ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
RANCANGAN OTOMASI BERBASIS INTERNET UNTUK PENGENDALIAN
PROSES PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI
Carwoto
EduPartner Institute
Jl. Pleburan Barat No. 9 Semarang
e-mail : carwoto@edupartner.org
Abstrak
Mekanisme distribusi bahan bakar minyak (BBM) secara transparan, mampu telusur, serta
memiliki resiko yang kecil dari kemungkinan penyelewengan atau penyalahgunaan sangat
diperlukan bagi sistem penyaluran BBM bersubsidi di Indonesia. Salah satu alternatif solusi
untuk mendukung mekanisme penyaluran BBM tersebut adalah dengan menerapkan teknik
otomasi pengendalian proses distribusi menggunakan teknik kontrol otomatis dengan
dukungan teknologi komputer dan informatika.
Tulisan ini memaparkan suatu rancangan model sistem otomasi berbasis internet untuk
pengendalian proses distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan tingkat harga
yang berbeda-beda serta penyaluran secara selektif kepada berbagai kategori pengguna.
Rancangan model yang disajikan mencakup pengendalian di sisi penyalur (depot dan pompa
BBM) hingga ke sisi pengguna atau pelanggan. Pada sisi penyaluran pengendalikan
dilakukan menggunakan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Aquisition), sedangkan
pada sisi pengguna menggunakan perangkat kartu cerdas (Smart Card). Kedua sisi
penyaluran BBM tersebut terintegrasi dengan perangkat sistem informasi berbasis web di
Internet.
Karena keunggulan model pengendalian distribusi ini dibanding model pengendalian
konvensional, rancangan yang diajukan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
pengembangan model pengendalian distribusi BBM secara nyata di Indonesia yang saat ini
sangat rawan dengan penyelewengan.
Kata kunci: otomasi, internet, penyaluran, bahan bakar minyak

PENDAHULUAN
Dalam sistem energi dunia saat ini, 85% bersumber dari bahan bakar batubara, minyak, dan
fosil (Hordeski, 2011), dan telah merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat
modern. Permintaan energi di seluruh dunia meningkat di banyak negara, termasuk di Indonesia.
Khusus mengenai bahan bakar minyak (BBM) yang jumlah konsumennya sangat banyak dan
berasal dari hampir semua lapisan masyarakat, lonjakan harga minyak dunia beberapa waktu yang
lalu telah menimbulkan dampak yang besar bagi perekonomian di Indonesia. Salah satu dampak
yang sangat dirasakan, terutama terkait dengan beban pemerintah mensubsidi BBM yang
dikonsumsi oleh sektor transportasi. Untuk meringankan beban pemerintah tersebut, salah satu
solusi yang mungkin adalah dengan cara menekan sedikit mungkin jumlah bahan bakar minyak
yang disubsidi, misalnya dengan membatasi pembelian BBM bersubsidi serta mengurangi secara
bertahap nilai rupiah yang disubsidi pada setiap liter BBM yang dikonsumsi masyarakat.
Permasalahannya, proses pendistribusian BBM bersubsidi masyarakat tidak semudah
pendistribusian BBM yang tidak bersubsidi. Resiko penyelewengan pendistribusian dan
penyalahgunaan BBM bersubsidi sangat mungkin terjadi di tingkat penyalur atau pengecer. Bentuk
penyelewengan tersebut misalnya BBM bersubsidi yang semestinya diperuntukkan bagi pengguna
rumah tangga atau perorangan tetapi malah dijual ke industri. Bentuk penyelewengan lainnya
adalah penyelundupan BBM bersubsidi ke luar negeri di mana pada negara tersebut menganut
harga BBM pasaran atau lebih tinggi dari harga jual BBM bersubsidi di Indonesia (Sadli, 2005).
Pada tingkat agen atau pengecer (SPBU), peralataan pengisian BBM yang digunakan sekarang ini
tidak dapat atau sulit digunakan untuk mengendalikan pembatasan pembelian BBM oleh
pelanggan. Pelanggan dapat membeli BBM bersubsidi dengan jumlah berapapun, sepanjang
persediaan BBM di SPBU tersebut masih ada. Hal ini tentu akan berimbas pada tidak terbatasnya
jumlah BBM yang harus disubsidi oleh pemerintah, disamping juga dapat berefek pada
penyalahgunaan BBM.
Dari sisi kebijakan, nilai subsidi yang diberikan oleh pemerintah dapat saja berubah
sewaktu-waktu. Artinya, harga jual BBM bersubsidi di pasaran juga akan bersifat dinamis, tidak
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang

E.25
E.5. Rancangan Otomasi Berbasis Internet untuk Pengendalian Proses Penyaluran ...

(Carwoto)

