際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PELATIHAN KEAMANAN
PANGAN BERBASIS BEST
PRACTICES INDUSTRI
PENGOLAHAN HASIL
PERIKANAN
Ir. Bambang Arif Nugraha
Seafoods Industry Expert
Instruktur Keamanan Pangan Agroindustri
POINT OF VIEW
MATERI PELATIHAN
CPPOB
MATERI PELATIHAN
FACTORY SHARING
KOMPETENSI
KEAMANAN PANGAN
UKM GO GLOBAL
FOOD SAFETY
COMPLIANCE
01
02
03
04
ELEMEN PELATIHAN KEAMANAN
PANGAN
1. Mempersiapkan
rencana pelatihan
keamanan pangan
2. Menjalankan
pelatihan keamanan
pangan
3. Melakukan evaluasi
pelaksanaan
pelatihan keamanan
pangan
FOOD SAFETY - 1
 Based on Codex Alimentarius (WHO) Food safety means Assurance that food
will not cause harm to the consumer when it is prepared and/ or eaten
according to its intended use.
 Dalam UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, diatur Keamanan Pangan yang
mencegah pangan dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi
 Keamanan pangan dimulai dari Persyaratan Sanitasi dan Jaminan Keamanan
Pangan. Dengan demikian dalam setiap pengolahan hasil pertanian, perternakan
dan perikanan harus memastikan tidak adanya kontaminasi dari sumber
mikroorganisme penyebab keracunan makanan serta polusi dari air maupun
udara. Penting sekali disusun panduan keamanan pangan dalam setiap industry
pengolahan pangan yang dimulai dari pemenuhan hygiene dan sanitasi, baik dari
peralatan dan bangunaN, bahan baku, personal serta sistem dokumentasinya.
4
FOOD SAFETY - 2
 Agar keamanan pangan ini menjadi sebuah sistem yang dapat diterapkan
secara holistik dan terintegrasi, beberapa perangkat manajemen seperti
ISO 22000 dinilai cukup efektif mengorganisasikan penerapan GMP, SSOP
dan HACCP di semua tingkatan rantai pasok industri pangan.
 Pemerintah juga terus menguatkan regulasi yang mengatur keamanan
pangan. Disamping UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan, diterbitkan
pula PP No. 86 tahun 2019 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan.
Jelas sekali di Bab 1, Pasal 1 ayat 23 dijelaskan mutu pangan merupakan
suatu nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan dan kandungan
gizi pangan harus menjadi acuan dasar dalam mengolah pangan.
 Dalam industri pengolahan ikan, aturan keamanan pangan juga terus
diperkuat dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan.
5
FOOD SAFETY - 3
6
 Selanjutnya untuk memastikan ketersediaan dan kecukupan nilai gizi
tidak rusak selama proses pengolahan pangan, disusunlah best practice
yang mencakup teknologi pengolahan, lay out dan alur proses produksi
serta pengendalian mutu yang akan melindungi dari gangguan
ketidakamanan pangan baik yang diakibatkan oleh cemaran fisik, kimia
maupun biologis.
 Prinsip  prinsip keamanan pangandiatas dituangkan dalam Dokumen
Keamanan Pangan yang secara garis besar terbagi dalam kelompok GMP
(Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Operating
Procedure) dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
Pemerintah Indonesia menambahkan Keharusan Pemenuhan Sertifikasi
Halal bagi pangan olahan sebagaimana Amanah dari UU No. 33 Tahun
2014 tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal (BPJH)
7
CONTOH MATERI PELATIHAN-1 :
CPPOB SEBAGAI BEST PRACTICES INDUSTRI PANGAN OLAHAN DI INDONESIA
8
Pemenuhan Pre Requisite Program Produk Pangan
(contoh : PIRT, GMP, CPPOB BPOM, NKV, GHP, dst)
9
Good Practices Pada Rantai Pangan
Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) merupakan good practices yang harus
diterapkan secara kontinyu. Mempunyai padanan sesuai aktifitasnya, sbb :
Produksi
Pertanian
Penanganan
Pasca Panen
Pengolahan Pendistribusia
n
Pasar/Ritel
Konsumen/Ja
sa Boga
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
Sumber : Materi BPOM Izin Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB)
Permerind 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik
(Good Manucaturing Practices)
Sumber : Presentasi Dra. Dewi Prawitasari, Mkes.
Apt
Sumber : Presentasi Dra. Dewi Prawitasari, Mkes. Apt
14
Sumber : Presentasi Dra. Dewi Prawitasari, Mkes. Apt
Sumber : Materi BPOM Izin Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB)
Sumber : Materi BPOM Izin Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB)
Sumber : Materi BPOM Izin Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB)
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
20
CONTOH MATERI PELATIHAN-2 :
FACTORY SHARING SEBAGAI BEST PRACTICES DI INDUSTRI PERIKANAN GO GLOBAL
21
Piramida Keamanan Pangan
HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point
GMP
SSOP
Good Manufacturing Practice
Standart Sanitation and Operation and Hygiene
Good Manufacturing Practices (GMP) adalah salah satu
pengaplikasian kegiatan pengendalian mutu agar
menghasilkan produk yang berkualitas dengan melakukan
pengendalian yang baik dan teratur (Hermansyah dkk.
2013).
Persyaratan dalam Good Manufacturing Practices (GMP)
mencangkup persyaratan produksi, persyaratan bangunan,
lokasi, dan fasilitas serta peralatan produksi dan karyawan.
GMP?
Good Manufacturing Practices (GMP)
Sumber Gambar: kkp.go.id
Ruang Lingkup GMP
1
 Lingkungan dan Lokasi
2
 Bangunan dan Fasilitas Unit Usaha
3
 Peralatan Pengolahan
4
 Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi
5
 Sistem Pengendalian Hama
6
 Hygiene Karyawan
7
 Pengendalian Proses
8
 Manajemen Pengawasan
9
 Pencatatan dan Dokumentasi
Good Manufacturing Practices (GMP)
Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) adalah
suatu prosedur standar operasi sanitasi yang harus
dipenuhi oleh produsen untuk mencegah terjadinya
kontaminasi terhadap bahan pangan.
Kontaminasi dapat didefinisikan sebagai pencemaran
yang disebabkan oleh unsur dari luar, baik berupa benda
asing maupun makhluk asing. Makhluk hidup yang sering
menyebabkan pencemaran adalah mikroba, protozoa,
cacing, serangga, dan tikus.
