1. SIMULASI PELAYANAN PUSKESMAS SADANG SERANG
Nia Budi Puspitasari
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof Sudarto, SH., Semarang
nia_niyo@yahoo.com
Abstrak
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama dalam kehidupan manusia. Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskemas) merupakan fasilitas kesehatan yang penting dan terjangkau
bagi seluruh kalangan masyarakat, khususnya bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Puskesmas Kelurahan Sadang Serang, melayani pasien dewasa dan anak-anak. Jam operasinya
hanya empat jam, mengakibatkan panjangnya antrian pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui berapa jumlah tempat duduk yang harus tersedia untuk menampung pasien dewasa
dan anak-anak pada jam sibuk (peak hour) dan menentukan jumlah server yang tepat sehingga
rata-rata waktu menunggu lebih singkat. Penekatan yang dilakukan dengan menggunakan
simulasi. Simulasi kejadian diskret (discrete time simulation) merupakan simulasi dengan
perubahan status dari model simulasi terjadi pada titik-titik waktu yang diskret yang dipicu oleh
kejadian. Dalam simulasi kejadian diskret, variabel status berubah jika suatu kejadian terjadi.
Sedangkan simulasi kontinyu, variabel status berubah dengan berubahnya waktu.
Kata kunci: Puskesmas, jam sibuk, simulasi
Abstract
Health is one of the main factors in human life. Community Health Centers
(Puskesmas) is an important health facilities and affordable for the whole community,
especially for the lower middle income economies. Puskesmas Kelurahan Sadang Serang,
serving adult patients and children. Hours of operation only four hours, causing long queues of
patients. The purpose of this study is to determine how many seats should be available to
accommodate adults and children during rush hour (peak hour) and determine the appropriate
number of servers so that the average waiting time is shorter. Penekatan done by using
simulation. Discrete event simulation (discrete-time simulation) is a simulation by changing the
status of the simulation model occur at points of discrete time triggered by events. In discrete
event simulation, variables change the status if an event occurs. Meanwhile, continuous
simulation, variables change with the changing status of the time.
Keywords: Puskesmas, peak hour, simulation
PENDAHULUAN untuk melayani kesehatan masyarakat
Kesehatan merupakan salah satu adalah Pusat Kesehatan Masyarakat
faktor utama dalam kehidupan manusia. (Puskesmas). Puskemas merupakan
Kesehatan juga berperan penting dalam fasilitas kesehatan yang penting dan
kehidupan manusia untuk beraktivitas terjangkau bagi seluruh kalangan
setiap harinya. Apabila kesehatan terganggu masyarakat, khususnya bagi masyarakat
otomatis kegiatan lainnya juga akan ekonomi menengah ke bawah. Faktor biaya
terganggu kelangsungannya. Jika seseorang periksa dan obat yang lebih murah, serta
terserang penyakit biasanya orang tersebut lokasinya yang mudah dijangkau (berada di
pergi ke dokter atau fasilitas pelayanan tiap kelurahan) merupakan alasan utama
kesehatan lainya untuk memeriksakan masyarakat memilih puskesmas sebagai
kesehatannya, salah satu fasilitas kesehatan tempat untuk berobat.
J@TI Undip, Vol IV, No 3, September 2009 177
2. Pada kesempatan ini peneliti simulasi terjadi pada titik-titik waktu yang
mengamati kegiatan di Puskesmas diskret yang dipicu oleh kejadian. Dalam
Kelurahan Sadang Serang, puskesmas simulasi kejadian diskret, variabel status
tersebut melayani pasien dewasa dan anak- berubah jika suatu kejadian terjadi.
anak. Puskesmas Sadang Serang memiliki Sedangkan simulasi kontinyu, variabel
fasilitas dokter umum (untuk pasien status berubah dengan berubahnya waktu.
dewasa), dokter anak, dokter gigi dan Pendefinisian laju perubahan dalam
apotek. Jam operasinya hanya empat jam, variabel status sepanjang waktu adalah:
yaitu dari jam 08.00 s/d 12.00 WIB. Hal a. Derivative equations
tersebut yang mengakibatkan panjangnya Perubahan dari variabel status
antrian pasien. Antrian pendaftaran dan dinyatakan dengan turunan (derivative)
dokter umum yang panjang mengakibatkan dari variabel status.
banyak pasien di jam tertentu tidak b. Difference equations
mendapatkan tempat duduk di ruang Persamaan yang mencakup turunan
tunggu. Mau tidak mau pasien tersebut disebut persamaan diferensial
harus menunggu, karena kondisi yang tidak (differential equation).