konstan, alias berubah-ubah sesuai kebijakan nilai subsidi yang bersedia ditanggung oleh
pemerintah. Kondisi semacam ini juga menambah sulit proses penyaluran BBM di lapangan. Apabila akan dilakukan perubahan harga BBM, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menyesuaikan stok BBM yang ada di lapangan serta mensosialisasikan kebijakan perubahan harga
tersebut kepa masyarakat. Karena BBM merupakan kebutuhan yang menyangkut hajat hidup orang
banyak serta pemberian subsidi terkait dengan kebijakan penggunaan uang negara (rakyat), maka
proses penyaluran BBM bersubsidi juga memerlukan transparansi, artinya data penyaluran beserta
nilai subsidinya merupakan informasi yang perlu disampaikan secara terbuka kepada masyarakat
sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara kepada publik.
Berdasarkan gambaran umum di atas, perlu dicarikan jalan keluar agar proses pendistribusian BBM dapat berjalan lancar, transparan, dan mampu telusur. Salah satu jalan keluar yang
dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan penyaluran BBM tersebut adalah dengan
memanfaatkan teknologi informatika dan komputer (TIK). Perkembangan teknologi informatika
dan komputer sekarang ini memungkinkan proses penyaluran BBM bersubsidi seperti pada kasus
di Indonesia dapat diotomasi dengan melibatkan infrastruktur jaringan komputer dan internet.
Makalah ini berisi paparan rancangan otomasi proses penyaluran BBM bersubsidi dengan
memanfaatkan TIK, terutama teknologi komuter dan internet yang diintegrasikan dengan sistem
pengawasan jarak-jauh.
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Penyaluran BBM
Distribusi bahan bakar minyak (BBM) dari produsen ke konsumen dapat melalui jalur
distribusi yang panjang atau pendek, tergantung jarak lokasi antara produsen dan konsumennya.
Jarak lokasi antara produsen BBM dengan konsumen akhir juga menjadikan model dan media
pendistribusiannya berbeda-beda. Bahan bakar minyak (BBM) yang dihasilkan oleh perusahaan
penambang dan pengolah minyak mula-mula ditampung dalam tangki-tangki penampungan yang
terdapat di kilang-kilang milik perusahaan penambangan tersebut. Selanjutnya, minyak disalurkan
ke wilayah penyaluran antara (intermediate) berupa depot-depot BBM diteruskan ke stasiun akhir
yang biasa disebut Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau Agen Penyalur BBM.
Untuk penyaluran dari pusat penampungan ke depot dan dari depot ke satasiun akhir, umumnya
digunakan alat transportasi (berupa kapal laut, kereta api, atau truk tangki) atau disalurkan secara
langsung melalui pipa saluran dengan pemompaan (Jenkins, 1992).
Sistem Otomasi Model SCADA
Sistem otomasi model SCADA (Supervisory Control and Data Aquisition) terbangun atas
berbagai tipe teknologi yang berbeda dan diintegrasikan untuk menghasilkan sistem kohesif yang
dapat memonitor dan mengelola secara real-time aset-aset fisik yang tersebar di wilayah yang luas.
Model sistem SCADA dapat diterapkan sebagai pilihan otomasi distribusi bahan-bahan yang
berbentuk cairan (liquid), misalnya untuk otomasi penyaluran dan pendistribusian bahan bakar
minyak (BBM). Komponen utama sistem SCADA terdiri atas peralatan pengukuran, kendali, dan
pengecekan status pompa atau kompresor pada stasiun distribusi, RTU (Remote Terminal Unit)
atau Programable Logic Controller (PLC), peralatan komunikasi, Application Host, dan
workstation untuk operator.
Mekanisme kerja sistem SCADA ini dapat dijelaskan seperti berikut (Pratyush, 2005):
1. Fluida cair yang mengalir dari pusat (depot), menuju stasiun antara (agen), dan sampai di lokasi
pemakai dicek statusnya, diukur kuantitasnya, serta dikendalikan jumlahnya (misalnya dengan
mengontrol katup atau pompa) oleh RTU atau PLC.
2. Hasil pengontrolan dan monitoring yang dilakukan oleh RTU atau PLC atau perintah
pengondalian dari pusat kendali ditransmisikan melalui media komunikasi.
3. Peralatan Master SCADA bertugas mengelola aquisisi data melalui media komunikasi,
memproses data, mengelola database real-time menurut ketentuan pengendalian yang
ditetapkan.
4. Operator pada workstation dapat memantau dan mengambil informasi yang di dapat di lokasi
yang dipantau oleh Master SCADA, atau mengirimkan perintah kontrol yang dikehendaki.

ISBN. 978-602-99334-0-6

E.26
Penggunaan Smart Card
Smart Card (kartu cerdas) memiliki micro processing unit (MPU) yang secara teknis dan
administrasi penerapannya hampir dapat dipastikan tidak dapat dimanipulasi (Hendry, 2001;
Hendry, 2007; Quisquater, 2004). MPU diisi (diinjeksi) data seperti nomor identitas kendaraan,
nama pemilik, dan besar alokasi BBM bersubsidi). Untuk menghindari penggunaan oleh pihak lain
yang tidak sesuai dengan identitas, maka dapat dirancang agar MPU ini akan rusak jika dibuka atau
dipindahkan, misalnya dengan pemasangan segel. Skema umum penggunaan Smart Card secara
umum pada sistem yang sederhana (aplikasi kecil) hingga aplikasi sedang dapat digambarkan
seperti pada Gambar 1 (Rankl, 2007). Pada sistem ini, Smart Card yang digunakan dapat berwujud
kartu anggota perusahaan, kartu parkir, dan sejenisnya.

Gambar 1. Struktur Umum Penggunaan Smart Card beserta Komponen Sistemnya (Rankl,
2007)
Transaksi menggunakan Smart Card dapat dilakukan di depot BBM dan SPBU yang
memiliki terminal MPU Reader. Untuk tujuan pengaturan dan pengendalian, transaksi pengisian
BBM dapat dibatasi untuk beberapa kali dalam sehari dengan selang waktu tertentu. Setiap transaksi yang terjadi secara otomatis akan mengurangi jatah BBM yang telah ditetapkan di awal.
Alokasi BBM yang tidak diambil pada waktunya secara otomatis akan hangus/hilang alias tidak
terakumulasi. Verifikasi jumlah transaksi mingguan/bulanan dilakukan terhadap jarak tempuh atau
waktu operasi.
METODOLOGI
Rancangan yang disajikan dalam makalah ini merupakan hasil penelaahan pustaka (studi
pustaka) dari sumber-sumber pustaka yang dapat penulis temukan. Dalam melakukan studi pustaka
untuk perancangan sistem ini, penulis sebisa mungkin mengadopsi dan mengadaptasi model dan
teknologi terbaru, mempertimbangkan kemudahan akses dan pengelolaan, serta memperhatikan
kondisi sosial kemasyarakatan yang menjadi sasaran penerapan teknologi. Model otomasi berbasis
internet yang diajukan dalam tulisan ini masih berupa rancangan yang belum direalisasikan ataupun
dibuat prototipenya.
HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
Bagan Model Sistem yang Diusulkan
Studi kasus dan penerapan penggunaan sistem informasi energi berbasis web dalam sistem
pengendalian (kontrol) telah banyak dilakukan. Capehart (2005) dan Capehart (2007) telah
menyajikan hasil studi kasus dan kajian sistem informasi energi berbasis web. Vasseur & Dunkels
(2010) juga telah mengkaji bagaimana melakukan interkoneksi perangkat cerdas ke protokol
internet (IP, Internet Protocol). Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan penulis, arsitektur
model sistem otomasi penyaluran BBM yang diusulkan untuk diterapkan di Indonesia adalah
mengikuti model yang diusulkan Langmann (2004), seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Komponen pokok yang merupakan penyusun infrastruktur sistem otomasi berbasis web di Internet
untuk pengendalian proses penyaluran BBM ini terdiri atas instrumentasi pengambilan data,
peralatan antarmuka data di lapangan, sistem komunikasi, master aplikasi basis data, dan
antarmuka pengguna.

