1. HUKUM OHM
1. STANDAR KOMPETENSI.
Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. KOMPETENSI DASAR.
Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta
penerapannya alam kehidupan sehari-hari.
3. TUJUAN BUKU PEDOMAN.
Buku Pedoman ini dirancang untuk membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran tentang listrik, khususnya tentang Hukum Ohm untuk
mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensai Dasar di atas. Metoda
pembelajaran yang digunakan adalah metoda demostrasi dan pendekatan
inkuiri atau discovery.
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran ini adalah untuk:
a. Mempelajari hubungan antara kuat arus listrik (i) searah dengan
beda potensial (V) dalam suatu rangkaian tertutup.
b. Melatih peserta didik dalam membaca dan menganalisi grafik fungsi
i terhadap V.
c. mengintepretasi hasil percobaan kelistrikan
d. melatih siswa menemukan konsep hukum ohm dari hasil percobaan.
5. SKENARIO PEMBELAJARAN
a. Alat Dan Bahan Percobaan.
1. Sumber tegangan yang dapat diubah.
2. Voltmeter
3. Amperemeter
4. Hambatan Listrik
5. Kabel konduktor
6. Kertas grafik.
b. Konsep Fisika.
Hukum Ohm menyatakan bahwa:
Kenaikan kuat arus dalam sebuah
rangkaian tertutup adalah secara linier
sebanding dengan kenaikan beda
potensial dalam rangkaian tersebut.
Jadi secara simbolis, hokum Ohm dapat dinyatakan sebagai berikut:
i V (Baca: kuat arus sebanding dengan beda potensial
pangkat satu).
2. Sehingga untuk menjadi persamaan, simbol tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk:
i = c V, .. (1)
dimana c = adalah sebuah besaran fisika yang nilainya tetap untuk
rengkaian tertutup tersebut. Nilai c ini adalah setara dengan nilai
1/R, dimana R adalah hambatan total dalam rangkaian tertutup.
Jadi, persamaan (1) dapat ditulis sebagai berikut:
i = V/R. .. (2)
Persamaan (2) inilah yang sesugguhnya menyatakan Hukum Ohm
yang benar. Dengan demikian, kita dapat menentukan variabel
bebas dan variabel terikat dari persamaan (2) di atas. Variabel
bebas adalah variabel yang nilainya/besarnya dapat diubah secara
bebas dalam pratikumnya, sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang nilainya/besarnya mengikuti variabel bebas. Nilai
variabel terikat biasanya diperoleh dari pengukuran langsung.
Grafik kuat arus (i) sebagai fungsi beda potensial (V) hasil
percobaan dapat diperkirakan bentuknya seperti dalam Gambar-1 di
bawah ini.
i
V
Gambar-1 Bentuk grafik i sebagai fungsi V untuk Hukum Ohm.
c. Langkah percobaan.
Dalam pembelajaran ini sebaiknya siswa diminta untuk melakukan
praktikum dan pengamatan langsung, dan siswa lainnya diminta
untuk mencatat data, menganalisa data, membuat grafik,
menginterpretasi, dan menyimpulkan hasil percobaan. Langkah-
langkah praktikum ini sebaiknya dituangkan dalam bentuk Lembar
Kerja Siswa (LKS) tersendiri yang disiapkan oleh guru. Langkah-
langkah praktikum adalah sebagai berikut.
Siswa diminta untuk merangkai sebuah rangkaian tertutup yang
terdiri dari sebuah hambatan listrik (R), dan sebuah sumber
tegangan (V). Alat ukur amperemeter (A) dan voltmeter (v)
dipasang pada rangkaian tersebut sesuai dengan aturan
3. penggunaan alat-alat ukur tersebut, seperti ditunjukan dalam
Gambar-2 di bawah ini.
v
R
A
Sumber tegangan
Gambar-2. Rangkaian Praktikum Hukum Ohm.
Selanjutnya siswa diminta melakukan praktikum dengan cara
mengubah nilai beda potensial (V) dan mengukur nilai kuat arus
(i) untuk setiap nilai V yang berbeda.
Siswa diminta untuk membuat tabel hasil pengamatan untuk
mencatat data hasil pengukuran. Bentuk tabel diserahkan
kepada siswa. Salah satu bentuk tabel yang mungkin dibuat
siswa adalah seperti Tabel-1 di bawah ini.
Tabel-1 Hasil Pengamatan
Nilai Hambatan (R) = ..Ohm.
No V (volt) i (miliampere)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
d. Data dan analisis data.
Siswa diminta untuk menentukan, kira-kira data apa saja yang harus
dikumpulkan dalam praktikum ini. Selanjutnya, mereka diminta untuk
menentukan data apa yang ditentukan dengan bebas, dan data
mana yang diukur dari praktikum itu. Terakhir, mereka diminta untuk
menentukan mana variabel bebas dan mana varibel terikat dari data
yang harus dikumpulkan itu.