sehat harus segera disembuhkan. Hal
tersebut pula mendorong peneliti untuk Kombinasi Kejadian Diskret dan
memecahkan masalah tersebut. Agar pasien Kontinyu
yang datang ke puskesmas merasa nyaman Sistem dapat mengandung
dan setidaknya dapat menstimulus pasien kombinasi kejadian diskret dan kontinyu.
agar cepat sembuh dari penyakit yang Terdapat empat interaksi dasar dalam
dideritanya. kombinasi kejadian diskret dan kontinyu,
Pada tulisan ini peneliti membatasi yaitu:
fasilitas yang akan diteliti, batasan tersebut a. Nilai variabel status kontinyu tiba-tiba
antara lain pada antrian pandaftaran, antrian naik/turun sebagai akibat suatu kejadian
dokter umum (pasien dewasa), antrian diskret
dokter anak dan antrian apotek. Dokter gigi b. Inisiasi kejadian diskret dapat terjadi
diabaikan karena fasilitas ini jalur akibat nilai variabel kontinyu mencapai
antriannya yang berbeda, yaitu memiliki ambang batas tertentu.
bagian pendaftaran tersendiri dan tidak c. Laju perubahan variabel kontinyu
melalui pendaftaran utama. Antrian apotek berubah sebagai akibat suatu kejadian
hanya untuk pasien dokter umum dan diskret.
dokter anak, sedangkan untuk dokter gigi d. Inisiasi atau penghentian perubahan
obat langsung disediakan di ruang periksa variabel kontinyu dapat terjadi karena
gigi. adanya suatu kejadian diskret.
Adapun masalah yang kami Bagaimana simulasi kejadian diskret
temukan dilapangan adalah adanya antrian bekerja?
yang panjang pada jam-jam tertentu setiap a. Model simulasi umumnya didefinisikan
fasilitas puskesmas. Tujuan penelitian ini secara process-oriented.
adalah untuk mengetahui berapa jumlah b. Sistem digambarkan sebagai aliran
tempat duduk yang harus tersedia untuk proses (process flow).
menampung pasien dewasa dan anak-anak c. Dalam simulasi kejadian diskret,
pada jam sibuk (peak hour) dan definisi aliran proses diterjemahkan ke
menentukan jumlah server yang tepat dalam suatu urutan kejadian
sehingga rata-rata waktu menunggu lebih d. Kejadian dalam simulasi kejadian
singkat diskret adalah kejadian terjadwal
(scheduled event)
TINJAUAN PUSTAKA e. Kejadian yang saat terjadinya sudah
Simulasi Kejadian Diskret ditentukan sebelumnya
Simulasi kejadian diskret (discrete f. Contoh untuk sistem antrian:
time simulation) merupakan simulasi  Kejadian kedatangan
dengan perubahan status dari model pelanggan
J@TI Undip, Vol IV, No 3, September 2009 178
3.  Kejadian pelanggan selesai
dilayani
HASIL PENELITIAN
Kejadian kondisional (conditional event) Deskripsi Sistem
Kejadian yang dipicu oleh suatu Deskripsi sistem dapat
kondisi tertentu. Contoh dalam sistem digambarkan sebagai berikut :
antrian adalah kejadian seorang pelanggan 1. Lokasi puskesmas terlatak di daerang
mulai dilayani (yang dipicu oleh kejadian sadang serang.
orang sebelumnya selesai dilayani). 2. Terdapat fasilitas pelayanan
didalamnya, diantaranya pelayanan
Pemrosesan Kejadian dokter umum, dokter anak dan apotek.
Kejadian memicu eksekusi dari 3. Jam pelayanan dibatasi hanya 4 jam,
logika yang berkaitan dengan kejadian. yaitu dari jam 08:00 WIB – 12:00 WIB.
Contohnya adalah jika suatu entitas
membebaskan suatu sumberdaya, variabel Model Konseptual
status dan statistik diperbarui dan daftar Berikut ini adalah gambaran dari
tunggu diperiksa untuk memeriksa aktivitas model konseptual dan alur dari diagram
apa yang akan diproses berikutnya. entitasnya
Pada sistem nyata, kejadian-
kejadian dapat terjadi bersamaan. Dalam
simulasi komputer, hanya ada satu aktivitas
yang diproses pada suatu saat. Diperlukan
suatu metode atau aturan untuk menentukan
kejadian yang terjadi pada saat yang
bersamaan.
