際際滷

際際滷Share a Scribd company logo

05 hukum jual beli 2

Download as PPT, PDF
E
Encep Bahauddin

Dokumen tersebut membahas beberapa kaidah fiqih terkait jual beli, macam-macam jual beli, serta jual beli salam dan istishna'. Dibahas pula definisi kaidah fiqih dan contoh kaidah-kaidah fiqih terkait jual beli seperti bolehnya membuat syarat dalam muamalah.

1 of 26
Downloaded 36 times
Oleh : KH. M. Shiddiq Al Jawi, S.Si, MSI HUKUM JUAL BELI (2) STEI HAMFARA Yogyakarta 31 Oktober 2013
POKOK BAHASAN 1. BEBERAPA KAIDAH FIKIH TERKAIT JUAL BELI 2. MACAM-MACAM JUAL BELI 3. JUAL BELI SALAM & ISTISHNA' 4. JUAL BELI BUAH YANG MASIH ADA DI POHON
1. BEBERAPA KAIDAH FIKIH TERKAIT JUAL BELI PENGERTIAN KAIDAH FIKIH : 悋悸 悋悋惺惆悸=悋 惺ﾙ惘愆悋 忰悋ﾙ惺 惡愀悋 悋 "Kaidah fikih adalah hukum syar'i yang bersifat menyeluruh (kulliy) yang berlaku untuk bagian- bagiannya (juz`iyat). Kaidah fiqih = qaidah syariyyah = qaidah kulliyah. Kaidah fiqih beda dgn kaidah ushul fiqih (qawaid ushuliyah).
1. BEBERAPA KAIDAH FIKIH TERKAIT JUAL BELI Kaidah fiqih adalah hukum syara Sedang kaidah ushul fiqih (qawaid ushuliyah) bukan hukum syara, melainkan kaidah bahasa Arab untuk mengistinbath (menyimpulkan) hukum syara. Contoh kaidah ushul fiqih : 悋忰悸 悋悋 悋悖惶 Arti asal dari perkataan adalah makna hakiki (sebenarnya).
1. BEBERAPA KAIDAH FIKIH TERKAIT JUAL BELI KAIDAH 1 : 惆悋惡惺悋 ﾙ惺 惘忰 悋 悋惘忰 惺惡 "SETIAP APA YANG DIHARAMKAN ATAS HAMBA, MAKA MENJUALBELIKANNYA HARAM. KAIDAH 2 : 惺悋 愀 惘愆悋 惶悖悋悸忰悋惡悋悒 惠悋悋 "HUKUM ASAL MEMBUAT SYARAT- SYARAT DALAM MUAMALAH ADALAH BOLEH.
1. BEBERAPA KAIDAH FIKIH TERKAIT JUAL BELI KAIDAH 3 : 惶惺 惺 ﾘз惺悋 惺惡 悋惘忰 悸 SETIAP JUAL BELI YANG MEMBANTU KEMAKSIATAN, HARAM. KAIDAH 4 : 惡 悒悋 惡 悋悋 悋 悋惡 悋 "JIKA SUATU KEWAJIBAN TIDAK TERLAKSANA KECUALI DENGAN SESUATU, MAKA SESUATU ITU WAJIB PULA HUKUMNYA.
2. MACAM-MACAM JUAL BELI A. MACAM-MACAM JUAL BELI BERDASARKAN BARANG DAGANGAN (MABII') : => 4 MACAM (1) JUAL BELI MUTLAK (al-bai' al- muthlaq) = pertukaran uang (naqd) dgn barang ('ain) . (2) JUAL BELI SALAM (bai'us salam/ 悋愕 ,)惡惺 disebut juga Salaf = jual beli suatu barang yang diserahkan kemudian, dengan uang (tsaman) yang dibayarkan di depan.
2. MACAM-MACAM JUAL BELI (3) JUAL BELI SHOROF (bai'ush shorof) = pertukaran uang (naqd) dengan uang (naqd), baik yang sejenis (misal rupiah dg rupiah) maupun yang beda jenis (misal rupiah dg dolar AS). NB : jika sejenis, disyaratkan mumatsalah (nilainya sama) dan taqabudh (kontan). Jika beda jenis, syaratnya 1 saja, yaitu taqabudh (kontan). (4) JUAL BELI BARTER (bai'ul muqaayadhah) = pertukaran harta (mal) dengan harta (mal), yang bukan uang.
