Sejarah perekonomian Indonesia dibagi menjadi empat masa yaitu Orde Lama, Orde Baru, Transisi, dan Reformasi. Masa Orde Lama mengalami pertumbuhan ekonomi rendah akibat gejolak politik. Masa Orde Baru mengalami pertumbuhan tinggi melalui stabilisasi ekonomi dan terbukanya sistem pasar. Krisis keuangan 1997 memasuki masa Transisi dimana Indonesia meminta bantuan IMF. Presiden Soeharto mundur dan diganti oleh Habibie.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merangkum perjalanan ekonomi Indonesia dari tahun 1945 hingga 2017 melalui infografik panjang 17,25 meter.
2. Perekonomian Indonesia mengalami berbagai fase di bawah kepemimpinan tujuh presiden, masing-masing dengan tantangan tersendiri.
3. Era Soekarno mengalami tiga fase ekonomi yaitu penataan pasca-kemerdekaan, penguatan ekonomi melal
(1) GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIABakhrul Ulum
油
Dokumen tersebut merangkum kondisi ekonomi Indonesia sejak masa kemerdekaan hingga reformasi. Perekonomian awal kemerdekaan tidak stabil karena politik yang tidak berjalan dengan baik. Orde Baru membawa pembangunan yang membuahkan pertumbuhan ekonomi tinggi namun menimbulkan hutang besar. Krisis ekonomi 1997 mengakhiri Orde Baru dan menyebabkan resesi parah sampai masa reformasi.
Dokumen tersebut memberikan gambaran umum perekonomian Indonesia yang dibagi menjadi 3 masa, yaitu masa kolonial, masa kemerdekaan, dan masa pembangunan ekonomi. Pada masa kolonial, perekonomian diarahkan untuk kepentingan Belanda dengan sistem dualisme. Pada masa kemerdekaan terjadi masalah ekonomi akibat perang kemerdekaan dan politik. Pada masa Orde Baru, pemerintah berupaya menstabilkan dan mere
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Keadaan ekonomi Indonesia sejak masa Orde Lama hingga Orde Baru diwarnai naik turunnya stabilitas politik dan ekonomi
2) Orde Baru berhasil membangun Indonesia melalui program pembangunan jangka panjang, namun mengalami kemunduran di akhir pemerintahan akibat krisis ekonomi dan politik
3) Krisis ekonomi 1997 mengakibatkan runtuhnya Orde Baru setelah 32 tahun
Dokumen tersebut merangkum gambaran umum perekonomian Indonesia dari masa sebelum kemerdekaan hingga masa Orde Baru. Perekonomian Indonesia sebelum 1966 kurang berkembang dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang fluktuatif serta banyaknya nasionalisasi perusahaan asing. Setelah 1966, perekonomian mulai stabil berkat program-program pembangunan jangka pendek dan panjang seperti REPELITA yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan
Periode sejarah perekonomian Indonesia terbagi menjadi empat yaitu Orde Lama, Orde Baru, Transisi, dan Reformasi. Perekonomian selama Orde Lama buruk karena kerusakan infrastruktur, sedangkan Orde Baru mengalami pertumbuhan pesat meski ada korupsi. Krisis ekonomi 1997 memicu transisi kekuasaan dan reformasi dengan berbagai upaya stabilisasi dan perbaikan iklim investasi di bawah pemerintahan SBY.
Histo analisis pembangunan ekonomi pada masa orde baru dibawah rezim soehartoSejarah Akademika
油
Pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru di bawah rezim Soeharto didasarkan pada teori Rostow dan dilaksanakan melalui program Pelita lima tahunan. Pelita I-V menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dengan peningkatan produksi pertanian dan industri serta infrastruktur. Pembangunan ini mendorong perkembangan ekonomi Indonesia melalui tahap-tahap yang ditetapkan teori Rostow mulai dari masyarakat trad
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sejarah ekonomi Indonesia pada berbagai masa, yaitu Orde Lama, Orde Baru, masa transisi, dan masa reformasi. Pada Orde Lama, perekonomian sangat terpuruk dengan tingginya inflasi dan defisit, sementara pada Orde Baru terjadi peningkatan kinerja ekonomi melalui program pembangunan dan deregulasi. Krisis moneter pada masa transisi menyebabkan dampak buruk bagi perekonomian, nam
Dokumen tersebut merangkum sejarah perekonomian Indonesia sejak masa kolonial hingga masa reformasi. Mencakup periode sebelum kemerdekaan di bawah penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang; masa Orde Lama dan Baru; serta masa reformasi saat ini. Terdapat upaya-upaya untuk mengatasi krisis ekonomi melalui berbagai program pemerintah pada setiap masanya.
