Modul ini membahas tentang alkohol, eter, dan haloalkana. Terdapat penjelasan mengenai struktur, tata nama, sifat fisika dan kimia, reaksi kimia, serta aplikasi dari ketiga senyawa tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Modul ini bertujuan agar pembaca memahami konsep dasar ketiga senyawa tersebut.
Praktikum ini memperkenalkan tentang identifikasi kation dan anion secara kualitatif. Kation dan anion dapat dikelompokkan berdasarkan reaksi kimianya dengan beberapa reagen golongan. Ada lima golongan kation yang dibedakan berdasarkan kelarutan garamnya dengan asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Sedangkan anion dapat dikelompokkan berdasarkan kelarutan garam perak, kalsium, dan se
Praktikum ini bertujuan menguji keberadaan protein pada beberapa bahan seperti putih telur, susu, gelatin, agar-agar, dan kapas menggunakan tiga uji yaitu Biuret, Xantoprotein, dan timbal asetat. Hasilnya menunjukkan putih telur dan susu mengandung protein, sedangkan agar-agar dan kapas tidak mengandung protein.
Identifikasi aldehid dan keton dapat dilakukan melalui beberapa tes kimia seperti oksidasi dengan KMnO4, tes Tollens, tes Benedict, tes Fehling dan tes iodoform. Hasil percobaan menunjukkan aldehid mudah teroksidasi dan memberi warna coklat, sedangkan keton tahan terhadap oksidasi dan memberi warna ungu.
1) Dokumen tersebut membahas tentang uji karbohidrat, termasuk definisi karbohidrat, jenis-jenis karbohidrat, dan beberapa uji untuk mengidentifikasi karbohidrat seperti uji Molish, uji iodin, uji Benedict, dan uji Seliwanoff.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang kromatografi sebagai metode analisis yang paling umum dan berdaya guna untuk memisahkan zat-zat dalam suatu sampel. Terdapat dua fase yang tidak dapat bercampur yaitu fase bergerak dan fase diam. Beberapa jenis kromatografi dijelaskan beserta prinsip kerjanya."
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Reaksi substitusi elektrofilik bromobenzena dengan gugus nitro gagal menghasilkan kristal bromonitrobenzena karena beberapa faktor seperti kurang optimalnya pengocokan dan ketelitian menjaga suhu reaksi. Produksi bromonitrobenzena melalui reaksi ini seharusnya dapat menghasilkan tiga isomer orto, meta, dan para dengan persentase tertentu, namun dalam percobaan ini tidak terbentuk kristal sehingga rende
Laporan mingguan praktikum kimia dasar ini membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Tujuan percobaan adalah menentukan kenaikan titik didih larutan gula dan garam, serta penurunan titik beku tiga larutan gula dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya menunjukkan kenaikan titik didih dan penurun
Dokumen tersebut membahas berbagai penerapan hukum termodinamika kedua dalam bidang farmasi dan teknologi pendinginan, seperti termografi, pembuatan emulsi, termometer, alat ukur suhu tubuh seperti EKG, dan prinsip kerja perangkat pendingin ruangan seperti AC dan kulkas.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga, meliputi pengertian dan prinsip kerjanya, rumus penghitungan pH buffer, jenis buffer seperti buffer salmiak dan asetat, serta contoh penggunaannya di bidang ilmu pangan seperti asam laktat dan fosfat.
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Ìý
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Prosedur penetapan kadar kalsium dalam sampel menggunakan metode gravimetri meliputi pelarutan sampel dengan asam, pengendapan kalsium oksalat, dan pemanasan sisa endapan.
2. Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat dengan menambahkan larutan amonium oksalat pada larutan sampel yang telah dicampur dengan asam klorida.