Kejadian (Event)
Dua kejadian yang mengubah status
system adalah kedatangan (arrival) dan
kepergian (departure). Kejadian
kedatangan terjadi jika pelanggan tiba di
antrian. Tiap pemrosesan kedatangan
pelanggan mencakup penjadwalan
kedatangan pelanggan berikutnya. Jika
pelanggan dilayani ATM, kepergian
dijadwalkan berdasarkan lamanya waktu
pelayanan. Untuk penghentian simulasi
disebut kejadian penghentian (termination).
METODOLOGI PENELITIAN
Berikut ini adalah langkah-langkah
dalam melakukan penelitian :
1. Mendefinisikan deskripsi sistem dan
model konseptual dalam melakukan
simulasi.
2. Mengumpulkan serta menganalisa data.
3. Mambuat serta mem-validasi model.
4. Merancang eksperimen simulasi dengan
menggunakan software (Pro Model).
5. Analisa serta merepresentasikan hasil.
J@TI Undip, Vol IV, No 3, September 2009 179
4. Waktu kedatangan pasien
Waktu pendaftaran Rata-rata waktu menunggu di
pendaftaran, klinik dan apotik
Waktu pelayanan di klinik umum
Maksimum jumlah antrian di
Waktu pelayanan di klinik anak pendaftaran, klinik dan apotik
Waktu pelayanan apotik
Aturan Jumlah Kapasitas
Layanan Server Klinik &
Apotek
Gambar 1. Model Konseptual
Diagram aliran entitas :
Antrian Klinik
( FIFO) Layanan Klinik
10 9 7
Antrian Pendaftaran Layanan Antrian Apotek
Kedatangan pasien ( FIFO) ( FIFO) Layanan Apotek
Pendaftaran Kepergian pasien
20 14 13 12 11 4 3 2 1
Antrian Klinik
( FIFO) Layanan Klinik
8 6 5
Gambar 2. Aliran Diagram Entitas
5. Analisis Data Input 3. Fitting terhadap distribusi teoritis
Adapun analisis data input meliputi tertentu, dilakukan dengan uji
: Chisquare
1. Pengujian independensi data, dilakukan Hasil analisis data input dapat
dengan scatter plot, autocorelation plot dilihat pada Tabel I . Urutan kedatangan
dan run test pasien di puskesmas hingga meninggalkan
2. Pengujian data mempunyai distribusi apotek dapat dilihat pada Gambar 3.
identik, yang dilakukan dengan uji
Kruskal Wallis
Tabel I Hasil Analisis Data Input
Data Indepedensi Data Homogentas Data Distribusi Fitting
Waktu antar kedatangan data independen data homogen berdistribusi gamma
Waktu pelayanan pendaftaran data independen data homogen berdistribusi weibull
Waktu pelayanan dokter umum data independen data homogen berdistribusi pearson 5
Waktu pelayanan dokter anak data independen data homogen berdistribusi triangular
Waktu pelayanan apotek data independen data homogen berdistribusi lognormal
Pasien datang ke
puskesmas
Pasien mendaftar di
bagian pendaftaran
Tidak Ya
Pasien berumur >
10 tahun
Pasien ke ruangan Pasien ke ruangan
dokter anak dokter umum
Pasien dilayani Pasien dilayani
oleh dokter anak oleh dokter umum
Pasien memberikan
resep ke apotek
Pasien
mendapatkan obat
Pasien
meninggalkan
puskesmas
Gambar 3. Alur pelayanan pasien di puskesmas Sadang Serang
6. Proses Simulasi Pro Model maksimum antrian dari model simulasi dan
Berikut ini adalah beberapa gambar aktual, kemudian dilakukan uji t.
dari proses running pada software Pro Berdasakan uji kenormalan, data secara
Model signifikan berdistribusi normal dengan
menggunakan selang kepercayaan 95%.
Dari hasil uji-t di atas, signifikansi > 0.05
untuk semua variabel, sehingga dapat
disimpulkan data simulasi dan aktual
berasal dari distribusi yang sama, dan
dikatakan model valid.
Analisis Output
Terminating Simulation
Model simulasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model simulasi
terminating. Hal ini dikarenakan jam
operasi puskesmas yang terbatas, yaitu
loket pendaftaran hanya melayani empat
jam saja, yaitu dari pukul 08.00 – 12.00
WIB. Selain itu tujuan penelitian pada
penelitian ini untuk mengetahui jumlah
pasien saat jam sibuk (peak hour) sehingga
dapat menentukan jumlah kursi yang harus
Gambar 4. Contoh gambar Simulasi disediakan Puskesmas untuk menampung
Pro Model seluruh pasien.
