Buku ini membahas tentang balok dan pelat beton bertulang. Terdiri dari 7 bab yang mencakup pengenalan bahan beton dan baja tulangan, prinsip dasar beton bertulang, balok persegi panjang dengan tulangan tunggal, balok persegi panjang dengan tulangan rangkap, tulangan geser dan torsi pada balok, serta pelat beton bertulang.
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau sering disebut Jaringan Distribusi Primer adalah suatu bagian daripada sistem tenaga listrik antara gardu induk dan gardu sitribusi.
Pondasi merupakan bagian penting dari suatu bangunan yang berfungsi untuk mendistribusikan beban bangunan ke lapisan tanah. Terdapat berbagai jenis pondasi dangkal seperti pondasi setempat, menerus, pelat, cakar ayam, dan sarang laba-laba yang sesuai untuk berbagai kondisi tanah. Pemilihan jenis pondasi mempertimbangkan faktor tanah, beban, dan daya dukung tanah.
Dokumen tersebut merangkum proses pelaksanaan pekerjaan kolom praktis beton bertulang yang meliputi persiapan bahan dan peralatan, pengukuran, pembesian tulangan, pemasangan bekisting, pengecoran beton, pembongkaran bekisting, dan perawatan beton. Prosesnya dimulai dari persiapan, pengukuran, pemasangan tulangan dan bekisting, pengecoran, hingga perawatan beton setelah pengecoran.
Dokumen tersebut membahas tentang komponen utama saluran transmisi seperti pondasi, tower, isolator, kawat penghantar, dan kawat tanah. Juga dijelaskan tentang berbagai jenis pondasi tower transmisi berdasarkan kondisi tanah dan proses pembangunannya mulai dari persiapan lahan, pembangunan pondasi, hingga pemasangan tower. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengawasan pekerjaan juga diuraikan.
Kawat bronjong merupakan susunan anyaman kawat baja atau bisa juga disebut sebagai galvanis yang telah dikonfigurasikan hingga mempunyai bentuk kotak yang berlubang hexagonal.
Dokumen tersebut merangkum proses pelaksanaan pekerjaan kolom praktis beton bertulang yang meliputi persiapan bahan dan peralatan, pengukuran, pembesian tulangan, pemasangan bekisting, pengecoran beton, pembongkaran bekisting, dan perawatan beton. Prosesnya dimulai dari persiapan, pengukuran, pemasangan tulangan dan bekisting, pengecoran, hingga perawatan beton setelah pengecoran.
Dokumen tersebut membahas tentang komponen utama saluran transmisi seperti pondasi, tower, isolator, kawat penghantar, dan kawat tanah. Juga dijelaskan tentang berbagai jenis pondasi tower transmisi berdasarkan kondisi tanah dan proses pembangunannya mulai dari persiapan lahan, pembangunan pondasi, hingga pemasangan tower. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengawasan pekerjaan juga diuraikan.
Kawat bronjong merupakan susunan anyaman kawat baja atau bisa juga disebut sebagai galvanis yang telah dikonfigurasikan hingga mempunyai bentuk kotak yang berlubang hexagonal.
Salah satu dokumen penting dalam pengelolaan proyek adalah Project Charter. Project Charter ini berfungsi sebagai dasar untuk memulai dan mengarahkan proyek. Dokumen ini memberikan pemahaman umum tentang tujuan proyek, ruang lingkup, stakeholder, dan elemen penting lainnya. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai pengertian project charter, langkah-langkah pembuatannya, serta manfaat Project Charter dalam manajemen proyek.
Pemeriksaan jembatan merupakan suatu油proses pengumpulan data fisik dan kondis...Gegermu.Mlorot
油
Pemeriksaan jembatan merupakan suatu油proses pengumpulan data fisik dan kondisi struktur jembatan. Data jembatan dari hasil pemeriksaan digunakan untuk merencanakan suatu program pemeliharaan, rehabilitas, perkuatan dan penggantian jembatan.
Bab 2 Tinjauan Pustaka membahas tentang:
1. Gambaran umum obyek penelitian yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta
2. Pengertian dan klasifikasi bandar udara serta bagian-bagiannya
3. Pengertian terminal udara dan fasilitasnya
4. Tahapan pemodelan transportasi yang terdiri atas bangkitan, sebaran, pemilihan moda, dan pembebanan perjalanan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
1. MATERI SUPLEMEN PENGETAHUAN PEMBEKALAN
KEPROFESIAN
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
JEMBATAN (1 JP)
BALAI PENERPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2. O U T L I N E / L I N G K U P P E K E R J A A N P E L A K S A N A A N
J E M B A T A N
PEKERJAAN BETON
Rancangan campuran beton
Percobaan campuran
Pembetonan
Pengendalian mutu
Perawatan
Baja tulangan
Acuan
Perancah
PEKERJAAN PERSIAPAN PEKERJAAN PONDASI DAN
BANGUNAN BAWAH
1. Pondasi jembatan
2. Kepala dan pilar Jembatan
PEKERJAAN BANGUNAN ATAS
JEMBATAN
Jembatan beton bertulang
Jembatan gelagar beton
pratekan
Jembatan gelagar
komposit
Jembatan rangka baja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
Pengendalian lalu lintas
Pemeriksaan letak lokasi
jembatan dan muka air banjir
Pengukuran dan Pematokan
Mutual check
Pekerjaan pendukung
lainnya
1.
2.
3.
4.
5.
3.
4.
5. Jembatan khusus
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton
3. P E K E R J A A N P E R S I A P A N
P a d a t a h a p p e r s i a p a n h a r u s d i s i a p k a n p r
o g r a m
m o b i l i s a s i , p e n y e r a h a n
lapangan ,
c a m p , s e r t a p r o g r a m m u t u
p e r s i a p
a n
b a s
e
Tahapan Pekerjaan Persiapan
Pengendal
ian lalu
lintas
Pekerjan
Pendukung
lainnya
Pemeriksaan letak
lokasi jembatan dan
muka air banjir
Pengukuran dan
Pematokan
Mutual Check
3
4. 1. Pengendalian lalu lintas
Selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap
terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman
dan dapat digunakan, dan pemukiman di sepanjang dan
yang berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan
masuk yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka.
Dalam keadaan khusus Penyedia Jasa dapat
mengalihkan lalu lintas ke jalan alih sementara.
Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
2. Pemeriksaan Letak Lokasi Jembatan dan muka air banjir
-
-
Alinyemen jembatan
Posisi jembatan pada aliran sungai
5. 3. Pengukuran dan Pematokan
As dan patok
Patok pada tiang pancang
Patok pada telapak pondasi dan kopel/pile
cap
Patok kolom-kolom
Patok balok melintang ujung
Patok untuk landasan
Patok balok dan gelagar
Patok lantai dan parapet jembatan
4. Mutual Check
- Direksi teknik bersama dengan panitia peneliti dan penyedia jasa melaksanakan pemeriksaan
lapangan, melakukan pengukuran, pemeriksaan detai l kondisi lapangan.
Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara, apabila hasil
pemeriksaan lapangan mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus dituangkan
dalam
bentuk addendum kontrak.
Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata pembayaran harus
dilakukan oleh direksi teknik dan penyedia jasa selama periode pelaksanaan kontrak
untuk
-
-
menetapkan kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil
pekerjaan 5
6. 5. Pekerjaan Pendukung lainnya
Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian juga adalah pekerjaan jalan pendekat
(Bridge Aproach) dan bangunan pelengkap
jembatan.
Bangunan pelengkap jembatan mencakup masalah
keamanan bagian bawah jembatan yang
sangat dipengaruhi oleh perubahan aspek aspek
dinamik morfologi sungai, khususnya
masalah hidraulik dan muatan sedimen.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan pengaman struktur bangunan
seperti:
Krib
Bronjong atau matras
Pengamanan Tebing Dinding Beton dan Pasangan Batu
Kali
Turap baja
Dinding Penahan
Tanah
Bangunan Pengatur Dasar Sungai ( Bottom Controller )
6
7. P
B
E K E R J A A N P O N D A S I D A N
A N G U N A N B A W A H
B a n g u n a n b a w a h j e m b a t a n d a l a m h a l i n i t e r d i r i d a r i p o n d a
s i dan
k e p a l a j e m b a t a n . T e r d a p a t b e r b a g a i m a c a m p o n d a s i y a n g d i g
u n a k a n di I n d o n e s i a . K a i s o n beton y a n g d i c o r d i t e m p a t , t i a n g p
a n c a n g b a j a ,
t i a n
g
p a n c a n
g
beton b e r t u l a n
g
da n p r a t e k a n , s e r
t a
t i a n
g
b o r ,
k e s e m u a n y a d i p a k a i s e c a r a l u a s . K e p a l a j e m
b a t a n
y a n g d i g u n a k a
n
u m u m n y
a
m a j e m u
k
s u s u n a
n
da n b a l o k
p i l e c a p s e r t
a
p i l a
r
b e r k o l o
m
t u n g g a
l
a t a u
m e l i n t a n g u j u n g ( c r o
s s
head) .
Pondasi
Jembatan
Kepala dan Pilar Jembatan
7
8. J E N I S P O N D A S I J E M B A T A N
P O N D A S I D A N G
K A L
Langsung
Sumuran
P O N D A S I D A L A M
Baja (pipa, propil), Beton
Beton (Beton bertulang, prategang precast)
8
9. P O N D A S I L A N G S U N G
H a l - hal y a n g p e r l u d i p e r h
a t i k a n
- Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi cukup keras dan padat daya dukung izin tanah
>2,0 kg/cm2
Kedalaman >3 m dari dasar sungai/ tanah dasar bebas dari pengaruh scouring vertikal
Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal
Bentangan jembatan sedemikian sehingga tidak mengurangi luas profil basah sungai
Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan, mungkin perlu diberi pengamanan
Diusahakan agar pada pilar tidak digunakan pondasi lngsung, dan apabila tidak dapat dihindari maka
perlu dipasang pengamanan untuk melindungi pondasi
Penggunaan jenis pondasi langsung/ dangkal pada jembatan tidak disarankan pada sungai-sungai
yang tidak dapat diperkirakan perilakunya pada waktu musim banjir yaitu:
-
-
Perilaku gerusan
Perilaku benda-benda hanyutan
9
10. P O N D A S I S U M U R A N
1.
2.
Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi:
-
-
-
-
Cukup keras
Daya dukung tanah > 3 kg/cm2
Kedalaman > 4 m dari dasar sungai/ tanah dasar setempat
Bebas dari pengaruh scouring vertikal
3.
4.
Perlu diperjhatikan adanya pengaruh scouring horizontal
Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
profil basah sungai
Kemungkinan diperlukan pengamanan (protection) pada bagian kepala
jembatan
5.
10
11. P O N D A S I D A L A M
P o n d a s i T i a n g P a n
c a n g
- Pondasi tiang pancang popular dipergunakan di Indonesia karena pelaksanaannya yang relatif
mudah dan sesuai dengan kebanyakan kondisi tanah di Indonesia.
- sungai/aliran air mengingat pemancangan
pancang meliputi berikut ini :
Tiang kayu, termasuk cerucuk
Tiang baja struktur
Tiang pipa baja
Tiang beton bertulang pracetak
Tiang beton pratekan, pracetak
Tiang bor beton cor langsung di
tempat
Tiang turap
tiang mencapai titik dalam, adapun jenisjenis tiang
11
12. T i a n g P a n c a n g K a y u
Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan,
mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga.
Tiang pancang kayu yang menggunakan kayu lunak memerlukan pengawetan,
yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 - 86 dengan
menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini
-
-
tidak tersedia,
dan dingin
maka dilakukan pengawetan dengan tangki terbuka secara panas
12
13. T i a n g P a n c a n g B e
t o n
- Tiang pancang beton pracetak harus dirancang, dicor dan
dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan
sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan
tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan.
Tiang pancang digunakan bila lapisan tanah pondasi cukup
dalam (>8 m) dari dasar sungai atau tanah setempat
-
13
14. T i a n g P a n c a n g B
a j a
Keuntungan menggunakan pondasi tiang pancang baja:
- Mempunyai kemampuan daya dukung tekan (kompresif) yang
tinggi bila dipancang pada lapisan tanah keras dan mampu
dipancang dengan keras untuk penetrasi yang dalam hingga
mencapai lapisan dukung
Mudah dipotong atau diperpanjang untuk menyesuaikan
-
dengan variasi
stratum)
ke dalaman lapisan dukung (bearing
14
15. T i a n g p a n c a n g b a j a
S e p a t u t i a n g p a n c a n g
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H
atau profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan
dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan
menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat
atau
siku baja untuk menambah ketebalan baja.