Ppt gambaran dasar perekonomian indonesiaR Anggara
油
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum perekonomian Indonesia, mulai dari masa Orde Lama hingga masa Reformasi serta tantangan dan solusi yang dihadapi perekonomian Indonesia.
Dokumen tersebut membahas sistem ekonomi Indonesia, mulai dari unsur-unsur penting sistem ekonomi menurut para ahli, jenis-jenis sistem ekonomi di dunia, dan perjalanan sistem ekonomi Indonesia sejak Orde Lama hingga Reformasi. Sistem ekonomi Indonesia menganut paham ekonomi kerakyatan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, meskipun sempat mengalami berbagai masa seperti demokrasi terpimpin, orde baru, krisis e
Dokumen tersebut merangkum sejarah ekonomi Indonesia dari masa pra-kolonial hingga masa reformasi dengan fokus pada dinamika perekonomian di setiap periode sejarah. Mulai dari masa kerajaan tradisional yang berbasis pertanian dan perdagangan, masuknya penjajahan asing seperti Portugal, Belanda, Jepang hingga masa kemerdekaan dan reformasi dengan berbagai kebijakan ekonomi pemerintah.
A carta reconhece que a vida traz alegrias e tristezas inesperadas, mas que a amizade verdadeira permanece atrav辿s do tempo e da dist但ncia, oferecendo apoio quando necess叩rio. A autora deseja um Feliz Natal para a amiga Marili e sua fam鱈lia, celebrando a import但ncia duradoura de sua amizade.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Menguraikan sejarah sistem ekonomi di Indonesia mulai dari zaman kolonial hingga masa kemerdekaan
2. Sistem ekonomi yang diterapkan berubah sesuai dengan kondisi politik dan ekonomi pada masing-masing periode
3. Perekonomian Indonesia mengalami berbagai tantangan sejak dari masa kolonial hingga pasca kemerdekaan
(1) GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIABakhrul Ulum
油
Dokumen tersebut merangkum kondisi ekonomi Indonesia sejak masa kemerdekaan hingga reformasi. Perekonomian awal kemerdekaan tidak stabil karena politik yang tidak berjalan dengan baik. Orde Baru membawa pembangunan yang membuahkan pertumbuhan ekonomi tinggi namun menimbulkan hutang besar. Krisis ekonomi 1997 mengakhiri Orde Baru dan menyebabkan resesi parah sampai masa reformasi.
Dokumen tersebut memberikan gambaran umum perekonomian Indonesia yang dibagi menjadi 3 masa, yaitu masa kolonial, masa kemerdekaan, dan masa pembangunan ekonomi. Pada masa kolonial, perekonomian diarahkan untuk kepentingan Belanda dengan sistem dualisme. Pada masa kemerdekaan terjadi masalah ekonomi akibat perang kemerdekaan dan politik. Pada masa Orde Baru, pemerintah berupaya menstabilkan dan mere
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Keadaan ekonomi Indonesia sejak masa Orde Lama hingga Orde Baru diwarnai naik turunnya stabilitas politik dan ekonomi
2) Orde Baru berhasil membangun Indonesia melalui program pembangunan jangka panjang, namun mengalami kemunduran di akhir pemerintahan akibat krisis ekonomi dan politik
3) Krisis ekonomi 1997 mengakibatkan runtuhnya Orde Baru setelah 32 tahun
Dokumen tersebut merangkum gambaran umum perekonomian Indonesia dari masa sebelum kemerdekaan hingga masa Orde Baru. Perekonomian Indonesia sebelum 1966 kurang berkembang dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang fluktuatif serta banyaknya nasionalisasi perusahaan asing. Setelah 1966, perekonomian mulai stabil berkat program-program pembangunan jangka pendek dan panjang seperti REPELITA yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan
Periode sejarah perekonomian Indonesia terbagi menjadi empat yaitu Orde Lama, Orde Baru, Transisi, dan Reformasi. Perekonomian selama Orde Lama buruk karena kerusakan infrastruktur, sedangkan Orde Baru mengalami pertumbuhan pesat meski ada korupsi. Krisis ekonomi 1997 memicu transisi kekuasaan dan reformasi dengan berbagai upaya stabilisasi dan perbaikan iklim investasi di bawah pemerintahan SBY.
