Dokumen tersebut membahas pentingnya pengorganisasian proses pemetarencanaan secara kolaboratif antar berbagai organisasi. Esensinya adalah membentuk tim kecil yang independen, memberikan waktu yang cukup untuk proses pembentukan, dan memelihara komunikasi antar pertemuan untuk mempertahankan kontinuitas dan keterlibatan partisipan.
2. SARAN UMUM Melembagakan proses pemetarencanaan dalam keseluruhan organisasi/korporasi (agar menjadi bagian budaya perusahaan). Ini setidaknya mengandung esensi penting berikut: Petarencana yang dihasilkan mencerminkan maksud dan komitmen bersama atas keseluruhan aspek teknologi dalam strategi bisnis/organisasi. Petarencana merupakan alat komunikasi antar elemen dalam organisasi. Pemetarencanaan merupakan suatu proses pembelajaran bagi setiap organisasi. Membakukan (standarisasi) model perencanaan yang dinilai paling sesuai untuk masing-masing organisasi. Dalam kaitan ini, pemetarencanaan perlu dipandang secara keseluruhan sebagai proses membuat, mengkomunikasikan dan menggunakan secara aktif petarencana.
3. SARAN UMUM (lanjutan) Suatu petarencana merupakan dokumen yang “hidup” dan akan terus berkembang sejalan dengan perubahan kondisi/lingkungannya. Karenanya perlu dikembangkan/ diperkuat kerangka iteratif dan pemahaman ulang tentang perubahan teknologi dan bisnis. Pemetarencanaan merupakan suatu proses terpadu yang menghimpun beragam perspektif organisasi (seperti pemasaran, produksi, keuangan dan lainnya) untuk mengatasi persoalan peramalan, perencanaan, dan pengendalian teknologi, serta mencerminkan suatu proses komunikasi yang menyelaraskan organisasi. Organisasi perlu mengembangkan tatanan dan pengorganisasin yang kondusif bagi penciptaan dan pengembangan keterpaduan antara kompetensi inti (core competencies) , bisnis, dan perkembangan teknologi.
4. ARSITEKTUR INOVASI GENERIK Pasar Fungsi Inti Domain Pengetahuan (Knowledge Domains) Paket Kinerja (Performance Packages) Produk, Modul, Layanan “ Arsitektur Strategik” Arsitektur Pengetahuan Arsitektur Inovasi Sumber : Diadopsi dari Bucher (2002).
5. BEBERAPA JENIS ARSITEKTUR INOVASI Knowledge Generator Knowledge Integrator Knowledge Combinator Contoh: Manufaktur Biosensor Contoh: Produsen Mobil Contoh: Perusahaan Farmasi Sumber : Diadopsi dari Bucher (2002).
6. PEMAHAMAN KERANGKA INOVASI Kerangka tersebut mempunyai arti bahwa: Keseluruhan entitas arsitektur inovasi diletakkan sejalan dengan arah strategis organisasi/perusahaan. Arsitektur inovasi mengilustrasikan bagaimana suatu inovasi produk dikembangkan/ dihasilkan dari basis pengetahuan yang melandasinya. Arsitektur inovasi mengilustrasikan ketergantungan antara perspektif jangka panjang (pengembangan dan integrasi basis pengetahuan baru dan bidang-bidang teknologi) dengan perspektif jangka pendek atau menengah (pengembangan produk dan optimalisasi).
7. PENURUNAN PROSES INOVASI INTI DARI ARSITEKTUR INOVASI Proses Inovasi A mis. Pengarahan Inovasi Proses Inovasi B mis. Pengembangan produk Proses Inovasi C mis. Akuisisi dan Adaptasi Teknologi Integrasi Vertikal Integrasi Horizontal Sumber : Bucher (2002). Sub- proses F E D C B Sub-proses A Sub- proses B Sub- proses C Sub- proses D Sub- proses E Proyek-proyek Ventura
8. PENURUNAN ORGANISASI INOVASI DARI ARSITEKTUR INOVASI Pengarahan Inovasi Divisi Litbang Pusat Pasokan Negara A Negara B P Akuisisi dan Adaptasi Teknologi Pengembangan Produk Proyek-proyek Ventura Anggota Tim Tambahan Mitra Pengembangan Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Bucher (2002).
9. ILUSTRASI SUATU PENGORGANISASIAN TIM PEMETARENCANAAN ORGANISASI INDIVIDUAL Pemasaran Manufaktur SDM Keuangan Divisi / Unit Tanggung Jawab Proyek Tanggung Jawab Fungsional Ketua Tim A B Anggota Tim
10. PENGORGANISASIAN KOLABORATIF Pengorganisasian pemetarencanaan yang baik dimulai sejak awal. Esensinya, pengorganisasian pemetarencanaan perlu memastikan bahwa “tim” (baik individual maupun kolaboratif) yang bersepakat melaksanakan pemetarencanaan “melakukan hal yang tepat” (doing the right things) dan “melaksanakannya dengan cara yang tepat” (doing things right) . Kembali ditekankan di sini bahwa di tahap awal perlu diperjelas terutama tentang: Apa yang ingin dicapai? (tujuan) Bagaimana mengorganisasikan prosesnya? (tim inti, metode pelaksanaan, kelompok/ gugus tugas, dan sebagainya) Bagaimana mengorganisasikan petarencana? (format, hierarki, tahapan dan keterkaitan) Untuk elemen mana dibutuhkan petarencana? (karakteristik industri, produk, hierarki dan lainnya) Bagaimana memastikan tindak lanjut? (komitmen manajemen, tim inti, sumber daya, dan lainnya).
