際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
SISTEM IMUN, IMUNOLOGI
Sistem pertahanan tubuh 
 Sistem khusus untuk melawan berbagai agen toksik dan infeksi, 
terdiri dari : 
 Sel darah putih (leukosit) 
 Sistem makrofag jaringan 
 Jaringan limfoid 
 Jaringan2 ini untuk mencegah infeksi mempunyai 2 fungsi : 
 Menghancurkan agen penyerang dgn proses fagositosis 
 Membentuk antibodi dan limfosit yg disensitifkan (salah satu 
atau keduanya akan menghancurkan penyerang)
Jenis sel darah putih 
 Neutrofil (granulosit) merupakan sel matang berisi 
enzim yg dpt menyerang dan merusak bakteri dan 
virus bahkan yg ada dlm darah yg bersikulasi 
 Monosit (tak matang) mempunyai kesanggupan sgt 
kecil untuk melawan agen infeksi, tetapi setelah 
memasuki jaringan, mereka mulai membengkak, sgt 
banyak lisosom dan mitokondria dlm sitoplasma, sel 
ini dinamai makrofag ( merupakan bentuk matang 
monosit)
Limfosit, limfosit T bertanggung jawab dlm pembentukan limfosit yg 
memberikan kekebalan seluler (memberikan perlindungan terhadap 
infeksi virus dan bisa menemukan juga merusak sel kanker) dan 
limfosit B untuk pembentukan antibodiyg memberikan kekebalan 
humoral (membentuk sel-sel yg menghasilkan antibodi atau sel 
plasma) 
 Eosinofil (fagositosis lemah) menunjukkan kemotaksis. Mempunyai 
kecendrungan untuk berkumpul pd tempat reaksi antigen-antibodi 
didlm jaringan serta mempunyai kesanggupan khusus untuk 
menfagositosis dan mencernakan kompleks antigen-antibodi setelah 
proses kekebalan melakukan fungsinya. juga jmlh total eosinofil sgt 
meningkat dlm darah yg bersikulasi selama reaksi alergi, setelah 
penyuntikan protein asing dan selama infeksi parasit (eosinofil 
membantu menyingkirkan protein asing dari manapun sumbernya)
 Basofil. Sel ini mengeluarkan heparin 
kedalam darah, suatu zat yg dpt mencegah 
koagulasi darah. Basofil dalam sirkulasi darah 
sangat mirip dgn sel mast (tp tidak identik) 
juga melepaskan histamin maupun sejumlah 
kecil bradikin dan serotonin.
Respon imun 
 Semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, 
sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam 
lingkungan hidup 
Fungsi : Pertahanan, Homeostasis,Pengawasan 
 Dalam pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme  timbul respon imun. 
 Ada 2 macam RI, yaitu : 
1. RI Spesifik : deskriminasi self dan non self, memori, spesifisitas. 
2. RI non Spesifik : efektif untuk semua mikroorganisme
GAMBAR SISTEM IMUN
Sel-sel yang berperan dalam sistem imun / respon imun 
1. Sel B 
2. Sel T 
3. Makrofag 
4. Sel dentritik dan langerhans 
5. Sel NK 
Sebagai mediator : sitokin 
 Limfosit B 
- terdapat pada darah perifer (10  20%), sumsum tulang, jaringan limfoid 
perifer, lien, tonsil. 
- Adanya rangsangan  sel B, berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel 
plasma, yang mampu membentuk Ig : G, M, A, D, E
2. Limfosit T 
 Terdapat pada darah perifer (60  70 %), parakortek kel limfe, periarterioler 
lien. 
 Punya reseptor : T cell receptor (TCR), untuk mengikat Ag spesifik. 
 Mengekspresikan mol CD4, CD8 
3. Sel natural killer. 
 ~ sell null (non B non T) ok TCR (-), dan tak menghasilkan AB. 
 10  20 % limfosit perifer. 
 Mampu membuat lisis sel tumor. 
 Mengekspresikan CD16, CD56 pada permukaan . 
 Bentuk > besar dibanding sel B dan T, mempunyai granula azurofilik dalam 
sitoplasma : large granula limphocyt.
4. Sel dentritik dan langerhans. 
 Sel dentritik : pada jar limfoid. 