Histo analisis pembangunan ekonomi pada masa orde baru dibawah rezim soehartoSejarah Akademika
油
Pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru di bawah rezim Soeharto didasarkan pada teori Rostow dan dilaksanakan melalui program Pelita lima tahunan. Pelita I-V menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dengan peningkatan produksi pertanian dan industri serta infrastruktur. Pembangunan ini mendorong perkembangan ekonomi Indonesia melalui tahap-tahap yang ditetapkan teori Rostow mulai dari masyarakat trad
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sejarah ekonomi Indonesia pada berbagai masa, yaitu Orde Lama, Orde Baru, masa transisi, dan masa reformasi. Pada Orde Lama, perekonomian sangat terpuruk dengan tingginya inflasi dan defisit, sementara pada Orde Baru terjadi peningkatan kinerja ekonomi melalui program pembangunan dan deregulasi. Krisis moneter pada masa transisi menyebabkan dampak buruk bagi perekonomian, nam
Dokumen tersebut merangkum sejarah perekonomian Indonesia sejak masa kolonial hingga masa reformasi. Mencakup periode sebelum kemerdekaan di bawah penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang; masa Orde Lama dan Baru; serta masa reformasi saat ini. Terdapat upaya-upaya untuk mengatasi krisis ekonomi melalui berbagai program pemerintah pada setiap masanya.
Ppt gambaran dasar perekonomian indonesiaR Anggara
油
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum perekonomian Indonesia, mulai dari masa Orde Lama hingga masa Reformasi serta tantangan dan solusi yang dihadapi perekonomian Indonesia.
Dokumen tersebut membahas sistem ekonomi Indonesia, mulai dari unsur-unsur penting sistem ekonomi menurut para ahli, jenis-jenis sistem ekonomi di dunia, dan perjalanan sistem ekonomi Indonesia sejak Orde Lama hingga Reformasi. Sistem ekonomi Indonesia menganut paham ekonomi kerakyatan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, meskipun sempat mengalami berbagai masa seperti demokrasi terpimpin, orde baru, krisis e
Dokumen tersebut merangkum sejarah ekonomi Indonesia dari masa pra-kolonial hingga masa reformasi dengan fokus pada dinamika perekonomian di setiap periode sejarah. Mulai dari masa kerajaan tradisional yang berbasis pertanian dan perdagangan, masuknya penjajahan asing seperti Portugal, Belanda, Jepang hingga masa kemerdekaan dan reformasi dengan berbagai kebijakan ekonomi pemerintah.
A carta reconhece que a vida traz alegrias e tristezas inesperadas, mas que a amizade verdadeira permanece atrav辿s do tempo e da dist但ncia, oferecendo apoio quando necess叩rio. A autora deseja um Feliz Natal para a amiga Marili e sua fam鱈lia, celebrando a import但ncia duradoura de sua amizade.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Menguraikan sejarah sistem ekonomi di Indonesia mulai dari zaman kolonial hingga masa kemerdekaan
2. Sistem ekonomi yang diterapkan berubah sesuai dengan kondisi politik dan ekonomi pada masing-masing periode
3. Perekonomian Indonesia mengalami berbagai tantangan sejak dari masa kolonial hingga pasca kemerdekaan
Satuan Acara Perkuliahannya membahas mata kuliah Perekonomian Indonesia yang meliputi analisis berbagai aspek perekonomian seperti tujuan, strategi dan sistem pembangunan, sistem-sistem ekonomi yang pernah diterapkan, serta analisis mengenai kependudukan dan ketenagakerjaan di Indonesia.
" All Employees Are Marketers" an attitude that drives companies to excellenceMaxwell Ranasinghe
油
A workshop was conducted by Maxwell Ranasinghe on December 21st, 2013 for a leading Sri Lankan company. The workshop discussed how all employees have a role in marketing and sales, not just the marketing department. Ranasinghe explained that every employee, from security guards to managers, helps deliver the promises made to customers through marketing. Just like in football where all players must work together to score goals, all business employees must work as a team to satisfy customers. The success of great companies comes from leadership ensuring excellence and customer focus permeates the entire organization.