2. MACAM-MACAM JUAL BELI B. MACAM-MACAM JUAL BELI BERDASARKAN CARA PENENTUAN HARGA => 3 macam : (1) JUAL BELI TAWAR MENAWAR (bai'ul musaawamah) = jual beli tanpa menunjukkan harga pokok (modal). (2) JUAL BELI LELANG (bai'ul muzaayadah) = jual beli dimana penjual menawarkan harga barang di pasar, kemudian para pembeli berlomba menawar dengan harga yang lebih tinggi dari pembeli lainnya, dan penjual menjual kepada pembeli yang menawar dengan harga tertinggi.
2. MACAM-MACAM JUAL BELI (3) JUAL BELI AMANAH (bai'ul amaanah) = jual beli yang harganya sama dengan modal, atau lebih, atau kurang dari modal, ada 3 macam : (3.1) JUAL BELI MURABAHAH = jual beli pada harga modal, dengan tambahan harga tertentu, yang disepakati kedua pihak. (3.2) JUAL BELI TAULIYAH = jual beli dengan harga modal, tidak kurang dan tidak lebih dari itu. (3.3) JUAL BELI WADHI'AH = jual beli dengan harga yang kurang dari modal.
2. MACAM-MACAM JUAL BELI C. MACAM-MACAM JUAL BELI BERDASARKAN CARA PENYERAHAN HARGA (UANG) => 4 macam : (1) JUAL BELI DGN HARGA KONTAN (bai'u munjiz ats-tsaman), disebut juga bai'u an-naqd atau bai'u ats-tsaman al- haal = yaitu jual beli yang mensyaratkan pembayaran harga di depan (kontan). (2) JUAL BELI DGN HARGA BERTEMPO (bai'u mu`ajjal ats-tsaman) (悋惓 悗 )惡惺 = jual beli yang mensyaratkan pembayaran harga kemudian (tidak kontan).
2. MACAM-MACAM JUAL BELI (3) JUAL BELI DGN PENYERAHAN BARANG KEMUDIAN (bai'u mu`ajjal al- matsman) (悋惓 悗 惡惺 ) = jual beli dengan penyerahan barang kemudian, contohnya : jual beli salam dan istishna. (4) JUAL BELI DGN PENYERAHAN HARGA DAN BARANG KEMUDIAN (bai'u mu`ajjal al 'iwadhoin) (悋惺惷 悗 )惡惺 = jual beli dengan penyerahan barang dan uang kemudian. Yg ini hukumnya haram. (Lihat : Shalah Ash-Shawi & Abdullah Mushlih, Maa Laa Yasa'u At-Tajiru Jahlahu, h. 80-dst; Abdur Rouf Hamzah, Al-Bai' fi Al-Fiqh Al-Islami. 14-dst)
3. JUAL BELI SALAM PENGERTIAN : 愕悋惺惡悄愆 惶 悋悵悸悋ﾙ悋悄愆惡ﾙ惺 "SALAM ADALAH MENJUAL SUATU BARANG YANG DIJELASKAN SIFATNYA DALAM TANGGUNGAN (TIDAK HADIR) HINGGA TEMPO TERTENTU DENGAN HARGA YANG DIBAYARKAN DI DEPAN. SALAM HUKUMNYA BOLEH. MERUPAKAN PERKECUALIAN (ISTITSNA`) DARI MENJUAL SESUATU YANG TIDAK DIMILIKI YG DILARANG BERDASARKAN HADIS : 悋惡惺悋愕惺惆 "JANGANLAH KAMU MENJUAL APA YANG TIDAK ADA DI SISIMU." (HR KHAMSAH, SAHIH)
3. JUAL BELI SALAM DALIL BOLEHNYA SALAM : 愕 愕悋 惺 惺 ﾙ悋 悋 惺 "BARANGSIAPA MELAKUKAN SALAM, HENDAKLAH DIA MELAKUKAN SALAM PADA TAKARAN YANG DIKETAHUI DAN TIMBANGAN YANG DIKETAHUI, HINGGA TEMPO YANG DIKETAHUI." (HR BUKHARI)
3. JUAL BELI SALAM SYARAT-SYARAT SAH SALAM : SYARAT PADA BARANG OBJEK SALAM (MUSLAM FIIHI) => 3 syarat : 1. BARANG OBJEK SALAM HARUS DIKETAHUI DGN JELAS (MA'LUM) SIFATNYA (TAKARAN ATAU TIMBANGANNYA). MISAL : SATUANNYA HARUS JELAS BERAPA KILOGRAM, ATAU BERAPA TON, DSB. 2. BARANGNYA TERMASUK BARANG YANG DIHITUNG, DITAKAR, DITIMBANG. Contoh : gula, beras, dll. Tidak boleh salam pada br yg tak dihitung, ditakar, ditimbang, mis : tanah, bangunan, mobil, dsb.