Kita berharap siswa dapat menyebutkan bahwa:
data yang harus dikumpulkan adalah data tentang nilai kuat arus
listrik (i) dan beda potensial (V);
4. data yang ditentukan nilainya dengan bebas adalah beda
potensial, dan data yang diukur dari praktikum adalah kuat arus
listrik (i).
variabel bebas adalah V dan variabel terikat adalah i.
Kemudian siswa diminta membuat grafik i sebagai fungsi V dalam
kertas grafik yang disediakan oleh guru. Bentuk grafik yang
dihasilkan siswa diharapkan sama seperti bentuk grafik dalam
Gambar-1 di atas.
e. Interpretasi data.
Setelah selesai praktikum dan membuat grafik, siswa diminta untuk
mengiterpretasi data/grafik hasil praktikum tersebut. Hasil
interpretasi grafik yang diharapkan muncul adalah sebagai berikut
(lihat Gambar-1 di atas).
Dari grafik yang dihasilkan, kita dapat melihat bahwa makin
besar nilai beda potensial, makin besar nilai kuat arus yang
mengalir dalam rangkaian tertutup. Dari sini dapat kita
interpretasikan bahwa kenaikan kuat arus listrik (i) dalam
sebuah rangkaian tertutup adalah sebanding dengan
kenaikan beda potensial (V).
Karena bentuk grafik i sebagai fungsi V adalah berupa garis
lurus, maka kita katakan bahwa kuat arus secara linier
sebanding dengan beda potensial.
Grafik fungsi tersebut adalah melalui titik (0,0). Ini dapat
diinterpretasikan bahwa jika tidak ada beda potensial, maka
tidak ada kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup.
f. Kesimpulan dan Diskusi.
Dari hasil interpretasi data, siswa diminta untuk mencoba menarik
kesimpulan. Kesimpulan yang diharapkan muncul adalah sebagai
berikut.
Dari hasil analisa dan interpretasi data dapat disimpulkan bahwa:
kenaikan kuat arus listrik (i) dalam suatu rangkaian tertutup
adalah secara linier sebanding dengan kenaikan beda
potensial. Sehingga secara simbolis dapat ditulis dalam bentuk
i V. Sampai di sini tujuan utama praktikum telah dicapai.
Selanjutnya untuk melanjutkan sampai ke persamaan i = V/R, guru
harus membimbingnya seperti diterangkan di atas.
================ 0000 =================
5. RESONANSI BUNYI DALAM KOLOM UDARA.
1. STANDAR KOMPETENSI.
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang bunyi dalam
produk teknologi sehari-hari.
2. KOMPETENSI DASAR.
Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
3. TUJUAN BUKU PEDOMAN.
Buku Pedoman ini dirancang untuk membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran tentang konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya tentang resonansi bunyi dalam kolom udara untuk mencapai
Standar Kompetensi dan Kompetensai Dasar di atas. Metoda
pembelajaran yang digunakan adalah metoda demostrasi dan pendekatan
konsep, inkuiri, dan discovery.
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran ini adalah untuk:
a. Mempelajari hubungan antara cepat rambat bunyi (v), frekuensi
bunyi, dan panjang gelombang bunyi.
b. Melatih peserta didik dalam menentukan cepat rambat bunyi di
udara melalui praktikum.
5. SKENARIO PEMBELAJARAN
a. Alat Dan Bahan Percobaan.
Set tabung resonansi.
Selang air plastik.
wadah air.
Audio generator (300 Hz- 3 kHz) + amplifier dan speaker.
Statif (t = 100 cm).
penyangga tabung resonansi.
b. Konsep Fisika.
Kecepatan (v) bunyi merambat dalam udara sesungguhnya
bergantung pada:
a. tekanan udara (P),
b. suhu udara (T),
c. jumlah mol zat dalam udara (m).
Namun demikian, jika P, T, dan m udara tidak berubah, maka
kecepatan (v) bunyi merambat dalam udara juga tetap. Untuk gerak
dengan laju tetap, nilai kecepatannya dapat dinyatakan sebagai
hasil bagi perpindahan terhadap waktu yang diperlukan untuk
perpindahan tersebut. Mengingat rambatan bunyi dalam udara
berbentuk gelombang, maka bunyi memiliki besaran-besaran
6. gelombang seperti frekuensi (f), perioda (T), panjang gelombang (了),
dan amplitudo gelombang (A).
Frekuensi gelombang didefinisikan sebagai jumlah gelombang yang
melalui satu titik pada medium per satu detik. Sehingga satuan
frekuensi bunyi adalah 1/detik atau sering disebut Hertz dan
disingkat Hz.
Perioda gelombang adalah waktu yang diperlukan gelombang untuk
merambat sejauh satu gelombang. Satuan perioda dalam Sistem
Satuan Internasional (SI) adalah detik. Sehingga hubungan antara
frekuensi dan perioda adalah T = 1/f.
Panjang gelombang (了) adalah jarak yang ditempuh oleh satu
gelombang dalam satu perioda. Untuk lebih jelasnya perhatikan
Gambat gelombang transversal dan longitudinal di bawah ini.