Dokumen tersebut membahas sejarah perekonomian Indonesia pada berbagai masa pemerintahan, yaitu:
1. Orde Lama di bawah Soekarno mengalami stagnasi ekonomi akibat kebijakan nasionalisasi dan anti-Barat
2. Orde Baru di bawah Soeharto mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi melalui program pembangunan REPELITA
3. Masa transisi di bawah Habibie, Gus Dur, dan Megawati mulai memulihkan
Dokumen tersebut membahas tentang peran Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kebijakan ekonomi, namun krisis ekonomi 1997 menyebabkan penurunan pendapatan dan peningkatan jumlah penduduk miskin. Dokumen juga membahas tentang IMF yang didirikan untuk membantu negara menghadapi masalah moneter, meski keputusan IMF didominasi oleh negara-negara maju dan berdampak buruk bagi Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab buruknya perekonomian Indonesia pada masa awal kemerdekaan dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Beberapa penyebab utama adalah kas negara yang kosong, inflasi tinggi akibat banyaknya mata uang yang beredar, serta blokade ekonomi dari Belanda. Upaya yang dilakukan antara lain program pinjaman nasional, konferensi ekonomi, dan pembentukan badan perencana
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menangani krisis moneter 1998. Krisis ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengawasan keuangan yang kurang ketat dan melemahnya nilai rupiah. Pemerintah melakukan kebijakan moneter ketat dan meningkatkan suku bunga untuk menstabilkan ekonomi. Upaya lainnya adalah memberikan pinjaman murah kepada UMKM dan merestrukturisasi utang luar negeri.
Perekonomian Indonesia sejak masa Orde Lama hingga Reformasi mengalami berbagai tantangan. Masa Orde Lama mengalami ketidakstabilan politik yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi rendah. Di bawah Orde Baru, ekonomi tumbuh cepat namun mengandalkan hutang dan menimbulkan ketidakseimbangan. Krisis 1997 mengakhiri Orde Baru dan menyebabkan resesi dalam masa transisi. Pemerintahan Reformasi sulit mengatasi masalah ekonomi meski
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene m叩s de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. Perekonomian Soeharto
PRESTASI PEMBANGUNAN
(Bidang Ekonomi)
Selama pemerintahannya, Presiden Soeharto telah berhasil meletakkan kerangka tinggal landas dengan capaian-capaian bidang
ekonomi antara lain:
1.
Berhasil meningkatkan pertumbuhan Indonesia dari minus 2,25 pada tahun 1963 menjadi naik tajam sebesar 12% pada
tahun 1969 atau setahun setelah dirinya ditunjuk sebagai pejabat Presiden. Selama periode tahun 1967-1997, pertumbuhan
ekonomi Indonesia dapat ditingkatkan dan dipertahankan rata-rata 7,2% pertahun. Namun pada saat terjadi krisis 1998,
pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot atau minus hingga kisaran 13,13%.
2.
Pertumbuhan Indonesia yang tinggi dan berkelanjutan (mulai tahun 1967 s/d 2007) menjadikan Indonesia digolongkan
kedalam ekonomi industri baru (Newly Industrializing Economies, NIEs) Asia Tenggara. Antara tahun 1967-1990-an,
pendapatan per kapita riil meningkat lebih dari tiga kali. Pertumbuhan tinggi dan konsisten, stabilitas yang terkelola dengan
baik dan disertai political will pemerataan telah menghasilkan capaian-capaian: (1) perbaikan kesejahteraan rakyat secara
signifikan, (2) panjang usia harapan (life expectancy) meningkat cukup tajam dari 56 tahun pada tahun 1966 menjadi 71
tahun pada tahun 1991, (3) proporsi penduduk yang hidup dalam kemiskinan absolut menurun tajam dari 60% tahun 1966
menjadi 14% pada tahun 1990, (4) perbaikan secara cepat dan signifikan indikator sosial- ekonomi mulai dari pendidikan
hingga kepemilikan peralatan serta penguasaan teknologi. Indonesia juga telah berubah dari negara pengimpor beras
menjadi negara swasembada tahun 1984 dan pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan melalui program keluarga
berencana (KB). Capaian prestasi ini menjadikan Indonesia (bersama Malaysia dan Thailand) digolongkan sebagai
Keajaiban Asia.
3.
Seiring dengan peningkatan pertumbuhan, Indonesia juga mengalami peningkatan penanaman modal dan perbaikan sumber
daya manusia yang keberadaanya menjadi pendorong utama pertumbuhan. Peningkatan ini menghasilkan akumulasi modal
fisik maupun SDM bagi pembangunan bangsa secara umum. Sebagai ilustrasi adalah adanya peningkatan signifikan
penanaman modal domestik (dalam negeri) yang rata-rata meningkat sebesar 50,43% pertahun selama kurun waktu 19761997. Kondisinya mengalami anomali pada era reformasi karena penanaman modal domestik mengalami penurunan atau
minus rata-rata 17,20% pertahun selama lima tahun pertama reformasi (1998-2002). Selama periode tahun 1990 s/d 1997,
penanaman modal dalam negeri mengalami peningkatan secara tajam untuk kemudian mengalami perlambatan oleh krisis
politik tahun 1998. Setelah mengalami peningkatan pada tahun 1999, akibat krisis politik berkepanjangan, penanaman
modal dalam negeri terus mengalami penurunan pada tahun-tahun berikutnya. Begitu pula dengan gairah pemodal luar
negeri dalam berinvestasi di Indonesia yang mengalami peningkatan rata-rata 42,10% pertahun selama kurun waktu 19771997. Hal ini menandakan iklim investasi di Indonesia cukup diminati oleh investor luar negeri. Sejalan dengan trend
penanaman modal domestik, penanaman modal asing juga mengalami anomali pada era reformasi yang mengalami
penurunan atau minus rata-rata 15,04% pertahun selama lima tahun pertama reformasi. Pertumbuhan tinggi yang dapat
dipertahankan secara stabil juga meningkatkan tabungan domestik sehingga dapat mendorong tingginya tingkat investasi.
