Dokumen tersebut merangkum tentang penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan, meliputi definisi, prevalensi, faktor risiko, gejala, pemeriksaan, klasifikasi risiko, tatalaksana, dan pencegahan penyakit kardiovaskuler.
PONEK alur rujukan dan kegawatdaruratan Simdep iq.pptxiqbal509420
油
PONEK alur rujukan dan kegawatdaruratan
Rumah Sakit PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi.
Alur pelayanan rujukan kegawatdaruratan obstetri & neonatal
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikDokter Tekno
油
Dokumen tersebut membahas tentang stabilisasi maternal untuk kegawatdaruratan obstetrik yang mencakup 3 hal: 1) pengertian kegawatdaruratan obstetrik, 2) stabilisasi umum yang meliputi pernafasan, hemodinamik dan kesadaran, 3) stabilisasi khusus untuk kondisi seperti perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan.
Dokumen tersebut membahas mengenai penyakit kardiovaskular sebagai penyebab utama kematian di Malaysia. Penyakit ini meliputi penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit jantung lainnya. Dokumen juga menjelaskan faktor risiko, gejala, diagnosa, dan pengobatan penyakit kardiovaskular termasuk bedah jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan. Preeklamsia dan eklamsia merupakan penyebab utama kematian ibu dengan gejala seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, dan kejang. Penanganannya meliputi stabilisasi kondisi, terminasi kehamilan dalam waktu 6-24 jam, pemberian magnesium sulfat dan diazepam sebagai antikonvulstan.
Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia dan eklampsia pada kehamilan. Preeklamsia dan eklampsia merupakan penyebab utama kematian ibu dengan gejala seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, dan kejang. Diagnosis dan penanganannya meliputi evaluasi klinis, pemberian magnesium sulfat untuk mencegah kejang, serta terminasi kehamilan dalam waktu 6-24 jam.
Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia dan eklampsia pada kehamilan. Preeklamsia dan eklampsia merupakan penyebab utama kematian ibu dengan gejala seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, dan kejang. Diagnosis dan penanganannya meliputi penilaian klinis, pemberian magnesium sulfat dan diazepam, serta terminasi kehamilan dalam waktu 6-24 jam.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penanganan kasus henti jantung berdasarkan pedoman AHA 2015.
2. Pedoman AHA 2015 menekankan pentingnya melakukan CPR dini dan defibrilasi dini pada kasus henti jantung.
3. Dokumen ini juga membahas tindak lanjut penanganan pasien setelah kembali berdetak jantungnya, termasuk penanganan kasus STEMI.
More Related Content
Similar to 21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx (20)
PONEK alur rujukan dan kegawatdaruratan Simdep iq.pptxiqbal509420
油
PONEK alur rujukan dan kegawatdaruratan
Rumah Sakit PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi.
Alur pelayanan rujukan kegawatdaruratan obstetri & neonatal
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikDokter Tekno
油
Dokumen tersebut membahas tentang stabilisasi maternal untuk kegawatdaruratan obstetrik yang mencakup 3 hal: 1) pengertian kegawatdaruratan obstetrik, 2) stabilisasi umum yang meliputi pernafasan, hemodinamik dan kesadaran, 3) stabilisasi khusus untuk kondisi seperti perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan.
Dokumen tersebut membahas mengenai penyakit kardiovaskular sebagai penyebab utama kematian di Malaysia. Penyakit ini meliputi penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit jantung lainnya. Dokumen juga menjelaskan faktor risiko, gejala, diagnosa, dan pengobatan penyakit kardiovaskular termasuk bedah jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan. Preeklamsia dan eklamsia merupakan penyebab utama kematian ibu dengan gejala seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, dan kejang. Penanganannya meliputi stabilisasi kondisi, terminasi kehamilan dalam waktu 6-24 jam, pemberian magnesium sulfat dan diazepam sebagai antikonvulstan.
Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia dan eklampsia pada kehamilan. Preeklamsia dan eklampsia merupakan penyebab utama kematian ibu dengan gejala seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, dan kejang. Diagnosis dan penanganannya meliputi evaluasi klinis, pemberian magnesium sulfat untuk mencegah kejang, serta terminasi kehamilan dalam waktu 6-24 jam.
Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia dan eklampsia pada kehamilan. Preeklamsia dan eklampsia merupakan penyebab utama kematian ibu dengan gejala seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, dan kejang. Diagnosis dan penanganannya meliputi penilaian klinis, pemberian magnesium sulfat dan diazepam, serta terminasi kehamilan dalam waktu 6-24 jam.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penanganan kasus henti jantung berdasarkan pedoman AHA 2015.
2. Pedoman AHA 2015 menekankan pentingnya melakukan CPR dini dan defibrilasi dini pada kasus henti jantung.
3. Dokumen ini juga membahas tindak lanjut penanganan pasien setelah kembali berdetak jantungnya, termasuk penanganan kasus STEMI.
21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx
1. A to Z Deteksi dan Asuhan Holistic
pada Ibu dan Anak
dengan Kelainan Jantung
Mawan Frisanti Naibaho , S.ST., M.Keb
Bidan Ahli di Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional
RSAB Harapan Kita -JAKARTA
2. TP
Memahami cara deteksi dini kelainan Jantung pada Ibu hamil, bersalin
, nifas
Memahami cara stabilisasi pra rujukan
Memahami cara deteksi dini kelainan jantung pada bayi / anak
Memahami cara pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu dan
bayi/ anak dengan kelainan jantung
10. Kompetensi yang harus dimiliki bidan
ANC
Intra partum
Post Partum
Bayi/ anak
Mengkaji (data Subjektif)
Melakukan pemeriksaan head to
toe (data Objektif)
- Pemeriksaan Penunjang
Menegakkan Diagnosa(Analisis)
Melakukan Tatalaksana
mandiri/kolaborasi/rujukan
(Penatalaksanaan).
11. Ketepatan identifikasi pasien.
Peningkatan komunikasi yang efektif.
Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-allert)
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat pasien operasi.
Pengurangan risiko infeksi tekait
pelayanan kesehatan.
Pengurangan risiko pasien jatuh.
13. 4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-
prosedur, tepat pasien operasi.
3. Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai (high-allert)
14. 5. Pengurangan risiko infeksi tekait
pelayanan kesehatan.
- Handhygiene 100 %
- 6 Langkah 5 Momen
- Cuci dan cukur daerah Operasi
-Laporan Surveilans PPI
6.Pengurangan risiko pasien jatuh.
- Pin Kuning
- Skoring Risiko Jatuh
- Penanda Risiko Jatuh
- Lingkungan Yang Safety
15. Skill yang harus dimiliki oleh bidan dalam memberikan Asuhan
pada Ibu dan Bayi dengan Kelainan Jantung !
Kemampuan pemeriksaan head to toe (data
Objektif)
- Mahir menggunakan stetescope(murmur,
wheezing,gallop)
- Pemeriksaan Penunjang
(Lab, CTG, EKG, Echo)
18. STABILISASI PRA RUJUKAN Pada IBU dan Bayi
dengan kelainan Jantung
Jika terjadi Cardiac attack maka :
- Minta Tolong /Call for HELP (119)
- Lakukan 3 A saat BHD
(Aman : diri, pasien, lingkungan)
Pada Ibu hamil posisi khusus saat
RJP.
19. Posisi pada Ibu hamil saat RJP
Jika kejadian di Rumah Sakit ->
Aktifkan sistem CODE BLUE.
Lalu masuk ke
- Massive Bleeding
- Airway
- Respirating
- Circulation
-Head Injury/ Hypotermi
20. Perhatikan Golden period dalam melakukan bantuan hidup dasar
Keterlambatan BHD selama 1 menit, maka kemungkinan berhasilnya 98 %
Keterlambatan BHD selama 4 menit, maka kemungkinan berhasilnya 50 %
Keterlambatan BHD selama 10 menit, maka kemungkinan berhasilnya 1 %
Saat otak tidak mendapatkan oksigen selama 6-8 menit maka pasien dapat
menyebabkan kematian. Pasien disebut dengan mati klinis (henti nafas dan henti
jantung) jika tidak mendapatkan oksigen dalam waktu 6 - 8 menit dan akan
mengalami mati biologis (mati batang otak) jika tidak mendapatkan oksigen dalam
waktu > 8 menit.
21. Kapan RJP
Dihentikan?