 Sel langerhans : pada epidermis. 
 Termasuk sel APC (antigen presenting cell) / sel penyaji. 
5. Sitokin. 
 Merupakan messenger molecule dalam sistem imun. 
 Regulasi RI perlu interaksi antara limfosit, monosit, sel radang, sel 
endotel  perlu mediator agar terjadi kontak antar sel. 
 Co : IL 1  17, IFN 留  , TNF, TGF.
4 KATEGORI SITOKIN : 
a. Mediator imunitas humoral, yang berfungsi sebagai 
pelindung terhadap inf. Virus (interveron), memicu RI non 
spesifik terhadap radang (IL -1, TNF 留, IL  8) 
b. Berhubungan dengan regulasi pertumbuhan, aktivasi dan 
deferensiasi limfosit (IL -2, IL -4, TGF  B) 
c. Mengaktifkan sel radang (IFN , TNF  留, IL -5, faktor 
penghambat migrasi) 
d. Merangsang hemopoisis (CSF, GM-CSF, IL -3, IL -7)
imunopatologi 
Kegagalan dari sistem imun : 
1. Rx hipersensitivitas : respon imun berlebihan. 
2. Imunodefisiensi : respon imun berkurang 
3. Autoimun : hilangnya toleransi diri : rx 
sistem imun terhadap Antigen jaringan sendiri 
(respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang 
disebabkan oleh hilangnya toleransi)
Sistem imun non-spesifik 
 Mekanisme fisiologik imunitas non-spesifik berupa 
komponen normal tubuh yang tidak memerlukan 
induksi oleh pajanan mikroba dari luar, meskipun 
jumlahnya dapat meningkat akibat infeksi (mis jumlah 
sel darah putih meningkat selama fase akut pada 
banyak penyakit) 
 Mekanisme ini tidak menunjukkan spesifisitas dan 
tidak tergantung atas pengenalan spesifik bahan 
asing
 Sistem imun non spesifik merupakan 
pertahanan tubuh terdepan dalam 
menghadapi serangan berbagai m.o oleh krn 
itu dpt memberikan respon langsung 
 Sistem imun spesifik membutuhkan waktu 
untuk mengenal antigen terlebih dahulu 
sebelum dapat memberikan responnya.
a. Determinan (faktor yg berpengaruh 
terhadap sistem imun non-spesifik) 
 Spesies 
 Faktor keturunan dan usia 
 Suhu 
 Pengaruh hormon 
 Faktor nutrisi 
 Flora bakteri normal
b. Pertahanan fisik/mekanik 
 Kulit, selaput lendir, silia saluran pernapasan, batuk dan 
bersin 
 Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel 
mukosa yang utuh tidak dapat ditembus kebanyakan 
mikroba 
 Kulit yang rusak oleh luka bakar dan selaput lendir yang 
rusak oleh asap rokok, akan meningkatkan resiko infeksi 
 Tekanan oksigen tinggi diparu bagian atas, membantu 
hidup kuman obligat aerob seperti tuberkulosis
c. Pertahanan biokimia 
 Kebanyakan m.o tidak dapat menembus kulit yang 
sehat 
 Bbrp m.o dapat masuk tubuh melalui kelenjar 
sebaseus dan folikel rambut 
 pH asam dari keringat dan sekresi sebaseus, berbagai 
asam lemak yang dilepas kulit mempunyai efek 
denaturasi protein membran sel kuman sehingga 
dapat mencegah infeksi melalui kulit
Gambar : Pertahanan non-fisik : fisik dan 
biokimia
d. Pertahanan humoral 
 Antibodi dan komplemen 
 Interferon 
 CRP (C-reactive protein)
1. Antibodi dan komplemen 
 Pertahanan humoral 
 Antibodi 
 Komplemen 
 Interferon 
 CRP 
 Serum normal dapat membunuh dan menghancurkan beberapa 
bakteri gram-negatif 
 Hal tersebut disebabkan oleh kerjasama antara antibodi dan 
komplemen,keduanya ditemukan dalam serum normal
 Antibodi dan komplemen dapat menghancurkan 
membran lapisan lipopolisakarida (LPS) dinding sel 
 Komplemen terdiri dari sejumlah besar protein yang 
bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap 
infeksi dan berperan dalam respon inflamasi 
 Komplemen diproduksi oleh hepatosit dan monosit 
dengan spektrum aktivitas yang luas 
 Komplemen dapat diaktifkan secara langsung oleh 
mikroba atau produknya (jalur alternatif dlm imunitas 
nonspesifik) atau oleh antibodi (jalur klasik dlm 
imunitas spesifik).