Arah rambat gelombang
了
(a)
了
(b)
Gambar-1. Panjang gelombang untuk (a) gelombang transversal
dan (b) gelombang Longitudinal.
Dengan demikian, kecepatan bunyi merambat dalam udara dapat
dinyatakan dengan persamaan
了
v= = 了. f . (1)
T
7. dimana 了 adalah panjang gelombang dan T adalah perioda
gelombang.
c. Langkah percobaan.
Dalam pembelajaran ini sebaiknya siswa diminta untuk melakukan
praktikum dan pengamatan langsung, dan siswa lainnya diminta
untuk mencatat data, menganalisa data, menginterpretasi, dan
menyimpulkan hasil percobaan. Langkah-langkah praktikum ini
sebaiknya dituangkan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS)
tersendiri yang disiapkan oleh guru. Langkah-langkah praktikum
adalah sebagai berikut.
Siswa diminta untuk menyusun alat-alat percobaan seperti
ditunjukkan dalam Gambar di bawah.
Gambar susunan tabung resonansi bunyi
Gambar-2. Susunan alat resonansi bunyi dalam komlom udara.
1. Pada posisi wadah penampung air sejajar dengan
permukaan tabung resonansi, isilah tabung resonansi dengan
air sampai hampir penuh.
2. Pastikan loudspeaker dari audio generator tepat di atas
permukaan tabung resonansi.
3. Nyalakan audio generator, dan atur frekuensinya pada suatu
nilai tertentu, misalnya f1 = 700 Hz. Catatlah nilai frekuensi ini
pada lembar pengamatan atau buku catatan.
4. Atur volume suara yang terdengar sedemikian rupa sehingga
enak didengar.
5. Turunkan wadah penampung air sambil mengamati suara
resonansi pertama (ditandai dengan suara dengung yang
lebih keras). Tanda posisi jarak pada tabung resonansi ini,
dan catatlah nilai posisi jarak ini dalam satuan centimeter
(cm). Beri simbol dengan L1, dan catatlah nilai L1 dalam
lembar pengamatan atau buku catatan.
6. Selanjutnya, terus turunkan wadah penampung air tersebut
sampai memperoleh suara dengung kedua. Tandai posisi
jarak pada tabung resonansi untuk dengung kedua tersebut.
Beri simbol dengan L2, dan catatlah L2 ini dalam lembar
pengamatan atau buku catatan.
7. Jika masih dimungkinkan untuk terus menurunkan wadah
penampung air sampai memperoleh bunyi dengung ketiga,
silahkan lanjutkan. Jika tidak, cukup sampai memperoleh nilai
8. L1 dan L2 saja. Jarak antara L1 dan L2 adalah sama dengan 遜
了.
8. Ulangi langkah nomor 3 sampai langkah nomor 7 untuk nilai
frekuensi yang berbeda-beda.
9. Catatlah semua data hasil pengamatan dalam bentuk tabel
seperti di bawah ini.
Tabel-1 Hasil Pengamatan
No Frekuensi L1 (cm) L2 (cm) 遜 了 = (L2 L1) 了 (cm)
(Hz)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
d. Data dan analisis data.
1. Untuk setiap frekuensi, siswa diminta untuk menentukan
kecepatan bunyi merambat dalam udara dengan
menggunakan data dalam tabel dan persamaan (1) di atas.
2. Tentukan nilai rata-rata kecepatan bunyi merambat dalam
udara. Nyatakan dalam satuan cm/detik dan m/detik.
e. Interpretasi data.
Dari hasil analisa data, siswa diminta untuk menjawab beberapa
pertanyaan berikut untuk membantu menginterpretasikan data hasil
pengamatan.
a. Untuk setiap nilai frekuensi yang berbeda, apakah nilai L1 dan
L2 selalu sama?
b. Untuk setiap nilai frekuensi yang berbeda, apakah selisih nilai
L2 L1 selalu sama?
c. Untuk setiap nilai frekuensi yang berbeda, apakah nilai
kecepatan bunyi merambat dalam udara selalu sama?
d. Jelaskan alasan jawaban kalian untuk pertanyaan-pertanyaan
a, b, dan c.
f. Kesimpulan dan Diskusi.
Dari hasil interpretasi data, siswa diminta untuk mencoba menarik
kesimpulan. Kesimpulan yang diharapkan muncul adalah sebagai
berikut.
9. Dari hasil analisa dan interpretasi data dapat disimpulkan bahwa:
a. nilai rata-rata kecepatan bunyi merambat dalam udara
adalah cm/detik atau m/detik.
b. Kecepatan bunyi merambat di udara bergantung/tidak
bergantung* pada frekuensi bunyi. *) coret yang tidak perlu
sesuai dengan hasil pengamatan.
================oooo===============
10. GERAK JATUH BEBAS
1. STANDAR KOMPETENSI.
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
2. KOMPETENSI DASAR.
Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
3. TUJUAN BUKU PEDOMAN.
Buku Pedoman ini dirancang untuk membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran tentang Gerak, khususnya tentang Gerak Jatuh Bebas
sebagai ilustrasi gerak lurus berubah beraturan, untuk mencapai Standar
Kompetensi dan Kompetensai Dasar di atas. Metoda pembelajaran yang
digunakan adalah metoda demostrasi dan pendekatan inkuiri atau
discovery.
