Lokakarya ini membahas optimalisasi pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah-sekolah penggerak. Peserta didik diajak merefleksi pelaksanaan projek tahun sebelumnya, menganalisis tantangan, dan merancang asesmen serta kegiatan projek yang berdampak bagi peserta didik. Tujuannya agar projek profil dikembangkan secara reflektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan dampaknya terhadap peserta didik
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docxWahyouJuztyn
油
Lembar kerja tersebut merupakan rencana pengembangan kompetensi diri guru selama enam bulan ke depan dalam bidang pengembangan diri, kepemimpinan pelajaran, kepemimpinan manajemen sekolah, dan kepemimpinan pengembangan sekolah.
PPT Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Angkatan 5_Sesi 1.pptxYusmantoYusmanto
油
Dokumen tersebut membahas tentang modul pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Modul ini membahas tentang tujuan pembelajaran, agenda, dan aktivitas diskusi kelompok untuk menganalisis skenario pembelajaran berdiferensiasi.
Komunitas Belajar untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.pdfradianrama1
油
Komunitas belajar berperan penting dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka dengan memfasilitasi belajar bersama, diskusi untuk memecahkan masalah, kolaborasi pengembangan perangkat ajar, dan refleksi pembelajaran. Platform Merdeka Mengajar dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan komunitas belajar melalui berbagai sumber belajar seperti daftar komunitas, buku panduan, webinar, contoh perangkat ajar, dan modul
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (1).pptxSidikPurnomo19
油
Dokumen tersebut membahas tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai sarana belajar mandiri bagi guru dan tenaga pendidik untuk mempelajari kurikulum baru beserta topik-topiknya seperti merdeka belajar, kurikulum, perencanaan pembelajaran, asesmen, dan penyesuaian pembelajaran. Dokumen tersebut juga menjelaskan alur belajar kurikulum merdeka di platform PMM
Modul ini membahas tentang elaborasi pemahaman terkait visi guru penggerak dan inkuiri apresiatif sebagai model manajemen perubahan. Guru diharapkan mampu merumuskan visi yang berpihak pada murid dan memetakan kekuatan untuk merealisasikannya melalui proses perubahan yang positif dan apresiatif.
Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang dikembangkan Kemendikbudristek untuk mendukung guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka dengan menyediakan perangkat ajar, pelatihan, dan jejaring kolaborasi antar guru.
Membedah Modul Ajar di Kurikulum Merdeka.pptxKaista Glow
油
Modul ini membahas tentang membedah modul ajar di kurikulum merdeka. Modul ini menjelaskan lima prinsip pembelajaran paradigma baru, komponen-komponen penting dalam modul ajar seperti tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran, dan asesmen. Modul ini juga memberikan contoh-contoh tentang penyusunan, modifikasi, dan pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran.
KOMUNIKASI VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN SEKOLAH.pptxAcaSupriatna2
油
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi visi dan prakarsa perubahan sekolah. Diskusi membahas langkah untuk merealisasikan visi sekolah melalui penerapan pendekatan berpihak pada siswa dan budaya positif dalam meningkatkan kedisiplinan dan karakter siswa.
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxAvepAhmadMuasirSpd
油
Rencana pengembangan diri guru ini membahas dua kompetensi utama yaitu kompetensi pengembangan diri dan orang lain serta kepemimpinan pembelajaran. Untuk meningkatkan kompetensi pengembangan diri dan orang lain, guru akan membangun komunikasi dan kolaborasi dengan pihak terkait. Sedangkan untuk meningkatkan kepemimpinan pembelajaran, guru akan menerapkan pendekatan coaching dan budaya positif agar siswa
Dokumen ini membahas tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan memetakan kebutuhan belajar siswa terlebih dahulu. Beberapa langkah yang diambil antara lain sosialisasi kepada siswa, pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, evaluasi pelaksanaan, serta perbaikan di masa mendatang dengan memperhatikan alokasi waktu dan sarana prasarana.
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas demonstrasi kontekstual dari calon guru penggerak tentang inkuiri apredasi. Laporan tersebut menjelaskan tentang langkah-langkah B-A-G-J-A untuk merencanakan perubahan di sekolah, yaitu membuat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana, dan atur eksekusi. Tujuannya adalah mewujudkan pembelajaran yang aman, nyaman, dan men
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (1).pptxSidikPurnomo19
油
Dokumen tersebut membahas tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai sarana belajar mandiri bagi guru dan tenaga pendidik untuk mempelajari kurikulum baru beserta topik-topiknya seperti merdeka belajar, kurikulum, perencanaan pembelajaran, asesmen, dan penyesuaian pembelajaran. Dokumen tersebut juga menjelaskan alur belajar kurikulum merdeka di platform PMM
Modul ini membahas tentang elaborasi pemahaman terkait visi guru penggerak dan inkuiri apresiatif sebagai model manajemen perubahan. Guru diharapkan mampu merumuskan visi yang berpihak pada murid dan memetakan kekuatan untuk merealisasikannya melalui proses perubahan yang positif dan apresiatif.
Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang dikembangkan Kemendikbudristek untuk mendukung guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka dengan menyediakan perangkat ajar, pelatihan, dan jejaring kolaborasi antar guru.
Membedah Modul Ajar di Kurikulum Merdeka.pptxKaista Glow
油
Modul ini membahas tentang membedah modul ajar di kurikulum merdeka. Modul ini menjelaskan lima prinsip pembelajaran paradigma baru, komponen-komponen penting dalam modul ajar seperti tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran, dan asesmen. Modul ini juga memberikan contoh-contoh tentang penyusunan, modifikasi, dan pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran.
KOMUNIKASI VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN SEKOLAH.pptxAcaSupriatna2
油
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi visi dan prakarsa perubahan sekolah. Diskusi membahas langkah untuk merealisasikan visi sekolah melalui penerapan pendekatan berpihak pada siswa dan budaya positif dalam meningkatkan kedisiplinan dan karakter siswa.
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxAvepAhmadMuasirSpd
油
Rencana pengembangan diri guru ini membahas dua kompetensi utama yaitu kompetensi pengembangan diri dan orang lain serta kepemimpinan pembelajaran. Untuk meningkatkan kompetensi pengembangan diri dan orang lain, guru akan membangun komunikasi dan kolaborasi dengan pihak terkait. Sedangkan untuk meningkatkan kepemimpinan pembelajaran, guru akan menerapkan pendekatan coaching dan budaya positif agar siswa
Dokumen ini membahas tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan memetakan kebutuhan belajar siswa terlebih dahulu. Beberapa langkah yang diambil antara lain sosialisasi kepada siswa, pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, evaluasi pelaksanaan, serta perbaikan di masa mendatang dengan memperhatikan alokasi waktu dan sarana prasarana.
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas demonstrasi kontekstual dari calon guru penggerak tentang inkuiri apredasi. Laporan tersebut menjelaskan tentang langkah-langkah B-A-G-J-A untuk merencanakan perubahan di sekolah, yaitu membuat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana, dan atur eksekusi. Tujuannya adalah mewujudkan pembelajaran yang aman, nyaman, dan men
[Ringkasan]
Peserta dapat memperkuat pemahaman tentang pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan secara reflektif dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan dampaknya terhadap siswa. Kegiatan tersebut meliputi eksplorasi konsep, demontrasi kontekstual, ruang kolaborasi, dan elaborasi pemahaman untuk merancang proyek dengan asesmen efektif dan partisipatif yang menargetkan profil pelajar P
Lokakarya membahas optimalisasi pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan, termasuk merancang asesmen dan kegiatan yang berdampak bagi siswa. Peserta dapat mempelajari lebih lanjut mengenai pengembangan tema dan alokasi waktu projek sesuai tingkat pendidikan."
Kementerian Pendidikan mengadakan eksplorasi konsep mengenai pengembangan proyek di satuan pendidikan untuk menguatkan profil pelajar Pancasila, termasuk merancang asesmen proyek dan mengoptimalkan kegiatan proyek agar berdampak positif pada siswa.
Lokakarya yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dan merancang modifikasi modul projek yang sesuai dengan kondisi sekolah. [/ringkasan]
2. Eksplorasi Konsep Contoh Modul Projek P4.pptxUsepKasman79
油
1. Dokumen tersebut membahas tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Projek ini bertujuan untuk menguatkan pendidikan karakter melalui tema-tema yang relevan.
2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tujuan Kegiatan
Peserta dapat menguatkan pemahaman mengenai esensi pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan.
Merefleksikan pelaksanaan projek profil di tahun pertama sebagai Sekolah Penggerak.
Menganalisis miskonsepsi pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di
satuan pendidikan.
Merancang asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila.
Mengoptimalkan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang berdampak
kepada murid.
Pemahaman bermakna: Projek penguatan profil pelajar Pancasila perlu dikembangkan secara
reflektif dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan dampaknya terhadap murid.
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alur Kegiatan
No AKTIVITAS DURASI
1 Pembukaan 10
2 Mulai Dari Diri 20
3 Eksplorasi Konsep 60
4 Ruang Kolaborasi 60
Istirahat
5 Demonstrasi Kontekstual 80
6 Elaborasi Pemahaman 60
7 Aksi Nyata 10
8 Refleksi 10
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alur Kegiatan
Eksplorasi Konsep
Menyimak pemaparan
mengenai optimalisasi
pelaksanaan projek di satuan
pendidikan.
Demonstrasi Kontekstual
Merancang ide projek dengan
asesmen yang efektif menyasar
profil pelajar Pancasila & kegiatan
yang berdampak kepada murid.
Mulai dari Diri
Merefleksikan pengalaman
dalam melaksanakan projek
profil di tahun pertama
Sekolah Penggerak.
Ruang Kolaborasi
Menganalisis miskonsepsi
pelaksanaan projek profil yang
kerap terjadi di satuan
pendidikan.
Elaborasi Pemahaman
Menguatkan pemahaman
mengenai sasaran projek dan
optimalisasi pelaksanaannya
di lapangan.
Aksi Nyata
Merumuskan rencana aksi
nyata yang akan dilakukan
setelah kegiatan lokakarya.