 Komplemen berperan sebagai opsonin yang 
meningkatkan fagositosis dan juga menimbulkan 
destruksi/lisis bakteri dan parasit 
 Komplemen dapat menghancurkan sel membran 
banyak bakteri 
 Komplemen dapat melepas bahan kemotaktik 
yang mengerahkan makrofag ke tempat bakteri 
 Komplemen dapat mengendap pada permukaan 
bakteri yang memudahkan makrofag untuk 
mengenal(opsonisasi) dan memakannya
Gambar fungsi komplemen
2. interferon 
 Interferon (IFN) adalah sitokin berupa 
glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel 
tubuh yang mengandung nukleus dan dilepas 
sebagai respons terhadap infeksi virus
Interferon dan sel nk
3. CRP 
 CRP merupakan salah satu contoh dari protein 
fase akut, termasuk golongan protein yang 
kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi 
akut
E. Pertahanan seluler 
 Fagosit 
 Makrofag 
 Sel NK dan large granular lymphocyte (LGL)
1. fagosit 
 Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat 
melakukan fagositosis, tetapi sel utama yang 
berperan dalam pertahanan non-spesifik 
adalah sel mononuklier (monosit dan 
makrofag) serta sel polimorfonuklier atau 
granulosit 
 Kedua sel tersebut tergolong fagosit dan 
berasal dari sel asal hemopoitek
 Fagositosis yang efektif pada invasi kuman dini akan 
dapat mencegah timbulnya infeksi 
 Dalam kerjanya, sel fagosit juga berinteraksi dengan 
komplemen dan sistem imun spesifik 
 Penghancuran kuman terjadi dlm beberapa tingkat : 
 Kemotaksis 
 Menangkap 
 Memakan (fagositosis) 
 Membunuh 
 mencerna
fagositosis
Fagositosis sel mikoplasma
 Kemotaksis adalah gerakan fagosit ke tempat infeksi 
sebagai respon terhadap berbagai faktor seperti 
produk bakteri dan faktor biokimia yang dilepas pada 
aktivasi komplemen 
 Jaringan yang rusak dan mati dapat pula melepas 
faktor kemotaktik 
 Antibodi seperti halnya dengan komplemen (C3b) 
dapat meningkatkan fagositosis (opsonisasi) 
 Antigen yang diikat antibodi akan lebih mudah dikenal 
oleh fagosit untuk kemudian dihancurkan
opsonisasi
 Fagosit mempunyai kemampuan intrinsik untuk 
mengikat mikroorganisme secara langsung 
 Ikatan tersebut lebih mudah terjadi bila bakteri 
berikatan dengan komplemen C3b (opsonin) 
 Bakteri yang tidak diikat komplemen, dapat diikat 
fagosit dengan bantuan antibodi (Ab) yang berfungsi 
sebagai jembatan yang mengikatkan bakteri dengan 
reseptor Fc pada fagosit 
 Bila ada antibodi bersama C3b, ikatan terjadi lebih 
kuat lagi
2. makrofag 
 Monosit ditemukan dalam sirkulasi, tetapi dlm jumlah yg lebih 
kurang dibanding neutrofil 
 Sel-sel tersebut bermigrasi kejaringan dan disana berdiferensiasi 
menjadi makrofag yang seterusnya hidup dlm jaringan 
 Sel kupffer adalah makrofag dalam hati, histiosit dalam jaringan ikat, 
makrofag alveoler di paru, sel glia di otak dan sel langerhans di kulit 
 Makrofag dpt hidup lama, mempunyai beberapa granul dan melepas 
berbagai bahan (lisozim, komplemen, interferon dan sitokin yg 
semuanya memberikan pertahan non-spesifik dan spesifik
3. Sel NK dan Large granular lymphocyte (LGL) 
 Sel natular killer (NK) sekitar 5-15% dari limfosit dlm 
sirkulasi dan 45% dari limfosit dlm jaringan 
 Morfologis merupakan limfosit dgn granul besar (LGL) 
 Cirinya mempunyai byk sekali sitoplasma, sedang 
limfosit mengandung sedikit sitoplasma 
 Sebagian besar sel LGL menunjukkan sifat sel NK
 Sistem imun spesifik humoral (limfosit B/ selB) 
 Sistem imun spesifik seluler (limfosit T/ sel T) 
 Sistem limfoid (jaringan/organ: limfosit, sel epitel dan 