3. JUAL BELI SALAM 3. BARANGNYA DIJUAL SECARA BERTEMPO (ILA AJAL) (DISERAHKAN KEMUDIAN) SYARAT2 HARGA (RO`SUL MAL) => 3 syarat : 1. HARGANYA HARUS JELAS DIKETAHUI (MA'LUM) 2. HARGANYA HARUS DISERAHKAN DI DEPAN (DI MAJELIS AKAD) 3. HARGANYA TIDAK MENGALAMI GHABAN FAHISY (JAUH LEBIH TINGGI/RENDAH DARI HARGA PASAR)
3. JUAL BELI ISTISHNA PENGERTIAN : 莧愆 悋悵悸 惡惺 惺 惺惆 悋悒愕惶悋惺 愀 惺 惡惓 悽惶惶 惺 悋惺 'ISTISHNA' = AKAD ATAS SUATU BARANG DALAM TANGGUNGAN (TIDAK HADIR/TAK ADA) YANG MENSYARATKAN PEKERJAAN [pembuatan barang], MENURUT CARA TERTENTU, DENGAN HARGA TERTENTU.
3. JUAL BELI ISTISHNA DALIL KEMUBAHANNYA : 惡愀 愕 惺 悋 惶 悋惡 悖悸悋惘悖 悋 惺惶惡 悋悋愃 惘悖ﾙ 悖惘惡 BHW NABI SAW PERNAH MEMERINTAHKAN SEORANG WANITA, AGAR BUDAK LAKI- LAKINYA MEMBUATKAN MIMBAR BAGI NABI SAW." (HR BUKHARI)
3. JUAL BELI ISTISHNA APAKAH ISTISHNA' TERMASUK JUAL BELI ATAU TERMASUK IJARAH ? 1. JIKA BAHANNYA BERASAL DARI SHANI' (PEMBUAT BARANG), MAKA TERMASUK JUAL BELI. 2. JIKA BAHANNYA BERASAL DARI MUSTASHNI' (YANG MINTA DIBUATKAN BARANG), MAKA TERMASUK IJARAH. JIKA TERMASUK JUAL BELI, APAKAH TERMASUK SALAM? 1. MENURUT MAZHAB HANAFI => ISTISHNA' MERUPAKAN AKAD TERSENDIRI. 2. MENURUT MAZHAB JUMHUR (MALIKI, SYAFII, HAMBALI) => ISTISHNA' TERMASUK JUAL BELI SALAM.
