Paper ini mengklasifikasikan jenis-jenis model penelitian dalam sistem informasi ke dalam 11 kategori dan mengamati penggunaannya pada berbagai jenis paper serta tren penggunaannya dari tahun ke tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa model Multi-Tier Influence Diagram adalah model paling banyak digunakan meskipun banyak penelitian tidak menggunakan model sama sekali. Penggunaan model berbeda bergantung pada jenis jurnal, met
1 of 7
Download to read offline
More Related Content
207 04-model penelitian-si
1. Model Penelitian dalam Sistem Informasi
Oleh: Kelompok 7
1204 000 22X Daniel Albert Y. A.
1204 000 61Y Michael Budiman
Pendahuluan
Penggunaan model menjadi sangat penting dalam semua bidang studi, termasuk di dalamnya bidang
studi Information Systems (IS). Sebelumnya, pada tahun 60-an dan 70-an, model jarang digunakan
dalam penelitian karena penelitian pada masa itu masih berupa penelitian yang deskriptif. Namun,
pada masa-masa selanjutnya, model semakin sering digunakan karena pendekatan penelitian yang
lebih teoritis.
Model digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan ide-ide yang akan disampaikan dalam
sebuah penelitian. Sebagai contoh, model yang paling sering kita gunakan adalah peta. Peta
termasuk dalam kategori model, karena peta menyederhanakan suatu kenyataan, yaitu detil-detil
geografis; untuk menyampaikan hanya informasi-informasi yang dibutuhkan.
Penggunaan model juga tergantung pada tujuan penelitian. Misalnya pada contoh penggunaan peta,
penggunaan peta negara bagian dan peta kota tentu berbeda tujuannya. Pada peta negara bagian,
hanya jalan-jalan besar yang ditampilkan, sementara pada peta kota, semua jalan pada kota tersebut
ditampilkan secara detil.
Permasalahannya adalah banyak sekali tersedia jenis model yang dapat dipilih untuk digunakan
dalam sebuah penelitian. Peneliti tentunya harus dapat memilih jenis model yang tepat untuk
digunakan agar sesuai dengan tujuan yang hendak disampaikan melalui penggunaan model tersebut.
Tujuan dari paper ini adalah untuk mengembangkan suatu pengelompokan (taksonomi) atas jenis-
jenis model tersebut dan mengamati penggunaannya pada berbagai jenis paper dari tahun ke tahun.
Jenis-jenis Model
Klasifikasi Model
Secara umum, model diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Descriptive Research Model: model minimum yang hanya mengggambarkan daftar variable, baik
dependent maupun independent, tanpa memperlihatkan hubungan antar variable-variable
tersebut.
2. Prescriptive Research Model: model yang lebih kompleks, menggambarkan daftar variable
berikut hubungan antar variable-variable tersebut, baik implisit maupun eksplisit.
Ringkasan paper “Research Models in Information Systems” | 1
2. Kategori Model
Model dikelompokkan ke dalam 11 kategori, di mana masing-masing kategori tersebut termasuk
dalam klasifikasi Descriptive Research Model (D), Prescriptive Research Model (P), atau keduanya
(D/P). Masing-masing kategori tersebut yaitu:
1. Listing of variables (D): hanya mendaftarkan daftar variable yang relevan dengan penelitian,
dapat berbentuk tabel ataupun narasi.
2. Listing of variables and evels (D): mendaftarkan berbagai variable dan juga level dari variable-
variable tersebut.
3. Listing of variables and implicit relationships (D/P): mendaftarkan beberapa atau semua
hubungan antar variable hanya secara implisit.
4. Simple Influence Diagram – 2 Tier (P): menggambarkan dependent dan independent variable
beserta hubungan di antaranya. Model ini hanya terdiri dari 2 level, di mana level 1 berisi
independent variable dan level 2 berisi dependent variable.
5. Multi-Tier Influence Diagram (P): merupakan lanjutan dari Simple Influence Diagram, di mana
model terdiri dari 3 atau lebih level. Level 1 berisi independent variable, level terakhir berisi final
dependent variable, dan level-level di antaranya berisi intermediate variable.
6. Temporal Influence Diagram (P): menunjukkan hubungan antar variable yang juga terkait
dengan waktu.
7. Simple Grid (D/P): menggambarkan perbandingan antar 2 independent variable, di mana masing-
masing variable hanya memiliki 2 level, membentuk suatu grid berukuran 2x2.
8. Complex Grid (D/P): merupakan lanjutan dari Simple Grid, di mana variable yang akan
dibandingkan berjumlah 3 atau lebih.
9. Venn-Diagram (D/P): diadaptasi dari bidang studi matematika, menggambarkan interaksi antar
variable.
10. Mathematical Model (P): menggunakan fungsi atau persamaan matematik untuk menjelaskan
hubungan antar variable.
11. Combination (D/P): merupakan kombinasi dari jenis-jenis model yang telah disebutkan
sebelumnya.