SSOP?
Gambar: Ilustrasi SSOP
Sanitation Standard Operating Procedure
(SSOP)
Sanitation Standard Operating Procedure
(SSOP)
Kunci Persyaratan Sanitasi
1
Kondisi dan
kebersihan
permukaan yang
kontak dengan
bahan pangan
Menjaga fasilitas
pencuci tangan,
sanitasi, dan toilet
Pencegahan
kontaminasi silang
Keamanan
air
2
3
4
5
Pelabelan,
penyimpanan,
penggunaan bahan
berbahaya yang
benar
Menghilangkan
hama dari unit
pengolahan
Pengawasan
kondisi kesehatan
personil
Proteksi dari
bahan-bahan
kontaminan
6
7
8
26
Pengantar ISO 22000
Sistem Manajemen Keamanan Pangan
Sistem manajemen yang dirancang untuk memungkinkan
organisasi mengendalikan bahaya keamanan pangan di
sepanjang rantai makanan untuk memastikan bahwa
makanan aman pada saat dikonsumsi
(ISO 22000:2005, clause 1)
Food Safety Training Courses on International Standards & Regulations
PAK/AIDCO/2002/0382/13
A project funded by European Union | URS/FS/007
Definisi Tentang ISO 22000 (2005 dan diperbarui 2018)
27
Food Safety Training Courses on International Standards & Regulations
PAK/AIDCO/2002/0382/13
A project funded by European Union | URS/FS/007
 Standar keamanan pangan global yang pertama.
 Menyelaraskan standar internasional yang lain.
 Menerapkan prinsip-prinsip sistem manajemen
yang telah terbukti efektif dalam aplikasinya.
 Memungkinkan pemahaman umum tentang apa itu
sistem manajemen keamanan pangan.
 Memuat pemenuhan regulasi secara legal.
 Mengintegrasikan best practices yang ada.
 Monitoring dilakukan secara internal dan eksternal.
Pentingnya Tentang ISO 22000
Contoh Factory Sharing yang menerapkan kompetensi keamanan pangan
Profil
Factory Sharing Mina Bahari 45 yang beralamat di Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul,
Yogyakarta merupakan sebuah unit usaha baru yang terbentuk atas gagasan bapak
Bambang Tri Mulyono dan bekerja sama dengan Koperasi Wisata Mina Bahari 45. Tujuan
dibentuknya Mina Bahari 45 ini adalah sebagai factory sharing, dimana pelaku UMKM
tidak perlu bingung lagi bagaimana mengembangkan produknya, karena di tempat ini
mereka dapat melakukan semuanya sekaligus, mulai dari persiapan, pengolahan,
pengemasan, sampai dengan pemasaran pun jika diperlukan akan dibantu oleh Factory
Sharing Mina Bahari 45.
Bidang Usaha
Factory Sharing Mina Bahari 45 bergerak dalam bidang jasa,
yang menyediakan berbagai macam jenis pengolahan dan
pengemasan.
Visi
Menjadi factory sharing pertama yang berstandar BPOM, HACCP.
Misi
Mempermudah umkm dalam berproduksi dan mempersiapkan hasil produksi yang berkualitas
dan siap dipasarkan baik dalam negeri maupun ekspor.
Skala
Industri
 Produksi
Masal
 Skala Besar
 Investasi
Sendiri &
Investor
Rumah
Produksi
Skala
UKM
 Skala Kecil-
Menengah
 Produksi 遜
Massal
 Investasi
sendiri
Rumah
Produksi
Bersama
 Kolaboratif
 Kumpulan dari
UKM dengan
berbagai skala
 Investasi
dilakukan
untuk
bersama
 UKM tidak
perlu memiliki
lini produksi
Supply Chain
Fasilitas Produksi
(Factory Sharing Mina Bahari 45)
Strengths & Opportunities
Comply with food safety standard
Abundant fish supply
Artisan product
Digital Inventory System
Large Potential Market
Pelayanan
VIDEO MARINE STEWARDSHIP COUNCIL (MSC)
33
UPAYA MEMPERTAHANKAN RAJUNGAN TETAP HIDUP
SAMPAI DI LOKASI PENDARATAN
PEMASAKAN RAJUNGAN OLEH NELAYAN SELAMA
PERJALANAN MENUJU LOKASI PENDARATAN
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
TEKNOLOGI PENANGANAN BAHAN BAKU RAJUNGAN
(PROSES DI MINIPLANT)
(Sumber : APRI, 2022)
1. Penyortiran Bahan Baku Rajungan Mentah
 Hindarkan proses penerimaan, penimbangan, dan penyimpanan
rajungan segar dari sengatan matahari langsung.
 Jauhkan dari area pemasakan, penyimpanan bahan bakar, atau bahan
kimia.
2. Pencucian Bahan Baku Rajungan Mentah
Pencucian dilakukan dengan
air bersih dengan cara
disemprot atau dicelupkan
dengan pembilasan yang
cukup sampai rajungan
tersebut cukup bersih dari
bahan cemaran alami (seperti
: pasir, kayu kering, daun, atau
rumput laut) dan aman untuk
segera diproses.
3. Pemasakan
 Pemasakan rajungan dengan proses kukus (bukan rebus) di dalam dandang
stainless berisi air bersih yang telah dicuci bersih dengan sabun/detergen.
 Melakukan pengecekan air dalam dandang agar tidak kekurangan air atau
kelebihan air untuk memperoleh rajungan matang dengan kualitas optimal.
 Proses pemasakan daging rajungan dari setiap dandang yang berbeda dan
waktu proses pemasakan, selalu dikontrol dan dicatat dalam form
 Lama proses pemasakan disesuaikan dengan ukuran rajungan mentah dan
isi rajungan dalam dandang.
 Pencatatan dan kontrol proses pemasakan memudahkan penelusuran jika
terjadi masalah pada salah satu lot pemasakan.
4. Pendinginan
 Ruang pendinginan harus terpisah dari ruang pemasakan dan memiliki
ventilasi (lubang angin) yang cukup.
 Rajungan matang segera didinginkan di atas meja pendinginan yang bisa
dibantu dengan kipas angin.
 Kontrol suhu dilakukan dengan menusukkan ujung termometer saku
(termometer jarum) tepat sampai menyentuh daging rajungan, kemudian
catat suhu dan waktu mulai proses pendinginan di dalam form.
