Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang asuhan keperawatan pada klien fraktur yang mencakup pengertian, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan fraktur serta komplikasinya. Dokumen ini juga membahas pengkajian, diagnosa, perencanaan, intervensi, dan evaluasi keperawatan yang dilakukan untuk merawat klien fraktur.
2. 1.1. Pengertian
Fraktur adalah setiap retak atau patah
pada tulang yang utuh sehingga
menyebabkan terputusnya kontinuitas
tulang.
3. 1.2. Klasifikasi
n Berdasarkan penyebab, fraktur dibagi
menjadi:
2. Fraktur akibat trauma langsung.
3. Fraktur akibat trauma tidak langsung.
4. Fraktur patologis.
4. 遺看稼t
n Berdasarkan pada patahnya integritas
kulit, lokasi, bentuk patahan dan
status kelurusan, fraktur dibagi
menjadi:
2. Closed fracture (simple fraktur).
3. Open fracture (compound fraktur).
4. Complete fracture.
5. Incomplete fracture.
5. 遺看稼t
n Berdasarkan tipe fraktur yang berat,
fraktur dibagi menjadi :
2. Oblique.
3. Spiral.
4. Transverse.
5. Segmental.
6. Comminuted.
6. 遺看稼t
Berbagai jenis fraktur yang lain antara
lain:
b. Fraktur kompresi.
c. Fraktur avulsi.
d. Fraktur impaksi.
e. Fraktur epifiseal.
7. 1. 3. Etiologi
Fraktur dapat disebabkan karena
benturan tubuh, jatuh dan cidera
Fraktur pathologis ialah kelemahan tulang
akibat penyakit kanker atau
osteoporosis.
Patah tulang karena otot tidak dapat
mengabsorbsi energi
8. 遺看稼t
Patah tulang dapat terjadi pada semua
umur, yang beresiko tinggi untuk patah
tulang adalah orang yang lanjut usia,
orang yang bekerja yang membutuhkan
keseimbangan, masalah gerakan,
pekerja-pekerja yang beresiko tinggi
(tukang besi, sopir, pembalap mobil,
orang dengan penyakit degeneratif atau
neoplasma).
9. 1.4. Pathofisiologi dan
Penyembuhan Fraktur
Tingkatan pertumbuhan tulang
(Long, 1989) adalah sebagai berikut:
n Hematoma formation (pembentukan
hematom)
n Fibrin meskwork (pembentukan fibrin)
3. Inflasi osteoblast
4. Callus formation (pembentukan
callus)
5. Remodeling
10. 遺看稼t
Dari sumber lain, dikatakan tingkat
penyembuhan tulang adalah sebagai
berikut:
n Fase Hematom
n Fase Inflamasi
n Fase pembentukan kallus
n Fase Konsolidasi
n Fase Remodelling
11. 1. 5. Manifestasi Klinis
Nyeri yang terjadi adalah nyeri tekan
disertai pembengkakan dan deformitas
pada daerah extremitas.
Krepitasi antara ujung ujung tulang
yang patah adalah patognomonik bagi
fraktur.
Bila terjadi union maka tak ada perasaan
tak enak dan tulang terasa kaku.
12. 1. 6. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan fraktur dibagi menjadi
3 yaitu :
1. Pre terapi/rekognisi.
Rekognisi menyangkut diagnosis fraktur pada
tempat kejadian kecelakaan sampai di rumah
sakit. Riwayat kecelakaan, derajat
keparahannya, jenis kekuatan yang berperan,
dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi
oleh penderita sendiri menentukan apakah
ada kemungkinan fraktur, dan apakah perlu
dilakukan pemeriksaan spesifik untuk
mencari adanya fraktur.
