際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
RISET OPERASI
(OPERATIONS RESEARCH
/ OPERATIONAL RESEARCH)
Windu Partono
2015
Pengantar
RISET OPERASI
Riset Operasi (Operational Research)
merupakan satu cabang ilmu yang berasal
dari Inggris dan dikembangkan dari hasil
studi operasi-operasi militer selama Perang
Dunia II.
Setelah perang selesai, potensi komersial
dari cabang ilmu ini berkembang dengan
pesat di Amerika Serikat dan lebih dikenal
dengan nama Operations Research
Istilah Operational Research pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1940 oleh Mc Closky
dan Trefthen di suatu kota kecil, Bowdsey,
Inggris.
Pada masa awal perang tahun 1939, pemimpin
militer Inggris memanggil sekelompok ahli sipil
dari berbagai disiplin ilmu dan
mengkoordinasikan mereka kedalam satu
kelompok yang mendapat tugas mencari cara-cara
efisien untuk menempatkan radar dalam suatu
sistem peringatan dini untuk menghadapi
serangan udara.
Keberhasilan kelompok peneliti operasi-
operasi militer ini menarik perhatian para
industriawan dan kemudian mereka diminta
untuk membantu menyelesaikan masalah-
masalah yang rumit terutama menyangkut
persoalan :
pengalokasian sumber daya yang sangat
terbatas untuk menghasilkan suatu produk
secara efisien.
Awal tahun 1950 merupakan awal dasawarsa
dimana teknik-teknik yang dikembangkan dalam
Riset Operasi meluas di kedua negara Inggris dan
Amerika Serikat terutama setelah ditemukannya
teknik pemrograman linear, pemrograman non
linear, pemrograman dinamik dan teknik antrian
pada masalah-masalah produksi dan distribusi.
Di Indonesia Riset Operasi mulai berkembang
dengan cepat pada awal tahun 1974.
Pengertian dasar tentang
Riset Operasi
Riset Operasi (OR) merupakan metode-metode
ilmiah untuk memecahkan masalah pengalokasian
sumber daya (manusia, mesin, bahan dan uang)
pada suatu sistem industri, bisnis, pemerintahan
dan pertahanan.
Tujuan OR membentuk suatu model ilmiah
dengan menggabungkan faktor kesempatan dan
resiko untuk meramalkan suatu keputusan atau
strategi.
Masalah
Nilai
Maksimal
Nilai
Minimal
Nilai
Optimal
OR
Salah satu tujuan yang sering diharapkan
dari Riset Operasi adalah untuk mencari :
nilai maksimal
(profit, performa, hasil, dll)
atau
nilai minimal
(kerugian, risiko, biaya, dll)
pada pengolahan sumber daya.
Model Pemecahan Masalah Pada OR
Engineering
Economics
Descriptive
Modelling
Tahapan  tahapan penting dalam pemecahan
suatu masalah dengan OR adalah :
Perumusan
Masalah
Pembuatan
Model
Penyelesaian
Model
Validasi
Model
Penerapan
Model
Riset Operasi
Teknik
Pemrograman
Linear
Pemodelan
Transportasi
Pendekatan
Teori Antrian
Dll.
Metode Jalur
Kritis
Teknik
Pemrograman
Dinamik
Teknik Pemecahan Masalah Pada OR
PEMROGRAMAN
LINEAR
Pemrograman linear (garis lurus) merupakan
suatu model umum yang dapat digunakan
dalam masalah pengalokasian sumber 
sumber yang terbatas secara optimal
Masalah akan muncul jika seseorang
diharuskan memilih atau menentukan setiap
kegiatan yang akan dilaksanakannya dimana
setiap kegiatan membutuhkan sumber daya
yang sama sedangkan jumlah sumber daya
terbatas
Contoh aplikasi teknik pemrograman linear
 Perusahaan / Developer yang bergerak pada pembangunan rumah
tinggal sering berhadapan dengan persoalan penentuan jumlah
rumah dan tipe rumah yang paling menguntungkan.
 Persoalan cash flow pada sebuah perusahaan konstruksi jika akan
menangani beberapa proyek secara bersamaan dengan kondisi
keuangan yang sangat terbatas.
Penentuan jumlah kendaraan umum yang harus beroperasi pada
satu trayek.
Bagian produksi suatu perusahaan dihadapkan pada masalah
penentuan tingkat produksi masing-masing jenis barang dengan
memperhatikan faktor-faktor produksi seperti mesin, tenaga kerja,
bahan mentah dan lain sebagainya.
Contoh kasus 1.
Sebuah perusahaan pengembang akan membangun 80 unit rumah
dengan 2 (dua) tipe yang berbeda yaitu
Tipe 45 dengan luas tanah 120 m2
 Tipe 60 dengan luas tanah 200 m2
Luas total areal tanah adalah 20000 m2 dengan pola bangun 60%
perumahan dan 40% untuk fasilitas umum, jalan, taman dll. Dari hasil
perkiraan nilai jual dan keuntungan yang diperoleh jika membayar
secara kontan, maka rumah tipe 45 akan mendapat keuntungan
bersih Rp. 10 juta sedangkan Tipe 60 akan mendapatkan keuntungan
Rp. 15 juta per unit.
Dari data-data tersebut diminta menghitung jumlah rumah untuk
masing-masing tipe dengan keuntungan bersih yang terbesar
Jika banyaknya rumah tipe 45 yang akan dibangun
sebanyak X1 unit dan tipe 60 sebanyak X2 unit,
Keuntungan maksimal yang direncanakan akan diperoleh
sebesar
10 X1 + 15 X2 (juta rupiah).
Jumlah rumah maksimum sebanyak 80 buah, maka
X1 + X2  80
Luas areal rumah = 60% atau sebesar 12000 m2. Luas total
areal rumah adalah sebesar 120 X1 + 200 X2 yang nilainya
tidak melebihi 12000 m2. Atau
12 X1 + 20 X2  1200
Tahap 1 : Merumuskan Masalah
Secara matematis persoalan tersebut
dapat dimodelkan sbb.:
Fungsi Tujuan :
Maksimum Z = 10 X1 + 15 X2
Fungsi Batasan :
X1 + X2  80
12 X1 + 20 X2  1200
X1 0; X2 0
Tahap 2 : Pembuatan Model
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut di
atas dapat dilakukan dengan
menggunakan
 Cara ANALITIS
 Cara GRAFIS
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut
pertama-tama akan menggunakan cara grafis.