 Rajungan matang yang sudah cukup dingin bisa segera di de-back. Jika
tidak ada tempat de-back maka bisa langsung dikemas kantong plastik
disertai dengan label yang jelas kemudian disimpan di dalam fiber yang
sudah dilengkapi dengan es untuk dikirim ke de-back station (DS) atau
mini plant (MP) terdekat.
5. De-Back
 Meja dan ruangan dipastikan bersih dan bebas dari gangguan serangga,
jauh dari sumber kontaminasi fisik, maupun kimia selama dan setelah
proses de-back
 Proses de-back dilakukan dengan membuang cangkang, lemak/lemi,
telur dan kotoran lainnya.
 Proses picking atau disimpan dalam fiber kemasan plastik dan
dilengkapi es.
 Khusus untuk de-back station (DS), setelah proses de-back, rajungan
dikemas dalam kantong plastik dan dimasukan ke dalam fiber dilengkapi
es.
6. Pengupasan (picking)
 Picking dilakukan secara manual dengan bantuan pisau khusus dan
gunting.
 Picking dilakukan dengan memisahkan daging rajungan menjadi
bagian badan (jumbo, colossal, backfin dan flower atau special),
bagian kaki (claw) dan bagian capit (claw fingers) dengan bantuan
pisau khusus dan gunting.
 Kontrol suhu daging rajungan selama proses picking pada suhu
rendah menggunakan es.
 Sanitasi semua peralatan yang digunakan termasuk pisau dan
gunting dengan larutan chlorine 100 ppm yang konsentrasinya selalu
dicheck dan dicatat dalam form sanitasi
 Pengecekan dan pencatatan kondisi pisau, gunting, dan peralatan
metal lainnya sebelum dan sesudah digunakan dalam form
pengawasan peralatan.
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
TEKNOLOGI PENANGANAN BAHAN BAKU RAJUNGAN
(PROSES DI PABRIK)
(Sumber : APRI, 2022)
1. Receiving  Penerimaan Daging Rajungan
 Pengecekan suhu daging rajungan dan
ruang produksi
 Pengecekan organoleptic daging rajungan
 Pengecekan sanitasi
 Kontrol komposisi daging rajungan di
kotak fiber
 Kontrol label daging rajungan, harus
menyertakan informasi yang lengkap dan
jelas : nama supplier, jenis daging
rajungan, nama miniplant, tanggal
produksi yang dikontrol oleh QC
miniplant, dan label ukuran daging
rajungan
2. Sorting  Pemilahan Daging Rajungan
 Pengecekan suhu daging dan
suhu ruang produksi
 Penentuan dan kontrol jalur
produksi, penyortiran daging
harus cepat, 1 toples daging
untuk 1 nampan, kontrol
daging rajungan akan disortir
berdasarkan jalur mixing yang
dibutuhkan
3. Final Checking
 Pengecekan suhu daging
 Pengecekan organoleptic dari daging
yang telah disortir
 Pengecekan daging yang kurang
maksimal
 Pengontrolan penyortir daging agar
lebih cepat dan tidak ada
penumpukan
 Pengontrolan jumlah cangkang dari
penyortir dan mengontrol label
daging
 Kontrol aroma daging
 Kontrol sanitasi sebagai standar SSOP
4. Mixing
 Pengontrolan final mixing (organoleptic dan
spesifikasi standar)
 Pengontrolan sistem FIFO dalam jalur mixing
dan pencampuran sisa daging menggunakan
sistem Tupperware yang tetap terjaga rantai
dinginnya
 Pengecekan mendetail terkait data blending /
mixing
 Kontrol sanitasi sebagai standar SSOP
 Kontrol aroma daging
5. Filling
 Pengontrolan suhu daging
 Pengontrolan waktu tunggu
daging dari penimbangan hingga
komposisi harus dilakukan dengan
cepat menggunakan sistem FIFO
 Pengontrolan penimbangan
 Kontrol sanitasi sebagai standar
SSOP
6. Seaming & Coding
 Pengontrolan sistem seaming menggunakan sistem FIFO dan kaleng
sebelum seaming untuk menghindari terjadinya penumpukan kaleng
terutama untuk produk jumbo.
 Kontrol pengkodean kaleng
7. Pasteurizing
 Pengecekan air sanitasi
 Pengecekan dan kalibrasi suhu tangki
pasteurisasi dan pendingin
8. Cold Storage
 Kontrol suhu cold storage
 Kontrol label, kode produk, kondisi
kaleng
 Kontrol komposisi produk jadi di
dalam cold storage
DESAIN SOLUSI
Sistem pendukung
pengambilan keputusan
bahan kemasan
Alternatif strategi
pemasaran
Kerjasama B2B dengan Badan Inspeksi
Kecukupan Panas
Sertifikat
HACCP
Jangkauan
Pasar
Jaminan Mutu dan
Keamanan Pangan
Managemen
Persediaan
Standar
Proses
Produksi
42
CONTOH MATERI PELATIHAN-3 :
KOMPETENSI KEAMANAN PANGAN MENUJU UKM GO GLOBAL
PERLU DIREVIEW DAN DISESUAIKAN
DENGAN KEBUTUHAN DUDI ??
Studi Kasus : Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Ekspor UKM
1. Kualitas SDM
2. Standarisasi dan sertifikasi
3. Kualitas produk
4. Kemudahan pembiayaan
5. Digitalisasi UKM dalam sebuah ekosistem pemasaran
6. Kontinuitas produksi
7. Legalitas usaha
8. Pendampingan UKM
Bagaimana Mengembangkan
Kompetensi?
Agar dicapai peningkatan kompetensi yang optimal dari peserta Pelatihan Keamanan Pangan, perlu dipahami attribute
sebagai berikut :
M-Mastered
(Penguasaan)
M
R-Reinforced
(Penguatan)
R
I-Introduced
(Pengenalan)
I
A-Asessed
(Penilaian)
A
Sumber : Lokakarya MPI IKM IPB University, 2021
M-Mastered
(Penguasaan)
M
A-Asessed
(Penilaian)
A
Dalam hal penguasaan kompetensi
food safety compliance, minimal
atribut yang harus dicapai adalah M-
Mastered (Penguasaan), namun
yang terbaik adalah A-Assessed
sehingga peserta Pelatihan mampu
menciptakan peluang kerja untuk
UKM/IKM yang dikelolanya sendiri
maupun melakukan pendampingan
pada industri pengolahan pangan.
