ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
PENGERTIAN HADIS
   Ѵٱᱫ’
•
• menggugurkan, menghinakan, mengurangka
  n, melahirkan, merendahkan, mencipta, men
  anggalkan, menurunkan dan lain-lain lagi




• sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
  Muhammad s.a.w sama ada
  perbuatannya, perkataannya, taqrirnya, sifat
  akhlaqnya atau sifat semulajadinya, secara
  rekaan atau dusta semata-mata




• apa-apa yang tidak pernah keluar daripada
  Nabi s.a.w sama ada dalam bentuk perkataan
  atau perbuatan atau taqrir, tetapi disandarkan
  kepada baginda s.a.w sama ada secara
  sengaja atau tersalah, jahil atau memperdaya
CONTOH HADIS PALSU
                                • Hadis ini telah disebutkan sebagai palsu oleh Ibn al Jauzi
                                  di dalam buku al Maudhu’at
 Tuntutlah ilmu walaupun        • Hadis ini dikritik juga oleh pengkaji hadis seperti Ibnu
  hingga ke negeri China          Tahir al Maqdisi (507H), al Iraqi, Ibn Hibban dan
                                  Muhammad Nasiruddin al Albani.




                             • Menurut beberapa orang ulama hadis, hadis ini
                               adalah palsu. Hadis ini disebut di dalam buku-
                               buku seperti Ihya’ Ulumiddin karya al Ghazali. Al
                               Iraqi telah memberikan komennya terhadap
                               hadis ini dengan kata beliau: “Aku tidak
                               menemui asalnyaPendapat tersebut disokong
Berbual di masjid memakan oleh al Albani di dalam bukunya Silsilah al
pahala seperti binatang liar   Ahadith al Dhaifah
    memakan rumput           • Di antara ulama hadis lain yang menyatakan
                               bahawa hadis ini palsu ialah al Zubaidi, al Fairuz
                               Abadi, Ibn Hajar al Asqalani, Ali al Qari dan Abd.
                               Fattah Abu Ghuddah
Sejarah
 hadis
 palsu
Zaman          Zaman Abu
  Rasulullah    Bakar dan Umar
                  (632-644 M)


                 Zaman Ali Bin
Zaman Uthman
                   Abi Tholib
  (644-656 M)
                  (656-661 M)
Zaman Rasulullah


   Pada zaman Nabi, boleh

dikatakan tidak ada pemalsuan

  hadits, sebab nabi bersikap

     tegas sekali dalam

 menegakkan kebenaran dan
Zaman Khalifah Abu Bakar dan Umar
Mereka sangat teliti dan hati-hati terhadap penerimaan dan
  penyampaian ajaran ajaran Nabi.
Beliau juga menyerukan kepada seluruh umat islam agar hati-
  hati dan waspada didalam menerima dan menyampaikan
  Hadits hadits Nabi.
Kholifah tidak segan segan mengambil tindakan terhadap
  siapapun yang tidak mengindahkan seruan dan perintah
  dari kedua kholifah tersebut.
Tindakan tesebut terpaksa dilakukan demi menjaga
  kemurnian ajaran ajaran nabi dan menghindari
  kemungkinan penyalahgunaan hadits-hadits nabi untuk
  tujuan politik.
Karena itu pada masa ini dapat dikatakan belum ada
  pemalsuan hadits.
Zaman Khalifah Uthman
Zaman Khalifah Ali

akibatnya cukup panjang dan berlarut larut, dengan
terpecahnya umat islam kedalam beberapa
kelompok:

 Khowarij
               Syiah                      Golongan
                          Muawiyah       majoriti (tdk
                                        termasuk dlm
                                        3 klompok itu.)
Secara langsung atau tidak
langsung, pergolakan politik tersebut
memberikan pengaruh terhadap
perkembangan hadits berikutnya. Pengaruh
yang langsung dan bersifat negatif ialah
munculnya hadits hadits palsu (maudu’)
untuk mendukung kepentingan politiknya
masing masing kelompok dan untuk
menjatuhkan posisi lawan lawannya.
Sebab muncul hadis palsu:
i.   Kafir Zindiq, yaitu mereka yang berpura-pura Islam tetapi
     sesungguhnya mereka adalah kafir dan munafik yang
     sebenarnya.
ii.   Satu kaum yang memalsukan Hadits karena mengikuti hawa
     nafsu dan mendekatkan diri kepada penguasa
iii. Qashas (Tukang-tukang cerita).
iv. Satu kaum yang memalsukan hadits-hadits untuk tujuan yang
     menguntungkan dirinya.
v. Fanatisme golongan, jenis, negeri dan lainnya
vi. Semakin terpecah-pecahnya umat Islam dalam golongan-
     golongan yang beraneka ragam.
vii. Seperti dikatakan ibnu abil hadid (ulama’syiah) dalam kitab
     nahyul balaghoh, katanya: “ketahuilah bahwa asal asalnya
     timbul hadits yang menerangkan keutamaan pribadi pribadi
     adalah golongan syiah sendiri”.
26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’
(1014H)