13. 遺看稼t
2. Intra terapi
Panatalaksanaan intra terapi diarahkan
pada pelurusan kembali fragmen tulang
(reduksi/reposisi) dan immobilisasi
untuk mempertahankan pelurusan
kembali dengan benar (retensi)
15. 遺看稼t
B. Traksi
1. Traksi Kulit, macamnya :
Traksi kulit Buck
Traksi kulit Bryant
Traksi Halter leher-kepala
Traksi Russel
2. Traksi Tulang, macamnya :
Penjepit Steinmann atau Tali Kirschner
Traksi kepala atau tengkorak
Perangkat halo (lingkaran)
16. 遺看稼t
Pembidaian interna/fiksasi interna
Dalam penggunaannya ada dua bentuk dasar
fiksasi interna.
Pertama, yang pegangannya dicapai dengan
sekrup yang melintang pada korteks tulang.
Kedua, fiksasi dicapai dengan pembidaian
interna yang melintang pada cavum
medularis tulang.
17. 3. Post terapi (Rehabilitasi)
Tujuan rehabilitasi yakni untuk
mengembalikan bagian fungsi normal
yang cedera atau jika ini gagal , untuk
membantu pasien agar hidup dengan
disabilitas yang masih tertinggal.
18. 1.7. Komplikasi
1. Komplikasi intra terapi
Rasa tidak enak pada tubuh, bisa
disebabkan karena tekanan kulit atau
pakaian, gips yang ketat
Iritasi kulit dan luka yang disebabkan
oleh penekanan
Thrombophlebitis
Emboli pulmonari
Hipotensi postural, biasanya disebabkan
kurangnya aktivitas
Hilangnya otot
19. 2. Komplikasi post terapi
Malunion
Keadaan dimana tulang yang patah telah
sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya,
membentuk sudut atau miring.
Delayed union dan non union
Sambungan tulang yang terlambat dan tulang
yang patah yang tidak menyambung kembali.
20. Dari sumber lain dikatakan komplikasi
dari fraktur dibagi menjadi awal dan
lambat:
1. Komplikasi awal
a. Syok
b. Sindrome emboli lemak
c. Sindrome kompartemen
d. Tromboemboli
e. Infeksi
f. CID
21. 2. Komplikasi lambat
a. penyatuan lambat atau tidak ada
penyatuan
b. Nekrosis avaskuler tulang
c. Reaksi terhadap alat fiksasi interna
22. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
` Data dasar
Terdiri dari nama klien, usia, jenis kelamin,
agama, pendidikan,sll
` keluhan utama saat pengkajian :nyeri, pusing
dll
` riwayat penyakit dahulu
` riwayat penyakit sekarang
` pemeriksaa fisik
25. Analisa data
N DATA ETIOLOGI MASA
o LAH
1 S: klien mengatkan nyeri pada daerah yang fraktur Cidera pada Nyeri
O: -ada fraktur pada jaringan atau anggota tubuh tulang atau (akut )
-ada krepitasi jaringan
lunak
-- ada deformitas lokal
-- verbal klien menahan sakit, meringis.
-- terfokus pada area yang sakit atau luka.
-- respon klien menyempit
--takikardia, RR meningkat,TD mungkin meningkat atau
turun
-- perilaku berhati-hati
26. 遺看稼t
2 S: klien mengatakan sakit dan malas Keruasakan Kerusak
jika bergerak rangka an
O: `ada fraktur neuro mobilitas
muskular; fisik
` ada terapi resteriktif / imobilisasi
nyeri
` menurunnya kekuatan atau kontrol
otot
` klien menolak untuk bergerak
` adanya keterbatasan rentang gerak
3 S: klien mengatakan suhu badanya Fraktur Kerusak
terasa panas, dan terasa gatal terbuka, an
-klien mengatakan permukaan bedah integritas
kulitnya tampak pucat. perbaikan, kulit atau
pemasanga jaringan
n traksi
27. 遺看稼t
O: adanya frakturterbuka
` adanya akumulasui sekret
` destruksi lapisan kulit atau jaringan
` takikardia
kulit tampak pucat padaarea luka
` pembengkakan lokal
`suhu tubuh meningkat
klien bed rest
adanya pemasangan traksi pen/ kawat/
sekrup
4 S; -- Tidak ade Resti terhadap
O: ` LAB: Hb rendah atau kurang dari kuatnya infeksi
normal; leukositosis; Ht menurun pertahanan
primer; terpajan
` takikardia, RR meningkat
pada lingkungan
` adanya prosedur infasif
28. 遺看稼t
5 S: -- Penurunan aliran Resti disfungsi
O: kulit ,bibir,membran mukosa darah (cidera neuro vaskuler
tampak pucat vaskular ,edema perifer
berlebihan,
`adanya trauma pada vaskular
pembentukan
`Hb rendah trombus;
` perdarahan hipovolemia).