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang

E.27
E.5. Rancangan Otomasi Berbasis Internet untuk Pengendalian Proses Penyaluran ...

(Carwoto)

Gambar 2. Arsitektur Rancangan Sistem Otomasi Berbasis Web/Internet
Perangkat keras yang digunakan untuk komputerisasi berbasis web pada sistem otomasi
penyaluran BBM berbasis Internet antara lain mencakup: Smart Card (MPU), Smart Card (MPU)
Reader, Komputer Client, Komputer Server (Network Server), Media Komunikasi, Jaringan
Internet. Sedangkan yang berwujud piranti lunak yang dibutuhkan untuk mendukung sistem
otomasi berbasis Internet meliputi sistem operasi, aplikasi (program) komputer otomasi berbasis
web/Internet, dan utility. Detilnya terdiri atas Sistem Operasi Server, Web Server, Database Server,
Aplikasi Otomasi, Sistem Operasi Klien, Tool Browser, Tool Security, Tool Backup dan Restore.
Cara Kerja Sistem
Mekanisme kerja rancangan sistem otomasi SCADA berbasis Internet ini dapat dijelaskan
seperti berikut:
1. Kuantitas BBM yang dikeluarkan oleh SPBU atau agen dan dimasukkan ke dalam tanggki
BBM pengguna dicatat oleh Smart Card, datanya diinput pada instrumen akuisisi data yang ada
di SPBU tersebut. Data yang direkam dapat berupa statusnya, kuantitasnya, serta dikendalikan
jumlahnya (misalnya dengan mengontrol katup atau pompa) oleh Remote Terminal Unit (RTU)
atau PLC.
2. Hasil pengontrolan dan monitoring yang dilakukan oleh RTU atau PLC atau perintah
pengondalian dari pusat kendali ditransmisikan melalui media komunikasi jaringan internet.
3. Peralatan Master SCADA bertugas mengelola aquisisi data melalui media komunikasi,
memproses data, mengelola database real-time menurut ketentuan pengendalian yang
ditetapkan. Aplikasi sistem ini diserahkan ke service provider, sehingga komputer-komputer
utama akuisisi data bisa jadi bertempat di fasilitas yang lokasinya sangat jauh dari pengguna
data primer. Service provider akan membagi platform akuisisi data dengan beberapa pelanggan lain atau masyarakat umum.
4. Operator pada workstation dapat memantau dan mengambil informasi yang di dapat di lokasi
yang dipantau oleh Master SCADA, atau mengirimkan perintah kontrol yang dikehendaki.
Skenario Transaksi Menggunakan Smart Card
Transaski menggunakn Smart Card untuk pengendalian distribusi BBM di lapangan
mengikuti skenario transaksi sebagai berikut:
1. Kendaraan atau wadah BBM yang telah dipasangi Smart Card menuju ke SPBU atau Agen
yang memiliki MPU Reader untuk pengisian bahan bakar
2. Petugas SPBU atau Agen memindai Smart Card dengan alat MPU Reader dan mengisikan
BBM
3. Nomor identitas kendaraan, jumlah, waktu akan terekam dalam MPU Reader dan ditampilkan
pada monitor supaya masyarakat umum dapat ikut langsung mengawasi proses transaksi
4. MPU Reader di SPBU atau Agen mengirim data transasi dalam selang waktu tertentu
(misalnya setiap hari sebanyak tiga kali pengiriman) ke pusat pengelolaan data (komputer
server web).
ISBN. 978-602-99334-0-6

