際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI 
SEKTOR OTOMOTIF 
SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN 
PELAKSANAAN TEKNIK PEMATRIAN 
OTO.KR01.007.03 
BUKU INFORMASI 
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. 
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS 
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
DAFTAR ISI 
Daftar Isi .......................................................................................................1 
BAB I PENGANTAR ......................................................................................2 
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ............................... 2 
1.2. Penjelasan Modul ........................................................................ 2 
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ........................................... 3 
1.4. Pengertian-pengertian Istilah ....................................................... 4 
BAB II STANDAR KOMPETENSI.....................................................................5 
2.1. Peta Paket Pelatihan ................................................................... 5 
2.2. Pengertian Unit Standar .............................................................. 5 
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari .................................................. 6 
2.3.1. Judul Unit ..................................................................... 6 
2.3.2. Kode Unit ...................................................................... 6 
2.3.3. Deskripsi Unit ................................................................ 6 
2.3.4. Elemen Kompetensi ....................................................... 6 
2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja ........................................................ 6 
2.3.6. Batasan Variabel ............................................................ 7 
2.3.7. Panduan Penilaian ......................................................... 8 
2.3.8. Kompetensi Kunci .......................................................... 8 
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ..............................................9 
3.1. Strategi Pelatihan ....................................................................... 9 
3.2. Metode Pelatihan ....................................................................... 10 
BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI .............................................................11 
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN 
KOMPETENSI ....................................................................................23 
5.1. Sumber Daya Manusia ................................................................ 23 
5.2. Sumber-sumber Perpustakaan ..................................................... 24 
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ............................................... 25 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 1 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
BAB I 
PENGANTAR 
1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT) 
 Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? 
Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan 
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat 
melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh 
Kriteria Unjuk Kerja. 
 Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? 
Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh 
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif 
ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui. 
1.2. Penjelasan Modul 
Desain Modul 
Modul ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan 
Individual / mandiri : 
 Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. 
 Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta 
dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan 
bantuan dari pelatih. 
Isi Modul 
Buku Informasi 
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. 
Buku Kerja 
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan 
dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / 
mandiri. 
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : 
 Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan 
memahami informasi. 
 Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan 
peserta pelatihan. 
 Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam 
melaksanakan praktik kerja. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 2 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Buku Penilaian 
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta 
pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : 
 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan 
keterampilan. 
 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta 
pelatihan. 
 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai 
keterampilan. 
 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. 
 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. 
 Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. 
Pelaksanaan Modul 
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : 
 Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai 
sumber pelatihan. 
 Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. 
 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan 
pelatihan. 
 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan 
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 
Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : 
 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. 
 Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. 
 Memberikan jawaban pada Buku Kerja. 
 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. 
 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih. 
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) 
 Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency) 
Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk 
elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi 
terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. 
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah : 
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan 
keterampilan yang sama atau 
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan 
keterampilan yang sama. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 3 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah 
Profesi 
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta 
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, 
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi 
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. 
Standarisasi 
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu 
standar tertentu. 
Penilaian / Uji Kompetensi 
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui 
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta 
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan 
bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. 
Pelatihan 
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu 
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta 
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada 
kompetensi yang dipelajari. 
Kompetensi 
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, 
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut 
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. 
Standar Kompetensi 
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil 
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen 
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. 
Sertifikat Kompetensi 
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada 
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi 
Profesi. 
Sertifikasi Kompetensi 
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji 
kompetensi. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 4 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
BAB II 
STANDAR KOMPETENSI 
2.1 Peta Paket Pelatihan 
Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul  modul lain 
yang berkaitan diantaranya : 
2.1.1 Menggunakan dan memelihara Alat Ukur (OTO.KR.01.010.03) 
2.1.2 Memelihara / Servis Engine dan komponen  komponennya 
(OTO.KR.02.003.03) 
2.1.3 Melaksanakan memelihara / servis komponen (OTO.KR.01.001.03) 
2.1.4 Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja 
(OTO.KR.01.016.013) 
2.2. Pengertian Standar Kompetensi 
Apakah Standar Kompetensi? 
Setiap Standar Kompetensi menentukan : 
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. 
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. 
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. 
Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? 
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk 
Menerapkan prosedur-prosedur mutu. 
Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan? 
Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian 
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan 
waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. 
Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? 
Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda 
akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda 
kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level 
yang diperlukan. 
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 5 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
2.3. Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari 
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta 
pelatihan atau siswa untuk dapat : 
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. 
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. 
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan. 
 menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja 
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 
2.3.1 Judul Unit : Pelaksanaan Teknik Pematrian 
2.3.2 Kode Unit : OTO.KR.01.007.03 
2.3.3 Deskripsi Unit 
Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses 
pematrian lunak termasuk persiapan bahan dan perlengkapan. 
Kemampuan Awal 
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan fundamental 
pengenalan alat ukur dan komponen-komponen mesin. 
2.3.4 Elemen Kompetensi 
2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja 
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 
Persiapan komponen, 
peralatan dan 
perlengkapan untuk 
pematrian lunak. 
1.1 Persiapan komponen, peralatan dan perlengkapan untuk 
pematrian lunak dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan 
terhadap komponen atau sistem lainnya. 
1.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan 
dipahami. 
1.3 Bahan/komponen yang dipatri harus bersih dan pemberian 
bahan flux/pelancar secukupnya. 
1.4 Perlengkapan pematrian lunak dipersiapkan, dibersihkan dan 
dipanaskan sebelum pematrian. 
1.5 Seluruh kegiatan persiapan dilaksanakan berdasarkan SOP 
(Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan 
dan prosedur/kebijakan perusahaan. 
Pelaksanaan pematrian 
lunak 
2.1 Pematrian lunak dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan 
terhadap komponen atau sistem lainnya. 
2.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan 
dipahami. 
