2. Pendahulua
n
Penurunan densitas tulang dan gangguan mikrostruktur jaringan tulang terjadi
secara bertahap, progresif dan tidak menunjukkan tanda gejala sampai terjadi
fraktur
Konsekuensinya tulang menjadi rapuh dan cenderung mudah terjadi fraktur
Karakteristik tulang mengalami osteoporosis adalah menurunnya masa densitas
tulang dan terganggunya mikrostruktur jaringan tulang
Osteoporosis merupakan penyakit kronis sistemik pada tulang skeletal
3. Epidemiolo
gy
Resiko fraktur menjadi 2 kali lipat jika sebelumnya telah mengalami fragility fracture
1.8 juta berbagai fraktur lainnya
560.000 forearm fracture
520.000 vertebra fracture
610.000 hip fracture
Tahun 2010 di Eropa 22 juta Wanita dan 5.5 juta pria mengalami osteoporosis, 3.5 juta
mengalami fragility fracture
4. Fragility
Fracture
Fragility fracture adalah fraktur
yang disebabkan oleh trauma
ringan, biasanya disebabkan oleh
jatuh terpeleset dari posisi berdiri
atau dari posisi lebih rendah dari
berdiri yang seharusnya tidak
menimbulkan fraktur
Fragility fracture sangat erat
kaitannya dengan osteoporosis
https://doi.org/10.1007/978-3-031-33484-9_2
5. Biologi
Tulang
Proses tersebut bergantung pada keseimbangan aktivitas reabsorbsi tulang dengan
aktivitas pembentukan formasi tulang
Proses pergantian matrik tulang yang sudah matang/tua diganti matrik tulang baru terjadi
sepanjang hidup
80% komposisi tulang skeletal merupakan tulang keras (cortical bone)
Selain itu tulang juga menyimpan sekaligus melepaskan mineral tubuh melewati sel darah
Tulang pada dasarnya mempunyai fungsi memberikan bentuk pada tubuh, melindungi
organ, memfasilitasi terjadinya gerakan dan mobilitas karena sebagai perlekatan tendon
otot dan ligament
6. Remodellin
g
Ada 3 sel yang berperan dalam
proses menjaga matrik tulang
(remodelling) yakni osteoblast
(sel pembangun formasi),
osteoclast (sel
penghancur/reabsorbsi tulang)
dan osteosit (sel tulang yang
memberikan perintah
remodelling)
Aktivitas 3 sel tersebut sangat
membutuhkan mineral kalsium
dalam darah, hormone (estrogen,
testosterone dan growth
hormone) dan aktivasi sel
osteosit (tekanan gravitasi dan
tarikan otot)
7. Masa Densitas
Tulang
Ketika proses reabsorbsi jauh lebih cepat dibanding pembentukan formasi tulang dapat
menyebabkan kerapuhan tulang (osteoporosis)
Pada usia 80 tahun sekitar 50% tulang kehilangan masa densitasnya
Pada usia dewasa 30-40 tahun masa densitas tulang menurun dikarenakan proses
reabsorbsi secara bertahap menjadi lebih cepat dibanding pembentukan formasi tulang
Pada usia muda pembentukan formasi tulang lebih cepat dibanding proses reabsorbsi
tulang, sehingga masa densitas dan kekuatan tulang terus meningkat (usia 20-25 tahun)
9. Dan 30% pasien fraktur hip kehilangan kemandirian
Sebagian besar pasien fraktur hip tidak bisa 100% kembali kemampuan fungsionalnya
sebagaimana sebelum terjadi fraktur
Fraktur proksimal femur (hip) merupakan permasalahan yang serius dan sangat
membutuhkan layanan intensif di rumah sakit
Kejadian fragility fracture pada distal lengan bawah sering diikuti kejadian fragility
fracture pada tempat lain (hip atau vertebra)
Distal lengan bawah menduduki peringkat ke-3 dari kejadian fragility fracture
Wrist & Hip
Fracture
10. Vertebral
Fracture
40% pasien menderita nyeri kronis dan deformitas spinal (kyphosis)
Resiko terjadinya fraktur vertebra pada segmen yang lain meningkat diistilahkan sebagai
vertebral fracture cascade
65-75% tidak atau sedikit ditemukan gejala dan 30-40% dirujuk karena sudah terjadi
fraktur
Manifestasi klinis yang sering dijumpai adalah awalnya pasien sering mengeluhkan nyeri
punggung, seteleh diperiksa menggunakan x-ray baru ditemukan adanya fraktur vertebra
Fraktur vertebra paling sering terjadi pada kondisi osteoporosis
11. Bone Mineral Density
(BMD)
Diagnosa osteoporosis didasarkan pada
pemeriksaan Bone Mineral Density (BMD)
menggunakan alat diagnosis Dual energy X-
ray Absorptiometry (DXA)
Rendahnya nilai BMD mengindikasikan
resiko fraktur tinggi
Nilai BMD di transform menjadi nilai T
score, yakni nilai standar deviasi (±) dari
nilai rerata BMD normal gram/cm2
Setiap penurunan nilai 1 standar deviasi
mengindikasikan peningkatan resiko
fraktur 2 kali lipat
12. Faktor Resiko
Menetap
Penyakit lain yang menghambat kemampuan fungsional dan mobilitas
Penggunaan obat glukokortikoid menghambat tulang mengabsorbsi kalsium,
pembentukan formasi tulang terhambat dan penurunan masa dan kekuatan otot
Etnis kaukasia dan asia memiliki insiden yang tinggi terjadi osteoporosis dan fraktur
vertebral)
Riwayat fraktur sebelumnya meningkatkan resiko fraktur 2 kali lipat
Riwayat osteoporosis di keluarga ditambah ada riwayat fragility fraktur pada keluarga
Perempuan setelah menopause produksi hormone estrogen menurun dan osteoclast
menjadi lebih aktif
Mulai usia 50 tahun terjadi penurunan mineral tulang yang signifikan
13. Faktor Resiko Dapat
Dirubah
Kurangnya olahraga, aktivitas sedentary duduk > 9 jam perhari meningkatkan resiko
fraktur hip dibanding < 6 jam, tekanan pada tulang saat aktivitas atau olahraga mampu
mengaktifkan sel tulang
Kurangnya vitamin D, selain vitamin dan suplemen, paparan sinar ultraviolet matahari
15 menit) membantu pembentukan vitamin D di kulit
Kurangnya asupan nutrisi kalsium dan vitamin D dapat mengganggu kinerja hormone
yang menghasilkan kalsium
Masa Indeks Tubuh kurang <20 kg/m2 memiliki resiko fraktur 2 kali lipat dibanding
indeks tubuh 25 kg/m2
Merokok, walapun mekanismenya belum jelas namun banyak pasien memiliki riwayat
merokok
Meminum minuman berakohol >2 kali per hari peningkatan resiko 40%, absorbsi
mineral, vitamin dan protein terhambat