P e n y a m b u n g a n Ti a n g
Penyambungan antara potongan tiang baja memerlukan
pengelasan standar tinggi dan harus dilakukan oleh tukang
las yang bersertifikat. Pengelasan harus dikerjakan
sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja
semula dapat ditingkatkan
P e r l i n d u n g a n t e r h a d a p
k o r o s i
Dilakukan pengecatan menggunakan lapisan pelindung
yang telah disetujui dan atau digunakan logam yang lebih
tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan
akurat dan beralasan.
P e n g e c o r a n d a l a m t i a n g
Sebagian besar pekerjaan tiang pancang pada proyek jembatan
adalah pipa baja yang dipancang didalam tanah dan kemudian
diisi dengan beton. Suatu jalinan penulangan(reinforcing cage)
ditempatkan di dalam pipa sebelum pengecoran.
K e p a l a t i a n g p a n c a n g
Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong
tegak lurus terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving
cap) harus dipasang untuk mempertahankansumbu tiang
pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan,
pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pada
pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus
ditanamkan ke dalam pur (pile cap)
15
16. T i a n g p a n c a n g b o r
Jenis pondasi ini prinsip kerjanya hampir sama
dengan pondasi tiang pancang. Perbedaannya
terletak pada cara pemasangannya, kalau tiang
pancang masuk kedalam tanah dengan
kekuatan
tumbukan sehingga menimbulkan suara yang
keras, tetapi lain halnya dengan bored pile yang
suaranya tidak mengganggu lingkungan,
sehingga jenis pondasi ini banyak digunakan
daerah perkotaan dalam pembangunan
di
apartemen, mall,
pencakar langit.
dan gedung
16
17. 1. D i b u a t lubang dengan dibor s a m p a
i
2. S e b e l u m p e n g e c o r a n s e m u a
lubang d i p e r t a h a n k a n t i d a k
lebih d a r i 1 5 0 d i b a w a h p e r m u k
a a n b e t o n s e l a m a
d i t e n t u k a n lain oleh d i r e k s i
3. S a m p a i k e d a l a m a n 3 m d a r i
p e r dengan alat p e n g g e t a r , dan s
e b e l u m juga bila ada a i r dalam
lubang bor h
4. S a a t p e n c a b u t a n c a s i n g d i g e
t a r k a b e t o n pada dinding c a s i n g
5. A p a b i l a p e n g e c o r a n b e t o n
didalam d i g u n a k a n c a r a t r e m i e
6. T i a n g bor u m u m n y a h a r u s d i c o r
e l e v a s i y a n g a k a n d i p o t o n g , s e m
u l e m a h h a r u s d i k u p a s d a r i
s u t u h , d a s a r c a s i n g h a r u s
dan t i d a k k u r a n g d a r i 3 0 c m
i k a n dan o p e r a s i p e n e m p a t a n , k e c
u a l i
n , b e t o n yg d i c o r h a r u s d i g e t a
r k a n e m u a k o t o r a n d i b e r s i h k a n ,
d e m i k i a n
d i k e l u a r k a n .
u k m e n g h i n d a r i m e n e m p e l n y a
a t a u pengebor a n l u m p u r m a k a
a i k i r a - k i r a s a t u m e t e r d i a t a s
a
k
n
h
u
1
P E L A K S A N A A N P E N G E B O R A N
k e d a l a m
a n
h a r
u c
m
p e n a r
s e s u a
i
g m b a
r
r e n c a n
a
mu k a
a
n y a
s
a r u s
n u n
t a i
r
s a m p
a b e t o
n
y a n g lepas
,
e l e b i h a n
dan
baja t u l a n g
a n
p u n c a k t i a n g bor
da
panjang y a n g c u k u p
s e p u r n a k e d a l a m
i n g g
as t r u k t u r di a t a s
n y a 7
18. P E L A K S A N A A N P E N G E B O R A N
(Garnbar 2-1...23- Pelalcsanaan T1ang Bor)
19. P
-
-
-
E N G E C O R A N B E T O N T I A N G B O R
B e t o n d i g u n a k a n h a r u s d i c o r k e d a l a m s u a t u l u b a n g y a n g k e r i n g d a n b a s a
h
B e t o n h a r u s d i c o r m e l a l u i s e b u a h c o r o n g d e n g a n p a n j a n g p i p a
P e n g a l i r a n h a r u s d i a r a h k a n s e d e m i k i a n r u p a h i n g g a b e t o n t i d a k m e n i m p
a b a j a t u l a n g a n a t a u s i s i s i s i l u b a n g .
B e t o n h a r u s d i c o r s e c e p a t m u n g k i n s e t e l a h p e n g e b o r a n
-
- B i l a m a n a e l e v a s i a k h i r p e m o t o n g a n b e r a d a d i b a w a h e l e v a s i m u k
a
a i r t a n a h ,
t e k a n a n h a r u s d i p e r t a h a n k a n p a d a b e t o n y a n g b e l u m m e n g e r a s , s a m a
d e n g a n a t a u l e b i h b e s a r d a r i t e k a n a n a i r t a n a h , s a m p a i b e t o n t e r s e b
u t s e l e s a i m e n g e r a s
20. P E N G E C O R A N B E T O N D I B A W A H A I R
S e m u a b a h a n l u n a k d a n b a h a n l e p a s
p a d a d a s a r l u b a n g h a r u s d i h i l a n g k a n
d a n c a r a t r e m i e y a n g t e l a h d i s e t u j u i
h a r u s d i g u n a k a n .
C a r a t r e m i e h a r u s m e n c a k u p s e b u a
h p i p a y a n g d i i s i d a r i s e b u a h c o r o n g
d i a t a s n y a . P i p a h a r u s d i p e r p a n j a n g
s e d i k i t d i b a w a h p e r m u k a a n b e t o n
b a r u d a l a m t i a n g b o r s a m p a i d i a t a s e l
e v a s i a i r / l u m p u r .
B i l a m a n a b e t o n m e n g a l i r k e l u a r d a r
i
d a s a r p i p a , m a k a c o r o n g h a r u s d i i s i
l a g i d e n g a n b e t o n s e h i n g g a p i p a
s e l a l u p e n u h d e n g a n b e t o n b a r u .