Tahap 3 : Penyelesaian Model
3/30/2017 21
X1 X2 X1 + X2 12 X1 + 20 X2
Persyaratan
Batasan
Tujuan (juta
rupiah)
0 80 80 1600 0 1200
1 79 80 1592 0 1195
2 78 80 1584 0 1190
3 77 80 1576 0 1185
4 76 80 1568 0 1180
5 75 80 1560 0 1175
50 30 80 1200 1 950
51 29 80 1192 1 945
52 28 80 1184 1 940
53 27 80 1176 1 935
54 26 80 1168 1 930
55 25 80 1160 1 925
56 24 80 1152 1 920
57 23 80 1144 1 915
58 22 80 1136 1 910
59 21 80 1128 1 905
60 20 80 1120 1 900
74 6 80 1008 1 830
75 5 80 1000 1 825
76 4 80 992 1 820
77 3 80 984 1 815
78 2 80 976 1 810
79 1 80 968 1 805
80 0 80 960 1 800
@IF(AND((E10+F10)<=80
;(12*E10+20*F10)<=120
0);1;0)
Fungsi Tujuan :
Maksimum Z = 10 X1 + 15 X2
Fungsi Batasan :
X1 + X2  80
12 X1 + 20 X2  1200
X1 0; X2 0
Nilai 1 : memenuhi
Nilai 0 : tidak memenuhi
Cara Grafis
A
B
C
(0,60)
(50,30)
(80,0)
3/30/2017 23
Bantuan Software Komputer (Analitis dan Grafis)
3/30/2017 24
Karena dua garis berpotongan pada satu
titik, maka harus ditentukan koordinat titik
potong tersebut.
X1 + X2 = 80 (1)
12 X1 + 20 X2 = 1200 (2)
Substitusi persamaan (1) ke persamaan (2)
12 (80  X2) + 20 X2 = 1200
960  12 X2 + 20 X2 = 1200
8 X2 = 240
X2 = 30
Dari persamaan(1) akan diperoleh
X1 = 50
Dari gambar kedua fungsi dan batasan-batasan yang ada
maka daerah yang memenuhi kedua fungsi batasan
adalah daerah yang di arsir hijau.
Untuk menentukan pasangan X1 dan X2 yang memenuhi
syarat, maka dapat diambil sebarang harga X1 dan X2
dengan ketentuan pasangan X1, X2 harus terletak di
daerah hijau.
Untuk memudahkan penyelesaian masalah maka diambil
pasangan koordinat :
A : (80,0)
B : (50,30)
C : (0,60)
Dari hasil perhitungan nilai Z untuk setiap pasangan X1 dan
X2 maka akan diperoleh :
Dari hasil perhitungan tersebut, maka pasangan X1 = 50
dan X2 = 30 akan memberikan nilai Z yang terbesar yaitu
950.
X1 X2 Z
0 60 900
50 30 950
80 0 800
Pada perhitungan di atas hanya diambil tiga titik A, B dan
C. Pertanyaan yang muncul adalah apakah pada daerah
hijau ada titik lain yang akan memberikan pasangan X1 dan
X2 sehingga nilai Z mencapai maksimum atau lebih besar
dari 950:
Jumlah titik yang bisa diambil pada daerah hijau sangat
banyak dan bahkan tak terhingga sehingga sulit bagi kita
untuk menguji satu persatu.
Cara yang paling mudah adalah dengan cara coba-coba dan
tentunya cara ini juga akan memakan waktu yang lama.
Tahap 4 : Validasi Model
Sebagai contoh jika kita ambil beberapa titik yang ada
disisi kanan dari daerah hijau
Tahap 4 : Validasi Model
70 10 850
60 20 900
40 36 940
Dari hasil tersebut, maka tipe rumah yang akan dibangun
adalah 50 unit Tipe 45 dan 30 unit tipe 60 dengan perkiraan
keuntungan maksimum Rp. 950 juta.
Tahap 5 : Penerapan Model
3/30/2017
Sebuah perusahaan pembuat beton
pracetak mempunyai usaha pada
pembuatan pipa beton (buis beton)
dengan tiga jenis diameter yaitu
60cm, 80 cm dan 100 cm. Material
utama pembuatan ketiga jenis beton
pracetak tersebut adalah semen,
pasir dan split 1 cm.
Contoh kasus 2.
3/30/2017
Untuk pembuatan ketiga jenis pipa beton
tersebut, memerlukan jumlah material dan
waktu pelaksanaan sebagai berikut :
Tipe Buis
Beton
Semen
(zak)
Pasir
(m3)
Split
(m3)
 60 cm 0.7 0.2 0.3
 80 cm 1 0.3 0.45
 100 cm 1.5 0.4 0.6
3/30/2017
Keuntungan yang diperoleh untuk setiap
penjualan buis beton tipe 60, 80 dan 100
masing-masing adalah Rp 150000,-, Rp
200000,- dan Rp 250000,-. Saat ini di pabrik
hanya tersedia 150 zak semen, 20 m3 pasir
dan 30 m3 split.
Dari jumlah material yang ada, berapa
jumlah buis beton yang dapat diproduksi
oleh perusahaan agar keuntungan
maksimum dengan asumsi tidak ada
penambahan material
3/30/2017
Jawab :
Diasumsikan jumlah buis beton tipe 60,
80 dan 100 masing-masing sebanyak
X1, X2 dan X3
3/30/2017
Jawab :
Jumlah semen yang diperlukan adalah :
0.7X1 + X2 + 1.5 X3
Jumlah semen yang tersedia : 150 zak
Maka dapat dirumuskan :
0.7 X1 + X2 + 1.5 X3  150
3/30/2017
Jawab :
Jumlah pasir yang diperlukan adalah :
0.2X1 + 0.3X2 + 0.4 X3
Jumlah pasir yang tersedia : 20 m3
Maka dapat dirumuskan :
0.2 X1 + 0.3X2 + 0.4 X3  20
3/30/2017
Jawab :
Jumlah split yang diperlukan adalah :
0.3X1 + 0.45X2 + 0.6 X3
Jumlah split yang tersedia : 30 m3
Maka dapat dirumuskan :
0.3 X1 + 0.45X2 + 0.6 X3  30
3/30/2017
Keuntungan yang diperoleh adalah :
15X1 + 20X2 + 25 X3
Tujuan persoalan ini adalah mendapatkan
keuntungan sebesar mungkin, maka
fungsi tujuan adalah :
Maksimum Z = 15X1 + 20X2 + 25 X3
3/30/2017
Model metematis adalah sbb.:
Fungsi Tujuan :
Maksimum Z = 15X1 + 20X2 + 25 X3
Fungsi Batasan :
0.7 X1 + X2 + 1.5 X3  150
0.2 X1 + 0.3X2 + 0.4 X3  20
0.3 X1 + 0.45X2 + 0.6 X3  30
X1,X2, X3  0;
3/30/2017
Jawab:
X1 = 100
X2 = 0
X3 = 0
Keuntungan : Rp. 15,000,000.00
3/30/2017
3/30/2017
Melihat hasil analisis tersebut terlihat
perusahaan hanya membuat buis beton
dengan tipe 1 ( 60 cm). Perusahaan
berkeinginan membuat alternatif produksi
dengan membatasi setiap tipe buis beton
maksimum 50. Bagaimana jawaban
persoalan ini dan berapa keuntungan
maksimum yang akan diperoleh
perusahaan.