11. PENGORGANISASIAN PROSES Pengorganisasian proses terutama perlu mempertimbangkan: Komitmen manajemen dari organisasi/pihak yang terlibat Pengorganisasian workshop lintas organisasi dan fungsi Pengorganisasian tim proyek (gugus tugas), wawancara, survei dan/atau kegiatan lain Penentuan pimpinan tim/kelompok (gugus tugas) Dukungan fasilitator Pembakuan format untuk kemudahan komunikasi Penentuan hubungan antar petarencana (hierarki dan keterkaitan) Penentuan metode dan alat kerja pendukung.
12. ILUSTRASI SUATU SUSUNAN ORGANISASI TIM PEMETARENCANAAN KOBALORATIF Perusahaan Asosiasi Perguruan Tinggi Institusi Pemerintah Kolaborasi Pemetarencanaan Beragam Organisasi Tanggung Jawab Proyek Pemetarencanaan Tanggung Jawab Organisasi Individual Ketua Tim Anggota Tim
13. ILUSTRASI PENGORGANISASIAN PEMETARENCANAAN KOBALORATIF Asosiasi Bisnis Asosiasi Profesi SIAPA APA & BAGAIMANA MENGAPA Industri Pasar Konsumen Tahap/Fase I Tahap/Fase II Tahap/Fase III Teridentifikasinya permintan pasar Teridentifikasinya teknologi yang sangat penting Investasi litbang yang terarah Menurunnya risiko pasar dan investasi Kemitraan Meningkatnya daya saing Pengaruh pada kebijakan, program dan regulasi pemerintah Inovasi Meningkatnya pengetahuan Pertumbuhan produktivitas Teridentifikasinya kesenjangan sumber daya manusia dan keterampilan Manfaat yang Diharapkan Prakarsa Pemetarencanaan Iterasi Periodik Difasilitasi oleh : Pemrakarsa, atau Fasilitator Potensial lain : Lembaga Pemerintah, Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, Asosiasi, Konsultan Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang Stakeholder Kunci Partisipan Swasta, termasuk: Suppliers Manufacturers End Users Lembaga Pemerintah Produk Proses Organisasi Teknologi Litbang Kapabilitas Tindakan pengembangan, komersialisasi dan alih teknologi Evaluasi periodik, perbaikan, dan adopsi kulrural
14. Contoh Organisasi Pemetarencanaan Kolaboratif: Gen IV Overall Roadmap Organization Generation IV International Forum (GIF) Near-Term Deployment Group (NTDG) Argentina Brazil Canada France Japan S. Africa Korea UK US DOE-NE Tim Integrasi Petarencana Metodologi Evaluasi Water-Cooled Reactors Gas-Cooled Liquid Metal-Cooled Non-Classical Concepts Kelompok Kerja Teknis: NERAC GEN IV Roadmap NERAC Subcommittee (GRNS) Komunitas Teknis Industri Universitas Lab. Nasional Kelompok Internasional Sumber : Dixon (2003).
15. SARAN DALAM PENGORGANISASIAN KOLABORATIF Membentuk tim berukuran cukup kecil dan independen; Memberikan “waktu” yang memadai: Berikan waktu yang cukup untuk setiap kelompok melalui tahapan proses formatif Rancang petarencana dengan memperhitungkan agar: Memberikan kesempatan penyelesaian tugas awal Menentukan deadline penyelesaian Memberikan kesempatan kelompok untuk membentuk diri Memberikan “ruang gerak”: Sebaiknya gunakan lokasi off-site untuk pertemuan-pertemuan pemetarencanaan Setiap pertemuan sebaiknya cukup “lama” bagi terbentuknya “pemahaman” Tingkatkan pemahaman dengan memastikan bahwa mereka harus menunjukkan kinerja
16. SARAN DALAM PENGORGANISASIAN KOLABORATIF Merencanakan serangkaian pertemuan: Rangkaian waktu pertemuan sebaiknya cukup berjauhan untuk memberikan kesempatan penyelesaian tugas di antaranya namun cukup dekat untuk memberikan kontinuitas Setelah pertemuan pertama, sebaiknya isi waktu antar pertemuan dengan tetap memelihara komunikasi. Memelihara komunikasi: Pelihara kontak (misalnya mailing list ) Kirim perkembangan mutakhir Rancang kesempatan pertemuan ulang Jaga agar partisipan tetap peduli dan merasa terlibat Memelihara pemutakhiran: Lakukan pemutakhiran secara periodik Gunakan pemutakhiran sebagai kesempatan untuk merevitalisasi komunitas.