Manajemen rantai supplai farmasi membahas tentang pengertian, komponen, dan peran apoteker dalam manajemen rantai supplai obat mulai dari pembelian bahan baku, produksi, penyimpanan, distribusi hingga ke konsumen akhir.
Distribusi obat di rumah sakit melibatkan penyaluran obat dan perbekalan kesehatan dari gudang ke pasien dengan menjamin mutu dan ketepatan waktu. Ada beberapa sistem distribusi seperti floor stock, resep individu, dan unit dosis. Sistem dapat disesuaikan dengan sumber daya dan kebutuhan pasien serta dapat menggunakan sentralisasi atau desentralisasi. Peran farmasi penting dalam memastikan distribusi yang aman dan efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan obat di apotek, termasuk pelayanan non-resep, pelayanan resep, penjualan barang lainnya, penataan obat, sistem pengeluaran obat, alur pemesanan obat, dan alur penerimaan barang di apotek.
Penyimpanan obat dan vaksin di puskesmas melibatkan berbagai aspek penting seperti pengaturan suhu dan lingkungan yang tepat, sistem pengawasan berkala, serta penggolongan berdasarkan jenis dan sensitivitas obat untuk menjaga efektivitas dan keamanannya.
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
Ìý
Tim tutor pelatihan pelayanan kefarmasian membahas pentingnya pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau keluar masuk obat, menyusun laporan, dan menjadi bukti pengelolaan telah dilaksanakan. Pencatatan dilakukan menggunakan kartu stok, buku penerimaan, dan rekapan harian. Laporan yang harus dibuat antara lain LPLPO, obat
Pengadaan obat di puskesmas dapat dilakukan melalui permintaan ke dinas kesehatan kabupaten atau pengadaan mandiri. Permintaan obat diajukan berdasarkan laporan pemakaian dan kebutuhan obat, sedangkan pengadaan mandiri dapat dilakukan melalui sistem pengadaan pemerintah atau langsung ke apotek dalam kondisi tertentu. Apoteker berperan penting dalam proses pengadaan obat di puskesmas.
Manajemen Pengadaan Obat di Rumah Sakit
Sistem pengadaan obat, Metode pengadaan obat, pendistribusian obat, komponen pengadaan obat, kriteria suplier siklus pengadaan obat
Manajemen obat di rumah sakit meliputi siklus seleksi, pengadaan, distribusi, dan penggunaan obat untuk menyelamatkan pasien, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dan mengkoordinasikan kepentingan berbagai pihak terkait. Dokumen ini menjelaskan proses dan teknis manajemen obat mulai dari identifikasi kebutuhan hingga penggunaan obat secara tepat guna.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi di rumah sakit dan apotek. Beberapa poin penting yang diangkat adalah metode perencanaan seperti berdasarkan konsumsi, epidemiologi, atau kombinasi, faktor yang mempengaruhi perencanaan, sistem pengadaan seperti lelang, pemilihan langsung, dan donasi, serta tahapan pengadaan mulai dari persiapan daftar kebutuhan hingga pemb
CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB).pptxTitisUtami5
Ìý
Peraturan BPOM no. 6 tahun 2020 mengatur perubahan pedoman teknis cara distribusi obat yang baik, mencakup aspek organisasi, bangunan dan peralatan, operasional termasuk penerimaan, penyimpanan, pengemasan dan pengiriman obat, penanganan keluhan dan penarikan produk, serta persyaratan dokumentasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk pengertian resep, bagian-bagian resep, copy resep, satuan obat cair dan padat, serta cara mencegah kesalahan dalam memberikan obat kepada pasien."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen mutu dan personalia dalam pembuatan obat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) mutu obat ditentukan oleh proses produksi dan pengawasan mutu yang ketat, (2) diperlukan manajemen mutu yang memastikan konsistensi produksi, dan (3) personalia kunci seperti kepala produksi, pengawasan mutu, dan pemastian mutu harus memiliki kualifikasi tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mutu dalam pembuatan obat, dengan menjamin bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten sesuai standar dan persyaratan yang ditetapkan untuk memenuhi tujuan penggunaannya. Hal ini dapat dicapai melalui penerapan prinsip-prinsip Good Manufacturing Practice (CPOB) yang mencakup manajemen mutu, personalia, fasilitas, peralatan, sanitasi, produksi
Sebuah presentasi ringan mengenai pedoman penyediaan, penyimpanan, peresepan, dan pemberian "Obat Kewaspadaan Tinggi" atau "High Alert Medications" di lingkungan rumah sakit.