8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mulai dari
Diri
Merefleksikan pengalaman dalam
melaksanakan projek penguatan profil
pelajar Pancasila di tahun pertama
Sekolah Penggerak.
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ceritakan secara singkat gambaran pelaksanaan projek penguatan profil
pelajar Pancasila di tahun pertama melaksanakan/mendampingi Sekolah
penggerak.
1. Apa tema dan dimensi yang dipilih? (Ceritakan juga dasar pemilihannya.)
2. Apa hal menarik yang ditemukan selama proses persiapan dan
pelaksanaannya?
3. Apa saja tantangan yang dihadapi?
4. Apa yang sudah berhasil dan masih perlu diperbaiki?
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Nyalakan Tanda Tanya
Apa yang belum Anda pahami dan ingin
Anda pelajari lebih jauh mengenai projek
penguatan profil pelajar Pancasila?
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Eksplorasi
Konsep
Menyimak pemaparan mengenai
pengembangan kegiatan projek di
satuan pendidikan, merancang
asesmen projek yang efektif
menyasar profil pelajar Pancasila,
dan mengoptimalkan kegiatan projek
yang berdampak kepada murid.
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Rancangan asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila.
3. Optimalisasi kegiatan projek yang berdampak kepada murid.
Topik Pembahasan
13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila
15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Dimensi, Elemen, dan Subelemen
Profil Pelajar Pancasila
Panduan Pengembangan Projek
Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Dokumen Acuan
Kepmen 262 Tahun 2022
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Apa itu projek profil?
Berdasarkan Kepmendikbudristek No.262/M/2022,
Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan
kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang
untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan
karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang
disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan
waktu pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan,
muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus
dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran
intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan
masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan
menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Merupakan kegiatan kokurikuler
berbasis projek
Dirancang untuk menguatkan
kompetensi dan karakter sesuai
dengan profil pelajar Pancasila
Dirancang terpisah dari intrakurikuler.
(Tujuan, muatan, dan kegiatan
pembelajaran projek tidak dikaitkan
dengan tujuan dan materi pelajaran
intrakurikuler.)
Pelaksanaannya dilakukan secara
fleksibel, dari segi muatan, kegiatan,
dan waktu pelaksanaannya
Satuan pendidikan dapat melibatkan
masyarakat dan/atau dunia kerja
untuk merancang dan
menyelenggarakan projek penguatan
profil pelajar Pancasila.
18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alur perencanaan projek profil
Merancang strategi pelaporan hasil projek
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan
pelaporan hasil projek.
Membentuk tim fasilitator projek penguatan
profil pelajar Pancasila
Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator
projek. Tim ini berperan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas.
Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu
projek penguatan profil pelajar Pancasila
Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil pelajar
Pancasila dan tema projek serta merancang jumlah projek
beserta alokasi waktunya.
Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan
pendidikan
Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator
merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan
satuan pendidikan.
Menyusun modul/rencana pengajaran projek
profil
Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat
kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan umum:
Menentukan sub-elemen (tujuan projek);
Mengembangkan topik, alur, dan durasi projek,
serta; Mengembangkan aktivitas dan asesmen
projek.
2
3
4
5
Perencanaan ini dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan.
1
19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tema-tema projek profil - PAUD
Aku Sayang Bumi (Gaya
Hidup Berkelanjutan)
Tema ini bertujuan untuk
mengenalkan peserta didik
pada isu lingkungan, eksplorasi
dalam mencari solusi kreatif
yang dapat dilakukan oleh
peserta didik, serta memupuk
kepedulian terhadap alam
sebagai perwujudan rasa
sayang terhadap ciptaan Tuhan
YME.
Aku Cinta Indonesia
(Kearifan Lokal)
Tema ini bertujuan agar
peserta didik mengenal
identitas dan karakteristik
negara, keberagaman budaya
dan ciri khas lainnya tentang
Indonesia sehingga mereka
memahami identitas dirinya
sebagai anak Indonesia, serta
bangga menjadi anak
Indonesia.
Kita Semua Bersaudara
(Bhinneka Tunggal Ika)
Tema ini bertujuan untuk
mengajak peserta didik untuk
mampu berinteraksi dengan
teman sebaya, menghargai
perbedaan, mau berbagi, dan
mampu bekerja sama.
Imajinasi dan Kreativitasku
(Rekayasa dan Teknologi)
Tema ini bertujuan untuk
mengajak peserta didik belajar
mengenali dunianya melalui
imajinasi, eksplorasi, dan
eksperimen. Pada tema
Imajinasiku ini peserta didik
distimulasi dengan serangkaian
kegiatan yang dapat
membangkitkan rasa ingin tahu,
memperkaya pengalamannya dan
menguatkan kreativitasnya.
20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tema-tema projek profil - Dasmen
Kearifan Lokal
(SD-SMA/sederajat)
Membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi tentang budaya dan
kearifan lokal masyarakat sekitar
atau daerah tersebut, serta
perkembangannya.
Rekayasa dan Teknologi
(SD-SMA/sederajat)
Berkolaborasi dalam melatih
daya pikir kritis, kreatif, inovatif,
sekaligus kemampuan berempati
untuk berekayasa membangun
produk berteknologi yang
memudahkan kegiatan dirinya
dan juga sekitarnya.