P i p a t r e m i e h a r u s k e d a p a i r , d a n h a r u s b
e r d i a m e t e r p a l i n g s e d i k i t 1 5 c m .
S e b u a h s u m b a t h a r u s d i t e m p a t k a n d i
d e p a n b e t o n y a n g d i m a s u k k a n
p e r t a m a k a l i d a l a m p i p a u n t u k
m e n c e g a h p e n c a m p u r a n b e t o n d a n a i r .
21. Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang
akan dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari
bagian puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang
yang cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna ke dalam pur atau
struktur di atasnya.
Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga dapat
dipastikan
bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang bor yang dibentuk
sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan di luar toleransi harus diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
Tiang Bor Beton yang Cacat
Penanganan Kepala Tiang Bor Beton
22. Perkembangan dan penggunaan metode Load Cell
test untuk pengujian static dengan kapasitas tinggi
pada pondasi tiang bor memberikan pengaruh dan
konstribusi yang sangat besar bagi para perencana
struktur pondasi untuk dapat mengevaluasi
kapasitas dari struktur pondasi yang direncanakan
dan mengakaji pemilihan teknik konstruksi pada
pondasi tiang bor.
Load Cell adalah alat pengangkat yang dimobilisasi
dengan mekanisme hidrolis selama proses pengujian
beban
Pengujian Tiang Bor
23. TOLERANSI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR
a. Lokasi kepala tiang
Pergeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan :
<75 mm dalam segala arah
Kemiringan tiang pancang
Penyimpangan arah vertikal/ kemiringan yang dipersyaratkan : < 20
mm per meter (1 : 50)
Kelengkungan (BOW)
Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung ditempat : < 0,01
panjang tiang dalam segala arah; Kelengkungan lateral tiang
pancang baja : < 0,0007 panjang total tiang pancang
Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) : 0 sd +5% dari
diameter nominal pada setiap posisi
b.
c.
d.
25. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran
Cerucuk
Dinding turap
Penyediaan tiang pancang
Pemancangan tiang pancang
Tiang bor beton cor langsung di tempat
Pelaksanaan tiang bor beton cor langsung di tempat
yang berair
Tiang uji
-
-
-
-
-
-
-
26. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Pembayaran
Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan,
perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan,
pengujian, baja tulangan atau baja pra-tegang dalam beton, penggunaan
peledakan, pengeboran atau peralatan lainnya yang diperlukan untuk
penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga termasuk hilangnya selubung
(casing), semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan
2.
semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan.
27. PENJANGKARAN TANAH (GROUND ANCHOR)
Metode penjangkaran tanah disebut juga dengan
nama Alluvian Anchor, Ground Anchor atau
Tieback Anchor. Dalam metode ini pemboran
dilakukan di dalam tanah pondasi yang baik
terdiri dari lapisan berpasir, lapisan kerikil,
lapisan berbutir halus ataupun batuan yang
lapuk, serta suatu bagian yang menahan gaya
tarik seperti campuran semen dengan kabel
baja atau semen dengan batang baja
dimasukkan ke dalam lubang hasil pemboran
tersebut, kemudian disertai suatu gaya tarik
setelahnya untuk memperkuat konstruksinya.
28. Tipe Jangkar
Penjangkaran dengan tahanan geser
Jenis ini memakai batang jangkar yang silindris yang
digrout di dalam lubang bor dan gaya tarik ditimbulkan
dari tahanan geser yang bekerja sekelilingnya.
Penjangkaran degan plat pemikul
Jenis ini menggunakan suatu plat massif yang
dipasang di dalam tanah sehingga tekanan tanah
pasipnya yang bekerja dapat menahan gaya tarik.
Penjangkaran gabungan
Di mana ada bagian-bagian yang diperbesar dan
tekanan pasip bersama-sama tahanan geser
batangnya yang menahan gaya tarik, sehingga dapat
disebut sebagai gabungan dari kedua metode
terdahulu. Untuk membuat penjangkaran dengan
diameter besar pembuatan lubangnya perlu
menggunakan mata bor khusus atau semburan air
29. Metode Penjangkaran
Beberapa metode penjangkaran yang dipakai
dapat
dijelaskan berikut ini :
1.
2.
Metode Penjangkaran dengan grouting
Metode penjangkaran dengan lubang
bertekanan
Metode penjangkaran dengan
penekanan
(jangkar baji)
Metode penjangkaran plat
Metode jangkar UAC
3.
4.
5.
30. Oahi:
1~
bahan lbaja d um~
suk
atau beton yang
encahut lhac.a.n
g
inti jangkar
(Gambar- 2.ll... 30 - Melode Jangflar Dengan Inli Yang1
Drpancang)
' --B~tang
' b(lj~~
pe1r1,ggeralk.
B ton
,ll(~IU
~cill.l"i1Fil
. emen
llubi!l.n,S pert1b(Hi.ill Pernuncangan Al tur pemari.cang
kan ad ukan semen
dieor di tempat
31. B1d1.r
n
pemanc-.111
~;.10
liuban
g
bawa
h
baja. Pengisian
pembora
n
atau beton
(Gambar 2.1.2!6- MetodePelat Jangkar)
(Gambar 2.1.31 - M'.etode Jang'kar
UAC)i
I-. -
Lubang Per leba ra n
Penernpatan banan
bagian adukan
semen
Pc;n,;k ,Ul~n
b~lalilf bllj,t
il'131fl311'-..J~(I r11:11ca.bu1an Jaol!!lbu J1puw r. 1:-
plitt ica.n.gldr l!Ml.all!; lllt~~n:~~n Pl'!n;,1n,i::
l,..,if~ 11. l<,Clb.:1L
32. Metode Penjangkaran Prategang Pratekan dengan Grouting
Penjangkaran dengan grouting terdiri
dari 3 (tiga) bagian penting yaitu :
a. Anchorage (kombinasi dari
anchor head, bearing plate dan
trumpet yang mempunyai
kapasitas mentransfer gaya
prategang dari baja prategang
(bar atau strand) ke bumi atau
konstruksi pendukung
Free stressing (unbonded) length
(agian baja prategang yang
bebas untuk mengalami
perpanjangan atau pemuluran
secara elastis (elongate
elastically) dan mentransfer
gaya perlawanan dari bond
length
ke struktur.
b.
c.