3. Hasil akhir ber
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Laporan praktikum ini membahas percobaan tegangan permukaan yang bertujuan untuk menentukan berbagai tegangan permukaan cairan dengan metode kenaikan pipa kapiler. Pada percobaan diperoleh data kenaikan cairan dalam pipa kapiler pada berbagai suhu untuk menghitung tegangan permukaannya. Hasilnya adalah tegangan permukaan air 70,1 dyne/cm pada 40°C dan 68,2 dyne/cm pada 50°C.
Praktikum Acara III Lipida bertujuan untuk mengetahui kelarutan dan pembentukan emulsi pada lemak, sifat ketidakjenuhan lemak, dan mendeteksi kandungan kolesterol pada beberapa jenis minyak dan lemak menggunakan beberapa reaksi kimia."
Dokumen tersebut merangkum definisi, sejarah, komposisi, bahan pembawa, pendapar, pensuspensi, pengental, pengawet, tonisitas, sterilisasi, evaluasi, wadah dan penyimpanan, serta konseling untuk obat tetes hidung. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan panduan umum tentang cara pembuatan dan penggunaan obat tetes hidung.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Ìý
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
Ìý
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan tentang uji angka paling mungkin (MPN) bakteri coliform. Dokumen ini membahas tentang sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, serta teknik inokulasi mikroorganisme dengan tujuan mempelajari metode-metode tersebut.
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas21 Memento
Ìý
views
Doc ini dibuat oleh Riksa Rizki Zetta Adeli dan tim.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Rumusan Masalah Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
- Tujuan Percobaan
- Dasar Teori
- Alat Bahan
- Cara Kerja
- Hasil Pengamatan
- Pembahasan
- Kesimpulan dan Saran
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
Dokumen tersebut membahas struktur dan tata nama senyawa karbon seperti alkana turunan, alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester. Juga dibahas mengenai keisomeran dan reaksi kimia senyawa tersebut.
Reaksi substitusi elektrofilik bromobenzena dengan gugus nitro gagal menghasilkan kristal bromonitrobenzena karena beberapa faktor seperti kurang optimalnya pengocokan dan ketelitian menjaga suhu reaksi. Produksi bromonitrobenzena melalui reaksi ini seharusnya dapat menghasilkan tiga isomer orto, meta, dan para dengan persentase tertentu, namun dalam percobaan ini tidak terbentuk kristal sehingga rende
Laporan mingguan praktikum kimia dasar ini membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Tujuan percobaan adalah menentukan kenaikan titik didih larutan gula dan garam, serta penurunan titik beku tiga larutan gula dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya menunjukkan kenaikan titik didih dan penurun
Dokumen tersebut membahas berbagai penerapan hukum termodinamika kedua dalam bidang farmasi dan teknologi pendinginan, seperti termografi, pembuatan emulsi, termometer, alat ukur suhu tubuh seperti EKG, dan prinsip kerja perangkat pendingin ruangan seperti AC dan kulkas.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga, meliputi pengertian dan prinsip kerjanya, rumus penghitungan pH buffer, jenis buffer seperti buffer salmiak dan asetat, serta contoh penggunaannya di bidang ilmu pangan seperti asam laktat dan fosfat.
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Ìý
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Prosedur penetapan kadar kalsium dalam sampel menggunakan metode gravimetri meliputi pelarutan sampel dengan asam, pengendapan kalsium oksalat, dan pemanasan sisa endapan.
2. Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat dengan menambahkan larutan amonium oksalat pada larutan sampel yang telah dicampur dengan asam klorida.
3. Hasil akhir ber
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Laporan praktikum ini membahas percobaan tegangan permukaan yang bertujuan untuk menentukan berbagai tegangan permukaan cairan dengan metode kenaikan pipa kapiler. Pada percobaan diperoleh data kenaikan cairan dalam pipa kapiler pada berbagai suhu untuk menghitung tegangan permukaannya. Hasilnya adalah tegangan permukaan air 70,1 dyne/cm pada 40°C dan 68,2 dyne/cm pada 50°C.
Praktikum Acara III Lipida bertujuan untuk mengetahui kelarutan dan pembentukan emulsi pada lemak, sifat ketidakjenuhan lemak, dan mendeteksi kandungan kolesterol pada beberapa jenis minyak dan lemak menggunakan beberapa reaksi kimia."