Kewirausahaan
(SD-SMA/sederajat)
Mengidentifikasi potensi
ekonomi di tingkat lokal dan
masalah yang ada dalam
pengembangan potensi tersebut,
serta kaitannya dengan aspek
lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.
Bhinneka Tunggal Ika
(SD-SMA/sederajat)
Mengenal belajar membangun
dialog penuh hormat tentang
keberagaman kelompok agama
dan kepercayaan yang dianut
oleh masyarakat sekitar dan di
Indonesia serta nilai-nilai ajaran
yang dianutnya.
Gaya Hidup
Berkelanjutan (SD-
SMA/sederajat)
Memahami dampak dari aktivitas
manusia, baik jangka pendek
maupun panjang, terhadap
kelangsungan kehidupan di dunia
maupun lingkungan sekitarnya.
Bangunlah Jiwa dan
Raganya (SD-
SMA/sederajat)
Membangun kesadaran dan
keterampilan untuk memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik
untuk dirinya maupun orang
sekitarnya.
Suara Demokrasi
(SMP-SMA/sederajat)
Merefleksikan makna demokrasi
dan memahami implementasi
demokrasi serta tantangannya
dalam konteks yang
berbeda, termasuk dalam
organisasi sekolah dan/atau
dalam dunia kerja.
Kebekerjaan
(Tema wajib di SMK)
Membangun pemahaman
terhadap ketenagakerjaan,
peluang kerja, serta kesiapan
kerja untuk meningkatkan
kapabilitas yang sesuai dengan
keahliannya, mengacu pada
kebutuhan dunia kerja terkini.
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ketentuan Jumlah Tema dalam Satu Tahun Ajaran
Jenjang Ketentuan Jumlah Tema
PAUD 1 s.d. 2 projek dengan tema berbeda.
SD/Sederajat 2 s.d. 3 projek dengan tema berbeda.
SMP/Sederajat 3 s.d. 4 projek dengan tema berbeda.
SMA Kelas X/Sederajat 3 s.d. 4 projek dengan tema berbeda.
SMA Kelas XI & XII/Sederajat 2 s.d. 3 projek dengan tema berbeda.
SMK Kelas X/Sederajat 3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan.
SMK Kelas XI/Sederajat 2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan.
SMK Kelas XII/Sederajat 1 projek dengan tema Kebekerjaan.
*Untuk Kelas XIII pada SMK program 4 tahun tidak perlu melaksanakan projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Projek Profil 1 Projek Profil 2 Projek Profil 3
Dimensi Berkebinekaan Global &
Bergotong Royong
Berkebinekaan Global,
Bergotong Royong, &
Bernalar Kritis
Bergotong Royong, &
Bernalar Kritis
Tema Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Kewirausahaan
Alokasi Waktu 80 JP 140 JP 100 JP
Contoh simulasi
penghitungan alokasi
waktu projek profil
untuk Kelas 9 SMP.
Setelah mendapatkan total alokasi waktu projek dalam satu tahun
ajaran untuk satu kelas tertentu, langkah berikutnya adalah membagi
alokasi waktu berdasarkan jumlah projek yang dilaksanakan dalam
satu tahun. Contoh di sebuah SMP di mana kelas 9 memiliki total
alokasi waktu projek 320 JP dan akan melaksanakan 3 projek profil,
maka pembagiannya bisa sebagai berikut:
Pada pelaksanaannya, alokasi waktu ini dapat diterapkan secara fleksibel menggunakan sistem
harian (beberapa jam dalam satu hari), satu hari penuh, atau diblok dalam beberapa minggu.
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Sub-elemen yang disasar
Memahami Keterhubungan
Ekosistem Bumi
Menjaga Lingkungan Alam
Sekitar
Kerja sama
Koordinasi Sosial
Mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan
mengolah informasi dan
gagasan
Contoh Modul Projek Fase D
Tema: Gaya Hidup
Berkelanjutan
Topik: Sampahku,
Tanggungjawabku
Total waktu: 57 JP
Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
Beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha
Esa
Gotong royong
Bernalar kritis
Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap isu pengelolaan sampah dan implikasinya terhadap
perubahan iklim
1.
Perkenalan: Perubahan
Iklim dan Masalah
Pengelolaan Sampah
2.
Eksplorasi Isu
3.
Refleksi awal
4.
Kunjungan ke TPA/
Komunitas Peduli
Sampah
5.
Diskusi Kritis Masalah
Sampah
Tahap Kontekstualisasi. mengkontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
6.
Pengumpulan,
Pengorganisasian, dan
Penyajian Data
7.
Trash Talk:
Sampah di Sekolahku
8.
Pengorganisasian Data
Secara Mandiri
9.
Asesmen Formatif
Presentasi: Sampah di
Sekolahku
Tahap aksi. bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
10.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Eksplorasi program
pengelolaan sampah
yang ada
11.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Peranku dan Solusiku
12.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Menentukan
Karakteristik Poster
yang Baik
13.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Membuat Poster
14.