Sumber : Lokakarya MPI IKM IPB University, 2021
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artisan adalah
orang yang ahli membuat barang kerajinan tangan. Dalam
berbisnis, pengertiannya bisa lebih luas lagi. Kata artisan sering
digunakan untuk bisnis yang menjual produk buatan sendiri atau
handmade (buatan tangan). Jadi konsepnya sangat berbeda
dengan pabrik yang membuat banyak produk sekaligus dengan
mesin.
Produk artisan dibuat satu per satu dengan tangan sehingga
membutuhkan proses yang panjang. Biasanya mereka
menggunakan bahan-bahan lokal dan teknik tradisional. Karena
proses pembuatannya lebih cermat, biasanya produk yang
dihasilkan juga lebih berkualitas. Banyak orang yang menyukainya
karena produk artisan cenderung unik dan tiada duanya.
Sumber: https://www.hipwee.com/feature/artisan-adalah/
Produk Artisan
Business
Model #1
1. Customer Segments
 Pasar ekspor
 Middle class
families/individuals.
 Millenials
 Diasporas
 Horecas
 Hajj/umroh/pilgrims
 Zakat management bodies
2. Value Propositions
 Pemenuhan Regulasi
Keamanan Pangan
 Artisan
 Practical (ready to eat,
convenient to transport, easy to
store)
 Safe and hygienic (QC tested)
 Nutricious
 Chef's Recommendation
 Affordable
 Good looking
 Halal
3. Channels
 Social media
 Exhibition
 Marketing tools
 Direct marketing
(ecommerce marketplace
B2B & B2C)
 Reseller (local & overseas)
4. Customer Relationships
 Customer service (in
ecommerce marketplace, by
phone, by WA, in the website)
 Buyer's feedback
 Food blogger
 Factory tour/edutourism
5. Key Partners
 E-commerce (Tokopedia, Bukalapak, Shopee etc)
 Reseller/distributor
 Government Bodies (fishery, foreign affairs, trade, social, religious
affairs, health, educations sections, BNPB, Military, Police)
 Logistic companies
 Fishermen and cooperative
 Digital marketing consultant
 Corporate (for CSR)
 Hajj Management Body (BPKH)
 KBIH
 Travel agent
 Chamber of Commerce (KADIN)
 Co-branding Partners
6. Key Activities
 R&D
 Procuring and storing raw &
auxilliary materials
 Processing
 Packaging
 Recording
 Distributing products
 Advocating
 Networking
 Promoting
7. Key Resources
 People
 Machine & Equipment
 Financial
 Buildings
8. Cost Structure
 Cost of machinery &
equipment
 Raw and auxiliary materials
 Labor cost
 Packaging cost
 Sales & promotion
9. Revenue Streams
 Sales of product
 Makloon fee (factory
sharing)
 Sales of by-product
Business
Model #2
Case study di UKM/IKM Pangan:
Saat ini gap antara jumlah UKM/IKM Pangan (sekitar 60% dari total UKM) yang telah beroperasi dengan yang telah
memenuhi standard keamanan pangan sangatlah jauh. Orientasi pelatihan keamanan pangan difokuskan untuk
mengembangkan UKM yang mampu berkontribusi di pasar global. Data ekspor dari UKM harus bisa ditingkatkan
(data ADB di tahun 2016 - 2018 baru mencapai rataan 14.5% disaat negara APEC lain telah mencapai 35%)
UKM
ekspor
Negara
APEC
35 %
UKM
ekspor
RI 2016-
2018
14.5%
Sumber : https://kemenkopukm.go.id/read/menkop-dan-ukm-sharing-factory-bisa-tingkatkan-daya-saing-produk-umkm
PEMASARAN PRODUK BERBASIS
KEAMANAN PANGAN
Think different to get different outcome
Compliance and Traceability
(Quality and Compliance)
51
LEADERSHIP PEMIMPI (VISI) + N (NYALI = AKSI)
Leadership yang dibangun adalah SYSTEM bukan SINTEN (Bahasa
Jawa-red). Keputusan yang diambil seorang Leader adalah IRISAN dari
Decision Making dan Problem Solving, kadang kala bukan yang terbaik
tetapi harus dilakukan.
4 INDIKATOR TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
1. IC (Individual Concideration) : Penelitian Terapan Anda Berhasil , Selamat!
2. IS (Intelectual Stimulation) : Tidak takut yang diajari jadi lebih pandai
3. IM (Inspirational Motivation) : Selalu menjadi role model (teladan)
4. II (Idealized Influence) : UKM Pangan menerapkan standar HACCP
One of the Greatest Speeches
Ever | Steve Jobs
-PENTINGNYA SEORANG LEADER MAMPU
MEMBERIKAN INSPIRASI
Jadi sedemikian inspiratif Steve Jobs dalam men-deliver
speech-nya, Betapa pentingnya memotivasi dalam
menemukan purpose of life, dengan quote nya:
"Your time is limited so dont waste in someone else
life"
TERIMA
KASIH
1 1 O K T O B E R 2 0 2 2
I R . B A M B A N G A R I F N U G R AH A

More Related Content

Similar to 2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf (20)

Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananPenerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Adi Wibowo
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdfHACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
adhehilda1
Haccp dan implementasinya dalam industri pangan
Haccp dan implementasinya dalam industri panganHaccp dan implementasinya dalam industri pangan
Haccp dan implementasinya dalam industri pangan
Rian Indrajaya
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdfCara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
Yohana438684
GMP 2 F22Hid.pptx
GMP 2 F22Hid.pptxGMP 2 F22Hid.pptx
GMP 2 F22Hid.pptx
febriyantohidayat2
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
Ali Fuad R
pemahaman cppb gmp process presentasi cppb
pemahaman cppb gmp process presentasi cppbpemahaman cppb gmp process presentasi cppb
pemahaman cppb gmp process presentasi cppb
WindiHapsoro
PPT Keamanan Pangan.pptx010900000263983
PPT  Keamanan Pangan.pptx010900000263983PPT  Keamanan Pangan.pptx010900000263983
PPT Keamanan Pangan.pptx010900000263983
herlindaaamn
Pentingnya-Keamanan-Pangan-bagi-Pelaku-Usaha.pptx
Pentingnya-Keamanan-Pangan-bagi-Pelaku-Usaha.pptxPentingnya-Keamanan-Pangan-bagi-Pelaku-Usaha.pptx
Pentingnya-Keamanan-Pangan-bagi-Pelaku-Usaha.pptx
mursal sigli
Teknologi Pangan.pdf
Teknologi Pangan.pdfTeknologi Pangan.pdf