E.28
5. Hasil pengelolan data disampaikan secara harian ke SPBU, agen penyaluran BBM dan pihak
lain yang membutuhkan.
6. Transaksi harian dilaporkan ke masyarakat melui website.
Keunggulan dan Kelemahan Sistem
Sebagai sebuah sistem, sistem otomasi penyaluran BBM ini memiliki beberapa keunggulan
sekaligus disertai kekurangan yang melekat padanya. Berikut ini akan dipaparkan keunggulan dan
kelemahan model sistem otomasi yang diajukan, beserta cara mengatasi kelemahan sistem tersebut.
Keunggulan sebuah sistem otomasi dapat ditinjau dari berbagai aspek. Dibandingkan dengan
sistem penyaluran BBM secara konvensional, sistem otomasi penyaluran BBM menggunakan
model seperti yang dipaparkan di atas memiliki keunggulan, paling tidak dalam aspek pengoperasian, pemeliharaan, personalia, dan aspek pelayanan.
Dari aspek pengoperasian, sistem otomasi berbasis Internet dengan model seperti di atas
dapat beroperasi cepat. Data penyaluran dan penerimaan BBM tidak dapat diintervensi sehingga
aman dari upaya manipulasi data. Basis data di database server bisa dihubungkan dengan sistem
akuntansi perusahaan pengelola BBM, serta dapat mengirimkan data digital ke dan dari depot BBM
untuk mempercepat proses pengiriman BBM dari kilang ke depot penyimpanan, stasiun pengisian
BBM (SPBU), dan pengecer (agen). Dalam segi pemeriharaan, sistem otomasi berbasis Internet ini
memudahkan pengelolaan data dan fleksibel. Pengubahan (update) nilai paramater sistem otomasi
terkomputerisasi ini dapat dilakukan dengan mudah oleh petugas yang diberi wewenang sesuai dengan kebutuhan. Dari sudut personalia, sistem otomasi penyaluran BBM memungkinkan
berkurangnya jumlah tenaga kerja yang harus dipekerjakan di depot BBM dan dalam rantai
distribusi BBM (agen, pengecer atau SPBU). Pada segi pelayanan, sistem otomasi penyaluran
BBM dapat mengatasi masalah penyaluran BBM dengan pembatasan jumlah BBM bersubsidi serta
model harga beragam, dapat memperkirakan kebutuhan penyaluran BBM berdasarkan tingkat
penggunaan per waktu, memberikan transparansi pelayanan kepada publik, serta mempercepat
pelayanan kepada pelanggan karena transaksi dilakukan secara online. Secara umum dapat
dikatakan bahwa semua keunggulan dan manfaat dari aspek yang telah dipaparkan di atas akan
bermuara pada penghematan finansial.
Untuk meminimalkan lalu lintas data dan biaya, data yang didapat akan dikirim ke ke
Human Machine Interface (HMI) pengguna melalui antarmuka web, bukan melalui dedicated HMI
klien. Oleh karena itu, apabila jaringan komunikasi yang digunakan adalah jaringan internet umum,
bukan saluran komunikasi privat (LAN via satelit komunikasi), maka tingkat akuisisi datanya dapat
berjalam lambat. Untuk mengatasi hal ini, maka proses pengiriman data dari klien (SPBU, Agen)
ke pusat data di server tidak harus dilakukan setiap kali transaksi dilakukan, melainkan secara
periodik, misalnya tiga kali sehari. Terkait dengan sistem keamanan, apabila sistem otomasi
berbasis web ini dihubungkan dengan jaringan internet global maka ancaman keamanan datanya
sangat beresiko. Karena itu harus dibangun mekanisme keamanan yang tangguh untuk melindungi
sistem otomasi berbasis Internet tersebut. Upaya lainnya adalah memisahkan secara fisik data hasil
akuisisi penyaluran BBM dengan data yang akan diinformasikan kepada pihak lain atau
masyarakat.
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan beberapa keunggulan yang terdapat pada model sistem otomasi berbasis Internet
yang dipaparkan dalam tulisan ini, model tersebut dapat diimplementasikan untuk pengendalian
penyaluran BBM bersubsidi di Indonesia. Karena model sistem otomasi ini memiliki kehandalan,
efisien, mampu telusur, transparan, dan mudah pengoperasiannya, maka model ini dapat digunakan
oleh perusahaan jasa penyaluran BBM seperti BPH Migas untuk keperluan monitoring data
penyaluran atau distribusi BBM bersubsidi di Indonesia. Misalnya, untuk monitoring persediaan
BBM di depot BBM, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), serta memonitor
pendistribusian BBM tersebut ke pengguna industri atau perorangan.

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang

E.29
E.5. Rancangan Otomasi Berbasis Internet untuk Pengendalian Proses Penyaluran ...

(Carwoto)

Saran
Untuk menghasilkan sistem otomasi yang lebih handal, model sistem otomasi berbasis
Internet yang dipaparkan pada tulisan ini dapat diimplementasikan menjadi satu kesatuan dengan
sistem otomasi SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) konvensional. Hasil akuisisi
dan monitoring data yang dihasilkan sistem SCADA dengan data yang tersimpan di database pusat
pengendalian SCADA dihubungkan ke server web. Dengan sistem SCADA berbasis web, maka
pengendalian dan monitoring peralatan fisik seperti pompa, katup, dan alat-alat pengukuran status
BBM di pusat penampungan dan jalur distribusi BBM (depot, SPBU, Agen Penyalur) dapat
dilakukan dari jarak jauh (remote.). Hanya saja untuk mengimplementasikan model aotomasi penuh (full aotomated) semacam ini memerlukan infrastruktur dengan biaya yang lebih mahal.
Sebelum mengimplementasikan sistem optimasi pada proses penyaluran BBM, harus diperhatikan
kompleksitas sistem penyaluran BBM yang akan dioptimasi, sifat dan atau karakteristik pengguna,
serta ketersediaan dana. Khusus dalam hal pengadaan piranti lunak komputer, perlu dipertimbangkan apakah akan menggunakan proprietary software atau open source software (OSS).
DAFTAR PUSTAKA
Capehart, B.L., Capehart L.C., 2005,Web Based Energy Information and Control Systems: Case
Studies and Applications, The Fairmont Press, Inc., Lilburn
Capehart, B.L., Capehart L.C., 2007, Web Based Enterprice Energy and Building Automation
Systems, The Fairmont Press, Inc., Lilburn
Divers Network, 2006, Infrastructure Automation Technology, Diverse Network, Inc.
Hendry, M., 2001, Smart Card Security and Applications, Second Edition, Artech House, Inc.,
Norwood.
Hendry, M., 2007, Multi-application Smart Cards, Technology and Applications, Cambridge
University Press, Cambridge UK
Hordeski, M. F., 2011, Megatrends for Energy Efficiency and Renewable Energy, The Fairmont
Press, Inc., Lilburn
Jenkins, C.G., 1992, Fuel Monitoring and Control Systems, P-NET Conference – Germany,
November 1992.
Langmann, R., 2004, LEAN Web Automation: A New Approach for Automaton of Distributed
Systems, Process Informatics Laboratory, Duesseldorf.
Marek, J. et.al. (ed.), 2003, Sensor Applications Vol. 4: Sensors for Automotive Applications,
WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim
Pratyush, M., 2005, Automation of Water Distribution Management, University of Leeds
Quisquater, J-J. et.al (ed.)., 2004, Smart Card Research and Advanced Applications VI, Kluwer
Academic Publishers, New York
Rankl, W., 2007, Smart Card Applications, Design Models for Using and Programming Smart
Cards, John Wiley & Sons Ltd, West Sussex, England
Sadli, M., 2005, Krisis Penyaluran BBM. Kolom Pakar Pinter, Jumat, 24 Juni 2005.
http://kolom.pacific.net.id/ind.
Sun Microsystems, 2007, Java Card Technology: Providing a Secure and Ubiquitous Java
Platform for Smart Cards, Sun Microsystems, Inc., Santa Clara
Vasseur, J-P & A. Dunkels, 2010, Interconnecting Smart Objects with IP, The Next Internet,
Morgan Kaufmann Publishers, Burlington USA.