Rumah sakit dituntut memiliki kebijakan dan panduan serta prosedur dalam mengawasi obat kewaspadaan tinggi, guna meningkatkan keselamatan pasien.
Manajemen Pengadaan Obat di Rumah Sakit
Sistem pengadaan obat, Metode pengadaan obat, pendistribusian obat, komponen pengadaan obat, kriteria suplier siklus pengadaan obat
Manajemen obat di rumah sakit meliputi siklus seleksi, pengadaan, distribusi, dan penggunaan obat untuk menyelamatkan pasien, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dan mengkoordinasikan kepentingan berbagai pihak terkait. Dokumen ini menjelaskan proses dan teknis manajemen obat mulai dari identifikasi kebutuhan hingga penggunaan obat secara tepat guna.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi di rumah sakit dan apotek. Beberapa poin penting yang diangkat adalah metode perencanaan seperti berdasarkan konsumsi, epidemiologi, atau kombinasi, faktor yang mempengaruhi perencanaan, sistem pengadaan seperti lelang, pemilihan langsung, dan donasi, serta tahapan pengadaan mulai dari persiapan daftar kebutuhan hingga pemb
CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB).pptxTitisUtami5
Ìý
Peraturan BPOM no. 6 tahun 2020 mengatur perubahan pedoman teknis cara distribusi obat yang baik, mencakup aspek organisasi, bangunan dan peralatan, operasional termasuk penerimaan, penyimpanan, pengemasan dan pengiriman obat, penanganan keluhan dan penarikan produk, serta persyaratan dokumentasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk pengertian resep, bagian-bagian resep, copy resep, satuan obat cair dan padat, serta cara mencegah kesalahan dalam memberikan obat kepada pasien."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen mutu dan personalia dalam pembuatan obat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) mutu obat ditentukan oleh proses produksi dan pengawasan mutu yang ketat, (2) diperlukan manajemen mutu yang memastikan konsistensi produksi, dan (3) personalia kunci seperti kepala produksi, pengawasan mutu, dan pemastian mutu harus memiliki kualifikasi tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mutu dalam pembuatan obat, dengan menjamin bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten sesuai standar dan persyaratan yang ditetapkan untuk memenuhi tujuan penggunaannya. Hal ini dapat dicapai melalui penerapan prinsip-prinsip Good Manufacturing Practice (CPOB) yang mencakup manajemen mutu, personalia, fasilitas, peralatan, sanitasi, produksi
Sebuah presentasi ringan mengenai pedoman penyediaan, penyimpanan, peresepan, dan pemberian "Obat Kewaspadaan Tinggi" atau "High Alert Medications" di lingkungan rumah sakit.
Rumah sakit dituntut memiliki kebijakan dan panduan serta prosedur dalam mengawasi obat kewaspadaan tinggi, guna meningkatkan keselamatan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang validasi bahan baku yang meliputi: (1) pengertian validasi bahan baku dan langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan validasi, (2) evaluasi pemasok bahan baku, (3) analisis sampel dan sertifikat dari pemasok, dan (4) penetapan spesifikasi, prosedur pengujian, kondisi penyimpanan, dan umur simpan untuk setiap bahan baku.
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfSinta Lestari
Ìý
Berikut merupakan beberapa point dari pembahasan umum Bab 5 tentang Produksi pada Proses CPOB di Industri Farmasi (berdasarkan Per BPOM No 34 tahun 2018) yaitu :
1. Kegiatan produksi hendaknya dilaksanakan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan obat yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar.
2. Pengolahan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan secara bersamaan atau berurutan dalam ruang kerja yang sama kecuali tidak ada risiko terjadi kecampurbauran ataupun kontaminasi silang.
3. Selama pengolahan, semua bahan, wadah produk ruahan, peralatan atau mesin produksi dan bila perlu ruang kerja yang dipakai hendaklah diberi label atau penandaan dari produk atau bahan yang sedang diolah,
kekuatan (bila ada) dan nomor bets. Bila perlu, penandaan ini hendaklah juga menyebutkan tahap proses produksi.
4. Penyimpangan terhadap instruksi atau prosedur hendaklah sedapat mungkin dihindarkan. Bila terjadi penyimpangan maka hendaklah ada persetujuan tertulis dari kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian
Mutu) dan bila perlu melibatkan bagian Pengawasan Mutu.
