1. Oleh:
Nur Kholis, M.Ag.
H. Thonthowi, S.Ag.
Hatib Rachmawan, S.Pd., S.Th.I
Team Teaching
Lembaga Pengembangan Studi dan Studi Islam
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
2. Pokok Bahasan
1. Metode Tafsir
2. Metode-Metode Menafsirkan Al-Quran
3. Pendekatan Aanalisis Tafsir
4. Perangkat Analisis Tafsir
5. Langkah-Langkah Tafsir
3. Pengertian Tafsir
Kata tafsir berasal dari kata al-fasr yang
berarti penjelasan atau keterangan,
yaitu menerangkan dan
mengungkapkan sesuatu yang belum
jelas.
Kata tafsir ada juga menyamakan
dengan kata kasfy, artinya menyingkap,
maksudnya menyingkap sesuatu yang
tersembunyi.
4. Maka secara istilah yang dimaksud
dengan tafsir adalah mengungkap dan
menjelaskan makna al-Quran yang
belum jelas, samar, menjadi jelas
maknanya sehingga mudah diambil
hikmah dan maksud yang
dikandungnya.
5. Perangkat Analisis Tafsir
Dalam tafsir ada dua perangkat analisis yang
digunakan;
1. Bil matsur (dengan riwayat), maksudnya
ayat dijelaskan dengan ayat, ayat
dijelaskan hadis, ayat dijelaskan dengan
pendapat sahabat dan thabiin.
2. Bil rayi (dengan rayu/akal pikiran),
maksudnya ayat dijelaskan dengan logika,
ilmu, dan ijtihad.
3. Setiap metode dapat menggunakan
perangkat ini.
6. Pendekatan Tafsir
Para ulama memandang al-Quran itu
multidimensi seperti permata, maksudnya
dapat dipahami dari berbagai segi, dan
setiap pemahaman dari berbagai segi akan
menghasilkan sesuatu yang indah.
Pendekatan tafsir adalah alat analisis yang
mempengaruhi perspektif dalam melakukan
penafsiran.
Setiap pendekatan akan menyebabkan
corak dalam penafsiran.
8. Corak Tafsir
Maksudnya adalah karakteristik dan
kecendrungan umum yang tergambar dari
sebuah tafsir. Setidaknya 5 corak;
1. Corak fiqih
2. Corak sufi
3. Corak falsafi
4. Corak ilmi
5. Corak adabi ijtimai (sosil masyarakat)
9. Pengertian Metode Tafsir
Metode adalah cara.
Maka metode tafsir adalah cara
menafsirkan al-Quran.
Dari segi penulisannya, metode tafsir
ada 4;
1. Metode Tahlili (analisis)
2. Metode Ijmali (global)
3. Metode Muqaran (perbandingan)
4. Metode MaudhuI (tematik)
10. Metode Tahlili
Menafsiran al-Qur;an dengan penyampaian
secara lengkap, analisis yang panjang dan
menjelaskan persoalan dari berbagai
aspek.
11. Karakteristik Metode Tahlili
1. Dalam pembahasannya memuat: makna
lafadz, ijaz, balaghah, munasabah,
asbabun nuzul, terkadang qiraat, kisah-
kisah israiliyat, dan sebagainya.
2. Memberikan kesimpulan makna dari
berbagai aspek: fikih, syariat, akhlak,
tasawuf, keilmiahan, akidah atau tauhid,
perintah, larangan, janji, ancaman, dan
lain-lain.
3. Terkadang mirip dengan ensiklopedia,
karena luasnya pembahasan.
12. 3. Dari segi teknik penulisannya, lengkap
30 Juz, dimulai dari surat al-Fatihah
hingga surah An-Nas.
13. Keunggulan Tafsir Tahlili
Kaya ide dan informasi
Dapat menggunakan berbagai
perangkat penafsiran (matsur dan
ruyat)
Menjadi media pendokumentasian,
sejarah, syair, dan kisah-kisah israiliyat.
14. Kelemahan Tafsir Tahlili
Pembahasan parsial, satu tema bisa
terdapat di beberapa ayat.