Dokumen tersebut merangkum definisi, sejarah, komposisi, bahan pembawa, pendapar, pensuspensi, pengental, pengawet, tonisitas, sterilisasi, evaluasi, wadah dan penyimpanan, serta konseling untuk obat tetes hidung. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan panduan umum tentang cara pembuatan dan penggunaan obat tetes hidung.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Ìý
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
Ìý
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan tentang uji angka paling mungkin (MPN) bakteri coliform. Dokumen ini membahas tentang sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, serta teknik inokulasi mikroorganisme dengan tujuan mempelajari metode-metode tersebut.
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas21 Memento
Ìý
views
Doc ini dibuat oleh Riksa Rizki Zetta Adeli dan tim.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Rumusan Masalah Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
- Tujuan Percobaan
- Dasar Teori
- Alat Bahan
- Cara Kerja
- Hasil Pengamatan
- Pembahasan
- Kesimpulan dan Saran
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
Dokumen tersebut membahas struktur dan tata nama senyawa karbon seperti alkana turunan, alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester. Juga dibahas mengenai keisomeran dan reaksi kimia senyawa tersebut.
Alkohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan reaksinya dengan logam natrium dan fosforus pentaklorida. Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter tidak bereaksi. Alkohol juga bereaksi dengan PCl5 menghasilan gas HCl, berbeda dengan eter yang bereaksi namun tidak menghasilkan HCl.
Alkena dan alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Alkena memiliki rumus umum CnH2n dan ikatan rangkap tunggal, sedangkan alkuna memiliki ikatan rangkap ganda dengan rumus umum CnH2n-2. Keduanya lebih reaktif dibandingkan alkana karena adanya ikatan rangkap.
1) Dokumen tersebut merupakan makalah tentang pembelajaran e-learning mata pelajaran kimia SMA semester 2 yang membahas tentang senyawa karbon organik sederhana berdasarkan gugus fungsionalnya.
2) Senyawa karbon organik sederhana dibahas meliputi alkohol, eter, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil alkanoat.
3) Diskusi meliputi rumus umum, penamaan, sifat-sifat, dan contoh seny
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang penamaan senyawa organik seperti alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, ester, dan haloalkana. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan rumus umum, gugus fungsional, dan aturan penamaan IUPAC untuk kelompok senyawa organik tersebut.
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Raha Sia
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa karbon seperti haloalkana, alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester. Secara singkat, dibahas tentang rumus struktur, tata nama, sifat-sifat kimia dan contoh senyawa-senyawa tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang turunan dari alkana seperti alkohol, eter, aldehida, keton, dan lainnya. Juga membahas tentang gugus fungsional, isomer fungsional, dan penamaan IUPAC dari beberapa golongan senyawa organik seperti alkohol dan eter.
1. Aldehid adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsi -CHO dan dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat.
2. Aldehid dapat dihasilkan dari oksidasi alkohol primer dan bereaksi dengan berbagai oksidator dan hidrogen.
3. Reaksi identifikasi aldehid meliputi oksidasi dengan larutan Fehling dan Tollens menghasilkan endapan tembaga(II) oksida dan perak.
Aldehid adalah senyawa organik dengan gugus fungsi -CHO. Aldehid dapat dihasilkan dari oksidasi alkohol primer dan dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat. Aldehid dapat diidentifikasi melalui reaksi dengan larutan Fehling dan Tollens yang menghasilkan endapan tembaga(II) oksida dan perak.
1. DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI D
KIMIA SMA
Halo Alkana, Alkohol, dan Eter
2. TUJUAN
Setelah belajar dengan modul ini diharapkan Anda
dapat:
1. Menjelaskan struktur alkohol, eter dan haloalkana;
2. Menjelaskan tata nama alkohol, eter, dan haloalkana;
3. Memahami sifat alkohol, eter dan haloalkana;
4. Memahami kegunaan alkohol, eter dan haloalkana
dalam kehidupan sehari-hari.