Asesmen Formatif
Simulasi Pameran
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut. Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan refleksi, serta menyusun langkah strategis
15.
Asesmen Sumatif
Pameran Poster Aksi
Nyata Sayangi
Sekolahku
16.
Asesmen Sumatif
Evaluasi Solusi Yang
Ditawarkan
17.
Mari Beraksi Sambil
Refleksi
Mengelola Sampah di
Sekolah
27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Rancangan asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila.
3. Optimalisasi kegiatan projek yang berdampak kepada murid.
Topik Pembahasan
28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Gambaran rapor projek profil
PAUD
DASMEN
& DIKSUS
Pelaporan akhir di jenjang
PAUD berupa deskripsi
kemunculan kompetensi
tujuan.
Pelaporan akhir di jenjang
Dasmen berupa rubrik dengan
4 kriteria (Mulai Berkembang,
Sedang Berkembang,
Berkembang sesuai Harapan,
Sangat Berkembang)
dilengkapi dengan deskripsi
pencapaian.
Bagaimana strategi asesmen
yang perlu guru kembangkan
agar dapat menyajikan
pelaporan yang komprehensif
di akhir projek?
29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Guru dapat memperhatikan beberapa strategi berikut untuk dapat mengoptimalkan
asesmen projek:
1. Memastikan adanya keselarasan antara tujuan, aktivitas, dan asesmen projek.
2. Mengoptimalkan asesmen formatif untuk membantu murid mencapai tujuan
projek.
3. Menekankan pelaksanaan asesmen berbasis kinerja.
4. Menggunakan instrumen asesmen yang beragam (rubrik, daftar cek, catatan
pengamatan, portofolio, dan sebagainya).
Optimalisasi asesmen projek profil
30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Untuk memastikan adanya keselarasan antara
tujuan, aktivitas, dan asesmen projek, maka
guru dapat mengembangkan aktivitas
pembelajaran berdasarkan metode backward
design (memastikan terlebih dahulu bukti
pencapaian yang ingin dituju, baru kemudian
mengembangkan aktivitas yang relevan),
sehingga aktivitas projek yang dikembangkan
bukan berdasarkan pada tema projek, namun
berdasarkan dimensi, elemen, dan subelemen
yang hendak dicapai.
1. Memastikan adanya
keselarasan antara tujuan,
aktivitas, dan asesmen projek.
31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Untuk mengoptimalkan asesmen formatif, maka guru perlu melakukan asesmen seiring berjalan (on going
assessment) yang fokus pada perkembangan dimensi, elemen, dan sublemen profil pelajar Pancasila. Asesmen yang
dilakukan seiring berjalan dapat membantu guru memahami perkembangan kemampuan murid dan memberikan umpan
balik yang dibutuhkan murid untuk mengoptimalkan pencapaiannya.
2. Mengoptimalkan asesmen formatif untuk membantu murid mencapai tujuan projek.
Asesmen Sumatif
Dilakukan untuk
menyimpulkan hasil
pencapaian murid terhadap
tujuan pembelajaran secara
keseluruhan di akhir projek.
Asesmen Awal
Dilakukan untuk memetakan
kemampuan awal murid
dalam mencapai dimensi,
elemen, dan sub elemen
profil pelajar Pancasila yang
menjadi tujuan projek.
(Termasuk memahami
kesiapan belajar murid).
Asesmen Formatif
Dilakukan seiring proses
pembelajaran untuk memahami
perkembangan murid. Hasilnya
digunakan sebagai bahan
umpan balik untuk
mengoptimalkan pencapaian
tujuan pembelajaran.
Asesmen ini memiliki porsi
paling besar dalam
pelaksanaan projek.
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pada asesmen projek, guru diharapkan bukan hanya membuat asesmen kognitif (tes tertulis) saja, namun
juga dapat mengembangkan asesmen kompetensi berbasis kinerja. Asesmen berbasis kinerja memberikan
kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kemampuannya dalam berbagai cara seperti membuat poster,
infografis, siniar (podcast), lagu, video, film, esai, majalah, buku, dsb. Atau merancang instalasi, pertunjukkan,
aksi kampanye, program sekolah, dan lain sebagainya.
3. Menekankan pelaksanaan asesmen berbasis kinerja.
Contoh: Terdapat sebuah projek bertema Gaya Hidup
Berkelanjutan dengan sasaran dimensi Bernalar Kritis.
Aktivitasnya murid membuat reportase mengenai
pengelolaan sampah di lingkungan rumah/sekolah dan
mengidentifikasi hal-hal apa saja yang tidak sesuai
dengan prinsip pelestarian lingkungan. Alih-alih hanya
membuat tes tulis di akhir untuk penilaian, tim fasilitator
dapat menilai kinerja murid selama proses pembuatan
reportase berlangsung menggunakan lembar observasi,
rubrik, daftar cek, dan instrumen asesmen lainnya..
34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh asesmen formatif kinerja berbentuk rubrik.
Kriteria Dimensi
Bernalar Kritis
Mulai Berkembang Sedang Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Sangat Berkembang
Kelengkapan Sajian
Informasi
Menyajikan jawaban untuk
sebagian kecil pertanyaan
panduan.