3. JUAL BELI ISTISHNA Menurut Syaikh Ziyad Ghazal, akad istishna tidak termasuk jual beli salam. Tetapi merupakan jual beli tersendiri (mustaqil), seperti halnya jual beli lainnya yang bersifat khusus, misalnya jual beli salam, dan jual beli sharaf. Istishna mempunyai hukum-hukum dan syarat-syarat khusus. (Ziyad Ghazal, Masyru Qanun Al Buyu, hlm. 90-91)
3. SYARAT-SYARAT JUAL BELI ISTISHNA SYARAT PADA MASHNU (BARANG YG DIBUAT) => 3 syarat : (1) harus dijelaskan sifat-sifatnya secara jelas, yang dapat membedakan nilainya dengan nilai barang lainnya. (2) harus termasuk materi yang memungkinkan terjadinya proses shinaah / istishna (pengolahan bahan mentah) (3) bahan mentahnya harus berasal dari pembuat (shaani) (Ziyad Ghazal, Masyru Qanun Al Buyu, hlm. 91-92)
3. SYARAT-SYARAT JUAL BELI ISTISHNA SYARAT PADA HARGA (TSAMAN) Harga harus diketahui secara jelas (maluum) Boleh harga dibayar belakangan (mu`ajjal) ( .)悗 Tidak disyaratkan harga dibayar di depan seperti jual beli salam (baius salam) Dalil bolehnya pembayaran di belakang adalah hadits Nabi SAW (hadits taqriiriy) (Ziyad Ghazal, Masyru Qanun Al Buyu, hlm. 93)
4.JUAL BELI BUAH YANG MASIH DI POHON 1. HUKUMNYA HARAM, JIKA BUAH BERASAL DARI POHON YG TERTENTU DAN BUAHNYA BELUM ADA. INI TERMASUK SALAM YANG TIDAK DIBOLEHKAN. DALIL KEHARAMANNYA : 愆 惓悋惘 悋愕 惺 愕 惺 悋 惶 悋 惘愕 惆 惺 惘ﾙ "Rasulullah SAW telah melarang jual beli salam pada buah dari pohon tertentu." (Lihat An-Nabhani, Syakhshiyah, 2/299).
4.JUAL BELI BUAH YANG MASIH DI POHON 2. HUKUMNYA BOLEH, JIKA TIDAK DITENTUKAN DARI POHON TERTENTU DAN BUAHNYA BELUM ADA. TERMASUK JUAL BELI SALAM YANG DIBOLEHKAN. 3. HUKUMNYA BOLEH, JIKA BUAHNYA DARI POHON TERTENTU ASALKAN BUAHNYA SUDAH MATANG (SUDAH LAYAK DIMAKAN).
4.JUAL BELI BUAH YANG MASIH DI POHON DALILNYA : 惺 愕 惺 悋 惶 悋惡 悋惡惺 忰悋惶 惡惆 忰 悋惓惘 "Sesungguhnya Nabi SAW melarang jual beli buah (yang ada di pohonnya) hingga nampak kematangannya." (HR Bukhari, Muslim, Ahmad) TAMMAT.
INSYA ALLAH WASSALAM

More Related Content

05 hukum jual beli 2

  • 1. Oleh : KH. M. Shiddiq Al Jawi, S.Si, MSI HUKUM JUAL BELI (2) STEI HAMFARA Yogyakarta 31 Oktober 2013
  • 2. POKOK BAHASAN 1. BEBERAPA KAIDAH FIKIH TERKAIT JUAL BELI 2. MACAM-MACAM JUAL BELI 3. JUAL BELI SALAM & ISTISHNA' 4. JUAL BELI BUAH YANG MASIH ADA DI POHON
  • 3. 1. BEBERAPA KAIDAH FIKIH TERKAIT JUAL BELI PENGERTIAN KAIDAH FIKIH : 悋悸 悋悋惺惆悸=悋 惺ﾙ惘愆悋 忰悋ﾙ惺 惡愀悋 悋 "Kaidah fikih adalah hukum syar'i yang bersifat menyeluruh (kulliy) yang berlaku untuk bagian- bagiannya (juz`iyat). Kaidah fiqih = qaidah syariyyah = qaidah kulliyah. Kaidah fiqih beda dgn kaidah ushul fiqih (qawaid ushuliyah).
  • 4. 1. BEBERAPA KAIDAH FIKIH TERKAIT JUAL BELI Kaidah fiqih adalah hukum syara Sedang kaidah ushul fiqih (qawaid ushuliyah) bukan hukum syara, melainkan kaidah bahasa Arab untuk mengistinbath (menyimpulkan) hukum syara. Contoh kaidah ushul fiqih : 悋忰悸 悋悋 悋悖惶 Arti asal dari perkataan adalah makna hakiki (sebenarnya).
  • 5. 1. BEBERAPA KAIDAH FIKIH TERKAIT JUAL BELI KAIDAH 1 : 惆悋惡惺悋 ﾙ惺 惘忰 悋 悋惘忰 惺惡 "SETIAP APA YANG DIHARAMKAN ATAS HAMBA, MAKA MENJUALBELIKANNYA HARAM. KAIDAH 2 : 惺悋 愀 惘愆悋 惶悖悋悸忰悋惡悋悒 惠悋悋 "HUKUM ASAL MEMBUAT SYARAT- SYARAT DALAM MUAMALAH ADALAH BOLEH.