3/30/2017
Keuntungan yang diperoleh untuk setiap
penjualan buis beton tipe 60, 80 dan 100
masing-masing adalah Rp 150000,-, Rp
200000,- dan Rp 250000,-. Saat ini di pabrik
hanya tersedia 150 zak semen, 20 m3 pasir
dan 30 m3 split.
Dari jumlah material yang ada, berapa
jumlah buis beton yang dapat diproduksi
oleh perusahaan agar keuntungan
maksimum dengan asumsi tidak ada
penambahan material
3/30/2017
Jawab:
X1 = 50
X2 = 33.33
X3 = 0
Keuntungan : Rp. 14,166,700.00
3/30/2017
Jawab alternatif:
X1 = 50
X2 = 33
X3 = 0
Keuntungan : 50x15 + 33 x 20 = Rp.
14,100,000.00
Contoh 3.
Sebuah distributror semen mempunyai cadangan 9000 zak semen yang disimpan
di dua gudang. Gudang pertama terletak di kota A sedangkan gudang kedua
terletak di kota B. Jumlah semen yang ada di dua gudang tersebut masing-masing
5000 zak semen ada di gudang pertama dan 4000 zak semen ada di gudang kedua.
Pada saat yang bersamaan datang pesanan dari kota C, D dan E.
Pesanan dari kota C sebanyak 2000 zak
Pesanan dari kota D sebanyak 3600 zak
Pesanan dari kota E sebanyak 3400 zak
Untuk memenuhi permintaan dari tiga kota tersebut diatas, distributor tersebut
akan menggunakan truk sebagai alat angkut semen dengan daya angkut setiap
truk maksimum100 zak semen
Biaya pengangkutan dari kedua gudang menuju ke 3 kota pemesan ditunjukkan
dengan tabel berikut :
Tabel biaya pengangkutan (rupiah)
Kota C Kota D Kota E
Gudang
Kota A
420000 550000 600000
Gudang
Kota B
360000 470000 510000
Distributor tersebut harus menentukan atau memutuskan
bagaimana mendistribusikan ke 9000 zak semen tersebut
sehingga biaya pengeluarannya se minimum mungkin
Tahap 1 : Perumusan Masalah
Jika model distribusi semen digambarkan secara sederhana,
maka skema angkutan semen dari gudang kota A dan kota B
ke kota tujuan C, D dan E adalah sebagai berikut :
A B
(5000 zak) (4000 zak)
C
D
E
(2000 zak)
(3600 zak)
(3400 zak)
A B
420000
360000
600000 510000
550000 470000
(50 truck) (40 truck)
C
D
E
(20 truck)
(36 truck)
(34 truck)
Karena biaya pengangkutan semen dari gudang ke kota tujuan
ditentukan berdasarkan biaya pengeluaran setiap truck dan dengan
mengambil asumsi bahwa setiap truck akan mengangkut semen
dengan jumlah maksimum (100 zak), maka pola distribusi semen dan
biaya pengeluaran (per truck) dapat dilihat pada skema berikut
Untuk menjawab persoalan tersebut, kita misalkan jumlah semen yang dikirim
dari
A ke C sebanyak X1 truck
dan
dari A ke D sebanyak X2 truck
maka
jumlah semen yang dikirim dari A ke E sebanyak (50  X1 - X2)
Karena kota C sudah menerima sebanyak X1 dari kota A, maka sisa permintaan
sebanyak (20  X1) dikirim dari kota B
Karena kota D sudah menerima sebanyak X2 dari kota A, maka sisa permintaan
sebanyak (36  X2) dikirim dari kota B
Karena kota E sudah menerima sebanyak (50-X1-X2) dari kota A, maka sisa
permintaan sebanyak (34  (50-X1-X2) ) dikirim dari kota B atau sebanyak
(X1 + X2  16)
Secara tabelaris, distribusi pengiriman terlihat sebagai
berikut :
Kota C
(20 truck)
Kota D
(36 truck)
Kota E
(34 truck)
Gudang Kota A
(50 truck)
X1 X2 (50-X1-X2)
Gudang Kota B
(40 truck)
(20  X1) (36  X2) ( X1 + X2  16)
Dari asumsi distribusi semen seperti
terlihat pada tabel di atas, maka
skema pembiayaan untuk pengiriman
seluruh semen adalah sebagai berikut
A B
420000 X1
360000 (20-X1)
600000 (50-X1-X2) 510000 (X1 + X2  16)
550000 X2 470000 (36-X2)
(50 truck) (40 truck)
C
D
E
(20 truck)
(36 truck)
(34 truck)
A B
42 X1
36 (20-X1)
60 (50-X1-X2) 51 (X1 + X2  16)
55 X2 47 (36-X2)
(50 truck) (40 truck)
C
D
E
(20 truck)
(36 truck)
(34 truck)
Semua biaya dibagi
1000 (satuan biaya =
1000)
Dari skema penegluaran biya angkutan tersebut, maka
Biaya total (dalam ribuan) yang dikeluarkan untuk mengirimkan
9000 zak semen adalah sebagai berikut :
Total biaya = 42 X1 + 55 X2 + 60 (50  X1  X2) + 36 (20 X1)
+ 47 (36  X2) + 51 (X1 + X2 16)
Total biaya = 42 X1 + 55 X2 + 3000 60X1  60X2 + 720
 36X1 + 1692  47X2 + 51X1 + 51X2 816
Total biaya = 4596  3 X1  X2
Dari uraian di atas maka perusahaan akan untung jika
pengeluarannya seminimum mungkin. Pengeluaran seminimal
mungkin adalah tujuan yang dikehendaki pada persoalan ini.
Minimum Z = 4596  3 X1  X2
Secara matematis tujuan yang hendak dicapai dapat dinyatakan
dengan
Minimum Z = 4596  3 X1  X2
Dari rumus matematis di atas, maka harga X1 dan X2 harus diambil
sedemikian rupa sehingga nilai Z yang diperloh adalah yang paling
terkecil (minimum).