33. Kepala dan Pilar Jembatan
Kepala jembatan, umumnya dari jenis
dinding dan balok beton, diperlukan
sebagai landasan jembatan dan
menahan timbunan dibelakang kepala
jembatan
Kepala Jembatan dan Pilar
menyalurkan gaya gaya vertikal dan
horisontal dari bangunan atas pada
pondasi
34. Pilar Jembatan
Pilar jembatan pada umumnya
terkena pengaruh aliran
sungai sehingga harus
diperhatikan segi kekuatannya
dan segi keamanan
0
D
~
I
-
(Gamba:r IB.2.2 - Bentuk Lain Pilar)
(,Gambar 2.2.1揃 Jen is Pilar Tipikal)
?ilar Pnrta1 Sab.J iliinglat Koki.m
I
GaliDal atau Majemll:k
Dil!njlllrft.an looilam :~ pada
aliriarn ri!ll'l!li
Petnisaharn kolam dengan 20 a't:au
lebill
Me.nmrntu kElanamm alira11 arus:
-5 -- 15
I
D
I
I
IOI
D I
p;jJar IPolli'tal Dua '1iing'ltat:
I8I 15 15
Piilar Temlmk Penampilng I.
Pemmpamg illlii IIEllTlJJl!lllYaii
ikairal!;terist:ik
Tidak baik temadap a'liran all!l!:i dan
untuk
PEnc}gllliealil di darat:
c
-
~
C:I
25
I
II
35. P E K E R J A A N B E T O N
Kesiapan kerja Percobaan Campuran
Rancangan campuran beton
Pembetonan Pengendalian Mutu Perawatan
Baja Tulangan Acuan Perancah
35
36. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan harus dilakukan pekerjaan persiapan sebagai berikut:
Semua ruang yang akan diisi adukan beton harus bebas dari kotoran
Bidang bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton baru, harus dikasarkan
dan dibasahi sebelum beton baru dicorkan
Tulangan harus bersih dan bebas dari segala lapisan penutup yang dapat merusak beton
atau mengurangi lekatan beton dengan tulangan
Tidak boleh ada air pada semua ruang yang akan dicor beton kecuali pada system
pengecoran Tremie
Rancangan Campuran Beton
Kesiapan Kerja
37. Setelah didapat rancangan campuran, kemudian diperlukan suatu batch kecil campuran
percobaan, kira-kira 0,1 m3 beton untuk memastikan apakah asumsi yang dibuat pada desain
campuran telah benar. Campuran percobaan ini harus diuji untuk kekuatan tekan, slump dan sifat-
sifat lain yang disyaratkan oleh perencana untuk menentukan apakah sifat-sifat tersebut
diperoleh dengan proporsi dari material yang
dibuat dengan maksud memastikan kekuatan
campuran harus memenuhi SNI 03-2834-2000.
diperkirakan . Minimum 20 benda uji harus
tekan campuran percobaan tersebut. Percobaan
-
-
-
Pelaksanaan pengecoran
Pemadatan
Sambungan pelaksanaan (construction
joint)
Pembetonan
Percobaan campuran
38. Pengujian tambahan
pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menentukan mutu
bahan atau campuran atau
pekerjaan beton akhir
Slump test
Pengujian Kuat tekan beton
Pengujian Kuat Tekan
Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton,
Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder
dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-
1998. Benda uji tersebut harus dicetak
bersamaan dan diambil dari contoh yang sama
dengan benda uji silinder yang akan dirawat di
laboratorium.
Pengujian untuk kelecakan
Pengujian sump pada setiap
campuran tidak boleh berada diluar
rentang nilai slump (賊 2 cm) yang
disyaratkan.
Pengendalian Mutu
39. Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu semen berhidrasi,
dan oleh karena hal tersebut akan mengusahakan tercapainya kekuatan struktur yang
diinginkan dan tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disayaratkan untuk ketahanannya
1. Lapisan pasir yang dibasahi dengan tebal tidak kurang dari 5 cm ditaruh diatas permukaan beton
yang sedang kita rawat
2. Permukaan beton ditutup dengan karung yang dibasahi terus menerus
3. Dengan mempergunakan lapisan curing compound
4. Digenangi air diatas pelat beton, dengan terlebih dahulu membuat tonjolan tanah liat sekeliling daerah
yang akan digenangi
5. Ditutup dengan membrane kedap air seperti politherene atau kertas berlapis ter
6. Perawatan dengan uap biasanya untuk beton pracetak
Perawatan
40. Penulangan untuk jembatan biasanya harus dipasok sesui dengan persyaratan AASHTO M 311 M
(ASTM A 615) selain itu juga disediakan persyaratan sebagai berikut :
AASHTO M225 (ASTM A496) Deformed Steel Wire for Concrete Reinforcement
AASHTO M32 (ASTM A 82) Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement
AASHTO M55 (ASTM A 185) Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement
BAJA TULANGAN
41. Acuan harus mempunyai sasaran : kekuatan, kekakuan, penampilan dan penghematan
biaya . Acuan harus dapat menahan beban sebagai berikut :
Beban mati : massa dari acuan, tulangan, bahan yang tertanam, beton baru
Beban superimpose : massa pekerja, peralatan, jembatan kerja, perhitungan untuk benturan dan
massa dari beban sementara yang disebabkan oleh penumpukan bahan
Tekanan kesamping (lateral) dari beton : yang bertambah dengan bertambahnya tinggi beton yang
dicor. Getaran beton juga menambah tekanan lateral
Beban (lateral) lain : beban angin, gaya dari
tegangan kabel, dan penyangga yang miring,
beban- beban ini harus diperhitungkan terutama
untuk desain acuan
Beban khusus : disebabkan oleh kondisi khusus pelaksanaan.
ACUAN
42. Persyaratan Perancah:
Mempunyai batang penguat (bracing)
Mempunyai pengaturan untuk
penyesuaian vertical
Pondasi harus mampu memikul
beban tanpa terjadi penurunan
berlebihan dari perancah tersebut,
atau penurunan relatif antara
penyangga yang berdekatan
Semua komponen perancah harus
lurus dan benar tanpa bengkokkan
ataulengkungan dan semua
komponen yang rusak harus
disingkirkan dari lokasi.