5. Akses ke bangunan-fasilitas produksi hendaklah dibatasi hanya untuk personel yang berwenang.
Pengelolaan rantai persediaan meliputi aktivitas bisnis terkait perencanaan, pengendalian, produksi, dan distribusi produk untuk memenuhi permintaan pelanggan, mulai dari pembelian bahan baku, pengelolaan persediaan, pengepakan, hingga pendistribusian ke pelanggan. Beberapa pendekatan pengendalian persediaan yang disebutkan meliputi EOQ, MRP, dan JIT. Proses bisnis inti pengelolaan rantai persediaan mencakup
1. Manajemen Rantai Supplai Farmasi
Disampaikan pada perkuliahan di STIFAR, RIAU pada tanggal 01 Oktober 2020
ELLEN WIJAYA
MARSELLA LEMBAYUNG
2. Learning
Objective
Mengetahui apa yang dimaksud dengan
Manajemen Rantai Supplai (Supply Chain
Management), fungsi dan tujuan, Peran Apoteker
dalam manajemen rantai supplai, contoh
manajemen rantai supplai
3. Outline: 1. Definisi dan Komponen Manajemen Rantai
Supplai
2. Siklus umum Manajemen Rantai Supplai
3. Struktur Umum Departmen rantai supplai
4. Peran Apoteker dalam rantai supplai
5. Contoh Penerapan Rantai Supplai
6. Contoh Permasalahan yang dihadapi pada
Manajemen Rantai Supplai dan hal hal yang
harus diperhatikan
4. REFERENSI
(1) Cris Putradi (2017) Pengertian Supply Chain, Manajemen Rantai Pasok, dan Contoh Proses, https://mgt-
logistik.com/author/sal/
(2) Adam Hayes (2019) Supply Chain Management (SCM), Investopedia.
(3) Pentingnya Supply Chain Management dalam Proses Bisnis (2016) popular articles dari Bina Nusantara
(4) Kapoor D, et all (2018), An Overview on Pharmaceutical Supply Chain: A Next Step towards Good Manufacturing
Practice, Drug Design & Intellectual Properties, International Journal, page : 49 – 54
(5) A. Margarida Santos Bravo et all. (2013) Understanding Pharmaceutical Sustainable Supply Chains- A Case Study
Application, Independent Journal of Management & Production (IJM&P), Page : 228 – 247
(6) R. Kr. Singh at all. (2016) Strategic Issues in Pharmaceutical Supply Chain : A Review, International Journal of
Pharmaceutical & Healthcare Marketing, page 234-257
5. REFERENSI
(7) R. O'Byrne (2019) Seven reasons Why The Supply Chain Matters to Business Success, Logistics Bureau
(8) WHO guideline (2015) The Vaccine Cold Chain
(9) GRM, Good Registration Management Workshop, 2017.
(10) Badan POM (2015) Petunjuk Pelaksana CDOB, BPOM, 2015.
(11) Permenkes No. 1148/2011, tentang Pedagang Besar Farmasi
(12) Permenkes No. 3/2015, tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan narkotika, psikotropika dan
prekursor farmasi
7. APA ITU Supply Chain Management (SCM)?
Supply Chain Management (SCM)/Manajemen Rantai Supplai adalah
serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan, dan pengendalian
terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun
layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi ,
logistik dan pengolahan informasi mulai dari konsumen hingga supplier (contoh
Informasi pesanan barang/demand)
MATERIAL/PRODUCT FLOW
INFORMATION FLOW
8. Komponen Supply Chain Management (SCM)
01
02
03
Upstream
Supply Chain
Management
Sebuah proses
dimana perusahaan
mendapatkan
supplier dari pihak
luar untuk
mendapatkan bahan
baku, bahan kemas
Internal
Supply Chain
Management
Downstream
Supply Chain
Management
Sebuah proses
dimana terjadinya
perubahan dari
bahan baku
menjadi sebuah
produk jadi
Sebuah proses
dimana
pendistribusian
produk oleh
perusahaan ke
konsumen yang
dimana biasanya
dilakukan oleh
eksternal distributor
9. ORGANISASI
Supply
Chain
Supply Chain LEAD
PROCUREMENT
• Mencari vendor
untuk supplai bahan
baku, bahan kemas
• Memastikan
ketersediaan stok
bahan baku, bahan
tambahan dan
bahan kemas yg
diperlukan utk
proses produksi
DEMAND/SUPPLY
• Bekerjasama
dengan Marketing
utk permintaan
supplai produk
• Berkoordinasi
dengan pabrik
terkait jadwal
Produksi; lead time
produksi
EXPORT/IMPORT
• Memastikan bahan
baku/packaging
material yg diimpor
dapat masuk ke
Indonesia;
• Maupun untuk
produk jadi yg
diimpor/diekspor
DISTRIBUTOR
MANAGEMENT
• Memastikan jadwal
dan jumlah
pengiriman produk
ke distributor
• Menangani barang
retur, barang
kadaluarsa dan
jual/beli dengan
distributor
10. SUPPLY
CHAIN
FLOW
PERENCANAAN (PLANNING)
PEMBELIAN (PURCHASING)
PERSEDIAAN (INVENTORY)
Setelah Pelanggan membuat pesanan yang diinginkannya, departemen
Perencanaan (Planning Dept) akan mempersiapkan Perencanaan Produksi
untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh Pelanggan.