Karena harga 4596 adalah suatu harga yang konstan, maka harga
Z akan minimum jika harga (3X1 + X2) sebesar mungkin. Maka
persamaan di atas dapat diubah menjadi
Maksimum ZB = 3 X1 + X2
Dari pola distribusi semen, maka berapapun nilai X1 dan X2 yang
diperoleh maka persyaratan lain yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan persoalan ini adalah tidak boleh mengirim semen
dengan jumlah negatif. Alasan ini logis karena tidak mungkin kita
mengirim barang dengan jumlah negatif
Kota C
(20 truck)
Kota D
(36 truck)
Kota E
(34 truck)
Gudang Kota A
(50 truck)
X1 X2 (50-X1-X2)
Gudang Kota B
(40 truck)
(20  X1) (36  X2) ( X1 + X2  16)
Harus bernilai positif
Dari uraian di atas, maka persyaratan yang harus dipenuhi pada
persoalan ini dapat dinyatakan dengan ketidak-samaan sebagai
berikut :
X1  0; X2  0
50 - X1  X2  0
20 - X1  0
36  X2  0
X1 + X2  16  0
Ketidak samaan di atas dapat disederhanakan menjadi :
X1 + X2  50
X1  20
X2  36
X1 + X2  16
X1  0
X2  0
Model matematis dari persoalan di atas dapat
dinyatakan sebagai berikut
Fungsi Tujuan :
Maksimum ZB = 3 X1 + X2
Fungsi Batasan :
X1 + X2  50
X1  20
X2  36
X1 + X2  16
X1  0; X2  0
Tahap 2 : Pembentukan Model
3/30/2017 59
Fungsi Tujuan :
Maksimum ZB = 3 X1 + X2
Fungsi Batasan :
X1 + X2  50
X1  20
X2  36
X1 + X2  16
X1  0; X2  0
X1 X2 X1 + X2 Persyaratan Tujuan
0 36 36 1 36
1 36 37 1 39
2 36 38 1 42
3 36 39 1 45
4 36 40 1 48
5 36 41 1 51
6 36 42 1 54
15 30 45 1 75
16 30 46 1 78
17 30 47 1 81
18 30 48 1 84
19 30 49 1 87
20 30 50 1 90
0 29 29 1 29
1 29 30 1 32
18 0 18 0 0
19 0 19 0 0
20 0 20 1 60
Maximum 90
@IF(AND(H4<=50;F4<=20;G
4<=36;H4>=16);1;0)
Nilai 1 : memenuhi
Nilai 0 : tidak memenuhi
Model 2
(0,50)
(50,0)
(20,0)
(20,50)
(16,0)
(0,16)
(0,36)
X1 + X2 = 50
X1 + X2 = 16
0
10
20
30
40
50
0 10 20 30 40 50
X2
X1
Maximum ZB = 3 X1 + X2
Tahap 3 : Penyelesaian Model
(14,36)
(20,30)
1. kuliah pertama or reguler 2015
1. kuliah pertama or reguler 2015
1. kuliah pertama or reguler 2015
Dari hasil perhitungan nilai ZB untuk setiap pasangan X1
dan X2 maka akan diperoleh :
Dari hasil perhitungan tersebut, maka pasangan X1 = 20
dan X2 = 30 akan memberikan nilai ZB yang terbesar yaitu
90.
X1 X2 ZB
0 16 16
16 0 48
20 0 60
20 30 90
14 36 78
0 36 36
Secara tabelaris, distribusi pengiriman semen dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Kota C
(20 truck)
Kota D
(36 truck)
Kota E
(34 truck)
Gudang Kota A
(50 truck)
20 30 0
Gudang Kota B
(40 truck)
0 6 34
Dengan pola distribusi tersebut, maka nilai ZB maksimum
adalah 90 (ribu rupiah)
Untuk validasi model dapat dilakukan dengan cara yang sama
seperti contoh pertama
Tahap 4 : Validasi Model
Tahap 5 : Penerapan Model
Dengan nilai ZB maksimum = 90, maka nilai Z minimum :
Z = 4596  ZB
Z = 4596  90 = 4506
atau
Z = 4596  3 X1  X2
Z = 4596  3 * 20  30 = 4506
Atau biaya pengeluaran maksimum yang akan dikeluarkan
oleh perusahaan tersebut diperkirakan sebesar
Rp. 45060000.00,-
Bagaimana jika kita mempunyai model metematis dalam
bentuk sbb:
Maksimum Z = 50000 X1 + 60000 X2 + 40000 X3
Fungsi Batasan :
0.2 X1 + 0.2 X2 + 0.3 X3  60
2 X1 + 3 X2 + 3 X3  3200
42 X1 + 5 X2 + 6 X3  6000
6 X1 + 7.5 X2 + 10.5 X3  8000
X1  0; X2  0; X3  0
Apakah model ini dapat diselesaikan secara grafis atau
menggunakan Microsoft Excel ?
Persoalan pada OR bukan bagaimana menyelesaikan
model matematis tetapi menterjemahkan suatu
permasalahan menjadi model matematis.
Perumusan
Masalah
Pembuatan
Model
Penyelesaian
Model
Validasi
Model
Penerapan
Model
Grafis, MS Excel, Software.
Daftar Pustaka
1. Hamdy A, Taha : Operations Research, alih bahasa
Riset Operasi Suatu Pengantar, Daniel Wirajaya,
Binarupa Aksara, Jakarta, 1996.
2. Sri Mulyono :Operations Research, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta, 1999.
3. Siswanto :Pemrograman Linear Lanjutan, Penerbit
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 1992.
1. kuliah pertama or reguler 2015
Mulai kuliah ke 2 mahasiswa diwajibkan membawa
komputer. Software TORA harus di install pada
masing-masing komputer.
Sebaiknya menggunakan komputer 32 bits.
Catatan :

More Related Content

What's hot (20)

PDF
pelengkung tiga sendi mekanika teknik
Syarif Hidayat
PPTX
PERENCANAAN TURAP
Dyah Rahmawati
PDF
1 perhitungan-balok
eidhy setiawan eidhy Edy
DOCX
Desain balok kantilever
Cow Sepur
PDF
4 portal-dan-pelengkung-tiga-sendi
IgorTherik
PDF
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Afret Nobel
PDF
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
afifsalim
PPTX
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
rakesword
PDF
Tiang Pancang I
Nurul Angreliany
PDF
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
MOSES HADUN
PPT
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
eidhy setiawan eidhy Edy
DOCX
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Bayu Janasuputra
DOCX
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
Mira Pemayun
PDF
Buku ajar-analisa-struktur-i
Komunitas Teknik Sipil & Arsitek
PPTX
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
MOSES HADUN
PPTX
Makalah perkerasan jalan
efdharey
PDF
perhitungan jembatan
Farid Thahura
PDF
titik buhul dan cremona
Wahh Yudi
PDF
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MOSES HADUN
DOC
Bab ii distribusi momen
dika andika
pelengkung tiga sendi mekanika teknik
Syarif Hidayat
PERENCANAAN TURAP
Dyah Rahmawati
1 perhitungan-balok
eidhy setiawan eidhy Edy
Desain balok kantilever
Cow Sepur
4 portal-dan-pelengkung-tiga-sendi
IgorTherik
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Afret Nobel
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
afifsalim
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
rakesword
Tiang Pancang I
Nurul Angreliany
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
MOSES HADUN
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
eidhy setiawan eidhy Edy
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Bayu Janasuputra
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
Mira Pemayun
Buku ajar-analisa-struktur-i
Komunitas Teknik Sipil & Arsitek
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
MOSES HADUN
Makalah perkerasan jalan
efdharey
perhitungan jembatan
Farid Thahura
titik buhul dan cremona
Wahh Yudi
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MOSES HADUN
Bab ii distribusi momen
dika andika

Similar to 1. kuliah pertama or reguler 2015 (11)

PDF
Program Linear dan Dual aaaaaaaaa 3-23.pdf
MuhammadFahrurUnimus
PPTX
ppt PROGRAM LINEAR untuk SMA kelas XI MIPA.pptx
WardatulAulia2
PDF
Riset operasional
Elly Willy
PDF
Riset operasional
Algebra Iostream Khaeron
PDF
Riset operasional
Algebra Iostream Khaeron
PDF
Riset operasional
Henry Guns
PPTX
Pertemuan 3 Program Linier.pptx
SupriadiUppy
PPT
Ppt mona
pipinmath
DOC
13. Konsep Penelitian Operasional
Mercu Buana University
PDF
Riset Operasional Linier Programing Bilangan Bulat
ssuserc8b907
PPTX
Riset operasi
Sentot Baskoro
Program Linear dan Dual aaaaaaaaa 3-23.pdf
MuhammadFahrurUnimus
ppt PROGRAM LINEAR untuk SMA kelas XI MIPA.pptx
WardatulAulia2
Riset operasional
Elly Willy
Riset operasional
Algebra Iostream Khaeron
Riset operasional
Algebra Iostream Khaeron
Riset operasional
Henry Guns
Pertemuan 3 Program Linier.pptx
SupriadiUppy
Ppt mona
pipinmath
13. Konsep Penelitian Operasional
Mercu Buana University
Riset Operasional Linier Programing Bilangan Bulat
ssuserc8b907
Riset operasi
Sentot Baskoro
Ad

Recently uploaded (10)

PPT
materi Engine.ppt untuk smk kelas sebelas jursan teknik kendaraan ringan
AriPurnawan8
PPTX
Rehabilitasi Utilitas Rusunawa Nania Tahun 2025
asinahufarhan
PPTX
materi bimtek keuangan BKAD Kabupaten.pptx
IrfanHelmi9
PDF
Pemrograman Berorientasi Objek polymorfism .pdf
silfia8
PPTX
PPT Review Trans Jogja - Perencanaan Transportasi.pptx
muhammadregannarawan
PPTX
Supervisi Penarikan Kabel Jaringan Transmisi
Benny853850
PPT
Setiap orang dapat meraih keberhasilan. Ini hanya bagaimana mereka mengingink...
