際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016
1c
No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI
APRIL 2016 DEFLASI 0,45 PERSEN
 Pada bulan April 2016 Kota Kediri mengalami deflasi sebesar 0,45 persen dengan Indeks
Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,73 dibanding dengan IHK Maret 2016 sebesar 121,27.
Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi di
Banyuwangi, kemudian diikuti oleh Jember. Deflasi Kediri berada pada peringkat ketiga
tertinggi setelah Banyuwangi dan Jember.
 Deflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa
kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan Jadi,
Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,70 persen; kelompok Kesehatan dan kelompok
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga masing-masing sebesar 0,02 persen. Empat kelompok
pengeluaran lainnya mengalami penurunan, antara lain kelompok Bahan Makanan sebesar
0,62 persen; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,08 persen;
kelompok Sandang sebesar 0,01 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa
Keuangan sebesar 2,03 persen.
 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap deflasi di Kota Kediri pada
bulan April 2016 adalah Bensin, Beras, Cabai Merah, Cabai Rawit, Tarip Listrik, Solar,
Kacang Panjang, Bawang Putih, Bandeng/Bolu, dan Pepaya.
 Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap deflasi di Kota Kediri pada bulan
April 2016 adalah Apel, Semangka, Tomat Sayur, Rokok Kretek Filter, Wortel, Kue Kering
Berminyak, Kelapa, Gula Pasir, Daging Ayam Ras, dan Kembang Kol.
 Inflasi Kota Kediri pada bulan April 2016 sebesar -0,45 persen dan inflasi tahun kalender
sebesar -0,21 persen sedangkan inflasi periode year on year (April 2016  April 2015)
mencapai 1,92 persen.
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering
digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen,
khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan
harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi
diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja
pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar
2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100)
dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan
diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang
dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK.
Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat
dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.
Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional dan
pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100), terjadi
deflasi 0,45 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,27 pada
bulan Maret 2016 turun menjadi 120,73 pada bulan April 2016. Laju inflasi tahun kalender pada
bulan April 2016 sebesar -0,21 persen, sedangkan inflasi year on year (April 2016 terhadap
April 2015) adalah 1,92 persen.
Deflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa
kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan Jadi,
Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,70 persen; kelompok Kesehatan dan kelompok
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga masing-masing sebesar 0,02 persen. Empat kelompok
pengeluaran lainnya mengalami penurunan, antara lain kelompok Bahan Makanan sebesar 0,62
persen; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,08 persen; kelompok
Sandang sebesar 0,01 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar
2,03 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap deflasi di Kota Kediri pada
bulan April 2016 adalah Bensin, Beras, Cabai Merah, Cabai Rawit, Tarip Listrik, Solar, Kacang
Panjang, Bawang Putih, Bandeng/Bolu, dan Pepaya.
Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap deflasi di Kota Kediri pada bulan
April 2016 adalah Apel, Semangka, Tomat Sayur, Rokok Kretek Filter, Wortel, Kue Kering
Berminyak, Kelapa, Gula Pasir, Daging Ayam Ras, dan Kembang Kol.
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri Maret 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun
Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)
Gambar 1 Laju Inflasi Kota Kediri Maret 2015 sampai dengan Maret 2016
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016
Gambar 2 Inflasi Bulanan Kota Kediri 2012-2016
Gambar 3 Inflasi Kota Kediri Bulan April 2016 Menurut Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
1. Bahan Makanan
Kelompok Bahan Makanan pada bulan April 2016 mengalami deflasi sebesar 0,64 persen atau
terjadi penurunan indeks dari 120,85 pada bulan Maret 2016 menjadi 120,10 pada bulan April 2016.
Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, lima diantaranya mengalami
deflasi dengan penurunan terbesar pada sub kelompok Bumbu-bumbuan sebesar 5,75 persen. Enam sub
kelompok lainnya mengalami inflasi dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Buah-buahan sebesar
4,28 persen dan sub kelompok Sayur-sayuran sebesar 2,40 persen.
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan April 2016 mengalami inflasi
sebesar 0,70 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 126,45 pada bulan Maret 2016 menjadi 127,33 pada
bulan April 2016.
Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami inflasi dengan kenaikan harga
tertinggi pada sub kelompok Makanan jadi yaitu sebesar 0,61 persen.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan April 2016 mengalami deflasi
sebesar 0,08 persen atau terjadi penurunan indeks dari 119,63 pada bulan Maret 2016 menjadi 119,54
pada bulan April 2016.
Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, dua diantaranya mengalami deflasi dengan
penurunan tertinggi pada sub kelompok Bahan bakar,penerangan dan air sebesar 0,56 persen. Sub
kelompok bahan Biaya tempat tinggal yang mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 0,16 persen.
4. S a n d a n g
Kelompok Sandang pada bulan April 2016 mengalami deflasi sebesar 0,01 persen atau terjadi
penurunan indeks dari 111,61 pada bulan Maret 2016 menjadi 111,60 pada bulan April 2016.
Dari empat sub kelompok penyusun kelompok ini, tiga diantaranya cenderung stabil. Sementrara
sub kelompok Barang Pribadi dan Sandang Lain mengalami penurunan sebesar 0,05 persen.
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016
5. K e s e h a t a n
Kelompok Kesehatan pada bulan April 2016 mengalami inflasi 0,02 persen atau terjadi kenaikan
indeks dari 120,21 pada bulan Maret 2016 naik menjadi 120,23 pada bulan April 2016.
Pada bulan April 2016, dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini tiga diantaranya
cenderung stabil,sementara sub kelompok Jasa perawatan jasmani mengalami kenaikan sebesar 0,19
persen.
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan April 2016 mengalami kenaikan sebesar
0,02 persen. Indeks harga konsumen pada bulan bulan Maret 2016 sebesar 116,63 naik menjadi 116,65
pada bulan April 2016.
Dari lima sub kelompok pada kelompok ini, empat diantaranya cenderung stabil. Sementara sub
kelompok Perlengkapan/Peralatan Pendidikan mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen.
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 2,03
persen, dari 123,51 pada bulan Maret 2016 menjadi 121,00 pada bulan April 2016.
Dari empat sub kelompok yang ada di kelompok ini, dua sub kelompok cenderung stabil. Penurunan
tertinggi pada sub kelompok Transpor sebesar 2,90 persen.
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN
Selama kurun waktu tahun 2010-2016, terjadi deflasi periode bulanan bulan April pada empat
periode dengan deflasi tertinggi pada periode April 2016 sebesar 0,45 persen, sedangkan tiga periode
lainnya mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi pada periode April 2015 sebesar 0,31 persen.
Pada periode year on year, inflasi tertinggi sebesar 6,76 persen terjadi pada bulan April 2014.
Sementara inflasi year on year terendah terjadi pada periode April 2010 yaitu sebesar 4,09 persen.
Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year Kota Kediri Tahun 2010-2016
Inflasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1.April 0,26 -0,31 0,05 -0,09 -0,23 0,31 -0,45
2.Tahun Kalender 0,89 -0,46 0,58 2,43 1,12 -0,43 -0,21
3.Tahun ke Tahun 4,09 5,37 4,71 6,55 6,76 5,84 1,92
Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun 2010-2016 Kota Kediri
Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016
PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR
Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi pertama
dan kedua di Banyuwangi dan Jember yaitu masing-masing sebesar 0,61 dan 0,46 persen. Deflasi di Kota
Kediri berada peringkat ketiga setelah Banyuwangi dan Jember yaitu sebesar 0,45 persen.
Inflasi yoy pada bulan April 2016 tertinggi terjadi di Surabaya sebesar sebesar 3,20 persen. Inflasi
yoy terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 1,92 persen.