2.3 Kualitas pematrian diuji sesuai tuntutan. 
2.4 Seluruh kegiatan pematrian dilaksanakan berdasarkan SOP 
(Standard Operation Procedures), undang-undang K3 
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan 
dan prosedur/kebijakan perusahaan. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 6 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
2.3.6 Batasan Variabel 
Batasan konteks: 
Standar kompetensi ini digunakan untuk: 
 Jasa pelayanan pemeliharaan/servis & perbaikan bidang perbengkelan. 
Sumber informasi/dokumen dapat termasuk: 
 Spesifikasi pabrik kendaraan 
 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan 
 Spesifikasi pabrik komponen 
 Kebutuhan pelanggan 
 Kode area tempat kerja. 
Pelaksanaan K 3 harus memenuhi: 
 Undang-undang tentang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) 
 Penghargaan di bidang industri. 
Sumber  sumber dapat termasuk: 
 Peralatan tangan/hand tools, jenis-jenis bahan flux/pelancar, dan macam-macam 
pematrian lunak 
 Peralatan bertenaga/power tools, gas 
 Perlengkapan pematrian meliputi: listrik, besi pemanas dan kompor. 
Kegiatan: 
Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk: 
 Pembersihan komponen 
 Pemanasan 
 Pematrian. 
Persyaratan khusus: 
 Pada bermacam-macam tipe bahan pematrian lunak 
 Pada bermacam-macam ketebalan bahan pematrian lunak. 
Variabel terapan lainnya meliputi: 
 Perbaikan rangkaian elektrik dan elektronik. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 7 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
2.3.7 Panduan Penilaian 
Konteks: 
 Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak 
melalui pekerjaan. 
 Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan 
pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja 
tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi. 
 Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung. 
Aspek-aspek penting: 
Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi 
pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa 
aspek-aspek berikut: 
 Bahan pematrian lunak. 
Pengetahuan dasar: 
 Undang-undang tentang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) 
 Prosedur pematrian 
 Bahan flux/pelancar dan penggunaannya 
 Pematrian lunak dan penggunaannya 
 Jenis-jenis dan bahan yang dapat dipatri 
 Persyaratan keselamatan diri 
 Persyaratan keamanan perlengkapan kerja. 
Penilaian praktek: 
 Mengakses, memahami dan menerapkan informasi teknik 
 Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai 
 Menggunakan bahan flux/pelancar dengan benar 
 Mematri dengan berbagai bahan. 
2.3.8 Kompetensi Kunci 
Kompetensi Kunci dalam Unit ini Bobot 
Merencanakan dan mengorganisir kegiatan 1 
Bekerja dengan orang lain dan didalam kelompok 1 
Penggunaan gagasan matematis dan teknis 1 
Pemecahan masalah 1 
Penggunaan teknologi 1 
Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan: 
1. Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan 
ketrampilan seseorang di awasi secara berkala oleh pengawas. 
2. Melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian 
dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas. 
3. Melaksanakan kegiatan yang kompleks dan tidak rutin; menjadi mandiri dan 
bertanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 8 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
BAB III 
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 
3.1. Strategi Belajar 
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang 
sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung 
jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan 
belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun 
sesuai dengan rencana yang telah dibuat. 
Persiapan / perencanaan 
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar 
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. 
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan 
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. 
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. 
Permulaan dari proses pembelajaran 
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat 
pada tahap belajar. 
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan 
pengetahuan Anda. 
Pengamatan terhadap tugas praktik 
a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau 
orang yang telah berpengalaman lainnya. 
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda 
temukan. 
Implementasi 
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. 
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. 
Penilaian 
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 9 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
3.2. Metode Belajar 
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa 
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. 
Belajar secara mandiri 
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai 
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar 
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat 
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. 
Belajar Berkelompok 
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur 
dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar 
memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok 
memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. 
Belajar terstruktur 
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan 
oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 10 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
BAB IV 
MATERI UNIT KOMPETENSI 
Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Pematrian atau penyolderan merupakan proses penyambungan dengan menggunakan 
logam campuran yang disebut timah solder. 
Pada buku ini kita akan mempelajari proses penyolderan halus. 
Penyolderan digunakan untuk menyambung tembaga, baja, timah atau seng. Karena itu 
penyolderan dipakai secara luas dalam perbaikan listrik otomotif. 
Tiga hal yang harus dipenuhi agar diperoleh penyolderan yang baik : 
1. Bahan yang bersih. 
2. Alat solder yang bersih dengan suhu yang tepat. 
3. Timah dan pasta yang tepat. 
Penerapan penyolderan dalam otomotif listrik: 
1. Menyambung kawat alat ukur. 
2. Menyambung terminal sikat pada motor stater atau alternator. 
3. Menyambung kabel baterai pada terminal. 
4. Memasang komponen pada PCB. 
Ada berbagai macam perbandingan logam timah dan timah hitam yang bisa diperoleh, 
tergantung bahan yang akan disambung. 
Secara umum timah solder harus meleleh pada suhu yang lebih rendah daripada kedua 
logam yang disambung. 
Perbandingan kandungan logam pada timah solder untuk penyolderan peralatan listrik, 
lebih kurang 60% dan 40% timah hitam. 
Timah solder tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran: 
# Batang. 
# Tongkat. 
# Kawat padat dan berinti. 
# Bubuk. 
# Pasta. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 11 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Timah solder berbentuk kawat biasa dipakai untuk digunakan dalam bidang listrik. Jenis 
ini tersedia dalam berbagai ukuran untuk menyesuaikan dengn keperluan, misalnya jika 
menyolder komponen yang sangat kecil pada papan rangkaian tercetak ( PCB ) timah 
solder berbentuk kawat kecil yang dipakai. 
Timah solder berbentuk kawat ada yang padat dan ada yang berinti / berongga. Rongga 
tersebut diiisi dengan pasta. 
Fluks / pasta solder. 
Sebelum dijelaskan apa yang disebut fluks, diterangkan terlebih dahulu mengapa kita 
memerlukannya. 