Tabungan domestik selama kurun waktu tahun 1974-1996 meningkat rata-rata 69,08% pertahun.
4.
Sektor pertanian juga tumbuh cepat yang didukung dengan peningkatan produktivitas padi. Pada awal pemerintahan
Presiden Soeharto, Indonesia masih menjadi pengimpor beras terbesar di dunia. Pada tahun 1969 produksi beras Indonesia
hanya 12 juta ton, namun meningkat pesat menjadi 28 juta ton pada tahun 1980-1989 dan menjadikannya sebagai negara
swasembada beras. Prestasi ini mengundang kekaguman internasional sehingga pada tanggal 14 November 1985, Presiden
Soeharto diundang untuk mempaparkan kunci-kunci keberhasilan pembangunan pangan di Indonesia, dalam forum sidang
organisasi pangan dan Pertanian PBB (FAO). Produksi beras mengalami peningkatan sebesar 7.5 juta ton dalam periode
tahun 1970-1979 dan 15 juta ton selama periode tahun 1980-1989. Pada akhir 1990-1999 produksi beras hanya meningkat
5,6 juta ton sebagai dampak krisis politik 1998.
2. 5.
Berhasil menyediakan kebutuhan papan. Selama periode 1978-1983 melalui Perum Perumnas pemerintah telah membangun
209.872 unit perumahan dan selama pemerintahan Presiden Soeharto secara keseluruhan telah terbangun 441.923 unit
rumah. Selama periode 1978-1983 Perum Perumnas telah menjadi perintis munculnya kawasan pemukiman bagi penduduk
kalangan menengan ke bawah. Melalui kebijakan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah), masyarakat juga dipermudah dalam
penyediaan rumah tempat tinggal.
6.
Pemerintahan Presiden Soeharto berhasil melakukan pengendalian pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1967 pertumbuhan
penduduk Indonesia mencapai 2,6% dan pada tahun 1996 telah menurun drastis menjadi 1,6%. Keberhasilan ini dicapai
melalui program Keluarga Berencana Nasional yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Program pengendalian kependudukan di Indonesia diawali dengan ditandatanganinya Deklarasi Kependudukan
PBB pada tahun 1967 sehingga secara resmi Indonesia mengakui hak-hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran
sebagai hak dasar manusia dan juga pentingnya pembatasan jumlah penduduk sebagai unsur perencanaan ekonomi dan
sosial. Atas keberhasilan Indonesia ini, Direktur UNICEF James P. Grant memuji Indonesia karena dinilai berhasil menekan
tingkat kematian bayi dan telah melakukan berbagai upaya lainnya dalam rangka mensejahterakan kehidupan anak-anak di
tanah air. Grant bahkan mengemukakan apa yang telah dilakukan pemerintah Indonesia itu hendaknya dijadikan contoh bagi
negara-negara lain yang tingkat kematian bayinya masih tinggi.
7.
Melalui kebijakan anggaran berimbang, Pemerintahan Presiden Soeharto juga dinilai berhasil menekan inflasi dibawah 10%,
rata-rata defisit neraca berjalan 2,5% dari PDB dan mempertahankan cadangan devisa mendekati jumlah kebutuhan impor
kurang lebih 5 bulan. Selain kebijakan anggaran berimbang, pemerintahan Presiden Soeharto juga mempertahankan
kebijakan moneter secara hati-hati, mengupayakan tingkat kurs yang kompetitif dan mempertahankan sistem devisa bebas
untuk menarik investasi dengan mengantisipasi perubahan situasi pasar dunia. Kebijakan tersebut dilaksanakan untuk
mencapai sasaran stabilitas ekonomi makro, yaitu terkendalinya inflasi dan defisit neraca berjalan.