ISBN. 978-602-99334-0-6

E.30

More Related Content

RANCANGAN OTOMASI BERBASIS INTERNET UNTUK PENGENDALIAN PROSES PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI

  • 1. RANCANGAN OTOMASI BERBASIS INTERNET UNTUK PENGENDALIAN PROSES PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI Carwoto EduPartner Institute Jl. Pleburan Barat No. 9 Semarang e-mail : carwoto@edupartner.org Abstrak Mekanisme distribusi bahan bakar minyak (BBM) secara transparan, mampu telusur, serta memiliki resiko yang kecil dari kemungkinan penyelewengan atau penyalahgunaan sangat diperlukan bagi sistem penyaluran BBM bersubsidi di Indonesia. Salah satu alternatif solusi untuk mendukung mekanisme penyaluran BBM tersebut adalah dengan menerapkan teknik otomasi pengendalian proses distribusi menggunakan teknik kontrol otomatis dengan dukungan teknologi komputer dan informatika. Tulisan ini memaparkan suatu rancangan model sistem otomasi berbasis internet untuk pengendalian proses distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan tingkat harga yang berbeda-beda serta penyaluran secara selektif kepada berbagai kategori pengguna. Rancangan model yang disajikan mencakup pengendalian di sisi penyalur (depot dan pompa BBM) hingga ke sisi pengguna atau pelanggan. Pada sisi penyaluran pengendalikan dilakukan menggunakan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Aquisition), sedangkan pada sisi pengguna menggunakan perangkat kartu cerdas (Smart Card). Kedua sisi penyaluran BBM tersebut terintegrasi dengan perangkat sistem informasi berbasis web di Internet. Karena keunggulan model pengendalian distribusi ini dibanding model pengendalian konvensional, rancangan yang diajukan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pengembangan model pengendalian distribusi BBM secara nyata di Indonesia yang saat ini sangat rawan dengan penyelewengan. Kata kunci: otomasi, internet, penyaluran, bahan bakar minyak PENDAHULUAN Dalam sistem energi dunia saat ini, 85% bersumber dari bahan bakar batubara, minyak, dan fosil (Hordeski, 2011), dan telah merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Permintaan energi di seluruh dunia meningkat di banyak negara, termasuk di Indonesia. Khusus mengenai bahan bakar minyak (BBM) yang jumlah konsumennya sangat banyak dan berasal dari hampir semua lapisan masyarakat, lonjakan harga minyak dunia beberapa waktu yang lalu telah menimbulkan dampak yang besar bagi perekonomian di Indonesia. Salah satu dampak yang sangat dirasakan, terutama terkait dengan beban pemerintah mensubsidi BBM yang dikonsumsi oleh sektor transportasi. Untuk meringankan beban pemerintah tersebut, salah satu solusi yang mungkin adalah dengan cara menekan sedikit mungkin jumlah bahan bakar minyak yang disubsidi, misalnya dengan membatasi pembelian BBM bersubsidi serta mengurangi secara bertahap nilai rupiah yang disubsidi pada setiap liter BBM yang dikonsumsi masyarakat. Permasalahannya, proses pendistribusian BBM bersubsidi masyarakat tidak semudah pendistribusian BBM yang tidak bersubsidi. Resiko penyelewengan pendistribusian dan penyalahgunaan BBM bersubsidi sangat mungkin terjadi di tingkat penyalur atau pengecer. Bentuk penyelewengan tersebut misalnya BBM bersubsidi yang semestinya diperuntukkan bagi pengguna rumah tangga atau perorangan tetapi malah dijual ke industri. Bentuk penyelewengan lainnya adalah penyelundupan BBM bersubsidi ke luar negeri di mana pada negara tersebut menganut harga BBM pasaran atau lebih tinggi dari harga jual BBM bersubsidi di Indonesia (Sadli, 2005). Pada tingkat agen atau pengecer (SPBU), peralataan pengisian BBM yang digunakan sekarang ini tidak dapat atau sulit digunakan untuk mengendalikan pembatasan pembelian BBM oleh pelanggan. Pelanggan dapat membeli BBM bersubsidi dengan jumlah berapapun, sepanjang persediaan BBM di SPBU tersebut masih ada. Hal ini tentu akan berimbas pada tidak terbatasnya jumlah BBM yang harus disubsidi oleh pemerintah, disamping juga dapat berefek pada penyalahgunaan BBM. Dari sisi kebijakan, nilai subsidi yang diberikan oleh pemerintah dapat saja berubah sewaktu-waktu. Artinya, harga jual BBM bersubsidi di pasaran juga akan bersifat dinamis, tidak Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.25
  • 2. E.5. Rancangan Otomasi Berbasis Internet untuk Pengendalian Proses Penyaluran ... (Carwoto) konstan, alias berubah-ubah sesuai kebijakan nilai subsidi yang bersedia ditanggung oleh pemerintah. Kondisi semacam ini juga menambah sulit proses penyaluran BBM di lapangan. Apabila akan dilakukan perubahan harga BBM, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyesuaikan stok BBM yang ada di lapangan serta mensosialisasikan kebijakan perubahan harga tersebut kepa masyarakat. Karena BBM merupakan kebutuhan yang menyangkut hajat hidup orang banyak serta pemberian subsidi terkait dengan kebijakan penggunaan uang negara (rakyat), maka proses penyaluran BBM bersubsidi juga memerlukan transparansi, artinya data penyaluran beserta nilai subsidinya merupakan informasi yang perlu disampaikan secara terbuka kepada masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara kepada publik. Berdasarkan gambaran umum di atas, perlu dicarikan jalan keluar agar proses pendistribusian BBM dapat berjalan lancar, transparan, dan mampu telusur. Salah satu jalan keluar yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan penyaluran BBM tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi informatika dan komputer (TIK). Perkembangan teknologi informatika dan komputer sekarang ini memungkinkan proses penyaluran BBM bersubsidi seperti pada kasus di Indonesia dapat diotomasi dengan melibatkan infrastruktur jaringan komputer dan internet. Makalah ini berisi paparan rancangan otomasi proses penyaluran BBM bersubsidi dengan memanfaatkan TIK, terutama teknologi komuter dan internet yang diintegrasikan dengan sistem pengawasan jarak-jauh. TINJAUAN PUSTAKA Proses Penyaluran BBM Distribusi bahan bakar minyak (BBM) dari produsen ke konsumen dapat melalui jalur distribusi yang panjang atau pendek, tergantung jarak lokasi antara produsen dan konsumennya. Jarak lokasi antara produsen BBM dengan konsumen akhir juga menjadikan model dan media pendistribusiannya berbeda-beda. Bahan bakar minyak (BBM) yang dihasilkan oleh perusahaan penambang dan pengolah minyak mula-mula ditampung dalam tangki-tangki penampungan yang terdapat di kilang-kilang milik perusahaan penambangan tersebut. Selanjutnya, minyak disalurkan ke wilayah penyaluran antara (intermediate) berupa depot-depot BBM diteruskan ke stasiun akhir yang biasa disebut Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau Agen Penyalur BBM. Untuk penyaluran dari pusat penampungan ke depot dan dari depot ke satasiun akhir, umumnya digunakan alat transportasi (berupa kapal laut, kereta api, atau truk tangki) atau disalurkan secara langsung melalui pipa saluran dengan pemompaan (Jenkins, 1992). Sistem Otomasi Model SCADA Sistem otomasi model SCADA (Supervisory Control and Data Aquisition) terbangun atas berbagai tipe teknologi yang berbeda dan diintegrasikan untuk menghasilkan sistem kohesif yang dapat memonitor dan mengelola secara real-time aset-aset fisik yang tersebar di wilayah yang luas. Model sistem SCADA dapat diterapkan sebagai pilihan otomasi distribusi bahan-bahan yang berbentuk cairan (liquid), misalnya untuk otomasi penyaluran dan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM). Komponen utama sistem SCADA terdiri atas peralatan pengukuran, kendali, dan pengecekan status pompa atau kompresor pada stasiun distribusi, RTU (Remote Terminal Unit) atau Programable Logic Controller (PLC), peralatan komunikasi, Application Host, dan workstation untuk operator. Mekanisme kerja sistem SCADA ini dapat dijelaskan seperti berikut (Pratyush, 2005): 1. Fluida cair yang mengalir dari pusat (depot), menuju stasiun antara (agen), dan sampai di lokasi pemakai dicek statusnya, diukur kuantitasnya, serta dikendalikan jumlahnya (misalnya dengan mengontrol katup atau pompa) oleh RTU atau PLC. 2. Hasil pengontrolan dan monitoring yang dilakukan oleh RTU atau PLC atau perintah pengondalian dari pusat kendali ditransmisikan melalui media komunikasi. 3. Peralatan Master SCADA bertugas mengelola aquisisi data melalui media komunikasi, memproses data, mengelola database real-time menurut ketentuan pengendalian yang ditetapkan. 4. Operator pada workstation dapat memantau dan mengambil informasi yang di dapat di lokasi yang dipantau oleh Master SCADA, atau mengirimkan perintah kontrol yang dikehendaki. ISBN. 978-602-99334-0-6 E.26
  • 3. Penggunaan Smart Card Smart Card (kartu cerdas) memiliki micro processing unit (MPU) yang secara teknis dan administrasi penerapannya hampir dapat dipastikan tidak dapat dimanipulasi (Hendry, 2001; Hendry, 2007; Quisquater, 2004). MPU diisi (diinjeksi) data seperti nomor identitas kendaraan, nama pemilik, dan besar alokasi BBM bersubsidi). Untuk menghindari penggunaan oleh pihak lain yang tidak sesuai dengan identitas, maka dapat dirancang agar MPU ini akan rusak jika dibuka atau dipindahkan, misalnya dengan pemasangan segel. Skema umum penggunaan Smart Card secara umum pada sistem yang sederhana (aplikasi kecil) hingga aplikasi sedang dapat digambarkan seperti pada Gambar 1 (Rankl, 2007). Pada sistem ini, Smart Card yang digunakan dapat berwujud kartu anggota perusahaan, kartu parkir, dan sejenisnya. Gambar 1. Struktur Umum Penggunaan Smart Card beserta Komponen Sistemnya (Rankl, 2007) Transaksi menggunakan Smart Card dapat dilakukan di depot BBM dan SPBU yang memiliki terminal MPU Reader. Untuk tujuan pengaturan dan pengendalian, transaksi pengisian BBM dapat dibatasi untuk beberapa kali dalam sehari dengan selang waktu tertentu. Setiap transaksi yang terjadi secara otomatis akan mengurangi jatah BBM yang telah ditetapkan di awal. Alokasi BBM yang tidak diambil pada waktunya secara otomatis akan hangus/hilang alias tidak terakumulasi. Verifikasi jumlah transaksi mingguan/bulanan dilakukan terhadap jarak tempuh atau waktu operasi. METODOLOGI Rancangan yang disajikan dalam makalah ini merupakan hasil penelaahan pustaka (studi pustaka) dari sumber-sumber pustaka yang dapat penulis temukan. Dalam melakukan studi pustaka untuk perancangan sistem ini, penulis sebisa mungkin mengadopsi dan mengadaptasi model dan teknologi terbaru, mempertimbangkan kemudahan akses dan pengelolaan, serta memperhatikan kondisi sosial kemasyarakatan yang menjadi sasaran penerapan teknologi. Model otomasi berbasis internet yang diajukan dalam tulisan ini masih berupa rancangan yang belum direalisasikan ataupun dibuat prototipenya. HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Bagan Model Sistem yang Diusulkan Studi kasus dan penerapan penggunaan sistem informasi energi berbasis web dalam sistem pengendalian (kontrol) telah banyak dilakukan. Capehart (2005) dan Capehart (2007) telah menyajikan hasil studi kasus dan kajian sistem informasi energi berbasis web. Vasseur & Dunkels (2010) juga telah mengkaji bagaimana melakukan interkoneksi perangkat cerdas ke protokol internet (IP, Internet Protocol). Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan penulis, arsitektur model sistem otomasi penyaluran BBM yang diusulkan untuk diterapkan di Indonesia adalah mengikuti model yang diusulkan Langmann (2004), seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Komponen pokok yang merupakan penyusun infrastruktur sistem otomasi berbasis web di Internet untuk pengendalian proses penyaluran BBM ini terdiri atas instrumentasi pengambilan data, peralatan antarmuka data di lapangan, sistem komunikasi, master aplikasi basis data, dan antarmuka pengguna. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.27