stroma) 
 Sistem imun mukosa (Mucosal Associated Lymphoid 
Tissue / MALT) : jaringan mukosa sal napas bag atas, sal 
cerna, sal urogenital, kel mammae 
 Sistem imun kulit 
 Sistem limfatik 
 Lintas arus limfosit
Organ dan jaringan limfoid
Terima kasih

More Related Content

(1) sistem imun

  • 2. Sistem pertahanan tubuh Sistem khusus untuk melawan berbagai agen toksik dan infeksi, terdiri dari : Sel darah putih (leukosit) Sistem makrofag jaringan Jaringan limfoid Jaringan2 ini untuk mencegah infeksi mempunyai 2 fungsi : Menghancurkan agen penyerang dgn proses fagositosis Membentuk antibodi dan limfosit yg disensitifkan (salah satu atau keduanya akan menghancurkan penyerang)
  • 3. Jenis sel darah putih Neutrofil (granulosit) merupakan sel matang berisi enzim yg dpt menyerang dan merusak bakteri dan virus bahkan yg ada dlm darah yg bersikulasi Monosit (tak matang) mempunyai kesanggupan sgt kecil untuk melawan agen infeksi, tetapi setelah memasuki jaringan, mereka mulai membengkak, sgt banyak lisosom dan mitokondria dlm sitoplasma, sel ini dinamai makrofag ( merupakan bentuk matang monosit)
  • 4. Limfosit, limfosit T bertanggung jawab dlm pembentukan limfosit yg memberikan kekebalan seluler (memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan juga merusak sel kanker) dan limfosit B untuk pembentukan antibodiyg memberikan kekebalan humoral (membentuk sel-sel yg menghasilkan antibodi atau sel plasma) Eosinofil (fagositosis lemah) menunjukkan kemotaksis. Mempunyai kecendrungan untuk berkumpul pd tempat reaksi antigen-antibodi didlm jaringan serta mempunyai kesanggupan khusus untuk menfagositosis dan mencernakan kompleks antigen-antibodi setelah proses kekebalan melakukan fungsinya. juga jmlh total eosinofil sgt meningkat dlm darah yg bersikulasi selama reaksi alergi, setelah penyuntikan protein asing dan selama infeksi parasit (eosinofil membantu menyingkirkan protein asing dari manapun sumbernya)
  • 5. Basofil. Sel ini mengeluarkan heparin kedalam darah, suatu zat yg dpt mencegah koagulasi darah. Basofil dalam sirkulasi darah sangat mirip dgn sel mast (tp tidak identik) juga melepaskan histamin maupun sejumlah kecil bradikin dan serotonin.
  • 6. Respon imun Semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup Fungsi : Pertahanan, Homeostasis,Pengawasan Dalam pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme timbul respon imun. Ada 2 macam RI, yaitu : 1. RI Spesifik : deskriminasi self dan non self, memori, spesifisitas. 2. RI non Spesifik : efektif untuk semua mikroorganisme
  • 8. Sel-sel yang berperan dalam sistem imun / respon imun 1. Sel B 2. Sel T 3. Makrofag 4. Sel dentritik dan langerhans 5. Sel NK Sebagai mediator : sitokin Limfosit B - terdapat pada darah perifer (10 20%), sumsum tulang, jaringan limfoid perifer, lien, tonsil. - Adanya rangsangan sel B, berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma, yang mampu membentuk Ig : G, M, A, D, E
  • 9. 2. Limfosit T Terdapat pada darah perifer (60 70 %), parakortek kel limfe, periarterioler lien. Punya reseptor : T cell receptor (TCR), untuk mengikat Ag spesifik. Mengekspresikan mol CD4, CD8 3. Sel natural killer. ~ sell null (non B non T) ok TCR (-), dan tak menghasilkan AB. 10 20 % limfosit perifer. Mampu membuat lisis sel tumor. Mengekspresikan CD16, CD56 pada permukaan . Bentuk > besar dibanding sel B dan T, mempunyai granula azurofilik dalam sitoplasma : large granula limphocyt.