Menyajikan jawaban untuk
sebagian besar pertanyaan
panduan.
Menyajikan jawaban untuk
seluruh pertanyaan panduan.
Menyajikan jawaban untuk
seluruh pertanyaan panduan
secara terperinci.
Mengidentifikasi contoh
kebutuhan untuk sebagian
kecil pertanyaan panduan.
Mengidentifikasi contoh
kebutuhan untuk sebagian
besar pertanyaan panduan.
Mengidentifikasi contoh
kebutuhan untuk seluruh
pertanyaan panduan.
Mengidentifikasi banyak
contoh kebutuhan untuk
seluruh pertanyaan panduan.
Menganalisis jenis kebutuhan
primer dan sekunder dengan
kurang tepat.
Menganalisis salah satu jenis
kebutuhan (primer dan
sekunder) dengan tepat.
Menganalisis jenis
kebutuhan primer dan
sekunder dengan tepat.
Menganalisis jenis kebutuhan
primer dan sekunder dengan
tepat dan terperinci.
Kejelasan
penyampaian
Menyampaikan sebagian kecil
gagasan secara jelas.
Menyampaikan sebagian
besar gagasan secara jelas.
Menyampaikan seluruh
gagasan secara jelas.
Menyampaikan seluruh
gagasan secara jelas dan
terperinci.
4. Menggunakan instrumen
asesmen yang beragam
35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh asesmen formatif berbentuk ceklis (daftar cek)
4. Menggunakan instrumen
asesmen yang beragam
Hal-hal yang perlu aku
siapkan...
Poster analisa diri
Jurnal kreasi
Hasil kreasi
Penjelasan hubungan analisa
diri dengan hasil kreasi
Penjelasan proses kreasi melalui
jurnal kreasi
Nama murid:
Nama peninjau (reviewer):
Kriteria
Luar
Biasa
Baik
Perlu
Dikemban
gkan
Penjelasan
pemahaman
Percaya diri
Kontak mata
Level suara
Memberikan
detail atau
informasi
pendukung
dalam
penjelasannya
Catatan:
__________________________________
________________________
39. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Rancangan asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila.
3. Optimalisasi kegiatan projek yang berdampak kepada murid.
Topik Pembahasan
40. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengoptimalkan projek
Terdapat beragam cara yang dapat dilakukan satuan pendidikan untuk
mengoptimalkan kegiatan projek yang berdampak kepada murid.
Beberapa contoh strategi di antaranya adalah:
Mengoptimalkan peran guru sebagai fasilitator.
Mengoptimalkan kesempatan murid untuk memiliki voice & choice.
Mengoptimalkan pelibatan pihak luar sekolah sebagai sumber belajar.
41. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Mengoptimalkan peran guru sebagai fasilitator
Hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memfasilitasi projek adalah
meminimalisir porsi guru dalam
menjelaskan materi dan memberikan
instruksi langkah-langkah projek dan
memaksimalkan porsi murid dalam
mencari dan menemukan informasi
yang relevan secara mandiri serta
menunjukkan inisiatif dan kreativitas
dalam mengembangkan langkah-
langkah projek. Oleh karenanya,
aktivitas projek harus berpusat pada
murid (student center) untuk
mendorong murid belajar aktif (active
learning).
42. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
2. Mengoptimalkan kesempatan murid untuk memiliki voice & choice
Berkaitan dengan peran guru sebagai fasilitator projek yang bertugas mengaktivasi inisiatif dan
kreativitas murid dalam mengembangkan projek, maka guru perlu melibatkan murid dalam proses
pembelajaran dengan cara memberikan kesempatan kepada murid untuk berpendapat (voice) dan
menentukan pilihan (choice). Contoh implementasinya adalah sebagai berikut:
Tahapan projek Contoh aktivitas yang memberikan voice & choice kepada murid
Merencanakan projek Mendiskusikan tujuan pembelajaran; Menyusun indikator keberhasilan atau rubrik penilaian;
Merancang rencana alur aktivitas (Tahapan projek); Menentukan eksplorasi topik
(Pengembangan tema projek); dll.
Melaksanakan dan
mengembangkan
projek
Menyimak dan memberikan pendapat di dalam diskusi; Memilah, memilih, dan mengolah
informasi; Memilih konten yang akan dipelajari; Menentukan cara memahami sesuatu;
Merancang rencana kunjungan/kegiatan lapangan; Memilih cara menunjukkan kemampuan;
Merancang tahap pengerjaan aksi/produk; Merefleksikan proses pembelajaran; Menilai
pencapaian belajar; dll.
Mengevaluasi projek Mengevaluasi kegiatan pembelajaran; Merumuskan rencana perbaikan pada projek berikutnya;
Merancang kegiatan refleksi projek, dll.
43. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengoptimalkan kesempatan murid untuk terlibat penuh dalam proses pembelajaran memerlukan tahapan
dari hal-hal sederhana hingga semakin kompleks yang mungkin memerlukan proses jangka panjang.
Berikut adalah gambaran aktivitas yang dapat dilakukan murid dari mulai tahap aktivasi belajar aktif hingga
menjadi pembelajar mandiri.