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran ini adalah untuk:
a. Mendemostrasikan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
b. Menentukan nilai percepatan gravitasi bumi secara eksperimen.
c. Menunjukan bahwa untuk GLBB, jarak adalah fungsi kuadrat dari
waktu tempuh.
5. SKENARIO PEMBELAJARAN
a. Alat Dan Bahan Percobaan.
1. Kit gerak jatuh bebas
2. Elektromagnet
3. Bola besi
4. Sensor optik untuk start
5. Sensor optik untuk stop
6. Scaler timer.
b. Konsep Fisika.
Dilihat dari segi keteraturan, gerak suatu benda dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu: gerak beraturan
dan gerak tidak beraturan. Dan dilihat dari bentuk lintasannya, gerak
suatu benda dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:
gerak lurus dan gerak lengkung.
Gerak lurus dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) macam gerak,
yaitu: gerak lurus beraturan (GLB), gerak lurus berubah beraturan
(GLBB), dan gerak lurus berubah tidak beraturan (GLBTB).
Dalam GLB suatu benda, laju benda tidak pernah berubah.
Sedangkan dalam GLBB, laju benda senantiasa berubah secara
beraturan setiap detik. Dalam GLBTB laju benda selalu berubah,
tapi perubahannya tidak beraturan.
11. Persamaan untuk GLB sangat sederhana, yaitu:
v = x/t, atau x = v . t .................... (1)
Dimana v adalah laju benda, x adalah nilai perpindahan atau
dengan kata lain jarak yang ditempuh benda, dan t adalah waktu
tempuh benda.
Persamaan gerak untuk GLBB adalah:
v = v0 + at, ................................ (2)
dimana v0 adalah laju awal, dan a adalah pertambahan kecepatan
benda per detik atau sering disebut percepatan benda.
Jarak tempuh untuk sebuah GLBB dinyatakan oleh persamaan:
x = v0.t + 遜 a . t 2 .................................. (3)
Jika laju awal (v0) adalah nol, maka persamaan (2) dan (3) menjadi
sederhana, yaitu
v = at,
x = 遜 a . t 2.
Sehingga dengan mengetahui jarak tempuh dan waktu tempuh
suatu GLBB, kita dapat menentukan nilai percepatan benda
tersebut.
c. Langkah percobaan.
Dalam pembelajaran ini sebaiknya siswa diminta untuk melakukan
praktikum dan pengamatan langsung, dan siswa lainnya diminta
untuk mencatat data, menganalisa data, membuat grafik,
menginterpretasi, dan menyimpulkan hasil percobaan. Langkah-
langkah praktikum ini sebaiknya dituangkan dalam bentuk Lembar
Kerja Siswa (LKS) tersendiri yang disiapkan oleh guru. Langkah-
langkah praktikum adalah sebagai berikut.
1. Siswa diminta untuk merangkai alat percobaan Gerak Jatuh
Bebas seprti ditunjukkan dalam Gambar-1 di bawah.
Tambahkan Gambar alat Gerak Jatuh
Bebas
2. Gambar-1. Rangkaian alat Gerak Jatuh Bebas.
12. 3. Nyalakan power supply untuk elektromagnetik.
4. Tempelkan bola besi atau bola lain yang dapat ditarik oleh
medan magnet, tepat pada sisi bawah elektromagnetik.
5. Tempatkan pasangan sensor start tepat di bawah bola besi
yang dipegang oleh elektromagnetik (pada lubang paling atas).
6. Tempatkan pasangan sensor stop pada suatu jarak tertentu (x),
misalnya x = 70 cm dari sensor start.
7. Nyalakan scaler timer sebagai pencatat waktu jatuh.
8. Matikan power supply untuk elektromagnetik, sehingga bola besi
jatuh bebas.
9. Catatlah waktu yang ditunjukkan oleh scaler timer.
10. Tekan tombol reset pada scaler timer untuk mengembalikan ke
posisi nol.
11. Ulangi langkah-langkah percobaan diatas untuk jarak yang
berbeda-beda minimal sebanyak 5 (lima) kali lagi.
12. Catat semu data hasil pengamatan dalam tabel seperti di bawah
ini.
Tabel-1 Hasil Pengamatan
No x (cm) Waktu g (cm/detik2)
(detik)
1 70 .....
2
3
4
5
6
Rata-rata g:
d. Analisis data.
1. Tentukanlah nilai percepatan gravitasi bumi (g) untuk setiap jarak
x dan waktu tempuh t dalam tabel di atas.
2. Tentukan nilai rata-rata percepatan gravitasi bumi (g).
3. Kemudian siswa diminta membuat grafik x sebagai fungsi t
dalam kertas grafik yang disediakan oleh guru. Bentuk grafik
yang dihasilkan siswa diharapkan berbentuk grafik fungsi
kuadrat.
e. Interpretasi data.