PERANCAH
43. P E K E R
J E M B A
J
T
A
A
A N
N
B A N G U N A N A T A S
Jembatan Beton
Bertulang
Jembatan Gelagar
Komposit
Jembatan Gelagar Beton
Pratekan
Jembatan Rangka Baja Jembatan Khusus
43
44. P
P
r
Cor in-situ
Unit Pracetak
Jembatan beton bertulang ini dipasang dengan menggunakan perancah.
mulai
dibuat acuan atau bekisting untuk gelagar beton bertulang
Acuan dibuat dengan dimensi sesuai dengan Gambar Rencana, acuan
selesai, mulai dipasang baja tulangan dalam acuan tersebut, dengan
memperhatikan selimut tebal selimut beton dengan menahan baja tulangan
dengan beton decking. Mutu beton decking harus lebih tinggi dari beton yang
akan di cor.
Setelah semua baja tulangan selesai dipasang dan acuan dibersihkan dari
kotoran yang ada, maka barulah dilakukan pengecoran beton dengan
mengacu pada pelaksanaan pekerjaan beton.Perancah baru boleh dilepas
setelah beton mempunyai kuat tekan minimal 85% dari beton karakteristik.
Untuk bentang pendek dapat dicor bersama-sama dengan lantai.
Bagian bagian pracetak yang
tipikal dari bangunan atas jembatan
adalah papanpapan lantai, pelat
lantai, gelagar, pelat soffit lantai, unit
kereb dan tiang (post).
Unit pracetak dipasang dengan
menggunakan satu crane atau dua
crane
elat Lantai
embentukan
ongga
JEMBATAN BETON BERTULANG
45. Pembentukan Rongga
Rongga diadakan pada
bangunan atas jembatan
beton untuk penempatan kabel
posttensioning, untuk fasilitas
umum, untuk meringankan
bangunan, untuk displace
beton dekat sumbu netral di
mana terdapat sedikit beban,
atau memudahkan
pencapaian untuk
pemeliharaan.
46. JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN
Perlengkapan Pra-tegang
Perlengkapan penarikan kabel harus disediakan paling
sedikit 2 alat pengukur tekanan dengan permukaan
diameter tidak kurang dari 150 mm, satu untuk membaca
lendutan akibat penegangan dan yang satunya untuk
membaca pembebanan selama operasi penegangan
akhir.
Perakitan kabel pra-tegang
Sebelum perakitan, maka permukaan baja pra-tegang
harus diperiksa terhadap korosi. Karat lepas harus
dibuang dengan tangan, yaitu dengan lap kain guni atau
wol baja halus dan setiap jenis minyak harus dibersihkan
dengan menggunakan deterjen. Jangkar harus dirakit
dengan kabel dengan cara sedemikian sehingga dapat
mencegah setiap pergeseran posisi, baik selama
pemasangan maupun penge-coran
47. JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN
Selimut Beton
Jika tidak ditentukan lain, maka selimut beton tidak boleh
kurang dari 2 kali diameter kabel atau 3 cm, diambil yang lebih
besar. Selimut beton tersebut harus ditambah 1,5 cm untuk
beton yang kontak langsung dengan permukaan tanah atau 3,0
cm untuk elemen beton yang dipasang dalam air asin.
Pengecoran Beton
Pengecoran harus sesuai dengan ketentuan, beton harus
digetar dengan hati-hati untuk menghindari pergeseran kabel,
kawat, selongsong, atau baja tulangan. Untuk bagian yang
lebih dalam dan tipis, penggetar luar yang ditempelkan pada
acuan dapat dilaksanakan untuk menam-bah getaran di
bagian dalam. Baik sebelum pengecoran maupun segera
sesudah pengecoran beton, maka Kontraktor harus dapat
menunjukkan bahwa semua selongsong tidak rusak hingga
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
48. METODE PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN (PRE-TENSION)
Prosedur Pra-tegang
Operasi penarikan kabel harus dikerjakan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman
di Bidangnya
Gaya pra-tegang harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata.
Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikkan kabel dari lantai landasan, maka gaya
100 kg atau sebesar yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus diberikan pada
kabel.
Gaya awal harus diberikan untuk menghitung pemuluran yang diperlukan
Kabel harus ditandai untuk pengukuran pemuluran setelah tegangan awal diberikan
Bilamana terjadi slip pada salah satu kelompok kabel yang ditarik secara bersama-sama,
maka tegangan pada seluruh kabel harus dikendorkan, kabel-kabel diatur lagi dan
kelompok kabel tersebut ditarik kembali.
Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutment landasan
prategang segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam kabel telah
tercapai, dan tekanan dongkrak harus dilepas sebelum setiap operasi berikutnya dimulai
Bilamana untaian (strand) yang dilengkungkan disyaratkan, maka Direksi Pekerjaan
dapat memerintahkan pengukuran pemuluran atau regangan pada berbagai posisi
sepanjang kabel untuk menentukan gaya pada kabel pada masing-masing posisi
49. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)
Penempatan jangkar
Setiap jangkar harus ditempatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-tegang, dan
dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton
Penempatan Kabel
Segera sebelum
penarikan kabel,
Kontraktor bebas
bergerak antara
titik-titik
penjangkaran
untuk menampung
pergerakan
horisontal dan
tegang yang
diberikan.
harus menunjukkan bahwa semua kabel
dan elemen-elemen tersebut bebas
vertikal sehubungan dengan gaya pra-
Kekuatan Beton yang diperlukan
Gaya pra-tegang belum boleh diberikan pada beton sebelum mencapai kekuatan
beton yang diperlukan seperti yang disyaratkan dalam Gambar, dan tidak boleh kurang dari
14 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan pembasahan digunakan, atau kurang
dari 2 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan uap digunakan.
50. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)
Besarnya Gaya Pra-tegang yang diperlukan.
Pengukuran gaya pra-tegang yang dilakukan dengan cara langsung mengukur
tekanan dongkrak atau tidak langsung dengan mengukur pemuluran. Kontraktor harus
menambahkan gaya pra-tegang yang diperlukan untuk mengatasi kehilangan gaya akibat
gesekan dan penjangkaran. Segera setelah penjangkaran, maka tegangan dalam kabel
pra-tegang tidak boleh melampaui 70 % dari beban yang ditetapkan. Selama
penegangan, maka nilai tersebut tidak boleh melampaui 80 %. Kabel harus ditegangkan
secara bertahap dengan kecepatan yang tetap. Penegangan harus dari salah satu
ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
51. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)
Prosedur penarikan kabel
Sebelum penegangan, kabel harus dibersihkan dengan cara meniupkan udara bertekanan
ke dalam selongsong. Jangkar juga harus dalam keadaan bersih. Bagian kabel yang
menonjol harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki, karat/korosi, sisasisa
adukan semen, gemuk, minyak atau kotoran debu lainnya yang dapat mempengaruhi
perlekatannya dengan pekerjaan pen-jangkaran. Kabel dicoba untuk ditarik keluar dan
masuk ke dalam selongsong agar dapat kelengketan akibat kebocoran selongsong dapat
segera diketahui dan diambil langkah-langkah seperlunya.