8.
Selain berhasil mengendalikan inflasi, pemerintahan Presiden Soeharto berhasil dalam melakukan pengelolaan utang luar
negeri. Sebagaimana dipaparkan Widjoyo Nitisastro dalam bukunya berjudul Pengalaman Pembangunan Indonesia yang
terbit tahun 2010, mengungkapkan bahwa pada tahun 1966 Indonesia sebenarnya sedang menunggak utang. Pada saat itu
terdapat dua jenis pinjaman yaitu utang lama (yang diadakan sebelum 30 Juni 1966) dan utang baru (yang diadakan setelah
30 Juni 1966). Terdapat beberapa macam pinjaman lama yaitu utang kompensasi nasionalisasi perusahaan Hindia Belanda
kepada pemerintah Belanda dan hutang-hutang lain (kira-kira 2,1 miliar dollar AS) kepada sekitar 30 negara besar dan kecil
baik dari negara-negara Eropa Timur (terutama Uni Soviet), Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang.
Untuk menjaga etika hubungan internasional maka diadakan pembicaraan dengan negara-negara tersebut dan akhirnya dicapai
kesepakatan antara Indonesia dengan negara-negara Paris Club pada bulan April 1970 untuk penyelesaian tunggal dan
menyeluruh utang-utang Indonesia dengan kesepakatan:
1.
Pembayaran utang pokok dilakukan dengan mencicil selama 30 tahun dari 1970 sampai dengan tahun 1999.
2.
Pembayaran atas bunga yang sudah disepakatidilakukan selama 15 tahun dari 1985 sampai 1999.
3.
Utang yang dijadwalkan kembali tersebut bebas bunga.
4.
Indonesia mempunyai pilihan untuk menunda sebagian dari utang yang jatuh tempo pada delapan tahun pertama ke delapan
tahun terakhir, yakni 1992-1999, dengan bunga sebesar empat persen pertahun.
Pemerintahan Presiden Soeharto melakukan pengelolaan utang secara hati-hati dalam jumlah seperlunya dan mengalokasikannya
untuk biaya kegiatan pembangunan yang produktif. Kehati-hatian ini tampak dari jumlah hutang Indonesia selama era Orde Baru
dengan era reformasi. Selama 32 tahun memerintah, pemerintahan Presiden Soeharto mencatatkan utang sekitar Rp.46,88 triliun
per tahun. Jumlah ini lebih kecil jika dibandingkan dengan 10 tahun pemerintahan reformasi yang mencatatkan utang sebesar
Rp. 111,4 triliun per tahun. Pada saat mengundurkan diri pada bulan Mei 1998, Presiden Soeharto mencatatkan utangsebesar Rp.
553 triliun. Sedangkan 10 tahun pemerintahan reformasi telah mencatatkan utang sebesar Rp. 1667 triliun.
3. Selain membangun sektor pertanian yang tangguh, komitmen Presiden Soeharto mewujudkan kedaulatan dan kemandirian
ekonomi bangsa tercermin dalam pengembangan industri-industri strategis berbasis high tech. Melalui Kepres No.59 Tahun
1983, ia menetapkan 10 BUMN strategis dan dalam perkembangannya bertambah dengan sejumlah industri strategis lainnya.
Beberapa BUMN strategis pada era reformasi telah dijual (privatisasi) dengan alasan efisensi. BUMN-BUMN strategis berbasis
high tech yang dibangun atau dikembangkan pada era pemerintahan Presiden Soeharto antara lain:
Industri Strategis Era Presiden Soeharto
Prestasi pembangunan yang telah ditorehkan Presiden Soeharto telah secara nyata mengarahkan Indonesia untuk melaju dalam
track terwujudnya tinggal landas dalam dua tahap pembangunan jangka panjang. Agenda tinggal landas mengalami keterputusan
akibat krisis politik yang datangnya menyusul hampir bersamaan dengan krisis ekonomi dan moneter. Terdapat sinyalemen kuat
beberapa kalangan yang bermain dalam memanfaatkan krisis ekonomi dan moneter termasuk kelompok kepentingan
internasional yang targetnya untuk mengendalikan potensi-potensi strategis Indonesia dengan menumbangkan Presiden
Soeharto dan hal itu tidak direncanakan secara tiba-tiba. Potensi besar Indonesia harus dikendalikan dan penjatuhan Presiden
Soeharto merupakan rute paling pendek menghentikan agenda tinggal landas serta penguasaan aset-aset strategis Indonesia.
