際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016
No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI
MEI 2016 INFLASI 0,12 PERSEN
 Pada bulan Mei 2016 Kota Kediri mengalami inflasi sebesar 0,12 persen dengan Indeks
Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,87 dibanding dengan IHK April 2016 sebesar 121,73.
Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di
Sumenep, kemudian diikuti oleh Jember. Inflasi Kediri dan Banyuwangi berada pada
peringkat kedua terendah setelah Madiun.
 Inflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa
kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan Jadi,
Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,76 persen; kelompok Sandang sebesar 0,39;
kelompok Kesehatan sebesar 0,13 persen; dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan
Olahraga sebesar 0,03 persen. Tiga kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan,
antara lain kelompok Bahan Makanan sebesar 0,16 persen; kelompok Perumahan, Air,
Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,06 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi,
dan Jasa Keuangan sebesar 0,04 persen.
 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada
bulan Mei 2016 adalah Gula Pasir, Bawang Putih, Daging Ayam Ras, Apel, Wortel, Telur
Ayam Ras, Rokok Kretek Filter, Kelapa, Emas Perhiasan, dan Minyak Goreng.
 Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan
Mei 2016 adalah Tomat Sayur, Kacang Panjang, Terong Panjang, Sawi Hijau, Kangkung,
Semen, Bandeng/Bolu, Bayam, dan Salak.
 Inflasi Kota Kediri pada bulan Mei 2016 sebesar 0,12 persen dan inflasi tahun kalender
sebesar -0,10 persen sedangkan inflasi periode year on year (Mei 2016  Mei 2015)
mencapai 1,83 persen.
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI
Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering
digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen,
khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan
harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi
diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja
pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar
2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100)
dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan
diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang
dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK.
Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat
dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.
Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional dan
pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100), terjadi
inflasi 0,45 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,73 pada bulan
April 2016 naik menjadi 120,87 pada bulan Mei 2016. Laju inflasi tahun kalender pada bulan
Mei 2016 sebesar -0,10 persen, sedangkan inflasi year on year (Mei 2016 terhadap Mei 2015)
adalah 1,83 persen.
Inflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa
kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan Jadi,
Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,76 persen; kelompok Sandang sebesar 0,39;
kelompok Kesehatan sebesar 0,13 persen; dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
sebesar 0,03 persen. Tiga kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan, antara lain
kelompok Bahan Makanan sebesar 0,16 persen; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan
Bahan Bakar sebesar 0,06 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
sebesar 0,04 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada
bulan Mei 2016 adalah Gula Pasir, Bawang Putih, Daging Ayam Ras, Apel, Wortel, Telur Ayam
Ras, Rokok Kretek Filter, Kelapa, Emas Perhiasan, dan Minyak Goreng.
Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan
Mei 2016 adalah Tomat Sayur, Kacang Panjang, Terong Panjang, Sawi Hijau, Kangkung,
Semen, Bandeng/Bolu, Bayam, dan Salak.
Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri Maret 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun
Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)
Gambar 1 Laju Inflasi Kota Kediri Mei 2015 sampai dengan Mei 2016
Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016
Gambar 2 Inflasi Bulanan Kota Kediri 2012-2016
Gambar 3 Inflasi Kota Kediri Bulan Mei 2016 Menurut Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
1. Bahan Makanan
Kelompok Bahan Makanan pada bulan Mei 2016 mengalami deflasi sebesar 0,16 persen atau
terjadi penurunan indeks dari 120,10 pada bulan April 2016 menjadi 119,91 pada bulan Mei 2016.
Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, tiga diantaranya mengalami
deflasi dengan penurunan terbesar pada sub kelompok Sayur-sayuran sebesar 12,18 persen. Delapan sub
kelompok lainnya mengalami inflasi dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Lemak dan Minyak
sebesar 3,16 persen.
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan Mei 2016 mengalami inflasi
sebesar 0,76 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 127,33 pada bulan April 2016 menjadi 128,30 pada
bulan Mei 2016.
Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami inflasi dengan kenaikan harga
tertinggi pada sub kelompok Minuman yang Tidak Beralkohol yaitu sebesar 2,24 persen.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan Mei 2016 mengalami deflasi
sebesar 0,06 persen atau terjadi penurunan indeks dari 119,54 pada bulan April 2016 menjadi 119,47
pada bulan Mei 2016.
Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, dua diantaranya mengalami deflasi dengan
penurunan tertinggi pada sub kelompok Bahan bakar, Penerangan dan Air sebesar 0,13 persen. Sub
kelompok Perlengkapan Rumah Tangga mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 0,10 persen.
4. S a n d a n g
Kelompok Sandang pada bulan Mei 2016 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen atau terjadi
kenaikan indeks dari 111,60 pada bulan April 2016 menjadi 112,04 pada bulan Mei 2016.
Dari empat sub kelompok penyusun kelompok ini, tiga diantaranya cenderung stabil. Sementrara
sub kelompok Barang Pribadi dan Sandang Lain mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen.
Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016
5. K e s e h a t a n
Kelompok Kesehatan pada bulan Mei 2016 mengalami inflasi 0,13 persen atau terjadi kenaikan
indeks dari 120,23 pada bulan April 2016 naik menjadi 120,39 pada bulan Mei 2016.
Pada bulan Mei 2016, dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini tiga diantaranya
cenderung stabil,sementara sub kelompok Jasa Perawatan Jasmani mengalami kenaikan sebesar 1,05
persen.
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan Mei 2016 mengalami kenaikan sebesar
0,03 persen. Indeks harga konsumen pada bulan bulan April 2016 sebesar 116,65 naik menjadi 116,68
pada bulan Mei 2016.
Dari lima sub kelompok pada kelompok ini, dua diantaranya cenderung stabil. Sub kelompok
Perlengkapan/Peralatan Pendidikan mengalami penurunan sebesar 0,16 persen. Sub kelompok Rekreasi
dan sub kelompok Olahraga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,31 persen.
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,04
persen, dari 121,00 pada bulan April 2016 menjadi 120,95 pada bulan Mei 2016.
Dari empat sub kelompok yang ada di kelompok ini, tiga sub kelompok cenderung stabil. Sub
kelompok Transpor mengalami penurunan sebesar 0,05 persen.
Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN
Selama kurun waktu tahun 2010-2016, terjadi inflasi periode bulanan bulan Mei pada empat
periode dengan inflasi tertinggi pada periode Mei 2016 sebesar 0,31 persen, sedangkan tiga periode
lainnya mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi pada periode Mei 2011 sebesar 0,31 persen.
Pada periode year on year, inflasi tertinggi sebesar 6,55 persen terjadi pada bulan Mei 2013.
Sementara inflasi year on year terendah terjadi pada periode Mei 2014 yaitu sebesar 13,52 persen.
Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year Kota Kediri Tahun 2010-2016
Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun 2010-2016 Kota Kediri
Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016
PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR
Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, di bulan Mei seluruhnya mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi
di Sumenep sebesar 0,31 persen. Inflasi di Kota Kediri dan Banyuwangi berada peringkat kedua setelah
Madiun yaitu sebesar 0,12 persen. Inflasi Kota Madiun merupakan inflasi terendah di Jawa Timur yaitu
sebesar 0,06 persen.
Inflasi yoy pada bulan Mei 2016 tertinggi terjadi di Surabaya sebesar sebesar 2,94 persen. Inflasi
yoy terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 1,83 persen.
