際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber
daya manusia dan insan yang berkualitas (Syaodih Nana, 2006 : 1). Menurut
Undang  Undang Nomor 20 Tahun 2003, pengertian pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Salah satu yang membedakan mutu sekolah adalah sistem pembelajaran
yang dilaksanakan. Masing-masing sekolah menawarkan kualitas sekolah ke
masyarakat dengan teknik-teknik tertentu yang dimasukkan ke dalam sistem
pembelajarannya, sehingga masyarakat dapat memilih mana yang sesuai
dengan harapan dan tujuan menyekolahkan putra/putrinya.
Diakui bahwa pendidikan pada umumnya dan aktivitas belajar pada
khususnya merupakan hasil dari suatu proses interaksi berbagai faktor seperti
layanan pembelajaran, sarana prasarana yang ada, peranan guru dalam
memotivasi belajar siswa, kurikulum, buku paket dan fasilitas pendidikan lain
dalam hal ini peneliti melihat dari sudut pandang sistem pembelajaran yang
mampu disediakan oleh sekolah tersebut.
2
Aktivitas belajar yang maksimal sebagaimana harapan semua pihak
baik itu orang tua, masyarakat maupun pihak sekolah terutama pengajar dan
siswa itu sendiri, diperlukan integritas optimal dari berbagai faktor yang telah
disebutkan di atas khususnya faktor yang menjadi fokus penelitian peneliti
yakni faktor kualitaspelayanan pembelajaran, sarana prasarana, peranan guru
dalam memotivasi belajar siswa dan program penambahan mata pelajaran
yang diujikan secara nasional.
Pendidikan modern dewasa ini menuntut guru atau pendidik untuk
mengamati perkembangan individu dan mampu menyusun sistem
pembelajaran sesuai dengan perkembangan tersebut (Mutadim, 2002). Dari
pengertian ini dapat diartikan bahwa proses pendidikan merupakan usaha
pembentukan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai yang diharuskan
oleh lingkungan menurut kepentingan perkembangan dan spiritual individu itu
sendiri. Keberhasilan proses ini tentu saja akan sangat bergantung pada cara
kerja dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam usaha peningkatan
prestasi akademik.
Terkait dengan uraian di atas, penelitian Gordon dan Burch (1984)
menyebutkan bahwa faktor pengajar memegang peranan yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar, karena tugas bukan hanya mengembangkan
segi intelektual saja, tetapi juga memperhatikan segi efektif dan keterampilan,
sehingga membantu untuk memperoleh perkembangan emosi yang stabil.
Senada dengan hasil penelitian Gordon dan Burch di atas, Mutadin
(2002) mengemukakan bahwa tugas seorang guru atau pengajar tidak hanya
3
terbatas pada tugas mengajar saja, tetapi juga sebagai pendidik yang menjadi
pembentuk masa depan. Di sini termasuk mempersiapkan anak didik
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
Data empiris yang menunjukkan perolehan rata-rata nilai Ujian
Nasional siswa SMP Negeri 1 Purworejo tiga tahun terakhir untuk tiap mata
pelajaran yang diujikan sebagai berikut :
Tabel 1.1 Perolehan rata-rata nilai UAN SMP Negeri 1 Purworejo 3
tahun terakhir
No
Tahun
Pelajaran
Rata-Rata Nilai Ujian Nasional
Bahasa
Indo.
Bahasa
Inggris
Mtk IPA Jumlah
Rata-
rata
1. 2010/2011 8,30 7,24 8,77 8,12 32,43 8,11
2. 2011/2012 8,59 7,20 8,35 7,84 31,98 7,99
3. 2012/2013 8,36 8,15 8,53 8,78 33,82 8,46
Sumber Data Primer diolah (2014)
Dari data di atas maka dapat dilihat bahwa perolehan nilai Ujian
Nasional SMP Negeri 1 Purworejo masih perlu untuk ditingkatkan. Upaya-
upaya strategis pada siswa sangat penting untuk dilakukan agar ke depan nilai
Ujian Nasional bisa mencapai hasil yang lebih tinggi dan lebih memuaskan.
Selanjutnya dari segi sistem pembelajaran yang mampu disediakan oleh
SMP Negeri 1 Purworejo, berdasarkan pengamatan awal peneliti sudah sesuai
dengan standar nasional. Ada enam hal yang bisa dikemukakan oleh peneliti
4
terkait dengan masalah sistem pembelajaran, yakni menyangkut: (1)
konsistennya pengelola dalam memberi layanan, utamanya dalam menerapkan
aturan yang ada, (2) selalu tanggap/respon terhadap keluhan siswa sebagai
pengguna jasa, (3) sekolah dalam memberi keyakinan masalah pelayanan
terhadap siswa sudah optimal, (4) adanya jalinan komunikasi antara siswa
dengan sekolah, (5) intensitas kehadiran tenaga pengajar tinggi, (6) tampilan
dan ketersediaan sarana fisik memadai.