2
3. INDIKATOR
Kompetensi yang diharapkan adalah:
1. Menjelaskan struktur alkohol, eter dan haloalkana;
2. Mengidentifikasi struktur alkohol, eter dan haloalkana;
3. Menentukan tatanama alkohol, eter dan haloalkana;
4. Membedakan sifat alkohol, eter dan haloalkana;
5. Menganalisis sifat senyawa alkohol, eter dan haloalkana;
6. Kegunaan alkohol, eter dan haloalkana dalam kehidupan
sehari-hari.
3
5. Tugas dan Lk
Setelah mengkaji modul D profesional materi
Alkohol, Eter dan Haloalkana, tugas yang
dikerjakan adalah :
1. Membuat peta konsep mengenai materi
Alkohol, Eter dan Haloalkana
2. Mengerjakan LK 1 mengenai Sifat fisik dan
kimia alkohol
3. Presentasi hasil praktikum
5
6. Struktur halo alkana, alkohol, dan eter
REAKSI PENGENALAN GUGUS FUNGSI B
GUGUS FUNGSI A
Menu
8. A
ALKANOL / ALKOHOL
GUGUS FUNGSI RUMUS KIMIA
Back
Rumus struktur : R-C-OH
Rumus molekul : CnH2n+2O
Gugus fungsi : -OH
9. 9
No. Rumus
Molekul
Alkil Nama Rumus Struktur
1. CH3OH CH3- Metanol CH3 - OH
2. C2H5OH C2H5- Etanol CH3- CH2 - OH
3. C3H7OH C3H7- Propanol CH3- CH2 – CH2 - OH
4. C4H9OH C4H9- Butanol CH3- CH2 – CH2 - CH2 - OH
Beberapa senyawa alkanol
Bila kita perhatikan pada tabel di atas, pada deret homolog alkanol
terdapat gugus fungsi hidroksil (-OH) yang terikat pada sebuah atom
karbon. Alkanol disebut juga turunan alkana dimana sebuah atom H-
nya diganti dengan gugus –OH. Rumus umum alkanol atau alkohol
adalah R - OH atau CnH2n+2O
11. Berdasarkan letak gugus fungsinya, alkohol dibedakan menjadi 3
1. Alkohol primer : gugus –OH terletak pada atom C primer
2. Alkohol sekunder : gugus –OH terletak pada atom C
sekunder
3. Alkohol tersier : gugus –OH terletak pada atom C tersier
Reaksi pada alkohol
1. Alkohol bereaksi dengan logam Na menghasikan gas H2
R-OH + Na 2 RONa + H2
2. Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester
(reaksi esterifikasi)
R-OH + RCOOH RCOOR’ + H2O
12. 3. Reaksi oksidasi
a. Alkohol primer dapat dioksidasi oleh kalium dikromat
membentuk asetaldehid
O
||
3RCH2OH + Cr2O7
2- + 8 H+ 3R-C-H + 2Cr3+ + H2O
b. Alkohol sekunder dapat dioksidasi oleh K2Cr2O7 atau CrO3
membentuk keton
R’ R’
| |
R-CH-OH + K2Cr2O7 atau CrO3 R-C=O
c. Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi
Alkohol tersier
4. Reaksi alkohol dengan hidrogen halida
CH3OH + HBr CH3Br + H2O
5. Reaksi eliminasi alkohol dengan adanya asam sulfat pada
temperatur tinggi membentuk alkena
CH3CH2OH 200oC, H2SO4 CH2=CH2 + H2O
14. ETER / ALKOKSI ALKANA