Agenda kepentingan internasional itu tercermin dari Bill Clinton yang merasa perlu mengungkapkan pelepasan dukunganya
terhadap Presiden Soeharto pada saat kampanye presiden Amerika Serikat tahun 1992. Sebagaimana dikutip Lee Kuan Yew
melalui bukunya berjudul From Third World to First (2000) dengan sub judul Indonesia: From Foe to Friend, dalam
kampanye 1992 itu Bill Clinton mengungkapkan sebagai berikut:.
Mereka tetap tidak berubah untuk memenuhi kebutuhan ditegakkannya demokrasi, pemberantasan korupsi dan pelaksanaan
HAM. Perang dingin telah usai. Tidak ada lagi alasan untuk memanjakan (molly-coddle) Soeharto 2
Fadli Zon dalam bukunya berjudul Politik Huru Hara Mei 1998 juga mengungkapkan pernyataan Michel Camdesus, Direktur
IMF yang menyatakan bahwa apa yang dilakukan IMF di Indonesia tidak lain sebagai katalisator jatuhnya Pemerintahan
Soeharto. Sebagaimana dikutif New York Times, Camdesus menyatakan We created the conditions that obliged President
Soeharto leave his job3. Dua penyataan dari dua tokoh berpengaruh internasional itu mengindikasikan bahwa telah sejak lama
Presiden Soeharto dengan agenda tinggal landas-nya menjadi target untuk ditumbangkan. Setelah itu aset-aset strategis
Indonesia dengan alasan efisiensi mulai berpindah kepemilikan kepada pihak asing yang bermarkas di Singapura.
Menjelang krisis ekonomi-moneter-politik di Indonesia (tahun 1997-1998), Presiden Soeharto juga bersitegang dengan Jepang
dalam upayanya memutus ketergantungan teknologi dan produk otomotif dari Jepang. Melalui Inpres No. 2/1996 pemerintah
Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk membangun mobil nasional dengan beberapa fasilitas, terutama bebas pajak impor
barang mewah. Pada tahun pertama Mobnas ditargetkan memiliki local content, sebesar 20%, dan pada tahun kedua 40% serta
60% pada tahun ketiga. Komponen-komponen untuk mobil nasional dapat diimpor bebas bea masuk dan bebas kewajiban pajakpajak lain selama tiga tahun pertama. Sementara produsen mobil lain tetap dikenakan kewajiban untuk membayar bea masuk
100% 4.
Permasalahannya terletak pada joint partner yang kali ini tidak melibatkan Jepang yang dinilai Presiden Soeharto tidak beriktikad baik dalam alih teknologi selama 20 tahun lebih kerjasamanya dengan Indonesia yang keberadaannya sebagai salah
satu investor terbesar bagi pembangunan Indonesia dan merupakan pemasok produk otomotif ke Indonesia. Joint partner proyek
Mobnas ini adalah KIA, perusahaan otomotif terbesar ketiga di Korea Selatan yang dinilai ber-iktikad baik melakukan transfer
teknologi. Melalui Keppres No. 42/1996 pemerintah mengijinkan kerjasama Mobnas dibuat diluar negeri sejauh memenuhi syarat
dalam kriteria muatan lokal dan dibuat pekerja-pekerja Indonesia. Melalui keputusan Menperindag, PT Timor Putra Nasional (PT
4. TPN) yang dimiliki Tomy Soeharto sebagai perintis mobnas, karena dinilai sebagai satu-satunya perusahaan yang memiliki
persyaratan untuk menjalankan proyek tersebut. Kebijakan ini tentunya memukul produsen otomotif Jepang yang telah
menguasai pasar otomotif Indonesia selama lebih dari dua puluh tahun.
Jepang yang didukung Amerika Serikat membawa permasalahan ini ke meja WTO namun dibalas oleh Presiden Soeharto dengan
realitas ketergantungan Jepang terhadap kebutuhan minyak mentah dari Indonesia untuk keperluan industrinya serta ancaman
Asosiasi Importir Indonesia (GINSI) untuk memboikot produk-produk Jepang jika WTO menjatuhkan sanksi secara tidak adil
kepada Indonesia. Begitu seriusnya kebijakan mobnas bagi Jepang membuat PM Jepang Ryutaro Hashimoto menanyakan
langsung kepada Pemerintah Indonesia dalam kunjunganya ke Jakarta pada bulan Januari 1997. Presiden Soeharto menjelaskan
bahwa alasan memilih perusahaan Korea Selatan sebagai joint partner PT TPN bukan dilatarbelakangi alasan diskriminasi, akan
tetapi murni pertimbangan ekonomi. Kerelaan KIA Corporations mentransfer teknologinya secara ekonomi menguntungkan
Indonesia.