wanbang325
PPTX
IDENTIFIKASI DOKUMEN BEJANA TEKAN/PRESSURE VESSEL
MuasTendry
PPTX
IDENTIFIKASI BEJANA TEKAN/PRESSURE VESSEL
MuasTendry
PDF
Encapsulation _20250512_140410_00000.pdf
silfia8
materi Engine.ppt untuk smk kelas sebelas jursan teknik kendaraan ringan
AriPurnawan8
Rehabilitasi Utilitas Rusunawa Nania Tahun 2025
asinahufarhan
materi bimtek keuangan BKAD Kabupaten.pptx
IrfanHelmi9
Pemrograman Berorientasi Objek polymorfism .pdf
silfia8
PPT Review Trans Jogja - Perencanaan Transportasi.pptx
muhammadregannarawan
Supervisi Penarikan Kabel Jaringan Transmisi
Benny853850
Setiap orang dapat meraih keberhasilan. Ini hanya bagaimana mereka mengingink...
wanbang325
IDENTIFIKASI DOKUMEN BEJANA TEKAN/PRESSURE VESSEL
MuasTendry
IDENTIFIKASI BEJANA TEKAN/PRESSURE VESSEL
MuasTendry
Encapsulation _20250512_140410_00000.pdf
silfia8
Ad

1. kuliah pertama or reguler 2015

  • 1. RISET OPERASI (OPERATIONS RESEARCH / OPERATIONAL RESEARCH) Windu Partono 2015
  • 3. Riset Operasi (Operational Research) merupakan satu cabang ilmu yang berasal dari Inggris dan dikembangkan dari hasil studi operasi-operasi militer selama Perang Dunia II. Setelah perang selesai, potensi komersial dari cabang ilmu ini berkembang dengan pesat di Amerika Serikat dan lebih dikenal dengan nama Operations Research
  • 4. Istilah Operational Research pertama kali diperkenalkan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil, Bowdsey, Inggris. Pada masa awal perang tahun 1939, pemimpin militer Inggris memanggil sekelompok ahli sipil dari berbagai disiplin ilmu dan mengkoordinasikan mereka kedalam satu kelompok yang mendapat tugas mencari cara-cara efisien untuk menempatkan radar dalam suatu sistem peringatan dini untuk menghadapi serangan udara.
  • 5. Keberhasilan kelompok peneliti operasi- operasi militer ini menarik perhatian para industriawan dan kemudian mereka diminta untuk membantu menyelesaikan masalah- masalah yang rumit terutama menyangkut persoalan : pengalokasian sumber daya yang sangat terbatas untuk menghasilkan suatu produk secara efisien.
  • 6. Awal tahun 1950 merupakan awal dasawarsa dimana teknik-teknik yang dikembangkan dalam Riset Operasi meluas di kedua negara Inggris dan Amerika Serikat terutama setelah ditemukannya teknik pemrograman linear, pemrograman non linear, pemrograman dinamik dan teknik antrian pada masalah-masalah produksi dan distribusi. Di Indonesia Riset Operasi mulai berkembang dengan cepat pada awal tahun 1974.
  • 8. Riset Operasi (OR) merupakan metode-metode ilmiah untuk memecahkan masalah pengalokasian sumber daya (manusia, mesin, bahan dan uang) pada suatu sistem industri, bisnis, pemerintahan dan pertahanan. Tujuan OR membentuk suatu model ilmiah dengan menggabungkan faktor kesempatan dan resiko untuk meramalkan suatu keputusan atau strategi.
  • 10. Salah satu tujuan yang sering diharapkan dari Riset Operasi adalah untuk mencari : nilai maksimal (profit, performa, hasil, dll) atau nilai minimal (kerugian, risiko, biaya, dll) pada pengolahan sumber daya.
  • 11. Model Pemecahan Masalah Pada OR Engineering Economics Descriptive Modelling
  • 12. Tahapan tahapan penting dalam pemecahan suatu masalah dengan OR adalah : Perumusan Masalah Pembuatan Model Penyelesaian Model Validasi Model Penerapan Model
  • 13. Riset Operasi Teknik Pemrograman Linear Pemodelan Transportasi Pendekatan Teori Antrian Dll. Metode Jalur Kritis Teknik Pemrograman Dinamik Teknik Pemecahan Masalah Pada OR
  • 15. Pemrograman linear (garis lurus) merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam masalah pengalokasian sumber sumber yang terbatas secara optimal Masalah akan muncul jika seseorang diharuskan memilih atau menentukan setiap kegiatan yang akan dilaksanakannya dimana setiap kegiatan membutuhkan sumber daya yang sama sedangkan jumlah sumber daya terbatas
  • 16. Contoh aplikasi teknik pemrograman linear Perusahaan / Developer yang bergerak pada pembangunan rumah tinggal sering berhadapan dengan persoalan penentuan jumlah rumah dan tipe rumah yang paling menguntungkan. Persoalan cash flow pada sebuah perusahaan konstruksi jika akan menangani beberapa proyek secara bersamaan dengan kondisi keuangan yang sangat terbatas. Penentuan jumlah kendaraan umum yang harus beroperasi pada satu trayek. Bagian produksi suatu perusahaan dihadapkan pada masalah penentuan tingkat produksi masing-masing jenis barang dengan memperhatikan faktor-faktor produksi seperti mesin, tenaga kerja, bahan mentah dan lain sebagainya.