2. TATA NAMA
A. TATA NAMA IUPAC
R –O – R Alkoksi alkana
1). Gugus alkil besar dianggap rantai induk
2). Gugus alkil kecil dianggap cabang
3). Penomoran dimulai dari dari alkil besar sehingga gugus
alkoksi nomor sekecil mungkin
1. CH3 – O – CH3 = Metoksi metana
2. CH3 – O – CH2 – CH3 = Metoksi etana
3. CH3 – O – CH2 – CH2 – CH3 = 1-Metoksi propana
4. CH3 – O – CH –CH3 = 2-Metoksi propana
I
CH3
15. ETER / ALKOKSI ALKANA
A. TATA NAMA IUPAC
5. CH3 – O – CH - CH2 – CH3 = 2-Metoksi butana
I
CH3
6. CH3 – O – CH 2- CH – CH3 = 1-Metoksi – 2- metil propana
I
CH3
7. CH3 – O – CH 2- CH – CH3 = 1-Metoksi – 2- metil propana
I
CH3
16. ETER / ALKOKSI ALKANA
A. TATA NAMA IUPAC
8. CH3 – CH2 - O – CH - CH2 – CH3 = 2-Etoksi - butana
I
CH3
9. CH3 – CH2 - O – CH 2- CH – CH3 = 1-Metoksi – 2- metil propana
I
CH3
CH3
I
10. CH3 – CH2 – O – - C – CH3 = 2-etoksi – 2- metil propana
I
CH3
17. ETER / ALKOKSI ALKANA
B. TATA NAMA TRIVIAL
1. CH3 – O – CH3 = Dimetil - eter
2. CH3 – O – CH2 – CH3 = Metil – etil - eter
3. CH3 – O – CH2 – CH2 – CH3 = Metil – propil - eter
4. CH3 – O – CH –CH3 = Metil – isopropil - eter
I
CH3
5. CH3 - CH2– O – CH –CH3 = Etil – isopropil - eter
I
CH3
18. ETER / ALKOKSI ALKANA
B. TATA NAMA TRIVIAL
6. CH3 – O – CH –CH2- CH3 = Metil – sek-butil - eter
I
CH3
CH3
I
7. CH3 - CH2 – O – C –CH3 = Etil – ters- butil - eter
I
CH3
CH3
I
8. CH3 - CH2 – O – C –CH2- CH3 = Etil – ters- amil - eter
I
CH3
19. ETER / ALKOKSI ALKANA
3. SIFAT – SIFAT ETER
A. SIFAT FISIK
1. Zat cair, mudah menguap, titik didih rendah, mudah
terbakar dan bersifat anestetis
2. Tidak campur dengan air
B. SIFAT KIMIA
1. Tidak bereaksi dengan logam Na
2. Bereaksi dengan asam Iodida
3. Bereaksi dengan PCl5
4. Tidak bereaksi dengan asam karboksilat
20. ETER / ALKOKSI ALKANA
4. REAKSI-REAKSI ETER
1. R – O – R + PCl5 ïƒ 2R – Cl + POCl3
2. R – O – R + HI ïƒ R – I + R – OH
3. R – O – R’ + 2 HI ïƒ R – I + R’ – I + H2O
4. R – ONa + R – X ïƒ R – O – R + NaX
22. ETER / ALKOKSI ALKANA
1. Metil propil eter
Digunakan sebagai zat anestesi ( bius )
2. Dimetil eter
Berbentuk gas digunakan untuk gas aerosol
3. Eter Rantai Panjang
Zat pelarut cat pernis dan lak karena sifatnya non polar
maka digunakan sebagi pelarut lemak atau minyak
4. MTBE ( Metil Tersier Butil Eter )
Digunakan zat anti ketukan pada jenis bensin non premium
( seperti pertamax )
APLIKASI
23. ETER / ALKOKSI ALKANA
LATIHAN SOAL
A. Tuliskan rumus struktur senyawa eter berikut ini
!