  • 10. 4. Sel dentritik dan langerhans. Sel dentritik : pada jar limfoid. Sel langerhans : pada epidermis. Termasuk sel APC (antigen presenting cell) / sel penyaji. 5. Sitokin. Merupakan messenger molecule dalam sistem imun. Regulasi RI perlu interaksi antara limfosit, monosit, sel radang, sel endotel perlu mediator agar terjadi kontak antar sel. Co : IL 1 17, IFN 留 , TNF, TGF.
  • 11. 4 KATEGORI SITOKIN : a. Mediator imunitas humoral, yang berfungsi sebagai pelindung terhadap inf. Virus (interveron), memicu RI non spesifik terhadap radang (IL -1, TNF 留, IL 8) b. Berhubungan dengan regulasi pertumbuhan, aktivasi dan deferensiasi limfosit (IL -2, IL -4, TGF B) c. Mengaktifkan sel radang (IFN , TNF 留, IL -5, faktor penghambat migrasi) d. Merangsang hemopoisis (CSF, GM-CSF, IL -3, IL -7)
  • 12. imunopatologi Kegagalan dari sistem imun : 1. Rx hipersensitivitas : respon imun berlebihan. 2. Imunodefisiensi : respon imun berkurang 3. Autoimun : hilangnya toleransi diri : rx sistem imun terhadap Antigen jaringan sendiri (respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang disebabkan oleh hilangnya toleransi)
  • 13. Sistem imun non-spesifik Mekanisme fisiologik imunitas non-spesifik berupa komponen normal tubuh yang tidak memerlukan induksi oleh pajanan mikroba dari luar, meskipun jumlahnya dapat meningkat akibat infeksi (mis jumlah sel darah putih meningkat selama fase akut pada banyak penyakit) Mekanisme ini tidak menunjukkan spesifisitas dan tidak tergantung atas pengenalan spesifik bahan asing
  • 14. Sistem imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai m.o oleh krn itu dpt memberikan respon langsung Sistem imun spesifik membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responnya.
  • 15. a. Determinan (faktor yg berpengaruh terhadap sistem imun non-spesifik) Spesies Faktor keturunan dan usia Suhu Pengaruh hormon Faktor nutrisi Flora bakteri normal
  • 16. b. Pertahanan fisik/mekanik Kulit, selaput lendir, silia saluran pernapasan, batuk dan bersin Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang utuh tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba Kulit yang rusak oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok, akan meningkatkan resiko infeksi Tekanan oksigen tinggi diparu bagian atas, membantu hidup kuman obligat aerob seperti tuberkulosis
  • 17. c. Pertahanan biokimia Kebanyakan m.o tidak dapat menembus kulit yang sehat Bbrp m.o dapat masuk tubuh melalui kelenjar sebaseus dan folikel rambut pH asam dari keringat dan sekresi sebaseus, berbagai asam lemak yang dilepas kulit mempunyai efek denaturasi protein membran sel kuman sehingga dapat mencegah infeksi melalui kulit
  • 18. Gambar : Pertahanan non-fisik : fisik dan biokimia
  • 19. d. Pertahanan humoral Antibodi dan komplemen Interferon CRP (C-reactive protein)
  • 20. 1. Antibodi dan komplemen Pertahanan humoral Antibodi Komplemen Interferon CRP Serum normal dapat membunuh dan menghancurkan beberapa bakteri gram-negatif Hal tersebut disebabkan oleh kerjasama antara antibodi dan komplemen,keduanya ditemukan dalam serum normal
  • 21. Antibodi dan komplemen dapat menghancurkan membran lapisan lipopolisakarida (LPS) dinding sel Komplemen terdiri dari sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respon inflamasi Komplemen diproduksi oleh hepatosit dan monosit dengan spektrum aktivitas yang luas Komplemen dapat diaktifkan secara langsung oleh mikroba atau produknya (jalur alternatif dlm imunitas nonspesifik) atau oleh antibodi (jalur klasik dlm imunitas spesifik).