  • 4. E.5. Rancangan Otomasi Berbasis Internet untuk Pengendalian Proses Penyaluran ... (Carwoto) Gambar 2. Arsitektur Rancangan Sistem Otomasi Berbasis Web/Internet Perangkat keras yang digunakan untuk komputerisasi berbasis web pada sistem otomasi penyaluran BBM berbasis Internet antara lain mencakup: Smart Card (MPU), Smart Card (MPU) Reader, Komputer Client, Komputer Server (Network Server), Media Komunikasi, Jaringan Internet. Sedangkan yang berwujud piranti lunak yang dibutuhkan untuk mendukung sistem otomasi berbasis Internet meliputi sistem operasi, aplikasi (program) komputer otomasi berbasis web/Internet, dan utility. Detilnya terdiri atas Sistem Operasi Server, Web Server, Database Server, Aplikasi Otomasi, Sistem Operasi Klien, Tool Browser, Tool Security, Tool Backup dan Restore. Cara Kerja Sistem Mekanisme kerja rancangan sistem otomasi SCADA berbasis Internet ini dapat dijelaskan seperti berikut: 1. Kuantitas BBM yang dikeluarkan oleh SPBU atau agen dan dimasukkan ke dalam tanggki BBM pengguna dicatat oleh Smart Card, datanya diinput pada instrumen akuisisi data yang ada di SPBU tersebut. Data yang direkam dapat berupa statusnya, kuantitasnya, serta dikendalikan jumlahnya (misalnya dengan mengontrol katup atau pompa) oleh Remote Terminal Unit (RTU) atau PLC. 2. Hasil pengontrolan dan monitoring yang dilakukan oleh RTU atau PLC atau perintah pengondalian dari pusat kendali ditransmisikan melalui media komunikasi jaringan internet. 3. Peralatan Master SCADA bertugas mengelola aquisisi data melalui media komunikasi, memproses data, mengelola database real-time menurut ketentuan pengendalian yang ditetapkan. Aplikasi sistem ini diserahkan ke service provider, sehingga komputer-komputer utama akuisisi data bisa jadi bertempat di fasilitas yang lokasinya sangat jauh dari pengguna data primer. Service provider akan membagi platform akuisisi data dengan beberapa pelanggan lain atau masyarakat umum. 4. Operator pada workstation dapat memantau dan mengambil informasi yang di dapat di lokasi yang dipantau oleh Master SCADA, atau mengirimkan perintah kontrol yang dikehendaki. Skenario Transaksi Menggunakan Smart Card Transaski menggunakn Smart Card untuk pengendalian distribusi BBM di lapangan mengikuti skenario transaksi sebagai berikut: 1. Kendaraan atau wadah BBM yang telah dipasangi Smart Card menuju ke SPBU atau Agen yang memiliki MPU Reader untuk pengisian bahan bakar 2. Petugas SPBU atau Agen memindai Smart Card dengan alat MPU Reader dan mengisikan BBM 3. Nomor identitas kendaraan, jumlah, waktu akan terekam dalam MPU Reader dan ditampilkan pada monitor supaya masyarakat umum dapat ikut langsung mengawasi proses transaksi 4. MPU Reader di SPBU atau Agen mengirim data transasi dalam selang waktu tertentu (misalnya setiap hari sebanyak tiga kali pengiriman) ke pusat pengelolaan data (komputer server web). ISBN. 978-602-99334-0-6 E.28
  • 5. 5. Hasil pengelolan data disampaikan secara harian ke SPBU, agen penyaluran BBM dan pihak lain yang membutuhkan. 6. Transaksi harian dilaporkan ke masyarakat melui website. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Sebagai sebuah sistem, sistem otomasi penyaluran BBM ini memiliki beberapa keunggulan sekaligus disertai kekurangan yang melekat padanya. Berikut ini akan dipaparkan keunggulan dan kelemahan model sistem otomasi yang diajukan, beserta cara mengatasi kelemahan sistem tersebut. Keunggulan sebuah sistem otomasi dapat ditinjau dari berbagai aspek. Dibandingkan dengan sistem penyaluran BBM secara konvensional, sistem otomasi penyaluran BBM menggunakan model seperti yang dipaparkan di atas memiliki keunggulan, paling tidak dalam aspek pengoperasian, pemeliharaan, personalia, dan aspek pelayanan. Dari aspek pengoperasian, sistem otomasi berbasis Internet dengan model seperti di atas dapat beroperasi cepat. Data penyaluran dan penerimaan BBM tidak dapat diintervensi sehingga aman dari upaya manipulasi data. Basis data di database server bisa dihubungkan dengan sistem akuntansi perusahaan pengelola BBM, serta dapat mengirimkan data digital ke dan dari depot BBM untuk mempercepat proses pengiriman BBM dari kilang ke depot penyimpanan, stasiun pengisian BBM (SPBU), dan pengecer (agen). Dalam segi pemeriharaan, sistem otomasi berbasis Internet ini memudahkan pengelolaan data dan fleksibel. Pengubahan (update) nilai paramater sistem otomasi terkomputerisasi ini dapat dilakukan dengan mudah oleh petugas yang diberi wewenang sesuai dengan kebutuhan. Dari sudut personalia, sistem otomasi penyaluran BBM memungkinkan berkurangnya jumlah tenaga kerja yang harus dipekerjakan di depot BBM dan dalam rantai distribusi BBM (agen, pengecer atau SPBU). Pada segi pelayanan, sistem