Sistem pembelajaran baik dari sumber daya manusia maupun staf tata
usaha mempengaruhi aktivitas belajar setiap siswa. Semakin sempurna sistem
pembelajaran yang diberikan akan semakin tinggi motivasi belajar siswa yang
pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Masalah sistem pembelajaran bagi sekolah menengah pertama
seyogyanya mendapat perhatian khusus dan menjadi bagian yang tidak bisa
diabaikan. Bila pelayanan pendidikan bisa ditingkatkan maka siswa lebih
cenderung termotivasi untuk belajar dan sudah tentu aktivitas belajar yang
ditampakkan siswa akan meningkat sesuai yang diharapkan.
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa yakni
faktor motivasi belajar. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai motor
penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri dalam aktivitas
belajar.
Seperti yang dikemukakan oleh DeCecco dan Grawford dalam Slameto
(2003: 175-176), salah satu tugas pengajar adalah memberikan motivasi
kepada siswa untuk melakukan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin secara
5
efektif dan produktif membangkitkan motivasi belajar siswa.
Guru mempunyai peran penting dalam memberikan motivasi terutama
motivasi belajar, karena yang dikembangkan masalah psikis siswa. Guru
sebagai pembimbing dapat memberikan layanan kepada semua siswa asuhnya
tanpa membeda-bedakan suku, bangsa, warna kulit, agama atau status sosial
ekonomi. Hal ini wajib dilakukan seorang guru, mengingat guru bersifat
netral, tidak memihak dan adil. Selain itu untuk memotivasi siswa guru dapat
menggunakan berbagai metode, sesuai dengan aturan layanan bimbingan.
Pemberian layanan dapat dilaksanakan baik di luar kelas maupun di dalam
kelas, tergantung kesepakatan siswa yang akan dibimbing, selain itu bisa
bersifat individu maupun kelompok.
Seorang guru harus mempunyai sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar,
menepati janji, dapat dipercaya, jujur, tertib dan hormat. Selain itu seorang
guru harus terampil menggunakan teknik-teknik dan prosedur-prosedur
khusus yang dikembangkan atas dasar wawasan yang luas dan kaidah-kaidah
ilmiah.
Berdasarkan uraian diatas, aktivitas belajar siswa pada dasarnya
ditentukan setidaknya oleh dua faktor, yaitu faktor internal (diri siswa) dan
faktor eksternal (luar diri siswa). Faktor internal meliputi kecerdasan, motivasi
dan minat, sedangkan faktor ekternal menyangkut masalah lingkungan yaitu
tersedianya sarana dan prasarana belajar, kondisi ekonomi keluarga, dan
kualitas sumber daya manusia sebagai pendukung dan pengelola pendidikan.
Faktor eksternal khususnya menyangkut kemampuan sekolah dalam
6
menyiapkan sarana dan prasarana belajar, suasana belajar yang nyaman, dan
sumber daya manusia pengelola yang profesional dan berkualitas, sangat erat
kaitannya dengan masalah kualitas pelayanan dari sekolah yang bersangkutan.
Selanjutnya karena keinginan dari semua pihak dan demi peningkatan
mutu output, SMP Negeri 1 Purworejo membuat program penambahan jam
untuk mata pelajaran yang diujinasionalkan, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa
Indonesia, Matematika dan IPA. Program penambahan jam mata pelajaran
dibagi menjadi dua waktu pelajaran, yaitu untuk tambahan Bahasa Inggris
yang diampu oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo jurusan
Bahasa Inggris diberikan jam ke nol (sebelum KBM mulai) selama 80 menit,
ini diperuntukkan semua jenjang kelas dari kelas 7, 8 dan kelas 9 yang setiap
jenjang kelas diberi waktu dua hari. Alasan pemilihan guru dari mahasiswa
adalah agar siswa lebih tertarik mempelajari Bahasa Inggris, mengingat
kelemahan output SMP Negeri 1 Purworejo terletak pada penguasaan Bahasa
Inggris baik segi grammar maupun vocabnya. Sedangkan penambahan jam
mata pelajaran yang diujinasionalkan diberikan jam ke 8 dan 9 (setelah KBM
selesai) selama 2 jam pelajaran, dengan diampu oleh guru mata pelajaran
masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah
penelitian ini adalah berfokus pada :
 Sikap siswa SMP Negeri 1 Purworejo terhadap sistem pembelajaran di
7
SMP Negeri 1 Purworejo berdasarkan atribut :
1. konsistensi pengelola dalam memberi layanan sesuai dengan aturan
yang ada
2. daya tanggap/respon terhadap keluhan siswa sebagai pengguna jasa
3. optimalisasi sekolah dalam memberi keyakinan masalah pelayanan
terhadap siswa
4. terwujudnya jalinan komunikasi antara sekolah dengan siswa
5. intensitas kehadiran tenaga pengajar tinggi
6. tampilan dan ketersediaan sarana fisik memadai.
