ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
37                                     021




                             Indahnya Mendekati Allah SWT
              m.
          Isla                                                        ‫السالم عليكم ورحمة ﷲ وبركاته‬
   jian
Ka      Bulan Ramadhan adalah bulan dimana Allah membuka pintu syurga, bulan
dimana barokah dan ampunan melimpah. Oleh karena itu, sangat baik jika pada
bulan Ramadhan yang akan segera tiba ini kita gunakan untuk taqorrub ilallah.
Mendekatkan diri sedekat-dekatnya dan menjauh sejauh-jauhnya dari hal yang
dibenci Allah SWT. Mari kita simak kajian berikut,

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

“Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan
hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apa-
bila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-
Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jamaah manusia, maka Aku pun akan
mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila
dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia
mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia
datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan ber-
lari.”
Sungguh indahnya hadist tersebut !

Hadits itu membuka hati kita yang kadang-kadang terasa jauh dengan-Nya. Mung-
kin karena kita bergelimang dosa, malas atau merasak tidak ada kekuatan karena
begitu sibuk kita dengan kehidupan sehari-hari mengejar karir, ujian atau uang.
Kita lupa sehingga hati terasa gersang, tidak ada lagi keinginan untuk mendekati-
Nya.

Ucapan Rasulullah ini menunjukkan betapa indahnya kehidupan ini. Tidak ada
kata kata terlambat dalam mewujudkan indahnya dalam mendekati Allah SWT.
Allah itu dekat, dalam surat Al Baqarah. : 186 yang artinya:
                                                                                               25 Sya’ban 1431 / 6 Agustus 2010




Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
       mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka
         beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

                   Allah lebih dekat dari urat leher seperti dalam Surat Qaaf:16
                   Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan menge-
                                                                                                             1
tahui apa yang dibisikkan oleh 021
                               hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari
pada urat lehernya
Jika kita merasa jauh karena kurang ilmu, banyak kesalahan, sedang marah, kesal,
dibebani berbagai persoalan hidup, satu desiran hati mendekati-Nya akan dibalas
dengan pendekatan lebih cepat Ilahi Rabbi.

Inilah sebuah aksioma dalam kehidupan yang tidak bisa diperoleh dari manusia.

Zat Maha Agung ini akan berlari mendekati kita manakala kita berjalan mendekati-
Nya. Satu langkah kecil namun karena yakin Allah Yang Maha Pengasih akan men-
yayangi hambanya akan dibalas dengan berlipat ganda.

Meski diri sedang malas sekalipun kalau ada desiran, ucapan bahkan tindak tanduk
kita, maka segera Allah akan merangkul kita dalam Cinta-Nya.

Saat kita membaca artikel ini, tanda bahwa kita melangkah dekat kepada Allah
SWT.

Wallahu’alam bishawab
Sumber : oasetarbiyah.com


            isah        Keteladanan Khalifah Ali bin Abi Thalib
        ra K
M   utia
      Tidak seperti biasanya, hari itu Ali bin Abi Thalib pulang lebih awal menjelang
 asar. Fatimah binti Rasulullah menyambut kedatangan suaminya yang sehari sun-
tuk mencari rezeki dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak
karena keperluan di rumah makin besar. Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada
Fatimah. ‘Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa uang sesenpun.’
Fatimah menyahut sambil tersenyum, ‘Memang yang mengatur rezeki tidak duduk
di pasar, bukan? Yang memiliki kuasa itu adalah Allah Ta’ala.’
’Terima kasih,’ jawab Ali. Matanya memberat lantaran isterinya begitu tawakkal.
Padahal keperluan dapur sudah habis sama sekali. Meskipun demikian, Fatimah ti-
dak menunjukkan sikap kecewa atau sedih.
Ali lalu berangkat ke masjid untuk menjalankan salat berjamaah. Sepulang dari
salat, di jalan dia dihentikan oleh seorang tua : ‘Maaf anak muda, betulkah eng-
kau Ali anaknya Abu Thalib?’ Ali menjawab dengan heran. ‘Ya betul. Ada apa,
Tuan?’ .
                                                                                   25 Sya’ban 1431 / 6 Agustus 2010




Orang tua itu mencari kedalam kopornya sesuatu seraya berkata: ‘Dahulu
ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar upah-
nya, ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli
warisnya.’ Dengan gembira Ali mengambil haknya dari orang itu sebanyak 30
         dinar.
            Tentu saja Fatimah sangat gembira memperoleh rezeki yang tidak di
             sangka-sangka ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh
             membelanjakannya semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan

                                                                                          2
merisaukan keperluan sehari-hari.
 Ali pun bergegas berangkat ke pasar. Sebelum masuk ke dalam pasar, ia melihat
 seorang fakir menadahkan tangan, ‘Siapakah yang mau menghutangkan hartanya
 karena Allah, bersedekahlah kepada saya, seorang musafir yang kehabisan bekal di
 perjalanan.’ Tanpa berpikir panjang, Ali memberikan seluruh uangnya kepada
 orang itu.
 Pada waktu dia pulang dan Fatimah keheranan melihat suaminya tidak membawa
 apa-apa, Ali menerangkan peristiwa yang baru saja dialaminya. Fatimah, masih
 dalam senyum, berkata, ‘Keputusan kanda adalah yang juga akan saya lakukan se-
 andainya saya yang mengalaminya. Lebih baik kita menghutangkan harta karena
 Allah daripada bersifat bakhil yang di murkai-Nya, dan yang menutup pintu surga
 untuk kita.’
 (Artikel di dalam: Kisah Teladan. Sumber : www.salam-online.com)