  • 17. Contoh kasus 1. Sebuah perusahaan pengembang akan membangun 80 unit rumah dengan 2 (dua) tipe yang berbeda yaitu Tipe 45 dengan luas tanah 120 m2 Tipe 60 dengan luas tanah 200 m2 Luas total areal tanah adalah 20000 m2 dengan pola bangun 60% perumahan dan 40% untuk fasilitas umum, jalan, taman dll. Dari hasil perkiraan nilai jual dan keuntungan yang diperoleh jika membayar secara kontan, maka rumah tipe 45 akan mendapat keuntungan bersih Rp. 10 juta sedangkan Tipe 60 akan mendapatkan keuntungan Rp. 15 juta per unit. Dari data-data tersebut diminta menghitung jumlah rumah untuk masing-masing tipe dengan keuntungan bersih yang terbesar
  • 18. Jika banyaknya rumah tipe 45 yang akan dibangun sebanyak X1 unit dan tipe 60 sebanyak X2 unit, Keuntungan maksimal yang direncanakan akan diperoleh sebesar 10 X1 + 15 X2 (juta rupiah). Jumlah rumah maksimum sebanyak 80 buah, maka X1 + X2 80 Luas areal rumah = 60% atau sebesar 12000 m2. Luas total areal rumah adalah sebesar 120 X1 + 200 X2 yang nilainya tidak melebihi 12000 m2. Atau 12 X1 + 20 X2 1200 Tahap 1 : Merumuskan Masalah
  • 19. Secara matematis persoalan tersebut dapat dimodelkan sbb.: Fungsi Tujuan : Maksimum Z = 10 X1 + 15 X2 Fungsi Batasan : X1 + X2 80 12 X1 + 20 X2 1200 X1 0; X2 0 Tahap 2 : Pembuatan Model
  • 20. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut di atas dapat dilakukan dengan menggunakan Cara ANALITIS Cara GRAFIS Untuk menyelesaikan persoalan tersebut pertama-tama akan menggunakan cara grafis. Tahap 3 : Penyelesaian Model
  • 21. 3/30/2017 21 X1 X2 X1 + X2 12 X1 + 20 X2 Persyaratan Batasan Tujuan (juta rupiah) 0 80 80 1600 0 1200 1 79 80 1592 0 1195 2 78 80 1584 0 1190 3 77 80 1576 0 1185 4 76 80 1568 0 1180 5 75 80 1560 0 1175 50 30 80 1200 1 950 51 29 80 1192 1 945 52 28 80 1184 1 940 53 27 80 1176 1 935 54 26 80 1168 1 930 55 25 80 1160 1 925 56 24 80 1152 1 920 57 23 80 1144 1 915 58 22 80 1136 1 910 59 21 80 1128 1 905 60 20 80 1120 1 900 74 6 80 1008 1 830 75 5 80 1000 1 825 76 4 80 992 1 820 77 3 80 984 1 815 78 2 80 976 1 810 79 1 80 968 1 805 80 0 80 960 1 800 @IF(AND((E10+F10)<=80 ;(12*E10+20*F10)<=120 0);1;0) Fungsi Tujuan : Maksimum Z = 10 X1 + 15 X2 Fungsi Batasan : X1 + X2 80 12 X1 + 20 X2 1200 X1 0; X2 0 Nilai 1 : memenuhi Nilai 0 : tidak memenuhi
  • 23. 3/30/2017 23 Bantuan Software Komputer (Analitis dan Grafis)
  • 25. Karena dua garis berpotongan pada satu titik, maka harus ditentukan koordinat titik potong tersebut. X1 + X2 = 80 (1) 12 X1 + 20 X2 = 1200 (2) Substitusi persamaan (1) ke persamaan (2) 12 (80 X2) + 20 X2 = 1200 960 12 X2 + 20 X2 = 1200 8 X2 = 240 X2 = 30 Dari persamaan(1) akan diperoleh X1 = 50
  • 26. Dari gambar kedua fungsi dan batasan-batasan yang ada maka daerah yang memenuhi kedua fungsi batasan adalah daerah yang di arsir hijau. Untuk menentukan pasangan X1 dan X2 yang memenuhi syarat, maka dapat diambil sebarang harga X1 dan X2 dengan ketentuan pasangan X1, X2 harus terletak di daerah hijau. Untuk memudahkan penyelesaian masalah maka diambil pasangan koordinat : A : (80,0) B : (50,30) C : (0,60)
  • 27. Dari hasil perhitungan nilai Z untuk setiap pasangan X1 dan X2 maka akan diperoleh : Dari hasil perhitungan tersebut, maka pasangan X1 = 50 dan X2 = 30 akan memberikan nilai Z yang terbesar yaitu 950. X1 X2 Z 0 60 900 50 30 950 80 0 800
  • 28. Pada perhitungan di atas hanya diambil tiga titik A, B dan C. Pertanyaan yang muncul adalah apakah pada daerah hijau ada titik lain yang akan memberikan pasangan X1 dan X2 sehingga nilai Z mencapai maksimum atau lebih besar dari 950: Jumlah titik yang bisa diambil pada daerah hijau sangat banyak dan bahkan tak terhingga sehingga sulit bagi kita untuk menguji satu persatu. Cara yang paling mudah adalah dengan cara coba-coba dan tentunya cara ini juga akan memakan waktu yang lama. Tahap 4 : Validasi Model
  • 29. Sebagai contoh jika kita ambil beberapa titik yang ada disisi kanan dari daerah hijau Tahap 4 : Validasi Model 70 10 850 60 20 900 40 36 940
  • 30. Dari hasil tersebut, maka tipe rumah yang akan dibangun adalah 50 unit Tipe 45 dan 30 unit tipe 60 dengan perkiraan keuntungan maksimum Rp. 950 juta. Tahap 5 : Penerapan Model
  • 31. 3/30/2017 Sebuah perusahaan pembuat beton pracetak mempunyai usaha pada pembuatan pipa beton (buis beton) dengan tiga jenis diameter yaitu 60cm, 80 cm dan 100 cm. Material utama pembuatan ketiga jenis beton pracetak tersebut adalah semen, pasir dan split 1 cm. Contoh kasus 2.