Logam yang akan disolder harus benar  benar bersih, misalnya dari karat. Jika 
permukaan sebuah logam berhubungan dengan udara maka akan terjadi oksidasi. 
Oksidasi adalah pembentukan karat atau bercak yang disebabkan oleh reaksi dengan 
udara. 
Fluks / pasta solder adalah senyawa kimia yang jika diberikan pada suatu logam akan 
mencegah terjadinya proses oksidasi lebih lanjut serta membantu pengaliran timah 
solder pada bahan. 
Macam  macam fluks 
Pada umumnya fluks dibagi menjadi 2 macam: 
# Anorganik ( korosif ) 
# Organik ( non  korosif ) 
Fluks anorganik biasanya digunakan dalam penyolderan timah, baja lunak, timah hitam 
serta berbagai macam logam campuran. Fluks bersifat asam dan bisa menghilangkan 
oksid, sesudah penyolderan dengan fluks anorganik semua sisa kotoran harus 
dibersihkan untuk mencegah korosi lebih lanjut. 
Fluks organik tidak bersifat korosif sebagaimana pada fluks anorganik. Fluks organik 
tidak melepaskan oksid dari logam melainkan mencegah terjadinya oksid. Fluks tipe 
organik digunakan dalam penyolderan bidang listrik. 
Contoh fluks organik: 
# Resin 
# Tallow / Gemuk 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 12 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Fluks bisa digunakan pada logam yang disolder setelah dibersihkan terlebih dahulu atau 
bisa juga digunakan timah solder berinti resin. 
Cara ini cepat dan mudah sehingga menjadi pilihan utama dalam penyolderan pada 
sambungan / kawat listrik. 
Fluks yang ada dalam timah solder berongga meleleh pada suhu yang lebih rendah 
daripada timahnya. Maka fluks leleh dan mengalir pada bahan sebelum timah leleh. 
Prosedur Penyolderan 
Penyolderan merupakan penyambungan 2 logam dengan menggunakan timah solder. 
Timah solder adalah campuran timah dan timah hitam terdapat dalam bentuk dan 
ukuran untuk berbagai keperluan. 
Fluks dipakai dalam proses penyolderan juga terdapat dalam berbagai bentuk untuk 
menyesuaikan dengan keperluan. 
Alat solder, penyolderan memerlukan panas (misalnya antara 200  400属C ). Pada 
umumnya panas tersebut diperoleh dengan menggunakan alat solder. 
Alat solder mempunyai berbagai macam jenis dan ukuran. Agar tidak timbul kerusakan 
pada bahan maka harus digunakan alat solder yang tepat. 
Jenis  jenis alat solder 
Bisa dikelompokkan menjadi 2 macam: 
Pemanasan dengan gas 
Listrik 
Alat solder berbeda  beda dalam ukuran, bentuk maupun merk, tetapi fungsinya sama 
saja yaitu untuk memanaskan logam dan timah solder pada suhu yang diperlukan. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 13 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Alat solder dengan pemanas gas 
Biasanya digunakan untuk menyolder benda yang relatif besar, misalnya batang 
komutator suatu angker dinamo. Sebagai kepala solder digunakan tembaga karena 
tembaga merupakan konduktor panas yang baik. 
Alat solder macam ini dipanaskan dengan tungku gas atau silinder gas cair. 
Alat solder listrik 
Alat solder listrik juga menggunakan tembaga untuk menyalurkan panas, bagian 
penyalur panas tersebut disebut bit. Agar dapat melakukan berbagai jenis pekerjaan 
penyolderan, seringkali bit ( kepala solder ) dapat diganti. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 14 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Alat solder listrik berbeda  beda dalam nilai watt  nya. Nilai tersebut menunjukkan 
seberapa panas yang dapat diberikannya. Ini adalah salah satu kriteria dalam memilih 
alat solder yang tepat untuk suatu pekerjaan penyolderan. 
Alat solder listrik harus dapat memberikan panas yang tepat untuk suatu keadaan 
tertentu. 
 Panas yang terlalu rendah akan menghasilkan sambungan yang jelek. 
 Panas yang terlalu tinggi akan merusak komponen. 
Pengalaman dalam menyolder berbagai jenis logam akan meningkatkan pengetahuan 
anda tentang panas yang diperlukan bagi suatu jenis pekerjaan penyolderan. 
Pelapisan alat solder dengan Timah ( Tinning ) 
Apapun juga jenis alat solder yang anda pakai,  Gurdi  atau  ujung solder  alat solder 
harus dilapisi timah sebelum dipakai. 
Pelapisan timah dilakukan dengan melapiskan timah solder pada tip atau kepala solder. 
Ini akan mempermudah penyaluran panas antara alat solder dengan bahan yang 
disolder. 
Cara pelapisan adalah sebagai berikut: 
1. bersihkan kepala solder atau tip, jika perlu gunakan kikir untuk meratakan 
permukaan yang berlubang. 
2. panaskan kepala solder. 
3. beri fluks / pasta solder pada kepala solder. 
4. lapisi tip dengan timah solder. 
5. bersihkan timah yang berlebihan dengan kain lap sehingga terdapat lapisan 
timah yang tipis mengkilat. 
Pengkabelan 
Perbaikan atau pemasangan rangkaian listrik seringkali memerlukan penyambungan 
kabel. Untuk itu diperlukan sejumlah alat misalnya tang, konektor dan solder. 
Penyolderan sambungan kabel menghasilkan sambungan yang beresistensi sangat 
rendah dan juga kuat secara fisik. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 15 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Prosedur pencegahan terjadinya Wicking 
1. Jika menyambung kabel yang terhubung pada sistem listrik kendaraan, lepaskan 
dahulu terminal negatif baterai. 