1. Metoksi - etana
2. 2-Metoksi - propana
3. 1-etoksi – propana
4. 2-etoksi – butana
CH3 – O – CH2 – CH3
Jawab
:
CH3 – O – CH – CH3
I
CH3
Jawab
:
CH3 – CH2 – O – CH2 – CH2 - CH3
Jawab
:
CH3–CH2 –O–CH – CH2 - CH3
I
CH3
Jawab
:
24. ETER / ALKOKSI ALKANA
B. TATA NAMA TRIVIAL
6. CH3 – O – CH –CH2- CH3 = Metil – sek-butil - eter
I
CH3
CH3
I
7. CH3 - CH2 – O – C –CH3 = Etil – ters- butil - eter
I
CH3
CH3
I
8. CH3 - CH2 – O – C –CH2- CH3 = Etil – ters- amil - eter
I
CH3
25. ETER / ALKOKSI ALKANA
3. SIFAT – SIFAT ETER
A. SIFAT FISIK
1. Zat cair, mudah menguap, titik didih rendah, mudah
terbakar dan bersifat anestetis
2. Tidak campur dengan air
B. SIFAT KIMIA
1. Tidak bereaksi dengan logam Na
2. Bereaksi dengan asam Iodida
3. Bereaksi dengan PCl5
4. Tidak bereaksi dengan asam karboksilat
27. ETER / ALKOKSI ALKANA
1. Metil propil eter
Digunakan sebagai zat anestesi ( bius )
2. Dimetil eter
Berbentuk gas digunakan untuk gas aerosol
3. Eter Rantai Panjang
Zat pelarut cat pernis dan lak karena sifatnya non polar
maka digunakan sebagi pelarut lemak atau minyak
4. MTBE ( Metil Tersier Butil Eter )
Digunakan zat anti ketukan pada jenis bensin non premium
( seperti pertamax )
APLIKASI
28. ETER / ALKOKSI ALKANA
LATIHAN SOAL
A. Tuliskan rumus struktur senyawa eter berikut ini
!
1. Metoksi - etana
2. 2-Metoksi - propana
3. 1-etoksi – propana
4. 2-etoksi – butana
CH3 – O – CH2 – CH3
Jawab
:
CH3 – O – CH – CH3
I
CH3
Jawab
:
CH3 – CH2 – O – CH2 – CH2 - CH3
Jawab
:
CH3–CH2 –O–CH – CH2 - CH3
I
CH3
Jawab
:
29. ETER / ALKOKSI ALKANA
LATIHAN SOAL
B. Tuliskan nama dari rumus struktur senyawa eter berikut ini !
2 – metoksi - butana
Jawab
:
1. CH3 – O – CH – CH3
I
CH2 - CH3
2. CH3 – CH2 - O – CH – CH3
I
CH3 – CH – CH3
2 – etoksi – 3 – metil
butana
Jawab
:
30. ETER / ALKOKSI ALKANA
LATIHAN SOAL
B. Tuliskan nama dari rumus struktur senyawa eter berikut ini !
2 – metoksi – 2- metil
propana
Jawab
:
CH3
I
3. CH3 – O – C – CH3
I
CH3
2. CH3 – CH2 - O – CH2
I
CH3 - CH2 – CH – CH3
1 – etoksi – 2 – metil
butana
Jawab
:
31. ETER / ALKOKSI ALKANA
LATIHAN SOAL
C. Tuliskan hasil reaksi senyawa eter berikut ini !
ïƒ CH3 – OH + CH3 - I
Jawab
:
ïƒ 2 CH3- Cl +
POCl3
Jawab
:
1. CH3 – O – CH3 + HI ïƒ
2. CH3 – O – CH3 + PCl5 ïƒ
3. CH3 – CH2 - OH + H2SO4 (Suhu 140oC ) ïƒ
ïƒ CH3 - CH2 – O – CH2 – CH3 +
H2O
Jawab
:
4. CH3-CH2-ONa + CH3Cl ïƒ
ïƒ CH3 – CH2 – O – CH3 + NaCl
Jawab
:
32. Reaksi pada eter
1. Tidak bereaksi dengan logam Na dan PCl3 sehingga
dapat digunakan untuk membedakan alkohol dan eter.