Setelah selesai praktikum dan membuat grafik, siswa diminta untuk
mengiterpretasi data/grafik hasil praktikum tersebut. Hasil
interpretasi grafik yang diharapkan muncul adalah sebagai berikut
Dari grafik yang dihasilkan, kita dapat melihat bahwa makin
lama benda jatuh bebas, jarak tempuh jatuh bebas besar
secara kuadratik, hal ini menunjukan bahwa kecepatan benda
tidak tetap, melainkan makin lama makin cepat.
13. Karena bentuk grafik jarak tempuh (x) terhadap waktu
tempuh (t) berbentuk kuadratik yang teratur, berarti nilai
pertambahan kecepatan (percepatan) pun teratur.
Percepatan benda jatuh bebas adalah percepatan gravitasi
bumi (g).
Karena jarak tempuh benda jatuh bebas dalam percobaan ini
relatif pendek (tidak lebih dari 2 meter), maka nilai g juga
relatif tetap.
Dari data hasil percobaan dalam tabel pengamatan di atas,
dapat dilihat bahwa nilai percepatan tidak bergantung pada
jarak, dan nilainya hampir sama.
f. Kesimpulan dan Diskusi.
Dari hasil interpretasi data, siswa diminta untuk mencoba menarik
kesimpulan. Kesimpulan yang diharapkan muncul adalah sebagai
berikut.
1. Gerak jatuh bebas adalah merupakan gerak lurus berubah
beraturan.
2. Nilai percepatan gravitasi bumi di tempat eksperimen dilakukan
adalah . Cm/detik2.
Untuk jarak tempuh yang relatif pendek, nilai g relatif sama.
================ 0000 =================
14. HUKUM BIOT-SAVART
1. STANDAR KOMPETENSI.
Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. KOMPETENSI DASAR.
Menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip
kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik.
3. TUJUAN BUKU PEDOMAN.
Buku Pedoman ini dirancang untuk membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran tentang listrik-magnet, khususnya tentang Hukum Biot
Savart yang melandasi konsep induksi elektromagnetik oleh arus listrik.
Buku pedoman ini dimaksud untuk mencapai Standar Kompetensi dan
Kompetensai Dasar di atas. Metoda pembelajaran yang digunakan adalah
metoda demostrasi/praktikum (bergantung jumlah set alat yang tersedia)
dan pendekatan inkuiri atau discovery.
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran ini adalah untuk:
a. Mempelajari hubungan antara kuat arus listrik dengan induksi
medan magnet. Dengan kata, menunjukan adanya induksi medan
magnet oleh arus listrik.
b. Mempelajari kuat medan magnet sebagai fungsi jarak dari kuat arus
ke suatu titik dimana kuat medan magnet diukur.
c. Mempelajari hubungan antara kuat arus listrik dengan kuat medan
magnet di suatu titik.
d. Melatih peserta didik dalam membaca dan menganalisis grafik
fungsi B terhadap i dan B terhadap 1/r.
e. mengintepretasi hasil percobaan induksi elektromagnetik di sekitar
arus listrik.
f. melatih siswa menemukan konsep hukum Biot-Savart dari hasil
percobaan.
5. SKENARIO PEMBELAJARAN
a. Alat Dan Bahan Percobaan.
1. Sumber arus yang variabel (dapat diubah nilainya)
2. Kawat tembaga (konduktor), dengan diameter minimal 1 mm.
3. Kabel penghubung (konduktor).
4. Ampere meter (0 10 A).
5. Magnet jarum/magnet kompas.
6. Statif penyangga konduktor.
7. Plastik isolator antara kawat tembaga dan statif penyangga.
8. Mistar plastik 30 cm.
b. Konsep Fisika.
15. Sudah diketahui sejak lama bahwa di sekitar aliran arus listrik akan
muncul medan magnet. Medan magnet ini sering disebut
elektromagnet, karena muncul akibat adanya aliran arus listrik. Jadi
berbeda dengan magnet alam yang muncul dengan sendirinya pada
benda-benda bermagnet secara alami.
Elektromagnet tersebut muncul akibat induksi yang dihasilkan oleh arus
listrik. Oleh karena itu, sering kita kenal konsep induksi elektromagnet.
Besar-kecilnya induksi ini sangat bergantung pada beberapa hal,
terutama bergantung pada:
a. kuat arus listrik yang mengalir.
b. Jarak dari kuat arus ke suatu titik dimana induksi elektromagnetik
diukur.
Jika aliran arus listrik dibuat geometri dibuat lengkung dan teratur,
seperti dalam solenoida atau toroida, maka besar-kecilnya induksi
elektromagnet di suatu titik juga bergantung pada jumlah lilit per satuan
panjang (n = N/L, dimana n = jumlah lilitan per satuan panjang, N =
jumlah lilitan, L = panjang solenioda atau keliling toroida).