Gaya tarik pendahuluan, untuk menegangkan kabel dari posisi lepasnya, harus diatur
agar besarnya cukup akan tetapi tidak mengganggu besarnya gaya yang diperlukan yang
akan digunakan untuk setiap prosedur.Setelah kabel ditegangkan, kedua ujungnya diberi
tanda untuk memulai peng-ukuran pemuluran. Bilamana Direksi Pekerjaan
menghendaki untuk menentu-kan kesalahan pembacaan pemuluran (zero error in
measuring elongation) selama proses penegangan, data bacaan dynamometer dan
pengukuran pemu-luran harus dicatat dan dibuat grafiknya untuk setiap tahap
penegangan
52. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)
Peyuntikan dan penyelesaian akhir setelah pemberian gaya pra-tegang
Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel selesai dilakukan
kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air
bertekanan 8 kg/cm2 selama satu jam sebelum penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan
dengan air dan udara bertekanan
Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam waktu 1 hari setelah
penyuntikan.Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan adukan dalam penyuntikan dan lubang
pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki sebagaimana diperlukan. Kabel tidak boleh dipotong
dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan. Ujung kabel harus dipotong sedemikian rupa sehingga minimum
terdapat selimut beton setebal 3 cm pada ujung balok (end block).
53. PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT-UNIT BETON PRACETAK
Pemberian tanda unit-unit beton pracetak
Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan perbaikan kecil, maka unit-unit
harus diberi tanda untuk memudahkan indentifikasi di kemudian hari.
Penanganan dan pengangkutan
Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan unit-unit beton
pracetak. Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat dengan alat pengangkat atau melalui lubang-
lubang dibuat pada unit-unit tersebut, dan harus diangkut dalam posisi tegak. Titik angkat, bentuk
dan posisinya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penyangga dan penggantung yang cocok
harus digunakan setiap saat dan tidak boleh ada unit beton pracetak yang akan digerakkan sampai
sepenuhnya lepas dari permukaan tanah.
Penyimpanan
Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan ditempatkan
pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin hujan maupun kemarau, akibat
beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit tersebut disusun
melebihi dari 3 lapisan dengan penyangga kayu dipasang di
Baja pra-tegang
Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik
setiap saat dari pembuatan sampai penyuntikan.
dalam lapisan-lapisan, maka tidak
antara tiap lapisan
dan karat atau akibat lain dari korosi
54. PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL
Pekerjaan ini terdiri dari perakitan, penyambungan dan penegangan segmen-segmen pracetak di lapangan
- Perakitan segmen pracetak
Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau pada penyangga di atas tanah lapang.
Unit harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen selongsong dan permukaan luar seminimum
mungkin serta harus berada dalam toleransi yang diberikan dalam ketentuan.
Penyambungan segmen pracetak
Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang dimasukkan
lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah pengecoran (post-tension) harus sesuai dengan
ketentuan.
Pengecoran Ceruk Jangkar
Pengecoran ceruk jangkar pada balok pratekan pracetak segmental harus dilaksanakan sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam Gambar dan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi.
Kerusakan unit-unit
Bilamana setiap unit yang difabrikasi atau diterima oleh Direksi Pekerjaan, ternyata rusak seperti retak,
mengelupas atau deformasi pada baja tulangan, unit yang demikian harus disisihkan sampai diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan, yang akan menentukan apakah unit tersebut ditolak dan dikeluarkan dari lapangan
pekerjaan atau diperbaiki oleh Kontraktor
-
-
-
55. PEMASANGAN UNIT-UNIT BETON PRATEKAN
Penerimaan unit-unit
Bilamana unit-unit difabrikasi di luar tempat kerja, maka Kontraktor harus memeriksa mutu dan
kondisi pada saat barang tiba di tempat dan harus segera melapor secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan untuk setiap cacat atau kerusakan.
Tumpuan untuk unit-unit
Pengaturan posisi unit-unit
Semua baut yang tertanam dan lubang untuk tulangan melintang, dan sebagainya harus diluruskan
dengan hati-hati selama pemasangan unit-unit tersebut. Batang baja harus dipasang pada lubang
untuk tulangan melintang sewaktu perakitan berlangsung, agar dapat menjamin penempatan lubang
dengan tepat.
56. JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT
Pemasangan jembatan komposit merupakan hal penting dan memerlukan tahapan-
tahapan yang harus dilakukan yaitu:
1. Pemasangan jembatan komposit terdiri atas dua tahap, yaitu: tahapan pemasangan
gelagar baja dan pengecoran lantai yang merupakan bagian struktur dari jenis komposit.
Pemasangan gelagar dapat dilaksanakan dengan cara perancah atau dengan cara
peluncuran
Pemasangan Gelagar harus mengacu pada desain yang dilaksanakan, karena
apabila digunakan dengan cara peluncuran ( launching ), maka bisa terdapat
anggapan dalam perhitungan bahwa gelagar menahan semua beban mati beton
yang berada di atas gelagar sebelum beton mengeras.Sedangkan pada pemasangan
dengan cara perancah, perancah harus dihitung dapat menahan beban gelagar
baja dan beton sebagai beban mati sebelum mengeras.
2.
3.
4. Buat camber sesuai yang disyaratkan , karena dengan
mengurangi kapasitas keamanan gelagar komposit
tidak adanya camber akan
57. JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT
5. Gelagar komposit baru berfungsi sebagai komposit apabila beton yang berada di
atas gelagar tersebut mengeras dan bekerja sama dengan gelagar menjadi satu
kesatuan dalam suatu struktur.
Komposit terbentuk melalui Shear Connector yang dipasang pada gelagar
melintang
6.