Pada tahap ini, Departemen Perencanaan juga menyadari akan adanya
kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya
Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini adalah
kebutuhan terhadap bahan baku dan bahan-bahan tambahan
melakukan pemesanan bahan baku dan bahan tambahan serta
menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan.
Bahan baku dan bahan tambahan yang telah diterima oleh pabrik akan
diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam
Gudang untuk kebutuhan produksi.
11. SUPPLY
CHAIN
FLOW
PRODUKSI (PRODUCTION)
PEMBELIAN (PURCHASING)
TRANSPORTASI (TRANSPORTATION)
Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian
dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirimkan ke
pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan
Departement Pengiriman atau Shipping Department akan
mengatur waktu keberangkatan barang jadi (Finished
Products) yang di Gudang tersebut sesuai dengan jadwal
yang diinginkan oleh pelanggan.
Bagian Produksi akan menggunakan bahan baku dan bahan
tambahan yang dipasok oleh pemasok tersebut untuk
melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi
yang dibutuhkan oleh pelanggan.
12. Peran Apoteker dalam Rantai Supplai
Input (forecast)
from marketing
Demand & Supply
PRODUCTION PLAN
PROCUREMENT
Pembelian bahan
baku:
• Raw Material
• Packaging Material
Vendor/
Supplier
P R O S E S
PRODUKSI FINISHED
GOODS
WAREHOUSE
Transit sebelum
FG didistribusikan
ke distributor
Goods
Distribution
QUANTITY
WHERE TO?
WHEN?
Goods in
DISTRIBUTOR
APOTEK
RUMAH
SAKIT
TOKO OBAT
BERIZIN
PBF
GOOD
STORAGE
PRACTICE
GOOD DISTRIBUTION
PRACTICE
13. Peran Apoteker dalam Rantai Supplai
Input (forecast)
from marketing
PROCUREMENT
Pembelian bahan
baku:
• Raw Material
• Packaging Material
Peran Apoteker:
1. Sebagai Regulatory Affairs, misal :
 Mendaftarkan dan Memastikan Bahan Baku, Bahan Tambahan, Bahan Kemas yang dibeli oleh Bagian
Pengadaan (Procurement) memiliki spesifikasi dan pabrik asal (source site) sesuai dengan yang
diregistrasikan ke Badan POM
 Untuk impor dalam bentuk produk jadi ïƒ memastikan produk diimpor dari pabrik yang sudah
diregistrasikan di Badan POM dan spesifikasi yang sudah disetujui Badan POM
2. Sebagai Quality Assurance (QA), misal:
 Merelease bahan baku, bahan tambahan, bahan kemas yang dibeli oleh Bagian Pengadaan (Procurement)
sebelum dipakai dalam proses produksi
14. Peran Apoteker dalam Rantai Supplai
Input (forecast)
from marketing
Peran Apoteker:
1. Sebagai Regulatory Affairs, misal :
 Untuk produk baru - Mendaftarkan produk tersebut ke Badan POM (dokumen mutu, studi non
klinik dan studi klinik) sebelum dapat diproduksi
 Untuk existing produk – setiap perubahan pada proses Produksi, bahan baku dan bahan tambahan
diregistrasikan ke Badan POM sebelum diimplementasi