Kuat medan elektromagnetik di suatu titik yang berjarak r dari kawat
sangat panjang berarus listrik i dinyatakan dalam bentuk persamaan
konsep:
袖0 i
B= , .. (1)
2 r
dimana B adalah kuat medan induksi elektromagnet, 袖0 = konstanta
permiabilitas = 4 x 10-7 tesla . meter/ampere = 4 x 10-7 T. m/A = 1,26
x 10-7 T.m/A, i adalah kuat arus listrik, dan r adalah jarak tegak lurus
dari arus listrik, serta = 3,14. Persamaan konsep (1) ini sering disebut
Hukum Biot-Savart.
Dari persamaan konsep (1) di atas dapat dilihat bahwa B secara linier
sebanding dengan i dan berbanding terbalik dengan r. Jadi, makin
besar kuat arus listrik, makin besar kuat medan magnet dan makin
besar jarak dari arus listrik, makin kecil kuat medan magnet. Sehingga
secara grafik kita dapat menunjukan bahwa B sebagai fungsi i dan B
sebagai fungsi 1/r dapat dinyatakan oleh Gambar 1 (a) dan (b)
B B
i 1/r
(a) (b)
16. Gambar-1 Bentuk grafik B sebagai fungsi I dan B sebagai fungsi 1/r.
c. Langkah percobaan.
Dalam pembelajaran ini sebaiknya siswa diminta untuk melakukan
praktikum dan pengamatan langsung, dan siswa lainnya diminta
untuk mencatat data, menganalisa data, membuat grafik,
menginterpretasi, dan menyimpulkan hasil percobaan. Langkah-
langkah praktikum ini sebaiknya dituangkan dalam bentuk Lembar
Kerja Siswa (LKS) tersendiri yang disiapkan oleh guru. Langkah-
langkah praktikum adalah sebagai berikut.
c.1 Mempelajari B sebagai fungsi i.
1. Siswa diminta untuk merangkai alat percoabaan Hukum Biot-
Savart seperti ditunjukan dalam Gambar 2 di bawah.
Gambar alat percobaan Hukum
Biot-Savart
Gambar-2. Rangkaian Percobaan Hukum Biot-Savart.
2. Pasanglah kawat tembaga (konduktor) pada suatu jarak tertentu
dari jarum magnet kompas, misalnya r = 1 cm.
3. Putar tombol tegangan dalam power supply pada posisi
minimum.
4. Nyalakan power supply untuk mengalirkan arus ke dalam
rangkaian.
5. Mulailah melakukan percobaan dengan cara mengubah kuat
arus listrik dan mencatat sudut simpangan magnet kompas.
Besar sudut simpangan magnet kompas ini secara tidak
langsung menyatakan kuat medan induksi magnetik di tempat
kompas.
6. Masukan data hasil pengukuran ke dalam tabel berikut.
Tabel-1 Hasil Pengamatan
Jarak dari kompas ke arus listrik = 1 cm
No i (ampere) Sudut simpangan ( B)
1
2
3
4
5
6
7
8
17. 9
10
7. Buatlah grafik B sebagai fungsi i.
Catatan: dalam rangkaian disediakan lampu pijar. Maksud
penggunaan lampu pijar ini adalah sebagai pengaman agar tidak
terjadi hubungan singkat antara kutub positip dan kutub negatif
power supply. Jika lampu ini putus, maka harus segera diganti.
c.2 Mempelajari B sebagai fungsi 1/r.
1. Siswa diminta untuk merangkai alat percoabaan Hukum Biot-
Savart seperti ditunjukan dalam Gambar 3 di bawah.
Gambar alat percobaan Hukum
Biot-Savart
Gambar-3. Rangkaian Percobaan Hukum Biot-Savart.
2. Pasanglah kawat tembaga (konduktor) pada suatu jarak tertentu
dari jarum magnet kompas, misalnya r = 0,5 cm.
3. Putar tombol tegangan dalam power supply pada posisi
minimum.
4. Nyalakan power supply untuk mengalirkan arus ke dalam
rangkaian.
5. Aturlah tombol tegangan dalam power supply sehingga kuat arus
listrik mengalir dalam rangkaian, misalnya i = 1 ampere. Selama
percobaan, nilai kuat arus ini harus selalu dipertahankan tetap.
6. Mulailah melakukan percobaan dengan cara mengubah jarak
kawat tembaga ke magnet jarum kompas makin jauh, dengan
penambahan jarak sebesar 1 cm. Catatlah besar sudut
simpangan jarum magnet kompas untuk setiap jarak yang
digunakan.
7. Masukan data hasil pengamatan ke dalam tabel berikut.
Tabel-2 Hasil Pengamatan
Kuat arus listrik = .. ampere
No r (cm) Sudut simpangan ( B)
1 0,5
2 1,0
3 1,5
4 2,0
5
6
18. 7
8
9
10 Dst.
8. Buatlah grafik B sebagai fungsi 1/r.
Catatan: dalam rangkaian disediakan lampu pijar. Maksud
penggunaan lampu pijar ini adalah sebagai pengaman agar tidak
terjadi hubungan singkat antara kutub positip dan kutub negatif
power supply. Jika lampu ini putus, maka harus segera diganti.
d. Data dan analisis data.