  • 22. Komplemen berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis dan juga menimbulkan destruksi/lisis bakteri dan parasit Komplemen dapat menghancurkan sel membran banyak bakteri Komplemen dapat melepas bahan kemotaktik yang mengerahkan makrofag ke tempat bakteri Komplemen dapat mengendap pada permukaan bakteri yang memudahkan makrofag untuk mengenal(opsonisasi) dan memakannya
  • 24. 2. interferon Interferon (IFN) adalah sitokin berupa glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus
  • 26. 3. CRP CRP merupakan salah satu contoh dari protein fase akut, termasuk golongan protein yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut
  • 27. E. Pertahanan seluler Fagosit Makrofag Sel NK dan large granular lymphocyte (LGL)
  • 28. 1. fagosit Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis, tetapi sel utama yang berperan dalam pertahanan non-spesifik adalah sel mononuklier (monosit dan makrofag) serta sel polimorfonuklier atau granulosit Kedua sel tersebut tergolong fagosit dan berasal dari sel asal hemopoitek
  • 29. Fagositosis yang efektif pada invasi kuman dini akan dapat mencegah timbulnya infeksi Dalam kerjanya, sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik Penghancuran kuman terjadi dlm beberapa tingkat : Kemotaksis Menangkap Memakan (fagositosis) Membunuh mencerna
  • 32. Kemotaksis adalah gerakan fagosit ke tempat infeksi sebagai respon terhadap berbagai faktor seperti produk bakteri dan faktor biokimia yang dilepas pada aktivasi komplemen Jaringan yang rusak dan mati dapat pula melepas faktor kemotaktik Antibodi seperti halnya dengan komplemen (C3b) dapat meningkatkan fagositosis (opsonisasi) Antigen yang diikat antibodi akan lebih mudah dikenal oleh fagosit untuk kemudian dihancurkan
  • 34. Fagosit mempunyai kemampuan intrinsik untuk mengikat mikroorganisme secara langsung Ikatan tersebut lebih mudah terjadi bila bakteri berikatan dengan komplemen C3b (opsonin) Bakteri yang tidak diikat komplemen, dapat diikat fagosit dengan bantuan antibodi (Ab) yang berfungsi sebagai jembatan yang mengikatkan bakteri dengan reseptor Fc pada fagosit Bila ada antibodi bersama C3b, ikatan terjadi lebih kuat lagi
  • 35. 2. makrofag Monosit ditemukan dalam sirkulasi, tetapi dlm jumlah yg lebih kurang dibanding neutrofil Sel-sel tersebut bermigrasi kejaringan dan disana berdiferensiasi menjadi makrofag yang seterusnya hidup dlm jaringan Sel kupffer adalah makrofag dalam hati, histiosit dalam jaringan ikat, makrofag alveoler di paru, sel glia di otak dan sel langerhans di kulit Makrofag dpt hidup lama, mempunyai beberapa granul dan melepas berbagai bahan (lisozim, komplemen, interferon dan sitokin yg semuanya memberikan pertahan non-spesifik dan spesifik
  • 36. 3. Sel NK dan Large granular lymphocyte (LGL) Sel natular killer (NK) sekitar 5-15% dari limfosit dlm sirkulasi dan 45% dari limfosit dlm jaringan Morfologis merupakan limfosit dgn granul besar (LGL) Cirinya mempunyai byk sekali sitoplasma, sedang limfosit mengandung sedikit sitoplasma Sebagian besar sel LGL menunjukkan sifat sel NK
  • 37. Sistem imun spesifik humoral (limfosit B/ selB) Sistem imun spesifik seluler (limfosit T/ sel T) Sistem limfoid (jaringan/organ: limfosit, sel epitel dan stroma) Sistem imun mukosa (Mucosal Associated Lymphoid Tissue / MALT) : jaringan mukosa sal napas bag atas, sal cerna, sal urogenital, kel mammae Sistem imun kulit Sistem limfatik Lintas arus limfosit