  • 32. 3/30/2017 Untuk pembuatan ketiga jenis pipa beton tersebut, memerlukan jumlah material dan waktu pelaksanaan sebagai berikut : Tipe Buis Beton Semen (zak) Pasir (m3) Split (m3) 60 cm 0.7 0.2 0.3 80 cm 1 0.3 0.45 100 cm 1.5 0.4 0.6
  • 33. 3/30/2017 Keuntungan yang diperoleh untuk setiap penjualan buis beton tipe 60, 80 dan 100 masing-masing adalah Rp 150000,-, Rp 200000,- dan Rp 250000,-. Saat ini di pabrik hanya tersedia 150 zak semen, 20 m3 pasir dan 30 m3 split. Dari jumlah material yang ada, berapa jumlah buis beton yang dapat diproduksi oleh perusahaan agar keuntungan maksimum dengan asumsi tidak ada penambahan material
  • 34. 3/30/2017 Jawab : Diasumsikan jumlah buis beton tipe 60, 80 dan 100 masing-masing sebanyak X1, X2 dan X3
  • 35. 3/30/2017 Jawab : Jumlah semen yang diperlukan adalah : 0.7X1 + X2 + 1.5 X3 Jumlah semen yang tersedia : 150 zak Maka dapat dirumuskan : 0.7 X1 + X2 + 1.5 X3 150
  • 36. 3/30/2017 Jawab : Jumlah pasir yang diperlukan adalah : 0.2X1 + 0.3X2 + 0.4 X3 Jumlah pasir yang tersedia : 20 m3 Maka dapat dirumuskan : 0.2 X1 + 0.3X2 + 0.4 X3 20
  • 37. 3/30/2017 Jawab : Jumlah split yang diperlukan adalah : 0.3X1 + 0.45X2 + 0.6 X3 Jumlah split yang tersedia : 30 m3 Maka dapat dirumuskan : 0.3 X1 + 0.45X2 + 0.6 X3 30
  • 38. 3/30/2017 Keuntungan yang diperoleh adalah : 15X1 + 20X2 + 25 X3 Tujuan persoalan ini adalah mendapatkan keuntungan sebesar mungkin, maka fungsi tujuan adalah : Maksimum Z = 15X1 + 20X2 + 25 X3
  • 39. 3/30/2017 Model metematis adalah sbb.: Fungsi Tujuan : Maksimum Z = 15X1 + 20X2 + 25 X3 Fungsi Batasan : 0.7 X1 + X2 + 1.5 X3 150 0.2 X1 + 0.3X2 + 0.4 X3 20 0.3 X1 + 0.45X2 + 0.6 X3 30 X1,X2, X3 0;
  • 40. 3/30/2017 Jawab: X1 = 100 X2 = 0 X3 = 0 Keuntungan : Rp. 15,000,000.00
  • 42. 3/30/2017 Melihat hasil analisis tersebut terlihat perusahaan hanya membuat buis beton dengan tipe 1 ( 60 cm). Perusahaan berkeinginan membuat alternatif produksi dengan membatasi setiap tipe buis beton maksimum 50. Bagaimana jawaban persoalan ini dan berapa keuntungan maksimum yang akan diperoleh perusahaan.
  • 43. 3/30/2017 Keuntungan yang diperoleh untuk setiap penjualan buis beton tipe 60, 80 dan 100 masing-masing adalah Rp 150000,-, Rp 200000,- dan Rp 250000,-. Saat ini di pabrik hanya tersedia 150 zak semen, 20 m3 pasir dan 30 m3 split. Dari jumlah material yang ada, berapa jumlah buis beton yang dapat diproduksi oleh perusahaan agar keuntungan maksimum dengan asumsi tidak ada penambahan material
  • 44. 3/30/2017 Jawab: X1 = 50 X2 = 33.33 X3 = 0 Keuntungan : Rp. 14,166,700.00
  • 45. 3/30/2017 Jawab alternatif: X1 = 50 X2 = 33 X3 = 0 Keuntungan : 50x15 + 33 x 20 = Rp. 14,100,000.00
  • 46. Contoh 3. Sebuah distributror semen mempunyai cadangan 9000 zak semen yang disimpan di dua gudang. Gudang pertama terletak di kota A sedangkan gudang kedua terletak di kota B. Jumlah semen yang ada di dua gudang tersebut masing-masing 5000 zak semen ada di gudang pertama dan 4000 zak semen ada di gudang kedua. Pada saat yang bersamaan datang pesanan dari kota C, D dan E. Pesanan dari kota C sebanyak 2000 zak Pesanan dari kota D sebanyak 3600 zak Pesanan dari kota E sebanyak 3400 zak Untuk memenuhi permintaan dari tiga kota tersebut diatas, distributor tersebut akan menggunakan truk sebagai alat angkut semen dengan daya angkut setiap truk maksimum100 zak semen Biaya pengangkutan dari kedua gudang menuju ke 3 kota pemesan ditunjukkan dengan tabel berikut :
  • 47. Tabel biaya pengangkutan (rupiah) Kota C Kota D Kota E Gudang Kota A 420000 550000 600000 Gudang Kota B 360000 470000 510000 Distributor tersebut harus menentukan atau memutuskan bagaimana mendistribusikan ke 9000 zak semen tersebut sehingga biaya pengeluarannya se minimum mungkin
  • 48. Tahap 1 : Perumusan Masalah Jika model distribusi semen digambarkan secara sederhana, maka skema angkutan semen dari gudang kota A dan kota B ke kota tujuan C, D dan E adalah sebagai berikut : A B (5000 zak) (4000 zak) C D E (2000 zak) (3600 zak) (3400 zak)
  • 49. A B 420000 360000 600000 510000 550000 470000 (50 truck) (40 truck) C D E (20 truck) (36 truck) (34 truck) Karena biaya pengangkutan semen dari gudang ke kota tujuan ditentukan berdasarkan biaya pengeluaran setiap truck dan dengan mengambil asumsi bahwa setiap truck akan mengangkut semen dengan jumlah maksimum (100 zak), maka pola distribusi semen dan biaya pengeluaran (per truck) dapat dilihat pada skema berikut
  • 50. Untuk menjawab persoalan tersebut, kita misalkan jumlah semen yang dikirim dari A ke C sebanyak X1 truck dan dari A ke D sebanyak X2 truck maka jumlah semen yang dikirim dari A ke E sebanyak (50 X1 - X2) Karena kota C sudah menerima sebanyak X1 dari kota A, maka sisa permintaan sebanyak (20 X1) dikirim dari kota B Karena kota D sudah menerima sebanyak X2 dari kota A, maka sisa permintaan sebanyak (36 X2) dikirim dari kota B Karena kota E sudah menerima sebanyak (50-X1-X2) dari kota A, maka sisa permintaan sebanyak (34 (50-X1-X2) ) dikirim dari kota B atau sebanyak (X1 + X2 16)
  • 51. Secara tabelaris, distribusi pengiriman terlihat sebagai berikut : Kota C (20 truck) Kota D (36 truck) Kota E (34 truck) Gudang Kota A (50 truck) X1 X2 (50-X1-X2) Gudang Kota B (40 truck) (20 X1) (36 X2) ( X1 + X2 16) Dari asumsi distribusi semen seperti terlihat pada tabel di atas, maka skema pembiayaan untuk pengiriman seluruh semen adalah sebagai berikut