Penggunaan Model pada Berbagai Jenis Paper
Setelah mengelompokkan model ke dalam 11 jenis kategori tersebut, kemudian akan diamati
penggunaannya pada berbagai jenis paper dan juga penggunaannya secara umum dari tahun ke
tahun. Pengamatan yang akan dilakukan antara lain:
1. Penggunaan model secara keseluruhan.
2. Trend penggunaan model.
3. Penggunaan model berdasarkan jenis jurnal.
4. Penggunaan model berdasarkan metodologi yang digunakan dalam penelitian.
5. Penggunaan model berdasarkan bidang penelitian.
Ringkasan paper “Research Models in Information Systems” | 2
3. Hasil
Penggunaan Model
Tabel 1 - Frekuensi Penggunaan Model
Dari Tabel 1 di atas, terlihat bahwa Multi-Tier Influence Diagram adalah model yang paling sering
digunakan. Yang cukup mengejutkan adalah banyak penelitian di bidang IS tidak menggunakan
model sama sekali. Lebih dari seperlima paper yang ditulis tidak menggunakan model sama sekali.
Trend Penggunaan Model
Gambar 1 - Trend Penggunaan Model
Dari grafik trend penggunaan model pada Gambar 1 di atas, penelitian dengan menggunakan model
multi-tier influence diagram dan penelitian tanpa model tetap menjadi pilihan utama dari tahun ke
tahun. Bahkan, penggunaan multi-tier influence diagram mengalami peningkatan yang cukup
signifikan.
Penggunaan model listing of variables paling banyak terjadi pada tahun 1999 (berada di posisi 2) dan
2002 (berada di posisi 3). Sementara model-model lain tidak terlalu banyak penggunaannya dari
tahun ke tahun.
Ringkasan paper “Research Models in Information Systems” | 3
4. Penggunaan Model berdasarkan Jenis Jurnal
Tabel 2 - Frekuensi Penggunaan Model berdasarkan Jenis Jurnal
Tabel 3 - Normalisasi Frekuensi Penggunaan Model berdasarkan Jenis Jurnal
Ringkasan paper “Research Models in Information Systems” | 4
5. Dari Tabel 2 dan Tabel 3 di atas, terlihat bahwa kebanyakan jenis jurnal menggunakan model multi-
tier influence diagram atau tidak menggunakan model sama sekali. Namun terdapat beberapa
pengecualian, antara lain:
Jurnal MISQ kebanyakan menggunakan multi-tier influence diagram dan listing of variables,
menunjukkan bahwa jurnal-jurnal MISQ lebih fokus pada pendekatan yang lebih teoritis.
Jurnal CACM kebanyakan tidak menggunakan model karena jurnal-jurnal CACM lebih fokus pada
perspektif praktisi.
Jurnal MS kebanyakan menggunakan mathematical model di hampir separuh dari seluruh jurnal
yang diterbitkan.
Penggunaan Model berdasarkan Metodologi Penelitian
Tabel 4 - Frekuensi Penggunaan Model berdasarkan Metodologi Penelitian
Terlihat dari Tabel 4 di atas bahwa kebanyakan artikel yang tidak menggunakan model adalah
artikel-artikel spekulasi/komentar. Sementara itu, artikel yang menggunakan model listing of
variables ataupun multi-tier influence diagram kebanyakan adalah artikel yang menggunakan
metodologi survei.
Ringkasan paper “Research Models in Information Systems” | 5
6. Penggunaan Model berdasarkan Bidang Penelitian
Tabel 5 - Frekuensi Penggunaan Model berdasarkan Bidang Penelitian
Dari Tabel 5 di atas, terlihat bahwa pengelompokan berdasarkan bidang ilmu juga memunculkan
“no-model” dan “multi-tier influence diagram” sebagai yang paling sering digunakan, sementara
listing of variables secara keseluruhan menjadi pilihan ketiga.
Ringkasan paper “Research Models in Information Systems” | 6
7. Diskusi
Pembatasan
Pada pengamatan yang dilakukan di atas, terdapat beberapa batasan. Batasan yang paling utama
adalah bahwa hanya 7 jurnal yang menjadi target dalam pengamatan. Meskipun demikian,
pemilihan 7 jurnal ini dianggap cukup menjadi bahan penelitian, karena ketujuh jurnal tersebut
tergolong jurnal top-tier dalam bidang Information Systems.
Batasan lainnya adalah klasifikasi-klasifikasi yang digunakan untuk mengelompokkan artikel-artikel
yang diamati, di mana tidak semua artikel dapat dengan mudah dikelompokkan ke dalam klasifikasi-
klasifikasi tersebut.
Hasil
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, ternyata terdapat suatu dichotomy pada penggunaan model
di semua penelitian MIS. Pada satu sisi, banyak artikel dipublikasikan tanpa ada model sama sekali di
dalamnya. Di sisi yang lain, 2 per 3 dari jumlah artikel yang dipublikasikan menggunakan beberapa
jenis model untuk menyampaikan ide penulis kepada pembaca.
Selain itu, terdapat beberapa kombinasi model-metodologi yang terlihat pada pengamatan di atas.
Misalnya, banyak dari artikel yang tidak menggunakan model adalah artikel spekulasi/komentar.
Contoh lainnya, artikel yang menggunakan metodologi survey memiliki kontribusi paling besar
sebagai artikel yang menggunakan model “listing of variables” dan “multi-tier influence diagram”.
Kesimpulan
Salah satu kontribusi utama artikel ini adalah mengembangkan sebuah taksonomi yang berguna
untuk model penelitian dalam IS. Taksonomi ini diharapkan dapat membantu peneliti muda dalam
pemilihan dan pengembangan model yang pas untuk menuntun mereka dalam penginvestigasian
dan dapat juga membantu pembangunan dan kematangan peneliti senior dalam menerapkan usaha
mereka dan membuat beberapa penyesuaian dalam penelitian mereka.
Ringkasan paper “Research Models in Information Systems” | 7