`nadi lemah atau tak teraba
S: -- Penurunan aliran Resti kerusakan
6 darah; hipovolemia pertukaran gas
O: ` warna kulit pucat
` bibir dan kuku cianosis
`takikardia
` Hb rendah atau kurang dari normal.
`RR meningkat
` adanya perdarahan
29. B. Diagnosa keperawatan yang muncul bardasarkan
prioritas masalah
1. nyeri ( akut) berhubungan dengan cidera pada tulang atau
jaringan lunak
2. kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
rangka neuro muskular; nyeri.
3. kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan
fraktur terbuka; bedah perbaikan; pemasangan traksi.
4. resti kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan aliran darah; emboli lemak.
5. resti infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan primer; terpajan pada lingkungan.
6. resti disfungsi neuro vaskular perifer berhubungan dengan
penurunan aliran darah ( cidera vaskular; edema berlebihan;
pembentukan trombus; hipovolemia)
30. C. Planning
n diagnosa 1
kriteria hasil :
- menyatakan nyeri hilang
- menunjukkan tindakan santai; mampu berpartisipasi dalam aktivitas/ tidur/
istirahat dengan tepat.
- Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksai dan aktivitasterapeutik
sesuai indikasi untuk situasi individual.
2 diagnosa 2
kriteria hasil;
- meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingakt paling sesuai
yang mungkin
- mempertahankan posisi fungsional
- meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakiy dan mengkopensasi bagian
tubuh
- menunjukkan teknik yang memmapukan melakukan aktivitas
31. 遺看稼t
3.diagnosa 3
kriteria hasil:
- menyatakan ketidaknyamanan hilang
- menunjukkan perilaku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit atau
memudahkan penyembuhan sesuai indikasi
- mencapai pemye,buhan luka sesuai waktu /penyenbuhan lesi terjadi
4. diagnosa 4
kriteria hasil :
- mempertahankan fungsi pernapasan adekuat, dibuktikan oelh tidak adanya
dispnea/sianosis; ferekuensi pernapasan dan GDA dalam batas normal
5. diagnosa 5
kriteria hasil :
-mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebasdrainase purulae atau eritema,
dan demam.
32. 6. diagnosa 6
kriteria hasil :
- mempertahankan perfusi jaringan dibuktikan oleh terabanya
nadi, kulit hangat atau kering, sensasi normal, sensori biasa ,
TTV stabil, dan haluaran urine ade kuat untuk sesuai individu.
33. D. Intervensi
1. Diagnosa 1
1 Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan Menghilangkan nyeri dan
tirah baring, gips, pembebat, traksi. mencegah kesalahan
posisi tulang atau
njaringan yang cidera .
2 Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena Meningkatkan aliran balik
vena , menurunklan
edema dan menurunkan
nyeri.
3 Hindari penggunaan sprei atau bantal plastik di Dapat meningkatkan
bawah ekstremitas dalam gips ketidaknyamanan kerena
peningkayan produksi
panas dalam gips yamg
kering
4 Tinggikan penutup tempat tidur, pertahankan linen Mempertahankan
terbuka pada ibu jari kehangatan tubuh tanpa
ketidaknyamanan karena
tekanan slimut pada
bagian yang sakit
34. E. Evaluasi
1. Rasa nyeri klien berkurang
2. Penyembuhan tercapai
3. Komplikasi tidak timbul
4. Klien memperlihatkan kemampuan
aktivitas kebutuhan sehari-hari sesuai
dengan kemampuan