2. Amankan dahulu tempat kerja. 
a. Jika anda bekerja didalam kendaraan letakkan bahan yang tidak mudah 
terbakar di bawah kabel yang akan disolder untuk berjaga  jaga terhadap 
tetesan timah. 
b. Jika menyolder pada bangku letakkan kabel pada permukaan yang tahan 
panas. 
c. Ruangan harus berventilasi jangan menghirup asap yang terjadi pada 
penyolderan. 
d. Pakai pakaian pelindung dan pelindung mata. 
3. Kuliti isolasi kabel sekitar 10 mm dari ujungnya. 
4. Pilin kabel  kabel ( ini akan menghasilkan kekuatan sambungan ) 
5. Pilih ukuran alat solder dan timah / fluks yang tepat. 
6. Bersihkan tip / kepala solder. Jika tip sudah cukup panas beri sedikit timah untuk 
membantu penyaluran panas. 
7. Pegang solder dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang timah, 
arahkan pada letak penyolderan kabel. 
Catatan: 
Jangan meletakkan solder terlalu lama pada kabel, panas akan tersalur pada kabel dan 
timah bisa berjalan sepanjang kabel sehingga kabel akan mengeras dan tidak lentur. Hal 
ini biasa disebut  Wicking . 
8. Periksa sambungan setelah dingin secara alami ( jangan menggerakkan 
sambungan saat mendingin ). 
Sambungan yang baik yang baik akan tampak seperti cermin. Jika tampak tekstur 
abu  abu gelap mungkin panas yang timbul terlalu rendah atau terlalu tinggi. 
9. Isolasi sambungan. 
Catatan: 
Selama proses penyolderan hati  hati jangan sampai alat solder menyentuh kendaraan 
atau peralatan dan sebagainya. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 16 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Hati  hati jangan sampai anda terkena solder atau meletakkan sembarangan sehingga 
orang lain bisa terkena. 
Wicking 
Metode berikut ini bisa digunakan untuk mencegah terjadinya wicking. 
Gunakan tang sebagai heat sink ( pendingin), panas solder akan diserap logam tang 
dan tidak merambat sepanjang serat kabel. 
Metode ini efektif dalam menyolder sikat pada motor stater. 
Komutator 
Kadang  kadang angker dinamo pada motor stater atau generator perlu disolder. 
Kumparan angker dinamo terhubung pada segmen komutator melalui penyolderan. 
Selama proses bekerja motor atau generator panas berlebihan dapat menyebabkan 
sambungan solder ini rusak karena leleh oleh panas atau putaran angker dinamo. 
Sambungan  sambungan tersebut dapat disolder kembali. 
Prosedur keamanan 
Ikuti prosedur keamanan berikut ini: 
1. Bersihkan dulu sambungan yang akan disolder mungkin akan diperlukan mesin 
bubut. Catatan: jangan menggunakan gerinda dengan roda sikat kawat. 
2. Pasang angker dinamo secara horizontal dengan catok atau alat pemegang 
lainnya. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 17 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
3. Beri pasta non  korosif pada sambungan. 
4. Panaskan solder yang sesuai ( untuk pekerjaan ini diperlukan solder listrik besar 
atau solder non  listik dengan kepala tembaga yang besar ) 
5. beri sedikit timah pada kepala solder untuk membantu penyaluran panas. 
6. Letakkan kepala solder pada bagian komutator dan beri timah pada sambungan. 
7. Biarkan timah dingin secara alami. 
8. Jika perlu bubut komutator dan periksa apakah sambungan tidak menimbulkan 
hubungan singkat. 
Catatan: 
Saat komutator mendingin yakinkan semua orang dibengkel mengetahui bahwa 
komponen tersbut panas dan tidak boleh disentuh. 
Terminal baterai 
Terminal baterai dihubungkan pada kabel baterai dengan menggunakan tang atau 
disolder. 
Untuk memberikan panas dalam penyolderan sambungan yang diperlukan biasanya 
digunakan semburan api. 
2 metode yang umum: 
# Perlengkapan Oxy  asetilene 
# Tabung LPG 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 18 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Prosedur keamanan yang perlu diikuti: 
# Anda harus sudah tahu cara pemakaian alat sebelum menggunakannya. 
# Jangan sampai api mengenai benda  benda atau gas yang mudah terbakar 
# Jangan menggunakan peralatan yang tidak bekerja dengan sempurna. 
# Ruang kerja harus berventilasi baik dan terdapat alat pemadam kebakaran. 
Prosedur penyambungan kabel terminal: 
1. Kupas lapisan isolasi kabel baterai dengan panjang sesuai yang diperlukan 
( Periksa kedalaman lubang terminal untuk menentukannya ) 
2. Beri pasta pada kabel yang terkupas dan jangan membakar isolasi tersebut, 
panasi kawat dan beri timah. 
Catatan : 
Hindari terjadinya wicking pada kabel. 
3. pegang terminal dengan catok, panasi terminal dan beri timah. 
4. Arahkan api tetap pada terminal, masukkan kabel yang terlapis timah pada 
lubang terminal. 
Catatan: 
Perpindahan panas pada bangku penjepit dapat diturunkan dengan 
menempatkan bahan penahan panas antara penjepit dan terminal. 
5. Hentikan pemberian panas / penyemburan api pada sambungan dan pegang 
sambungan hingga timah mengeras. 
6. Bersihkan sisa pasta dan isolasi sambungan jika diperlukan. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 19 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Papan rangkaian tercetak ( PCB ) 
Penggunaan komponen elektronik merupakan hal yang umum dalam otomotif dewasa 
ini, sehingga kemampuan menyolder dengan PCB adalah ketrampilan yang berharga. 
Panas yang tepat khususnya yang tidak berlebihan merupakan masalah penting dalam 
penyolderan komponen elektronik dan PCB. 
Penyolderan yang baik komponen pada PCB memerlukan kontrol suhu yang tepat pada 
solder, juga batasan waktu PCB lamanya mendapat pemanasan. Panas berlebihan dapat 
merusak PCB dan komponen. 