R-O-R + Na
R-O-R + PCl3
2. Bereaksi dengan PCl5 membentuk Alkil klorida tanpa
menghasilkan HCl karena itu dapat digunakan untuk
membedakan alkohol dan eter.
R-O-R’ + PCl5 R-Cl + R’-Cl + POCl3
3. Bereaksi dengan asam halida HX (X= F, Cl, Br, I)
membentuk alkohol dan alkil halida.
R-O-R + HX R-OH + RX
4. Bereaksi dengan HI berlebih dan pemanasan
membentuk alkil iodida (RI) dan H2O.
R-O-R’ + HI R-I + R’-I + H2O
33. ETER / ALKOKSI ALKANA
EVALUASI
A. Etoksi propana
2. Senyawa CH3 - CH2 – O – CH2 – CH(CH3) – CH3
mempunyai nama ….
BENAR !
B. 1- etoksi - isobutana
C. 2 – etoksi - butana
D. Etoksi - isopropana
E. Etoksi - etana
34. ETER / ALKOKSI ALKANA
EVALUASI
A. CH3 – O – (CH2)3 – CH3
3. Senyawa MTBE ( metil tersier butil eter ) mempunyai
rumus struktur ….
B. CH3 - CH2- O - C(CH3)3
C. CH3 – O – CH2 – CH(CH3)2
D. CH3 – O – CH(CH3) - CH3
BENAR !
E. CH3 – O – C(CH3)3
35. ETER / ALKOKSI ALKANA
EVALUASI
BENAR !
A. 2- etoksi – ters - butana
4. Senyawa CH3 - CH2 – O – C(CH3)2 – CH3
mempunyai nama ….
B. 2- etoksi - isobutana
C. 2 – etoksi – sek - butana
D. 2- etoksi - butana
E. 2- etoksi - pentana
36. ETER / ALKOKSI ALKANA
EVALUASI
BENAR !
A. isopropiL– ters – butil - eter
5. Senyawa CH3 – CH(CH3) – O – C(CH3)3
mempunyai nama ….
B. isopropoksi – isobutil - eter
C. isopropoksi–sek–butil-eter
D. propil – butil - eter
E. propil – isobutil - eter
37. ETER / ALKOKSI ALKANA
EVALUASI
BENAR !
A. dietil - eter
6. Reaksi antara etanol dengan asam sulfat pada suhu 140oC
akan menghasilkan senyawa air dan ….
B. dimetil – eter
C. etanal
D. asam etanoat
E. etil etanoat
38. ETER / ALKOKSI ALKANA
EVALUASI
7. Berikut ini merupakan sifat – sifat dari eter ….
A. Mempunyai TD tinggi
BENAR !
B. Mudah terbakar
C. Bereaksi dengan logam Na
D. Campur dengan air
E. Sukar menguap
39. ETER / ALKOKSI ALKANA
EVALUASI
BENAR !
A. Metil – ters - butil - eter
8. Senyawa berikut ini yang digunakan untuk mengurangi
ketukan pada jenis bensin non premium adalah ….
B. 2- Etoksi - isobutana
C. 2- Etoksi – sek - butana
D. 2- etoksi - butana
E. 2- etoksi - pentana
40. ETER / ALKOKSI ALKANA
EVALUASI
9. Pembuatan eter dengan sintesis Wiliamsons dari
senyawa : CH3-CH2-ONa + CH3Cl ïƒ â€¦ + NaCl
A. CH3 - CH2 - CHO
BENAR !
B. CH3 –CH2 - O – CH3
C. CH3 - CH2 - COOH
D. CH3 – CO – CH3
E. CH3 – COO – CH3
41. EVALUASI
10. Reaksi antara CH3 - CH2 – O – CH3 dengan HI akan
menghasilkan CH3 – I dan ….
A. CH3 - CHO
BENAR !
B. CH3 – CH2 - OH
C. CH3 – COOH
D. CH3- COO – CH3
E. CH3- CO –CH3