              -


-      –
              -
-



-


-
-

    -

    -

-

    -

-

More Related Content

26.9.2012 hadis maudhu’

  • 1. PENGERTIAN HADIS Ѵٱᱫ’
  • 2. • • menggugurkan, menghinakan, mengurangka n, melahirkan, merendahkan, mencipta, men anggalkan, menurunkan dan lain-lain lagi • sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w sama ada perbuatannya, perkataannya, taqrirnya, sifat akhlaqnya atau sifat semulajadinya, secara rekaan atau dusta semata-mata • apa-apa yang tidak pernah keluar daripada Nabi s.a.w sama ada dalam bentuk perkataan atau perbuatan atau taqrir, tetapi disandarkan kepada baginda s.a.w sama ada secara sengaja atau tersalah, jahil atau memperdaya
  • 3. CONTOH HADIS PALSU • Hadis ini telah disebutkan sebagai palsu oleh Ibn al Jauzi di dalam buku al Maudhu’at Tuntutlah ilmu walaupun • Hadis ini dikritik juga oleh pengkaji hadis seperti Ibnu hingga ke negeri China Tahir al Maqdisi (507H), al Iraqi, Ibn Hibban dan Muhammad Nasiruddin al Albani. • Menurut beberapa orang ulama hadis, hadis ini adalah palsu. Hadis ini disebut di dalam buku- buku seperti Ihya’ Ulumiddin karya al Ghazali. Al Iraqi telah memberikan komennya terhadap hadis ini dengan kata beliau: “Aku tidak menemui asalnyaPendapat tersebut disokong Berbual di masjid memakan oleh al Albani di dalam bukunya Silsilah al pahala seperti binatang liar Ahadith al Dhaifah memakan rumput • Di antara ulama hadis lain yang menyatakan bahawa hadis ini palsu ialah al Zubaidi, al Fairuz Abadi, Ibn Hajar al Asqalani, Ali al Qari dan Abd. Fattah Abu Ghuddah
  • 5. Zaman Zaman Abu Rasulullah Bakar dan Umar (632-644 M) Zaman Ali Bin Zaman Uthman Abi Tholib (644-656 M) (656-661 M)
  • 6. Zaman Rasulullah Pada zaman Nabi, boleh dikatakan tidak ada pemalsuan hadits, sebab nabi bersikap tegas sekali dalam menegakkan kebenaran dan
  • 7. Zaman Khalifah Abu Bakar dan Umar Mereka sangat teliti dan hati-hati terhadap penerimaan dan penyampaian ajaran ajaran Nabi. Beliau juga menyerukan kepada seluruh umat islam agar hati- hati dan waspada didalam menerima dan menyampaikan Hadits hadits Nabi. Kholifah tidak segan segan mengambil tindakan terhadap siapapun yang tidak mengindahkan seruan dan perintah dari kedua kholifah tersebut. Tindakan tesebut terpaksa dilakukan demi menjaga kemurnian ajaran ajaran nabi dan menghindari kemungkinan penyalahgunaan hadits-hadits nabi untuk tujuan politik. Karena itu pada masa ini dapat dikatakan belum ada pemalsuan hadits.
  • 9. Zaman Khalifah Ali akibatnya cukup panjang dan berlarut larut, dengan terpecahnya umat islam kedalam beberapa kelompok: Khowarij Syiah Golongan Muawiyah majoriti (tdk termasuk dlm 3 klompok itu.)
  • 10. Secara langsung atau tidak langsung, pergolakan politik tersebut memberikan pengaruh terhadap perkembangan hadits berikutnya. Pengaruh yang langsung dan bersifat negatif ialah munculnya hadits hadits palsu (maudu’) untuk mendukung kepentingan politiknya masing masing kelompok dan untuk menjatuhkan posisi lawan lawannya.
  • 11. Sebab muncul hadis palsu: i. Kafir Zindiq, yaitu mereka yang berpura-pura Islam tetapi sesungguhnya mereka adalah kafir dan munafik yang sebenarnya. ii. Satu kaum yang memalsukan Hadits karena mengikuti hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada penguasa iii. Qashas (Tukang-tukang cerita). iv. Satu kaum yang memalsukan hadits-hadits untuk tujuan yang menguntungkan dirinya. v. Fanatisme golongan, jenis, negeri dan lainnya vi. Semakin terpecah-pecahnya umat Islam dalam golongan- golongan yang beraneka ragam. vii. Seperti dikatakan ibnu abil hadid (ulama’syiah) dalam kitab nahyul balaghoh, katanya: “ketahuilah bahwa asal asalnya timbul hadits yang menerangkan keutamaan pribadi pribadi adalah golongan syiah sendiri”.
  • 15. (1014H) - - – -
  • 16. - - -
  • 17. - - - 
  • 18. - - -