              ts
           adi         Kumpulan Hadits Shahih Seputar Ramadhan
      ra H
M utia
        1. Dari Abu Umamah radhiallahu `anhu, ia bercerita, "Aku pernah katakan, `Wahai 
 Rasulullah, tunjukkan aku suatu amalan yang dengannya aku bisa masuk surga`. Maka 
 beliau menjawab, `Hendaklah kamu berpuasa, tidak ada tandingan baginya`." (HR. an‐
 Nasa`i, Ibnu Hibban, dan al‐Hakim, shahih.) 
 2.Dari Abu Hurairah radhiallahu `anhu, dia bercerita, Rasulullah shallallhu `alayhi wasal‐
 lam bersabda, "Setiap amal anak Adam akan dibalas berlipat ganda. Kebaikan dibalas 
 sepuluh kali lipatnya sampai 700 kali lipat. Allah Ta`ala berfirman, `Kecuali puasa, di mana 
 puasa itu adalah untuk diri‐Ku dan Aku akan membalasnya. Dia meninggalkan nafsu syah‐
 wat dan makanan demi diri‐Ku. Dan orang yang berpuasa itu memiliki 2 kegembiraan; 
 kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat berjumpa dengan Rabbnya. Dan sesung‐
 guhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak 
 kesturi" (HR. al‐Bukhari dan Muslim, lafazh di atas bagi Muslim) 
 3.Rasulullah shallallahu `alayhi wasallam bersabda, "Puasa dan al‐Quran itu akan memberi 
 syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Di mana puasa akan berkata, 
 `Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makanan dan nafsu syahwat, karenanya 
 perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya`. Sedangkan al‐Quran berkata, 
 `Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk 
                                                                                            25 Sya’ban 1431 / 6 Agustus 2010




 memberi syafaat kepadanya`." Beliau bersabda, "Maka keduanya pun memberikan 
 syafaat" (HR. Ahmad, al‐Hakim, dan Abu Nu`aim, shahih.) 
 4.Dari Sahl bin Sa`ad radhiallahu `anhu, dari Nabi shallallahu `alayhi wasallam, beliau 
 bersabda, "Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat 1 pintu yang diberi nama ar‐
         Rayyan. Dari pintu itu orang‐orang yang berpuasa akan masuk pada hari kia‐
             mat kelak. Tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain 
              mereka saja. Dan jika mereka telah masuk, maka pintu itu akan ditutup 
              sehingga tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut. " 
              (HR. al‐Bukhari dan Muslim) 
                                                                                                     3
5.Rasulullah shallallahu `alayhi wasallam bersabda : 
"Barangsiapa memberi buka puasa kepada orang yang sedang berpuasa maka ia menda‐
patkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa dengan tidak mengurangi pahala 
orang berpuasa sedikitpun”. (Hadits riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hib‐
ban dan menshahihkannya Tirmidzi). 
6.Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila malam pertama bulan 
Ramadhan tiba, maka syaithan‐syaithan dan jin ifrit dibelenggu, pintu‐pintu neraka ditu‐
tup sehingga tidak ada satu pintu pun darinya yang dibuka. Dan pintu‐pintu surga dibuka 
sehingga tidak ada satu pintu pun yang ditutup. Kemudia ada seorang penyeru yang ber‐
seru, `Wahai pencari kebaikan, sambutlah, dan wahai pencari kejahatan kurangilah. Dan 
Allah membebaskan orang‐orang dari neraka, dan itu berlangsung setiap malam." 
(HR. at‐Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, hadits hasan. Dan ada hadits yang serupa 
yang diriwayatkan al‐Bukhari dan Muslim)
7.Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda dalam hadits yang panjang, "..., Ke‐
mudian dia membawaku berjalan dan ternyata aku sudah bersama orang‐orang yang ber‐
gantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek, dan robekan itu 
mengalirkan darah". Beliau bercerita, "kemudian aku katakan, `Siapakah mereka itu?` Dia 
menjawab, `Mereka adalah orang‐orang yang berbuka sebelum tiba waktu ber‐
buka..`"  (HR. an‐Nasa`i, shahih)
8.Dari Abu Hurairah radhiallahu `anhu, Nabi shallallahu `alaihi wasallam, beliau bersabda, 
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, nis‐
caya akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa‐dosanya yang telah lalu." (HR. al‐
Bukhari dan Muslim)
9.Dari Abu Hurairah radhiallahu `anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu `alaihi wasal‐
lam, beliau bersabda, "Barangsiapa shalat malam di bulan Ramadhan dengan penuh 
keimanan dan mengharap pahala, niscaya akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa‐
dosanya yang telah lalu.”  (HR. al‐Bukhari dan Muslim)

                           Kiat Bijak Makan Telor             (lanjutan…)
            at
   ok   S eh                                 Oleh: dr. Supangat
Poj
        3.       Bersihkan telur sebelum memecahnya apabila secara kasat mata tampak
                 kotoran di cangkannya, hindari bercampurnya pecahan cangkang dan
                                                                                         25 Sya’ban 1431 / 6 Agustus 2010




                 telur.
        4.       cuci tangan dengna baik setelah kita mengoreng atau mengolah telur
                 karena tangan kita kontak dengna cangkang yeng berisiko membawa ku-
                 man.
                             to be continued….   don’t miss it!!!
                                          Salam Redaksi Buletin Rabithoh
                                      Saran & Kritik kirirm ke: imuska@ymail.com
                                          www.imuska.org / radio.imuska.org                   4

More Related Content

37 buletin rabithah-6-agustus2010_slide