Analisis gravimetri melibatkan pemisahan komponen yang akan ditentukan dari sampel, pengendapannya, dan penimbangan endapan untuk menghitung kadar komponen tersebut berdasarkan beratnya. Metode ini memerlukan endapan yang mudah terbentuk dan disaring serta stabil.
1 of 42
Downloaded 276 times
More Related Content
10 gravimetri
1. GRAVIMETRI
• Analisis gravimetri merupakan salah satu
metode analisis kuantitatif dengan
penimbangan.
• Tahap awal analisis gravimetri adalah
pemisahan komponen yang ingin
diketahui dari komponen-komponen lain
yang terdapat dalam suatu sampel
kemudian dilakukan pengendapan.
2. • Pengukuran dalam metode gravimetri adalah
dengan penimbangan, banyaknya komponen
yang dianalisis ditentukan dari hubungan
antara berat sampel yang hendak dianalisis,
massa atom relatif, massa molekul relatif dan
berat endapan hasil reaksi.
3. • Persyaratan pd analisa gravimetri:
1.Zat yg ditentukan hrs dpt diendapkan secara
terhitung (99%)
2.Endapan yg terbentuk hrs cukup murnidan
dapat diperoleh dlm bentuk yg cocok untuk
pengolahan selanjutnya.
4. • Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan
cara pengendapan, penguapan dan
elektrolisis.
1. Metode Pengendapan
sampel yg akan ditentukan dg gravimetri
ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam
pelarut tertentu kemudian diendapkan
kembali dengan reagen tertentu. Senyawa
yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu
memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa
mengendap kembali dan dapat dianalisis
dengan cara menimbang.
5. • Endapan yang terbentuk harus berukuran
lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring
(kertas saring), kemudian endapan tersebut
dicuci dengan larutan elektrolit yang
mengandung ion sejenis dengan ion endapan.
6. • Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor
yang terdapat dipermukaan endapan dan
memaksimalkan endapan. Endapan yang
terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130
derajat celcius atau dipijarkan sampai suhu
800 derajat celcius tergantung suhu
dekomposisi dari analit.
7. • Pengendapan kation misalnya, pengendapan
sebagai garam sulfida, pengendapan perak
dengan klorida atau logam hidroksida dengan
mengatur pH larutan. Penambahan reagen
dilakukan secara berlebihan untuk
memperkecil kelarutan produk yang
diinginkan.
aA +rR ———-> AaRr(s)
Penambahan reagen R secara berlebihan akan
memaksimalkan produk AaRr yang terbentuk.
8. • 2. Metode Penguapan
digunakan untuk menetapkan komponen-
komponen dari suatu senyawa yang relatif
mudah menguap.
• Cara yang dilakukan dalam metode ini dengan
cara pemanasan dalam gas tertentu atau
penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga
komponen yang tidak diinginkan mudah
menguap atau penambahan suatu pereaksi
tertentu sehingga komponen yang diinginkan
tidak mudah menguap.
9. • Metode penguapan ini dapat digunakan untuk
menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu
senyawa atau kadar air dalam suatu sampel
basah.
10. • Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan
berat senyawa dan berat air kristal yang
menguap. Pemanasan untuk menguapkan air
kristal adalah 110-130 derajat celcius, garam-
garam anorganik banyak yang bersifat
higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar
hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.
11. • 3. Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara
mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi
endapan logam.
• Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrik dengan besar
tertentu dalam waktu tertentu maka akan
terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan
bilangan oksidasi 0.
12. • Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat
ditentukan berdasarkan beratnya, misalnya
mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu
sampel cair dengan cara mereduksi. Cara
elektrolisis ini dapat diberlakukan pada
sampel yang diduga mengandung kadar logam
terlarut cukup besar seperti air limbah.
13. • Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila
kadar analit yang terdapat dalam sampel
relatif besar sehingga dapat diendapkan dan
ditimbang. Apabila kadar analit dalam sampel
hanya berupa unsurpelarut, maka metode
gravimetri tidak mendapat hasil yang teliti.
14. Kinerja Metode Gravimetri
• Relatif lambat
• Memerlukan sedikit peralatan ⇒ Neraca dan oven
• Tidak memerlukan kalibrasi ⇒ Hasil didasarkan
pada berat molekul
• Akurasi 1-2 bagian per seribu
• Sensitivitas: analit > 1%
• Selektivitas: tidak terlalu spesifik
15. • Soluble dan insoluble
• Bila suatu zat yg mudah larut (soluble)
• Sukar larut (insoluble)
17. • PENYIAPAN LARUTAN
• pH sangat berpengaruh pada kelarutan
endapan
• CaC2O4 insoluble pada pH >
• C2O4 membentuk asam lemah pada pH<
• 8-hidroksikuinolin (oksin) mengendapkan
sejumlah besar unsur, tetapi dengan
• pengontrolan pH, unsur-unsur dapat
diendapkan secara selektif
18. PENGENDAPAN
• ENDAPAN YANG DIKEHENDAKI:
1. Mudah disaring dan dibersihkan dari
pengotor
2. Memiliki kelarutan cukup rendah sehingga
tidak ada analit yang terbuang pada saat
penyaringan dan pencucian
3. Tidak reaktif terhadap udara
4. Setelah dikeringkan atau dibakar,
menghasilkan produk yang diketahui
komposisinya
19. • AGEN PENGENDAP
• Agen pengendap spesifik: bereaksi hanya
dengan satu spesi kimia (jarang)
• Agen pengendap selektif: bereaksi dengan
spesi tertentu
20. • UKURAN PARTIKEL
• Endapan yang dapat disaring harus memiliki
ukuran partikel yang cukup besar
21. • Von Weimarn menemukan bahwa ukuran
partikel endapan berbanding terbalik dengan
kelewatjenuhan relatif dari larutan.
RELATIVE SUPERSATURATION= Q-S
S
22. Dimana:
• Q = konsentrasi spesi
• S = kesetimbangan kelarutan
• RSS dapat digunakan untuk memperkirakan/
mengontrol endapan yang terbentuk
• Jika RSS >> endapan berbentuk koloid
• Jika RSS << endapan berbentuk kristalin
23. • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UKURAN
ENDAPAN
• Untuk memperoleh endapan yang besar
• RSS<< S↑ DAN Q↓
24. • S↑ suhu ditingkatkan (pemanasan larutan)
• pH rendah
• Q↓ pengendapan dari larutan encer,
• penambahan reagen sedikit demi sedikit
disertai pengadukan
25. • MEKANISME PEMBENTUKAN ENDAPAN
• Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya
larutan lewat jenuh (super saturated
solution).
• Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom atau
molekul) membentuk inti mikroskopik dari fasa
padat, semakin tinggi derajat lewat jenuh,
semakin besar laju nukleasi. Pembentukan
nukleasi dapat secara langsung atau dengan
induksi
27. Proses pengendapan selanjutnya merupakan
kompetisi antara nukleasi dan PARTICLE
GROWTH
PARTICLE GROWTH: Begitu suatu situs
nukleasi terbentuk, ion-ion lain tertarik
sehingga membentuk partikel besar yang
dapat disaring
29. • Pada awalnya hanya terdapat sangat sedikit Cl-
bebas di dalam larutan disebabkan Ag+
berlebih
• Lapisan terluar dari endapan yang
mengandung kedua ion cenderung untuk
menarik Ag+ ke lapisan primer
30. Ukuran koloid dapat ditingkatkan dg pemanasan,
pengadukan dan penambahan elektrolit
Proses merubah koloid sehingga dapat disaring
disebut koagulasi atau aglomerasi
31. Koagulasi
Beberapa koloid bila berkoagulasi, mengangkut turun sejumlah
besar air menghasilkan
endapan mirip selai / gel.