Pada umumnya solder yang dipakai untuk PCB berukuran kecil, ringan dan memilki 
pengaturan suhu. 
Prosedur Pemasangan Komponen pada PCB 
1. Tekuk kaki komponen ( misalnya tahanan ) sesuai posisinya pada PCB. 
Catatan: 
Jangan menekuk kaki komponen pada bagian kaki yang menyentuh tepi 
komponen. Gunakan tang seperti gambar dibawah ini. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 20 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
2. Bersihkan dan beri pasta jika perlu. 
3. Pasang komponen pada PCB dan tekuk ujung kaki komponen sehingga 
terjepit pada PCB. 
4. Beri pendingin pada kaki komponen jika perlu ( pendingin akan membantu 
menjaga komponen yang sensitif terhadap panas berlebihan ). 
5. Panaskan solder pada suhu yang diperlukan, letakkan pada posisinya 
sehingga PCB dan komponen mendapat panas. 
6. Beri timah sebanyak yang diperlukan. 
7. Lepas solder dan biarkan mendingin dengan alami. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 21 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Catatan: 
Jangan menggerakkan sambungan selama terjadi pendinginan 
8. Bersihkan sisa pasta dan periksa sambungan. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 22 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
BAB V 
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN 
KOMPETENSI 
5.1. Sumber Daya Manusia 
Pelatih 
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : 
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. 
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap 
belajar. 
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk 
menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. 
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang 
Anda perlukan untuk belajar Anda. 
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. 
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. 
Penilai 
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat 
kerja. Penilai akan : 
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar 
dan penilaian selanjutnya dengan Anda. 
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan 
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. 
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. 
Teman kerja / sesama peserta pelatihan 
Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan 
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini 
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan 
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda. 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 23 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi ) 
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses 
pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. 
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 
1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 
2. Lembar kerja 
3. Diagram-diagram, gambar 
4. Contoh tugas kerja 
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. 
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu 
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. 
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber 
yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk 
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber 
yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada. 
Sumber  sumber bacaan yang dapat digunakan : 
Judul 
Pengarang 
Penerbit 
Tahun Terbit 
Judul 
Pengarang 
Penerbit 
Tahun Terbit 
Judul 
Pengarang 
Penerbit 
Tahun Terbit 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
: 
Buku Informasi 50  006  2  Penyolderan  
IAPSD 
IAPSD 
2001 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 24 dari 25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan 
Kode Modul 
OTO.KR01.007.03 
Daftar Peralatan / Mesin dan Bahan 
5.1.1 Bahan yang dibutuhkan 
a. Timah 
b. Pasta 
c. Kain Lap 
5.1.2 Alat yang digunakan 
a. Solder 
Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian 
Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 25 dari 25

More Related Content

05 buku informasi oto.kr.01.007.03

  • 1. MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN PELAKSANAAN TEKNIK PEMATRIAN OTO.KR01.007.03 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
  • 2. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 DAFTAR ISI Daftar Isi .......................................................................................................1 BAB I PENGANTAR ......................................................................................2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ............................... 2 1.2. Penjelasan Modul ........................................................................ 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ........................................... 3 1.4. Pengertian-pengertian Istilah ....................................................... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI.....................................................................5 2.1. Peta Paket Pelatihan ................................................................... 5 2.2. Pengertian Unit Standar .............................................................. 5 2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari .................................................. 6 2.3.1. Judul Unit ..................................................................... 6 2.3.2. Kode Unit ...................................................................... 6 2.3.3. Deskripsi Unit ................................................................ 6 2.3.4. Elemen Kompetensi ....................................................... 6 2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja ........................................................ 6 2.3.6. Batasan Variabel ............................................................ 7 2.3.7. Panduan Penilaian ......................................................... 8 2.3.8. Kompetensi Kunci .......................................................... 8 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ..............................................9 3.1. Strategi Pelatihan ....................................................................... 9 3.2. Metode Pelatihan ....................................................................... 10 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI .............................................................11 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ....................................................................................23 5.1. Sumber Daya Manusia ................................................................ 23 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan ..................................................... 24 5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ............................................... 25 Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 1 dari 25