  • 6. 1. BEBERAPA KAIDAH FIKIH TERKAIT JUAL BELI KAIDAH 3 : 惶惺 惺 ﾘз惺悋 惺惡 悋惘忰 悸 SETIAP JUAL BELI YANG MEMBANTU KEMAKSIATAN, HARAM. KAIDAH 4 : 惡 悒悋 惡 悋悋 悋 悋惡 悋 "JIKA SUATU KEWAJIBAN TIDAK TERLAKSANA KECUALI DENGAN SESUATU, MAKA SESUATU ITU WAJIB PULA HUKUMNYA.
  • 7. 2. MACAM-MACAM JUAL BELI A. MACAM-MACAM JUAL BELI BERDASARKAN BARANG DAGANGAN (MABII') : => 4 MACAM (1) JUAL BELI MUTLAK (al-bai' al- muthlaq) = pertukaran uang (naqd) dgn barang ('ain) . (2) JUAL BELI SALAM (bai'us salam/ 悋愕 ,)惡惺 disebut juga Salaf = jual beli suatu barang yang diserahkan kemudian, dengan uang (tsaman) yang dibayarkan di depan.
  • 8. 2. MACAM-MACAM JUAL BELI (3) JUAL BELI SHOROF (bai'ush shorof) = pertukaran uang (naqd) dengan uang (naqd), baik yang sejenis (misal rupiah dg rupiah) maupun yang beda jenis (misal rupiah dg dolar AS). NB : jika sejenis, disyaratkan mumatsalah (nilainya sama) dan taqabudh (kontan). Jika beda jenis, syaratnya 1 saja, yaitu taqabudh (kontan). (4) JUAL BELI BARTER (bai'ul muqaayadhah) = pertukaran harta (mal) dengan harta (mal), yang bukan uang.
  • 9. 2. MACAM-MACAM JUAL BELI B. MACAM-MACAM JUAL BELI BERDASARKAN CARA PENENTUAN HARGA => 3 macam : (1) JUAL BELI TAWAR MENAWAR (bai'ul musaawamah) = jual beli tanpa menunjukkan harga pokok (modal). (2) JUAL BELI LELANG (bai'ul muzaayadah) = jual beli dimana penjual menawarkan harga barang di pasar, kemudian para pembeli berlomba menawar dengan harga yang lebih tinggi dari pembeli lainnya, dan penjual menjual kepada pembeli yang menawar dengan harga tertinggi.
  • 10. 2. MACAM-MACAM JUAL BELI (3) JUAL BELI AMANAH (bai'ul amaanah) = jual beli yang harganya sama dengan modal, atau lebih, atau kurang dari modal, ada 3 macam : (3.1) JUAL BELI MURABAHAH = jual beli pada harga modal, dengan tambahan harga tertentu, yang disepakati kedua pihak. (3.2) JUAL BELI TAULIYAH = jual beli dengan harga modal, tidak kurang dan tidak lebih dari itu. (3.3) JUAL BELI WADHI'AH = jual beli dengan harga yang kurang dari modal.
  • 11. 2. MACAM-MACAM JUAL BELI C. MACAM-MACAM JUAL BELI BERDASARKAN CARA PENYERAHAN HARGA (UANG) => 4 macam : (1) JUAL BELI DGN HARGA KONTAN (bai'u munjiz ats-tsaman), disebut juga bai'u an-naqd atau bai'u ats-tsaman al- haal = yaitu jual beli yang mensyaratkan pembayaran harga di depan (kontan). (2) JUAL BELI DGN HARGA BERTEMPO (bai'u mu`ajjal ats-tsaman) (悋惓 悗 )惡惺 = jual beli yang mensyaratkan pembayaran harga kemudian (tidak kontan).