Tabel 4 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen)
Kota April 2016 Tahun Kalender year on year
[1] [2] [3] [4]
MADIUN -0,08 0,52 3,18
SURABAYA -0,15 0,53 3,20
PROBOLINGGO -0,16 0,09 2,46
SUMENEP -0,39 -0,03 3,04
MALANG -0,40 0,06 3,09
KEDIRI -0,45 -0,21 1,92
JEMBER -0,46 0,16 2,94
BANYUWANGI -0,61 0,21 2,86
Jawa Timur -0,25 0,34 3,05
Nasional -0,45 0,16 3,80
Kediri, 2 Mei 2016
A/n Kepala BPS Kota Kediri
Kasi Statistik Distribusi
LULUS HARYONO, S.ST
NIP.19771025 199803 1 001

More Related Content

14.brs april 2016

  • 1. Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016 1c No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL 2016 DEFLASI 0,45 PERSEN Pada bulan April 2016 Kota Kediri mengalami deflasi sebesar 0,45 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,73 dibanding dengan IHK Maret 2016 sebesar 121,27. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi di Banyuwangi, kemudian diikuti oleh Jember. Deflasi Kediri berada pada peringkat ketiga tertinggi setelah Banyuwangi dan Jember. Deflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,70 persen; kelompok Kesehatan dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga masing-masing sebesar 0,02 persen. Empat kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan, antara lain kelompok Bahan Makanan sebesar 0,62 persen; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,08 persen; kelompok Sandang sebesar 0,01 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 2,03 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap deflasi di Kota Kediri pada bulan April 2016 adalah Bensin, Beras, Cabai Merah, Cabai Rawit, Tarip Listrik, Solar, Kacang Panjang, Bawang Putih, Bandeng/Bolu, dan Pepaya. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap deflasi di Kota Kediri pada bulan April 2016 adalah Apel, Semangka, Tomat Sayur, Rokok Kretek Filter, Wortel, Kue Kering Berminyak, Kelapa, Gula Pasir, Daging Ayam Ras, dan Kembang Kol. Inflasi Kota Kediri pada bulan April 2016 sebesar -0,45 persen dan inflasi tahun kalender sebesar -0,21 persen sedangkan inflasi periode year on year (April 2016 April 2015) mencapai 1,92 persen. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI
  • 2. Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016 Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional dan pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100), terjadi deflasi 0,45 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,27 pada bulan Maret 2016 turun menjadi 120,73 pada bulan April 2016. Laju inflasi tahun kalender pada bulan April 2016 sebesar -0,21 persen, sedangkan inflasi year on year (April 2016 terhadap April 2015) adalah 1,92 persen. Deflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,70 persen; kelompok Kesehatan dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga masing-masing sebesar 0,02 persen. Empat kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan, antara lain kelompok Bahan Makanan sebesar 0,62 persen; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,08 persen; kelompok Sandang sebesar 0,01 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 2,03 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap deflasi di Kota Kediri pada bulan April 2016 adalah Bensin, Beras, Cabai Merah, Cabai Rawit, Tarip Listrik, Solar, Kacang Panjang, Bawang Putih, Bandeng/Bolu, dan Pepaya. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap deflasi di Kota Kediri pada bulan April 2016 adalah Apel, Semangka, Tomat Sayur, Rokok Kretek Filter, Wortel, Kue Kering Berminyak, Kelapa, Gula Pasir, Daging Ayam Ras, dan Kembang Kol.
  • 3. Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016 Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri Maret 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100) Gambar 1 Laju Inflasi Kota Kediri Maret 2015 sampai dengan Maret 2016
  • 4. Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016 Gambar 2 Inflasi Bulanan Kota Kediri 2012-2016 Gambar 3 Inflasi Kota Kediri Bulan April 2016 Menurut Kelompok Pengeluaran
  • 5. Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016 URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok Bahan Makanan pada bulan April 2016 mengalami deflasi sebesar 0,64 persen atau terjadi penurunan indeks dari 120,85 pada bulan Maret 2016 menjadi 120,10 pada bulan April 2016. Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, lima diantaranya mengalami deflasi dengan penurunan terbesar pada sub kelompok Bumbu-bumbuan sebesar 5,75 persen. Enam sub kelompok lainnya mengalami inflasi dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Buah-buahan sebesar 4,28 persen dan sub kelompok Sayur-sayuran sebesar 2,40 persen. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan April 2016 mengalami inflasi sebesar 0,70 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 126,45 pada bulan Maret 2016 menjadi 127,33 pada bulan April 2016. Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami inflasi dengan kenaikan harga tertinggi pada sub kelompok Makanan jadi yaitu sebesar 0,61 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan April 2016 mengalami deflasi sebesar 0,08 persen atau terjadi penurunan indeks dari 119,63 pada bulan Maret 2016 menjadi 119,54 pada bulan April 2016. Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, dua diantaranya mengalami deflasi dengan penurunan tertinggi pada sub kelompok Bahan bakar,penerangan dan air sebesar 0,56 persen. Sub kelompok bahan Biaya tempat tinggal yang mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 0,16 persen. 4. S a n d a n g Kelompok Sandang pada bulan April 2016 mengalami deflasi sebesar 0,01 persen atau terjadi penurunan indeks dari 111,61 pada bulan Maret 2016 menjadi 111,60 pada bulan April 2016. Dari empat sub kelompok penyusun kelompok ini, tiga diantaranya cenderung stabil. Sementrara sub kelompok Barang Pribadi dan Sandang Lain mengalami penurunan sebesar 0,05 persen.