Siswa diminta untuk menentukan, kira-kira data apa saja yang harus
dikumpulkan dalam praktikum ini. Selanjutnya, mereka diminta untuk
menentukan data apa yang ditentukan dengan bebas, dan data
mana yang diukur dari praktikum itu. Terakhir, mereka diminta untuk
menentukan mana variabel bebas dan mana varibel terikat dari data
yang harus dikumpulkan itu.
Kita berharap siswa dapat menyebutkan bahwa:
data yang harus dikumpulkan adalah data tentang nilai kuat arus
listrik (i), jarak dari arus listrik ke jarum kompas (r), dan kuat
medan magnet (B)
data yang ditentukan nilainya dengan bebas adalah kuat arus
listrik dan jarak (r), dan data yang diukur dari praktikum adalah
kuat medan magnet (B).
variabel bebas adalah i dan r, sedangkan variabel terikat adalah
B.
Kemudian siswa diminta membuat grafik B sebagai fungsi i dan
grafik B sebagai fungsi 1/r, dalam kertas grafik yang disediakan oleh
guru. Bentuk grafik yang dihasilkan siswa diharapkan sama seperti
bentuk grafik dalam Gambar-1 (a) dan (b) di atas.
e. Interpretasi data.
Setelah selesai praktikum dan membuat grafik, siswa diminta untuk
mengiterpretasi data/grafik hasil praktikum tersebut. Hasil
interpretasi grafik yang diharapkan muncul adalah sebagai berikut
(lihat Gambar-1 (a) dan (b) di atas).
Dari grafik yang dihasilkan (seperti grafik dalam Gambar-1 (a)
dan (b)), kita dapat melihat bahwa makin besar nilai kuat arus
listrik, makin besar induksi elektromagnetik yang dihasilkan.
Di sini kita dapat menginterpretasikan bahwa kuat medan
magnet induksi di sekitar konduktor berarus listrik adalah
sebanding dengan kenaikan kuat arus listrik (i) dan
berbanding terbalik dengan jarak (r).
Karena bentuk grafik B sebagai fungsi i dan grafik B sebagai
fungsi 1/r keduanya berupa garis lurus, maka kita katakan
bahwa kuat medan magnet induksi secara linier sebanding
19. dengan kuat arus listrik (i) dan 1/r, atau secara liner pula
berbanding terbalik dengan jarak (r).
Grafik fungsi B terhadap i adalah melalui titik (0,0). Ini dapat
diinterpretasikan bahwa jika tidak ada kuat arus listrik, maka
tidak ada induksi elektromagnetik.
f. Kesimpulan dan Diskusi.
Dari hasil interpretasi data, siswa diminta untuk mencoba menarik
kesimpulan. Kesimpulan yang diharapkan muncul adalah sebagai
berikut.
Dari hasil analisa dan interpretasi data dapat disimpulkan bahwa:
kenaikan induksi elekstromagentik di sekitar arus listrik adalah
secara linier sebanding dengan kenaikan kuat arus (i) dan
sebanding dengan 1/r. Sehingga secara simbolis, kuat induksi
elektromagnetik (B) dapat ditulis dalam bentuk B i/r. Sampai di
sini tujuan utama praktikum telah dicapai. Selanjutnya untuk
melanjutkan sampai ke persamaan (1) di atas, guru boleh
memasukan konstanta permeabilitas.
================ 0000 =================
20. PERCOBAAN MELDE
1. STANDAR KOMPETENSI.
Memahami konsep dan penerapan gelombang dalam produk teknologi sehari-hari.
2. KOMPETENSI DASAR.
Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya
3. TUJUAN BUKU PEDOMAN.
Buku Pedoman ini dirancang untuk membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran tentang rambatan gelombang mekanik dalam suatu
medium, khususnya rambatan gelombang dalam tali, untuk mencapai
Standar Kompetensi dan Kompetensai Dasar di atas. Metoda
pembelajaran yang digunakan adalah metoda demostrasi dan pendekatan
inkuiri atau discovery.
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran ini adalah untuk:
a. Mempelajari hubungan antara kecepatan gelombang (v) merambat
dalam tali dengan tegangan tali (T).
b. Melatih peserta didik dalam membaca dan menganalisi grafik fungsi
kecepatan v terhadap tegangan tali.
c. mengintepretasi hasil percobaan Melde.
5. SKENARIO PEMBELAJARAN
a. Alat Dan Bahan Percobaan.
1. Audio generator dan vibrator.
2. Benang nilon.
3. Katrol.
4. Beban/anak timbangan yang bervariasi.
5. Cawan tempat anak timbangan.
b. Konsep Fisika.
Dengan menggunakan Hukum kedua Newton, kita dapat
menurunkan persamaan konsep kecepatan gelombang merambat
dalam tali. Secara matematika, persamaan konsep yang diperoleh
dari Hukum kedua Newton dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut:
T
v= , .. (1)
袖
dimana v = laju gelombang merambat dalam tali, T = tegangan
dalam tali, dan 袖 adalah massa jenis linier tali yang dinyatakan
dalam satuan: gram/meter atau kilogram/meter.