Teknologi Pangan.pdf
AlFajri60
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Septi Dwisidi Hapsari
penerapan HACCP
penerapan HACCPpenerapan HACCP
penerapan HACCP
dinamuslimah
Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)
Septi Dwisidi Hapsari
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
Johny Syah
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx
RetnoAdriyani
Good Manufacturing Practice (GMP) .pptx
Good Manufacturing Practice (GMP)  .pptxGood Manufacturing Practice (GMP)  .pptx
Good Manufacturing Practice (GMP) .pptx
LysaRegithaSeptiani
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian Organik
Achmad Wahid
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Mei LiizZatika LiizZatika
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
Belajar Bareng Aquaponik
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananPenerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Adi Wibowo
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdfHACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
adhehilda1
Haccp dan implementasinya dalam industri pangan
Haccp dan implementasinya dalam industri panganHaccp dan implementasinya dalam industri pangan
Haccp dan implementasinya dalam industri pangan
Rian Indrajaya
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdfCara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
Yohana438684
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
Ali Fuad R
pemahaman cppb gmp process presentasi cppb
pemahaman cppb gmp process presentasi cppbpemahaman cppb gmp process presentasi cppb
pemahaman cppb gmp process presentasi cppb
WindiHapsoro
PPT Keamanan Pangan.pptx010900000263983
PPT  Keamanan Pangan.pptx010900000263983PPT  Keamanan Pangan.pptx010900000263983
PPT Keamanan Pangan.pptx010900000263983
herlindaaamn
Pentingnya-Keamanan-Pangan-bagi-Pelaku-Usaha.pptx
Pentingnya-Keamanan-Pangan-bagi-Pelaku-Usaha.pptxPentingnya-Keamanan-Pangan-bagi-Pelaku-Usaha.pptx
Pentingnya-Keamanan-Pangan-bagi-Pelaku-Usaha.pptx
mursal sigli
Teknologi Pangan.pdf
Teknologi Pangan.pdfTeknologi Pangan.pdf
Teknologi Pangan.pdf
AlFajri60
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Septi Dwisidi Hapsari
penerapan HACCP
penerapan HACCPpenerapan HACCP
penerapan HACCP
dinamuslimah
Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)
Septi Dwisidi Hapsari
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx
RetnoAdriyani
Good Manufacturing Practice (GMP) .pptx
Good Manufacturing Practice (GMP)  .pptxGood Manufacturing Practice (GMP)  .pptx
Good Manufacturing Practice (GMP) .pptx
LysaRegithaSeptiani
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian Organik
Achmad Wahid
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Mei LiizZatika LiizZatika
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
Belajar Bareng Aquaponik

2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf

  • 1. PELATIHAN KEAMANAN PANGAN BERBASIS BEST PRACTICES INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN Ir. Bambang Arif Nugraha Seafoods Industry Expert Instruktur Keamanan Pangan Agroindustri
  • 2. POINT OF VIEW MATERI PELATIHAN CPPOB MATERI PELATIHAN FACTORY SHARING KOMPETENSI KEAMANAN PANGAN UKM GO GLOBAL FOOD SAFETY COMPLIANCE 01 02 03 04
  • 3. ELEMEN PELATIHAN KEAMANAN PANGAN 1. Mempersiapkan rencana pelatihan keamanan pangan 2. Menjalankan pelatihan keamanan pangan 3. Melakukan evaluasi pelaksanaan pelatihan keamanan pangan
  • 4. FOOD SAFETY - 1 Based on Codex Alimentarius (WHO) Food safety means Assurance that food will not cause harm to the consumer when it is prepared and/ or eaten according to its intended use. Dalam UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, diatur Keamanan Pangan yang mencegah pangan dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi Keamanan pangan dimulai dari Persyaratan Sanitasi dan Jaminan Keamanan Pangan. Dengan demikian dalam setiap pengolahan hasil pertanian, perternakan dan perikanan harus memastikan tidak adanya kontaminasi dari sumber mikroorganisme penyebab keracunan makanan serta polusi dari air maupun udara. Penting sekali disusun panduan keamanan pangan dalam setiap industry pengolahan pangan yang dimulai dari pemenuhan hygiene dan sanitasi, baik dari peralatan dan bangunaN, bahan baku, personal serta sistem dokumentasinya. 4
  • 5. FOOD SAFETY - 2 Agar keamanan pangan ini menjadi sebuah sistem yang dapat diterapkan secara holistik dan terintegrasi, beberapa perangkat manajemen seperti ISO 22000 dinilai cukup efektif mengorganisasikan penerapan GMP, SSOP dan HACCP di semua tingkatan rantai pasok industri pangan. Pemerintah juga terus menguatkan regulasi yang mengatur keamanan pangan. Disamping UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan, diterbitkan pula PP No. 86 tahun 2019 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan. Jelas sekali di Bab 1, Pasal 1 ayat 23 dijelaskan mutu pangan merupakan suatu nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan dan kandungan gizi pangan harus menjadi acuan dasar dalam mengolah pangan. Dalam industri pengolahan ikan, aturan keamanan pangan juga terus diperkuat dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan. 5
  • 6. FOOD SAFETY - 3 6 Selanjutnya untuk memastikan ketersediaan dan kecukupan nilai gizi tidak rusak selama proses pengolahan pangan, disusunlah best practice yang mencakup teknologi pengolahan, lay out dan alur proses produksi serta pengendalian mutu yang akan melindungi dari gangguan ketidakamanan pangan baik yang diakibatkan oleh cemaran fisik, kimia maupun biologis. Prinsip prinsip keamanan pangandiatas dituangkan dalam Dokumen Keamanan Pangan yang secara garis besar terbagi dalam kelompok GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure) dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Pemerintah Indonesia menambahkan Keharusan Pemenuhan Sertifikasi Halal bagi pangan olahan sebagaimana Amanah dari UU No. 33 Tahun 2014 tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal (BPJH)