  • 3. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT) Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui. 1.2. Penjelasan Modul Desain Modul Modul ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri : Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Isi Modul Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 2 dari 25
  • 4. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih. 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency) Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah : a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 3 dari 25
  • 5. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 4 dari 25
  • 6. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul modul lain yang berkaitan diantaranya : 2.1.1 Menggunakan dan memelihara Alat Ukur (OTO.KR.01.010.03) 2.1.2 Memelihara / Servis Engine dan komponen komponennya (OTO.KR.02.003.03) 2.1.3 Melaksanakan memelihara / servis komponen (OTO.KR.01.001.03) 2.1.4 Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (OTO.KR.01.016.013) 2.2. Pengertian Standar Kompetensi Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk Menerapkan prosedur-prosedur mutu. Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 5 dari 25
  • 7. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 2.3. Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 2.3.1 Judul Unit : Pelaksanaan Teknik Pematrian 2.3.2 Kode Unit : OTO.KR.01.007.03 2.3.3 Deskripsi Unit Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pematrian lunak termasuk persiapan bahan dan perlengkapan. Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan fundamental pengenalan alat ukur dan komponen-komponen mesin. 2.3.4 Elemen Kompetensi 2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Persiapan komponen, peralatan dan perlengkapan untuk pematrian lunak. 1.1 Persiapan komponen, peralatan dan perlengkapan untuk pematrian lunak dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 1.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 1.3 Bahan/komponen yang dipatri harus bersih dan pemberian bahan flux/pelancar secukupnya. 1.4 Perlengkapan pematrian lunak dipersiapkan, dibersihkan dan dipanaskan sebelum pematrian. 1.5 Seluruh kegiatan persiapan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan. Pelaksanaan pematrian lunak 2.1 Pematrian lunak dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 2.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 2.3 Kualitas pematrian diuji sesuai tuntutan. 2.4 Seluruh kegiatan pematrian dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 6 dari 25
  • 8. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 2.3.6 Batasan Variabel Batasan konteks: Standar kompetensi ini digunakan untuk: Jasa pelayanan pemeliharaan/servis & perbaikan bidang perbengkelan. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk: Spesifikasi pabrik kendaraan SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan Spesifikasi pabrik komponen Kebutuhan pelanggan Kode area tempat kerja. Pelaksanaan K 3 harus memenuhi: Undang-undang tentang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Penghargaan di bidang industri. Sumber sumber dapat termasuk: Peralatan tangan/hand tools, jenis-jenis bahan flux/pelancar, dan macam-macam pematrian lunak Peralatan bertenaga/power tools, gas Perlengkapan pematrian meliputi: listrik, besi pemanas dan kompor. Kegiatan: Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk: Pembersihan komponen Pemanasan Pematrian. Persyaratan khusus: Pada bermacam-macam tipe bahan pematrian lunak Pada bermacam-macam ketebalan bahan pematrian lunak. Variabel terapan lainnya meliputi: Perbaikan rangkaian elektrik dan elektronik. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 7 dari 25
  • 9. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 2.3.7 Panduan Penilaian Konteks: Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak melalui pekerjaan. Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi. Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung. Aspek-aspek penting: Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut: Bahan pematrian lunak. Pengetahuan dasar: Undang-undang tentang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Prosedur pematrian Bahan flux/pelancar dan penggunaannya Pematrian lunak dan penggunaannya Jenis-jenis dan bahan yang dapat dipatri Persyaratan keselamatan diri Persyaratan keamanan perlengkapan kerja. Penilaian praktek: Mengakses, memahami dan menerapkan informasi teknik Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai Menggunakan bahan flux/pelancar dengan benar Mematri dengan berbagai bahan. 2.3.8 Kompetensi Kunci Kompetensi Kunci dalam Unit ini Bobot Merencanakan dan mengorganisir kegiatan 1 Bekerja dengan orang lain dan didalam kelompok 1 Penggunaan gagasan matematis dan teknis 1 Pemecahan masalah 1 Penggunaan teknologi 1 Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan: 1. Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan ketrampilan seseorang di awasi secara berkala oleh pengawas. 2. Melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas. 3. Melaksanakan kegiatan yang kompleks dan tidak rutin; menjadi mandiri dan bertanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 8 dari 25
  • 10. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Belajar Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan / perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda. Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 9 dari 25
  • 11. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 3.2. Metode Belajar Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 10 dari 25
  • 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI Pelaksanaan Teknik Pematrian Pematrian atau penyolderan merupakan proses penyambungan dengan menggunakan logam campuran yang disebut timah solder. Pada buku ini kita akan mempelajari proses penyolderan halus. Penyolderan digunakan untuk menyambung tembaga, baja, timah atau seng. Karena itu penyolderan dipakai secara luas dalam perbaikan listrik otomotif. Tiga hal yang harus dipenuhi agar diperoleh penyolderan yang baik : 1. Bahan yang bersih. 2. Alat solder yang bersih dengan suhu yang tepat. 3. Timah dan pasta yang tepat. Penerapan penyolderan dalam otomotif listrik: 1. Menyambung kawat alat ukur. 2. Menyambung terminal sikat pada motor stater atau alternator. 3. Menyambung kabel baterai pada terminal. 4. Memasang komponen pada PCB. Ada berbagai macam perbandingan logam timah dan timah hitam yang bisa diperoleh, tergantung bahan yang akan disambung. Secara umum timah solder harus meleleh pada suhu yang lebih rendah daripada kedua logam yang disambung. Perbandingan kandungan logam pada timah solder untuk penyolderan peralatan listrik, lebih kurang 60% dan 40% timah hitam. Timah solder tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran: # Batang. # Tongkat. # Kawat padat dan berinti. # Bubuk. # Pasta. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 11 dari 25