  • 12. 2. MACAM-MACAM JUAL BELI (3) JUAL BELI DGN PENYERAHAN BARANG KEMUDIAN (bai'u mu`ajjal al- matsman) (悋惓 悗 惡惺 ) = jual beli dengan penyerahan barang kemudian, contohnya : jual beli salam dan istishna. (4) JUAL BELI DGN PENYERAHAN HARGA DAN BARANG KEMUDIAN (bai'u mu`ajjal al 'iwadhoin) (悋惺惷 悗 )惡惺 = jual beli dengan penyerahan barang dan uang kemudian. Yg ini hukumnya haram. (Lihat : Shalah Ash-Shawi & Abdullah Mushlih, Maa Laa Yasa'u At-Tajiru Jahlahu, h. 80-dst; Abdur Rouf Hamzah, Al-Bai' fi Al-Fiqh Al-Islami. 14-dst)
  • 13. 3. JUAL BELI SALAM PENGERTIAN : 愕悋惺惡悄愆 惶 悋悵悸悋ﾙ悋悄愆惡ﾙ惺 "SALAM ADALAH MENJUAL SUATU BARANG YANG DIJELASKAN SIFATNYA DALAM TANGGUNGAN (TIDAK HADIR) HINGGA TEMPO TERTENTU DENGAN HARGA YANG DIBAYARKAN DI DEPAN. SALAM HUKUMNYA BOLEH. MERUPAKAN PERKECUALIAN (ISTITSNA`) DARI MENJUAL SESUATU YANG TIDAK DIMILIKI YG DILARANG BERDASARKAN HADIS : 悋惡惺悋愕惺惆 "JANGANLAH KAMU MENJUAL APA YANG TIDAK ADA DI SISIMU." (HR KHAMSAH, SAHIH)
  • 14. 3. JUAL BELI SALAM DALIL BOLEHNYA SALAM : 愕 愕悋 惺 惺 ﾙ悋 悋 惺 "BARANGSIAPA MELAKUKAN SALAM, HENDAKLAH DIA MELAKUKAN SALAM PADA TAKARAN YANG DIKETAHUI DAN TIMBANGAN YANG DIKETAHUI, HINGGA TEMPO YANG DIKETAHUI." (HR BUKHARI)
  • 15. 3. JUAL BELI SALAM SYARAT-SYARAT SAH SALAM : SYARAT PADA BARANG OBJEK SALAM (MUSLAM FIIHI) => 3 syarat : 1. BARANG OBJEK SALAM HARUS DIKETAHUI DGN JELAS (MA'LUM) SIFATNYA (TAKARAN ATAU TIMBANGANNYA). MISAL : SATUANNYA HARUS JELAS BERAPA KILOGRAM, ATAU BERAPA TON, DSB. 2. BARANGNYA TERMASUK BARANG YANG DIHITUNG, DITAKAR, DITIMBANG. Contoh : gula, beras, dll. Tidak boleh salam pada br yg tak dihitung, ditakar, ditimbang, mis : tanah, bangunan, mobil, dsb.
  • 16. 3. JUAL BELI SALAM 3. BARANGNYA DIJUAL SECARA BERTEMPO (ILA AJAL) (DISERAHKAN KEMUDIAN) SYARAT2 HARGA (RO`SUL MAL) => 3 syarat : 1. HARGANYA HARUS JELAS DIKETAHUI (MA'LUM) 2. HARGANYA HARUS DISERAHKAN DI DEPAN (DI MAJELIS AKAD) 3. HARGANYA TIDAK MENGALAMI GHABAN FAHISY (JAUH LEBIH TINGGI/RENDAH DARI HARGA PASAR)
  • 17. 3. JUAL BELI ISTISHNA PENGERTIAN : 莧愆 悋悵悸 惡惺 惺 惺惆 悋悒愕惶悋惺 愀 惺 惡惓 悽惶惶 惺 悋惺 'ISTISHNA' = AKAD ATAS SUATU BARANG DALAM TANGGUNGAN (TIDAK HADIR/TAK ADA) YANG MENSYARATKAN PEKERJAAN [pembuatan barang], MENURUT CARA TERTENTU, DENGAN HARGA TERTENTU.
