2. •
• menggugurkan, menghinakan, mengurangka
n, melahirkan, merendahkan, mencipta, men
anggalkan, menurunkan dan lain-lain lagi
• sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad s.a.w sama ada
perbuatannya, perkataannya, taqrirnya, sifat
akhlaqnya atau sifat semulajadinya, secara
rekaan atau dusta semata-mata
• apa-apa yang tidak pernah keluar daripada
Nabi s.a.w sama ada dalam bentuk perkataan
atau perbuatan atau taqrir, tetapi disandarkan
kepada baginda s.a.w sama ada secara
sengaja atau tersalah, jahil atau memperdaya
3. CONTOH HADIS PALSU
• Hadis ini telah disebutkan sebagai palsu oleh Ibn al Jauzi
di dalam buku al Maudhu’at
Tuntutlah ilmu walaupun • Hadis ini dikritik juga oleh pengkaji hadis seperti Ibnu
hingga ke negeri China Tahir al Maqdisi (507H), al Iraqi, Ibn Hibban dan
Muhammad Nasiruddin al Albani.
• Menurut beberapa orang ulama hadis, hadis ini
adalah palsu. Hadis ini disebut di dalam buku-
buku seperti Ihya’ Ulumiddin karya al Ghazali. Al
Iraqi telah memberikan komennya terhadap
hadis ini dengan kata beliau: “Aku tidak
menemui asalnyaPendapat tersebut disokong
Berbual di masjid memakan oleh al Albani di dalam bukunya Silsilah al
pahala seperti binatang liar Ahadith al Dhaifah
memakan rumput • Di antara ulama hadis lain yang menyatakan
bahawa hadis ini palsu ialah al Zubaidi, al Fairuz
Abadi, Ibn Hajar al Asqalani, Ali al Qari dan Abd.
Fattah Abu Ghuddah
5. Zaman Zaman Abu
Rasulullah Bakar dan Umar
(632-644 M)
Zaman Ali Bin
Zaman Uthman
Abi Tholib
(644-656 M)
(656-661 M)
6. Zaman Rasulullah
Pada zaman Nabi, boleh
dikatakan tidak ada pemalsuan
hadits, sebab nabi bersikap
tegas sekali dalam
menegakkan kebenaran dan
7. Zaman Khalifah Abu Bakar dan Umar
Mereka sangat teliti dan hati-hati terhadap penerimaan dan
penyampaian ajaran ajaran Nabi.
Beliau juga menyerukan kepada seluruh umat islam agar hati-
hati dan waspada didalam menerima dan menyampaikan
Hadits hadits Nabi.
Kholifah tidak segan segan mengambil tindakan terhadap
siapapun yang tidak mengindahkan seruan dan perintah
dari kedua kholifah tersebut.
Tindakan tesebut terpaksa dilakukan demi menjaga
kemurnian ajaran ajaran nabi dan menghindari
kemungkinan penyalahgunaan hadits-hadits nabi untuk
tujuan politik.
Karena itu pada masa ini dapat dikatakan belum ada
pemalsuan hadits.
9. Zaman Khalifah Ali
akibatnya cukup panjang dan berlarut larut, dengan
terpecahnya umat islam kedalam beberapa
kelompok:
Khowarij
Syiah Golongan
Muawiyah majoriti (tdk
termasuk dlm
3 klompok itu.)
10. Secara langsung atau tidak
langsung, pergolakan politik tersebut
memberikan pengaruh terhadap
perkembangan hadits berikutnya. Pengaruh
yang langsung dan bersifat negatif ialah
munculnya hadits hadits palsu (maudu’)
untuk mendukung kepentingan politiknya
masing masing kelompok dan untuk
menjatuhkan posisi lawan lawannya.
11. Sebab muncul hadis palsu:
i. Kafir Zindiq, yaitu mereka yang berpura-pura Islam tetapi
sesungguhnya mereka adalah kafir dan munafik yang
sebenarnya.
ii. Satu kaum yang memalsukan Hadits karena mengikuti hawa
nafsu dan mendekatkan diri kepada penguasa
iii. Qashas (Tukang-tukang cerita).
iv. Satu kaum yang memalsukan hadits-hadits untuk tujuan yang
menguntungkan dirinya.
v. Fanatisme golongan, jenis, negeri dan lainnya
vi. Semakin terpecah-pecahnya umat Islam dalam golongan-
golongan yang beraneka ragam.
vii. Seperti dikatakan ibnu abil hadid (ulama’syiah) dalam kitab
nahyul balaghoh, katanya: “ketahuilah bahwa asal asalnya
timbul hadits yang menerangkan keutamaan pribadi pribadi
adalah golongan syiah sendiri”.