Bargaining Indonesia melalui ancaman kelancaran pasokan minyak dan boikot impor produknya telah menyurutkan Jepang
membawa kasus mobnas ke meja WTO. Akan tetapi setelah itu menyeruak black campaign yang beredar di Indonesia bahwa
proyek mobnas merupakan proyek diskriminatif dan sarat KKN, karena dikelola putra Presiden. Melihat latar belakang
mencuatnya kasus ini, tidak mustahil kalangan produsen otomotif Jepang dan para principle-nya di Indonesia memiliki kontribusi
besar terhadap menyeruaknya tudingan itu yang kemudian digemakan seiring tuntutan reformasi politik tahun 1998. Proyek
mobnas pada akhirnya mengalami kegagalan seiring keputusan pengunduran diri Presiden Soeharto sehingga ketergantungan
terhadap teknologi dan produk otomotif dari luar negeri (khususnya Jepang) semakin tidak bisa dihindari.
Presiden Soeharto juga menampakkan kegigihannya manakala memperoleh tekanan agar struktur APBN tahun 1998 disesuaikan
dengan keinginan IMF. Begitu pula dengan tekanan internasional termasuk melalui Lee Kuan Yew, Menteri Senior Negara
Singapura terhadap pencalonan BJ Habibie sebagai calon wakil presiden pilihannya. Habibie dikenal sebagai ujung tombak
Presiden Soeharto dalam pengembangan industri strategis dan keberadaanya sebagai wapres akan mendorong percepatan
kemandirian industri-industri strategis Indonesia berbasis high tech. Presiden Soeharto tentu menolak tekanan dan campur tangan
IMF yang terlalu dalam karena menyadari implikasinya terhadap kemandirian dan kedaulatan bangsa. Mengikuti tekanan itu
sama artinya dengan menyerahkan Indonesia yang nyaris berhasil mewujudkan tinggal landas kedalam kendali kebijakan
kelompok-kelompok kepentingan internasional melalui tangan IMF.
Pernyataan Bill Clinton dalam kampanyenya tahun 1992 dan tekanan-tekanan internasional pada saat Indonesia menghadapi
krisis ekonomi tahun 1997/1998 merupakan bukti kuat adanya peranan kelompok-kelompok kepentingan internasional dalam
krisis politik tahun 1998. Agenda mereka bukan hanya menjatuhkan Presiden Soeharto dari jabatannya, akan tetapi untuk
memutus keberhasilan Indonesia dari tahapan-tahapan tinggal landas termasuk penguasaan aset-aset dan potensi strategis
sehingga keberadaannya tetap dapat dikelola sebagai pasar bagi produk negara-negara maju. Membiarkan Indonesia tumbuh
menjadi negara yang mandiri berarti terlepasnya kendali Asia Tenggara dimana Indonesia menjadi regional leader-nya.
Keterputusan agenda tinggal landas akibat krisis ekonomi dan moneter barangkali tidak akan terlalu parah dan dapat
dilanjutkan kembali manakala terdapat soliditas komponen bangsa. Permasalahannya terdapat banyak pelaku dalam peristiwa
reformasi 1998 yang didalamnya mengusung agenda pragmatisnya masing-masing sehingga soliditas bangsa tidak bisa segera
terwujud. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diwarnai beragam instabilitas (keamanan, politik, pemerintahan
dan ekonomi) sehingga keberlangsungan agenda tinggal landas menjadi terbengkalai.
5. Target mengantarkan Indonesia menjadi salah satu kekuatan dari 20 besar negara di dunia pada tahun 2005, hanya bisa
diwujudkan dengan predikat sebagai the emerging market atau negara yang pasarnya sedang tumbuh dengan stabil dan dalam
hal ini merupakan bahasa halus dari tempat pembuangan produk negara-negara maju. Sedangkan target tinggal landas (setara
dengan negara maju pada tahun 2019/2020) dengan struktur perekonomian yang didukung industri pertanian dan industri
strategis yang kuat justru semakin menjauh. Bahkan sejumlah ahli ekonomi menyatakan telah terjadi de-industrialisasi pada era
reformasi. Segala jerih payah untuk mewujudkan kedaulatan dan kemandirian ekonomi bangsa itu kini harus ditata kembali.
Kegagalan ini merupakan kegagalan bersama sebagai sebuah bangsa yang dalam proses transisi tahun 1998 tidak bisa memetakan
secara akurat siapa lawan dan siapa pengkianat bangsa yang sesungguhnya.