  • 18. 3. JUAL BELI ISTISHNA DALIL KEMUBAHANNYA : 惡愀 愕 惺 悋 惶 悋惡 悖悸悋惘悖 悋 惺惶惡 悋悋愃 惘悖ﾙ 悖惘惡 BHW NABI SAW PERNAH MEMERINTAHKAN SEORANG WANITA, AGAR BUDAK LAKI- LAKINYA MEMBUATKAN MIMBAR BAGI NABI SAW." (HR BUKHARI)
  • 19. 3. JUAL BELI ISTISHNA APAKAH ISTISHNA' TERMASUK JUAL BELI ATAU TERMASUK IJARAH ? 1. JIKA BAHANNYA BERASAL DARI SHANI' (PEMBUAT BARANG), MAKA TERMASUK JUAL BELI. 2. JIKA BAHANNYA BERASAL DARI MUSTASHNI' (YANG MINTA DIBUATKAN BARANG), MAKA TERMASUK IJARAH. JIKA TERMASUK JUAL BELI, APAKAH TERMASUK SALAM? 1. MENURUT MAZHAB HANAFI => ISTISHNA' MERUPAKAN AKAD TERSENDIRI. 2. MENURUT MAZHAB JUMHUR (MALIKI, SYAFII, HAMBALI) => ISTISHNA' TERMASUK JUAL BELI SALAM.
  • 20. 3. JUAL BELI ISTISHNA Menurut Syaikh Ziyad Ghazal, akad istishna tidak termasuk jual beli salam. Tetapi merupakan jual beli tersendiri (mustaqil), seperti halnya jual beli lainnya yang bersifat khusus, misalnya jual beli salam, dan jual beli sharaf. Istishna mempunyai hukum-hukum dan syarat-syarat khusus. (Ziyad Ghazal, Masyru Qanun Al Buyu, hlm. 90-91)
  • 21. 3. SYARAT-SYARAT JUAL BELI ISTISHNA SYARAT PADA MASHNU (BARANG YG DIBUAT) => 3 syarat : (1) harus dijelaskan sifat-sifatnya secara jelas, yang dapat membedakan nilainya dengan nilai barang lainnya. (2) harus termasuk materi yang memungkinkan terjadinya proses shinaah / istishna (pengolahan bahan mentah) (3) bahan mentahnya harus berasal dari pembuat (shaani) (Ziyad Ghazal, Masyru Qanun Al Buyu, hlm. 91-92)
  • 22. 3. SYARAT-SYARAT JUAL BELI ISTISHNA SYARAT PADA HARGA (TSAMAN) Harga harus diketahui secara jelas (maluum) Boleh harga dibayar belakangan (mu`ajjal) ( .)悗 Tidak disyaratkan harga dibayar di depan seperti jual beli salam (baius salam) Dalil bolehnya pembayaran di belakang adalah hadits Nabi SAW (hadits taqriiriy) (Ziyad Ghazal, Masyru Qanun Al Buyu, hlm. 93)
  • 23. 4.JUAL BELI BUAH YANG MASIH DI POHON 1. HUKUMNYA HARAM, JIKA BUAH BERASAL DARI POHON YG TERTENTU DAN BUAHNYA BELUM ADA. INI TERMASUK SALAM YANG TIDAK DIBOLEHKAN. DALIL KEHARAMANNYA : 愆 惓悋惘 悋愕 惺 愕 惺 悋 惶 悋 惘愕 惆 惺 惘ﾙ "Rasulullah SAW telah melarang jual beli salam pada buah dari pohon tertentu." (Lihat An-Nabhani, Syakhshiyah, 2/299).
  • 24. 4.JUAL BELI BUAH YANG MASIH DI POHON 2. HUKUMNYA BOLEH, JIKA TIDAK DITENTUKAN DARI POHON TERTENTU DAN BUAHNYA BELUM ADA. TERMASUK JUAL BELI SALAM YANG DIBOLEHKAN. 3. HUKUMNYA BOLEH, JIKA BUAHNYA DARI POHON TERTENTU ASALKAN BUAHNYA SUDAH MATANG (SUDAH LAYAK DIMAKAN).
  • 25. 4.JUAL BELI BUAH YANG MASIH DI POHON DALILNYA : 惺 愕 惺 悋 惶 悋惡 悋惡惺 忰悋惶 惡惆 忰 悋惓惘 "Sesungguhnya Nabi SAW melarang jual beli buah (yang ada di pohonnya) hingga nampak kematangannya." (HR Bukhari, Muslim, Ahmad) TAMMAT.