C. Pertanyaan Penelitian
Dalam penelitian ini maka diharapkan dapat menjawab pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
 Bagaimana sikap siswa SMP Negeri 1 Purworejo terhadap sistem
pembelajaran di SMP Negeri 1 Purworejo berdasarkan atribut :
1. konsistensi pengelola dalam memberi layanan sesuai dengan aturan
yang ada
2. daya tanggap/respon terhadap keluhan siswa sebagai pengguna jasa
3. optimalisasi sekolah dalam memberi keyakinan masalah pelayanan
terhadap siswa
4. terwujudnya jalinan komunikasi antara sekolah dengan siswa
5. intensitas kehadiran tenaga pengajar tinggi
6. tampilan dan ketersediaan sarana fisik memadai.
8
D. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah untuk memudahkan analisa
selanjutnya dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka
pemecahan masalah.
Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan dan daya pikir penulis,
maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis sikap siswa SMP Negeri 1
Purworejo terhadap sistem pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tingkat kelas, peringkat kelas atas dan bawah.
3. Atribut-atribut sistem pembelajaran di SMP Negeri 1 Purworejo yang
diteliti adalah konsistensi pengelola dalam memberi pelayanan sesuai
dengan aturan yang ada, daya tanggap/respon terhadap keluhan siswa
sebagai pengguna jasa, optimalisasi sekolah dalam memberi keyakinan
masalah pelayanan terhadap siswa, terwujudnya jalinan komunikasi antara
siswa dengan sekolah, intensitas kehadiran tenaga pengajar tinggi, dan
tampilan dan ketersediaan sarana fisik memadai..
E. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap
sistem pembelajaran di SMP Negeri 1 Purworejo.
9
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Merupakan bahan masukan tentang sikap siswa terhadap sistem
pembelajaran, sehingga dapat menentukan langkah  langkah yang tepat
untuk masa datang.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai
sumbangan pemikiran untuk memajukan mutu output SMP Negeri 1
Purworejo.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam
melakukan pengambilan keputusan menyekolahkan putra/putrinya.

More Related Content

2. bab 1 revisi gandes 1

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan yang berkualitas (Syaodih Nana, 2006 : 1). Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Salah satu yang membedakan mutu sekolah adalah sistem pembelajaran yang dilaksanakan. Masing-masing sekolah menawarkan kualitas sekolah ke masyarakat dengan teknik-teknik tertentu yang dimasukkan ke dalam sistem pembelajarannya, sehingga masyarakat dapat memilih mana yang sesuai dengan harapan dan tujuan menyekolahkan putra/putrinya. Diakui bahwa pendidikan pada umumnya dan aktivitas belajar pada khususnya merupakan hasil dari suatu proses interaksi berbagai faktor seperti layanan pembelajaran, sarana prasarana yang ada, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, kurikulum, buku paket dan fasilitas pendidikan lain dalam hal ini peneliti melihat dari sudut pandang sistem pembelajaran yang mampu disediakan oleh sekolah tersebut.