Tabel 4 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen)
Kota Mei 2016 Tahun Kalender year on year
[1] [2] [3] [4]
SUMENEP 0,31 0,27 2,92
JEMBER 0,15 0,31 2,69
PROBOLINGGO 0,15 0,24 2,13
MALANG 0,15 0,22 2,78
SURABAYA 0,13 0,66 2,94
BANYUWANGI 0,12 0,32 2,42
KEDIRI 0,12 -0,10 1,83
MADIUN 0,06 0,58 2,89
Jawa Timur 0,14 0,48 2,77
Nasional 0,24 0,40 3,33
Kediri, 1 Juni 2016
a.n Kepala BPS Kota Kediri
Kasi Statistik Distribusi
LULUS HARYONO, S.ST
NIP.19771025 199803 1 001

More Related Content

05.brs mei 2016

  • 1. Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016 No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI MEI 2016 INFLASI 0,12 PERSEN Pada bulan Mei 2016 Kota Kediri mengalami inflasi sebesar 0,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,87 dibanding dengan IHK April 2016 sebesar 121,73. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Sumenep, kemudian diikuti oleh Jember. Inflasi Kediri dan Banyuwangi berada pada peringkat kedua terendah setelah Madiun. Inflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,76 persen; kelompok Sandang sebesar 0,39; kelompok Kesehatan sebesar 0,13 persen; dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,03 persen. Tiga kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan, antara lain kelompok Bahan Makanan sebesar 0,16 persen; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,06 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,04 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Mei 2016 adalah Gula Pasir, Bawang Putih, Daging Ayam Ras, Apel, Wortel, Telur Ayam Ras, Rokok Kretek Filter, Kelapa, Emas Perhiasan, dan Minyak Goreng. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Mei 2016 adalah Tomat Sayur, Kacang Panjang, Terong Panjang, Sawi Hijau, Kangkung, Semen, Bandeng/Bolu, Bayam, dan Salak. Inflasi Kota Kediri pada bulan Mei 2016 sebesar 0,12 persen dan inflasi tahun kalender sebesar -0,10 persen sedangkan inflasi periode year on year (Mei 2016 Mei 2015) mencapai 1,83 persen. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI
  • 2. Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016 Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional dan pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100), terjadi inflasi 0,45 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,73 pada bulan April 2016 naik menjadi 120,87 pada bulan Mei 2016. Laju inflasi tahun kalender pada bulan Mei 2016 sebesar -0,10 persen, sedangkan inflasi year on year (Mei 2016 terhadap Mei 2015) adalah 1,83 persen. Inflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,76 persen; kelompok Sandang sebesar 0,39; kelompok Kesehatan sebesar 0,13 persen; dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,03 persen. Tiga kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan, antara lain kelompok Bahan Makanan sebesar 0,16 persen; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,06 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,04 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Mei 2016 adalah Gula Pasir, Bawang Putih, Daging Ayam Ras, Apel, Wortel, Telur Ayam Ras, Rokok Kretek Filter, Kelapa, Emas Perhiasan, dan Minyak Goreng. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan Mei 2016 adalah Tomat Sayur, Kacang Panjang, Terong Panjang, Sawi Hijau, Kangkung, Semen, Bandeng/Bolu, Bayam, dan Salak.
  • 3. Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016 Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri Maret 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100) Gambar 1 Laju Inflasi Kota Kediri Mei 2015 sampai dengan Mei 2016
  • 4. Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016 Gambar 2 Inflasi Bulanan Kota Kediri 2012-2016 Gambar 3 Inflasi Kota Kediri Bulan Mei 2016 Menurut Kelompok Pengeluaran
  • 5. Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016 URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok Bahan Makanan pada bulan Mei 2016 mengalami deflasi sebesar 0,16 persen atau terjadi penurunan indeks dari 120,10 pada bulan April 2016 menjadi 119,91 pada bulan Mei 2016. Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, tiga diantaranya mengalami deflasi dengan penurunan terbesar pada sub kelompok Sayur-sayuran sebesar 12,18 persen. Delapan sub kelompok lainnya mengalami inflasi dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Lemak dan Minyak sebesar 3,16 persen. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan Mei 2016 mengalami inflasi sebesar 0,76 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 127,33 pada bulan April 2016 menjadi 128,30 pada bulan Mei 2016. Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami inflasi dengan kenaikan harga tertinggi pada sub kelompok Minuman yang Tidak Beralkohol yaitu sebesar 2,24 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan Mei 2016 mengalami deflasi sebesar 0,06 persen atau terjadi penurunan indeks dari 119,54 pada bulan April 2016 menjadi 119,47 pada bulan Mei 2016. Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, dua diantaranya mengalami deflasi dengan penurunan tertinggi pada sub kelompok Bahan bakar, Penerangan dan Air sebesar 0,13 persen. Sub kelompok Perlengkapan Rumah Tangga mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 0,10 persen. 4. S a n d a n g Kelompok Sandang pada bulan Mei 2016 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 111,60 pada bulan April 2016 menjadi 112,04 pada bulan Mei 2016. Dari empat sub kelompok penyusun kelompok ini, tiga diantaranya cenderung stabil. Sementrara sub kelompok Barang Pribadi dan Sandang Lain mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen.