  • 13. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Timah solder berbentuk kawat biasa dipakai untuk digunakan dalam bidang listrik. Jenis ini tersedia dalam berbagai ukuran untuk menyesuaikan dengn keperluan, misalnya jika menyolder komponen yang sangat kecil pada papan rangkaian tercetak ( PCB ) timah solder berbentuk kawat kecil yang dipakai. Timah solder berbentuk kawat ada yang padat dan ada yang berinti / berongga. Rongga tersebut diiisi dengan pasta. Fluks / pasta solder. Sebelum dijelaskan apa yang disebut fluks, diterangkan terlebih dahulu mengapa kita memerlukannya. Logam yang akan disolder harus benar benar bersih, misalnya dari karat. Jika permukaan sebuah logam berhubungan dengan udara maka akan terjadi oksidasi. Oksidasi adalah pembentukan karat atau bercak yang disebabkan oleh reaksi dengan udara. Fluks / pasta solder adalah senyawa kimia yang jika diberikan pada suatu logam akan mencegah terjadinya proses oksidasi lebih lanjut serta membantu pengaliran timah solder pada bahan. Macam macam fluks Pada umumnya fluks dibagi menjadi 2 macam: # Anorganik ( korosif ) # Organik ( non korosif ) Fluks anorganik biasanya digunakan dalam penyolderan timah, baja lunak, timah hitam serta berbagai macam logam campuran. Fluks bersifat asam dan bisa menghilangkan oksid, sesudah penyolderan dengan fluks anorganik semua sisa kotoran harus dibersihkan untuk mencegah korosi lebih lanjut. Fluks organik tidak bersifat korosif sebagaimana pada fluks anorganik. Fluks organik tidak melepaskan oksid dari logam melainkan mencegah terjadinya oksid. Fluks tipe organik digunakan dalam penyolderan bidang listrik. Contoh fluks organik: # Resin # Tallow / Gemuk Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 12 dari 25
  • 14. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Fluks bisa digunakan pada logam yang disolder setelah dibersihkan terlebih dahulu atau bisa juga digunakan timah solder berinti resin. Cara ini cepat dan mudah sehingga menjadi pilihan utama dalam penyolderan pada sambungan / kawat listrik. Fluks yang ada dalam timah solder berongga meleleh pada suhu yang lebih rendah daripada timahnya. Maka fluks leleh dan mengalir pada bahan sebelum timah leleh. Prosedur Penyolderan Penyolderan merupakan penyambungan 2 logam dengan menggunakan timah solder. Timah solder adalah campuran timah dan timah hitam terdapat dalam bentuk dan ukuran untuk berbagai keperluan. Fluks dipakai dalam proses penyolderan juga terdapat dalam berbagai bentuk untuk menyesuaikan dengan keperluan. Alat solder, penyolderan memerlukan panas (misalnya antara 200 400属C ). Pada umumnya panas tersebut diperoleh dengan menggunakan alat solder. Alat solder mempunyai berbagai macam jenis dan ukuran. Agar tidak timbul kerusakan pada bahan maka harus digunakan alat solder yang tepat. Jenis jenis alat solder Bisa dikelompokkan menjadi 2 macam: Pemanasan dengan gas Listrik Alat solder berbeda beda dalam ukuran, bentuk maupun merk, tetapi fungsinya sama saja yaitu untuk memanaskan logam dan timah solder pada suhu yang diperlukan. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 13 dari 25
  • 15. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Alat solder dengan pemanas gas Biasanya digunakan untuk menyolder benda yang relatif besar, misalnya batang komutator suatu angker dinamo. Sebagai kepala solder digunakan tembaga karena tembaga merupakan konduktor panas yang baik. Alat solder macam ini dipanaskan dengan tungku gas atau silinder gas cair. Alat solder listrik Alat solder listrik juga menggunakan tembaga untuk menyalurkan panas, bagian penyalur panas tersebut disebut bit. Agar dapat melakukan berbagai jenis pekerjaan penyolderan, seringkali bit ( kepala solder ) dapat diganti. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 14 dari 25
  • 16. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Alat solder listrik berbeda beda dalam nilai watt nya. Nilai tersebut menunjukkan seberapa panas yang dapat diberikannya. Ini adalah salah satu kriteria dalam memilih alat solder yang tepat untuk suatu pekerjaan penyolderan. Alat solder listrik harus dapat memberikan panas yang tepat untuk suatu keadaan tertentu. Panas yang terlalu rendah akan menghasilkan sambungan yang jelek. Panas yang terlalu tinggi akan merusak komponen. Pengalaman dalam menyolder berbagai jenis logam akan meningkatkan pengetahuan anda tentang panas yang diperlukan bagi suatu jenis pekerjaan penyolderan. Pelapisan alat solder dengan Timah ( Tinning ) Apapun juga jenis alat solder yang anda pakai, Gurdi atau ujung solder alat solder harus dilapisi timah sebelum dipakai. Pelapisan timah dilakukan dengan melapiskan timah solder pada tip atau kepala solder. Ini akan mempermudah penyaluran panas antara alat solder dengan bahan yang disolder. Cara pelapisan adalah sebagai berikut: 1. bersihkan kepala solder atau tip, jika perlu gunakan kikir untuk meratakan permukaan yang berlubang. 2. panaskan kepala solder. 3. beri fluks / pasta solder pada kepala solder. 4. lapisi tip dengan timah solder. 5. bersihkan timah yang berlebihan dengan kain lap sehingga terdapat lapisan timah yang tipis mengkilat. Pengkabelan Perbaikan atau pemasangan rangkaian listrik seringkali memerlukan penyambungan kabel. Untuk itu diperlukan sejumlah alat misalnya tang, konektor dan solder. Penyolderan sambungan kabel menghasilkan sambungan yang beresistensi sangat rendah dan juga kuat secara fisik. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 15 dari 25
  • 17. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Prosedur pencegahan terjadinya Wicking 1. Jika menyambung kabel yang terhubung pada sistem listrik kendaraan, lepaskan dahulu terminal negatif baterai. 2. Amankan dahulu tempat kerja. a. Jika anda bekerja didalam kendaraan letakkan bahan yang tidak mudah terbakar di bawah kabel yang akan disolder untuk berjaga jaga terhadap tetesan timah. b. Jika menyolder pada bangku letakkan kabel pada permukaan yang tahan panas. c. Ruangan harus berventilasi jangan menghirup asap yang terjadi pada penyolderan. d. Pakai pakaian pelindung dan pelindung mata. 3. Kuliti isolasi kabel sekitar 10 mm dari ujungnya. 4. Pilin kabel kabel ( ini akan menghasilkan kekuatan sambungan ) 5. Pilih ukuran alat solder dan timah / fluks yang tepat. 6. Bersihkan tip / kepala solder. Jika tip sudah cukup panas beri sedikit timah untuk membantu penyaluran panas. 7. Pegang solder dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang timah, arahkan pada letak penyolderan kabel. Catatan: Jangan meletakkan solder terlalu lama pada kabel, panas akan tersalur pada kabel dan timah bisa berjalan sepanjang kabel sehingga kabel akan mengeras dan tidak lentur. Hal ini biasa disebut Wicking . 8. Periksa sambungan setelah dingin secara alami ( jangan menggerakkan sambungan saat mendingin ). Sambungan yang baik yang baik akan tampak seperti cermin. Jika tampak tekstur abu abu gelap mungkin panas yang timbul terlalu rendah atau terlalu tinggi. 9. Isolasi sambungan. Catatan: Selama proses penyolderan hati hati jangan sampai alat solder menyentuh kendaraan atau peralatan dan sebagainya. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 16 dari 25