  • 6. Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016 5. K e s e h a t a n Kelompok Kesehatan pada bulan April 2016 mengalami inflasi 0,02 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,21 pada bulan Maret 2016 naik menjadi 120,23 pada bulan April 2016. Pada bulan April 2016, dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini tiga diantaranya cenderung stabil,sementara sub kelompok Jasa perawatan jasmani mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen. 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan April 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen. Indeks harga konsumen pada bulan bulan Maret 2016 sebesar 116,63 naik menjadi 116,65 pada bulan April 2016. Dari lima sub kelompok pada kelompok ini, empat diantaranya cenderung stabil. Sementara sub kelompok Perlengkapan/Peralatan Pendidikan mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen. 7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 2,03 persen, dari 123,51 pada bulan Maret 2016 menjadi 121,00 pada bulan April 2016. Dari empat sub kelompok yang ada di kelompok ini, dua sub kelompok cenderung stabil. Penurunan tertinggi pada sub kelompok Transpor sebesar 2,90 persen.
  • 7. Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016 PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Selama kurun waktu tahun 2010-2016, terjadi deflasi periode bulanan bulan April pada empat periode dengan deflasi tertinggi pada periode April 2016 sebesar 0,45 persen, sedangkan tiga periode lainnya mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi pada periode April 2015 sebesar 0,31 persen. Pada periode year on year, inflasi tertinggi sebesar 6,76 persen terjadi pada bulan April 2014. Sementara inflasi year on year terendah terjadi pada periode April 2010 yaitu sebesar 4,09 persen. Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year Kota Kediri Tahun 2010-2016 Inflasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1.April 0,26 -0,31 0,05 -0,09 -0,23 0,31 -0,45 2.Tahun Kalender 0,89 -0,46 0,58 2,43 1,12 -0,43 -0,21 3.Tahun ke Tahun 4,09 5,37 4,71 6,55 6,76 5,84 1,92 Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun 2010-2016 Kota Kediri
  • 8. Berita Resmi Statistik No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016 PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi pertama dan kedua di Banyuwangi dan Jember yaitu masing-masing sebesar 0,61 dan 0,46 persen. Deflasi di Kota Kediri berada peringkat ketiga setelah Banyuwangi dan Jember yaitu sebesar 0,45 persen. Inflasi yoy pada bulan April 2016 tertinggi terjadi di Surabaya sebesar sebesar 3,20 persen. Inflasi yoy terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 1,92 persen. Tabel 4 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen) Kota April 2016 Tahun Kalender year on year [1] [2] [3] [4] MADIUN -0,08 0,52 3,18 SURABAYA -0,15 0,53 3,20 PROBOLINGGO -0,16 0,09 2,46 SUMENEP -0,39 -0,03 3,04 MALANG -0,40 0,06 3,09 KEDIRI -0,45 -0,21 1,92 JEMBER -0,46 0,16 2,94 BANYUWANGI -0,61 0,21 2,86 Jawa Timur -0,25 0,34 3,05 Nasional -0,45 0,16 3,80 Kediri, 2 Mei 2016 A/n Kepala BPS Kota Kediri Kasi Statistik Distribusi LULUS HARYONO, S.ST NIP.19771025 199803 1 001