zat-zat gizi tersebut dipenuhi dari pengkayaan
makanan, maka suplementasi zat gizi dapat dihentikan secara bertahap
Tablet Besi
Kapsul Yodium
Kapsul Vitamin A
17. Bagaimana menilai keluarga sudah SADAR GIZI ?
Status gizi seluruh anggota keluarga khususnya ibu dan anak baik
Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada keluarga
Semua anggota keluarga mengkonsumsi garam beryodium
Semua ibu memberikan hanya ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan
Semua balita dalam keluarga yang ditimbang naik berat badannya
sesuai umur
Tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga
18. Bagaimana menuju KADARZI ?
Perilaku keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, serta faktor-faktor lain
seperti lingkungan, sosial ekonomi, dan ketersediaan sumber daya.
Di tingkat keluarga :
Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia secara terus menerus
Tukar pengalaman antar keluarga serta pendampingan oleh tokoh masyarakat dan petugas
Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara berjenjang yang terjangkau (posyandu,
puskesmas dan rumah sakit)
Di tingkat masyarakat:
Terbentuknya kelompok masyarakat yang mendukung upaya menuju KADARZI (LSM; organisasi
keagamaan; organisasi kepemudaan; PKK; kelompok budaya, organisasi profesi; organisasi wanita;
pengusaha)
Setiap kelompok akses terhadap informasi gizi dan informasi sistem pelayanan gizi
Sekurangnya terdapat kader di masing-masing kelompok
Setiap kelompok aktif menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan sumber daya kesehatan
dan gizi
19. Di tingkat Pemerintah
(Pusat,propinsi dan Kab/Kota)
Setiap sektor akses terhadap informasi dan pelayanan
kesehatan dan gizi,
Setiap sektor mempertimbangkan aspek kesehatan dan
gizi dalam merumuskan kebijakan sektor
Setiap sektor menyediakan sumber daya untuk
perbaikan kesehatan dan gizi masyarakat
20. TUHAN SELALU MEMBERIKAN YANG TERBAIK,
MANUSIA KADANG TIDAK SANGGUP MEMBACANYA
ATAU TERLAMBAT MENYADARINYA