Verifikasi dan Validasi Model Jumlah Replikasi
Verifikasi Replikasi simulasi seringkali
Verifikasi dilakukan dengan diinginkan mengetahui ukuran sampel atau
membandingkan antara input yang jumlah replikasi yang dibutuhkan untuk
diberikan model dan animasi running menunjukkan interval kepercayaan berdasar
simulasi. Input model yang terdiri dari lama relative error (re), antara estimasi mean
waktu antar kedatangan, waktu pelayanan
sampel ( ) dan mean sebenarnya yang tidak
pendaftaran, waktu pelayanan dokter
umum, waktu pelayanan dokter anak, dan diketahui (µ). Tujuannya adalah untuk
waktu pelayanan apotek, hasil running mendapatkan sampel model yang
simulasi dapat menampilkan sesuai dengan menunjukkan nilai harapan/ rata-rata
input yang diberikan. Maka dengan melihat model, yaitu dengan menggunakan
dan membandingkan antara logika sejumlah n replikasi yang independen.
konseptual dan logika pada model simulasi Ukuran sampel yang mencukupi akan
hasil running simulasi dapat disimpulkan menggambarkan suatu simpulan yang valid
bahwa telah sesuai dan berdasarkan hasil terhadap populasinya. Dalam penelitian ini
tersebut pula maka model ini telah output simulasi yang diukur sebagai kriteria
terverifikasi. performansi adalah antrian pendaftaran,
antrian dokter umum (DU), antrian dokter
Validasi anak (DA), dan antrian apotek dengan re
Validasi dilakukan dengan diasumsikan sebesar 0.02.
membandingkan output hasil simulasi Dari tabel perhitungan jumlah
dengan kondisi aktual, dengan replikasi menunjukkan bahwa n’ jumlah
menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk replikasi semua mencukupi sehingga nilai-
menguji apakah data dari model dan aktual nilai yang dihasilkan cukup
berasal dari distribusi yang sama. Pada menggambarkan kesimpulan bahwa sampel
masalah ini, kami membandingkan output
7. merepresentasikan populasi dari model menjadi dua orang. Parameter lain
simulasi. tetap seperti kondisi awal.
• Skenario 2
Estimasi Performansi Pada sistem nyata jumlah server di
Untuk mengestimasi performansi apotek sebanyak seorang apoteker
sistem, digunakan estimasi titik yang lebih dengan dibantu oleh seorang pembantu
mudah ditangkap oleh artinya oleh pihak untuk mengambil obat yang jaraknya
puskesmas nantinya. Performansi sistem jauh dari jangkauan apoteker. Dalam
yang dihitung adalah jumlah antrian di skenario 2 ini, pelayanan apotek hanya
pendaftaran, dokter umum, dokter anak dan seorang apoteker tanpa bantuan tenaga
apotek. pembantu apoteker. Parameter lain
Estimasi performansi puskesmas tetap seperti kondisi awal.
Sadang Serang dapat dilihat pada Tabel 6. • Skenario 3
Perancangan Eksperimen (Perbandingan Dalam skenario ini menggabungkan
Konfigurasi Sistem) usulan pada skenario 1 dan 2, yaitu
Setelah menghasilkan model jumlah dokter umum menjadi dua
simulasi sebagai model as is nya, maka orang dan jumlah apoteker hanya
diperlukan perancangan eksperimen seorang tanpa dibantu tenaga
sebagai langkah perbaikan terhadap sistem. pembantu apoteker. Parameter lain
Perancangan ini dapat dilakukan karena tetap seperti kondisi awal.