  • 52. A B 420000 X1 360000 (20-X1) 600000 (50-X1-X2) 510000 (X1 + X2 16) 550000 X2 470000 (36-X2) (50 truck) (40 truck) C D E (20 truck) (36 truck) (34 truck)
  • 53. A B 42 X1 36 (20-X1) 60 (50-X1-X2) 51 (X1 + X2 16) 55 X2 47 (36-X2) (50 truck) (40 truck) C D E (20 truck) (36 truck) (34 truck) Semua biaya dibagi 1000 (satuan biaya = 1000)
  • 54. Dari skema penegluaran biya angkutan tersebut, maka Biaya total (dalam ribuan) yang dikeluarkan untuk mengirimkan 9000 zak semen adalah sebagai berikut : Total biaya = 42 X1 + 55 X2 + 60 (50 X1 X2) + 36 (20 X1) + 47 (36 X2) + 51 (X1 + X2 16) Total biaya = 42 X1 + 55 X2 + 3000 60X1 60X2 + 720 36X1 + 1692 47X2 + 51X1 + 51X2 816 Total biaya = 4596 3 X1 X2 Dari uraian di atas maka perusahaan akan untung jika pengeluarannya seminimum mungkin. Pengeluaran seminimal mungkin adalah tujuan yang dikehendaki pada persoalan ini. Minimum Z = 4596 3 X1 X2
  • 55. Secara matematis tujuan yang hendak dicapai dapat dinyatakan dengan Minimum Z = 4596 3 X1 X2 Dari rumus matematis di atas, maka harga X1 dan X2 harus diambil sedemikian rupa sehingga nilai Z yang diperloh adalah yang paling terkecil (minimum). Karena harga 4596 adalah suatu harga yang konstan, maka harga Z akan minimum jika harga (3X1 + X2) sebesar mungkin. Maka persamaan di atas dapat diubah menjadi Maksimum ZB = 3 X1 + X2
  • 56. Dari pola distribusi semen, maka berapapun nilai X1 dan X2 yang diperoleh maka persyaratan lain yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan persoalan ini adalah tidak boleh mengirim semen dengan jumlah negatif. Alasan ini logis karena tidak mungkin kita mengirim barang dengan jumlah negatif Kota C (20 truck) Kota D (36 truck) Kota E (34 truck) Gudang Kota A (50 truck) X1 X2 (50-X1-X2) Gudang Kota B (40 truck) (20 X1) (36 X2) ( X1 + X2 16) Harus bernilai positif
  • 57. Dari uraian di atas, maka persyaratan yang harus dipenuhi pada persoalan ini dapat dinyatakan dengan ketidak-samaan sebagai berikut : X1 0; X2 0 50 - X1 X2 0 20 - X1 0 36 X2 0 X1 + X2 16 0 Ketidak samaan di atas dapat disederhanakan menjadi : X1 + X2 50 X1 20 X2 36 X1 + X2 16 X1 0 X2 0
  • 58. Model matematis dari persoalan di atas dapat dinyatakan sebagai berikut Fungsi Tujuan : Maksimum ZB = 3 X1 + X2 Fungsi Batasan : X1 + X2 50 X1 20 X2 36 X1 + X2 16 X1 0; X2 0 Tahap 2 : Pembentukan Model
  • 59. 3/30/2017 59 Fungsi Tujuan : Maksimum ZB = 3 X1 + X2 Fungsi Batasan : X1 + X2 50 X1 20 X2 36 X1 + X2 16 X1 0; X2 0 X1 X2 X1 + X2 Persyaratan Tujuan 0 36 36 1 36 1 36 37 1 39 2 36 38 1 42 3 36 39 1 45 4 36 40 1 48 5 36 41 1 51 6 36 42 1 54 15 30 45 1 75 16 30 46 1 78 17 30 47 1 81 18 30 48 1 84 19 30 49 1 87 20 30 50 1 90 0 29 29 1 29 1 29 30 1 32 18 0 18 0 0 19 0 19 0 0 20 0 20 1 60 Maximum 90 @IF(AND(H4<=50;F4<=20;G 4<=36;H4>=16);1;0) Nilai 1 : memenuhi Nilai 0 : tidak memenuhi
  • 60. Model 2 (0,50) (50,0) (20,0) (20,50) (16,0) (0,16) (0,36) X1 + X2 = 50 X1 + X2 = 16 0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50 X2 X1 Maximum ZB = 3 X1 + X2 Tahap 3 : Penyelesaian Model (14,36) (20,30)
  • 64. Dari hasil perhitungan nilai ZB untuk setiap pasangan X1 dan X2 maka akan diperoleh : Dari hasil perhitungan tersebut, maka pasangan X1 = 20 dan X2 = 30 akan memberikan nilai ZB yang terbesar yaitu 90. X1 X2 ZB 0 16 16 16 0 48 20 0 60 20 30 90 14 36 78 0 36 36
  • 65. Secara tabelaris, distribusi pengiriman semen dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Kota C (20 truck) Kota D (36 truck) Kota E (34 truck) Gudang Kota A (50 truck) 20 30 0 Gudang Kota B (40 truck) 0 6 34 Dengan pola distribusi tersebut, maka nilai ZB maksimum adalah 90 (ribu rupiah)
  • 66. Untuk validasi model dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti contoh pertama Tahap 4 : Validasi Model Tahap 5 : Penerapan Model Dengan nilai ZB maksimum = 90, maka nilai Z minimum : Z = 4596 ZB Z = 4596 90 = 4506 atau Z = 4596 3 X1 X2 Z = 4596 3 * 20 30 = 4506 Atau biaya pengeluaran maksimum yang akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut diperkirakan sebesar Rp. 45060000.00,-
  • 67. Bagaimana jika kita mempunyai model metematis dalam bentuk sbb: Maksimum Z = 50000 X1 + 60000 X2 + 40000 X3 Fungsi Batasan : 0.2 X1 + 0.2 X2 + 0.3 X3 60 2 X1 + 3 X2 + 3 X3 3200 42 X1 + 5 X2 + 6 X3 6000 6 X1 + 7.5 X2 + 10.5 X3 8000 X1 0; X2 0; X3 0 Apakah model ini dapat diselesaikan secara grafis atau menggunakan Microsoft Excel ?
  • 68. Persoalan pada OR bukan bagaimana menyelesaikan model matematis tetapi menterjemahkan suatu permasalahan menjadi model matematis. Perumusan Masalah Pembuatan Model Penyelesaian Model Validasi Model Penerapan Model Grafis, MS Excel, Software.
  • 69. Daftar Pustaka 1. Hamdy A, Taha : Operations Research, alih bahasa Riset Operasi Suatu Pengantar, Daniel Wirajaya, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996. 2. Sri Mulyono :Operations Research, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1999. 3. Siswanto :Pemrograman Linear Lanjutan, Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 1992.
  • 71. Mulai kuliah ke 2 mahasiswa diwajibkan membawa komputer. Software TORA harus di install pada masing-masing komputer. Sebaiknya menggunakan komputer 32 bits. Catatan :