  • 6. Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016 5. K e s e h a t a n Kelompok Kesehatan pada bulan Mei 2016 mengalami inflasi 0,13 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,23 pada bulan April 2016 naik menjadi 120,39 pada bulan Mei 2016. Pada bulan Mei 2016, dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini tiga diantaranya cenderung stabil,sementara sub kelompok Jasa Perawatan Jasmani mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen. 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan Mei 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen. Indeks harga konsumen pada bulan bulan April 2016 sebesar 116,65 naik menjadi 116,68 pada bulan Mei 2016. Dari lima sub kelompok pada kelompok ini, dua diantaranya cenderung stabil. Sub kelompok Perlengkapan/Peralatan Pendidikan mengalami penurunan sebesar 0,16 persen. Sub kelompok Rekreasi dan sub kelompok Olahraga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,31 persen. 7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,04 persen, dari 121,00 pada bulan April 2016 menjadi 120,95 pada bulan Mei 2016. Dari empat sub kelompok yang ada di kelompok ini, tiga sub kelompok cenderung stabil. Sub kelompok Transpor mengalami penurunan sebesar 0,05 persen.
  • 7. Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016 PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Selama kurun waktu tahun 2010-2016, terjadi inflasi periode bulanan bulan Mei pada empat periode dengan inflasi tertinggi pada periode Mei 2016 sebesar 0,31 persen, sedangkan tiga periode lainnya mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi pada periode Mei 2011 sebesar 0,31 persen. Pada periode year on year, inflasi tertinggi sebesar 6,55 persen terjadi pada bulan Mei 2013. Sementara inflasi year on year terendah terjadi pada periode Mei 2014 yaitu sebesar 13,52 persen. Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year Kota Kediri Tahun 2010-2016 Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun 2010-2016 Kota Kediri
  • 8. Berita Resmi Statistik No. 06/06/3571/Th.XVII, 1 Juni 2016 PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, di bulan Mei seluruhnya mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi di Sumenep sebesar 0,31 persen. Inflasi di Kota Kediri dan Banyuwangi berada peringkat kedua setelah Madiun yaitu sebesar 0,12 persen. Inflasi Kota Madiun merupakan inflasi terendah di Jawa Timur yaitu sebesar 0,06 persen. Inflasi yoy pada bulan Mei 2016 tertinggi terjadi di Surabaya sebesar sebesar 2,94 persen. Inflasi yoy terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 1,83 persen. Tabel 4 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen) Kota Mei 2016 Tahun Kalender year on year [1] [2] [3] [4] SUMENEP 0,31 0,27 2,92 JEMBER 0,15 0,31 2,69 PROBOLINGGO 0,15 0,24 2,13 MALANG 0,15 0,22 2,78 SURABAYA 0,13 0,66 2,94 BANYUWANGI 0,12 0,32 2,42 KEDIRI 0,12 -0,10 1,83 MADIUN 0,06 0,58 2,89 Jawa Timur 0,14 0,48 2,77 Nasional 0,24 0,40 3,33 Kediri, 1 Juni 2016 a.n Kepala BPS Kota Kediri Kasi Statistik Distribusi LULUS HARYONO, S.ST NIP.19771025 199803 1 001