otomasi penyaluran BBM dapat mengatasi masalah penyaluran BBM dengan pembatasan jumlah BBM bersubsidi serta model harga beragam, dapat memperkirakan kebutuhan penyaluran BBM berdasarkan tingkat penggunaan per waktu, memberikan transparansi pelayanan kepada publik, serta mempercepat pelayanan kepada pelanggan karena transaksi dilakukan secara online. Secara umum dapat dikatakan bahwa semua keunggulan dan manfaat dari aspek yang telah dipaparkan di atas akan bermuara pada penghematan finansial. Untuk meminimalkan lalu lintas data dan biaya, data yang didapat akan dikirim ke ke Human Machine Interface (HMI) pengguna melalui antarmuka web, bukan melalui dedicated HMI klien. Oleh karena itu, apabila jaringan komunikasi yang digunakan adalah jaringan internet umum, bukan saluran komunikasi privat (LAN via satelit komunikasi), maka tingkat akuisisi datanya dapat berjalam lambat. Untuk mengatasi hal ini, maka proses pengiriman data dari klien (SPBU, Agen) ke pusat data di server tidak harus dilakukan setiap kali transaksi dilakukan, melainkan secara periodik, misalnya tiga kali sehari. Terkait dengan sistem keamanan, apabila sistem otomasi berbasis web ini dihubungkan dengan jaringan internet global maka ancaman keamanan datanya sangat beresiko. Karena itu harus dibangun mekanisme keamanan yang tangguh untuk melindungi sistem otomasi berbasis Internet tersebut. Upaya lainnya adalah memisahkan secara fisik data hasil akuisisi penyaluran BBM dengan data yang akan diinformasikan kepada pihak lain atau masyarakat. PENUTUP Kesimpulan Dengan beberapa keunggulan yang terdapat pada model sistem otomasi berbasis Internet yang dipaparkan dalam tulisan ini, model tersebut dapat diimplementasikan untuk pengendalian penyaluran BBM bersubsidi di Indonesia. Karena model sistem otomasi ini memiliki kehandalan, efisien, mampu telusur, transparan, dan mudah pengoperasiannya, maka model ini dapat digunakan oleh perusahaan jasa penyaluran BBM seperti BPH Migas untuk keperluan monitoring data penyaluran atau distribusi BBM bersubsidi di Indonesia. Misalnya, untuk monitoring persediaan BBM di depot BBM, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), serta memonitor pendistribusian BBM tersebut ke pengguna industri atau perorangan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.29
  • 6. E.5. Rancangan Otomasi Berbasis Internet untuk Pengendalian Proses Penyaluran ... (Carwoto) Saran Untuk menghasilkan sistem otomasi yang lebih handal, model sistem otomasi berbasis Internet yang dipaparkan pada tulisan ini dapat diimplementasikan menjadi satu kesatuan dengan sistem otomasi SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) konvensional. Hasil akuisisi dan monitoring data yang dihasilkan sistem SCADA dengan data yang tersimpan di database pusat pengendalian SCADA dihubungkan ke server web. Dengan sistem SCADA berbasis web, maka pengendalian dan monitoring peralatan fisik seperti pompa, katup, dan alat-alat pengukuran status BBM di pusat penampungan dan jalur distribusi BBM (depot, SPBU, Agen Penyalur) dapat dilakukan dari jarak jauh (remote.). Hanya saja untuk mengimplementasikan model aotomasi penuh (full aotomated) semacam ini memerlukan infrastruktur dengan biaya yang lebih mahal. Sebelum mengimplementasikan sistem optimasi pada proses penyaluran BBM, harus diperhatikan kompleksitas sistem penyaluran BBM yang akan dioptimasi, sifat dan atau karakteristik pengguna, serta ketersediaan dana. Khusus dalam hal pengadaan piranti lunak komputer, perlu dipertimbangkan apakah akan menggunakan proprietary software atau open source software (OSS). DAFTAR PUSTAKA Capehart, B.L., Capehart L.C., 2005,Web Based Energy Information and Control Systems: Case Studies and Applications, The Fairmont Press, Inc., Lilburn Capehart, B.L., Capehart L.C., 2007, Web Based Enterprice Energy and Building Automation Systems, The Fairmont Press, Inc., Lilburn Divers Network, 2006, Infrastructure Automation Technology, Diverse Network, Inc. Hendry, M., 2001, Smart Card Security and Applications, Second Edition, Artech House, Inc., Norwood. Hendry, M., 2007, Multi-application Smart Cards, Technology and Applications, Cambridge University Press, Cambridge UK Hordeski, M. F., 2011, Megatrends for Energy Efficiency and Renewable Energy, The Fairmont Press, Inc., Lilburn Jenkins, C.G., 1992, Fuel Monitoring and Control Systems, P-NET Conference – Germany, November 1992. Langmann, R., 2004, LEAN Web Automation: A New Approach for Automaton of Distributed Systems, Process Informatics Laboratory, Duesseldorf. Marek, J. et.al. (ed.), 2003, Sensor Applications Vol. 4: Sensors for Automotive Applications, WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim Pratyush, M., 2005, Automation of Water Distribution Management, University of Leeds Quisquater, J-J. et.al (ed.)., 2004, Smart Card Research and Advanced Applications VI, Kluwer Academic Publishers, New York Rankl, W., 2007, Smart Card Applications, Design Models for Using and Programming Smart Cards, John Wiley & Sons Ltd, West Sussex, England Sadli, M., 2005, Krisis Penyaluran BBM. Kolom Pakar Pinter, Jumat, 24 Juni 2005. http://kolom.pacific.net.id/ind. Sun Microsystems, 2007, Java Card Technology: Providing a Secure and Ubiquitous Java Platform for Smart Cards, Sun Microsystems, Inc., Santa Clara Vasseur, J-P & A. Dunkels, 2010, Interconnecting Smart Objects with IP, The Next Internet, Morgan Kaufmann Publishers, Burlington USA. ISBN. 978-602-99334-0-6 E.30