model yang dihasilkan telah valid, sehingga
dapat diusulkan beberapa skenario dapat Untuk menguji ketiga skenario
diaplikasikan pada sistem nyatanya. Pada tersebut dibandingkan kondisi awal (sistem
model ini akan diusulkan tiga skenario nyata), dlakukan uji Analysis of Variance
perubahan. (ANOVA). Uji ANOVA dilakukan
• Skenario 1 terhadap hasil simulasi (ProModel) untuk
Menambah jumlah server (dokter) output jumlah antrian dokter umum
pada bagian pelayanan dokter umum, maksimal dan jumlah antrian apotek
yaitu pada sistem nyata dokter umum maksimal kondisi awal dengan ketiga
sebanyak satu orang, sedangkan pada skenario. Hasil perhitungan untuk tiap
skenario 1 jumlah dokter umum skenario dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 6 Tabel Estimasi Performansi
maksimal jumlah maksimal jumlah antrian maksimal jumlah maksimal jumlah
antrian pendaftaran dokter umum antrian dokter anak antrian apotek
antrian 5 25 4 2
maksimal
Rata-rata waktu Rata-rata waktu tunggu Rata-rata waktu Rata-rata waktu
tunggu di antrian di antrian dokter umum tunggu di antrian tunggu di antrian
pendaftaran dokter anak apotek
Rata-rata 0.577 7.010 5.203 0.350
St Deviasi 0.198 8.900 2.418 0
Tabel 7 Perbandingan Konfigurasi Sistem
Jenis Antrian Sistem Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3
nyata
jumlah antrian dokter umum maksimal 25 14 25 14
jumlah antrian apotek maksimal 2 3 2 3
Rata-rata waktu tunggu di antrian dokter umum 7.010 1.010 7.009 1.0091
Rata-rata waktu tunggu di antrian apotek 0.3504 0.3508 0.3501 0.3504
8. Berdasarkan tabel analisa output di pelayanan dokter umum. Selain itu, pada
atas dapat dilihat skenario 3 merupakan apotek tidak perlu menggunakan tenaga
yang terbaik. Hal ini dikarenakan pembentu apoteker karena tidak
menghasilkan jumlah antrian dokter umum mempengaruhi jumlah antrian apotek secara
maksimal terbaik, yaitu hanya 14 orang dan signifikan. Untuk menggambarkan sistem
jumlah antrian apotek maksimal 3 orang. real pada Puskesmas Sadang Serang dengan
Pada skenario ini menggunakan dokter lebih baik, maka diperlukan penelitian
umum sebanyak 2 orang sehingga lanjutan.
menghasilkan jumlah antrian yang lebih Penelitian yang diusulkan adalah
sedikit, sehingga dokter umum dapat melihat perilaku sistem tidak hanya pada
memberikan pelayanan maksimal kepada bagian pendaftaran utama, juga pada
pasien tanpa harus terburu-buru karena pelayanan bagian gigi, konsultasi gizi, serta
melihat antrian yang panjang. Selain itu KB dan ibu hamil
pada skenario ini jumlah apoteker hanya 1
orang tanpa bantuan pembantu hanya DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan antrian sebanyak 1 orang 1. Banks, J. et.al., (2002), Discrete Event
sehingga secara ekonomis lebih murah System Simulation. Prentice-Hall, Inc.
karena tanpa menggunakan tenaga 2. Law, A.M. dan Kelton, D.W., (2000),
pembantu apoteker (ada tidaknya tenaga Simulation Modeling and Analysis 3rd
pembantu apoteker tidak berpengaruh edition. McGraw-Hill.
secara signifikan terhadap jumlah antrian 3. Banks, J., (1998), Handbook of
apotek). Hal ini juga dapat dibuktikan pada Simulation: Application, Methodology,
rata-rata waktu menunggu dalam antrian Advances, Applications and Practices.
dokter umum paling singkat pada skenario John Wiley & Sons,Inc.
tiga (atau lebih baik daripada as is dan 4. Daellenbach, Systems and Decision
skenario lainnya). Sedangkan pada rata-rata Making: A Management Science
waktu menunggu di antrian apotek skenario Approach. John Wiley & Sons.
tiga menghasilkan waktu yang kecil (tidak 5. Ingalls, Ricki G., (2002), Introduction
berbeda secara signifikan) dibandingkan as to Simulation. Proceedings of 2002
is dan skenario lainnya. Winter Simulation Conference.
KESIMPULAN DAN SARAN
Agar pelayanan Puskesmas Sadang
Serang maksimal maka harus disediakan
kursi yang dapat menampung seluruh
pasien (beserta pengantar pasien).
Berdasarkan sistem nyata, antrian
terpanjang adalah pada pelayanan dokter
umum, yaitu sebesar 25 orang. Maka pada
ruang tunggu pelayanan dokter umum
seharusnya jumlah kursi yang tersedia
minimal 25 buah, agar seluruh pasien dan
pengantar pasien dapat duduk dan tidak
menunggu dengan berdiri. Berdasar
skenario yang diusulkan maka sebaiknya
jumlah dokter umum ditambah menjadi dua
orang agar jumlah antrian menjadi lebih
pendek, yaitu 14 orang. Sehingga jumlah
kursi yang harus disediakan Puskesmas
menjadi lebih sedikit, sehingga tidak perlu
memperluas ruang tunggu dokter umum
yang terbatas dan pasien tidak perlu
menunggu lama untuk mendapatkan