1. Memastikan murid belajar secara
aktif.
2. Memberikan murid pilihan. 3. Mengasah kemampuan murid menjadi
pembelajar mandiri.
- Mendiskusikan tujuan
pembelajaran.
- Menyimak dan memberikan
pendapat di dalam diskusi.
- Mengidentifikasi masalah.
- Memilah, memilih, dan mengolah
informasi.
- Mengambangkan ide.
- Merefleksikan proses
pembelajaran.
- Melakukan semua tahapan
sebelumnya.
- Memilih konten yang akan
dipelajari.
- Menentukan cara memahami
sesuatu.
- Memilih cara menunjukkan
kemampuan.
- Melakukan semua tahapan
sebelumnya.
- Menyusun indikator keberhasilan
atau rubrik penilaian.
- Merancang rencana alur
aktivitas/Mengelola pelaksanaan
projek secara mandiri atau
kelompok.
- Menilai pencapaian belajar.
- Mengevaluasi kegiatan
pembelajaran atau projek secara
keseluruhan.
Mengasah keterlibatan murid dalam proses pembelajaran akan menjadi hal yang cukup menantang bagi guru.
Oleh karenanya, penting untuk memberikan dampingan kepada murid secara bertahap dan berkelanjutan
dengan alokasi waktu yang memadai.
44. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
3. Mengoptimalkan pelibatan pihak luar sekolah sebagai sumber belajar.
Pihak luar yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan projek di antaranya seperti orang tua murid,
masyarakat di sekitar sekolah, serta individu/komunitas/organisasi//instansi lain yang relevan
dengan eksplorasi projek yang sedang dikembangkan.
Pihak-pihak tersebut dapat dilibatkan sebagai
narasumber, mitra pelaksanaan, atau penerima
manfaat dari projek yang sedang dilakukan.
Mengoptimalkan pelibatan pihak luar dapat
memperkaya pengalaman belajar murid serta
memastikan aktivitas projek terkait dengan realitas di
masyarakat dan bersifat kontekstual.
46. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ruang
Kolaborasi
Mendiskusikan identifikasi
miskonsepsi pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila
yang kerap terjadi di satuan
pendidikan.
47. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pembagian kelompok dan pembahasan instruksi penugasan.
Anda akan dibagi ke dalam kelompok berdasarkan asal sekolah atau daerah (Setiap
kelompok kurang lebih berjumlah 3-6 orang).
Setiap kelompok bertugas mendiskusikan dan mencatat miskonsepsi projek yang kerap
terjadi di lapangan. Semakin banyak miskonsepsi yang didapatkan maka semakin baik.
Setiap kelompok dapat menuliskan hasil diskusi menggunakan media pendukung
seperti MS. Word, Google Docs, Jamboard, Padlet, dsb.
Waktu diskusi kelompok adalah 30 menit. Setelahnya seluruh kelompok kembali
berkumpul di forum untuk berbagi hasil diskusi kelompoknya masing-masing.
48. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh miskonsepsi terkait pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila di lapangan.
Projek profil adalah integrasi dari berbagai mata pelajaran padahal struktur
projek terpisah dengan struktur mata pelajaran.
Tim fasilitator membagi rata alokasi waktu dengan jumlah tema padahal
jumlah alokasi waktu setiap projek dapat berbeda sesuai kebutuhan,
selama memenuhi alokasi waktu dalam satu tahun.
Semua tema harus dilaksanakan dalam satu jenjang padahal sekolah
dapat memilih beberapa tema saja yang relevan sesuai kebutuhan.
51. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Tujuan pembelajaran projek hanya menyasar level dimensi
karakter profil pelajar Pancasila.
Tujuan pembelajaran projek harus sampai menyasar rumusan
subelemen untuk setiap jenjang.
Rumusan subelemen dari
dimensi Berkebinekaan
Global, elemen Mengenal dan
Menghargai Budaya, sub
elemen Mendalami Budaya
dan Identitas Budaya
52. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Projek profil adalah kegiatan integrasi dari berbagai
mata pelajaran.
Struktur projek profil berbeda dan berada di luar
struktur mata pelajaran.
Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila bukan integrasi dari
berbagai pelajaran, karena pelajaran (intrakurikuler) tujuan
pembelajarannya mengacu pada CP, sementara projek profil langsung
mengacu pada dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar
Pancasila. Oleh karenanya, ketika menjadi fasilitator projek, guru-guru
tidak lagi berperan sebagai guru mata pelajaran.
53. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Kegiatan projek profil wajib menghasilkan sebuah produk
dalam bentuk barang untuk dipamerkan dalam gelaran karya.
Produk akhir projek profil bisa berupa aksi, kampanye,
pertunjukkan, dsb dan tidak harus diakhiri oleh sebuah
pameran.
Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis projek. Identifikasi perbedaan pembelajaran projek dan
pembelajaran berbasis projek pada tabel berikut:
Pembelajaran projek Pembelajaran berbasis projek
- Penekanan pada produk
- Kegiatan dikembangkan dari
pelaksanaan pembuatan
produk
- Bisa dilakukan dalam waktu
singkat (Beberapa
pertemuan)
-
- Penekanan pada proses
- Kegiatan dikembangkan dari
isu yang sedang dieksplorasi
- Umumnya perlu dilakukan
dengan waktu yang cukup
memadai (Beberapa pertemuan
untuk setiap tahapan alur)
-
54. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Asesmen projek menyasar tema dan produk, bukan pada
kompetensi sasaran.
Asesmen projek fokus menyasar profil pelajar Pancasila
yang menjadi tujuan pembelajaran.
Ilustrasi: Kegiatan projek bertema Gaya Hidup Berkelanjutan yang
menyasar dimensi Kemandirian dan Bernalar Kritis. Aktivitas utama
membuat poster mengenai pelestarian lingkungan.
Asesmen yang keliru: Mengukur kreativitas membuat poster. Kriteria
penilaian berupa pemahaman konten mengenai pelestarian lingkungan
dan kerapian serta estetika dekorasi poster.
Asesmen yang tepat: Mengukur kemampuan selama proses pengerjaan
poster. Kriteria penilaian berupa kemampuan mengelola pekerjaan
secara mandiri dan mengembangkan ide selama pembuatan poster.
55. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Pelaksanaan projek profil harus menggunakan
anggaran/memerlukan biaya yang besar.
Pelaksanaan projek profil dapat mengoptimalkan
aset/sumber daya yang ada tanpa memerlukan biaya
yang besar.
Kegiatan projek profil tidak memerlukan biaya yang besar. Kita dapat
mengoptimalkan sumber daya yang tersedia seperti mengundang orang tua
untuk menjadi narasumber, melibatkan komunitas luar secara sukarela,
melakukan kunjungan ke area sekitar sekolah, dan membuat selebrasi akhir
sederhana berupa pameran di dalam kelas atau pertunjukan mini. Prinsipnya
projek yang baik bukan tergantung pada anggaran yang tersedia, namun pada
kreativitas sekolah dalam mengoptimalkan aset yang dimilikinya.
56. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Demonstrasi
Kontekstual
Merancang kerangka projek dengan
asesmen yang efektif menyasar profil
pelajar Pancasila dan kegiatan yang
berdampak kepada murid sesuai
dengan konteks satuan
pendidikan/daerah masing-masing.
57. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pembahasan instruksi penugasan.
Anda akan bekerja secara mandiri. Tugas Anda adalah:
Merancang kerangka projek berisi asesmen yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila
dan kegiatan yang berdampak kepada murid sesuai dengan konteks satuan
pendidikan/daerah masing-masing.
Panduan tugas beserta isian yang harus dikerjakan terdapat dalam Lembar Kerja
Demonstrasi Kontekstual. Tautan:
https://docs.google.com/document/d/1bZ4umcUFtSb6K0qKndsnH1xbMj8L1l0g/copy
Waktu pengerjaan untuk penugasan ini adalah 75 menit (30 menit hari ini dan 45
menit sisanya pada awal pertemuan besok).
58. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Finalisasi penugasan Demonstrasi Kontekstual.
Pada sesi ini Anda dapat berkonsultasi kepada fasilitator atau berbagi ide
dengan sesama peserta.
Anda masih memiliki waktu 1 JP (45 menit) untuk menuntaskan tugas.
Hasil tugas dikumpulkan melalui LMS.
59. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elaborasi
Pemahaman
Menguatkan pemahaman mengenai
perancangan projek yang optimal
melalui kegiatan berbagi hasil
pekerjaan dan bertanya jawab.
61. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pengaturan sesi berbagi.
Beberapa peserta akan dipersilakan untuk membagikan hasil pekerjaan di
sesi ini.
Upayakan peserta yang berbagi berasal dari latar belakang sekolah yang
beragam (jenjang dan lokasi sekolahnya).
Selama sesi sharing, peserta lain diharapkan dapat menyimak dengan
optimal dan juga memberikan tanggapan berupa pertanyaan atau
pendapat.
Waktu untuk sharing bagi setiap peserta berkisar antara 5-10 menit.
Selama kegiatan setiap peserta dapat bertanya jawab dengan presenter
maupun dengan fasilitator.
63. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Setelah mengikuti sesi lokakarya ini, apa rencana yang akan
Anda lakukan untuk mengoptimalkan perencanaan dan
pengembangan projek profil di sekolah sesuai dengan peran
Anda masing-masing? Tuliskan dalam tiga langkah nyata.
65. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tuliskan refleksi berikut di catatan pribadi Anda:
1. Apa yang sudah dan belum berjalan baik selama melakukan proses belajar di pertemuan
lokakarya ini?
2. Apakah saya sudah dapat mencapai tujuan pembelajaran di lokakarya ini?
Peserta dapat menguatkan pemahaman mengenai pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila di satuan pendidikan.
Merefleksikan pelaksanaan projek profil di tahun pertama sebagai Sekolah Penggerak.
Menganalisis miskonsepsi pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di satuan
pendidikan.
Merancang asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila.
Mengoptimalkan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang berdampak kepada murid.
1. Apa yang akan saya lakukan untuk menguatkan pemahaman yang belum optimal?