  • 18. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Hati hati jangan sampai anda terkena solder atau meletakkan sembarangan sehingga orang lain bisa terkena. Wicking Metode berikut ini bisa digunakan untuk mencegah terjadinya wicking. Gunakan tang sebagai heat sink ( pendingin), panas solder akan diserap logam tang dan tidak merambat sepanjang serat kabel. Metode ini efektif dalam menyolder sikat pada motor stater. Komutator Kadang kadang angker dinamo pada motor stater atau generator perlu disolder. Kumparan angker dinamo terhubung pada segmen komutator melalui penyolderan. Selama proses bekerja motor atau generator panas berlebihan dapat menyebabkan sambungan solder ini rusak karena leleh oleh panas atau putaran angker dinamo. Sambungan sambungan tersebut dapat disolder kembali. Prosedur keamanan Ikuti prosedur keamanan berikut ini: 1. Bersihkan dulu sambungan yang akan disolder mungkin akan diperlukan mesin bubut. Catatan: jangan menggunakan gerinda dengan roda sikat kawat. 2. Pasang angker dinamo secara horizontal dengan catok atau alat pemegang lainnya. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 17 dari 25
  • 19. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 3. Beri pasta non korosif pada sambungan. 4. Panaskan solder yang sesuai ( untuk pekerjaan ini diperlukan solder listrik besar atau solder non listik dengan kepala tembaga yang besar ) 5. beri sedikit timah pada kepala solder untuk membantu penyaluran panas. 6. Letakkan kepala solder pada bagian komutator dan beri timah pada sambungan. 7. Biarkan timah dingin secara alami. 8. Jika perlu bubut komutator dan periksa apakah sambungan tidak menimbulkan hubungan singkat. Catatan: Saat komutator mendingin yakinkan semua orang dibengkel mengetahui bahwa komponen tersbut panas dan tidak boleh disentuh. Terminal baterai Terminal baterai dihubungkan pada kabel baterai dengan menggunakan tang atau disolder. Untuk memberikan panas dalam penyolderan sambungan yang diperlukan biasanya digunakan semburan api. 2 metode yang umum: # Perlengkapan Oxy asetilene # Tabung LPG Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 18 dari 25
  • 20. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Prosedur keamanan yang perlu diikuti: # Anda harus sudah tahu cara pemakaian alat sebelum menggunakannya. # Jangan sampai api mengenai benda benda atau gas yang mudah terbakar # Jangan menggunakan peralatan yang tidak bekerja dengan sempurna. # Ruang kerja harus berventilasi baik dan terdapat alat pemadam kebakaran. Prosedur penyambungan kabel terminal: 1. Kupas lapisan isolasi kabel baterai dengan panjang sesuai yang diperlukan ( Periksa kedalaman lubang terminal untuk menentukannya ) 2. Beri pasta pada kabel yang terkupas dan jangan membakar isolasi tersebut, panasi kawat dan beri timah. Catatan : Hindari terjadinya wicking pada kabel. 3. pegang terminal dengan catok, panasi terminal dan beri timah. 4. Arahkan api tetap pada terminal, masukkan kabel yang terlapis timah pada lubang terminal. Catatan: Perpindahan panas pada bangku penjepit dapat diturunkan dengan menempatkan bahan penahan panas antara penjepit dan terminal. 5. Hentikan pemberian panas / penyemburan api pada sambungan dan pegang sambungan hingga timah mengeras. 6. Bersihkan sisa pasta dan isolasi sambungan jika diperlukan. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 19 dari 25
  • 21. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Papan rangkaian tercetak ( PCB ) Penggunaan komponen elektronik merupakan hal yang umum dalam otomotif dewasa ini, sehingga kemampuan menyolder dengan PCB adalah ketrampilan yang berharga. Panas yang tepat khususnya yang tidak berlebihan merupakan masalah penting dalam penyolderan komponen elektronik dan PCB. Penyolderan yang baik komponen pada PCB memerlukan kontrol suhu yang tepat pada solder, juga batasan waktu PCB lamanya mendapat pemanasan. Panas berlebihan dapat merusak PCB dan komponen. Pada umumnya solder yang dipakai untuk PCB berukuran kecil, ringan dan memilki pengaturan suhu. Prosedur Pemasangan Komponen pada PCB 1. Tekuk kaki komponen ( misalnya tahanan ) sesuai posisinya pada PCB. Catatan: Jangan menekuk kaki komponen pada bagian kaki yang menyentuh tepi komponen. Gunakan tang seperti gambar dibawah ini. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 20 dari 25
  • 22. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 2. Bersihkan dan beri pasta jika perlu. 3. Pasang komponen pada PCB dan tekuk ujung kaki komponen sehingga terjepit pada PCB. 4. Beri pendingin pada kaki komponen jika perlu ( pendingin akan membantu menjaga komponen yang sensitif terhadap panas berlebihan ). 5. Panaskan solder pada suhu yang diperlukan, letakkan pada posisinya sehingga PCB dan komponen mendapat panas. 6. Beri timah sebanyak yang diperlukan. 7. Lepas solder dan biarkan mendingin dengan alami. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 21 dari 25
  • 23. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Catatan: Jangan menggerakkan sambungan selama terjadi pendinginan 8. Bersihkan sisa pasta dan periksa sambungan. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 22 dari 25
  • 24. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1. Sumber Daya Manusia Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda. b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. Teman kerja / sesama peserta pelatihan Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda. Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 23 dari 25
  • 25. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi ) Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 2. Lembar kerja 3. Diagram-diagram, gambar 4. Contoh tugas kerja 5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada. Sumber sumber bacaan yang dapat digunakan : Judul Pengarang Penerbit Tahun Terbit Judul Pengarang Penerbit Tahun Terbit Judul Pengarang Penerbit Tahun Terbit : : : : : : : : : : : : Buku Informasi 50 006 2 Penyolderan IAPSD IAPSD 2001 Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 24 dari 25
  • 26. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR01.007.03 Daftar Peralatan / Mesin dan Bahan 5.1.1 Bahan yang dibutuhkan a. Timah b. Pasta c. Kain Lap 5.1.2 Alat yang digunakan a. Solder Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 25 dari 25