  • 2. 2 Aktivitas belajar yang maksimal sebagaimana harapan semua pihak baik itu orang tua, masyarakat maupun pihak sekolah terutama pengajar dan siswa itu sendiri, diperlukan integritas optimal dari berbagai faktor yang telah disebutkan di atas khususnya faktor yang menjadi fokus penelitian peneliti yakni faktor kualitaspelayanan pembelajaran, sarana prasarana, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa dan program penambahan mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Pendidikan modern dewasa ini menuntut guru atau pendidik untuk mengamati perkembangan individu dan mampu menyusun sistem pembelajaran sesuai dengan perkembangan tersebut (Mutadim, 2002). Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa proses pendidikan merupakan usaha pembentukan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai yang diharuskan oleh lingkungan menurut kepentingan perkembangan dan spiritual individu itu sendiri. Keberhasilan proses ini tentu saja akan sangat bergantung pada cara kerja dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam usaha peningkatan prestasi akademik. Terkait dengan uraian di atas, penelitian Gordon dan Burch (1984) menyebutkan bahwa faktor pengajar memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tugas bukan hanya mengembangkan segi intelektual saja, tetapi juga memperhatikan segi efektif dan keterampilan, sehingga membantu untuk memperoleh perkembangan emosi yang stabil. Senada dengan hasil penelitian Gordon dan Burch di atas, Mutadin (2002) mengemukakan bahwa tugas seorang guru atau pengajar tidak hanya
  • 3. 3 terbatas pada tugas mengajar saja, tetapi juga sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan. Di sini termasuk mempersiapkan anak didik melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Data empiris yang menunjukkan perolehan rata-rata nilai Ujian Nasional siswa SMP Negeri 1 Purworejo tiga tahun terakhir untuk tiap mata pelajaran yang diujikan sebagai berikut : Tabel 1.1 Perolehan rata-rata nilai UAN SMP Negeri 1 Purworejo 3 tahun terakhir No Tahun Pelajaran Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Bahasa Indo. Bahasa Inggris Mtk IPA Jumlah Rata- rata 1. 2010/2011 8,30 7,24 8,77 8,12 32,43 8,11 2. 2011/2012 8,59 7,20 8,35 7,84 31,98 7,99 3. 2012/2013 8,36 8,15 8,53 8,78 33,82 8,46 Sumber Data Primer diolah (2014) Dari data di atas maka dapat dilihat bahwa perolehan nilai Ujian Nasional SMP Negeri 1 Purworejo masih perlu untuk ditingkatkan. Upaya- upaya strategis pada siswa sangat penting untuk dilakukan agar ke depan nilai Ujian Nasional bisa mencapai hasil yang lebih tinggi dan lebih memuaskan. Selanjutnya dari segi sistem pembelajaran yang mampu disediakan oleh SMP Negeri 1 Purworejo, berdasarkan pengamatan awal peneliti sudah sesuai dengan standar nasional. Ada enam hal yang bisa dikemukakan oleh peneliti
  • 4. 4 terkait dengan masalah sistem pembelajaran, yakni menyangkut: (1) konsistennya pengelola dalam memberi layanan, utamanya dalam menerapkan aturan yang ada, (2) selalu tanggap/respon terhadap keluhan siswa sebagai pengguna jasa, (3) sekolah dalam memberi keyakinan masalah pelayanan terhadap siswa sudah optimal, (4) adanya jalinan komunikasi antara siswa dengan sekolah, (5) intensitas kehadiran tenaga pengajar tinggi, (6) tampilan dan ketersediaan sarana fisik memadai. Sistem pembelajaran baik dari sumber daya manusia maupun staf tata usaha mempengaruhi aktivitas belajar setiap siswa. Semakin sempurna sistem pembelajaran yang diberikan akan semakin tinggi motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas belajar siswa. Masalah sistem pembelajaran bagi sekolah menengah pertama seyogyanya mendapat perhatian khusus dan menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan. Bila pelayanan pendidikan bisa ditingkatkan maka siswa lebih cenderung termotivasi untuk belajar dan sudah tentu aktivitas belajar yang ditampakkan siswa akan meningkat sesuai yang diharapkan. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa yakni faktor motivasi belajar. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri dalam aktivitas belajar. Seperti yang dikemukakan oleh DeCecco dan Grawford dalam Slameto (2003: 175-176), salah satu tugas pengajar adalah memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin secara