Penafsiran bersifat subjektif
Tidak fokus dalam satu pembahasan
secara tuntas
15. Karakteristik Tafsir Ijmali
Singkat, sehingga mirip sebuah
terjemahan.
Ringkas, tidak memberikan penjelasan
yang bertele-tele.
Menjelaskan intisari dan maksud ayat
satu persatu.
Dari segi penyajiannya urut mushaf 30
juz.
16. Metode Tafsir Ijmali
Metode ini merupakan kebalikan dari
bentuk tahlili.
Metode tafsir ijmali adalah metode
menafsirkan al-Quran dengan ringkas,
dan global.
17. Keunggulan dan Kelemahan
Tafsir Ijmali
Pembaca bisa langsung memahami
maksud ayat.
Mudah dipahami dan praktis.
Informasi terbatas, sehingga susah
memahami latar belakang kesimpulan
makna.
Pemahaman jadi parsial.
18. Metode Tafsir Muqaran
Metode tafsir muqaran adalah metode
penafsiran yang menyajikan
perbandingan satu tafsir dengan tafsir
lainnya, dalam ayat, surah, kumpulan
ayat-ayat tertentu, atau tema-tema
tertentu, ataupun ayat dengan hadis.
Prof. Muhammad Chirzin menambahkan
bisa saja yang dijadikan pembanding
adalah kitab suci agama lain.
19. Karakteristik Metode Tafsir
Muqaran
Memuat sebuah perbandingan ayat,
surah, tema, dan kumpulan ayat
tertentu.
Bisa menggunakan perangkat
penafsiran mastur dan rayi tergantung
objek yang dikaji.
Dapat menyajikan tema-tema tertentu
(madhui).
20. Kelebihan dan Kekurangan
Tafsir Muqaran
Dapat mengetahui keunggulan dan
kekurangan sebuah penafsiran secara
langsung.
Tidak praktis.
21. Metode Tafsir Maudhui
Metode tafsir maudhui dikenal juga
dengan sebutan tafsir tematik.
Pengertiannya adalah mengumpulkan
ayat-ayat al-Quran yang berbeda-beda
dari surat-surat al-Quran yang
berhubungan dengan satu tema tertentu
kemudian menafsirkannya sesuai
dengan kaidah-kaidah penafsiran dan
tujuan-tujuan al-Quran
22. Karakteristik Tafsir Maudhui
Hanya membahas tema, judul, atau
topik pembahasan tertentu.
Tidak tertib menurut mushaf.
Uraian bisa dengan perangkat bil
matsur dan bil rayi.
23. Keunggulan dan Kelemahan
Tafsir Maudhui
Membahas masalah secara tuntas
(medalam dan tajam).
Memuat berbagai informasi terkait tema.
Tdak praktis.
24. Langkah Tafsir Maudhui
Menurut Al-Farmawi ada 7 langkah:
1. Memilih dan menetapkan masalah al-
Qur.an yang akan dikaji.
2. Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang
berkaitan dengan masalah yang
ditetapkan, baik ayat makiyah dan
madaniyah.
3. Menyusun ayat tersebut secara runtut
menurut kronologi masa turunnya, disertai
pengetahuan mengenai latar belakang
turunnya, jika ada.
25. 4. Mengetahui korelasi (munasabah) ayat-
ayat tersebut di dalam masing-masing
surat.
5. Menyusun tema bahasan di dalam
kerangka yang pas, sistematis,
sempurna, dan utuh.
6. Melengkapi pembahasan dan uraian
dengan hadits, bila dipandang perlu,
sehingga pembahasan semakin
sempurna dan jelas
26. 7. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara
tematik dan menyeluruh dengan cara
menghimpun ayat-ayat yang mempunyai
pengertian serupa, mengkompromikan
antara pengertian yang am dan khas,
antara yang mutlaq dan muqayyad,
mensinkronkan ayat-ayat yang tampak
kontradiktif, menjelaskan ayat-ayat nasikh
dan mansukh, sehingga semua ayat
tersebut bertemu pada satu muara, tanpa
perbedaan dan kontradiksi atau tidak ada
pemaksaan terhadap sebagian ayat kepada
makna-makna yang sebenarnya tidak tetap.