Liofilik/hidrofilik/emulsoid: koloid yg mempunyai afinitas kuat
terhadap pelarut/air
contoh: Fe(OH)3
liofobik/suspensoid: koloid yg mempunyai afinitas terhadap
pelarut/air rendah,
contoh: AgCl
32. • Suspensi koloid stabil karena partikelnya bermuatan
sama
• Muatan tersebut dihasilkan dari kation atau anion
yang terikat ke permukaan partikel
• proses yg dinamakan adsorpsi
• NaCl ditambahkan pada larutan AgNO3 maka AgCl
yang terbentuk bermuatan positip
• (adanya ion Ag+ berlebih dalam larutan).
• Muatan akan berubah negatip bila NaCl ditambahkan
terus ke dalam larutan
• Lapisan adsorpsi primer dan lapisan counter-ion
membentuk electric double layer yg
• menstabilisasi koloid
• Ag+ Cl-
33. • Dua pendekatan yang biasa dipakai agar
koloid berkoagulasi:
1. Pemanasan disertai pengadukan secara nyata
menurunkan jumlah ion yang terabsorb
per partikel mengurangi ukuran lapisan
counter ion, shg memudahkan partikel untuk
berdekatan. Pemanasan mengakibatkan
berkurangnya jumlah ion yg teradsorpsi
mengurangi double layer
34. 2. Meningkatkan konsentrasi elektrolit larutan
senyawa ionik yang tidak mengganggu
dapat ditambahkan ke dalam larutan. Hal ini
dapat menetralisasikan partikel.
PENAMBAHAN ELEKTROLIT YG SESUAI AKAN
MENGURANGI DOUBLE LAYER
35. • KOPRESIPITASI
• Fenomena dimana senyawa soluble ikut
mengendap bersama dengan analit (senyawa
• tersebut bukanlah merupakan material yang
seharusnya mengendap)
• Contoh: H2SO4 ditambahkan pada BaCl2 yang
mengandung sedikit nitrat, ternyata endapan
BaSO4 mengandung BaNO3 (nitrat itu
dikopresipitasikan bersama dengan sulfatnya)
36. Perhitungan gravimetri:
• Setelah sampel berisi analit yang dikehendaki
diperoleh, lakukan penimbangan
• Tahap berikutnya, merubah sampel ke bentuk
yang dapat ditimbang (dalam hal ini:
• endapan)
• Bila endapan yang didapat adalah analit yang
dikehendaki maka
• % Analit = (berat Analit / berat sampel) x 100 %
Biasanya endapan yang didapat mengandung
analit bersama dengan unsur lain. Untuk itu,
• berat analit ditentukan dengan faktor gravimetri
38. • Perhitungan Stoikhiometri
Contoh soal:
1) berapa mol atau milimol yang terkandung
dalam 2 gram asam benzoat murni (122,1
g/mol) ?
• jawab:
untuk memudahkan, asam benzoat dinotasikan
sebagai HBz
39. 2) berapa gram Na+ ( 22,99 g/mol) terkandung
dalam 25 g Na2SO4 (142,0 g /mol)
jawab: dari rumus kimianya terlihat bahwa
setiap mol Na2SO4 terkandung 2 mol Na+.
g Na+ = 8,10 g
40. 1) berapa gram Na+ ( 22,99 g/mol) terkandung
dalam 25 g Na2SO4 (142,0 g /mol)
2) berapa mol atau milimol yang terkandung
dalam 2 gram asam benzoat murni (122,1
g/mol) ?
41. 3. Suatu sampel senyawa ionik seberat 0,5662 g
yang mengandung ion klorida dilarutkan
dalam air dan ditambahkan AgNO3 berlebih.
Bila berat endapan dr Cl yang terbentuk
adalah 1,0882 g, hitung persen berat Cl dalam
sampel.