Dari persamaan (1) kita melihat bahwa cepat rambat gelombang
sebanding dengan akar tegangan tali.
21. Grafik kuat arus (i) sebagai fungsi beda potensial (V) hasil
percobaan dapat diperkirakan bentuknya seperti dalam Gambar-1 di
bawah ini.
i
V
Gambar-1 Bentuk grafik i sebagai fungsi V untuk Hukum Ohm.
c. Langkah percobaan.
Dalam pembelajaran ini sebaiknya siswa diminta untuk melakukan
praktikum dan pengamatan langsung, dan siswa lainnya diminta
untuk mencatat data, menganalisa data, membuat grafik,
menginterpretasi, dan menyimpulkan hasil percobaan. Langkah-
langkah praktikum ini sebaiknya dituangkan dalam bentuk Lembar
Kerja Siswa (LKS) tersendiri yang disiapkan oleh guru. Langkah-
langkah praktikum adalah sebagai berikut.
Siswa diminta untuk merangkai sebuah rangkaian tertutup yang
terdiri dari sebuah hambatan listrik (R), dan sebuah sumber
tegangan (V). Alat ukur amperemeter (A) dan voltmeter (v)
dipasang pada rangkaian tersebut sesuai dengan aturan
penggunaan alat-alat ukur tersebut, seperti ditunjukan dalam
Gambar-2 di bawah ini.
v
R
A
Sumber tegangan
Gambar-2. Rangkaian Praktikum Hukum Ohm.
Selanjutnya siswa diminta melakukan praktikum dengan cara
mengubah nilai beda potensial (V) dan mengukur nilai kuat arus
(i) untuk setiap nilai V yang berbeda.
Siswa diminta untuk membuat tabel hasil pengamatan untuk
mencatat data hasil pengukuran. Bentuk tabel diserahkan
22. kepada siswa. Salah satu bentuk tabel yang mungkin dibuat
siswa adalah seperti Tabel-1 di bawah ini.
Tabel-1 Hasil Pengamatan
Nilai Hambatan (R) = ..Ohm.
No V (volt) i (miliampere)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
d. Data dan analisis data.
Siswa diminta untuk menentukan, kira-kira data apa saja yang harus
dikumpulkan dalam praktikum ini. Selanjutnya, mereka diminta untuk
menentukan data apa yang ditentukan dengan bebas, dan data
mana yang diukur dari praktikum itu. Terakhir, mereka diminta untuk
menentukan mana variabel bebas dan mana varibel terikat dari data
yang harus dikumpulkan itu.
Kita berharap siswa dapat menyebutkan bahwa:
data yang harus dikumpulkan adalah data tentang nilai kuat arus
listrik (i) dan beda potensial (V);
data yang ditentukan nilainya dengan bebas adalah beda
potensial, dan data yang diukur dari praktikum adalah kuat arus
listrik (i).
variabel bebas adalah V dan variabel terikat adalah i.
Kemudian siswa diminta membuat grafik i sebagai fungsi V dalam
kertas grafik yang disediakan oleh guru. Bentuk grafik yang
dihasilkan siswa diharapkan sama seperti bentuk grafik dalam
Gambar-1 di atas.
e. Interpretasi data.
Setelah selesai praktikum dan membuat grafik, siswa diminta untuk
mengiterpretasi data/grafik hasil praktikum tersebut. Hasil
interpretasi grafik yang diharapkan muncul adalah sebagai berikut
(lihat Gambar-1 di atas).
Dari grafik yang dihasilkan, kita dapat melihat bahwa makin
besar nilai beda potensial, makin besar nilai kuat arus yang
mengalir dalam rangkaian tertutup. Dari sini dapat kita
interpretasikan bahwa kenaikan kuat arus listrik (i) dalam
23. v
sebuah rangkaian tertutup adalah sebanding dengan
kenaikan beda potensial (V).
Karena bentuk grafik i sebagai fungsi V adalah berupa garis
lurus, maka kita katakan bahwa kuat arus secara linier
sebanding dengan beda potensial.
Grafik fungsi tersebut adalah melalui titik (0,0). Ini dapat
diinterpretasikan bahwa jika tidak ada beda potensial, maka
tidak ada kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup.
f. Kesimpulan dan Diskusi.
Dari hasil interpretasi data, siswa diminta untuk mencoba menarik
kesimpulan. Kesimpulan yang diharapkan muncul adalah sebagai
berikut.
Dari hasil analisa dan interpretasi data dapat disimpulkan bahwa:
kenaikan kuat arus listrik (i) dalam suatu rangkaian tertutup
adalah secara linier sebanding dengan kenaikan beda
potensial. Sehingga secara simbolis dapat ditulis dalam bentuk
i V. Sampai di sini tujuan utama praktikum telah dicapai.
Selanjutnya untuk melanjutkan sampai ke persamaan i = V/R, guru
harus membimbingnya seperti diterangkan di atas.
================ 0000 =================