58. JEMBATAN RANGKA BAJA
Pekerjaan ini jembatan rangka baja ini terdiri
dari pemasangan struktur jembatan rangka baja
hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka
(truss) baja, gelagar komposit, Bailey atau sistem
rancangan lainnya termasuk penanganan,
pemeriksaan, identifikasi dan penyimpanan semua
bahan pokok lepas, pemasangan perletakan,
praperakitan, peluncuran dan penempatan posisi
akhir struktur jembatan, pencocokan komponen
lantai jembatan (deck) dan operasi lainnya yang
diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan
rangka baja sesuai dengan ketentuan
60. Suspension bridge atau jembatan
suspensi terbagi dalam dua macam disain
yang berbeda yaitu suspension bridge
(jembatan gantung) yang berbentuk M
dan cable stayed bridge (jembatan kabel
cancang) yang berbentuk A. Jembatan
cable stayed tidak memerlukan dua tower
dan empat angker seperti jembatan
gantung, namun kabel tersebut ditarik dari
struktur jalur jalan ke tower tunggal
(pylon) untuk diikat dan ditegangkan
Jembatan Cable Stayed (Kabel Cancang)
62. Metode Pemasangan Stay Cables
1. Selubung dipasang setelah kawat
prategang ditempatkan dan distress
Pertama kali, PE strands
ditempatkan dan distress.
Kemudian damping device dan
strands hoop dipasang pada
tempatnya. Terakhir, segmen
selubung HDPE dipasang satu
demi satu dengan sambungan
HDPE kemudian di sekat pada
ceruk pipanya
63. Metode Pemasangan Stay Cables
2. Kawat prategang ditempatkan setelah
selubung uar HDPE terpasang
Pertama, selubung HDPE dibentuk dahulu
dengan panjang sesuai kebutuhan.
Kemudian selubung pengarah yang
dikaitkan dengan sebuah kawat prategang
(strand) ditarik masuk keposisinya dengan
menggunakan mesin penarik mini untuk
kemudian dipasang pada tempatnya.
Selanjutnya kawat-kawat prategang yang
diperlukan, ditempatkan dalam stay pipa
HDPE, selanjutnya distress satu per-satu
sampai selesai.
64. Penempatan Kabel
Kawat-kawat prategang dari stay cable system di
pasang satu persatu. Kabel dan angker harus di
rangkai pada konstruksi dilapangan secara
benar.Kabel tunggal prategang harus dicoating
dengan epoxy, kemudian diberi gemuk dan di Hot
Extruded dengan HDPE coating di pabrik. Oleh
sebab itu tidak diperlukan lagi perlindungan korosi
tambahan. Gulungan kawat prategang dibawa
kelapangan kemudian dipotong sesuai kebutuhan
untuk di rangkai/dipasang. Kawat prategang yang
telah siap tersebut diangkat dengan hati-hati dan
cepat untuk kemudian distress.
66. Jack arid
4 .slress rig strana
(Caira 4.!5.1'1 揃- Slressing Kabel Pll'ategang)
- - - ..... .---≒ ..1≒≒- r
,
揃
ump
l
67. Pemasangan PC Girder (1/2)
Tahapan Pemasangan PC Girder dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tempatkan crane mengapung dekat Tower,
pasang bagian-bagianTower;
Pasang sejumlah segmen Girder baja pada Tower
secara balance cantilever;
Tempatkan crane didekat Tower;
68. Pemasangan PC Girder (2/2)
Diarah darat, girder dipasang bertahap menuju arah
tower;
Girder lanjutan dipasang dari arah tower ke arah
darat;
Demikian juga pasang girder dari Tower ke arah
Tower yang lain
Girder dari tower ke tower akan bertemu ditengah-
tengah dan diakhiri dengan dirger penutup
69. Jembatan gantung merupakan suatu kabel yang melintas diatas sungai atau laut dengan lantai
jembatan (struktur jalur jalan) digantung pada kabel tersebut. Umumnya embatan kabel yang
modern mempunyai dua tower yang tinggi sebagai tempat kabel dikaitkan/ditumpangkan, artinya
tower tersebut merupakan penyangga dari berat struktur jalur jalan tersebut.
Jembatan Suspension (gantung)
71. Pemasangan Kabel (1/2)
Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
Bentangkan tali pengarah (Pilot Roper)
diantara
Tower sampai ke angker,
Pasang juga tali pengangkut/penarik dan alat
pengangkut (carrier)
72. Pemasangan Kabel (2/2)
Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
Pasang tali jalan kerja dan system
lantainya
(Catwalk) ;
Pasang kabel kawat prategang
Pasang pita kabel dan tali Penggantung
Selanjutnya siap untuk pemasangan girder
truss/stiffening frame
73. Pemasangan Girder Methode Elemen
Tempatkan sepasang crane diatas pontoon (crane
mengapung) untuk mengangkat
girder truss dari bawah ke posisinya disisi darat dan
tower ;
Pada sisi darat, sebagai tahap awal pasang 8
(delapan) panel girder (large block) yang digantung
pada tali penggantung (hanger rope) yang sudah
disiapkan
Pada saat yang bersamaan pada posisi Tower
pasang 6 (enam) panel kearah darat dan ke arah
tengah Selanjutnya pada ujung masing-masing
panel yang sudah terpasang tersebut ditempatkan
crane yang dapat bergerak (traveling crane) untuk
melakukan pemasangan secara bertahap segmen
per segmen untuk kemudian bertemu dengan
semen yang
bergerak dari arah lainnya.
Untuk bentang dari angker ke tower maka segmen
akan bertemu didekat tower dan pada bentang tower
ke tower akan bertemu ditengah-tengah bentang.
74. Pemasangan Girder Methode Blok
Setelah Tower, kabel strand dan tali penggantung
terpasang maka disiapkan untk memasang girder truss;
Pasang gantry pada tali pengarah dan siapkan ponton/kapal
pengangkut girder dan siapkan tower crane di posisi tower
serta crane mengapung di arah darat;
Girder mulai dipasang blok per blok menggunakan gantri
dan ponton mulai dari tengah-tengah bentang tower ke
tower menuju ke tower masing-masing, serta girder
dipasang dari arah darat/angker dengan menggunakan crane
terapung;
Dilanjut dengan menggunakan gantri baik dari tower ke
angker dan tower ke tengah yang pada akhirnya bertemu
disatu titik tertentu dan diselesaikan/disambung dengan
blok/segmen penutup (lihat gambar).
75. BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
C O N TA C T U S !
Balai Penerapan Teknologi Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Kontruksi
Kementerian PUPR
balaiptk@gmail.com
sibimakonstruksi@gmail.com