RJP dapat dihentikan jika ditemukan
:
Kembalinya denyut jantung dan
napas spontan (pasien bergerak
spontan)
Pasien alih rawat ke tempat
perawatan
Penolong terancam keselamatannya
Penolong kelelahan
Do not resuscitate (DNR)
26. Saat pasien telah tiba di Pusat Rujukan, maka :
1. Triage
2. Kolaborasi dengan DPJP,
Cardiologist, Internist.
3. Observasi Ketat
(Balance Cairan , Diuresis, Diet, BAB)
29. Defenisi
Supraventricular tachycardia (SVT) adalah salah satu
jenis aritmia yang ditandai dengan detak jantung cepat di
mana hal ini melibatkan gangguan fungsi impuls listrik
pada nodus atrioventrikular (AV) di serambi (atrium)
jantung bagian atas.
30. Penyakit jantung.
Sindrom Wolff-Parkinson-
White (WPW).
Penyalahgunaan NAPZA.
Gagal jantung.
31. Faktor Risiko Takikardia Supraventrikular
Pernah menjalani operasi
jantung.
Penyakit jantung bawaan.
Penyakit jantung koroner.
Riwayat penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK).
Sleep apnea.
Kebiasaan merokok.
Diabetes.
Penyakit Thyroid
Konsumsi obat-obatan,
seperti obat asma, flu, atau
alergi.
Konsumsi minuman
beralkohol dan berkafein
secara berlebihan.
Kehamilan
32. Gejala Takikardia Supraventrikular
Nadi > 100x/m, Pusing,
Sesak napas, Nyeri dada,
Keringat dingin, Sakit
kepala, Mudah lelah,
Penurunan kesadaran hingga
pingsan, Jantung berdebar-
debar.
33. Pada bayi atau anak-anak, waspadai :
Napas tersengal-sengal, Rewel,
Mudah berkeringat, Kesulitan
menyusu, Kulit pucat atau
kebiruan.
35. Diagnosis Takikardia Supraventrikular
1. Tes darah dan tes urine
untuk mengetahui penyebab
yang mendasari SVT
(misalnya, penyakit tiroid atau
kerusakan otot jantung).
37. Holter monitoring, yaitu prosedur pemeriksaan untuk memantau
aktivitas listrik jantung saat beraktivitas selama 1 hari penuh. (
American Heart Association)
38. Implantable loop recorder, yaitu prosedur pemeriksaan
menggunakan alat khusus yang ditanam di bawah kulit dada
untuk mendeteksi gangguan irama jantung.
40. 1.Obat-obatan:
- Obat penghambat beta untuk
menurunkan frekuensi detak jantung.
-Digoxin untuk mengontrol irama
jantung.
-Verapamil atau adenosin untuk
menghambat impuls listrik yang
menyebabkan jantung berdetak cepat.
2. Kardioversi
adalah tindakan medis dengan
memberikan efek kejut listrik pada
jantung untuk menormalkan
detak jantung
41. Janin diberi suntikan Aminodaron, yaitu Antiaritmia kelas
III
( ke dalam rahim ibu).
Ibu juga konsumsi (minum obat) aminodaron oral.
Dosis awal 200 mg, 3 kali sehari, selama 1 Dosis selanjutnya dapat dikurangi
menjadi 200 mg, 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan bisa diturunkan tergantung
pada respons tubuh pasien.
42. 3. Pemasangan Alat Pacu Jantung
(Pacemaker)
Alat pacu jantung ditanamkan di
bawah kulit dada pasien untuk
memancarkan impuls listrik guna
menstabilkan detak jantung.
43. Ablasi Jantung
merupakan prosedur medis dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah
menuju jantung untuk memblokir sinyal listrik yang tidak teratur sehingga dapat
menormalkan detak jantung.
44. Pencegahan Takikardia Supraventrikular
Menjaga berat badan ideal.
Rutin berolahraga.
Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol atau
berkafein.
Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
Tidur yang cukup, minimal 79 jam setiap malam.
Mengonsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter.
Mengurangi stres emosional maupun stres fisik.
45. Pada Ruang Observasi / OHDU,Pasien diobservasi
ketat dengan lembar :
1. Early Warning Score System (EWS)
2. Pengawasan Obstetri
3. Pengawasan Khusus
4. Pengobatan