  • 7. 7 CONTOH MATERI PELATIHAN-1 : CPPOB SEBAGAI BEST PRACTICES INDUSTRI PANGAN OLAHAN DI INDONESIA
  • 8. 8 Pemenuhan Pre Requisite Program Produk Pangan (contoh : PIRT, GMP, CPPOB BPOM, NKV, GHP, dst)
  • 9. 9 Good Practices Pada Rantai Pangan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) merupakan good practices yang harus diterapkan secara kontinyu. Mempunyai padanan sesuai aktifitasnya, sbb : Produksi Pertanian Penanganan Pasca Panen Pengolahan Pendistribusia n Pasar/Ritel Konsumen/Ja sa Boga
  • 11. Sumber : Materi BPOM Izin Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB)
  • 12. Permerind 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (Good Manucaturing Practices) Sumber : Presentasi Dra. Dewi Prawitasari, Mkes. Apt
  • 13. Sumber : Presentasi Dra. Dewi Prawitasari, Mkes. Apt
  • 14. 14
  • 15. Sumber : Presentasi Dra. Dewi Prawitasari, Mkes. Apt
  • 16. Sumber : Materi BPOM Izin Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB)
  • 17. Sumber : Materi BPOM Izin Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB)
  • 18. Sumber : Materi BPOM Izin Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB)
  • 20. 20 CONTOH MATERI PELATIHAN-2 : FACTORY SHARING SEBAGAI BEST PRACTICES DI INDUSTRI PERIKANAN GO GLOBAL
  • 21. 21 Piramida Keamanan Pangan HACCP Hazard Analysis Critical Control Point GMP SSOP Good Manufacturing Practice Standart Sanitation and Operation and Hygiene
  • 22. Good Manufacturing Practices (GMP) adalah salah satu pengaplikasian kegiatan pengendalian mutu agar menghasilkan produk yang berkualitas dengan melakukan pengendalian yang baik dan teratur (Hermansyah dkk. 2013). Persyaratan dalam Good Manufacturing Practices (GMP) mencangkup persyaratan produksi, persyaratan bangunan, lokasi, dan fasilitas serta peralatan produksi dan karyawan. GMP? Good Manufacturing Practices (GMP) Sumber Gambar: kkp.go.id
  • 23. Ruang Lingkup GMP 1 Lingkungan dan Lokasi 2 Bangunan dan Fasilitas Unit Usaha 3 Peralatan Pengolahan 4 Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi 5 Sistem Pengendalian Hama 6 Hygiene Karyawan 7 Pengendalian Proses 8 Manajemen Pengawasan 9 Pencatatan dan Dokumentasi Good Manufacturing Practices (GMP)
  • 24. Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) adalah suatu prosedur standar operasi sanitasi yang harus dipenuhi oleh produsen untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap bahan pangan. Kontaminasi dapat didefinisikan sebagai pencemaran yang disebabkan oleh unsur dari luar, baik berupa benda asing maupun makhluk asing. Makhluk hidup yang sering menyebabkan pencemaran adalah mikroba, protozoa, cacing, serangga, dan tikus. SSOP? Gambar: Ilustrasi SSOP Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP)
  • 25. Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) Kunci Persyaratan Sanitasi 1 Kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan Menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi, dan toilet Pencegahan kontaminasi silang Keamanan air 2 3 4 5 Pelabelan, penyimpanan, penggunaan bahan berbahaya yang benar Menghilangkan hama dari unit pengolahan Pengawasan kondisi kesehatan personil Proteksi dari bahan-bahan kontaminan 6 7 8
  • 26. 26 Pengantar ISO 22000 Sistem Manajemen Keamanan Pangan Sistem manajemen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi mengendalikan bahaya keamanan pangan di sepanjang rantai makanan untuk memastikan bahwa makanan aman pada saat dikonsumsi (ISO 22000:2005, clause 1) Food Safety Training Courses on International Standards & Regulations PAK/AIDCO/2002/0382/13 A project funded by European Union | URS/FS/007 Definisi Tentang ISO 22000 (2005 dan diperbarui 2018)
  • 27. 27 Food Safety Training Courses on International Standards & Regulations PAK/AIDCO/2002/0382/13 A project funded by European Union | URS/FS/007 Standar keamanan pangan global yang pertama. Menyelaraskan standar internasional yang lain. Menerapkan prinsip-prinsip sistem manajemen yang telah terbukti efektif dalam aplikasinya. Memungkinkan pemahaman umum tentang apa itu sistem manajemen keamanan pangan. Memuat pemenuhan regulasi secara legal. Mengintegrasikan best practices yang ada. Monitoring dilakukan secara internal dan eksternal. Pentingnya Tentang ISO 22000
  • 28. Contoh Factory Sharing yang menerapkan kompetensi keamanan pangan Profil Factory Sharing Mina Bahari 45 yang beralamat di Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogyakarta merupakan sebuah unit usaha baru yang terbentuk atas gagasan bapak Bambang Tri Mulyono dan bekerja sama dengan Koperasi Wisata Mina Bahari 45. Tujuan dibentuknya Mina Bahari 45 ini adalah sebagai factory sharing, dimana pelaku UMKM tidak perlu bingung lagi bagaimana mengembangkan produknya, karena di tempat ini mereka dapat melakukan semuanya sekaligus, mulai dari persiapan, pengolahan, pengemasan, sampai dengan pemasaran pun jika diperlukan akan dibantu oleh Factory Sharing Mina Bahari 45. Bidang Usaha Factory Sharing Mina Bahari 45 bergerak dalam bidang jasa, yang menyediakan berbagai macam jenis pengolahan dan pengemasan. Visi Menjadi factory sharing pertama yang berstandar BPOM, HACCP. Misi Mempermudah umkm dalam berproduksi dan mempersiapkan hasil produksi yang berkualitas dan siap dipasarkan baik dalam negeri maupun ekspor.