2. Sebagai Quality Assurance (QA)/Quality Control (QC), misal:
 Merelease produk jadi yang diproduksi atau produk impor yang baru diterima
 Melakukan testing bahan baku, Produk Jadi
 Melakukan pengujian lab
 Melakukan studi stabilitas
 Menangani jika ada penyimpangan/deviasi produk
 Melakukan audit jika digunakan gudang eksternal
3. Sebagai Penanggung jawab Produksi, misal:
 Memastikan produk diproduksi sesuai dengan yang tetulis di SOP dan Batch record
P R O S E S
PRODUKSI
15. Peran Apoteker dalam Rantai Supplai
Input (forecast)
from marketing
Peran Apoteker:
1. Sebagai Penanggung Jawab Gudang, misal:
 Memastikan produk disimpan pada temperatur yang dipersyaratkan
 Melakukan pengecekan dan kesesuaian barang yang diterima maupun yang dikeluarkan dari
gudang
2. Sebagai Quality Assurance, misal:
 Melakukan pemeriksaan dan audit gudang sebelum digunakan untuk memastikan kesesuaian
dengan CPOB, termasuk temperature mapping, Kalibrasi dan validasi peralatan penyimpanan
gudang, seperti refrigerator, termometer
 Memberikan disposisi jika ada penyimpangan suhu
 Melakukan rutin monitoring suhu jika ada penyimpanan produk rantai dingin
WAREHOUSE
Transit sebelum
FG didistribusikan
ke distributor
16. Peran Apoteker dalam Rantai Supplai
Input (forecast)
from marketing
Peran Apoteker:
1. Sebagai Quality Assurance, misal:
 Melakukan pemeriksaan dan memastikan truk yang digunakan menggunakan controlled
temperature
 Memastikan produk dikemas untuk melindungi dari kerusakan pada saat distribusi
 Melakukan audit jika digunakan transporter pihak ketiga
Goods
Distribution
17. Peran Apoteker dalam Rantai Supplai
Input (forecast)
from marketing
Peran Apoteker:
1. Sebagai Quality Assurance, misal:
 Melakukan audit terhadap gudang distributor sebelum digunakan untuk memastikan kesesuaian
dengan persyaratan CDOB
2. Sebagai Apoteker Penanggung Jawab Gudang Distributor, misal:
 Bertanggung jawab untuk pemastian mutu selama produk disimpan di Gudang Distributor dan
pada saat transportasi ke Fasilitas Kefarmasian (RS, Klinik, Apotek)
 Memastikan produk yang disimpan dan distribusikan sesuai dengan persyaratan CDOB
Goods in
DISTRIBUTOR
18. Kapabilitas Apoteker yang diperlukan:
Input (forecast)
from marketing
1. Regulasi Obat : Good Regulatory Practise (GRP)
2. Produksi Obat : Good Manufacturing Practise (GMP)
3. Analisa Produk : Good Laboratory Practise (GLP)
4. Manajemen Distribusi : Good Distribution Practise (GDP)
5. Pelayanan Produk : Good Pharmaceuticals Practise (GPP)
19. CONTOH PENERAPAN Supply Chain (alur produk)
Input (forecast)
from marketing
Demand & Supply
PRODUCTION PLAN
PROCUREMENT
Pembelian bahan
baku:
• Raw Material
• Packaging Material
Vendor/
Supplier
P R O S E S
PRODUKSI FINISHED
GOODS
WAREHOUSE
Transit sebelum
FG didistribusikan
ke distributor
Goods
Distribution
QUANTITY
WHERE TO?
WHEN?