  • 5. 5 efektif dan produktif membangkitkan motivasi belajar siswa. Guru mempunyai peran penting dalam memberikan motivasi terutama motivasi belajar, karena yang dikembangkan masalah psikis siswa. Guru sebagai pembimbing dapat memberikan layanan kepada semua siswa asuhnya tanpa membeda-bedakan suku, bangsa, warna kulit, agama atau status sosial ekonomi. Hal ini wajib dilakukan seorang guru, mengingat guru bersifat netral, tidak memihak dan adil. Selain itu untuk memotivasi siswa guru dapat menggunakan berbagai metode, sesuai dengan aturan layanan bimbingan. Pemberian layanan dapat dilaksanakan baik di luar kelas maupun di dalam kelas, tergantung kesepakatan siswa yang akan dibimbing, selain itu bisa bersifat individu maupun kelompok. Seorang guru harus mempunyai sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar, menepati janji, dapat dipercaya, jujur, tertib dan hormat. Selain itu seorang guru harus terampil menggunakan teknik-teknik dan prosedur-prosedur khusus yang dikembangkan atas dasar wawasan yang luas dan kaidah-kaidah ilmiah. Berdasarkan uraian diatas, aktivitas belajar siswa pada dasarnya ditentukan setidaknya oleh dua faktor, yaitu faktor internal (diri siswa) dan faktor eksternal (luar diri siswa). Faktor internal meliputi kecerdasan, motivasi dan minat, sedangkan faktor ekternal menyangkut masalah lingkungan yaitu tersedianya sarana dan prasarana belajar, kondisi ekonomi keluarga, dan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukung dan pengelola pendidikan. Faktor eksternal khususnya menyangkut kemampuan sekolah dalam
  • 6. 6 menyiapkan sarana dan prasarana belajar, suasana belajar yang nyaman, dan sumber daya manusia pengelola yang profesional dan berkualitas, sangat erat kaitannya dengan masalah kualitas pelayanan dari sekolah yang bersangkutan. Selanjutnya karena keinginan dari semua pihak dan demi peningkatan mutu output, SMP Negeri 1 Purworejo membuat program penambahan jam untuk mata pelajaran yang diujinasionalkan, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. Program penambahan jam mata pelajaran dibagi menjadi dua waktu pelajaran, yaitu untuk tambahan Bahasa Inggris yang diampu oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo jurusan Bahasa Inggris diberikan jam ke nol (sebelum KBM mulai) selama 80 menit, ini diperuntukkan semua jenjang kelas dari kelas 7, 8 dan kelas 9 yang setiap jenjang kelas diberi waktu dua hari. Alasan pemilihan guru dari mahasiswa adalah agar siswa lebih tertarik mempelajari Bahasa Inggris, mengingat kelemahan output SMP Negeri 1 Purworejo terletak pada penguasaan Bahasa Inggris baik segi grammar maupun vocabnya. Sedangkan penambahan jam mata pelajaran yang diujinasionalkan diberikan jam ke 8 dan 9 (setelah KBM selesai) selama 2 jam pelajaran, dengan diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah penelitian ini adalah berfokus pada : Sikap siswa SMP Negeri 1 Purworejo terhadap sistem pembelajaran di
  • 7. 7 SMP Negeri 1 Purworejo berdasarkan atribut : 1. konsistensi pengelola dalam memberi layanan sesuai dengan aturan yang ada 2. daya tanggap/respon terhadap keluhan siswa sebagai pengguna jasa 3. optimalisasi sekolah dalam memberi keyakinan masalah pelayanan terhadap siswa 4. terwujudnya jalinan komunikasi antara sekolah dengan siswa 5. intensitas kehadiran tenaga pengajar tinggi 6. tampilan dan ketersediaan sarana fisik memadai. C. Pertanyaan Penelitian Dalam penelitian ini maka diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimana sikap siswa SMP Negeri 1 Purworejo terhadap sistem pembelajaran di SMP Negeri 1 Purworejo berdasarkan atribut : 1. konsistensi pengelola dalam memberi layanan sesuai dengan aturan yang ada 2. daya tanggap/respon terhadap keluhan siswa sebagai pengguna jasa 3. optimalisasi sekolah dalam memberi keyakinan masalah pelayanan terhadap siswa 4. terwujudnya jalinan komunikasi antara sekolah dengan siswa 5. intensitas kehadiran tenaga pengajar tinggi 6. tampilan dan ketersediaan sarana fisik memadai.
  • 8. 8 D. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah untuk memudahkan analisa selanjutnya dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka pemecahan masalah. Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan dan daya pikir penulis, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis sikap siswa SMP Negeri 1 Purworejo terhadap sistem pembelajaran yang dilaksanakan. 2. Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kelas, peringkat kelas atas dan bawah. 3. Atribut-atribut sistem pembelajaran di SMP Negeri 1 Purworejo yang diteliti adalah konsistensi pengelola dalam memberi pelayanan sesuai dengan aturan yang ada, daya tanggap/respon terhadap keluhan siswa sebagai pengguna jasa, optimalisasi sekolah dalam memberi keyakinan masalah pelayanan terhadap siswa, terwujudnya jalinan komunikasi antara siswa dengan sekolah, intensitas kehadiran tenaga pengajar tinggi, dan tampilan dan ketersediaan sarana fisik memadai.. E. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap sistem pembelajaran di SMP Negeri 1 Purworejo.
  • 9. 9 F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Merupakan bahan masukan tentang sikap siswa terhadap sistem pembelajaran, sehingga dapat menentukan langkah langkah yang tepat untuk masa datang. 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai sumbangan pemikiran untuk memajukan mutu output SMP Negeri 1 Purworejo. 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam melakukan pengambilan keputusan menyekolahkan putra/putrinya.