  • 29. Skala Industri Produksi Masal Skala Besar Investasi Sendiri & Investor Rumah Produksi Skala UKM Skala Kecil- Menengah Produksi 遜 Massal Investasi sendiri Rumah Produksi Bersama Kolaboratif Kumpulan dari UKM dengan berbagai skala Investasi dilakukan untuk bersama UKM tidak perlu memiliki lini produksi Supply Chain
  • 31. Strengths & Opportunities Comply with food safety standard Abundant fish supply Artisan product Digital Inventory System Large Potential Market
  • 33. VIDEO MARINE STEWARDSHIP COUNCIL (MSC) 33
  • 34. UPAYA MEMPERTAHANKAN RAJUNGAN TETAP HIDUP SAMPAI DI LOKASI PENDARATAN PEMASAKAN RAJUNGAN OLEH NELAYAN SELAMA PERJALANAN MENUJU LOKASI PENDARATAN
  • 35. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TEKNOLOGI PENANGANAN BAHAN BAKU RAJUNGAN (PROSES DI MINIPLANT) (Sumber : APRI, 2022) 1. Penyortiran Bahan Baku Rajungan Mentah Hindarkan proses penerimaan, penimbangan, dan penyimpanan rajungan segar dari sengatan matahari langsung. Jauhkan dari area pemasakan, penyimpanan bahan bakar, atau bahan kimia. 2. Pencucian Bahan Baku Rajungan Mentah Pencucian dilakukan dengan air bersih dengan cara disemprot atau dicelupkan dengan pembilasan yang cukup sampai rajungan tersebut cukup bersih dari bahan cemaran alami (seperti : pasir, kayu kering, daun, atau rumput laut) dan aman untuk segera diproses.
  • 36. 3. Pemasakan Pemasakan rajungan dengan proses kukus (bukan rebus) di dalam dandang stainless berisi air bersih yang telah dicuci bersih dengan sabun/detergen. Melakukan pengecekan air dalam dandang agar tidak kekurangan air atau kelebihan air untuk memperoleh rajungan matang dengan kualitas optimal. Proses pemasakan daging rajungan dari setiap dandang yang berbeda dan waktu proses pemasakan, selalu dikontrol dan dicatat dalam form Lama proses pemasakan disesuaikan dengan ukuran rajungan mentah dan isi rajungan dalam dandang. Pencatatan dan kontrol proses pemasakan memudahkan penelusuran jika terjadi masalah pada salah satu lot pemasakan. 4. Pendinginan Ruang pendinginan harus terpisah dari ruang pemasakan dan memiliki ventilasi (lubang angin) yang cukup. Rajungan matang segera didinginkan di atas meja pendinginan yang bisa dibantu dengan kipas angin. Kontrol suhu dilakukan dengan menusukkan ujung termometer saku (termometer jarum) tepat sampai menyentuh daging rajungan, kemudian catat suhu dan waktu mulai proses pendinginan di dalam form. Rajungan matang yang sudah cukup dingin bisa segera di de-back. Jika tidak ada tempat de-back maka bisa langsung dikemas kantong plastik disertai dengan label yang jelas kemudian disimpan di dalam fiber yang sudah dilengkapi dengan es untuk dikirim ke de-back station (DS) atau mini plant (MP) terdekat.
  • 37. 5. De-Back Meja dan ruangan dipastikan bersih dan bebas dari gangguan serangga, jauh dari sumber kontaminasi fisik, maupun kimia selama dan setelah proses de-back Proses de-back dilakukan dengan membuang cangkang, lemak/lemi, telur dan kotoran lainnya. Proses picking atau disimpan dalam fiber kemasan plastik dan dilengkapi es. Khusus untuk de-back station (DS), setelah proses de-back, rajungan dikemas dalam kantong plastik dan dimasukan ke dalam fiber dilengkapi es. 6. Pengupasan (picking) Picking dilakukan secara manual dengan bantuan pisau khusus dan gunting. Picking dilakukan dengan memisahkan daging rajungan menjadi bagian badan (jumbo, colossal, backfin dan flower atau special), bagian kaki (claw) dan bagian capit (claw fingers) dengan bantuan pisau khusus dan gunting. Kontrol suhu daging rajungan selama proses picking pada suhu rendah menggunakan es. Sanitasi semua peralatan yang digunakan termasuk pisau dan gunting dengan larutan chlorine 100 ppm yang konsentrasinya selalu dicheck dan dicatat dalam form sanitasi Pengecekan dan pencatatan kondisi pisau, gunting, dan peralatan metal lainnya sebelum dan sesudah digunakan dalam form pengawasan peralatan.
  • 38. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TEKNOLOGI PENANGANAN BAHAN BAKU RAJUNGAN (PROSES DI PABRIK) (Sumber : APRI, 2022) 1. Receiving Penerimaan Daging Rajungan Pengecekan suhu daging rajungan dan ruang produksi Pengecekan organoleptic daging rajungan Pengecekan sanitasi Kontrol komposisi daging rajungan di kotak fiber Kontrol label daging rajungan, harus menyertakan informasi yang lengkap dan jelas : nama supplier, jenis daging rajungan, nama miniplant, tanggal produksi yang dikontrol oleh QC miniplant, dan label ukuran daging rajungan 2. Sorting Pemilahan Daging Rajungan Pengecekan suhu daging dan suhu ruang produksi Penentuan dan kontrol jalur produksi, penyortiran daging harus cepat, 1 toples daging untuk 1 nampan, kontrol daging rajungan akan disortir berdasarkan jalur mixing yang dibutuhkan
  • 39. 3. Final Checking Pengecekan suhu daging Pengecekan organoleptic dari daging yang telah disortir Pengecekan daging yang kurang maksimal Pengontrolan penyortir daging agar lebih cepat dan tidak ada penumpukan Pengontrolan jumlah cangkang dari penyortir dan mengontrol label daging Kontrol aroma daging Kontrol sanitasi sebagai standar SSOP 4. Mixing Pengontrolan final mixing (organoleptic dan spesifikasi standar) Pengontrolan sistem FIFO dalam jalur mixing dan pencampuran sisa daging menggunakan sistem Tupperware yang tetap terjaga rantai dinginnya Pengecekan mendetail terkait data blending / mixing Kontrol sanitasi sebagai standar SSOP Kontrol aroma daging 5. Filling Pengontrolan suhu daging Pengontrolan waktu tunggu daging dari penimbangan hingga komposisi harus dilakukan dengan cepat menggunakan sistem FIFO Pengontrolan penimbangan Kontrol sanitasi sebagai standar SSOP 6. Seaming & Coding Pengontrolan sistem seaming menggunakan sistem FIFO dan kaleng sebelum seaming untuk menghindari terjadinya penumpukan kaleng terutama untuk produk jumbo. Kontrol pengkodean kaleng