Goods in
DISTRIBUTOR
APOTEK
RUMAH
SAKIT
TOKO OBAT
BERIZIN
PBF
GOOD
STORAGE
PRACTICE
REGULATORY CONTROL
• Artwork (PM) yang
diproses align dengan
yang di approve BPOM
• Spesifikasi RM dan PM
harus sesuai dengan
spec yang di approve
GMP VALID
QC IPC
QA Control
GOOD DISTRIBUTION
PRACTICE
Checked &
Released by QA
20. Contoh Perencanaan Launch Product
Rencana Marketing launch
produk Paracetamol Tab
pada bulan October 2020
Regulatory – Mendaftarkan
produk tersebut ke Badan POM
Supply Chain – Berkoordinasi dengan
Manufacturing Site untuk pemesanan bahan
baku, packaging, jadwal Produksi, jadwal
distribusi produk ke distributor hingga dapat
tersedia di retail (klinik, RS, Apotik) sesuai
rencana marketing
Medical – Informasi ke HCP
ketika produk sudah
memperoleh nomor ijin edar
Sales & Marketing –
berkoordinasi untuk product
launch
21. Contoh Timeline Product Launch
Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
2020 2021
Marketing
Informasi
akan
launch
produk
baru
Pemesanan
bahan baku,
bahan
kemas
Trial Produk
Registrasi
Produk
NIE
terbit
Produksi
dan
distribusi
Produk
Product
di Launch
22. CONTOH PENERAPAN Rantai Supplai
Input (forecast)
from marketing
Demand & Supply
PRODUCTION PLAN
PROCUREMENT
Pembelian bahan
baku:
• Raw Material
• Packaging Material
Vendor/
Supplier
P R O S E S
PRODUKSI FINISHED
GOODS
WAREHOUSE
Transit sebelum
FG didistribusikan
ke distributor
Goods
Distribution
QUANTITY
WHERE TO?
WHEN?
Products in
DISTRIBUTOR
APOTEK
RUMAH
SAKIT
TOKO OBAT
BERIZIN
PBF
GOOD
STORAGE
PRACTICE
REGULATORY CONTROL
• Artwork (PM) yang
diproses align dengan
yang disetujui BPOM
• Spesifikasi RM dan PM
harus sesuai dengan
spec yang disetujui
License valid
QC IPC
QA Control
GOOD DISTRIBUTION
PRACTICE
Checked &
Released by QA
GMP VALID
REGULATORY
REGULATORY
APJ
23. CONTOH PENERAPAN Rantai Supplai
(new product introduction - import)
New Product
RESEARCH
CLINICAL
STUDY
Registration
LICENSE
SITE
PRODUCTION LOCAL SITE/
IMPORTASI
APOTEK
RUMAH
SAKIT
TOKO OBAT
BERIZIN
PBF
RETAIL
Distribution
INFORMATION TO:
Health Care
Provider
Government
REGULATORY QA/QC
Produksi APJ
REGULATORY
24. CONTOH PENERAPAN Rantai Supplai
(variation – local manufactured ïƒ contoh: penambahan bentuk sediaan sirup)
VARIATION
DOSSIER
STABILITY
STUDY
FORMULATION
STUDY
Registration LICENSE
PRODUC
TION
PROCESS
APOTEK
RUMAH
SAKIT
TOKO OBAT
BERIZIN
PBF
RETAIL
Distribution
INFORMATION TO:
Health Care
Provider
Government
REGULATORY QA/QC
Produksi
APJ
25. Produk Palsu Keluhan Konsumen
(Keamanan/Mutu)
Kesalahan proses Produksi/
packaging
Isu transportasi (misal delay
pengiriman)
Isu terkait Manajemen
Gudang (misal
penyimpangan suhu)
Site/Supplier
belum terdaftar
Permasalahan Umum yang sering dihadapi
Isu terkait bahan baku
26. Hal hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan
manajemen rantai supplai
Kurang koordinasi
dengan dept lain
Manajemen
Inventori
Ketidakjelasan Informasi
kebutuhan barang
Manajemen pesanan
(order)
Menghindari
kekosongan barang
Produk/Material
Kadaluarsa
Manajemen
Pergudangan
Kontrol temperatur
Visibilitas terhadap
pengiriman barang
28. Kita telah mempelajari:
1. Definisi Manajemen Rantai Supplai: serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan,
dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun
layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi , logistik dan
pengolahan informasi mulai dari konsumen hingga supplier (contoh Informasi pesanan
barang/demand.
2. Siklus umum manajemen rantai supplai : supplier ïƒ Pabrik pembuat ïƒ Gudang ïƒ Distributor
ïƒ Konsumen
3. Departmen Rantai Supplai : Procurement, Supply&Demand, Export&Import, Distibutor
Management
4. Peran Apoteker di dalam Manajemen Rantai Supplai, baik sebagai Regulatory Affairs, QA,
Produksi, Penanggung Jawab Gudang dan Distributor
5. Contoh Penerapan Rantai supplai dalam hal supplai produk baru, variasi produk
6. Tantangan dan Hal hal yang harus diperhatikan dalam Manajemen Rantai Supplai, seperti
Pengaturan produk/inventori, permasalahan terkait transportasi, manajemen gudang