  • 40. 7. Pasteurizing Pengecekan air sanitasi Pengecekan dan kalibrasi suhu tangki pasteurisasi dan pendingin 8. Cold Storage Kontrol suhu cold storage Kontrol label, kode produk, kondisi kaleng Kontrol komposisi produk jadi di dalam cold storage
  • 41. DESAIN SOLUSI Sistem pendukung pengambilan keputusan bahan kemasan Alternatif strategi pemasaran Kerjasama B2B dengan Badan Inspeksi Kecukupan Panas Sertifikat HACCP Jangkauan Pasar Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Managemen Persediaan Standar Proses Produksi
  • 42. 42 CONTOH MATERI PELATIHAN-3 : KOMPETENSI KEAMANAN PANGAN MENUJU UKM GO GLOBAL
  • 43. PERLU DIREVIEW DAN DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN DUDI ?? Studi Kasus : Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Ekspor UKM 1. Kualitas SDM 2. Standarisasi dan sertifikasi 3. Kualitas produk 4. Kemudahan pembiayaan 5. Digitalisasi UKM dalam sebuah ekosistem pemasaran 6. Kontinuitas produksi 7. Legalitas usaha 8. Pendampingan UKM
  • 44. Bagaimana Mengembangkan Kompetensi? Agar dicapai peningkatan kompetensi yang optimal dari peserta Pelatihan Keamanan Pangan, perlu dipahami attribute sebagai berikut : M-Mastered (Penguasaan) M R-Reinforced (Penguatan) R I-Introduced (Pengenalan) I A-Asessed (Penilaian) A Sumber : Lokakarya MPI IKM IPB University, 2021
  • 45. M-Mastered (Penguasaan) M A-Asessed (Penilaian) A Dalam hal penguasaan kompetensi food safety compliance, minimal atribut yang harus dicapai adalah M- Mastered (Penguasaan), namun yang terbaik adalah A-Assessed sehingga peserta Pelatihan mampu menciptakan peluang kerja untuk UKM/IKM yang dikelolanya sendiri maupun melakukan pendampingan pada industri pengolahan pangan. Sumber : Lokakarya MPI IKM IPB University, 2021
  • 46. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artisan adalah orang yang ahli membuat barang kerajinan tangan. Dalam berbisnis, pengertiannya bisa lebih luas lagi. Kata artisan sering digunakan untuk bisnis yang menjual produk buatan sendiri atau handmade (buatan tangan). Jadi konsepnya sangat berbeda dengan pabrik yang membuat banyak produk sekaligus dengan mesin. Produk artisan dibuat satu per satu dengan tangan sehingga membutuhkan proses yang panjang. Biasanya mereka menggunakan bahan-bahan lokal dan teknik tradisional. Karena proses pembuatannya lebih cermat, biasanya produk yang dihasilkan juga lebih berkualitas. Banyak orang yang menyukainya karena produk artisan cenderung unik dan tiada duanya. Sumber: https://www.hipwee.com/feature/artisan-adalah/ Produk Artisan
  • 47. Business Model #1 1. Customer Segments Pasar ekspor Middle class families/individuals. Millenials Diasporas Horecas Hajj/umroh/pilgrims Zakat management bodies 2. Value Propositions Pemenuhan Regulasi Keamanan Pangan Artisan Practical (ready to eat, convenient to transport, easy to store) Safe and hygienic (QC tested) Nutricious Chef's Recommendation Affordable Good looking Halal 3. Channels Social media Exhibition Marketing tools Direct marketing (ecommerce marketplace B2B & B2C) Reseller (local & overseas) 4. Customer Relationships Customer service (in ecommerce marketplace, by phone, by WA, in the website) Buyer's feedback Food blogger Factory tour/edutourism 5. Key Partners E-commerce (Tokopedia, Bukalapak, Shopee etc) Reseller/distributor Government Bodies (fishery, foreign affairs, trade, social, religious affairs, health, educations sections, BNPB, Military, Police) Logistic companies Fishermen and cooperative Digital marketing consultant Corporate (for CSR) Hajj Management Body (BPKH) KBIH Travel agent Chamber of Commerce (KADIN) Co-branding Partners
  • 48. 6. Key Activities R&D Procuring and storing raw & auxilliary materials Processing Packaging Recording Distributing products Advocating Networking Promoting 7. Key Resources People Machine & Equipment Financial Buildings 8. Cost Structure Cost of machinery & equipment Raw and auxiliary materials Labor cost Packaging cost Sales & promotion 9. Revenue Streams Sales of product Makloon fee (factory sharing) Sales of by-product Business Model #2
  • 49. Case study di UKM/IKM Pangan: Saat ini gap antara jumlah UKM/IKM Pangan (sekitar 60% dari total UKM) yang telah beroperasi dengan yang telah memenuhi standard keamanan pangan sangatlah jauh. Orientasi pelatihan keamanan pangan difokuskan untuk mengembangkan UKM yang mampu berkontribusi di pasar global. Data ekspor dari UKM harus bisa ditingkatkan (data ADB di tahun 2016 - 2018 baru mencapai rataan 14.5% disaat negara APEC lain telah mencapai 35%) UKM ekspor Negara APEC 35 % UKM ekspor RI 2016- 2018 14.5% Sumber : https://kemenkopukm.go.id/read/menkop-dan-ukm-sharing-factory-bisa-tingkatkan-daya-saing-produk-umkm
  • 50. PEMASARAN PRODUK BERBASIS KEAMANAN PANGAN Think different to get different outcome Compliance and Traceability (Quality and Compliance)
  • 51. 51 LEADERSHIP PEMIMPI (VISI) + N (NYALI = AKSI) Leadership yang dibangun adalah SYSTEM bukan SINTEN (Bahasa Jawa-red). Keputusan yang diambil seorang Leader adalah IRISAN dari Decision Making dan Problem Solving, kadang kala bukan yang terbaik tetapi harus dilakukan. 4 INDIKATOR TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP 1. IC (Individual Concideration) : Penelitian Terapan Anda Berhasil , Selamat! 2. IS (Intelectual Stimulation) : Tidak takut yang diajari jadi lebih pandai 3. IM (Inspirational Motivation) : Selalu menjadi role model (teladan) 4. II (Idealized Influence) : UKM Pangan menerapkan standar HACCP
  • 52. One of the Greatest Speeches Ever | Steve Jobs -PENTINGNYA SEORANG LEADER MAMPU MEMBERIKAN INSPIRASI Jadi sedemikian inspiratif Steve Jobs dalam men-deliver speech-nya, Betapa pentingnya memotivasi dalam menemukan purpose of life, dengan quote nya: "Your time is limited so dont waste in someone else life"
  • 53. TERIMA KASIH 1 1 O K T O B E R 2 0 2 2 I R . B A M B A N G A R I F N U G R AH A